Anda di halaman 1dari 9

PENDANAAN DAN PEMBIAYAAN KOPERASI

1. Pengertian pendanaan dan pembiayaan


Pengertian pendanaan koperasi adalah sejumlah dana yang akan digunakan untuk
melakukan kegiatan-kegiatan atau usaha-usaha dalam koperasi. Pendanaan koperasi
berkaitan dengan modal yang digunakan oleh koperasi untuk melakukan kegiatan. Modal
koperasi adalah kelebihan jumlah hara terhadap jumlah uang dari koperasi, atau dengan
kata lain selisih positif antara harta dan utang. Modal koperasi terdiri dan dipupuk dari
simpanan-simpanan, pinjaman-pinjaman, penyisihan-penyisihan dari hasil usahanya
termasuk cadangan serta sumbersumber lain.

Modal dalam koperasi pada dasarnya dipergunakan untuk kesejahteraan anggota dan
bukan sekedar mencari keuntungan. Modal sendiri dapat dipergunakan antara lain untuk
mempertahankan likuiditas, memberikan kredit khusus, pembelian gedung-gedung
kantor, menutup kerugian yang diderita koperasi, dan menimbulkan kepercayaan bagi
para pemberi kredit, sedangkan modal pinjaman dapat dipergunakan untuk menambah
modal apabila koperasi tidak cukup memiliki modal sendiri, dan penggunaan dana-dana
kredit. Agar koperasi dapat mempergunakan modal baik itu modal sendiri dan modal
pinjaman dengan sebaik-baiknya, maka perlu dilakukan perencanaan yang matang.
Biasanya perencanaan dilakukan oleh pengurus koperasi.
2. Sumber- sumber Modal koprasi
Sumber-Sumber Modal Koperasi Dalam UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
yang mengatakan bahwa modal Koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman.
Modal sendiri di dalamnya Koperasi terdiri dari: simpanan pokok, simpanan wajib,
simpanan sukarela, dana cadangan, hibah dari anggota maupun dari
masyarakat,sedangkan modal pinjaman dapat berasal dari anggota Koperasi, Koperasi
lainnya dan/atau anggotanya, bank dan lembaga keuangan lainnya, penerbitan obligasi
dan surat hutang lainnya, serta sumber lain yang sah.
1) Modal Sendiri
Yang dimaksud dengan modal sendiri dalam penjelasan pasal 1 ayat (2) UU No. 25
Tahun 1992 adalah modal yang menanggung resiko atau disebut modal ekuiti.
a) Simpanan Pokok
Simpanan pokok ialah sejumah uang yang diwajibkan kepada anggota untuk
diserahkan kepada Koperasi pada waktu seseorang masuk menjadi anggota Koperasi
tersebut dan besarnya sama untuk semua anggota. Simpanan pokok ini tidak dapat
diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota. Simpanan pokok
ini ikut menanggung kerugian
b) Simpanan Wajib
Simpanan wajib adalah simpanan tertentu untuk diwajibkan kepada anggota untuk
membayarnya kepada Koperasi pada waktu-waktu tertentu, misalnya ditarik pada
waktu penjualan barang-barang atau ditarik pada waktu anggota menerima kredit
dan sebagainya.
c) Simpanan Sukarela
Simpanan sukarela ini diadakan oleh anggota atas dasar sukarela atau berdasarkan
perjanjian-perjanjian atau peraturan-peraturan khusus. Simpanan sukarela tersebut
bisa saja diadakan misalnya dalam rangka Hari Raya/Lebaran atau bisa saja
simpanan tersebut disimpan untuk suatu jangka waktu tertentu, di mana kepada
pemiliknya dapat diberikan suatu imbalan jasa.
d) Dana Cadangan
Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil
usaha, yang dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup
kerugian Koperasi bila diperlukan. Dana cadangan koperasi tidak boleh dibagikan
kepada anggota, meskipun terjadi pembubaran Koperasi. Dana ini, pada masa
pembubaran oleh penyelesaian pembubaran dipakai utuk menyelasaikan utang-utang
koperasi, kerugian-kerugian koperasi, biaya-biaya penyelesaian, dan sebagainya.
e) Hibah
Hibah adalah suatu pemberian hadiah dari seseorang semasa hidupnya. Hibah ini
dapat berbentuk wasiat, jika pemberian tersebut diucapkan/ditulis oleh seseorang
sebagai wasiat atau pesan atau kehendak terakhir sebelum meninggal dunia dan baru
berlaku setelah ia meninggal dunia.
Modal Koperasi yang merupakan pemberian (hibah) ini adalah pemberian harta
kekayaan dari seseorang (baik sebagai anggota koperasi maupun bukan anggota)
yang berupa kebendaan, baik benda bergerak atau benda tetap. Pemindahan hak
milik harta kekayaan yang berupa benda bergerak dari pemberian hibah dapat
dilakukan seketika, karena penyerahan hak milik atas harta benda bergerak
dilakukan langsung dari tangan ke tangan (hand to hand) sedangkan penyerahan
benda tetap dilakukan melalui penyerahan yuridis, yaitu suatu penyerahan yang
harus memenuhi syarat-syarat hukum tertentu untuk sahnya suatu pemindahan hak
milik atas benda tetap.
2. Modal Pinjaman
Pengembangan kegiatan usahanya, Koperasi dapat menggunakan modal pinjaman
dengan memperhatikan kelayakan dan kelangsungan usahanya. Modal pinjaman
dapat berasal dari:
a) Anggota
Pinjaman anggota yaitu suatu pinjaman yang diperoleh dari anggota termasuk calon
anggota yang memenuhi syarat.
b) Koperasi lain/atau anggotanya
Pinjaman dari Koperasi lain dari/atau anggotanya didasari dengan perjanjian kerja
sama antar koperasi.
c) Bank dan lembaga keuangan lainnya
Pinjaman dari bank dan lembaga keuangan lainnya dilakukan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, jika tidak terdapat ketentuan khusus
koperasi sebagai debitur dari bank atau lembaga keuangan lainnya diperlakukan
sama dengan debitur lain baik mengenai persyaratan pemberian dan pengembalian
kredit maupun prosedur kredit.
d) Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya
Dalam rangka mencari tambahan modal, Koperasi dapat mengeluarkan obligasi
(surat pernyataan hutang) yang dapat dijual ke masyarakat. Sebagai konsekuensinya,
maka koperasi diharuskan membayar bunga atas pinjaman yang diterima (nilai dari
obligasi yang dijual) secara tetap, baik besar maupun waktunya. Penerbitan obligasi
dan surat utang lainnya dilakukan berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.
e) Sumber lain yang sah
Sumber lain yang sah adalah pinjaman dari bukan anggota yang dilakukan tidak
melalui penawaran secara hukum. Contoh: pemberian saham kepada Koperasi oleh
perusahaan berbadan hukum PT. Pemberian ini pada praktiknya bukan hibah karena
koperasi menerima saham tersebut tetapi harus membayar nilai saham yang diterima.
Hanya saja pembayaran nilai saham yang diterima tidak secara tunai, tetapi dibayar
dari deviden yang seharusnya diterima koperasi tersebut. Hal ini terjadi sampai nilai
saham yang diterima koperasi tersebut terpenuhi.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sekalipun Koperasi bukan merupakan
bentuk kumpulan modal, tetapi pengaruh modal dan penggunaannya dalam koperasi
tidak boleh mengurangi makna koperasi yang menekankan kemanuasiaan daripada
kebendaan.
Sementara itu di dalam UU Perkoperasian No 17 Tahun 2012 menjelaskan modal
Koperasi terdiri dari Setoran Pokok dan Sertifikat Modal sebagai modal awal. Selain
setoran pokok serta sertifikat modal, modal Koperasi dapat berasal dari:
1. Hibah
Hibah merupakan sejumlah dana yang diberikan oleh pihak ketiga yang berasal dari
modal dalam negeri maupun modal asing, baik secara langsung maupun tidak
langsung, dapat diterima oleh suatu koperasi dan khusus untuk modal asing harus
dilaporkan kepada Menteri.
2. Modal Penyertaan
Koperasi dapat menerima modal penyertaan dari:
a) Pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan/atau
b) Masyarakat berdasarkan perjanjian penempatan Modal Penyertaan.
Pemerintah dan/atau masyarakat wajib turut menanggung resiko dan bertanggung
jawab terhadap kerugian usaha yang dibiayai dengan Modal Penyertaan sebatas nilai
Modal peyertaan yang ditanamkan dalam koperasi. Pemerintah dan/atau masyarakat
berhak mendapat bagian keuntungan yang diperoleh dari usaha yang dibiayai dengan
Modal Penyertaan.
3. Modal pinjaman yang berasal dari:
a) Anggota
b) Koperasi lainnya dan/atau anggotanya
c) Bank dan lembaga keuangan lainnya
d) Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya
e) Pemerintah dan Pemerintah Daerah(Nafisah, 2020)
3. pembiayaan
Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian fasilitas
penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang kekurangan dalam kas
keuangan atau disebut deficit unit. Menurut Undang Undang (UU) No. 21 Tahun 2008
tentang Perbankan Syari’ah, pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu.
Menurut UU No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan Atas UU No. 7 Tahun 1992 tentan
Perbankan, pembiayaan syari’ah adalah penyediaan dana atau tagihan yang merupakan
hasil persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain di mana nantinya pihak
lain wajib mengembalikan pinjaman tersebut dalam jangka waktu tertentu dengan
memberikan imbalan atau bagi hasil
Menurut UU No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan Atas UU No. 7 Tahun 1992 tentan
Perbankan, pembiayaan syari’ah adalah penyediaan dana atau tagihan yang merupakan
hasil persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain di mana nantinya pihak
lain wajib mengembalikan pinjaman tersebut dalam jangka waktu tertentu dengan
memberikan imbalan atau bagi hasil
Menurut PP No. 9 Tahun 1995, tentang pelaksanaan simpan pinjam oleh koperasi,
pengertian pinjaman adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan tujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara koperasi
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah
jangka waktu tertentu dengan diserta pembayaran sejumlah imbalan
a. unsur-unsur pembiayaan
a) Adanya dua pihak, yaitu pemberi pembiayaan (shohibul maal) dan penerima
pembiayaan (mudharib).
b) Adanya kepercayaan shohibul maal kepada mudharib yang didasarkan atas
prestasi,
yaitu potensi mudharib.
c) Adanya persetujuan, berupa kesepakatan shohibul maal dengan pihak lainnya
yangberjanji membayar dari mudharib kepada shohibul maal.
d) Adanya penyerahan barang, jasa atau uang dari shohubul maal kepada mudharib.
e) Adanya unsur waktu.
f) Adanya unsur risiko baik dari pihak shohibul maal maupin di pihak mudharib.

b. Jenis-jenis pembiayaan
a) Jenis pembiayaan dilihat dari tujuan.
 Pembiayaan konsumtif.
Pembiayaan konsumtif bertujuan untuk memperoleh barang-barang atau
kebutuhan lainnya guna memenuhi kepuasan dalam konsumsi.
 Pembiayaan produktif.
Permbiayaan produktif bertujuan untuk memperlancar jalannya proses produksi,
mulai daripengumpulan bahan mentah, pengelolaan dan sampai kepada proses
penjualan barang-barang yang sudah jadi.
b. Jenis pembiayaann dilihat dari jangka waktu.
 Short trem (pembiayaan jangka pendek).
Pembiayaan dengan jangka waktu maksimum satu tahun.
 Intermediate term (pembiayaan jangka waktu menengah.
Pembiayaan dengan jangka waktu dari 1 – 3 tahun.
 Long term (pembiayaan jangka panjang)
Pembiayaan dengan jangka waktu lebih dari tiga tahun
 Demand loan atau Call loan

Pembiayaan yang setiap waktu dapat diminta kembali

c. Tujuan pembiayaan
Secara umum, tujuan pembiayaan dibedakan menjadi dua kelompok besar yaitu
tujuan
pembiayaan tigkat makro dan tingkat mikro.Secara makro, pembiayaan bertujuan
untuk :
a. Peningkatan ekonomi umat
b. Tersedianya dana bagi peningkatan usaha
c. Meningkatkan produktivitas
d. Membuka lapangan kerja baru
e. Terjadi distribusi pendapatan
Adapun secara mikro, pembiayaan diberikan dalam rangka untuk :
a. Upaya mengoptimalkan laba
b. Upaya meminimalkan risiko
c. Pendayagunaan sumber ekonomi
d. Penyaluran kelebihan dana
Sehubungan dengan aktivitas bank islam, maka pembiayaan merupakan sumber
pendapatan bagi bank islam, sehingga tujuan pembiayaan bank islam adalah untuk
memenuhi
kepentingan stakeholder, yakni :
a. Pemilik, mengharapkan akan memperoleh penghasilan akan dana yang
ditanamkan pada bank tersebut.
b. Karyawan, mengaharapkan memperoleh kesejahteraan dari bank yang
dikelolanya.
c. Masyarakat pemilik dana mengharapkan dari dana yang diinvestasikan akan
diperoleh bagi hasil, bagi masyarakat debitur yang bersangkutan mereka terbantu
guna menajalankan usahanya (pemiayaan produktif) atau terbantu untuk
pengadaan barang yang diinginkanny (pembiayaan konsumtif).
d. Pemerintah, terbantu dalam pembiayaan pembangunan negara, disamping itu akan
diperoleh pajak (berupa pajak penghasilan atas keuntungan yang diperoleh bank
dan juga perusahaan-perusahaan).
e. Bank, hasil dari penyaluran pembiayaan, yang diharapkan bank dapat meneruskan
dan mengembankan usahanya agar tetap bertahan dan meluas jaringan usahanya,
sehingga semakin banyak masyarakat yang dapat dilayaninya.
d. Fungsi pembiayaan
a. Meningkatkan daya guna uang
Para penabung penyimpan uang di bank dalam bentuk giro, tabungan dan
deposito.
Uang tersebut dalam presentasse tertentu ditingkatkan kegunaanya oleh bank
guna suatu usaha peningkatan produkyivitas. Secara mendasar melalui
pembiayaan terdapat suatu usaha peningkatan produktivitas secara menyeluruh.
b. Meningkatkan daya guna barang.
 Produsen dengan bantuan pembiayaan bank dapat mengubah bahan mentah
menjadi bahan jadi sehingga utility dari bahan tersebut meningkat.
 Produsen dengan bantuan pembiayaan dapat memindahkan barang dari suatu
tempat yang kegunaannya kurang ke tempat lebih bermanfaat. Seluruh
barangbarang yang dikirim atau dipindahkandari suatu daerah lain yang
kemanfaatan
barang itu lebih terasa, pada dasarnya meningkatkan utylity barang itu.
c. Meningkatkan peredaran uang
Melalui pembiayaan, peredaran uang kartal maupun uang giral akan lebih
berkembang karena pembiayaan menciptakan kegairahan berusaha sehingga
penggunaan uang akan bertambah baik secara kualitatif maupun secara
kuantitatif.
d. Menimbulkan kegairah berusaha
Permintaan akan terus bertambah bilamana masyarakat terlah memulai melakukan
penawaran. Timbullah kemudian efek kumulatif oleh semakin besarnya
permintaan
sehingga secara berantai kemudian menimbulkan kegairahan yang meluas
dikalangan
masyarakat untuk sedemikian rupa meningkatkan produktivitas untuk
meningkatkan
produktivitas, masyarakat tidak perlu khawatir kekurangan modal, karena
masalahnya
dapat diatasi oleh bank dengan pembiayaan.
e. Stabilitas ekonomi
Untuk menekan arus infllasi dan terlebih-lebih lagi untuk usaha pembangunan
ekonomi maka pembiayaan bank memegang peran yang sangat penting.
f. Sebagai jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional.
Para usahawan yang memperoleh pembiayaan tentu saja berusaha untuk
meningkatkan usahanya dan peningkatan profit keuntungan. Jika pendapatan yang
terus meningkat berarti pajak perusahaan oun akan terus bertambah. Apabila rata-
rata
pengusaha,pemilik tanah, pemilik modal, dan buruh/karywan mengalami
peningkatan
pendapatan, maka pendapatan negara via pajak akan bertambah, penghasilan
devisa
bertambah dan penggunaan devisa untuk urusan konsumsi berkurang, sehingga
langsung atau tidak langsung, melalui pembiayaan, pendapatan nasional akan
betambah.
e. Akad-akad pembiayaan
Akad-akad dalam hubungannya dengan penyaluran dana atau kegiatan usaha bank
syariah berupa pembiayaan sebagaimana dijelaskan dalam kodifikasi produk
perbankan Syariah yang diatur dalam ketentuan Bank Indonesia tersebut dan
sebagaimana di Fatwa kan oleh DSN, serta UU Perbankan Syariah berkenaan dengan
masingmasing akad syariah yang bersangkutan, antara lain.
a. Pembiayaan berdasarkan akad mudharabah
Pembiayaan berdasarkan akad mudharabah, bank syariah bertindak sebagai
pemilik
dana (shahibul maal) yang menyediakan dana dengan fungsi sebagai modal kerja,
dan
nasabah bertindak sebagai pengelola dana (mudharib) dalam kegiatan usahanya.
b. Pembiayaan berdasarkan akad musyarakah
Pembiayaan berdasarkan akad musyarakah bank dan nasabah masing-masing
bertindak sebagai mitra usaha dengan bersamasama menyediakan dana dan/atau
barang
untuk membiayai suatu kegiatan usaha bertentu.
c. Pembiayaan berdasarkan akad murabahah.
Pembiayaan berdasarkan akad murabahah, bank bertindak sebagai pihak
penyedia dana dalam kegiatan transaksi murabahah dengan nasabah dalam jual
beli.
d. Pembiayaan berdasarkan akad salam
Pembiayaan berdasarkan akad salam, bank bertindak sebagai pihak penyedia dana
dalam kegiatan transaksi salam dengan nasabah dalam bentuk jual beli pesanan.
e. Pembiayaan berdasarkan akad istishna
Pembiayaan berdasarkan akad istishna, bank bertindak sebagai penyedia dana
dalam kegiatan transaksi istishna dengan nasabah, dan pembayaran oleh bank
kepada
nasabah tidak boleh dalam bentuk pembebasan utang nasabah kepada bank atau
dalam
bentuk piutang bank.
f. Pembiayaan berdasarkan akad ijarah
Pembiayaan berdasarkan akad ijarah, bank bertindak sebagai penyedia dana
dalam
transaksi ijarah dengan nasabah. Dalam pembiayaan ini bank wajib menyediakan
dana
untuk merealisasikan penyediaan objek sewa yang dipesan nasabah.
g. Pembiayaan berdasarkan akad ijarah muntahiya bittamlik
Transaksi berdasarkan akad ijarah muttahiya bittamlik selain bank sebagai
penyedia dana dalam kegiatan transaksi ijarah dengan nasabah, bank juga
bertindak
sebagai pemberi janji (wa’ad) antara lain untuk memberikan opsi pengalihan hak
penguasaan objek sewa kepada nasabah sesuai kesepakatan.
h. Pembiayaan berdasarkan akad qard
Pembiayaan berdasarkan akad qard, bank bertindak sebagai penyedia dana untuk
memberikan pinjaman (qard) tanpa tambahan apapun kepada nasabah berdasarkan
kesepakatan.
i. Pembiayaan mutijasa
Pembiayaan multijasa berdasarkan akad kafalah, bank bertindak sebagai pemberi
jaminan atas pemenuhan kewajiban nasabah terhadap pihak ketiga.(Ii & Teori,
2002)

Ii, B. A. B., & Teori, A. L. (2002). Sadono Sukirno, Pengantar Teori Mikro Ekonomi Edisi
Ketiga , PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2002, hlm. 205. 1 10. 10–37.
Nafisah, A. N. (2020). Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Brawijaya Malang. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, 3.

Anda mungkin juga menyukai