Anda di halaman 1dari 19

Perencanaan Pajak

untuk Koperasi
Kelompok 5

Nicola Putri Nurul Rahmawati


21043108 Amalina 21043054
21043050
Pengertian
Koperasi menurut Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992 tentang
Perkoperasian menyatakan bahwa :“Koperasi adalah badan usaha
yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi
dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas
kekeluargaan”.
Faktor pembeda antara koperasi dengan badan usaha lainnya yaitu pada
koperasi terdapat nilai-nilai dan prinsip yang tidak terdapat dalam organisasi
lain, koperasi berusaha untuk dapat memenuhi dan mencukupi kebutuhan
sehari-hari anggotanya.
Pendirian Koperasi
Jadi koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum
koperasi. Oleh karena itu pendirian koperasi harus melalui akta notaris dan mendapat
persetujuan dari Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. Koperasi sebagai badan
usaha , maka :
Tunduk pada kaidah dan prinsip Mampu menghasilkan keuntungan
ekonomi yang berlaku dan mengembangkan organisasi
usahanya.
Anggota sebagai pemilik (owner) Memerlukan sistem manajemen usaha
sekaligus pengguna jasa (users). Sebagai (keuangan, tehnik,organisasi dan
pemilik kewajiban anggota adalah informasi ) Koperasi wajib memiliki
melakukan investasi atau menanam NPWP sehubungan dengan aktivitas
modalnya ke dalam koperasi. Sedangkan usahanya sesuai dengan ijin badan
sebgai pengguna jasa, anggota harus usaha yang dimilikinya.
menggunakan secara maksimum
pelayanan usaha yang diselenggarkan
oleh koperasi
Permodalan Koperasi
Modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri berasal dari simpanan
pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan hibah. Sedangkan modal pinjaman berasal dari
anggota, koperasi lain/anggotanya, bank dan lembaga, penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya,
serta sumber lain yang sah. Adapun penjelasan dari masing-masing modal koperasi adalah sebagai
berikut:

Simpanan Pokok Dana Cadangan


Dana cadangan adalah
Simpanan pokok adalah
Simpanan Wajib sejumlah uang yang diperoleh
Hibah
sejumlah uang yang sama
Hibah adalah sejumlah
banyaknya yang wajib Simpanan wajib adalah jumlah
dari penyisihan sisa hasil
uang atau barang modal
dibayarkan oleh anggota kepada simpanan tertentu yang tidak usaha, yang dimaksudkan
yang dapat dinilai
Koperasi pada saat masuk harus sama yang wajib dibayar untuk memupuk modal dengan uang yang
menjadi anggota. Simpanan oleh anggota kepada Koperasi sendiri dan untuk menutup diterima dari pihak lain
pokok tidak dapat diambil dalam waktu dan kesempatan kerugian Koperasi bila yang bersifat
kembali selama yang tertentu. Simpanan wajib tidak diperlukan. hibah/pemberian dan
bersangkutan masih menjadi dapat diambil kembali selama tidak mengikat.
anggota. yang bersangkutan masih
menjadi anggota.
Insentif Pajak bagi Koperasi
Pada dasarnya, apapun insentif pajak yang diberikan kepada badan usaha (PT, Firma,
CV) juga berlaku bagi koperasi. Beberapa fasilitas insentif pajak penghasilan dan yang
dikecualikan dari pajak dalam UU PPh No. 36 Tahun 2008 yang berlaku bagi koperasi,
antara lain:
• Yang dikecualikan dari objek pajak adalah harta hibahan dan bantuan atau
sumbangan kepada koperasi, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha,
pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di antara pihak- pihak yang bersangkutan
(Pasal 4 ayat 3 huruf a UU PPh No. 36 Tahun 2008)
• Sisa hasil usaha (SHU) yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggotanya, tidak
dipotong PPh Pasal 23 (Pasal 23 ayat 4 huruf f UU PPh No. 36 Tahun 2008)
• Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh dari penyertaan modal pada
badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat
Insentif Pajak bagi Koperasi
Pasal 4 ayat 3 huruf f UU PPh No.36 Tahun 2008:
Yang dikecualikan dari objek pajak adalah:
Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai
wajib pajak dalam negeri, koperasi, badan usaha
milik negara, atau badan usaha milik daerah, dari penyertaan modal pada badan
usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat:
• Dividen tersebut berasal dari cadangan laba ditahan, dan
• Bagi perseroan terbatas, badan usaha milik negara, dan badan usaha milik
daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang
memberikan dividen paling rendah 25% dari jumlah yang disetor
Insentif Pajak bagi Koperasi
• Berdasarkan Peraturan pemerintah No. 15 tahun 2009 PPh tentang bunga simpanan yang
dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi perorangan. Besarnya Pajak Penghasilan
(final) adalah: (1). 0% untuk penghasilan berupa bunga simpanan sampai dengan Rp 240.000
per bulan atau (2). 10% dari jumlah bruto bunga untuk penghasilan berupa bunga simpanan lebih
dari Rp 240.000 per bulan.

Yang dimaksud dengan "penghasilan berupa bunga simpanan" adalah imbalan berupa bunga
simpanan yang diterima anggota koperasi orang pribadi dari dana yang disimpan anggota koperasi
orang pribadi pada koperasi tempat orang pribadi tersebut menjadi anggota.
Tidak termasuk dalam pengertian ini adalah bunga simpanan yang diterima anggota koperasi orang
pribadi yang merupakan bagian dari sisa hasil usaha.

• Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 2007 dan No. 62 Tahun 2008 Tentang Fasilitas Pajak
Kegiatan koperasi yang mendapatkan
perlakuan khusus
Ada beberapa kegiatan usaha koperasi yang mendapatkan perlakuan khusus:
• Koperasi yang menanamkan modalnya di bidang- bidang usaha tertentu dan atau diseluruh daerah- daerah
tertentu (mendapatkan fasilitas pajak penghasilan untuk penanaman modal, sebagaimana diatur dalam
Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2007 dan No. 62 Tahun 2008)
• Pembebasan bea masuk dan tidak dipungut Pajak Pertambahan Nilai serta pajak penjualan atas impor
kendaraan bermotor jenis sedan untuk dipergunakan dalam usaha pertaksian oleh Koperasi Pengemudi
Taksi. PPN dan PPn BM yang ditanggung pemerintah berlaku sepanjang kendaraan tersebut digunakan
dalam usaha pertaksian sekurang- kurangnya selama lima tahun sejak tanggal dikeluarkannya STNK
(Keputusan Presiden RI Nomor 30 Tahun 1986 dan Noomor 25 Tahun 1967, Keputusan Presiden Nomor
74 Tahun 1995)
• Pondok boro yang dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai adalah bangunan sederhana, berupa
bangunan bertingkat atau tidak bertingkat, yang dibangun dan dibiayai oleh perorangan atau koperasi buruh
atau koperasi karyawan yang diperuntukkan bagi para buruh tidak tetap atau para pekerja sektor informasi
berpenghasilan rendah dengan biaya sewa yang disepeakati, yang tidak dipindahtangankan dalam jangka
waktu 5 (Lima) tahun sejak diperoleh ( Peraturan Menkeu N0. 36/PMK.03/2007 .jo. No 80/PMK.03/2008
Sisa Hasil Usaha (SHU)
Sisa Hasil Usaha adalah surplus hasil usaha atau defisit hasil usaha yang diperoleh dari
pendapatan koperasi selama satu tahun buku, setelah dikurangi dengan pengeluaran
atas berbagai beban usaha. SHU merupakan laba yang diberikan pada anggota atas
simpanan pokoknya. Pembagian SHU ini tergantung pada laba yang diperoleh koperasi
tersebut sehingga tidak dijanjikan kepada anggota di awal mendaftar.

Namun semenjak diterbitkannya UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, SHU
tidak lagi merupakan objek pajak. Hal ini tercantum pada Pasal 4 ayat 3 huruf i bagian
ketujuh UU yang berbunyi: “Yang dikecualikan dari objek pajak adalah, bagian laba
atau sisa hasil usaha yang diterima atau diperoleh anggota dari koperasi, perseroan
komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan,
firma, dan kongsi, termasuk pemegang unit penyertaan kontrak investasi kolektif;”a
Sisa Hasil Usaha (SHU)
Kemudian dijelaskan lagi lebih lanjut,
“Untuk kepentingan pengenaan pajak, badan-badan sebagaimana disebut
dalam ketentuan ini yang merupakan himpunan para anggotanya dikenai
pajak sebagai satu kesatuan, yaitu pada tingkat badan tersebut. Oleh karena
itu, bagian laba atau sisa hasil usaha yang diterima oleh para anggota
badan tersebut bukan lagi merupakan objek pajak.”

Kemudian, sisa lebih yang diterima oleh lembaga sosial atau keagamaan
juga dikecualikan dari objek pajak jika sisa lebih tersebut ditanamkan
kembali dalam bentuk sarana dan prasarana sosial serta keagamaan dalam
jangka waktu
paling lama 4 tahun sejak diperolehnya sisa lebih
Kewajiban Perpajakan Koperasi
Secara umum, kewajiban perpajakan koperasi meliputi:
• Mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP dan/atau PKP
• Menyetorkan dan Melaporkan Pajak Penghasilan Badan
• Melakukan Pemotongan Pajak Penghasilan
• Melakukan Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai

Dimana dalam pengenaannya terhadap pajak penghasilan, koperasi akan dikenakan tarif
atas PPh 21, PPh Pasal 23, PPh masa 25, PPh 29, serta PPh final 4 ayat (2).

Sedangkan dalam pengenaannya terhadap pajak pertambahan nilai (PPN), koperasi terlebih
dahulu diharuskan untuk dikukuhkan sebagai PKP dan kemudian koperasi diwajibkan
untuk membuat faktur pajak sebagai bukti dalam pemungutan pajak keluaran yang
dilakukannya.
PPh Pasal 21
PPh 21 dibayarkan setiap bulannya. Biasanya, koperasi memungut PPh 21 atas pemberian kerja yang
membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan
pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai atau bukan pegawai ( Pasal 21 ayat 1a).
Tarif pajak bagi WP OP (pasal 17 ayat 1a)

# Jika penerima penghasilan tidak memiliki NPWP, maka dikenakan tarif lebih tinggi 20% dari tarif normal
Tarif pajak bagi WP badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap sebesar 22% yang mulai berlaku tahun pajak
2022 (pasal 17 ayat 1b
PPh Pasal 23
Kewajiban pemotongan PPh oleh pihak yang wajib membayarkan penghasilan atas
penghasilan dengan nama dan bentuk apapun yang dibayarkan, serta disediakan untuk
dibayarkan atau telah jatuh tempo pembayarannya. PPh 23 dikenakan atas penghasilan selain
yang telah dipotong oleh PPH 21, yaitu berupa:
• Sebesar 15% dari jumlah bruto atas : dividen (pasal 4 ayat 1g), bunga (pasal 4 ayat 1f),
royalti, hadiah, penghargaan, bonus, dan sejenisnya selain yang dipotong pajak
penghasilan sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 21 ayat 1 e.
• Sebesar 2% dari jumlah bruto atas : sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan
penggunaan harta kecuali sehubung dengan yang dimaksudkan pada pasal 4 ayat 2 dan
imbalan sehubung dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultasi,
dan jasa lainnya selain jasa yang telah dipotong pasal 21.
PPh Pasal 4 ayat (2)
• Bunga simpanan koperasi bagi orang pribadi
• Hadiah undian
• Penghasilan dari uasaha yang diterima atau diperoleh wajib pajak yang memiliki
peredaran bruto tertentu
• Penghasilan pengalihan hak atas tanah dan bangunan
• Penghasilan persewaan tanah dan bangunan
• Penghasilan usaha jasa konstruksi
• Dividen yang diterima orang pribadi (sebelum UU cipta kerja)

Bunga simpanan anggota koperasi bagi orang pribadi


• Rp 0 s.d Rp 240.000 per bulan= 0% * bunga per bulan
• Di atas Rp 240.000 per bulan= 10%* bunga per bulan
Contoh perhitungan Bunga Simpanan Anggota Koperasi
• Bunga dibayarkan pada bulan Februari Rp 240.000 untuk masa Januari, maka PPh
terutang 0%*Rp 240.000= Rp 0
• Bunga dibayarkan pada bulan Februari Rp 245.000 untuk masa Januari, maka PPh
terutang 10%*Rp 245.000= Rp 24.500
• Bunga dibayarkan pada bulan April sebesar Rp 500.000 dengan rincian:
• Bulan Januari Rp 250.000
• Bulan Februari Rp 150.000
• Bulan Maret rp 100.000
Maka yang dikenakan PPh 10% adalah bunga bulan Januari sebesar 10%* Rp 250.000 =
Rp 25.000 dan untuk bulan Februari dan Maret Rp 0
PPh Pasal 25 atau PP 23 Tahun
2018
• Omzet sampai dengan 4,8 M. Koperasi dengan Omzet tahun sebelumnya hingga 4,8 miliar
dikenakan tarih 0,5% dari omzet (PP 23 tahun 2018)
• Omzet di atas 4,8 M. Untuk koperasi dengan omzet tahun sebelumnya di atas 4,8 miliar,
menggunakan PPh Pasal 25
Mulai tahun pajak 2022 tarif PPh badan menjadi 22% * penghasilan kena pajak

PPN PPh Pasal 29


Pajak yang dikenakan atas penyerahan BKP dalam Pajak yang termasuk ke dalam SPT tahunan
daerah pabean yang dilakukan koperasi, impor PPh koperasi yang wajib dilaporkan 4 bulan
BKP, pemanfaatan BKP tak berwujud atau ekspor kemudian dari tahun pajak berakhir. Jika
BKP oleh koperasi kena pajak. penghasilan suatu koperasi pada tahun pajak
Tarif PPN: sebelumnya berada di bawah 4,8 M semua isian
• 11% ( harga jual, penggantian, nilai impor, SPT tahunan PPh nya adalah nihil karena
nilai lain) pengenaan pajaknya sudah menggunakan PPH
Tax Planning
Tax Planning adalah suatu upaya wajib pajak untuk mendapatkan penghematan pajak melalui
prosedur penghindaran pajak secara sistematis sesuai ketentuan UU Perpajakan yang berlaku. Hal
yang dapat dilakukan oleh koperasi adalah:

01 02 03
Metode Gross Up Pendapatan dan biaya yang Membuat daftar nominatif
merupakan metode tax dikategorikan sebagai non sebagai kelengkapan atas
planning yang efisien dan deductible rincian-rincian biaya yang
rekomendasi untuk expense dialihkan atau transforming dikeluarkan oleh koperasi
perhitungan PPh Pasal 21 menjadi deductible expense sesuai sehingga penghasilan kena
di koperasi. Metode Gross dengan aturan dan undang-undang pajak (PKP) yang timbul
Up dapat memberikan perpajakan. Dengan adanya akan sesuai dengan aturan
keuntungan baik bagi pengalihan atas biaya tersebut maka dan Undang-Undang
perusahaan maupun bagi akan berdampak pada penurunan perpajakan yang berlaku
karyawan Penghasilan Kena Pajak (PKP).
Thank's For Watching

Anda mungkin juga menyukai