MAKALAH
oleh
kelompok 5
Indah Dwi Haryati NIM 132310101005
Anis Fitri Nurul A NIM 132310101023
Yeni Dwi Aryati NIM 132310101045
MAKALAH
diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Keperawatan Klinik VII
dengan dosen: Ns. Ratna Sari H., M.Kep
oleh
kelompok 5
Indah Dwi Haryati NIM 132310101005
Anis Fitri Nurul A NIM 132310101023
Yeni Dwi Aryati NIM 132310101045
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Distosia”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Ilmu Keperawatan Klinik VII Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Jember.
Penyusunan makalah ini tentunya tidak lepas dari kontribusi berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ns. Ratna Sari H., M.Kep selaku dosen pembimbing mata kuliah Ilmu
Keperawatan Klinik VII Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember;
2. Orang tua tercinta yang telah mencurahkan perhatian dan dukungannya baik
secara materil maupun non materil;
3. Semua pihak yang secara tidak langsung membantu terciptanya makalah ini
yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis berharap, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................... ii
PRAKATA.................................................................................................................. iii
DAFTAR ISI............................................................................................................... iv
BAB 1. PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Tujuan..................................................................................................... 1
BAB 2. TINJAUAN TEORI...................................................................................... 2
2.1 Pengertian Distosia .................................................................................. 2
2.2 Epidemiologi Distosia.............................................................................. 3
2.3 Etiologi Distosia....................................................................................... 3
2.4 Tanda dan Gejala Distosia........................................................................ 4
2.5 Patofisiologi Distosia............................................................................... 4
2.6 Komplikasi Distosia................................................................................. 6
2.7 Pengobatan Distosia................................................................................. 6
2.8 Pencegahan Distosia................................................................................. 7
BAB 3. PATHWAYS.................................................................................................. 10
BAB 4. ASUHAN KEPERAWATAN....................................................................... 11
4.1 Pengkajian Keperawatan......................................................................... 11
4.2 Diagnosa Keperawatan ........................................................................... 13
4.3 Perencanaan Keperawatan....................................................................... 14
4.4 Implementasi Keperawatan..................................................................... 18
4.5 Evaluasi Keperawatan............................................................................. 21
BAB 5. PENUTUP...................................................................................................... 23
5.1 Kesimpulan.............................................................................................. 23
5.2 Saran........................................................................................................ 23
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 24
iv
BAB 1. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Untuk mengetahui pengertian distosia bahu.
1.2.2 Untuk mengetahui epidemiologi distosia bahu.
1.2.3 Untuk mengetahui etiologi distosia bahu.
1.2.4 Untuk mengetahui tanda dan gejala distosia bahu.
1.2.5 Untuk mengetahui patofisiologi distosia bahu.
1.2.6 Untuk mengetahui komplikasi distosia bahu.
1.2.7 Untuk mengetahui pengobatan distosia bahu.
1.2.8 Untuk mengetahui pencegahan distosia bahu.
1.2.9 Untuk mengetahui asuhan keperawatan distosia bahu.
1
BAB 2. TINJAUAN TEORI
2
dimana bagian bahunya tertahan pada apertura inferior pelvis dengan bahu depan yang
terperangkap di bawah os pubis.
3
i. 5P (Power, Passage, Passanger, Psyche, Penolong).
Adapun tanda dan gejala menurut Cunningham dalam buku Williams Obstetric antara
lain:
a. Palpasi luar menunjukkan bagian terbawah janis belum masuk pintu atas
panggul
b. Diameter anterior-posterior lebih kecildari normal atau pintu atas panggul
berbentuk segitiga
c. Dinding samping panggul menyempit dan krista iliaka sangat menonjol.
d. Sacrum melengkung ke depan dan coccygeus mengarah pada sumbu jalan lahir.
e. Kontraksi lemah dan tidak terkoordinasi.
f. Ibu tidak mampu membuat posisi efektif untuk mengedan.
4
Incoordinate uterin action yaitu sifat his yang berubah. Tonus otot uterus
meningkat juga di luar his dan kontraksinya tidak berlangsung seperti biasa karena tidak
ada sinkronasi kontraksi bagian-bagiannya Tidak adanya koordinasi antara kontraksi
atas, tengah dan bawah menyebabkan tidak efisien dalam mengadakan pembukaan.
Disamping itu tonus otot yang menaik menyebabkan rasa nyeri yang lebih keras dan
lama bagi ibu dan dapat pula menyebabkan hipoksia pada janin. His ini juga disebut
sebagai incoordinate hipertonic uterin contraction. Kadang-kadang pada persalinan lama
dengan ketuban yang sudah lama pecah, kelainan his ini menyebabkan spasmus sirkuler
setempat, sehingga terjadi penyempitan kavum uterin pada tempat itu. Ini dinamakan
lingkaran kontraksi atau lingkaran kontriksi. Secara teoritis lingkaran ini dapat terjadi
dimana-mana, tapi biasanya ditemukan pada batas antara bagian atas dengan segmen
bawah uterus. Lingkaran kontriksi tidak dapat diketahui degan pemeriksaan dalam,
kecuali kalau pembukaan sudah lengkap sehingga tangan dapat dimasukkan ke dalam
kavum uteri.
5
dengan baik dan jalan lahir tidak membuka secara optimal pula sehingga bahu bayi
terjepit dan menyebabkan resiko paralisis fleksus brachialis dan fraktur klavikula dan
terjadi keletihan pada ibu karena energi yang banyak dikeluarkan. Penekanan yang
keras pada saat mengejan mengakibatkan adanya KPD atau ketuban pecah dini yang
menyebabkan adanya invasi dari mikroorganisme patologis sehingga adanya infeksi
pada desidua atau membran mukosa yang melapisi rahim. Munculnya amnionitis atau
sepsis mengakibatkan adanya respon inflamasi sehingga metabolisme meningkat yang
mengakitbatkan suhu tubuh meningkat, kebutuhan O 2 meningkat, dan hipermetabolisme
sehingga cairan yang keluar melalui keringat dan urin.
2.6 Komplikasi Distosia
Komplikasi dari distosia bahu dapat terjadi pada ibu maupun janin yaitu
a. Komplikasi pada ibu: cedera kandung kemih, laserasi derajat empat yang
selanjutnya disertasi dehisensi, infeksi, dan pembentukan fistula serta
perdarahan postpartum akib at atoni uterus dan laserasi pada serviks dan
vagina, Robekan perineum derajat III atau IV, Rupture Uteri.
b. Komplikasi pada janin: fraktur pada humerus atau klavikulas, cedera pada
pleksus brakialis, asfiksia disertai sekuela pada persarafan, dan kematian,
Hipoksia janin, dengan atau tanpa kerusakan neurololgis permanen (Sinclair,
2003).
2.7 Pengobatan
1. Penanganan Umum
a) Nilai dengan segera keadaan umum ibu dan janin
b) Lakukan penilaian kondisi janin : DJJ
c) Kolaborasi dalam pemberian :
1) Infus RL dan larutan NaCL isotonik (IV)
2) Berikan analgesik berupa tramandol/ peptidin 25 mg (IM) atau morvin
10 mg (IM)
d) Perbaiki keadaan umum
1) Berikan dukungan emosional dan perubahan posisi
2) Berikan cairan
6
2. Penanganan Khusus
a. Kelainan His
1) TD diukur tiap 4 jam
2) DJJ tiap 1/2 jam pada kala I dan tingkatkan pada kala II
3) Pemeriksaan dalam
4) Kolaborasi : Infus RL 5% dan larutan NaCL isotonic (IV), berikan
analgetik seperti petidin, morfin dan pemberian oksitosin untuk
memperbaiki his
b. Kelainan janin
1) Pemeriksaan dalam
2) Pemeriksaan luar
3) MRI (Magnetic Resonance Imaging)
4) Jika sampai kala II tidak ada kemajuan dapat dilakukan seksiosesaria
baik primer pada awal persalinan maupun sekunder pada akhir
persalinan
c. Kelainan jalan lahir
1) Dilakukan eksisi sebisa mungkin sehingga persalinan berjalan lancar
2) Jika konjungata vera <8 (pada VT terba promontorium) persalinan
dengan SC
2.8 Pencegahan
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer merupakan upaya untuk mempertahankan orang yang sehat
agar tetap sehat atau tidak sakit. Untuk menghindari risiko partus tak maju dapat
dilakukan dengan :
a. Memberikan informasi bagi ibu dan suaminya tentang tanda bahaya selama
kehamilan dan persalinan.
b. Pendidikan kesehatan reproduksi sedini mungkin kepada wanita usia
reproduksi pra-nikah.
c. Memperbaiki perilaku diet dan peningkatan gizi.
d. Antenatal Care dengan yang teratur untuk mendeteksi dini kelainan pada ibu
hamil terutama risiko tinggi
7
e. Mengukur tinggi badan dan melakukan pemeriksaan panggul pada
primigravida.
f. Mengajurkan untuk melakukan senam hamil.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan diagnosis dini dan pengobatan
yang tepat untuk mencegah timbulnya komplikasi.
3. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier dilakukan dengan mencegah terjadinya komplikasi yang lebih
berat dan kematian.
8
e. Manufer schwarts dixon
f. Melahirkan Bahu Belakang
g. Manufer Rubin
h. Manuver Zevanelli
i. Teknik kleidotomi
j. Simfisiotomi
9
BAB 3 PATHWAYS
Kelainan tenaga Kelainan bentuk dan Kelainan jalan lahir Kelainan respon
letak janin (janin psikologis
besar, letsu)
Kurang pengetahuan
tentang cara PAP sempit Ketokolamin
mengejan dengan
benar Vasokontriksi Pemb.
darah di miometrium
DISTOSIA
Obstruksi
Penekanan Penekanan Energi ibu Jalan lahir Krisis situasi
mekanis
pada jalan kepala janin terpapar
pada
lahir pada panggul terlalu lama
penurunan hipermetaboli dengan udara ketokolamin
janin sme luar
Menekan saraf Risiko cidera
stress
janin Risiko
Risiko Patogen
cedera kekurangan
cairan mudah masuk Ansietas
maternal Respon
hipotalamus
Risiko infeksi
Pengeluaran
mediator nyeri
Respon nyeri
Nyeri akut
10
BAB 4 ASUHAN KEPERAWATAN
4.1 Pengkajian
4.1.1 Pengkajian Umum
a. Identitas
Nama, umur, alamat, agama, suku, bangsa, pendidikan, pekerjaan, status
perkawinan, perkawinan, kehamilan, dan lama perkawinan serta data demografi.
b. Keluhan Utama
Proses persalinan yang lama dan panjang menyebabkan adanya keluhan nyeri,
letih dan cemas.
c. Riwayat kesehatan
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Biasanya dalam kehamilan sekarang ada kelainan seperti kelainan letak janin
(lintang, sunsang) apa yang menjadi presentasi, dll.
2. Riwayat Penyakit Dahulu
Kaji adanya riwayat distosia sebelumnya dan juga biasanya ada penyulit persalinan
sebelumnya seperti hipertensi, anemia, panggul sempit, ada riwayat DM, biasanya ada
riwayat hamil kembar dll.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Kaji apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit kelainan darah,
DM, eklamsi dan pre eklamsi.
4.1.2 Pemeriksaan Fisik
1) Kepala
Konjungtiva anemis dan muka pucat
2) Mata
Biasanya konjungtiva anemis
3) Thorak
Inpeksi pernafasan : Frekuensi, kedalam, jenis pernafasan, biasanya ada bagian paru yang
tertinggal saat pernafasan
4) Abdomen
Kaji his (kekuatan, frekuensi, lama), biasanya his kurang semenjak awal persalinan atau
menurun saat persalinan, biasanya posisi, letak, presentasi, raba fundus keras atau lembek,
11
biasanya anak kembar/ tidak, lakukan perabaan pada simpisis biasanya blas penuh/ tidak
untuk mengetahui adanya distensi usus dan kandung kemih.
5) Vulva dan Vagina
Lakukan VT : ketuban sudah pecah atau belum, edem pada vulva/ servik, biasanya teraba
promantorium, ada/ tidaknya kemajuan persalinan, biasanya teraba jaringan plasenta
untuk mengidentifikasi adanya plasenta previa
6) Panggul
Lakukan pemeriksaan panggul luar, biasanya ada kelainan bentuk panggul dan kelainan
tulang belakang
4.1.3 Pemeriksaan pola aktivitas
1) Aktivitas / Istirahat
Klien dengan persalinan distosia biasanya mengeluhkan keletihan dan
kurang energi.
2) Sirkulasi
Klien dengan persalinan distosia biasanya menunjukkan tekanan darah yang
meningkat diikuti dengan frekuensi nadi yang meningkat.
3) Integritas Ego
Klien biasanya mengeluhkan cemas dan ketakutan akan persalinan yang
abnormal karena proses persalinan yang panjang.
4) Eliminasi
Klien biasanya menunjukkan adanya distensi kandung kemih.
5) Makanan / Cairan
Klien dengan persalinan distosia biasanya mengeluhkan tidak nafsu makan
karena nyeri yang dirasakan.
6) Nyeri/ Ketidaknyamanan
Klien biasanya mengeluhkan nyeri akibat proses persalinan yang panjang
dengan adanya penekanan pada jalan lahir yang keras dari ibu saat
mengejan.
7) Pernapasan
Klien biasanya menunjukkan adanya peningkatan frekuensi pernapasan
dengan proses persalinan yang cukup panjang.
12
4.1.4 Pemeriksaan Penunjang Distosia Bahu
Pemeriksaan penunjang pada persalinan dengan distosia bahu antara lain:
a. Ultrasonografi (USG): dapat menentukan presentasi janin, ukuran, jumlah
kehamilan, lokasi plasenta, jumlah cairan amnion, malformasi jaringan lunak
atau tulang janin
b. Pelvimetri radiologik (pengukuran panggul ibu melalui foto)
Dengan memperhatikan indikasi, syarat, dan kontraindikasi beberapa tindakan
akan dilakukan untuk persalinan seperti akselerasi (mempercepat) persalinan,
ekstrasi (tindakan menarik keluar janin, atau operasi sesar (Kasdu, 2005).
c. MRI
d. Kegunaannya untuk pelvimetri yang akurat, gambaran fetal yang lebih baik, dan
gambaran jaringan lunak di panggul yang dapat menyebabkan distosia.
4.2 Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada pasien dengan distosia sebagai
berikut :
1. Nyeri akut berhubungan dengan tekanan kepala pada servik, partus lama,
kontraksi tidak efektif
2. Resiko tinggi cedera terhadap maternal (ibu) berhubungan dengan penurunan
tonus otot/poa kontraksi otot, obstruksi mekanis pada penurunan janin,
keletihan maternal.
3. Resiko tinggi kekurangan cairan berhubungan dengan hipermetabolisme,
muntah, pembatasan masukan cairan
4. Risiko tinggi cedera tehadap janin berhubungan dengan persalinan yang lama,
dan bayi sulit keluar dan malpresentasi janin.
5. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan rupture membrane, tindakan
invasive
6. Ansietas berhubungan dengan persalinan lama
13
4.3 Perencanaan
Diagnosa
Tujuan dan
Keperawata Intervensi Rasional
Kriteria Hasil
n
Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Kaji keluhan nyeri, 1. Perubahan lokasi atau
berhubungan tindakan perhatikan lokasi atau karakter atau intensitas nyeri
dengan keperawatan selama karakter dan intensitas dapat mengindikasikan
tekanan 3 x 24 jam (skala 0-10). terjadinya komplikasi atau
kepala pada diharapkan nyeri 2. Berikan tindakan perbaikan.
servik, klien berkurang kenyamanan dasar 2. Meningkatkan relaksasi.
partus lama, dengan kriteria hasil: contoh tekhnik 3. Menurunkan reaksi terhadap
kontraksi a. Skala nyeri relaksasi, perubahan stimulasi dari luar atau
tidak efektif berkurang posisi dengan sering. sensivitas pada suara-suara
b. Wajah klien 3. Berikan lingkungan bising dan meningkatkan
tidak meringis yang tenang sesuai istirahat/relaksasi.
kesakitan indikasi. 4. Pernyataan memungkinkan
c. Mampu 4. Dorong ekspresi pengungkapan emosi dan
mengontrol nyeri perasaan tentang dapat meningkatkan
d. Mengatakan rasa nyeri. mekanisme koping.
nyaman setelah nyeri 5. Berikan kompres 5. Meningkatkan
berkurang hangat pada lokasi vasokontriksi, penumpukan
nyeri. resepsi sensori yang
6. Kolaborasikan dalam selanjutnya akan
pemberian analgetik menurunkan nyeri di
lokasi yang paling
dirasakan.
6. Mungkin diperlukan untuk
menghilangkan nyeri yang
berat serta meningkatkan
kenyamanan dan istirahat.
Catatan: Narkotik mungkin
merupakan kontraindikasi
sehingga menimbulkan
ketidak-akuratan dalam
pemeriksaan neurologis.
14
otot/poa kriteria hasil: serviks dilatasi 4 cm hipertonik.
kontraksi 1. Mencapai dilatasi 3. Evaluasi tingkat 2. Pola kontraksi hipertonik
otot, serviks keletihan yang dapat terjadi pada respons
obstruksi sedikitnya 1,2 menyertai, serta terhadap oksirosin, sedatif
mekanis pada cm/jam untuk asktivitas dan yang diberikan terlalu dini
penurunan primipara, 1,5 istrahat, sebelum (atau melebihi kebutuhan)
janin, cm/jam untuk awitan persalinan dapat menghambat atau
keletihan multipara pada 4. Kaji pola kontraksi menghentikan persalinan
maternal. fase aktif. uterus secara manual 3. Kelelahan ibu yang
2. Penurunan janin atau secara berlebihan menimbulkan
sedikitnya 1 elektronik disfungsi sekunder atau
cm/jam untuk 5. Catat kondisi mungkin akibat dari
primipara, 2 serviks. Pantau tanda persalinan lama/persalinan
cm/jam untuk amnionitis. Catat palsu.
multipara peningkatan suhu 4. Disfungsi kontrkasi
atau jumlah sel darah memperlama persalinan
putih; catat bau dan meningkatkan risiko
warna rabas vagina komplikasi maternal;/janin.
6. Catat penonjolan, 5. Serviks kaku atau tidak siap
posisi janin, dan tidak akan dilatasi,
presentasi janin menghambat penurunan
7. Palpasi abdomen janin/kemajuan persalinan.
pada klien kurus Terjadinya amnionitis
terhadap adanya secara langsung
cincin retraksi dihubungkan dengan
patologis di anatara lamanya
segmen uterus. persalinan,sehingga
8. Tempatkan klien melahirkan harus terjadi
pada posisi dalam 24 jam setelah pecah
rekumben lateral ketuban.
dan anjurkan tira 6. Indikator kemajuan
baring atau persalinan ini dapat
ambulasi sesuai mengindentifikasi
toleransi timbulnya penyebab
persalinan lama..
7. Pada persalinan terhambat,
depresi cincin patologis
(cincin Bandl) dapat terjadi
pada hubungan segmen atas
dan bawah, menandakan
ancaman ruptur uterus.
8. Relaksasi dan peningkatan
perfusi uterus dapat
. memperbaiki pola
hipertonik. Ambulasi dapat
membantu kekuatan
15
gravitasi dalam merangsang
pola persalinan normal dan
dilatasi serviks.
16
pada lingkungan kematian janin meningkat
perawatan. dengan malahirkan
pervagina bila presentasi
selain verteks)
Resiko tinggi Setelah dilakukan 1. gunakan sabun anti 1. sabun anti mikroba dapat
infeksi b/d tindakan mikroba untuk cuci mengurangi dan mencegah
rupture keperawatan selama tangan penularan kuman.
membrane, 3 x 24 jam 2. pertahankan 2. Lingkungan aseptik
tindakan diharapkan resiko lingkungan aseptik merupakan lingkungan atau
invasive tinggi infeksi dapat selama tindakan keadaan yang bebas dari
teratasi dengan 3. berikan terapi mikroorganisme.
kriteria hasil: antibiotik bila perlu 3. Antibiotik merupakan obat-
infection protection obatan yang digunakan
1. klien bebas dari (proteksi terhadap untuk menekan atau
tanda dan gejala infeksi) menghentikan proses
infeksi 4. ajarkan cara biokimia dalam organisme,
2. jumlah leukosit menghindari infeksi khususnya pada proses
dalam batas infeksi oleh bakteri.
normal 4. Sebagai upaya untuk
mencegah terjadinya infeksi
Ansietas b/d Setelah dilakukan 1. gunakan pendekatan 1. pendekatan yang
persalinan tindakan yang menenangkan menenangkan dapat
lama keperawatan selama 2. jelaskan prosedur mengurangi rasa cemas
3 x 24 jam dan apa yang yang dialami pasien
diharapkan ansietas dilakukan selama 2. penjelasan mengenai
klien teratasi dengan prosedur tindakan serta prosedur
kriteria hasil: 3. dorong keluarga dapat menambah
untuk menemani pemahaman pasien dan
1. mampu 4. intruksikan pasien mengurangi kecemasan
mengidentifikasi menggunakan teknik 3. dukungan (supportif) dari
mengungkapkan relaksasi keluarga dapat mengurangi
dan menunjukan rasa cemas
teknik 4. teknik relaksasi adalah
mengontrol teknik yang dapat
cemas mengendurkan syaraf-
2. vital sign dalam syaraf sehingga
batas normal menimbulkan rasa tenang.
3. ekspresi wajah
dan bahasa tubuh
menunjukkan
berkurangnya
kecemasan
4.4 Pelaksanaan
17
No. Diagnosa Pelaksanaan
1. Nyeri akut b/d tekanan 1. mengkaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi
kepala pada servik, partus atau karakter dan intensitas (skala 0-10).
lama, kontraksi tidak efektif 2. memberikan tindakan kenyamanan dasar
contoh tekhnik relaksasi, perubahan posisi
dengan sering.
3. memberikan lingkungan yang tenang sesuai
indikasi.
4. mendorong ekspresi perasaan tentang nyeri.
5. memberikan kompres hangat pada lokasi
nyeri.
6. mengkolaborasikan dalam pemberian
analgetik
2. Resiko tinggi cedera 1. meninjau ulang riwayat persalinan, awitan
terhadap maternal (ibu) b/d dan durasi
penurunan tonus otot/poa 2. mencatat waktu/jenis obat. Hindari
kontraksi otot, obstruksi pemberian narkotik atau anestetik blok
mekanis pada penurunan epidural sampai serviks dilatasi 4 cm
janin, keletihan maternal. 3. mengevaluasi tingkat keletihan yang
menyertai, serta asktivitas dan istrahat,
sebelum awitan persalinan
4. mengkaji pola kontraksi uterus secara
manual atau secara elektronik
5. mencatat kondisi serviks. Pantau tanda
amnionitis. Catat peningkatan suhu atau
jumlah sel darah putih; catat bau dan warna
rabas vagina
6. mencatat penonjolan, posisi janin, dan
presentasi janin
7. mempalpasi abdomen pada klien kurus
terhadap adanya cincin retraksi patologis di
18
anatara segmen uterus. (Cincin ini tidak
dapat dipalpasi melalui vagina, atau melalui
abdomen pada klien gemuk)
8. menempatkan klien pada posisi rekumben
lateral dan anjurkan tira baring atau
ambulasi sesuai toleransi
3. Resiko tinggi kekurangan 1. memantau tanda kekurangan cairan, seperti
cairan b/d kulit dan membran mukosa kering.
hipermetabolisme, muntah, 2. mengobservasi masukan dan haluaran,
pembatasan masukan cairan karakter, jumlah dan berkeringat
3. menganjurkan klien untuk banyak minum.
4. mengkolaborasi dengan tim kesehatan lain
terkait pemberian obat sesuai indikasi
4. Risiko tinggi cedera tehadap 1. mengkaji DDJ secara manual atau
janin berhubungan dengan elektronik,perhatikan variabilitas,perubahan
persalinan yang lama, dan periodik dan frekuensi dasar.
bayi sulit keluar dan 2. memperhatikan tekanan uterus
malpresentasi janin. selamaistirahat dan fase kontraksi melalui
kateter tekanan intrauterus bila tersedia
3. mengkolaborasikan : Perhatikan frekuenasi
kontraksi uterus.beritahu dokter bila
frekuensi 2 menit atau kurang
4. menyiapkan untuk metode melahirkan yang
paling aman
5. mengatur pemindahan pada lingkungan
perawatan.
5. Resiko tinggi infeksi b/d 1. menggunakan sabun anti mikroba untuk cuci
tangan
rupture membrane, tindakan
2. mempertahankan lingkungan aseptik selama
invasive tindakan
3. memberikan terapi antibiotik bila perlu
infection protection (proteksi terhadap
infeksi)
4. mengajarkan cara menghindari infeksi
19
6. Ansietas b/d persalinan 1. menggunakan pendekatan yang menenangkan
2. menjelaskan prosedur dan apa yang
lama
dilakukan selama prosedur
3. mendorong keluarga untuk menemani
4. mengintruksikan pasien menggunakan teknik
relaksasi
4.5 Evaluasi
2. Resiko tinggi cedera terhadap S : klien mengatakan “saya sudah tidak lemas.”
maternal (ibu) b/d penurunan
O : klien mulai menhejan dengan kuat
tonus otot/poa kontraksi otot,
obstruksi mekanis pada A : tujuan tercapai
penurunan janin, keletihan
P : hentikan tindakan keperawatan
maternal.
3. Resiko tinggi kekurangan S : klien mengatakan “saya sudah merasa
cairan b/d hipermetabolisme, baikan.”
muntah, pembatasan masukan
O : kebutuhan cairan terpenuhi
cairan
A : tujuan telah tercapai
P : hentikan tindakan keperawatan.
20
janin berhubungan dengan pak buk.”
persalinan yang lama, dan
O : hipoksia dapat diatasi
bayi sulit keluar dan
malpresentasi janin. A : tujuan telah tercapai
21
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Distosia adalah persalinan yang sulit yang ditandai dengan hambatan kemajuan
dalam persalinan. Distosia secara harfiah berarti persalinansulit, dan ditandai oleh
kemajuan persalinan yang terlalu lambat. Secara umum, persalinan abnormal sering
terjadi jika terdapat ketidakseimbangan ukuran (disproporsi) antara bagian presentasi
janin dan jalan lahir. . Distosia bahu merupakan kelahiran kepala janin dengan bahu
anterior macet diatas sacral promontory karena itu tidak bisa lewat masuk ke dalam
panggul, atau bahu tersebut bisa lewat promontorium, tetapi mendapat halangan dari
tulang sacrum (tulang ekor).
5.2 Saran
Sebagai mahasiswa keperawatan dapat mengerti dan dapat menjelaskan tentang
asuhan keperawatan distosia bahu dengaan baik dengan cara mengetahui tentang proses
persalinan distosia bahu. Memberikan penyuluhan dan edukasi kepada masyarakat
khusunya ibu hamil untuk melakukan ANC (Ante Natal Care) selama kehamilan agar
mencegah terjadinya distosia bahu pada janin.
22
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham, F Gary. et all. 2010. Obstetri Williams 23rded. USA : The McGraw-Hill
Companies, Inc
Leveno, Kenneth J. et al. 2004. Obsetri Williams: Panduan Ringkas, Ed. 21. Alih
bahasa oleh Brahm U. Pendit. Jakarta: EGC
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2005. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstertri
Sinclair, Constance. Buku Saku Kebidanan. 2003. Alih bahasa oleh Eny Meiliya & Esty
Wahyuningsih. Jakarta: EGC
23
Wilkinson, Judith.M, 2006, Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC
dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta: EGC
24