Anda di halaman 1dari 2

Pertanyaan :

1. Silahkan analisa manfaat dari penerimaan pajak daerah yang saudara ketahui,
apakah penerimaan pajak tersebut berperan terhadap perkembangan daerah dan
kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut !
2. Penerimaan pajak daerah di Indonesia rata-rata rendah, menurut saudara apakah
yang melatar belakangi dari hal tersebut ! Silahkan berikan solusi yang sebaiknya
dilakukan daerah tersebut !

Jawaban :
1. Teman-teman pasti sudah mengenal atau mendengar kata “APBN” dan “APBD”, berikut
saya ulas kembali terkait dua kata tersebut. APBN adalah Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara. Sumber penerimaan Negara dalam instrumen APBN antara lain ; pajak,
bea dan cukai, hibah dsb. Sedangkan APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja
Pemerintah. Sumber penerimaan Daerah dalam instrumen APBD antara lain; pajak daerah,
retribusi daerah, dana bagi hasil dsb.

Mari kita membahas inti topik dalam sesi 4 ini adalah “penerimaan pajak daerah”. Teman-
teman begitu banyak pajak daerah yang pasti kita semua pernah rasakan dan ketahui
bersama. Contoh pajak daerah meliputi pajak restoran, pajak reklame, pajak hotel, pajak
hiburan, pajak kendaraan bermotor, dsb. Menurut pendapat saya penerimaan pajak daerah
begitu berperan dalam membiayai segala pengeluaran dan perkembangan daerah. Dan
berikut manfaat yang dapat kita rasakan dari Pajak Daerah ;

A. Manfaat Budgetair
Manfaat ini sama dengan fungsi pajak sebagai budgetair . Sebagai wujud otonomi
daerah, pajak daerah sebagai pengumpul penerimaan daerah. Pajak Daerah dikelola
oleh Pemerintah Daerah tersebut diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan
efektivitas dalam rangka memantau potensi daerah tersebut. Contoh ; Seiring
berjalannya waktu ketika kita berwisata atau berkunjung di daerah Kabupaten/Kota.
Daerah tersebut pasti memiliki potensi objek wisata yang indah, menarik, dan unik untuk
dikunjungi. Dari potensi wisata tersebut, pemerintah daerah dapat mengenakan retribusi
kepada wisatawan. Sehingga dengan retribusi yang masuk dapat menjadi salah satu
sumber penerimaan pada daerah tersebut. Banyak pemberitaan melalui media sosial
terkait keindahan pantai, desa wisata, dsb. Selain itu disetiap daerah makin menjamur
usaha makanan minuman, diharapkan pemerintah daerah dapat mengenakan pajak
restoran.

B. Manfaat Regulerend
Untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan akuntabel dibutuhkan suatu
pengawasan tidak hanya melibatkan lingkup Itjen tetapi masyarakat juga harus
mengetahui dan memantau akan pendapatan daerah. Contoh : Kota Surabaya memiliki
portal terkait APBD, dalam portal tersebut menampilkan instrumen pendapatan dan
pengeluaran pemerintah daerah tersebut. Dengan adanya portal tersebut kita dapat
memantau alur penerimaan dan pengeluaran pemerintah daerah.

Dari dua manfaat tersebut menurut kesimpulan saya adalah Pajak Daerah sangat penting
dalam pembangunan daerah tersebut. Tujuan utamanya yaitu “mensejahterakan rakyat”.
Dengan dikelolanya pajak daerah seefektif dan seefisien dapat membuat daerah tersebut
menjadi daerah yang unggul. Masyarakat mendapatkan fasilitas dari pemerintah daerah
melalui alokasi dana desa.

2. Pajak Daerah memang dalam rata-rata penerimaannya disetiap daerah masih tergolong
rendah. Mengapa bisa demikian ?. Menurut saya pajak daerah kalah eksistensi dengan
pajak pusat. Hal ini dapat disebabkan antara lain ;

a. Kepatuhan dan kesadaran masyarakat rendah


Masyarakat mengganggap bahwa begitu banyak jenis dan objek dari pajak daerah,
sehingga masyarakat merasa terbebani untuk membayar pajak tersebut. Contoh ; Pajak
Kendaraan Bermotor banyak masyarakat yang berkendara dengan pajak yang belum
dibayarkan dengan alasan pihak kepolisian ketika melaksanakan razia, masyarakat bisa
memanfaatkan celah dengan mencari jalan alternatif guna menghindari razia tersebut.

Solusi : Pemerintah Daerah memberikan penyuluhan atau sosialisasi dengan media sosial
semisal Iklan Layanan Masyarakat Pentingnya Membayar Pajak Daerah, Setelah
Pemerintah Daerah memungut Pajak Daerah diharapkan juga memberikan pelayanan
(birokrasi) yang efektif tidak terbelit-belit.

b. Basis pajak yang kurang optimal untuk pengawasan


Pemerintah Daerah dengan ketersediaan Sumber Daya Aparatur yang terbatas, sehingga
kurang giat untuk melakukan pengawasan kepada masyarakat. Contoh ; Restoran A sudah
berdiri sejak 2019 hingga saat ini restoran tersebut ramai dikunjungi oleh pembeli. Namun
pajak restoran yang disetorkan kepada Daerah tidak sebanding dengan intensitas pembeli.
Dengan contoh kasus tersebut, Daerah kehilangan potensi pajak atau loss tax.

Solusi : Pemerintah Daerah seharusnya melakukan pengawasan yang ketat dalam


mengelola pajak daerah serta memberikan sanksi pidana kepada pelaku usaha yang
dengan sengaja tidak meyetorkan pajak restoran yang tidak sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya. Pemerintah daerah juga bekerja sama dengan Kantor Pelayanan Pajak
Pratama pada daerah tersebut guna permintaan data. Pemerintah Daerah mencocokkan
omzet pelaku usaha dalam hal ini pajak restoran (pajak daerah) dengan pajak pph final
UMKM (pajak pusat).

Sumber Referensi :
1. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 17 Ayat (2)
2. Buku Modul Ajar Administrasi Perpajakan halaman 5.42 dan 5.43

Anda mungkin juga menyukai