Anda di halaman 1dari 6

Usaha mikro: Usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria: memiliki

kekayaan bersih paling


banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usah atau memiliki hasil penjualan tahunan paling
banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
Usaha kecil: Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan/badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan/bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau
usaha besar yang memenuhi kriteria:memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari
Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).
Usaha menengah: Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau
usaha besar yang memenuhi kriteria: memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari
Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).
Asas UMKM: Kekeluargaan, demokrasi ekonomi, kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian,
keseimbangan kemajuan, dan kesatuan ekonomi nasional.
Peran UMKM bagi perekonomian : Sarana mengentaskan masyarakat dari jurang kemiskinan,Sarana meratakan tingkat perekonomian rakyat kecil,
Pemasukan devisa bagi negara, Membuka lapangan pekerjaan, Meningkatkan perekonomian rakyat kecil.
Tantangan: Modal, SDM, Bussiness plan, Marketing mix, Manajemen arus kas, Ketidakjelasan pembagian tugas, Rendahnya akses terhadap kredit
formal, Ketidakjelasan status hukum. Peluang: Perdagangan bebas ,Perubahan teknologi, Kesempatan bagi sektor industri kuliner dan fashion,
Kemudahan permodalan, Turunnya tarif pajak UMKM, Banyaknya program pemerintah untuk pembinaan dan pemberdayaan UMKM.
Asumsi dasar akuntansi UMKM: Dasar Akrual, Keberlangsungan Usaha (Going Concern), Entitas Bisnis (Unit Entity).
Menurut UU No 25 tahun 1992 koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. PSAK No. 27, tahun
2009 Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip-
prinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup anggota pada khususnya dan masyarakat daerah kerja pada umumnya.
Dengan demikian, koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat dan sokoguru perekonomian nasional.
Kategori Koperasi Berdasar pembentuknya koperasi dibagi menjadi 2, yaitu: Koperasi Primer adalah Koperasi yang didirikan oleh dan
beranggotakan orang-seorang, dibentuk oleh sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) orang. Koperasi Sekunder adalah Koperasi yang didirikan oleh dan
beranggotakan Koperasi, dibentuk sekurang –kurangnya 3 (tiga) Koperasi.
Koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-undang dasar 1945 serta berdasar atas asas kekeluargaan. Koperasi bertujuan memajukan
kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian Nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang maju ,adil ,dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. (Pasal 3 UU No. 25 Tahun 1992)
Prinsip Koperasi sebagai berikut: keanggotaan bersifat suka rela dan terbuka; pengelolaan dilaksanakan secara demokratis; pembagian sisa hasil
usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota; pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal;
kemandirian (pasal 5 ayat 1 UU No. 25 Tahun 1992). Dalam mengembangkan Koperasi ,maka Koperasi melaksanakan pula prinsip Koperasi sebagai
berikut: pendidikan perkoperasian dan kerja sama antar Koperasi.
Dukungan pemerintah terhadap koperasi: Kesempatan usaha yang luas, Tata hubungan saling menguntungkan dengan badan usaha lain, Program
untuk memajukan koperasi.
Peran koperasi: Pemain utama dalam kegiatan ekonomi di berbagai sektor, Penyedia lapangan kerja, Pemain penting pengembangan kegiatan
ekonomi lokal dan pemberdayaan masyarakat, Pencipta pasar baru dan sumber inovasi, Kontribusi dalam neraca pembayaran
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pembentukan Koperasi: Orang-orang yang mendirikan (yang nantinya menjadi anggota koperasi) harus
mempunyai kegiatan atau kepentingan yang sama, Usaha yang akan dijalankan oleh koperasi harus layak secara ekonomi, Modal harus cukup
tersedia untuk mendukung kegiatan tersebut, tanpa menutup kemungkinan untuk memperoleh bantuan, fasilitas dan pinjamanmdari pihak lain,
Kepengurusan dan manajemen harus sesuai dengan kegiatan usaha yang akan dilaksanakan agar efisien dalam pengelolaan koperasi.

Jenis jenis koperasi: koperasi simpan pinjam, koperasi konsumsi, koperasi produksi, dan koperasi serba usaha.
Keuntungan anggota koperasi: Keuntungan ekonomi:Peningkatan skala usaha, Pemasaran, Pengadaan Barang dan Jasa, Fasilitas Pinjaman,
Pembagian Sisa Hasil Usaha ( SHU ). Keuntungan Sosial: Keuntungan berkelompok ( Bersosialisasi ), Pendidikan dan Pelatihan, Program Sosial
laiinya yaitu mempupuk rasa kesetiakawanan antar anggota koperasi.
Ekuitas koperasi: Modal Anggota(1.Simpanan Pokok : Jumlah nilai uang tertentu yang sama banyaknya yang harus disetor setiap anggota pada
waktu masuk menjadi anggota koperasi . Simpanan ini tidak dapat diambil kembali selama menjadi anggota koperasi ; 2. Simpanan wajib : jumlah
simpanan tertentu yang harus dibayarkan oleh anggota dalam waktu dan kesempatan tertentu , seperti : sebulan sekali. Simpanan ini dapat diambil
kembali dengan cara yang telah diatur lebih lanjut di dalam AD/ART dan Keputusan RAT (Rapat Anggota Tahunan); 3. Simpanan sukarela: Jumlah
simpanan yang diserahkan oleh anggota /bukan anggota atas kehendaknya sendiri sebagai simpanan. Simpanan tersebut bisa diambil sewaktu-
waktu ), Modal Sumbangan (Sejumlah Uang/Barang Modal yang dapat dinilai dengan uang yang diterima dari pihak lain yang bersifat “Hibah dan
tidak mengikat” Modal ini tidak untuk dibagikan selama koperasi belum di bubarkan), Modal Penyertaan (Sejumlah uang/barang modal yang dapat
dinilai dengan uang yang ditanamkan oleh pemodal untuk menambah & memperkuat struktur permodalan demi peningkatan usaha koperasi), Modal
Penyertaaan Pertisipasi Anggota (Kelebihan setoran simp.Pokok & Simp.Wajib anggota baru, diatas Nilai Nominal, Simp.Pokok & Simp.Wajib
anggota pendiri), SHU Periode Berjalan (Selisih antara Penghasilan/Pendapatan yang diterima dengan Beban yang dikeluarkan untuk memperoleh
Laba usaha), Cadangan (Cadangan merupakan bagian dari SHU yang ditahan Koperasi dengan tujuan tertentu).
Beberapa hal penting yang menjadi pelajaran dari krisis ekonomi (1998) yang lalu: Pembangunan ekonomi yang tidak berbasis pada kekuatan
sendiri, tetapi bertumpu pada utang & impor. Hal ini sangat rentan terhadap perubahan faktor eksternal dan membawa dalam krisis yang
berkepanjangan. Pendekatan yang serba sentralistik, seragam,dan hanya berpusat pada pemerintah. Hal ini tidak menghasilkan struktur sosial
ekonomi yang memiliki pondasi yang kokoh, tetapi justru menghasilkan struktur sosial ekonomi yang didominasi usaha skala besar dengan kinerja
yang rapuh.
PERANAN AKUNTANSI BAGI UMKM: Informasi Kinerja Perusahaan, Akuntansi menghasilkan laporan laba rugi yang dapat mencerminkan
kemampuan UMKM untuk menghasilkan laba. Laporan laba rugi digunakan sebagai bahan evaluasi secara periodik. Informasi Penghitungan Pajak,
berdasarkan laporan laba rugi yang dibuat, UMKM dapat menghitung jumlah pajak yang harus dibayar secara tepat untuk periode tertentu atau
bahkan dapat mengajukan restitusi pajak. Informasi Posisi Dana Perusahaan, Akuntansi juga menghasilkan neraca yang dapat mencerminkan
penggunaan dana berupa aset dan sumber aset tersebut (modal + hutang). Berdasarkan neraca, UMKM dan pihak lain bisa mengetahui apakah aset
yang dimiliki UMKM sebagian besar pendanaannya berasal dari ekuitas atau hutangnya. Informasi Perubahan Modal Pemilik, Akuntansi
menghasilkan laporan perubahan ekuitas yang mencerminkan perubahan sumber pendanaan, terutama yang berasal dari ekuitas. Hal ini untuk
mengetahui perubahan modal yang ditanamkan ke perusahaan. Perolehan keuntungan / laba yang tinggi tidak selalu mencerminkan kesuksesan
perusahaan jika pengambilan dana oleh pemilik UMKM melebih laba nya. Informasi Penerimaan dan Pengeluaran Kas, Akuntansi menghasilkan
laporan arus kas yang mencerminkan pemerolehan dan penggunaan aset utang yang berupa kas. Pengelolaan dana memiliki korelasi positif dengan
keberhasilan UMKM. Informasi Perencanaan Kegiatan, Akuntansi dapat digunakan untuk menghasilkan laporan anggaran yang menggambarkan
kegiatan yang direncanakan UMKM selama periode tertentu serta pendanaan yang akan dibutuhkan atau yang akan diperoleh. Informasi Besaran
Biaya, Akuntansi menghasilkan informasi tentang beranekaragaman biaya yang telah dikeluarkan beserta informasi lain yang berkaitan dengan
pengeluaran biaya. Akuntansi menyediakan informasi fluktuasi biaya yang harus ditanggung oleh UMKM per hari, per minggu, per bulan dan
seterusnya.
Laporan keuangan UMKM menurut SAK EMKM minimal terdiri dari: Laporan posisi keuangan, Laporan laba rugi, Catatan atas laporan
keuangan.

Pengguna utama (main users) dari laporan keuangan koperasi: Para anggota Koperasi, Pejabat Koperasi, Calon Anggota Koperasi, Bank,
Kreditur, dan Kantor Pajak.Tujuan atau kepentingan pemakai terhadap laporan keuangan Koperasi, adalah: Menilai pertanggungjawaban
pengurus, Menilai prestasi pengurus, Menilai manfaat yang diberikan Koperasi terhadap anggotanya, Menilai kondisi keuangan Koperasi
(rentabilitas, likuiditas, dan solvabilitas), Sebagai bahan pertimbangan untuk menemukan jumlah sumber-sumber daya dan jasa yang akan diberikan
kepada Koperasi.
Informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan : Sumber daya ekonomis yang dimiliki Koperasi, Kewajiban yang harus dipenuhi oleh
Koperasi, Kekayaan bersih yang dimiliki oleh anggota dan Koperasi sendiri, Transaksi, kejadian, dan keadaan yang terjadi dalam suatu periode yang
mengubah sumber daya ekonomis, kewajiban, dan kekayaan bersih Koperasi, Sumber dan pengguna dana serta informasi-informasi lain yang
mungkin mempengaruhi likuiditas dan solvabilitas Koperasi.
Laporan Keuangan Koperasi mempunyai karakteristik tersendiri: Laporan Keuangan merupakan bagian dari pertanggung jawaban pengurus
kepada para anggotanya di dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT); Laporan keuangan biasanya meliputi neraca/laporan posisi keuangan, laporan Sisa
Hasil Usaha, dan laporan arus kas yang penyajiannya dilakukan secara komparatif; Laporan Keuangan yang disampaikan pada RAT harus
ditandatangani oleh semua anggota pengurus Koperasi (UU No.25/1992, pasal 36, ayat 1); Laporan Rugi-Laba menyajikan hasil akhir yang disebut
Sisa Hasil Usaha (SHU), SHU yang berasal dari transaksi anggota maupun non anggota didistribusikan sesuai dengan komponen-komponen
pembagian SHU yang telah diatur dalam AD atau ART Koperasi; Laporan keuangan Koperasi bukan merupakan laporan keuangan; konsolidasi dari
Koperasi-Koperasi; Posisi keuangan Koperasi tercermin pada neraca, sedangkan Sisa Hasil Usaha tercermin pada perhitungan hasil usaha; Laporan
Keuangan yang diterbitkan oleh Koperasi dapat menyajikan hak dan kewajiban anggota beserta hasil usaha dari dan untuk anggota Alokasi
pendapatan dan beban pada perhitungan hasil usaha kepada anggota dan bukan anggota; Modal Koperasi dibukukan terdiri dari: Simpanan-simpanan
Pinjaman-pinjaman Penyisihan dari hasil usahanya termasuk cadangan serta sumber-sumber lainnya Pendapatan Koperasi yang diperoleh dalam satu
tahun buku, dikurangi dengan penyusutan-penyusutan dan beban-beban dari tahun buku yang bersangkutan disebut Sisa Hasil Usaha; Keanggotaan
atau kepemilikan pada Koperasi tidak dapat dipindahkan dengan dalih apapun.
SHU: pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan beban-beban, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak
dalam tahun buku yang bersangkutan. SHU harus dibagikan kepada para anggota sesuai dengan ketentuan sebagaimana tercantum dalam anggaran
dasar koperasi berdasarkan hasil Rapat Anggota Tahunan (RAT).
Pembagian SHU : Jasa Modal / Simpanan (bagian SHU untuk diberikan kepada anggota menurut besar simpanan mereka. Semakin besar simpanan
seorang anggota koperasi maka semakin besar pula SHU yang akan mereka peroleh nantinya. Simpanan dalam hal ini adalah simpanan wajib dan
simpanan pokok) . SHU jasa modal= bagian SHU untuk modal/total simpanan x simpanan anggota. Jasa Anggota. Jasa anggota adalah bagian SHU
untuk diberikan kepada anggota menurut jasa anggota yang diberikan kepada koperasi. Koperasi Konsumsi. Jasa anggota ditentukan oleh jumlah
belanja tiap anggota pada koperasi. Semakin sering berbelanja pada koperasi maka semakin besar pula anggota koperasi itu mendapatkan jasa
anggota.SHU jasa anggota = jasa anggota/total penjualan x pembelian anggota. Koperasi Kredit. Jasa anggota ditentukan oleh jumlah pinjaman
anggota pada koperasi. Semakin sering dan banyak meminjam pada koperasi maka semakin besar pula anggota itu mendapatkan jasa anggota.SHU
jasa anggota = jasa anggota/total pembelian x pinjaman anggota. Koperasi Produksi. Jasa anggota ditentukan oleh jumlah penjualan hasil produksi
anggota pada koperasi. SHU jasa anggota = jasa anggota/total produksi anggota yang dibeli x hasil produksi anggota
Setiap anggota koperasi dengan demikian akan menerima total SHU. SHU Total = SHU Jasa Modal + SHU JasaAnggota
Laporan Perhitungan SHU
Pendapatan Usaha :
PenjualanXXX
Retur Penjualan XXX –
Potongan Penjualan XXX –
Penjualan Bersih XXX
HPP :
Persediaan Awal XXX
Pembelian XXX +
Biaya Angkut Pembelian XXX +
Retur Pembelian XXX –
Potongan Pembelian XXX –
Persediaan Akhir XXX –
Harga Pokok Penjualan XXX –
SHU Kotor XXX
Beban Usaha XXX –
Beban di Luar Usaha XXX –
Pendapatan Lain-lain XXX +
SHU Bersih XXX__
SHU sebelum pajak Koperasi Budi Luhur adalah sebesar Rp. 30.000.000. Sesuai dengan AD / ART, pembagian SHU ditetapkan sebagai berikut.
1. Untuk jasa anggota adalah sebesar 45% terdiri dari 20% untuk jasa modal dan 25% untuk jasa peminjaman.
2. Untuk jasa cadangan adalah sebesar 25%.
3. Untuk jasa pengurus adalah sebesar 10%.
4. Untuk dana pendidikan adalah sebesar 5%.
5. Untuk dana sosial adalah sebesar 5%.
6. Untuk dana kesejahteraan pegawai adalah sebesar 5%.
7. Untuk dana pembangunan daerah kerja sebesar 5%.
Koperasi Budi Luhur akan membagika SHU dengan perhitungan sebagai berikut :
SHU Sebelum Pajak Rp. 30.000.000
SHU Kena Pajak (Rp. 30.000.000 x 10% *) Rp. 3.000.000 (-)
SHU Setelah Kena Pajak Rp. 27.000.000
* Tarif pajak untuk pendapatan Rp. 0 – 50 juta sesuai dengan UU Pajak Tahun 2000.
Pembagian SHU koperasi tersebut dengan demikian adalah sebagai berikut :
1. Jasa untuk Anggota
a. Jasa Modal 20% x Rp.27.000.000 = Rp. 5.400.000
b. Jasa Peminjaman 25% x Rp 27.000.000 = Rp. 6.750.000
2. Untuk Cadangan 25% x Rp. 27.000.000 = Rp. 6.750.000
3. Untuk Jasa Pengurus 10% x Rp. 27.000.000 = Rp. 2.700.000
4. Untuk Dana Pendidikan 5% x Rp. 27.000.000 = Rp. 1.350.000
5. Untuk Dana Sosial 5% x Rp. 27.000.000 = Rp. 1.350.000
6. Untuk Dana Kesejahteraan Pegawai 5% x Rp. 27.000.000= Rp. 1.350.000
7. Untuk Dana Pembangunan Daerah Kerja 5% x Rp. 27.000.000=Rp. 1.350.000
JUMLAH Rp. 27.000.000

>Harus diingat bahwa jika SHU itu tidak semuanya berasal dari anggota, maka presentase pembagiannya juga harus dibedakan.
>Sebagai contoh, pada tahun 2004 Koperasi Bersaing memperoleh SHU bersih setelah dipotong pajak sebesar Rp. 20.000.000. Dari jumlah tersebut,
bagian SHU anggota adalah sebesar Rp 15.000.000, sementara bagian SHU bukan anggota adalah sebesar Rp 5.000.000. Pada AD / ART koperasi,
pembagian SHU ditentukan sebagai berikut.
1. Bagian SHU berasal dari anggota.
a. Jasa Anggota :
 Jasa Modal 20%
 Jasa Peminjaman 25%
b. Cadangan 25%
c. Jasa Pengurus 10%
d. Dana Pendidikan 5%
e. Dana Sosial 5%
f. Dana Kesejahteraan Pegawai 5%
g. Dana Pembangunan Daerah Kerja 5%
2. Bagian SHU berasal dari bukan anggota.
a. Cadangan 40%
b. Jasa Pengurus 20%
c. Dana Pendidikan 10%
d. Dana Sosial 10%
e. Dana Kesejahteraan Pegawai 10%
f. Dana Pembangunan Daerah Kerja10%
SAK ETAP 1: Laporan Keuangan 3 sementara ETAP ada 5 laporan keuangan. Dalam kebijakan akuntansi, tidak memperkenankan penggunaan
standar lain di luar SAK EMKM. Penilaian menggunakan historical cost. Beberapa SAK ETAP tidak ada: asosiasi, anak perusahaan, imbalan kerja,
pihak berelasi, peristiwa setelah tanggal pelaporan, mata uang fungsional, property investasi. Tidak ada pengaturan khusus untuk pengungkapan,
sesuai bab 6 pengungkapan diperlukan jika informasi relevan. SAK ETAP 2: Tidak ada pengaturan khusus kas yang dibatasi Tidak ada
diperkenankan mengakui penurunan nilai kecuali jika regulasi mengatur untuk industry tersebut. Tidak ada kapitalisasi biaya transaksi atas aset dan
liabilitas keuangan, semua biaya transaksi dibebankan. Tidak ada cadangan penurunan nilai, persediaan diukur sebesar harga perolehan. Tidak
penurunan nilai, tidak boleh dilakukan revaluasi. Tidak ada kapitalisasi atas biaya yang dikeluarkan setelah tanggal perolehan. Tidak boleh
kapitalisasi bunga pinjaman terkait dengan pembangunan aset tetap sendiri. Penyusutan dan amortisasi tidak mempertimbangkan nilai residu dan
hanya dengan metode garis lurus dan saldo menurun.SAK ETAP 3: Dilakukan pemisahan antara modal dan saldo laba, termasuk untuk perusahaan
perorangan / firma, Biaya pengembangan semuanya dibebankan tidak ada yang dapat diakui aset tak berwujud, Tidak ada penilaian kembali aset dan
liabilitas moneter dalam valuta asing pada tanggal pelaporan, diukur denan kurs pada tanggal transaksi, Tidak mengakui provisi dan liabilitas
kontijensi cukup diungkapkan jika material, Pendapatan bunga dan dividen diakui saat diterima (basis kas), Konstruksi diakui sebesar jumlah yang
ditagihkan.UU UMKM: UU Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah
Ciri ciri UMKM: manajemen berdiri sendiri, modal disediakan sendiri, daerah pemasarannya lokal, aset perusahaannya kecil, jumlah karyawan
yang dipekerjakan terrbatas. Asas pelaksanaan UMKM : kebersamaan, ekonomi yang demokratis, kemandirian, keseimbangan kemajuan,
berkelanjutan, efisiensi keadilan, serta kesatuan ekonomi nasional.
Aktivitas koperasi : Menjual Jasa, Membeli dan mendistribusikan, Membeli bahan baku, Memproses dan menjualnya.
Akuntansi : Sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan menangani aktivitas ekonomi & kondisi suatu
badan usaha.
Pemakai informasi keuangan : Pihak Internal (Ketua (Pengurus), Manager Produksi, Manager Keuangan, Manager marketing). Pihak Eksternal
(Kreditor, Pemerintah, Anggota Koperasi, Rekan Kerja, Suplayer).
Jenisnya : Perhitungan hasil usaha, Neraca, Laporan Arus kas, Laporan promosi Ekonomi, Anggota.
Tujuan: Info sumber ekonomi & modal koperasi, Info melakukan aktifitas usaha hasil SHU, Info estimasi potensi koperasi hasilkan SHU yang akan
datang, Info estimasi potensi koperasi hasilkan SHU, Info aktifitas belanja dan Investasi, Info tentang ACC POLICY.
Konsep dasar: (Historical cost, Revenue Recognition, Matching principle, Consistency, Full disclousure). Keterbatasan (Materialitas, Konservatif).
Standart Kualitas (Relevan, Dapat difahami, Daya uji, Netral, Tepat waktu, Daya banding, Lengkap).
Akun akun dlm koperasi: Asset(Kas,Piutang Anggota, Perlengkapan kantor). Utang/Liability (Utang usaha, Utang Bank, Simpanan Sukarela).
Dana-dana ( Anggota, Pengurus, Pegawai, Pendidikan, Pembangunan DK, Sosial). Modal (Simpanan Pokok, Simpanan wajib, Modal
sumbangan/hibah, Modal penyertaan, Cadangan). Pendapatan (Partisipasi bruto, Partisipasi neto, Pendapatan Non anggota). Beban (Beban
Operasional, Beban Pokok, Beban Perkoperasian, SHU).
SHU Anggota & Dana anggota : Jasa Modal, Jasa penjualan, Jasa pembelian, Bunga simpanan sukarela, Cadangan koperasi, Dana-dana (Anggota,
pengurus, pegawai, pendidikan, sosial & Pembangunan).
Neraca lajur: Sebagai alat untuk memudahkan penyajian laporan keuangan yang terdiri dari Neraca saldo, Penyesuaian, Neraca saldo setelah
penyesuaian, Hasil usaha, Neraca.
Laporan keuangan: Perhitungan Hasil Usaha, Neraca, Laporan Arus Kas, Laporan Promosi Ekonomi Anggota.
Manfaat Promosi Ekonomi Anggota: Manfaat ekonomi dari pembelian barang dan pengadaan jasa bersama, Manfaat ekonomi dari pemasaran dan
pengolahan bersama, Manfaat ekonomi dari SP dari Koperasi, Manfaat ekonomi dalam bentuk pembagian SHU.
Kelemahan ukm segi keuangan : Tidak ada pencatatan aktivitas, hanya mengandalkan ingatan.Pengelolaan keuangan perusahaan bercampur
dengan keuangan keluarga.Tidak dilakukan evaluasi kondisi usaha, sehingga tidak diketahui tingkat perkembangannya.
Manjemen keuangan: semua aktivitas perusahaan dalam usaha mendapatkan dana yang dibutuhkan beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut
secara efisien.
Modal usaha: Modal investasi/modal tetap (keseluruhan dana yang digunakan untuk pembelian harta-harta tetap, yang mempunyai manfaat
berulang kali (tidak habis sekali pakai)), Modal kerja (keseluruhan dana yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasional sehari hari, dan
mempunyai manfaat hanya sekali saja)
Biaya Tetap (Fixed Cost) :Seluruh biaya yang dikeluarkan jumlahnya tetap, tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya jumlah produksi. Cth: Gaji, Sewa,
Pemeliharaan, Penyusutan. Biaya Tidak Tetap (Variable Cost): Seluruh biaya yang dikeluarkan jumlah selalu berubah, tergantung dari besar
kecilnya jumlah produksi. Cth: Bahan baku, Listrik, Air, Telp, upah borongan.
HPP = biaya tetap + biaya tak tetap / Jumlah Produksi
Harga Jual = HPP + % Laba = Rp. X
Cara menetapkan harga jual : Selidiki harga pasar produk melalui riset pasar, Pastikan luas pasar, segmen pasar, dan volume penjualan yang
realistis, Hitung seluruh biaya yang dikeluarkan, Hitung tingkat penjualan yang menjamin titik impas pada harga pasar yang berlaku, Penetapan harga
jual.
BEP: Suatu keadaan dimana pada tingkat penjualan tertentu, perusahaan tidak mengalami keuntungan maupun mengalami kerugian. Kegunaannya:
Untuk menetapkan penjualan minimal, Mengendalikan biaya, Merencanakan kebutuhan dana. BEP(unit)= biaya tetap/ harga jual persatuan-biaya tak
tetap
Laba = Hasil Penjualan – Biaya
Modal Kerja = Biaya Tetap + Biaya Tak Tetap
Tingkat Profitabilitas = Kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan dari modal yang telah diinvestasikan
Profitabilitas = Laba Usaha/Modal Investasi x 100%= x%
Tingkat kelayakan usaha:Profitabilitas > Bunga Bank + Faktor Resiko

Pembukuan sederhana: kegiatan yang terdiri dari pencatatan (recording), pelaporan (reporting), analisis kondisi usaha (evaluation) yang dilakukan
secara tertib, teratur, kronologis, dan sistematis. Kegunaan:Alat pengingat, Sarana pemisah harta perusahaan dengan harta pribadi, Bahan informasi
pengambilan keputusan, Bahan informasi perkembangan usaha, Bahan informasi bagi penyandang dana, Pemenuhan kewajiban perusahaan.
Proses pencatatan: Mengumpulkan bukti-bukti pembukuan, Mengelompokkan kegiatan sesuai fungsi buku, Pelaksanaan pencatatan kegiatan ke dlm
buku.
Pelaporan(reporting): Ikhtisar pencatatan harian yang telah dilakukan dituangkan dalam bentuk laporan keuangan: Laporan Laba Rugi:
menggambarkan hasil operasi perusahaan yang dicapai dalam periode waktu tertentu . Neraca: laporan yang menunjukkan posisi keuangan
perusahaan pada saat tertentu, menggambarkan jenis dan nilai harta, jenis dan nilai hutang, serta besar modal.
Koperasi adalah suatu organisasi yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-seorangan demi kepentingan bersama. Koperasi melandaskan kegiatan
berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.
Ciri – Ciri Koperasi: Dilihat dari segi pelakunya koperasi ialah organisasi ekonomi yang pada umumnya memiliki kemampuan ekonomi yang
terbatas yang secara sukarela menyatukan dirinya didalam koperasi. Dilihat dari tujuan usaha, tujuan usaha koperasi ialah untuk memperjuangkan
kepentingan dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi para anggotanya. Dilihat dari segi hubungan negara sebagai salah satu pelaku ekonomi, peran
koperasi dalam perekonomian suatu negara akan sangat ditentukan oleh sistem perekonomian dan sistem politik yang di anut oleh negara yang
bersangkutan.
Asset : Kas; Piutang Anggota; Perlengkapan kantor
Utang/Liability : Utang usaha; Utang Bank; Simpanan Sukarela; Dana-dana ( Anggota, Pengurus, Pegawai, Pendidikan, Pembangunan DK, Sosial)
Modal : Simpanan Pokok; Simpanan wajib; Modal sumbangan/hibah; Modal penyertaan; Cadangan
Pendapatan : Partisipasi bruto; Partisipasi neto; Pendapatan Non anggota
Beban : Beban Operasional; Beban Pokok; Beban Perkoperasian; SHU
Kekhasan pencatatan dari transaksi yang terjadi dikoperasi:
1. Pendapatan/penerimaan = Pendapatan pada perhitungan hasil usaha sebuah Koperasi terdapat beberapa karakteristik, sebagai berikut :
Pendapatan yang timbul dari transaksi penjual produk atau penyerahan jasa kepada anggota dan bukan anggota; Pendapatan tertentu yang
realisasi penerimaannya masih tergantung pada persyaratan/ketentuan yang ditetapkan. Contoh fee Koperasi yang diperoleh dari penyaluran dan
pengadaan komoditi program, seperti fee pangan, fee gula, dll
2. Beban = Beberapa karakteristik beban pokok penjualan dan beban pada Koperasi, sebagai berikut : Beban pokok penjualan produk kepada
anggota dan bukan anggota; Beban yang terjadi karena aktifitas Koperasi dalam kaitannya dengan program-program pemerintah; Beban yang
pada hakekatnya dapat dipisahkan menjadi beban untuk kegiatan pelayanan kepada anggota dan beban untuk kegiatan pelayanan kepada bukan
anggota.
3. Aktiva (kas&bank) = Kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas digunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Bank adalah
sisa rekening giro perusahaan yang dapat dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Penggolongan pos kas dan bank dalam
neraca Koperasi : Kas dan bank milik Koperasi yang penggunaannya tidak dibatasi, Kas dan bank milik Koperasi yang wewenang
penggunaannya dibatasi, Kas dan bank atas nama Koperasi (titipan) dan oleh karena itu wewenang penggunaannya dibatasi.
4. Piutang = Klasifikasi Piutang pada Koperasi : Piutang yang timbul karena penjualan produk atau jasa kepada anggota, Piutang yang timbul
karena penjualan produk atau jasa kepada bukan anggota, Piutang kepada Koperasi lain, Piutang yang timbul sehubungan dengan pembagian sisa
hasil usaha dari Koperasi lain yang pencairannya tergantung pada persyaratan yang telah disepakati
5. Persediaan = Klasifikasi Persediaan : Persediaan komoditi program, yaitu komoditi yang memperoleh fasilitas dari pemerintah seperti
penyaluran gula atau pengadaan pangan, Komoditi non program (umum). AKTIVA PENYERTAAN = Klasifikasi Aktiva Penyertaan
(investasi) : Penyertaan pada Koperasi lainnya, Penyertaan pada badan usaha non koperasi. AKTIVA TETAP = Klasifikasi Aktiva Tetap : Aktiva
tetap yang diperoleh untuk keperluan pengembangan usahanya sendiri, Aktiva tetap dari pemerintah yang dikelola Koperasi atas dana bergulir,
Aktiva tetap yang diperoleh dalam rangka program pemerintah.
6. Kewajiban = Klasifikasi Kewajiban: Kewajiban kepada anggota, timbul dari transaksi dengan anggota disajikan secara terpisah sebagai hutang
kepada anggota; Kewajiban kepada bukan anggota, timbul dari transaksi dengan bukan anggota disajikan sesuai dengan ketentuan-ketentuan
dalam standar akuntansi keuangan yang berlaku; Simpanan sukarela, disajikan sebagai kewajiban lancar atau jangka panjang sesuai dengan jatuh
temponya; Kewajiban yang timbul karena pembagian SHU, disajikan sebagai kewajiban lancar, kecuali ditetapkan oleh rapat anggota tidak
dibagi
7. Kekayaan bersih = Kekayaan bersih atau modal sendiri (equity) Koperasi, terdiri dari : Simpanan pokok, Simpanan wajib, Cadangan Koperasi,
SHU yang belum dibagi, Donasi, Kekayaan Koperasi disajikan sendiri. Setiap bentuk balas jasa atas simpanan yang diberikan oleh Koperasi
kepada anggota diperlakukan sebagai pembagian sisa hasil usaha kepada anggota.

Anda mungkin juga menyukai