Anda di halaman 1dari 17

PERMODALAN

KOPERASI
Diyana Alfiyah (2002112208)
MODAL KOPERASI
Setiap perkumpulan atau organisasi dalam melakukan kegiatan untuk
mencapai tujuannya memerlukan sejumlah dana. Sebagai badan usaha,
koperasi memerlukan dana sesuai dengan lingkup dan jenis usahanya.
Dalam rangka mendirikan badan usaha koperasi, yang ditetapkan oleh
pembuat undang-undang sebagai syarat minimum untuk mendirikan
sebuah koperasi adalah jumlah anggota pendiri. Sedangkan besar modal
minimum yang harus disetor sebagai modal awal koperasi oleh para
pendirinya tidak ditentukan. hal ini sesuai dengan karakteristik koperasi
yang mengedepankan jumlah anggota daripada besar modal usaha.
PERUNTUKAN MODAL KOPERASI
Modal koperasi adalah sejumlah dana yang akan digunakan untuk
melakukan kegiatan-kegiatan atau usaha-usaha dalam koperasi.
Untuk membiayai proses pendirian sebuah koperasi atau disebut biaya
pra-organisasi untuk keperluan: pembuatan akta pendirian atau
anggaran dasar, membayar biaya administrasi pengurusan izin yang
diperlukan, sewa tempat bekerja, ongkos transportasi, dan lain-lain.
Untuk membeli barang-barang modal. Barang-barang modal ini dalam
perhitungan perusahaan digolongkan menjadi harta tetap atau barang
modal jangka panjang.
Untuk modal kerja. Modal kerja biasanya digunakan untuk membiayai
operasional koperasi dalam menjalankan usahanya.
MODAL DASAR

Tujuan utama mendirikan sebuah organisasi koperasi


adalah untuk mengakumulasikan potensi keuangan para
pendiri dan anggotanya yang meskipun pada awalnya
berjumlah kecil tetapi tetap ada. Modal terdiri dari 2 yaitu :
Modal jangka Panjang : Fasilitas Fisik
Modal jangka Pendek : Kegiatan Operasional
Sumber Modal Koperasi

Secara Langsung Secara Tidak Langsung


Mengaktifkan simpanan wajib anggota sesuai Cara ini digunakan untuk mengambil
dengan besar kecil penggunaan volume manfaat dari kemampuan koperasi itu
penggunaan jasa pelayanan koperasi yang sendiri dalam rangka menekan biaya,
dimanfaatkan oleh anggota tersebut. caranya antara lain :
mengaktifkan pengumpulan tabungan para Menunda Pembayaran yang
anggota seharusnya dikeluarkan
mencari pinjaman dari pihak bank atau non- Memupuk dana cadangan
bank dalam menunjang kelancaran Melakukan Kerja Sama-Usaha
operasional koperasi. Mendirikan Badan-Badan Bersubsidi
Menurut UU Perkoperasian No. 25 tahun 1992 pasal 41, modal koperasi
SUMBER-SUMBER MODAL
terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman.
Modal sendiri dapat berasal dari :
Simpanan pokok;
KOPERASI

Simpanan wajib;
Dana cadangan;
Hibah.
Modal pinjaman dapat berasal dari ;
anggota;
Koperasi lainnya dan/atau anggotanya;
bank dan lembaga keuangan lainnya;
penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya;
sumber lain yang sah.
Simpanan pokok merupakan sejumlah uang yang wajib dibayarkan
anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota.
MODAL SENDIRI

Besarnya simpanan pokok untuk setiap anggota sama dan tidak


dapat diambil selama masih menjadi anggota koperasi.

Simpanan wajib adalah sejumlah uang tertentu yang wajib


dibayarkan oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan
kesempatan tertentu, misalnya setiap bulan dengan jumlah yang
sama setiap bulannya. Simpanan wajib ini tidak dapat diambil oleh
anggota selama masih menjadi anggota koperasi.
MODAL SENDIRI (LANJUTAN)

Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan


Sisa Hasil Usaha (SHU). Dana cadangan berfungsi untuk memupuk
modal sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan.

Hibah merupakan sejumlah uang atau barang modal yang dapat


dinilai dengan uang yang diterima dari pihak lain yang bersifat
pemberian yang tidak mengikat.
Pinjaman yang diperoleh dari anggota koperasi dapat disamakan
dengan simpanan sukarela anggota. Kalau dalam simpanan sukarela,
maka besar kecil dari nilai yang disimpan tergantung dari kerelaan
anggota. sebaliknya dalam pinjaman, koperasi meminjam senilai
MODAL PINJAMAN

uang atau yang dapat dinilai dengan uang yang berasal dari anggota.

Pada dasarnya diawali dengan adanya kerja sama yang dibuat oleh
sesama badan usaha koperasi untuk saling membantu dalam bidang
kebutuhan modal. Bentuk dan lingkup kerja sama yang dibuat bisa
dalam lingkup yang luas atau dalam lingkup yang sempit; tergantung
dari kebutuhan modal yang diperlukan.
Pinjaman komersial dari lembaga keuangan untuk badan usaha
koperasi mendapat prioritas dalam persyaratan. Prioritas tersebut
diberikan kepada koperasi sebetulnya merupakan komitmen
MODAL PINJAMAN (LANJUTAN)

pemerintah dari negara-negara yang bersangkutan untuk


mengangkat kemampuan ekonomi rakyat khususnya usaha koperasi.

Untuk menambah modal koperasi juga dapat menjual obligasi atau


surat utang kepada masyarakat investor untuk mencari dana segar
dari masyarakat umum diluar anggota koperasi. Mengenai
persyaratan untuk menjual obligasi dan surat utang tersebut diatur
dalam ketentuan otoritas pasar modal yang ada.

Semua sumber keuangan, kecuali sumber keuangan yang berasal dari


dana yang tidak sah dapat dijadikan tempat untuk meminjam modal.
Cadangan menurut UU No. 25/1992, adalah sejumlah

CADANGAN KOPERASI
uang yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil usaha yang
dimasukkan untuk memupuk modal sendiri dan untuk
menutup kerugian koperasi bila diperlukan.
DISTRIBUSI

Sesuai Anggaran Dasar yang menunjuk pada UU No.


12/1967 menentukan bahwa 25% dari SHU yang
diperoleh dari usaha anggota disisihkan untuk Cadangan,
sedangkan SHU yang berasal bukan dari usaha anggota
sebesar 60% disisihkan untuk Cadangan. Banyak sekali
manfaat distribusi cadangan, seperti contoh di bawah ini :
1. Memenuhi kewajiban tertentu
2. Meningkatkan jumlah operating capital koperasi
3. Sebagai jaminan untuk kemungkinan kemungkinan rugi
di kemudian hari
4. Perluasan usaha
Sisa Hasil Usaha (SHU)

Dalam UU No. 25/1992 pasal 45,


Sisa Hasil Usaha Koperasi merupakan pendapatan Koperasi yang diperoleh dalam satu
tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk
pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.
Sisa Hasil Usaha setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota
sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan
Koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan
lain dan Koperasi, sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.
Besarnya pemupukan dana cadangan ditetapkan dalam Rapat Anggota.
Menurut UU No. 25/1992 pasal 5 ayat 1 mengatakan bahwa “Pembagian SHU
kepada anggota dilakukan tidak semata-mata berdasarkan modal yang dimiliki
seseorang dalam koperasi, tetapi juga berdasarkan perimbangan jasa usaha
PEMBAGIAN SHU

anggota terhadap koperasi. Ketentuan ini merupakan perwujudan kekeluargaan


dan keadilan”.

Di dalam AD/ART koperasi telah ditentukan pembagian SHU sebagai berikut:


Cadangan koperasi 40%, jasa anggota 40%, dana pengurus 5%, dana karyawan
5%, dana pendidikan 5%, dana sosial 5%, dana pembangunan lingkungan 5%.

*Tidak semua komponen di atas harus diadopsi dalam membagi SHU-nya. Hal
ini tergantung dari keputusan anggota yang ditetapkan dalam rapat anggota.
Rumus SHU SHU koperasi yang diterima oleh anggota

per Anggota bersumber dari dua kegiatan ekonomi yang


dilakukan oleh anggota sendiri, yaitu :
1. SHU atas jasa modal
Pembagian ini juga sekaligus mencerminkan
anggota sebagai pemilik ataupun investor,
SHUA = JUA + JMA karena jasa atas modalnya (simpanan) tetap
diterima oleh koperasinya sepanjang koperasi
SHUA = Sisa Hasil Usaha Anggota tersebut menghasilkan SHU pada tahun buku
JUA = Jasa Usaha Anggota yang bersangkutan.
JMA = Jasa Modal Anggota 2. SHU atas jasa usaha
Jasa ini menegaskan bahwa anggota koperasi
selain pemilik juga sebagai pemakai atau
pelanggan.
SHU yang dibagi adalah yang bersumber dari anggota :
Pada hakekatnya SHU yang dibagi kepada anggota
adalah yang bersumber dari anggota sendiri. Sedangkan
Prinsip-Prinsip Pembagian SHU
SHU yang bukan berasal dari hasil transaksi dengan
anggota pada dasarnya tidak dibagi kepada anggota,
melainkan dijadikan sebagai cadangan koperasi.

SHU anggota adalah jasa dari anggota dan transaksi


usaha yang dilakukan anggota sendiri: SHU yang
diterima setiap anggota pada dasarnya merupakan
insentif dari modal yang diinvestasikan dan dari hasil
transaksi usaha yang dibagi kepada anggota. Dari SHU
bagian anggota harus ditetapkan berapa presentase
untuk jasa modal.
Prinsip-Prinsip Pembagian SHU (Lanjutan) Pembagian SHU anggota dilakukan secara transparan :
Proses perhitungan SHU per anggota dan jumlah SHU
yang dibagi kepada anggota harus diumumkan secara
transparan, sehingga setiap anggota dapat dengan
mudah menghitung secara kuantitatif berapa
partisipasinya kepada koperasi.

SHU anggota dibayar secara tunai : SHU per anggota


haruslah diberikan secara tunai, karena dengan demikian
koperasi membuktikan dirinya sebagai badan usaha yang
sehat kepada anggota dan masyarakat mitra bisnisnya.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 25 TAHUN 1992

https://ahmadsayutinurreza.wordpress.com/2013/1
SUMBER 1/19/sumber-modal-koperasi/
https://adnestantiabenedith.wordpress.com/2014/1
2/29/permodalan-koperasi-modal-koperasi-sumber-
distribusi-cadangan-dan-shu/

Anda mungkin juga menyukai