Anda di halaman 1dari 13

KUP

KEGIATAN
UPAYA HUKUM DI LUAR DIREKTORAT
BELAJAR 10

JENDERAL PAJAK

9
Sebelum kita membahas upaya hukum di Pengadilan Pajak, kita bahas dulu
kedudukan Pengadilan Pajak dalam sistem peradilan di Indonesia yang diatur
dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2009 tentang
Kekuasaan Kehakiman sebagai berikut.

Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan
peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum,
lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan
peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.362
Mahkamah Agung merupakan pengadilan negara tertinggi dari badan
peradilan yang berada di dalam keempat lingkungan peradilan.363

▪ Pengadilan khusus hanya dapat dibentuk dalam salah satu lingkungan


peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung.364 Yang dimaksud
dengan “pengadilan khusus” antara lain adalah pengadilan anak, pengadilan
niaga, pengadilan hak asasi manusia, pengadilan tindak pidana korupsi,
pengadilan hubungan industrial dan pengadilan perikanan yang berada di
lingkungan peradilan umum, serta pengadilan pajak yang berada di
lingkungan peradilan tata usaha negara.
▪ Ketentuan mengenai pembentukan pengadilan khusus diatur dalam undang-
undang.365 Di lingkungan peradilan tata usaha negara dapat dibentuk
pengadilan khusus yang diatur dengan undang-undang. Dalam
penjelasannya disebutkan bahwa pengadilan khusus merupakan diferensiasi

362 Pasal 18 UU Kekuasaan Kehakiman


363 Pasal 19 UU Kekuasaan Kehakiman
364 Pasal 27 ayat (1) UU Kekuasaan Kehakiman
365 Pasal 27 ayat (2) UU Kekuasaan Kehakiman

193

PUSDIKLAT PAJAK
KUP

atau spesialisasi di lingkungan peradilan tata usaha negara, misalnya


pengadilan pajak.366

1. Kekuasaan Pengadilan Pajak

Kekuasaan pengadilan sering disebut dengan istilah kompetensi, maksudnya di


Indonesia ini terdapat beberapa lingkup peradilan misalnya peradilan agama
untuk menyelesaikan proses hukum (perdata) bagi muslim berdasarkan hukum
Islam. Pengadilan Tipikor untuk menyelesaiakan masalah tindak pidana korupsi.
Tiap-tiap kasus hukum harus disidangkan oleh pengadilan yang sesuai dengan
kompetensinya. Kekuasaan Pengadilan Pajak adalah sebagai berikut.

1. Pengadilan Pajak mempunyai tugas dan wewenang memeriksa dan


memutus Sengketa Pajak.367 Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Pengadilan
Pajak mendefinisikan sengketa Pajak adalah sengketa yang timbul dalam
bidang perpajakan antara Wajib Pajak atau penanggung Pajak dengan
pejabat yang berwenang sebagai akibat dikeluarkannya keputusan yang
dapat diajukan Banding atau Gugatan kepada Pengadilan Pajak
berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan, termasuk Gugatan
atas pelaksanaan penagihan berdasarkan Undang-undang Penagihan Pajak
dengan Surat Paksa.

2. Pengadilan Pajak dalam hal Banding hanya memeriksa dan memutus


sengketa atas keputusan keberatan, kecuali ditentukan lain oleh peraturan
perundang-undangan yang berlaku.368 Sengketa pajak yang menjadi objek
pemeriksaan adalah sengketa yang dikemukakan pemohon Banding dalam
permohonan keberatan yang seharusnya diperhitungkan dan diputuskan
dalam keputusan keberatan. Selain itu Pengadilan Pajak dapat pula
memeriksa dan memutus permohonan Banding atas keputusan/ketetapan
yang diterbitkan oleh Pejabat yang berwenang sepanjang peraturan
perundang-undangan yang terkait yang mengatur sedemikian.

366Pasal 9A ayat (1) UU PTUN


367 Pasal 31 ayat (1) UU PP
368 Pasal 31 ayat (2) UU PP

194 PUSDIKLAT PAJAK


KUP

3. Pengadilan Pajak dalam hal Gugatan memeriksa dan memutus sengketa


atas pelaksanaan penagihan Pajak atau Keputusan pembetulan atau
Keputusan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) Undang-
undang KUP dan peraturan perundang-undangan perpajakan yang
369
berlaku.

4. Pengadilan Pajak mengatur bahwa selain tugas dan wewenang diatas,


Pengadilan Pajak mengawasi kuasa hukum yang memberikan bantuan
hukum kepada pihak-pihak yang bersengketa dalam
sidang-sidang Pengadilan Pajak.370 Pengawasan
tersebut diatur lebih lanjut dengan Keputusan
Ketua.371 Kekuasaan ini lebih tepat jika disebut
sebagai kekuasaan pengawasan, artinya bukan
memeriksa dan memutus sengketa pajak.

5. Pengadilan Pajak merupakan Pengadilan tingkat


pertama dan terakhir dalam memeriksa dan
memutus Sengketa Pajak.372 Sebagai pengadilan
tingkat pertama dan terakhir pemeriksaan atas
Sengketa Pajak hanya dilakukan oleh Pengadilan Pajak. Oleh karenanya
putusan Pengadilan Pajak tidak dapat diajukan Gugatan ke Peradilan
Umum, Peradilan Tata Usaha Negara, atau Badan Peradilan lain, kecuali
putusan berupa "tidak dapat diterima" yang menyangkut
kewenangan/kompetensi. Selain tidak bisa diajukan gugatan ke pengadilan
lain, Putusan Pengadilan Pajak juga tidak bisa dilakukan Kasasi ke
Mahkakah Agung, namun bisa diajukan upaya hukum luar biasa berupa
Peninjauan Kemnali ke Mahkamah Agung.

6. Untuk keperluan pemeriksaan Sengketa Pajak, Pengadilan Pajak dapat


memanggil atau meminta data atau keterangan yang berkaitan dengan
Sengketa Pajak dari pihak ketiga sesuai dengan peraturan perundang-

369 Pasal 31 ayat (3) UU PP


370 Pasal 32 ayat (1) UU PP
371 Pasal 32 ayat (1) UU PP
372 Pasal 33 ayat (1) UU PP

195

PUSDIKLAT PAJAK
KUP

undangan yang berlaku.373 Biaya untuk mendatangkan pihak ketiga


ditanggung oleh para pihak yang bersengketa yang mengusulkan
didatangkannya pihak ketiga tersebut.

1.2. Kedudukan dan Pembinaan Pengadilan Pajak

Pengadilan Pajak adalah badan peradilan yang melaksanakan kekuasaan


kehakiman bagi Wajib Pajak atau penanggung Pajak yang mencari keadilan
terhadap Sengketa Pajak.374 Dengan Undang-undang Pengadilan Pajak dibentuk
Pengadilan Pajak yang berkedudukan di ibukota Negara.375 Sidang Pengadilan
Pajak dilakukan di tempat kedudukannya dan apabila dipandang perlu dapat
dilakukan di tempat lain.376 Tempat sidang tersebut ditetapkan oleh Ketua.377
Saat ini selain di Jakarta tempat sidang Pengadilan pajak juga ada di Surabaya,
Yogyakarta, dan rencananya akan bertempat di Medan dan Makassar.

Pembinaan teknis peradilan bagi Pengadilan Pajak dilakukan oleh Mahkamah


Agung.378 Pembinaan organisasi, administrasi, dan keuangan bagi Pengadilan
Pajak dilakukan oleh Departemen Keuangan (saat ini Kementerian Keuangan). 379
Pembinaan tersebut tidak boleh mengurangi kebebasan Hakim dalam memeriksa
dan memutus Sengketa Pajak.380

2. Kuasa Hukum Pengadilan Pajak

Para pihak yang bersengketa masing-masing dapat didampingi atau diwakili oleh
satu atau lebih kuasa hukum dengan Surat Kuasa Khusus.381 Untuk menjadi
kuasa hukum harus memenuhi persyaratan umum dan khusus. Persyaratan
umum untuk menjadi Kuasa Hukum adalah:382
a. Warga Negara Indonesia; dan

373 Pasal 32 ayat (2) UU PP


374 Pasal 2 UU PP
375 Pasal 3 UU PP
376 Pasal 4 ayat (1) UU PP
377 Pasal 4 ayat (2) UU PP
378 Pasal 5 ayat (1) UU PP
379 Pasal 5 ayat (2) UU PP
380 Pasal 5 ayat (3) UU PP
381Pasal 34 ayat (1) UU PP
382 Pasal 2-5 PMK184/PMK.01/2017

196 PUSDIKLAT PAJAK


KUP

b. mempunyai pengetahuan yang luas dan keahlian tentang peraturan


perundang-undangan perpajakan yang dibuktikan dengan:
1) ijazah Sarjana/Diploma IV di bidang administrasi fiskal, akuntasi,
perpajakan, dan/ atau kepabeanan dan cukai dari perguruan tinggi yang
terakreditasi; atau
2) ijazah Sarjana/ Diploma IV dari perguruan tinggi yang terakreditasi selain
dalam bidang sebagaimana dimaksud dalam huruf a yang dilengkapi
dengan salah satu bukti tambahan sebagai berikut:
a) ijazah Diploma III Perpajakan dan/ atau kepabeanan dan cukai
dari perguruan tinggi yang terakreditasi;
b) brevet perpajakan dari instansi atau lembaga penyelenggara
brevet perpajakan;
c) sertifikat keahlian kepabeanan dan cukai dari instansi atau
lembaga pendidikan dan pelatiahan kepabeanan dan cukai; atau
d) surat atau dokumen yang menunjukkan pengalaman pernah
bekerja pada instansi pemerintah di bidang teknis perpajakan
dan/ atau kepabeanan dan cukai.
Persyaratan khusus untuk menjadi Kuasa Hukum adalah:
1) mempunyai NPWP;
2) mempunyai bukti tanda terima penyampaian SPT Tahunan PPh Orang
Pribadi untuk dua tahun terakhir;
3) memiliki Surat Keterangan Catatan Kepolisian;
4) tidak berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil atau pejabat negara;
5) menandantangani pakta integritas
6) telah melewati jangka waktu dua tahun setelah diberhentikan dengan
hormat sebagai Hakim Pengadilan Pajak untuk orang yang pernah
mengabdikan diri sebagai Hakim Pengadilan Pajak; dan
7) memiliki izin kuasa hukum.

Kuasa hukum yang mendampingi atau mewakili pemohon Banding atau


penggugat adalah keluarga sedarah atau semenda sampai dengan derajat
kedua, pegawai, atau pengampu, persyaratan tersebut tidak diperlukan.383

383Pasal 34 ayat (3) UU PP

197

PUSDIKLAT PAJAK
KUP

3. Banding

Apabila Wajib Pajak tidak setuju atas keputusan keberatan yang diterbitkan oleh
Direktur Jenderal pajak, Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan banding
hanya kepada badan peradilan pajak. Yang dimaksud dengan badan peradilan
pajak saat ini adalah Pengadilan Pajak.

3.1. Pihak yang Mengajukan Banding

Banding dapat diajukan oleh Wajib Pajak, ahli warisnya, seorang pengurus, atau
kuasa hukumnya.384 Apabila selama proses Banding, pemohon Banding
meninggal dunia, Banding dapat dilanjutkan oleh ahli warisnya, kuasa hukum dari
ahli warisnya, atau pengampunya dalam hal pemohon Banding pailit.385 Apabila
selama proses Banding pemohon Banding melakukan penggabungan,
peleburan, pemecahan/pemekaran usaha, atau likuidasi, permohonan dimaksud
dapat dilanjutkan oleh pihak yang menerima pertanggungjawaban karena
penggabungan, peleburan, pemecahan/ pemekaran usaha, atau likuidasi
dimaksud.386

3.2. Persyaratan Pengajuan Banding

Persyaratan banding sering juga disebut sebagai persyaratan formal, sebelum


Pengadilan Pajak memeriksa dan memutus sengketa pajaknya persyaratan
harus dipenuhi. Persyaratan pengajuan banding diatur dalam Pasal 35 sampai
dengan 39 Undang-Undang Pengadilan Pajak sebagai berikut.
1. Banding diajukan dengan Surat Banding dalam Bahasa Indonesia kepada
Pengadilan Pajak.387
2. Banding diajukan dalam jangka waktu tiga bulan sejak tanggal diterima
Keputusan yang dibanding, kecuali diatur lain dalam peraturan perundang-
undangan perpajakan, dihitung dari tanggal Keputusan diterima sampai
dengan tanggal Surat Banding dikirim oleh pemohon Banding.

384Pasal 37 ayat (1) UU PP


385Pasal 37 ayat (2) UU PP
386Pasal 37 ayat (3) UU PP
387Pasal 35 ayat (1) UU PP

198 PUSDIKLAT PAJAK


KUP

Contoh:
Keputusan yang dibanding diterima tanggal 10 Mei 2002, maka
batas terakhir pengiriman Surat Banding adalah tanggal 9 Agustus
2002.

Jangka waktu tersebut tidak mengikat apabila jangka waktu dimaksud tidak
dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaan pemohon Banding.
3. Terhadap satu Keputusan diajukan satu Surat Banding.388
4. Banding diajukan dengan disertai alasan-alasan yang jelas, dan
dicantumkan tanggal diterima SK yang dibanding.389
5. Pada Surat Banding dilampirkan salinan Keputusan yang dibanding, dalam
pengertian salinan termasuk fotokopi atau lembaran lainnya.390
6. Dalam hal Banding diajukan terhadap besarnya jumlah Pajak yang terutang,
Banding hanya dapat diajukan apabila jumlah yang terutang dimaksud telah
dibayar sebesar 50%.391
7. Pemohon Banding dapat melengkapi Surat Bandingnya untuk memenuhi
ketentuan yang berlaku sepanjang masih dalam jangka waktu. Jika surat
atau dokumen disusulkan, maka tanggal penerimaan Surat Banding adalah
tanggal diterima surat atau dokumen susulan dimaksud.392 Pemohon
Banding dapat melengkapi Surat Bandingnya untuk memenuhi ketentuan
yang berlaku sepanjang masih memenuhi syarat sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 35 ayat (1), Pasal 36 ayat (1), yang kemudian dalam jangka
waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (2) disusul dengan surat
atau dokumen sehingga Banding dimaksud sesuai dengan ketentuan yang
berlaku, maka tanggal penerimaan Surat Banding adalah tanggal diterima
surat atau dokumen susulan dimaksud.

3.3. Sanksi administrasi berupa denda sebesar 100%

Wajib Pajak dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 100% dari
jumlah pajak berdasarkan Putusan Banding dikurangi dengan pembayaran

388Pasal 36 ayat (1) UU PP


389Pasal 36 ayat (2) UU PP
390Pasal 36 ayat (3) UU PP
391Pasal 36 ayat (4) UU PP
392Pasal 38 UU PP

199

PUSDIKLAT PAJAK
KUP

pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 27 ayat (5d) Undang-Undang KUP dalam hal Putusan
Banding:
a. menolak;
b. mengabulkan sebagian;
c. menambah pajak yang harus dibayar; atau
d. membetulkan kesalahan tulis dan/atau kesalahan hitung yang
menambah pajak yang masih harus dibayar.
Jumlah pajak berdasarkan Putusan Banding dikurangi dengan pajak yang
telah dibayar sebelum mengajukan keberatan harus dilunasi paling lama satu
bulan sejak tanggal penerbitan Putusan Banding, dan penagihan dengan
Surat Paksa akan dilaksanakan apabila Wajib Pajak tidak melunasi utang
pajak tersebut.

4. Gugatan

Pengertian gugatan didefinisikan dalam UU Pengadilan Pajak dan UU Penagihan


Pajak dengan Surat Paksa:
▪ Pasal 1 angka 7 UU Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak.
Gugatan adalah upaya hukum yang dapat dilakukan oleh Wajib Pajak atau
penanggung Pajak terhadap pelaksanaan penagihan Pajak atau terhadap
keputusan yang dapat diajukan Gugatan berdasarkan peraturan perundang-
undangan perpajakan yang berlaku.
▪ Pasal 1 angka 22 UU Nomor 19 Tahun 2000. Gugatan atau Sanggahan
adalah upaya hukum terhadap pelaksanaan penagihan pajak atau
kepemilikan barang sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-
undangan yang bersangkutan.

4.1. Objek Gugatan

Objek gugatan yang hanya dapat diajukan ke Pengadilan Pajak diatur dalam
Pasal 23 UU KUP adalah gugatan Wajib Pajak atau Penanggung Pajak
terhadap:
a. pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, atau
Pengumuman Lelang;
b. keputusan pencegahan dalam rangka penagihan pajak;

200 PUSDIKLAT PAJAK


KUP

c. keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan keputusan perpajakan,


selain yang ditetapkan dalam Pasal 25 ayat (1) dan Pasal 26; atau
d. penerbitan surat ketetapan pajak atau SK Keberatan yang dalam
penerbitannya tidak sesuai dengan prosedur atau tata cara yang telah
diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Surat
ketetapan pajak yang penerbitannya tidak sesuai dengan prosedur atau
tata cara penerbitan,393 meliputi surat ketetapan pajak yang penerbitannya
tidak didasarkan pada:394
a) hasil Pemeriksaan;
b) hasil Pemeriksaan ulang; atau
c) hasil Pemeriksaan Bukti Permulaan terkait dengan SKPKB
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13A UU KUP.
d) surat ketetapan pajak yang menetapkan Masa Pajak, Bagian Tahun
Pajak atau Tahun Pajak tidak sesuai dengan Masa Pajak, Bagian
Tahun Pajak atau Tahun Pajak yang dilakukan Pemeriksaan,
Pemeriksaan ulang, atau Pemeriksaan Bukti Permulaan.395
SK Keberatan yang penerbitannya tidak sesuai dengan prosedur atau tata cara
penerbitan,396 meliputi SK Keberatan yang penerbitannya tidak didahului dengan
penyampaian SPUH kepada Wajib Pajak.397

5.2. Pihak yang Mengajukan Gugatan

Gugatan dapat diajukan oleh penggugat, ahli warisnya, sorang pengurus, atau
kuasa hukumnya dengan disertai alasan-alasan yang jelas, mencantumkan
tanggal diterima, pelaksanaan penagihan, atau Keputusan yang digugat dan
dilampiri salinan dokumen yang digugat.398 Apabila selama proses Gugatan,
penggugat meninggal dunia, Gugatan dapat dilanjutkan oleh ahli warisnya, kuasa
hukum dari ahli warisnya, atau pengampunya dalam hal penggugat pailit. 399
Apabila selama proses Gugatan, penggugat melakukan penggabungan,
peleburan, pemecahan/pemekaran usaha, atau likuidasi, permohonan dimaksud

393Pasal 38 ayat (1) PP 74 Tahun 2011


394Pasal 38 ayat (2) PP 74 Tahun 2011
395Pasal 38 ayat (3) PP 74 Tahun 2011
396Pasal 39 ayat (1) PP 74 Tahun 2011
397Pasal 39 ayat (2) PP 74 Tahun 2011
398Pasal 41 ayat (1) UU PP
399Pasal 41 ayat (2) UU PP

201

PUSDIKLAT PAJAK
KUP

dapat dilanjutkan oleh pihak yang menerima pertanggungjawaban karena


penggabungan, peleburan, pemecahan/pemekaran usaha, atau likuidasi
dimaksud.400

4.2. Persyaratan Pengajuan Gugatan

Persyaratan pengajuan gugatan diatur dalam Pasal 40 sampai dengan 43


Undang-Undang Pengadilan Pajak sebagai berikut.
i. Gugatan diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia kepada
Pengadilan Pajak.401
ii. Jangka Waktu untuk mengajukan Gugatan terhadap pelaksanaan
penagihan Pajak adalah empat belas hari sejak tanggal pelaksanaan
penagihan yang dihitung sejak:

Tahapan Penagihan Dihitung Sejak


Surat Paksa pemberitahuan Surat Paksa kepada
Penanggung Pajak
Surat Perintah pembuatan Berita Acara Pelaksanaan Sita
Melaksanakan
Penyitaan
Pengumuman Lelang Diumumkan

Jangka waktu untuk mengajukan Gugatan terhadap Keputusan selain


terhadap pelaksanaan penagihan pajak adalah tiga puluh hari sejak
tanggal diterima Keputusan yang digugat selain pelaksanaan
penagihan.402 Jangka waktu tersebut tidak mengikat apabila jangka
waktu dimaksud tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar
kekuasaan penggugat.403 Perpanjangan jangka waktu adalah empat
belas hari terhitung sejak berakhirnya keadaan di luar kekuasaan
penggugat.404
iii. Terhadap satu pelaksanaan penagihan atau satu Keputusan diajukan
satu Surat Gugatan.405

400Pasal 41 ayat (3) UU PP


401Pasal 40 ayat (1) UU PP
402Pasal 40 ayat (3) UU PP
403Pasal 40 ayat (4) UU PP
404Pasal 40 ayat (5) UU PP
405Pasal 40 ayat (6) UU PP

202 PUSDIKLAT PAJAK


KUP

4.3. Gugatan Tidak Menunda Penagihan

Gugatan tidak menunda atau menghalangi dilaksanakannya penagihan Pajak


atau menghalangi pelaksanaan kewajiban perpajakan penggugat.406 Namun
demikian, Penggugat dapat mengajukan permohonan agar tindak lanjut
pelaksanaan penagihan Pajak ditunda selama pemeriksaan Sengketa Pajak
sedang berjalan, sampai ada putusan Pengadilan Pajak.407 Putusan sela dapat
dikeluarkan atas pelaksanaan penagihan Pajak. Permohonan tersebut dapat
diajukan sekaligus dalam Gugatan dan dapat diputus terlebih dahulu dari pokok
sengketanya.408 Permohonan penundaan tersebut dapat dikabulkan hanya
apabila terdapat keadaan yang sangat mendesak yang mengakibatkan
kepentingan penggugat sangat dirugikan jika pelaksanaan penagihan Pajak yang
digugat itu dilaksanakan.409

5. Putusan Pengadilan Pajak

Putusan Pengadilan Pajak merupakan putusan akhir dan mempunyai kekuatan


hukum tetap.410 Pihak-pihak yang bersengketa dapat mengajukan peninjauan
kembali atas putusan Pengadilan Pajak kepada Mahkamah Agung.411 Putusan
Pengadilan Pajak diambil berdasarkan hasil penilaian pembuktian, dan
berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan yang bersangkutan,
serta berdasarkan keyakinan Hakim.412

Putusan Pengadilan Pajak dapat berupa:413


a. menolak;
b. mengabulkan sebagaian atau seluruhnya;
c. menambah Pajak yang harus dibayar;
d. tidak dapat diterima;
e. membetulkan kesalahan tulis dan/atau kesalahan hitung; dan/atau
f. membatalkan.

406Pasal 43 ayat (1) UU PP


407Pasal 43 ayat (2) UU PP
408Pasal 43 ayat (3) UU PP
409Pasal 43 ayat (4) UU PP
410Pasal 77 ayat (1) UU PP
411Pasal 77 ayat (3) UU PP
412Pasal 78 UU PP
413Pasal 80 ayat (1) UU PP

203

PUSDIKLAT PAJAK
KUP

Terhadap putusan tersebut tidak dapat lagi diajukan Gugatan, Banding, atau
kasasi.414 Putusan Pengadilan Pajak harus diucapkan dalam sidang terbuka
untuk umum.415 Tidak dipenuhinya ketentuan tersebut, putusan Pengadilan Pajak
tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan hukum dan karena itu putusan
dimaksud harus diucapkankembali dalam sidang terbuka untuk umum.416

6. Pelaksanaan Putusan Pengadilan Pajak

Putusan Pengadilan Pajak langsung dapat dilaksanakan dengan tidak


memerlukan lagi keputusan pejabat yang berwenang kecuali peraturan
perundang-undangan mengatur lain.417

Dirjen Pajak menerbitkan surat pelaksanaan Putusan Banding setelah menerima


Putusan Banding.418 Dalam rangka melaksanakan
Putusan Banding dari Pengadilan Pajak, Dirjen Pajak
menerbitkan surat pelaksanaan Putusan Banding, yaitu
keputusan Dirjen Pajak yang diterbitkan berdasarkan
Putusan Banding dari Pengadilan Pajak dan digunakan
sebagai dasar untuk melaksanakan Putusan Banding dari
Pengadilan Pajak agar Putusan Banding tersebut dapat
dicatat ke dalam sistem administrasi perpajakan.

7. Peninjauan Kembali Di Mahkamah Agung

Peninjauan kembali adalah upaya hukum luar biasa (request civil) yaitu upaya
untuk meninjau kembali suatu putusan Pengadilan yang telah berkekuatan
hukum tetap. Oleh karena putusan Pengadilan Pajak telah mempunyai kekuatan
hukum tetap, maka bagi pihak-pihak yang bersengketa dapat mengajukan
peninjauan kembali atas putusan Pengadilan Pajak kepada Mahkamah Agung.419

Permohonan peninjauan kembali tersebut hanya dapat diajukan satu kali kepada
Mahkamah Agung melalui Pengadilan Pajak.420 Permohonan peninjauan kembali

414Pasal 80 ayat (2) UU PP


415Pasal 83 ayat (1) UU PP
416Pasal 83 ayat (2) UU PP
417Pasal 86 UU PP
418Pasal 42 ayat (1), ayat (3) PP 74 Tahun 2011
419Pasal 77 ayat (3) UU PP
420Pasal 89 ayat (1) UU PP

204 PUSDIKLAT PAJAK


KUP

tidak menangguhkan atau menghentikan pelaksanaan putusan Pengadilan


Pajak.421 Permohonan peninjauan kembali dapat dicabut sebelum diputus, dan
dalam hal sudah dicabut permohonan peninjauan kembali tersebut tidak dapat
diajukan lagi.422

Hukum acara yang berlaku pada pemeriksaan peninjauan kembali adalah hukum
acara pemeriksaan peninjauan kembali sebagaimana dimaksud dalam Undang-
undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung, kecuali yang diatur
secara khusus dalam Undang-undang Pengadilan Pajak.423

7.1. Alasan dan Jangka Waktu Pengajuan Permohonan Peninjauan


Kembali

Alasan Permohonan PK Jangka Waktu Pengajuan PK


adalah 3 bulan sejak
Apabila putusan Pengadilan Pajak diketahuinya kebohongan atau
didasarkan pada suatu kebohongan atau tipu muslihat atau sejak putusan
tipu muslihat pihak lawan yang diketahui Hakim pengadilan pidana
setelah perkaranya diputus atau didasarkan memperoleh kekuatan hukum
pada bukti-bukti yang kemudian oleh hakim tetap.424
pidana dinyatakan palsu
Apabila terdapat bukti tertulis baru yang ditemukan surat-surat bukti yang
penting dan bersifat menentukan, yang hari dan tanggal ditemukannya
apabila diketahui pada tahap persidangan di harus dinyatakan di bawah
Pengadilan Pajak akan menghasilkan sumpah dan disahkan oleh
putusan yang berbeda pejabat yang berwenang.425
Apabila telah dikabulkan suatu hal yang
tidak dituntut atau lebih dari pada yang
dituntut, kecuali yang diputus mengabulkan
sebagaian atau seluruhnya dan menambah
Pajak yang harus dibayar
Apabila mengenai suatu bagian dari
putusan dikirim426
tuntutan belum diputus tanpa
dipertimbangkan sebab-sebabnya
Apabila terdapat suatu putusan yang nyata-
nyata tidak sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang
berlaku

421Pasal 89 ayat (2) UU PP


422Pasal 89 ayat (3) UU PP
423Pasal 90 UU PP
424Pasal 92 ayat (1) UU PP
425Pasal 92 ayat (2) UU PP
426Pasal 92 ayat (3) UU PP

205

PUSDIKLAT PAJAK

Anda mungkin juga menyukai