Anda di halaman 1dari 23

BAB III

ANALISA SITUASI

A. Analisa SWOT Ruangan


Tabel 3.1
Analisa SWOT Hasil Pengkajian Di Ruang Cempaka RSUD Dr. Soewondo Kendal
No Unsur S W O T
1. Man/ - Tenaga - Prosentase - Terdapat - Adanya
Manusia keperawatan di perawat yang kesempatan tuntutan dari
Ruang Cempaka berpendidika untuk masyarakat
RSUD Dr .H. n D3 lebih melanjutkan untuk
Soewondo Kendal banyak di Jenjang mendapatkan
terdiri dari 28 bandingkan pendidikan pelayanan yang
orang, dimana pendidikan ners, lebih
28,5 % Ners (60,7 % - Adanya profesional.
diantaranya sudah banding 28,5 kesempatan - Banyaknya
berpendidikan %) untuk rumah sakit di
ners, 96,4 % - Karu masih mengikuti wilayah
sudah mengikuti berpendidika program Kendal.
pelatihan BTCLS n DIV pelatihan - Persaingan
dan BHD. keperawatan seminar pelayanan antar
khusus untuk Rumah Sakit.
meningkatkan
profesionalis
perawat.

2 Metode - Proses operan - Pelaksanaan - Adanya - Adanya


jaga sudah pre/post mahasiswa tuntutan yang
berjalan baik conference profesi Ners lebih tinggi dari
dengan prosentase belum yang praktik masyarakat
90%, meeting berjalan di Ruang untuk
morning 100%. secara Cempaka mendapatkan
- Penilaian maksimal pelayanan yang
pelaksanaan (82%) lebih
supervisi sudah - Dokumentasi profesional
100% asuhan
- Mutu pelayanan keperawatan
sudah baik. masih
- Kinerja perawat kurang, yaitu
sudah baik. hanya 30%
- - Belum
adanya
presensi
kehadiran
perawat
dalam setiap
kali shift.
3 Money - Sumber dana di - Adanya - Adanya
ruang Cempaka - Ruangan tidak kebijakan pendanaan yang
diatur sepeuhnya memiliki sumber birokrasi terpusat
secara sentral oleh dana untuk pendanaan mengakibatkan
bidang keuangan pengembangan yang terpusat. ruangan tidak
Rumah Sakit, pelayanan mampu
yaitu APBD, keperawatan melakukan
APBN dan BLUD sendiri pengembangan
secara optimal
4 Material - Ruang Cempaka - Belum ada standar - Tersedianya - Fasilitas yang
sudah memenuhi alat-alat kesehatan dana dari kurang
standar syarat , - Dari hasil obserasi APBN untuk memenuhi
sedangkan dari dengan data yang penyediaan standar dapat
segi kualitas ada tidak sinkron alat-alat berakibat pada
masih layak pakai. pada inventaris aat kesehatan. pemberian
tenun. pelayanan yang
- Sebagian besar - Terdapat kurang optimal.
fasilitas dan alat inventaris ruangan - Tuntutan
yang ada diruanga yang mengalami pasien,mendapa
n sudah mencuku kerusakan tkan
pi dan memadai. fasilitas yang
nyaman dan
pelayanan yang
optimal.
5 Machine - Inventaris mesin - Terdapat salah - Tersedianya - Fasilitas yang
penunjang satu alat dana dari kurang
perawatan sudah penunjang APBN untuk memenuhi
menunjang dan perawatan yang penyediaan standar dapat
sudah sesuai rusak (Alat Nebu), alat-alat berakibat pada
dengan alat yang alat elektronik kesehatan. pemberian
ada dan masih (Kipas angin pelayanan yang
layak pakai. dinding) kurang optimal.
- Fasilitas - Tuntutan
elektronik di pasien,mendapa
ruang Cempaka tkan
masih layak pakai fasilitas yang
dan sudah nyaman dan
didokumentasikan pelayanan yang
dalam buku optimal.
inventaris alat.
B. Perumusan Masalah
1. Analisa masalah
Dari hasil pengkajian data-data tentang manajemen keperawatan di ruang
Cempaka diidentifikasi dan dianalisis untuk memperoleh masalah. Analisa data hasil
pengkajian data dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel3.2
Identifikasi Masalah Analisa Data Di Ruang Cempaka
RSUD Dr. H Soewondo Kendal
No Data Fokus Masalah
1. Pada hasil pengkajian ruangan tidak Belum adanya Visi dan Misi di
terdapat Visi Misi ruangan Cempaka ruangan
2. Hasil pengkajian Belum ada standar Belum adanya standar alat
alat alat kesehatan diRuang Cempaka kesehatan
3. Hasil pengkajian inventaris elektronik Adanya alat yang rusak baik
dan mesin ada salah satu yang elektronik maupun mesin
mengalami kerusakan
Diagnosa keperawatan masih 82,6% Kurangnya dokumenstasi
karena belum sepenuhya asuhan keperawatan khususnya
mencerminkan PE/PES, serta dalam diagnosa keperawatan dan
4. perencanaan asuhan keperawatan perencanaan asuhan
masih 87% karena belum adanya keperawatan belum lengkap
perumusan tujuan yang mengandung atau sesuai
komponen pasien, subyek, perubahan
perilaku, kondisi pasien atau kriteria.

2. Prioritas Masalah

Tabel Prioritas Masalah Manajemen Pengelolaan


Ruang Cempaka

No Masalah Mg Sv Mn Ne Af Skor
a b c d e axbxcxdxe
1 Kurangnya dokumenstasi asuhan 5 4 4 5 5 2000
keperawatan khususnya diagnosa
keperawatan dan perencanaan asuhan
keperawatan belum lengkap
2 Kegiatan pre conference post 4 4 4 4 4 1024
conference belum maksimal
Berdasarkan besaran nilai di atas, masalah yang menjadi prioritas :
1. Kurangnya dokumenstasi asuhan keperawatan khususnya diagnosa keperawatan dan
perencanaan asuhan keperawatan belum lengkap
2. Kegiatan pre conference post conference belum maksimal
Berdasarkan prioritas masalah, maka skor tertinggi akan dibuat rencana tindak lanjut.
Tindak lanjut yang akan diambil dengan mempertimbangkan keterbatasan waktu, dan
kemampuan sumber daya yang ada.

3. Alternatif Penyelesaian Masalah


Metode CARL merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan untuk menentukan
prioritas masalah jika data yang tersedia adalah data kualitatif. Metode ini dilakukan
dengan menentukan skor atas criteria tertentu, seperti kemampuan (capability), kemudahan
(accessibility), kesiapan (readiness), serta pengungkit (leverage). Semakin besar skor
semakin besar masalahnya, sehingga semakin tinggi letaknya pada urutan prioritas.
Penggunaan metode CARL untuk menetapkan prioritas masalah dilakukan apabila
pengelola program menghadapi hambatan keterbatasan dalam menyelesaikan maslah.
Penggunaan metode ini menekankan pada kemampuan pengelola program.
Tabel Seleksi Alternatif Penyelesaian Masalah Kurangnya Dokumenstasi Asuhan
Keperawatan Khususnya Diagnosa Keperawatan dan Perencanaan Asuhan Keperawatan
Belum Optimal di Ruang Cempaka
No Kegiatan C A R L Skor
a b c d CxAxRxL
1 Mendiskusikan dengan kepala ruang 5 4 4 4 320
mengenai audit
dokumentasi/supervise
Mengkaji ulang format dokumentasi
keperawatan yang ada di ruangan

2 Mengkaji ulang format dokumentasi 5 5 3 3 225


keperawatan yang ada di ruangan
3 Melakukan audit 5 5 4 4 400
dokumentasi/supervisi kepada
perawat

Berdasarkan hasil seleksi alternarif penyelesaian masalah kurangnya dokumenstasi asuhan


keperawatan khususnya diagnosa keperawatan dan perencanaan asuhan keperawatan belum
optimal di ruang cempaka, maka didapatkan penyelesaian masalah “Supervisi harian pengisian
dokumenttasi keperawatan”. Sedangkan seleksi alternatif penyelesaian untuk masalah Kegiatan
pre conference post conference belum maksimal dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel Seleksi Alternatif Penyelesaian Masalah Kegiatan Pre Conference dan Post
Conference Belum Maksimal di Ruang Cempaka

No Kegiatan C A R L Skor
a b c d CxAxRxL
1 Mendiskusikan dengan kepala ruang 5 4 4 4 320
mengenai pre conference dan post
conference

2 Mensosialisasikan pentingnya pre 4 4 4 3 192


conference dan post conference

3 Menampilkan video pre dan post 4 4 4 4 256


conference
4 Roleplay pre dan post conference 5 5 5 5 625
Berdasarkan hasil seleksi alternarif penyelesaian masalah Kegiatan Pre Conference Post
Conference Belum Maksimal di Ruang Cempaka “Roleplay”.

Metode CARL merupakan metode yang cukup baru di kesehatan. Metode CARL juga
didasarkan pada serangkaian kriteria yang harus diberi skor 0 – 5.
1. Capability (ketersediaan sumber daya (dana, saran, dan peralatan)
2. Accessibility (kemudahan, masalah yang ada mudah diatasi atau tidak. Kemudahan dapat
didasarkan pada ketersediaan metode / cara / teknologi serta penunjang pelaksana seperti
peraturan)
3. Readiness (kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan sasaran, seperti keahlian
atau kemampuan motivasi)
4. Leverage (seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain dalam pemecahan
masalah yang dibahas) dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Nilai 1 = sangat tidak menjadi masalah
2. Nilai 2 = tidak menjadi masalah
3. Nilai 3 = cukup menjadi masalah
4. Nilai 4 = sangat menjadi masalah
5. Nilai 5 = sangat menjadi masalah (mutlak)

PLAN OF ACTION Kegiatan Managemen Keperawatan


di Ruang Cempaka
RSUD Dr H Soewondo Kendal

Pokok Waktu Penaggu


N urutan Sasara Targ Yang
Masalah Kegiat Pelaksana ng
o Kegiatan n et Terkait
an an Jawab
1 Kegiatan Rolepl - Melakukan Seluru 100 13-14 Juli KaRu, Rudi,
pre ay lobbying pada h % 2020 Ketua Teguh,
conference Karu dan perawa Tim, Aniqa
post
Katim ta Anggota
conference
cempaka Tim,
belum
- Membuat dan
maksimal
video pre dan mahasis
post wa
conference
lalu
mensosialisasi
kan dengan
menggunakan
ppt dan video
kepada
perawat

2 Kurangnya Superv -Mendiskusikan Seluru 100 15-16 Juli KaRu, Aqilatul,


dokumenst isi dengan kepala h % 2020 Ketua Risky,
asi asuhan ruang perawa Tim, Rosalis
keperawat
mengenai t ruang Anggota
an
audit Cempa Tim,
khususnya
dokumentasi/s ka dan
diagnosa
upervisi mahasis
keperawat
an dan
wa

perencanaa -Mengkaji ulang


n asuhan format
keperawat dokumentasi
an belum keperawatan
lengkap yang ada di
atau sesuai ruangan
-Melakukan audit
dokumentasi/s
upervisi
kepada
perawat

BAB IV

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


a. Implementasi, Evaluasi dan Hasil

Tabel 4.1
Implementasi dan Evaluasi hasil POA

No Problem Implementasi Evaluasi

1 Kegiatan pre Mendiskusikan Diskusi dilakukan dengan cara terstruktur


conference post dengan kepala ruang yaitu mahasiswa mengajukan perizinan
conference belum mengenai pre kepada kepala ruang, diskusi dilakukan
maksimal
conference dan post pada hari senin 13 Juli 2020 dengan lama
conference waktu 15 menit di ruang diskusi Ruang
Cempaka.
Hasil yang didapatkan kepala ruang
memberikan izin kepada mahasiswa.

Mensosialisasikan Proses sosialisasi dengan menggunakan


pentingnya pre media ppt dilakukan pada tanggal 14 Juli
conference dan post 2020 dilakukan Proses sosialisasi pre
conference confrence dan post confrence berjalan
dengan lancar, perawat di ruang cempaka
sudah memahami tentang alur kegiatan pre
dan post conference, akan tetapi untuk
pelaksanaan pre dan post conference belum
bisa terukur.

Menampilkan video Menampilkan video pre dan post


pre dan post conference sebagai contoh.
conference
Hasil yang dicapai perawat dan kepala
ruang antusias serta mendengarkan dengan
seksama dan memahami hasil dari video
yang telah ditampilkan saat mahasiswa
memberikan implementasi terkait masalah
manajemen yang ada di ruang Cempaka.
Upaya yang perlu dilakukan untuk
mempertahankan/ meningkatkan hasil yang
sudah dicapai yaitu dengan menerapkan
metode pre dan post conference sesuai
dengan SOP pre dan post conference.

Roleplay pre dan Mendemonstrasikan roleplay pre dan post


post conference conference sesuai dengan SOP pre dan post
conference.

Hasil yang dicapai semua perawat dalam


kegiatan tersebut memperhatikan roleplay
dengan saksama, dan katim akan melakukan
pre dan post conference setiap sift.

2 Ketidaklengkapa Mendiskusikan Diskusi dilakukan dengan cara terstruktur


n dokumenstasi dengan kepala ruang yaitu mahasiswa mengajukan perizinan
asuhan mengenai audit kepada kepala ruang, diskusi dilakukan
keperawatan dokumentasi/supervi pada hari rabu 15 Juli 2020 dengan lama
khususnya si waktu 15 menit di ruang diskusi Ruang
diagnosa Cempaka.
keperawatan dan
Hasil Karu memberikan izin kepada
perencanaan
mahasiswa.
asuhan
Mengkaji ulang Mengecek hasil dokumentasi keperawatan
keperawatan
format dokumentasi yang sudah dikelola sebanyak 5 dokumen
belum lengkap
keperawatan yang asuhan keperawatan.
atau sesuai
ada di ruangan
Hasil dari kegiatan mengkaji ulang format
dokumentasi keperawatan yaitu banyak
menemukan ketidaklengkapan dalam
pendokumentasian, serta format asuhan
keperawatan yang di gunakan di ruang
cempaka adalah menggunakan NANDA
NIC-NOC

Melakukan audit Proses audit dokumentasi/supervisi dengan


dokumentasi/supervi cara mengecek asuhan keperawatan yang
si kepada perawat telah dikelola oleh masing-masing perawat.
Kegiatan audit dokumentasi/supervisi
dilakukan pada tanggal 16 Juli 2020
berjalan dengan lancar, semua perawat
mengikuti kegiatan audit
dokumentasi/supervisi dan perawat
menerima kesalahan kemudian menerima
masukan yang disampaikan oleh supervisor,
dan perawat akan memperbaiki atau
melengkapi.

Hasil dari audit dokumentasi keperawatan


yaitu banyak menemukan ketidaklengkapan
diantara pada penilaian pengkajian asuhan
keperawatan yaitu 30%, pada diagnosa
asuhan keperawatan yaitu 6,7 %, pada
perencanan asuhan keperawatan yaitu 26,67
%, pada implemetasi asuhan keperawatan
yaitu 10%, pada evaluasi asuhan
keperawatan yaitu 40% dan pada penilaian
aspek dokumentasi asuhan keperawatan
yaitu 20%.

b. Faktor Kendala dan Faktor pendukung


kendala pada implementasi adalah mahasiswa tidak bisa melaksanakan langsung kepada
perawata Cempaka, sedangkan faktor pendukungnya yaitu fasilitas kampus yang
memadai, serta rekan mahasiswa yang kooperatif.
c. Kesinambungan
Diharapkan kepada kepala ruang untuk mengecek asuhan keperawatan secara berkala, serta
kepala ruang agar selalu melakukan supervisi tentang pre dan post conference, dan
diharapkan kepada ketua tim untuk melakukan pre dan post conference.

d. Jadwal Kegiatan

Tabel 4.2

Jadwal Kegiatan

Bulan Juli 2020


NO KEGIATAN Minggu 1 Minggu2 Minggu 3
6-11 Juli 13-18 Juli 20-25 Juli
1 Pengkajian
2 Seminar Hasil Pengkajian
3 Revisi
4 Implementasi
5 Penyusunan Hasil
6 Seminar Hasil

Keterangan : Pelaksanaan

e. Estimasi Anggaran Biaya

Tabel 4.3
Anggaran Biaya

No Nama Barang Jumlah Harga


1 Fotocopy Laporan Hasil 4 bandel Rp. 75.000
Pengkajian
2 Snack Seminar Pengkajian dan 6 dus Rp. 110.000
Hasil
3 Fotocopy Form penilaian audit 6 bandel Rp. 10.000
dokumentasi / supervisi
4 Fotocopy Laporan Hasil 4 Lembar Rp. 90.000
Implementasi
5 Alat Pelindung Diri (APD) 6 buah Rp. 120.000
Total Rp. 405.000

BAB V

PEMBAHASAN

A. Belum optimalnya Pre dan post conference


Kegiatan pre dan post conference di ruang Cempaka berdasarkan hasil observasi
sebelum dilakukan implementasi di dapatkan hasil yaitu belum optimal kegiatan Pre dan
post conference sesuai SOP ruangan Cempaka, kegiatan tersebut sudah pernah dijalankan
sesui SOP namun menurut sebagian perawat kegiatan tersebut memakan waktu cukup
lama sehingga perawat di ruang Cempaka mencari cara yang lebih sederhana. Maka dari
itu dilakukan implementasi berupa diskusi dengan kepala ruang dan mensosialiasikan
tentang pentingnya pre conference dan post conference. Diskusi dilakukan dengan cara
terstruktur yaitu mengajukan perizinan kepada kepala ruang, diskusi dilakukan pada hari
senin 13 Juli 2020 dengan lama waktu 15 menit di ruang diskusi Ruang Cempaka. Hasil
yang diharapkan mencapai 100% sesuai dengan target. Pre conference dan post
conference sudah dilakukan di ruang Cempaka, yaitu dengan cara digabungkan antara
Tim I dan II namun teknik pelaksanaannya tidak secara formal.
Proses sosialisasi dengan menggunakan media ppt dilakukan pada tanggal 14 Juli
2020 dilakukan Proses sosialisasi pre confrence dan post confrence berjalan dengan
lancar, semua perawat mendengarkan sosialisasi yang disampaikan dan ikut berpartisipasi
dalam kegiatan sosialisasi. Perawat telah melakukan proses pre dan post conference
dengan baik sebelum melakukan proses asuhan keperawatan, namun pelaksanaanya tidak
maksimal, yaitu ketua tim tidak menyampaikan tujuan pre dan post confrence.
Begitupun dengan proses pre dan post confrence, perawat pelaksana telah melaporkan
hasil asuhan keperawatan yang telah dilakukan kepada katim, proses post confrence
berjalan dengan baik walaupun pelaksanaannya tidak formal.
Begitupun dengan proses post confrence, perawat pelaksana telah melaporkan hasil
asuhan keperawatan yang telah dilakukan kepada katim, proses post confrence berjalan
dengan baik walaupun pelaksanaannya tidak formal. Hasil yang dicapai yaitu 100%
sesuai dengan target yang diharapkan.
Menurut modul MPKP (2006), pre conference adalah komunikasi katim dan perawat
pelaksana setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada sif tersebut yang dipimpin
oleh ketua tim atau penanggung jawab tim. Menurut hasil penelitian amalia mengenai
hubungan pre dan post conference keperawatan dengan pelaksanaan asuhan keperawatan
di RSUD DR. Achmad Mochtar Bukit Tinggi tahun 2015 menunjukkan adanya hubungan
yang signifikan antara pre conference dengan pelaksanaan asuhan keperawatan dengan
peluang 12,80. Dan adanya hubungan yang signifikan antara post conference dengan
pelaksanaan asuhan keperawatan dengan peluang 20,00. Untuk itu pre dan post
conference ini sangat dianjurkan untuk diterapkan di rumah sakit.
Hasil penelitian dari Permatasari (2014) dengan judul “Efektifitas Post Conference
Terhadap Operan Sif Di Ruang Rawat Inap Rsud Ungaran”, berdasarkan uji McNemar
operan sift sebelum dan sesudah diberi perlakukan tentang post conference dari 7
responden didapatkan hasil p-value 0,031, yang berarti ada pengaruh post conference
terhadap operan sif di ruang rawat inap RSUD Ungaran. Kegiatan post conference
berpengaruh terhadap operan. Post conference dilakukan untuk mendiskusikan mengenai
masalah-masalah yang terjadi pada pasien. Apabila post conference dilakukan dengan
tidak baik, maka informasi yang diberikan pada saat operan tidak akan efektif. Operan
merupakan komunikasi antar perawat yang berisi tentang laporan kegiatan dan rencana
kegiatan yang dilakukan kepada pasien selama sift. Komunikasi harus efektif dan akurat
agar tugas-tugas yang akan dilanjutkan oleh perawat selanjutnya berjalan dengan baik.
Kemampuan berkomunikasi dapat dilihat dari kualitas post conference dan operan
setiap pergantian sift. Post conference merupakan kegiatan diskusi yang dilakukan oleh
ketua tim dan perawat pelaksana membahas tentang kegiatan selama sif sebelum
dilakukan operan sif berikutnya. Kegiatan post conference sangat diperlukan dalam
pemberian pelayanan keperawatan karena ketua tim dan anggotanya harus mampu
mendiskusikan kegiatan apa saja yang baru dilakukan.

B. Kurangnya Dokumenstasi Asuhan Keperawatan Belum Lengkap Atau Sesuai


Kegiatan dokumenstasi asuhan keperawatan di ruang Cempaka berdasarkan hasil
observasi sebelum dilakukan implementasi di dapatkan hasil yaitu belum optimal
kegiatan dokumentasi asuhan keperawatan masih 82,6% karena belum sepenuhya
mencerminkan PE/PES, serta dalam perencanaan asuhan keperawatan masih 87% karena belum
adanya perumusan tujuan yang mengandung komponen pasien, subyek, perubahan perilaku,
kondisi pasien atau kriteria. Maka dari itu dilakukan implementasi berupa diskusi dengan
kepala ruang, mengkaji ulang dokumentasi keperawatan, dan melakukan supervisi
kepada perawat pelaksana. Kegiatan dilakukan dengan cara terstruktur yaitu mengajukan
perizinan kepada kepala ruang, diskusi dilakukan pada hari Rabu 15 Juli 2020 dengan
lama waktu 15 menit di ruang diskusi Ruang Cempaka, sedangkan kegiatan mengkaji
ulang dokumentasi keperawatan dari mahasiswa dilakukan pada hari Rabu 15 Juli 2020,
dan kegiatan supervisi kepada perawat pelaksana dilakukan pada hari Kamis 16 Juli
2020. Hasil yang diharapkan mencapai 100% sesuai dengan target, yaitu dokumentasi
asuhan keperawatan pada pasien lengkap.
Proses supervisi dilakukan oleh mahasiswa dan perawat pelaksana atas izin kepala
ruang, kegiatan supervisi berjalan dengan lancar dan perawat telah menerima kekurangan
dari hasil dokumentasi keperawatan dan akan memperbaiki jika membuat dokumen
tersebut agar lebih lengkap. Pendokumentasian adalah pencatatan dari tindakan asuhan
keperawatan mulai dari pengkajian, diagnosa, pelaksanaan dan evaluasi. Dokumentasi
merupakan aspek penting dari praktek keperawatan karena berisi catatan-cataan yang
berguna untuk komunikasi, tagihan, finansial, edukasi, pengkajian riset dan audit
(Muhlisin, 2011, hlm. 29). Dalam asuhan keperawatan, pendokumentasian keperawatan
merupakan hal yang sangat penting dikarenakan pendokumentasian merupakan bukti
perawat telah melakukan tindakan kepada pasien (Nursalam, 2001, hlm. 77).
Menurut hasil penelitian Fiki Wijayanti, Imanuel dan Dwi Hubungan Supervisi
antara Kepala Ruang dengan pendokumentasian asuhan keperawatan di Rumah Sakit
Umum Daerah Ambarawa tahun 2013 menunjukan setiap pelaksanaan proses
keperawatan, perawat akan selalu melakukan pencatatan atau sering disebut
pendokumentasian mulai dari pengkajan, diagnosa, perencanaan, implemtasi, dan
evaluasi. Dokumentasi merupakan aspek penting dari praktik keperawatan karena berisi
catatan yang penting. Dokumentasi yang baik mencerminkan tidak hanya kualitas
keperawatan tetapi juga membuktikan pertanggungjawaban setiap anggota tim perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan.
Pengawasan pendokumentasian sangat penting dalam rangka mencapai hasil yang
optimal, pengawasan diperlukan sebagai sarana pembelajaran bagi orang yang diawasi.
Supervisi merupakan bagian penting dari manajemen keperawatan. Tujuan supervisi
keperawatan adalah untuk memberikan dukungan, memotivasi, meningkatkan
kemampuan dan mengendalikan emosi dengan tidak membuat perawat pelaksana merasa
dinilai dalam melakukan pekerjaan secara benar. Selain itu, supervisi bertujuan untuk
melihat, mengevaluasi dan meningkatkan tampilan kerja, kinerja dengan adanya supervisi
diharapkan kinerja perawat pelaksana meningkat, termasuk dalamnya adalah dengan
pendokumentasian keperawatan (Ahmad Solechan dkk, 2014).
Supervisi terhadap pendokumentasi asuhan keperawatan merupakan kegiatan yang
perlu dilakukan terhadap perawat pelaksana. Perawat perlu dijaga, dibina, dan
ditingkatkan sikap positifnya terhadap pekerjaannya. Sikap positif perawatan dalam
pekerjaannya akan tercapai secara optimal apabila diberi motivasi, bimbingan dan
penghargaan terhadap hasil kerja.(Huber,2006)
Hasil dari penelitian Ahmad Solechan dkk (2014), terlihat dari sebelum dilakukan
supervisi metode klinis terdapat 26 dokumentasi askep dengan kategori tidak lengkap dan
setelah dilakukan supervisi metode klinis terdapat 25 dokumentasi askep dalam kategori
lengkap, dengan nilai p value= 0,000. Rekomendasi hasil penelitian ini adalah agar
melakukan supervisi metode klinis disetiap ruangan untuk menghasilkan dokumentasi
yang lengkap. Keberadaan dokumentasi baik berbentuk catatan maupun laporan akan
sangat membantu komunikasi antar sesama perawat maupun disiplin ilmu lain dalam
rencana pengobatan dan penyembuhan klien.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Setelah melakukan praktik manajemen keperawatan di Ruang Cempaka RSUD Dr
H Soewondo Kendal, didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
Hasil pengkajian di ruang Cempaka didapatkan masalah seperti Kegiatan pre
conference post conference belum maksimal dan Kurangnya dokumenstasi asuhan
keperawatan belum lengkap atau sesuai, 100% perawat di ruang cempaka memahami
tentang alur kegiatan pre dan post conference, serta kelengkapan dokumentasi asuhan
keperawatan yang awalnya 33 % menjadi 100 %.

B. Saran
1. RSUD Dr H Soewondo Kendal
Diharapkan praktik manajemen ini dapat menjadi bahan untuk meningkatkan
manajemen pelayanan kesehatan dan keperawatan.
2. Perawat
Dapat meningkatkan kualitas asuhan keperawatan, maka dari itu hasil yang
telah dicapai oleh mahasiswa untuk masing-masing POA diharapkan dapat
ditindaklanjuti untuk diaplikasikan dan dipertahankan oleh seluruh perawat di ruang
Cempaka RSUD Dr H Soewondo Kendal. Untuk mendukung hal tersebut kepala
ruang diharapkan dapat mengontrol, mengawasi dan memotivasi Ketua Tim dan
anggotanya dalam melaksanaan kegiatan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes. (2008). Pedoman Indikator Mutu Pelayanan Keperawatan Klinik di Sarana Kesehatan.
Jakarta: Bhakti Husada
Depkes. (2012). Indikator Mutu Pelayanan Klinik. Jakarta : Bhakti Husada

Gillis. (1989). Manajemen Keperawatan sebagai Suatu Pendekatan Sistem (neng Hati Sawidji,
Penerjemah). Bandung : Yayasan IAPKP.

Grant dan Massey. (1999). Nursing leadership, Management and Research. Springhaouse Co.
Pennsylvania.

Kuntoro. (2010). Manajemen Keperawatan. Yogyakarta : Nuha Medika

Marquis & Huston. (1998). Management Decision Making for Nurses. 124 case Studies. 3th Ed.
J.B, Lippincott, Philadelpia

Muslihudin, dkk. (2009). Buku Pedoman Instrumen Evaluasi Penerapan Standar Asuhan
Keperawatan dari Departemen Kesehatan R.I. di RSI PKU Muhammadiyah
Pekajangan.RSI Pekajangan

Nursalam. (2011). Managemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional.


Jakarta : Salemba Medika

Santosa. (2003). Managemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional.


Jakarta : Salemba Medika

Swanburg. (2000). Introductory Management and Leadership for Nurses. London : Jones and
Bartlett Publisher. Inc

Swanburg. (2010). Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan untuk Perawat Klinis (Alih
Bahasa Samba Suharyati). Jakarta : EGC.

Permatasi, dkk (2014). Efektifitas Post Conference Terhadap Operan Sif di Ruang Rawat Inap
Rsud Ungaran. Jurnal Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan (JIKK).

Lestari, dkk (2014). Pengaruh Supervisi Metode Klinis Terhadap Kelengkapan Dokumentasi
Asuhan Keperawatan di RSUD. H Soewondo Kendal. Jurnal Ilmu Kperawatan dan
Kebidanan (JIKK).

Amalia ,dkk (2015).Hubungan Pre dan Post Conference Keperawatan dengan Pelaksanaan
Asuhan Keperawatan di RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukit Tinggi.

No Aspek yang dinilai Ya Tidak


N % N %
1 Mencatat data yang dikaji sesuai dengan pengkajian 3 15% 2 10%
2 Data dikelompokan (Bio, Sosio, Psiko, Spiritual) 4 20% 1 5%
3 Data yang dikaji pasien masuk sampai pulang 4 20% 1 5%
4 Masalah dirumuskan berdasarkan kesenjangan 15% 2 10%
antara status kesehatan dengan norma dan pola 3
fungsi kehidupan
Total 14 70% 6 30%
Penilaian Pengkajian Asuhan Keperawatan

Penilaian Diagnosa Asuhan Keperawatan

No Aspek yang dinilai Ya Tidak


N % N %
1 Dx keperawatan berdasarkan masalah yang 33,3
5 0 0%
telah dirumuskan %
2 Dx keperawatan mencerminkan PE/PES 33,3
5 0 0%
%
3 Merumuskan diagnosa keperawatan aktual 26,7
4 1 6,7%
atau potensial %
Total 93,3
14 1 6,7%
%

Penilaian Perencanaan Asuhan Keperawatan

No Aspek yang dinilai Ya Tidak


N % N %
1 Berdasarkan dx keperawatan 16,67
5 0 0%
%
2 Disusun menurut urutan prioritas 13,33
4 1 3,33%
%
3 Rumusan tujuan mengandung komponen
pasien/subyek, perubahan perilaku, kondisi 3 10% 2 6,67%
pasien, dan atau kriteria
4 Rencana tindakan mengacu pada tujuan
dengan kalimat perintah, terinci dan jelas 3 10% 2 6,67%
dan atau melibatkan pasien/keluarga
5 Rencana tindakan menggambarkan
2 6,67% 3 10%
keterlibatan pasien/ keluarga
6 Rencana tindakan menggambarkan kerja 16,67
5 0 0%
sama dengan tim kesehatan lain %
Total 73,33
22 8 26,67%
%

Penilaian Implementasi Asuhan Keperawatan

No Aspek yang dinilai Ya Tidak


N % N %
1 Tindakan dilaksanakan mengacu pada
5 25% 0 0%
rencana kepeawatan
2 Perawat mengobservasi respon pasien
5 25% 0 0%
terhadap tindakan keperawatan
3 Revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi 5 25% 0 0%
4 Semua tindakan yang telah dilaksanakan
3 15% 2 10%
dicatat ringkas dan jelas
Total 18 90% 2 10%

Penilaian Evaluasi Asuhan Keperawatan

No Aspek yang dinilai Ya Tidak


N % N %
1 Evaluasi mengacu pada tujuan 1 10% 4 40%
2 Hasil evaluasi dicatat 5 50% 0 0%
Total 6 60% 4 40%

Penilaian Aspek Dokumentasi Asuhan Keperawatan

No Aspek yang dinilai Ya Tidak


N % N %
1 Menulis pada format yang baku 5 20% 0 0%
2 Pencatatan dilakukan sesuai dengan
5 20% 0 0%
tindakan yang dilaksanakan
3 Pencatatan ditulis dengan jelas, ringkas,
5 20% 0 0%
istilah yang baku dan benar
4 Setiap melakukan tindakan/kegiatan perawat
mencantumkan paraf/ nama jelas, dan 0 0% 5 20%
tanggal jam dilakukannya tindakan
5 Berkas catatan keperawatan disimpan sesuai
5 20% 0 0%
dengan ketentuan yang berlaku
Total 20 80% 5 20%

Lampiran Audit Dokumentasi


Lampiran Pre Dan Post Conference

Anda mungkin juga menyukai