Anda di halaman 1dari 43

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, PAJAK RESTORAN DAN PAJAK

REKLAME TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI


KABUPATEN ACEH TAMIANG PERIODE 2008-2015

A. Latar Belakang

Kewajiban dari suatu Negara adalah melayani kebutuhan dari

masyarakat.Dalam menyelenggarakan berbagai tugas yang berguna untuk

masyarakat tersebut sudah tentu diperlukan biaya karena tanpa biaya maka

Negara tidak mungkin melaksanakan tugas – tugas tersebut denga sempurna.

Dalam zaman modern sekarang ini biaya yang dimaksud identik dengan uang,

walaupun terdapat kekecualian dalam hal pembiayaan dibantu secara material

oleh pihak-pihak tertentu.Untuk mendapatkan uang, selain mencetak sendiri

atau meminjam dari luar negri bayak jalan yang ditempuh oleh pemerintah.

Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan sumber pendapatan daerah

yang secara bebas dapat digunakan oleh masing-masing daerah untuk

menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan daerah. Tetapi pada

kenyataannya kontribusi Pendapatan Asli Daerah terhadap pendapatan dan

belanja daerah masih sedikit. Selama ini dominasi sumbangan pemerintah pusat

kepada daerah masih besar. Oleh karena itu untuk mengurangi ketergantungan

pada pemerintah pusat, pemerintah daerah harus meningkatkan Pendapatan

Asli Daerah (PAD) yang salah satunya dengan cara penggalian potensi daerah.

1
Menurut Abdul Halim (2004:94), Pendapatan Asli Daerah (PAD)

merupakan penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber – sumber dalam

wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan

peraturan perundang – undangan yang berlaku. Sektor pendapatan daerah

memegang peranan yang sangat penting, karena melalui sektor ini dapat dilihat

sejauh mana suatu daerah dapat membiayai kegiatan pemerintahan dan

pembangunan daerah.

Pajak daerah merupakan salah satu komponen Pendapatan Asli Daerah

yang memiliki prospek yang sangat baik untuk dikembangkan. Seperti yang

kita ketahui menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah Pasal 1 angka 10, Pajak Daerah adalah kontribusi

wajib kepada daerah yang terutang oleh pribadi atau badan yang bersifat

memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan

secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat.

Pajak Daerah dipungut oleh pemerintah dan digunakan untuk

membiayai rumah tangga daerah. Pajak daerah terdiri atas :

1. Pajak Provinsi, terdiri dari pajak kendaraan bermotor, bea balik nama

kendaraan bermotor, pajak bahan bakar kendaraan bermotor, pajak air

permukaan, dan pajak motor.

2
2. Pajak Kabupaten/Kota, terdiri dari pajak reklame, pajak penerangan jalan,

pajak hotel, pajak restoran, pajak mineral bukan logam dan batuan, pajak

parkir, pajak air tanah, pajak sarang burung wallet, pajak bumi dan

bangunan perdesaan dan perkotaan, bea perolehan ha katas tanah dan

bangunan.

Sumber: Katadata.co.id

Berdasarkan data jumlah pendapatan asli daerah Kabupaten Aceh

Tamiang yang dikeluarkan oleh katadata.co.id pada periode 2003-2013 atau

setelah tahun 2002 cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Walaupun

termasuk Kabupaten baru dimana Kabupaten Aceh Tamiang merupakan hasil

3
pemekaran dari Kabupaten Aceh Timur namun Kabupaten Aceh Tamiang

sudah mulai menunjukkan perkembangan yang sangat pesat.

Pendapatan asli daerah merupakan tulang punggung pembiayaan

daerah, oleh karenanya mampu melaksanakan ekonomi diukur dari besarnya

kontribusi yang diberikan oleh pendapatan asli daerah terhadap APBD,

semakin besar kontribusi yang dapat diberikan oleh pendapatan asli daerah

terhadap APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah

terhadap bantuan pemerintah pusat.

Pendanaan penyelenggaraan pemerintah diatur agar dapat terleksana

secara efektif dan efesinsi. Penyelenggaraan pemerintah yang menjadi

kewenangan daerah dbiayai oleh APBD, sedangkan penyelenggaraan

kewenangan pemerintah yang menjadi tanggung jawab pemerintah dibiayai

oleh APBN, baik kewenangan pusat yang dikonsentrasikan kepada gubernur

atau ditugaskan kepada pemerintahan daerah dan/ atau desa dalam rangka tugas

pembantuan.

Sumber – sumber pendapatan daerah terdiri dari :

a. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

b. Dana perimbangan

c. Pinjaman daerah

d. Lain – lain penerimaan yang sah

4
Data Penerimaan PAD Provinsi Aceh (dalam jutaan rupiah)

1 Kab. Aceh Barat 29.138


2 Kab. Aceh Besar 41.492
3 Kab. Aceh Selatan 30.000
4 Kab. Aceh Singkil 13.292
5 Kab. Aceh Tengah 23.465
6 Kab. Aceh Tenggara 17.000
7 Kab. Aceh Timur 36.855
8 Kab. Aceh Utara 62.523
9 Kab. Bireuen 73.277
10 Kab. Pidie 27.423
11 Kab. Simeulue 14.071
12 Kota Banda Aceh 87.418
13 Kota Sabang 16.874
14 Kota Langsa 24.647
15 Kota Lhokseumawe 33.100
16 Kab. Gayo Lues 12.959
17 Kab. Aceh Barat Daya 30.250
18 Kab. Aceh Jaya 16.185
19 Kab. Nagan Raya 26.270
20 Kab. Aceh Tamiang 39.475
21 Kab. Bener Meriah 20.055
22 Kab. Pidie Jaya 12.317
23 Kota Subulussalam 6.634
Sumber:

Berdasarkan tabel penerimaan pendapatan asli daerah Provinsi Aceh

yang berdasarkan Kabupaten/Kota diatas, dapat disimpulkan bahwa Kabupaten

Aceh Tamiang sebagai salah satu kabupaten dengan jumlah penerimaan PAD

cukup tinggi yang berada pada urutan ke empat setelah Kabupaten Aceh Utara

yaitu sebesar Rp 39.475.000.000. Untuk itu peneliti merasa Kabupaten Aceh

5
Tamiang memiliki potensi yang besar yang bersumber dari pendapatan asli

daerahnya, mengingat usia Kabupaten Aceh Tamiang yang lebih muda

dibandingkan Kabupaten/Kota lainnya yang berada pada peringkat 5 teratas

penerimaan PAD terbesar di Provinsi Aceh.

Penelitian mengenai pengaruh pajak hotel, pajak restoran dan pajak

reklame terhadap pedapatan asli daerah telah banyak dilakukan sebelumnya.

Namun dalam penelitian tersebut masih banyak perbedaan hasil penelitiannya.

Dalam penelitian Ervina BR.Sembiring (2011) pajak hotel berpengaruh

signifikan terhadap pendapatan asli daerah sedangkan, Mutia Hendrayani

Asriyawati (2014) menunjukkan pajak hotel tidak berpengaruh terhadap

pendapatan asli daerah. Mutia Hendrayani Asriyawati (2014) pajak restoran

berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah sedangkan Nur Setyo Wibowo

(2016) menunjukkan pajak restoran tidak berpengaruh terhadap pendapatan asli

daerah.

Dari uraian diatas, hasil penelitian yang belum menunjukkan

konsistensi antara peneliti yang satu denga peneliti lainnya, baik karena

perbedaan lokasi maupun periode waktu yang diteliti maka dari itu mendorong

peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang pajak hotel, pajak

restoran, dan pajak reklame sebagai variabel inedependen yang diharapkan

dapat memberikan hasil yang lebih akurat. Berdasarkan hal tersebut maka

peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS KONTRIBUSI

6
PAJAK HOTEL, PAJAK RESTORAN DAN PAJAK REKLAME

TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI

KABUPATEN ACEH TAMIANG PERIODE 2008-2015”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan

masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana kontribusi Pajak Hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah

Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2008-2015?

2. Bagaimana kontribusi Pajak Restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah

Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2008-2015?

3. Bagaimana kontribusi Pajak Reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah

Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2008-2015?

4. Bagaimana kontribusi Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Reklame

terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2008-

2015?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui kontribusi Pajak Hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah

Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2008-2015

7
2. Untuk mengetahui kontribusi Pajak Restoran terhadap Pendapatan Asli

Daerah Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2008-2015

3. Untuk mengetahui kontribusi Pajak Reklame terhadap Pendapatan Asli

Daerah Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2008-2015

4. Untuk mengetahui kontribusi Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak

Reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Aceh Tamiang tahun

2008-2015

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini diantaranya adalah:

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat

tentang perkembangan ilmu ekonomi terutama mengenai seberapa besar

pajak daerah berkontribusi atas pendapatan asli daerah.

2. Bagi Pemerintah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan

referensi saat pemerintah akan membuat dan memberlakukan aturan

berkaitan dengan pendapatan asli daerah dan pajak daerah di Kabupaten

Aceh Tamiang.

3. Bagi Akademisi, untuk memberi wadah kepada para akademisi untuk

mengembangkan riset dari penelitian ini dan merealisasikan hasil riset

dalam bidang ilmu pengetahuan.

4. Bagi Masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan menjadi tambahan

wawasan kepada masyarakat agar dapat mengetahui konidisi perekonomian

8
di Kabupaten Aceh Tamiang yang berhubungan dengan pendapatan asli

daerah dan pajak daerah.

5. Bagi Peneliti, penelitian ini berguna untuk menambah khazanah keilmuan

dan mengoptimalkan peran mahasiswa di bidang ekonomi Islam sebagai

sarana untuk memahami lebih jauh variabel yang mempengaruhi

pendapatan asli daerah.

E. Landasan Teori

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan Asli Daerah merupakan penerimaan yang diperoleh dari

sumber-sumber pendapatan di dalam daerahnya sendiri. Pendapatan Asli

Daerah tersebut dipungut berdasarkan peraturan daerah yang sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Pendapatan Asli

Daerah (PAD) adalah segenap pemasukan atau penerimaan yang masuk ke

dalam kas daerah, diperoleh dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri,

dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai peraturan perundang-undangan

yang berlaku dan dipergunakan untuk keperluan daerah. Oleh karena itu, tiap-

tiap daerah harus mengupayakan agar dapat dipungut seintensif mungkin (Fauzi

dan Iskandar, 1984:44).

Menurut pasal 1 ayat 6 pada Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005

tentang penglolaan keuangan daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi

perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,

9
pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah

provinsi/kabupaten/kota mampu membuat peraturan daerah sebagai landasan

hukum di dalam melakukan pengelolaan keuangan daerah. Pengelolaan

keuangan daerah yang diatur dalam peraturan daerah bersifat umum dan lebih

menekankan kepada hal-hal yang bersifat prinsip, norma, asas dalam

perencanaa, penyusunan anggaran, pelaksanaan penatausahaan, pelaporan,

pengawasan dan pertanggungjawaban keuangan daerah (Darise, 2009).

Menurut Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Pasal 3 , Pendapatan Asli

Daerah bertujuan memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk

mendanai pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan potensi daerah sebagai

perwujudan desentralisasi. Dalam upaya peningkatan PAD, daerah dilarang:

1) Menetapkan peraturan daerah tentang pendapatan daerah yang

menyebabkan ekonomi biaya tinggi; dan

2) Menetapkan peraturan daerah tentang pendapatan yang menghambat

mobilitas penduduk, lalu linta barang dan jasa antar daerah, dan kegiatan

ekspor impor.

Dalam hubungannya dengan pembiayaan pemerintah di daerah, perlu

diketahui sumber pendapatannya yang pasti agar terdapat kepastian pula

mengenai pelaksanaan dan kelangsungan kegiatan pemerintah di daerah. Secara

umum sumber-sumber pendapatan daerah dapat dibagi atas : alokasi dari

pemerintah pusat yang terdiri dari: anggaran pusat (votes), bantuan pusat

10
(grants), bagi hasil pajak, pinjaman, dan penyertaan modal, perpajakan,

retribusi, dan perusahaan (Badan Usaha). (Davey, 1988:25)

a. Alokasi

Alokasi dana dari pemerintah pusat yang disebut di negara-negara

persemakmuran sebagai vote yaitu suatu penetapan bagian anggaran negara

berdasar pada pemungutan suara dalam lembaga undang-undang. Tipe

pendanaan ini umumnya lebih berkaitan dengan administrasi wilayah

(dekonsentrasi) daripada dengan tipe-tipe lain dari pemerintah daerah. Dalam

konteks keuangan daerah, vote merupakan suatu jumlah yang dialokasikan

untuk tujuan tertentu yang dapat melibatkan pemerintah daerah mengadakan

pengeluaran sampai dengan jumlah yang telah ditetapkan. Di Indonesia alokasi

dana dari pemerintah pusat diatur dengan Undang-Undang No.30 Tahun 2004

tentang Perimbangan Keuangan antar Pemerintah Pusat dan Daerah yang terdiri

dari dua jenis yaitu dana perimbangan dan dan alokasi

b. Perpajakan

Dalam hal perpajakan, pemerintah daerah dapat memperoleh

pendapatannya dengan tiga cara (Davey, 1988:28). Cara pertama yaitu melalui

bagi hasil pajak dari pajak-pajak yang dipungut dan dikelola oleh pemerintah

pusat. Cara kedua adalah dimana pemerintah daerah dapat memungut tambahan

pajak berupa opsen (surcharge) di atas suatu pajak yang dipungut dan

11
dikumpulkan oleh pemerintah pusat. Para wajib pajak di wilayah atau daerah

mereka umumnya membayar pungutan tambahan beserta pajak-pajaknya

kepada pemerintah pusat, yang pada gilirannya membayarkan pendapatan

opsen trsebut kepada pemerintah daerah. Adapun cara ketiga adalah pungutan-

pungutan yang dikumpulkan dan ditahan oleh pemerintah daerah sendiri.

Terdapat keanekaragaman pajak semacam ini yang hampir tidak terbatas.

Adapun variabel yang utama adalah dasar hukumnya (kewenangannya).

c. Retribusi

Pajak biasanya harus dibayar oleh anggota masyarakat sebagai suatu

kewajiban hukum (berdasarkan pengesahan badan legislative), tanpa

pertimbangan apakah secara pribadi mereka mendapat manfaat atau tidak dari

pelayanan yang mereka biayai. Sebaliknya retribusi dibayar langsung oleh

mereka yang menikmati suatu pelayanan, dan biayanya dimaksudkan untuk

menutupi seluruh atau sebagian biaya pelayanannya. Sewa atas rumah milik

daerah, pungutan pajak irigasi, dan karcis masuk kolam renang adalah contoh-

contoh retribusi yang dimaksudnkan. Alasan pemungutan retribusi adalah

merupakan suatu pembenaran untuk memungut biaya pelayanan langsung dari

konsumennya, dan bukan dari wajib pajak pada umumnya.

d. Perusahaan (Badan Usaha)

12
Pemerintah daerah mungkin memperoleh penerimaan dari

pengoperasian perusahaan komersial atau perusahaan produksi sebagai suatu

sumber pendapatan bersih. Sudah barang tentu dasarnya adalah pemungutan

retribusi, tetapi pemungutan ini dengan maksud mendapat laba untuk

membiayai usaha-usaha lainnya, bukan sekedar untuk mengoperasikan

perusahaan itu sendiri. Kegiatan semacam itu sering menggeser lapangan

kegiatan yang biasanya dilakukan oleh sektor swasta, seperti penjual eceran,

hiburan atau jasa boga (catering).

2. Pajak Hotel

a. Pengertian

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 menyatakan

bahwa Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan yang di sediakan oleh hotel.

Menurut Sugianto (2008:43) Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan hotel,

sedangkan hotel adalah bangunan yang khusus disediakan untuk menginap atau

istrahat yang dipungut bayaran. Dari pemaparan tersebut dapat disimpulkan

bahwa Pajak Hotel timbul karena akibat adanya pelayanan yang disediakan

oleh hotel.

b. Objek Pajak Hotel

1) Objek Pajak Hotel adalah pelayanan yang disediakan oleh hotel dengan

pembayaran, termasuk jasa penunjang sebagai kelengkapan hotel yang

13
sifatnya memberikan kemudahan dan kenyamanan, termasuk fasilitas

olahraga dan hiburan

2) Jasa penunjang sebagaimana dimaksud pada angka (1) tersebut di atas

adalah fasilitas telepon, facsimile, teleks, internet, fotokopi, pelayanan

cuci, setrika, transportasi, dan fasilitas sejenis lainnya yang disediakan atau

dikelola hotel.

3) Tidak Termasuk Objek Pajak Hotel

a. Jasa tempat tinggal asrama yang diselenggarakan oleh pemerintah atau

Pemerintah Daerah;

b. Jasa sewa apartemen, kondominium, dan sejenisnya;

c. Jasa tempat tinggal di pusat pendidikan atau kegiatan keagamaan;

d. Jasa tempat tinggal di rumah sakit, asrama perawat, panti jompo, panti

asuhan, dan panti sosial lainnya yang sejenis; dan

e. Jasa biro perjalanan atau perjalanan wisata yang diselenggarakan oleh

Hotel yang dapat dimanfaatkan oleh umum. (Pasal 32 UU PDRD)

c. Subjek Pajak dan Wajib Hotel

1) Subjek Pajak Hotel adalah orang pribadi atau badan yang melakukan

pembayaran kepada orang pribadi atau badan yang mengusahakan hotel.

2) Wajib Pajak Hotel adalah orang pribadi atau badan yang megusahakan

hotel. (Pasal 33 UU PDRD)

3. Pajak Restoran

a. Pengertian

14
Marihot Pahala (2010:327) menjelaskan pengenaan Pajak Restoran

mencakup juga rumah makan, kafetaria, kantin, warung, bar, dan sejenisnya

termasuk jasa boga atau catering. Dari berbagai pendapat di atas dapat diambil

kesimpulan bahwa Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan yang

disediakan oleh restoran termasuk rumah makan, kantin, warung, dan

catering.

b. Objek Pajak Restoran

1) Objek Pajak Restoran adalah pelayanan yang disediakan oleh restoran.

2) Pelayanan yang disediakan oleh restoran sebagaimana dimaksud pada

angka (1) tersebut di atas, meliputi pelayanan penjualan makanan atau

miniman yang dikonsumsi oleh pembeli, baik dikonsumsi di tempat

pelayanan maupun di tempat lain.

3) Tidak termasuk Pajak Restoran sebagaimana dimaksud pada angka (1)

tersebut di atas adalah pelayanan yang disediakan oleh restoran yang nilai

penjualannya tidak melebihi batas tertentu yang ditetapkan dengan

Peraturan Daerah. (Pasal 37 UU PDRD)

c. Subjek Pajak dan Wajib Pajak Restoran

1) Subjek Pajak Restoran adalah orang pribadi atau badan yang membeli

makanan atau minuman dari restoran.

2) Wajib Pajak Restoran adalah orang pribadi atau badan yang mengusahakan

restoran. (Pasal 38 UU PDRD)

15
4. Pajak Reklame

a. Pengertian

Menurut Marihot Pahala (2010:381) Reklame adalah benda, alat,

perbuatan atau media yang menurut bentuk dan corak ragamnya untuk tujuan

komersial, memperkenalkan, menganjurkan atau memuji suatu barang, jasa

atau orang. Dari penjelasan tersebut diketahui Pajak Reklame adalah pajak yang

dikenakan karena adanya penyelenggaran reklame, di mana reklame juga dapat

digunakan untuk menarik perhatian umum kepada suatu barang, jasa atau

orang, yang ditempatkan atau dapat dilihat, dibaca dari suatu tempat.

b. Objek Pajak Reklame

1) Objek Pajak Reklame adalan semua penyelenggaraan reklame.

2) Objek Pajak sebagaimana dimaksud pada angka (1) tersebut di atas,

meliputi :

a. Reklame papan/billboard/videotron/megatron dan sejenisnya;

b. Reklame kain;

c. Reklame melekat, stiker;

d. Reklame selebaran;

e. Reklame berjala, termasuk pada kendaraan;

f. Reklame udara;

g. Reklame apung;

h. Reklame suara

16
i. Reklame film/slide; dan

j. Reklame peragaan

3) Tidak termasuk Objek Pajak Reklame adalah:

a. Penyelenggaran reklame melalui internet, televise, radio, warta harian,

warta mingguan, warta bulanan, dan sejenisnya;

b. Label/merek produk yang melekat pada barang yang diperdagangkan,

yang berfungsi unutuk membedakan dari produk sejenis lainnya;

c. Nama pengenal usaha atau profesi yang dipasang melekat pada

bangunan tempat usaha atau profesi diselenggarakan sesuai dengan

ketentuan yang mengatur nama pengenal usaha atau profesi tersebut;

d. Reklame yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau Pemerintah

Daerah; dan

e. Penyelenggaraan reklame lainnya yang ditetapkan dengan Peraturan

Daerah. (Pasal 47 UU PDRD)

c. Subjek Pajak dan Wajib Pajak Reklame

1) Subjek Pajak Reklame adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan

reklame.

2) Wajib Pajak Reklame adalah orang pribadi atau badan yang

menyelenggarakan reklame.

3) Dalam hal reklame diselenggarakan sendiri secara langsung oleh orang

pribadi atau badan, Wajib Pajak Reklame adalah orang pribadi atau badan

tersebut.

17
4) Dalam hal reklame diselelnggarakan melalui pihak ketiga, pihak ketiga

tersebut menjadi Wajib Pajak Reklame. (Pasal 47 UU PDRD)

F. Telaah Pustaka

Telaah pustaka menyajikan karya-karya terdahulu yang mempunyai

relevansi terhadap topik yang akan diteliti. Studi pustaka dari wacana penelitian

terdahulu dilakukan sebagai upaya memperjelas tentang variabel-variabel

dalam penelitian ini, sekaligus memberikan perbedaan antara penelitian yang

satu dengan penelitian lainnya. Sehingga kebenaran penelitian dapat

dipertanggung jawabkan serta terhindar dari unsur plagiasi.

Dari hasil studi pustaka penulis selama ini, ditemukan beberapa

penelitian yang berkaitan dengan topik yang akan dibaha oleh penulis sebagai

acuan dari studi ini. Penelitian yang dilakukan oleh Riri dkk (2015), mengenai

pendapatan asli daerah menjelaskan bahwa perkembangan pajak daerah dan

retribusi daerah Kabupaten/Kota Maluku Utara pada tahun 2010-2014

cenderung meningkat. Walaupun pada tahun 2011 mengalami penurunan pada

retribusi.

Adelia (2012) menjelaksan dalam penelitiannya tentang kontribusi

pajak daerah dan retribusi daerah terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten

Malang (Studi kasus pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Aset

Kabupaten Malang) bahwa hasil menunjukkan kontribusi terbesar selama lima

tahun dari 2007 hingga 2011 dari pajak daerah untuk PAD berasal dari pajak

18
penerangan jalan dengan rata-rata sebesar 36,40%, dimana pemungutan pajak

penerangan jalan masuk dalam pembayaran listrik ke PLN oleh masyarakat.

Kontribusi pajak daerah secara keseluruhan sudah memberikan tingkat

kontribusi yang baik bagi pendapatan Kabupaten Malang.

Siti Rochimah (2013) menjelaskan dalam penelitiannya bahwa hasil

pengujian hipotesis pertama diperoleh bahwa tidak ada pengaruh yang

signifikan antara Pajak Hotel & Restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah

secara parsial. Dengan demikian, hipotesis pertama (H1) dalam penelitian ini

ditolak. Kemudian diperoleh bahwa ada pengaruh yang signifikan dan positif

antara Retribusi Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah secara parsial.

Dengan demikian, hipotesis kedua (H2) dalam penelitian ini diterima. Dan yang

terakhir diperoleh bahwaada pengaruh yang signifikan antara Pajak Daerah

terhadap Pendapatan Asli Daerah secara parsial. Dengan demikian hipotesis

ketiga (H3) penelitian ini diterima.

Perbedaan penelitian ini degan yang telah dilakukan sebelumnya adalah

terletak pada objek penelitian dan analaisis olah data yang dilakukan. Data yang

digunakan adalah data time series bulanan dengan rentang waktu yang

digunakan adalah dari tahun 2008-2015. Penelitian ini berfokus pada

pendapatan asli daerah yang di pengaruhi oleh pajak hotel, pajak restoran dan

pajak reklame.

19
20
Berikut hasil penelitian terdahulu yang disajikan dalam bentuk tabel :

NO Peneliti dan Sumber Ref. Judul Variabel dan Alat Ringkasan Hasil
Tahun Analisis
1 Randy J. R. Jurnal EMBA, Analisis Kontribusi Variabel : Pajak Berdasarkan pembahasan dan hasilnya,
Walakandou, Vol. 1 No. 3 Pajak Hotel terhadap Hotel dan PAD maka dapat diambil kesimpulan yaitu
2013 Pendapatan Asli pajak Hotel memberikan kontribusi yang
Daerah (PAD) di Alat analisis : cukup besar kepada PAD kota Manado
Kota Manado Metode Analisis pada tahun 2007 – 2011 yaitu sebesar
Deskriptif 5,60% pada tahun 2007, 5,38% pada
tahun 2008, 7,63% pada tahun 2009,
8,11% pada tahun 2010, dan 7,71% pada
tahun 2011.
2 Alfan A. Lamia, Jurnal Berkala Analisis Efektivitas Variabel : Pajak Hasil penelitian menunjukkan bahwa
David P.E. Ilmiah dan Kontribusi Restoran, Pajak tingkat efektifitas dari penerimaan Pajak
Saerang, Heince Efisiensi, Vol. Pemungutan Pajak Reklame, Pajak Daerah dalam hal ini Pajak Restoran,
R. N Wokas, 15 No. 05 Restoran, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Reklame, dan Pajak Penerangan
2015 Reklame, dan Pajak dan PAD Jalan dari tahun 2010-2014 di Kabupaten
Penerangan Jalan Minahasa Utara bervariasi namun, secara
pada Pendapatan Asli Alat analisis : keseluruhan sudah efektif. Kontribusi
Daerah Kabupaten Metode Analisis yang diberikan Pajak Daerah dalam hal
Minahasa Utara Deskriptif ini Pajak Restoran, Pajak Reklame, dan
Pajak Penerangan Jalan dari tahun 2010-
2014 di Kabupaten Minahasa Utara
dengan mengunakan metode kontribusi
sudah memberikan kontribusi yang baik
terhadap Pendapatan Asli Daerah
sehingga dapat mempengaruhi PAD yang
diterima Kabupaten Minahasa Utara. Dan

21
ini dapat membantu peningkatan
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
Minahasa Utara guna untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran atau belanja
dari pemerintah Kabupaten Minahasa
Utara.
3 Dessy Fadina Skripsi Pengaruh Penerimaan Variabel : Pajak Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
Lubis, 2017 Fakultas Pajak Hotel, Pajak Hotel, Pajak dan mengacu pada perumusan serta
Ekonomi dan Restoran, Pajak Restoran, Pajak tujuan dari penelitian ini, maka dapat
Bisnis (FEB) Reklame, dan Pajak Reklame, Pajak ditarik kesimpulan bahwa pajak hotel,
Universitas Penerangan Jalan Penerangan Jalan, pajak restoran, pajak reklame dan pajak
Sumatera terhadap Pendapatan dan PAD penerangan jalan secara simultan
Utara Asli Daerah pada berpengaruh terhadap PAD.
Pemerintah Alat analisis :
Kabupaten Regresi Linear
Simalungun Berganda
4 Riri I.C Lumikis, Jurnal Riset Analisis Potensi Variabel : Pajak Hasil penelitian menunjukkan
David P.E. Akuntansi dan Penerimaan Pajak Daerah, Retribusi Perkembangan penerimaan Pajak Daerah
Saerang, Ventje Auditing Daerah dan Retribusi Daerah, dan PAD dan Retribusi Daerah Kabupaten/Kota
Ilat, 2015 “Goodwill”, Daerah terhadap Maluku Utara pada tahun 2010-2014
Vol. 6 No. 02 Peningkatan Alat analisis : cenderung meningkat. Walaupun pada
Pendapatan Asli Metode Analisis tahun pada tahun 2011 mengalami
Daerah di Seluruh Deskriptif penurunan pada retribusi. Selanjutnya,
Kabupaten/Kota berdasarkan evaluasi dan proyeksi data
Provinsi Maluku historis proyeksi potensi penerimaan
Utara Pajak Daerah Kabupaten/Kota Maluku
Utara pada tahun berikutnya akan terjadi
kenaikan 29% dan potensi penerimaan
Retribusi Daerah Kabupaten/Kota

22
Maluku Utara pada tahun berikutnya
akan terjadi kenaikan 77%.
5 Ni Nyoman E-jurnal Pengaruh Jumlah Variabel : Jumlah Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Suartini, Made Ekonomi dan Kunjungan Kunjungan jumlah kunjungan wisatawan, pajak
Suyana Utama, Bisnis Wisatawan, Pajak Wisatawan, Pajak hiburan dan PHR secara serempak
2013 Universitas Hiburan, Pajak Hotel Hiburan, Pajak berpengaruh signifikan terhadap PAD
Udayana Vol. dan Restoran Hotel dan Kabupaten Gianyar Tahun anggaran
02 No. 03 terhadap Pendapatan Restoran, dan 1991-2010. Jumlah kunjungan wisatawan
Asli Daerah di PAD secara parsial berpengaruh positif dan
Kabupaten Gianyar signifikan terhadap PAD Kabupaten
Alat analisis : Gianyar Tahun Anggaran 1991 -2010.
Regresi Linear Pajak Hiburan secara parsial berpengaruh
Berganda signifikan terhadap PAD Kabupaten
Gianyar Tahun anggaran 1991-2010.
PHR secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap PAD Kabupaten
Gianyar Tahun anggaran 1991-2010.
Diantara ketiga variable yaitu jumlah
kunjungan wisatawan, Pajak Hiburan dan
Pajak hotel dan Restoran, yang paling
dominan berpengaruh terhadap PAD
adalah Pajak Hotel dan restoran (PHR).
6 Devi Tri Puspita, Skripsi Analisis Efektivitas Variabel : Pajak Hasil penelitian menunjukkan tingkat
2016 Fakultas Penerimaan Pajak Restoran, Pajak efektivitas dari masing-masing pajak
Ekonomi dan Restoran, Pajak Hotel, Pajak daerah selalu mencapai targetnya dengan
Bisnis (FEB) Hotel, dan Pajak Penerangan Jalan, kategori sangat efektif. Dengan hasil
UIN Syarif Penerangan Jalan dan PAD kontribusi yang bersumber dari pajak
Hidayatullah dalam Meningkatkan restoran, pajak hotel, dan pajak
penerangan jalan dengan kategori kurang.

23
Pendapatan Asli Alat analisis : Hal ini membuktikan bahwa, dengan
Daerah Kota Depok Metode Analisis kontribusi yang tergolong kurang dapat
Deskriptif memenuhi tingkat efektivitas penerimaan
pajak dalam pemenuhan targetnya.
Sehingga dalam meningkatkan PAD,
Pemerintah Kota Depok tidak perlu
terlalu tinggi dalam menetapkan target,
tetapi yang perlu dilakukan adalah
meningkatkan obejk pajak daerah dalam
mengoptimalkan pendapatan yang
bersumber dari pajak daerah.
7 Mutia Hendayani Jurnal Umrah Pengaruh Pajak Variabel : Pajak Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa
Asriyawati, 2014 Hotel, Pajak Restoran Hotel, Pajak pajak hotel dan pajak reklame tidak
dan Pajak Reklame Restoran, Pajak berpengaruh terhadap Pendapatan Asli
terhadap Pendapatan Reklame, dan Daerah Kota Tanjungpinang periode
Asli Daerah Kota PAD 2009-2013. Sedangkan, pajak restoran
Tanjungpinang berpengaruh terhadap Pendapatan Asli
Periode 2009-2013 Alat analisis : Daerah Kota Tanjungpinang periode
Regresi Linear 2009-2013.
Berganda
8 Bayu Yudha Skripsi Kontribusi Pajak Variabel : Pajak Hasil penelitian menunjukkan terdapat
Binta Riawan, Fakultas Hotel, Pajak Restoran Hotel, Pajak kontribusi positif tapi tidak signifikan
2014 Ekonomi (FE) dan Pajak Reklame Restoran, Pajak Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak
Universitas terhadap Pendapatan Reklame, dan Reklame secara bersama-sama terhadap
Negeri Asli Daerah PAD Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
Yogyakarta Kabupaten Kulonprogo, hal ini ditunjukkan dengan
Kulonprogo Tahun Alat analisis : diperolehnya koefisien korelasi ganda
2011-2013 Regresi Linear positif Ry(1,2,3) sebesar 0,430 dan
Berganda koefisien determinasi ganda R2y(1,2,3)

24
sebesar 0,185 dan nilai Fhitung sebesar
2,246 < Ftabel 2,86 pada taraf
signifikansi 5%.
9 Adelia Shabrina Research gate Kontribusi Pajak Variabel :Pajak Hasil penelitian menunjukkan kontribusi
Prameka, 2012 Daerah dan Retribusi Daerah, Retribusi terbesar selama lima tahun dari 2007
Daerah terhadap Daerah, dan PAD hingga 2011 dari pajak daerah untuk PAD
Pendapatan Asli berasal dari pajak penerangan jalan
Daerah Kabupaten Alat analisis : dengan rata-rata sebesar 36,40%, dimana
Malang Metode Analisis pemungutan pajak penerangan jalan
Deskriptif masuk dalam pembayaran listrik ke PLN
oleh masyarakat. Kontribusi pajak daerah
secara keseluruhan sudah memberikan
tingkat kontribusi yang baik bagi
pendapatan Kabupaten Malang.
Sedangkan, dari retribusi daerah untuk
PAD berasal dari retribusi jasa umum
yaitu dengan rata-rata sebesar 22,73%.
Retribusi jasa umum di Kabupaten
Malang merupakan retribusi jasa yang
disediakan atau diberikan oleh
pemerintah daerah untuk tujuan
kepentingan dan kemanfaatan umum
yang dapat dinikmati orang pribadi atau
badan. Sedangkan dua retribusi lainnya
yaitu retribusi jasa usaha dan perijinan
umum tingkat kontribusinya belum
sebesar retribusi jasa umum.

25
10 Siti Rochimah, Jurnal Pengaruh Pajak Hotel Variabel : PHR, Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Kharis Raharjo, Universitas dan Restoran, Retribusi Daerah, tidak ada pengaruh yang signifikan antara
SE, M.Si, Ak, Pandanaran Retribusi Daerah, dan Pajak Daerah, dan Pajak Hotel & Restoran terhadap PAD,
Abrar Oemar, SE Pajak Daerah PAD ada pengaruh yang signifikan dan positif
terhadap Pendapatan antara Retribusi Daerah terhadap PAD,
Asli Daerah pada Alat analisis : ada pengaruh yang signifikan antara
Kabupaten/Kota Regresi Linear Pajak Daerah terhadap PAD.
Provinsi Jawa Tengah Berganda
Tahun 2007-2012

26
G. Pengembangan Hipotesis

1. Pajak Hotel dan pengaruhnya terhadap Pendapatan Asli Daerah

Sebagai salah satu sumber potensial dalam penerimaan daerah, pajak

hotel haruslah dikelola secara maksimal. Semakin tinggi pencapaian

penerimaan pajak daerah dan akan semakin berpengaruh terhadap pendapatan

asli daerah. Hal ini didukung dengan penelitian Redndy J. R Walakandou

(2013) menyatakan dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Kontrbusi

Pajak Hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kota Manado” secara parsial

menunjukkan bahwa pajak hotel berpengaruh secar signifikan terhadap

pendapatan asli daerah. Dari uraian diatas, maka peneliti mengajukan hipotesis

pertama yaitu:

H1: Pajak Hotel berpengaruh positif signifikan terhadap Pendapatan Asli

Daerah di Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2008-2015

2. Pajak Restoran dan pengaruhnya terhadap Pendapatan Asli Daerah

Sebagai salah satu sumber potensial dalam penerimaan daerah, pajak

restoran haruslah dikelola secara maksimal. Mengingat pemberlakuan Undang-

Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang

Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang telah

mengamanatkan bahwa pajak hotel dan pajak restoran merupakan jenis pajak

Kabupaten yang berdiri sendiridan terpisah dari pajak hotel dan restoran.

27
Semakin tinggi pencapaian penerimaan pajak daerah dan akan semakin

berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah. Hal ini didukung dengan

penelitian Mutia Hendayani Asriyawati (2014) menyatakan dalam

penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak

Reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang Periode 2009-

2013” secara parsial menunjukkan bahwa pajak restoran berpengaruh terhadap

pendapatan asli daerah. Dari uraian diatas , maka peneliti mengajukan hipotesis

kedua yaitu:

H2: Pajak Restoran berpengaruh positif signifikan terhadap Pendapatan Asli

Daerah di Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2008-2015

3. Pajak Reklame dan pengaruhnya terhadap Pendapatan Asli Daerah

Pajak reklame merupakan salah satu sumber potensial dalam

penerimaan daerah, pajak reklame haruslah dikelola secara maksimal. Semakin

tinggi pencapaian penerimaan pajak daerah dan akan semakin berpengaruh

terhadap pendapatan asli daerah. Hal ini didukung dengan penelitian Della

Nurunnafiyati (2015) menyataka dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh

Penerimaan Pajak Reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kota Cimahi”

secara parsial menunjukkan bahwa pajak reklame berpengaruh positif

signifikan terhadap pendapatan asli daerah. Dari uraian diatas, maka peneliti

mengajukan hipotesis ketiga yaitu:

28
H3: Pajak Reklame berpengaruh positif signifikan terhadap Pendapatan Asli

Daerah di Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2008-2015

H. Kerangka Pemikiran

Kerangka berfikir merupakan penjelasan sementara mengenai gejala-

gejala yang menjadi objek permasalahan tentang hubungan antar variabel bebas

dan variabel terikat yang disusun dari berbagai teori yang telah diuraikan.

Hubungan antara pajak hotel, pajak restoran, dan pajak reklame yang telah

digambarkan dalam kerangka pemikiran pada gambar

Pendapatan Asli Daerah


(Y)

Pajak Hotel Pajak Restoran Pajak Reklame


(X1) (X2) (X3)
+ + +

I. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Berdasarkan teknik pengumpulan data, jenis penelitian dibedakan

menjadi penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif merupakan

metode penelitian yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara

29
mendalam terhadap suatu masalah dengan mengumpulkan ata-kata atau kalimat

dari individu, buku-buku, atau sumber lain. Sedangkan penelitian kuantitif

merupakan jenis penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana,

dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitiannya

dengan mengumpulkan data yang berupa angka. Dari uraian diatas dapat

disimpulkan penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif sesuai dengan

permasalahan dan rumusan yang telah dibahas.

2. Sumber dan Jenis Data

Dalam penelitian pengumpulan data sangat penting dilakukan untuk

mengetahui kebenaran ilmiah suatu penelitian. Jenis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data

penelitian yang diperoleh peneliti secara langsung melalui media perantara.

Data sekunder umumnya berupa bukti , catatan laporan histori yang telah

tersusun dalam data dokumenter yang dipublikasikan, dan yang tidak

dipublikasikan (Indriantoro dan Supomo, 2014:147). Dimana data yang

digunakan dalam penelitian ini berupa angka, serta data berupa hasil

wawancara dengan dinas terkait. Berikut adalah sumber data yang diperoleh

guna menyelesaikan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Data penerimaa Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Aceh Tamiang

tahun 2008-2015 yang bersumber dari Laporan Anggaran Penerimaan Pajak

Daerah di Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Aceh Tamiang.

30
b. Data penerimaan Pajak Hotel Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2008-2015 yang

bersumber dari Laporan Anggaran Penerimaan Pajak Daerah di Badan

Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Aceh Tamiang.

c. Data penerimaan Pajak Restoran Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2008-2015

yang bersumber dari Laporan Anggaran Penerimaan Pajak Daerah di Badan

Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Aceh Tamiang.

d. Data penerimaan Pajak Reklame Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2008-2015

yang bersumber dari Laporan Anggaran Penerimaan Pajak Daerah di Badan

Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Aceh Tamiang.

3. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan keseluruhan objek atau subjek yang berada pada

suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan

masalah penelitian atau keseluruhan unit dalam ruang lingkup yang akan diteliti

(Martono, 2010). Adapun populasi yang diteliti dalam penelitian ini ialah

seluruh data mengenai Pendapatan Asli Daerah, Pajak Hotel, Pajak Restoran,

dan Pajak Reklame di Kabupaten Aceh Tamiang.

Adapun sampel merupakan bagian dari populasi yang dipilih dengan

menggunakan prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasi (Martono,

2010). Sampel yang diambil dalam peneltian ini ialah data Pendapatan Asli

Daerah, Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Reklame dari tahun 2008

hingga 2015 di Kabupaten Aceh Tamiang.

31
4. Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel, yang meliputi variabel

dependen dan variabel independen. Variabel dependen yaitu variabel yang

bersifat terikat, besarnya dipengaruhi oleh variabel-variabel lain dan variabel

independen merupakan variabel yang bersifat tidak terikat atau bebas, dimana

besarnya tidak dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya. Variabel independen

dalam penelitian ini adalah PH (X1), PRS (X2), dan PRK (X3). Sedangkan

variabel dependen dalam analisis ini adalah variabel Pendapatan Asli Daerah

(Y). Secara lebih rinci, berikut adalah penjelasan operasional dari masing-

masing variabel:

1. Pendapatan Asli Daerah (Y)

Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan yang diperoleh

daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan

perundang-undangan. Menurut BPS, pendapatan asli daerah merupakan

penerimaan yang berasal dari sumber-sumber pendapatan daerah yang terdiri

dari pajak daerah, retribusi daerah, bagian laba BUMD, penerimaan dari dinas-

dinas dan penerimaan lain-lain. Dalam pasal 6 Undang-Undang Nomor 33

Tahun 2004, sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) terdiri dari: pajak

daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan dan lain-

lain pendapatan asli daerah yang sah.

2. Pajak Hotel (X1)

32
Pajak Hotel adalah pajak atas pelayana hotel. Hotel adalah fasilitas

penyedia jasa penginapan/peristirahatan termasuk jasa terkait lainnya

dengan dipungut bayaran dimana objek pajaknya adalah pelayanan yang

disediakan oleh hotel dengan pembayaran, termasuk jasa penunjang sebagai

kelengkaoan hotel yang sifatnya memberikan kemudahan dan kenyamanan.

3. Pajak Restoran (X2)

Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan restoran. Sedangkan

restoran adalah tempat menyantap makanan dan atau minuman yang

disediakan dengan dipungut bayaran, tidak termasuk usaha jasa boga atau

katering.

4. Pajak Reklame (X3)

Pajak Reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame.

Sedangkan reklame adalah benda, alat, peruatan, atau media yang menurut

bentuk corak ragamnya untuk tujuan komersial, dipergunakan untuk

memperkenalkan, menganjurkan atau memujikan suatu barang, jasa, atau

orang.

5. Metode Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah

menggunakan software eviews untuk pengujiannya. Data penelitian ini

33
dianalisis dan diuji dengan uji statistik yaitu statistik desktiptif, uji asumsi

klasik, dan analisis regresi untuk pengujian hipotesis penelitian.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui tingkat pajak hotel, pajak

restoran, pajak reklame dan pajak penerangan jalan pada Pemerintahan

Kabupaten Simalungun.Pengukuran statistik deskriptif ini meliputi nilai

minimum, nilai maksimum, mean, dan standar deviasi. Minimum

digunakan untuk mengetahui jumlah terkecil yang bersangkutan bervariasi

dari rata-rata.Maksimum digunakan untuk mengetahui jumlah terbesar data

yang bersangkutan.Standar deviasi digunakan untuk mengetahui seberapa

besar data bersangkutan bervariasi dari rata-rata.

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji kelayakan

atas model regresi yang digunakan dalam ini. Pengujian ini juga

dimaksudkan untuk memastikan bahwa data yang dihasilkan berdistribusi

normal dan di dalam model regresi yang digunakan tidak terdapat

multikolinearitas.Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji

multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokolerasi.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam variabel

dependen dengan variabel independen mempunyai distribusi normal

34
atau tidak. Proses uji normalitas data dilakukan dengan

menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Distribusi data dapat dilihat

dengan membandingkan Zhitung dan Ztabel dengan kriteria sebagai

berikut:

1. Jika Zhitung < Ztabel (1,96), atau angka signifikan > taraf

signifikan (α) 0,05 maka distribusi data dikatakan normal.

2. Jika Zhitung > Ztabel (1,96), atau angka signifikan < taraf

signifikan (α) 0,05 maka distribusi data dikatakan tidak

normal.

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengidentifikasi ada tidaknya

hubungan antara variabel independen dalam model regresi. Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel

bebasnya. Untuk menguji ada tidaknya muktikolinearitas, dapat

digunakan cara:

1. Nilai R2 pada estimasi model regresi

2. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel

independen

3. Menggunakan variance inflation factor dan nilai

tolerance. Multikolinearitas terjadi jika VIP lebih dari 10

dan nilai tolerance lebih kecil dari 0,10.

c. Uji Heterokedasititas

35
Uji heterokedasititas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi telah terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu

pengamatan ke pengamatan yang lainnya. Model regresi yang baik

adalah model regresi yang memiliki persamaan variance residual

atau homokedasititas.Untuk melihat ada tidaknya homokedasititas

dapat dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot. Cara

memprediksi pola gambar Sscatterplot adalah dengan:

1. Titik-titik data mentebar di atas dan di bawah atau di

sekitar angka 0

2. Titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah

saja

3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh memebentuk pola

bergelombang melebar

4. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode saat ini dengan kesalahan pengganggu pada periode

sebelumnya. Autokorelasi sering terjadi pada sampel dengan data

time series. Pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan

uji Durbin – Waston. Kriteria untuk penilaian terjadinya

autokorelasi yaitu:

36
1. Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif

2. Angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada

autokorelasi

3. Angka D-W di antara +2 berarti autokorelasi negatif

3. Analisis Regresi

Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis dengan menggunakan

alat analisis statistik yakni, Analisis Regresi Linier Berganda. Penelitian ini

memiliki satu variabel dependen yaitu pendapatan asli daerah dan variabel

independen terdiri dari pajak hotel, pajak restoran, dan pajak reklame.

Maka dapat dibuat persamaan sebagai berikut:

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 +ɛ

Keterangan :

Y = Pendapatan Asli Daerah

α = Harga Konstan

ɛ = Error

β1, β2 = Koefisien regresi

X1 = Pajak Hotel

X2 = Pajak Restoran

37
X3 = Pajak Reklame

4. Pengujian Hipotesis

1. Uji Parsial (t – test)

Uji parsial digunakan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu

variabel penjelasan/ independen secara individual dalam menerangkan

variasi variabel dependen. Hipotesis statistik yang diajukan adalah : H1

: bi ≠ 0 : ada pengaruh Kriteria yang digunakan dalam menerima atau

menolak hipotesis adalah :

1. H1 diterima apabila thitung> ttable, pada α = 5% dan nilai

probabilitas < level of significant sebesar 0,05,

2. H1 ditolak apabila thitung< ttable, pada α = 5% dan nilai

probabilitas > level of significant sebesar 0,05.

2. Uji Simultan (F – test)

Uji F dilakukan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen

atau bebas yang dimasukkan dalam model regresi berganda

mempunyai pengaruh secara bersama – samaterhadap variabel

dependen. Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut :

H1 : b0 = b1 = b2 ≠ 0 : semua variabel independen berpengaruh secara

bersama – sama. Kriteria yang digunakan dalam menerima atau

menolak hipotesis adalah :

38
1. H1 diterima apabila Fhitung>Ftable, pada α = 5% dan nilai

probabilitas < level of significant sebesar 0,05,

2. H1 diterima apabila Fhitung<Ftable, pada α = 5% dan nilai

probabilitas > level of significant sebesar 0,05.

3. Uji R2 atau Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada intinyamengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

dependen.Nilai (R2) yang kecil berarti kemampuan variabelvariabel

independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat

terbatas.Nilai yang mendekati satu berarti varibel-variebel

indenpenden memberikan hampir semua informasiyang dibutuhkan

untuk memprediksi variasi variabel dependen.Kelemahan koefisien

determinasi adalah biasterhadap jumlah variabel independen yang

dimaksudkan ke dalam model. Olehkarena itu dianjurkan untuk

menggunakan nilai Adjusted R2pada saatmengevaluasi mana model

regresi terbaik (Ghozali, 2011).

4. Menghitung Kontribusi

Untuk mengetahui kontribusi dilakukan dengan membandingkan

penerimaan pajak daerah (khususnya pajak hotel dan pajak restoran)

periode tertentu dengan penerimaan PAD tertentu pula. Untuk mengetahui

besar kontribusi pajak hotel, pajak restoran, dan pajak reklame terhadaa

pendapatan asli daeh Kabupaten Aceh Tamiang, digunakan rumus:

39
𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
Kontribusi = x 100%
𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑃𝐴𝐷

J. Sistematika Pembahasan

Penyusunan sistematika pembahasan menggambarkan alur pemikiran

dalam penelitian yang secara keseluruhan saling berkaitan, berikut penjabaran

dari kelima bab tersebut :

Bab I Pendahuluan merupakan titik tolak dan menjadi acuan dalam

proses penelitian yang dilakukan. Bab ini terdiri dari lima sub bab yaitu latar

belakang yang menguraikan isu permasalahan dan beberapa fenomena tentang

pendapatan asli serta beberapa faktor yang mempengaruhinya. Setelah

permasalahan yang telah diuraikan dalam latar belakang, maka disusunlah

rumusan masalah. Rumusan masalah sebagai inti permasalahan yang dicarikan

penyelesaiannya melalui penelitian dan dilanjutkan dengan tujuan penelitian

yang berisi mengenai hal-hal yang ingin dicapai dalam penelitian ini. Kegunaan

penelitian berisi tentang manfaat yang dapat diberikan oleh peneliti untuk

pihak-pihak yang terkait. Bab ini diakhiri dengan sistematika pembahasan

untuk mengetahui arah penelitian.

Bab II Landasan Teori, dan Pengembangan Hipotesis, bab ini

membahas tentang teori-teori yang relevan berkaitan dengan penelitian, yitu

teori pendapatan asli daerah, pajak hotel, pajak restoran dan pajak reklame.

40
Dalam bab ini diuraikan hasil-hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan

guna mengetahui posisi penelitian. Berdasarkan teori yang relevan serta

penelitian terdahulu maka disusunlah pengembangan hipotesis yang akan

diteliti. Poin penting dalam bab ini adalah untuk memperoleh pemahaman serta

kerangka yang menjadi landasan dalam melakukan pnelitian.

Bab III Metode Penelitian berisikan deskripsi tentang bagaimana

penelitian akan dilaksanakan secara operasional dan menjelaskan tentang

variabel penelitian serta definisi dari masing-masing variabel yag digunakan.

Obyek penelitian berisi tentang jenis penelitian, sumber data, serta teknik

analisis data berupa alat analisis yang digunakan dalam penelitian.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, bab ini menguraikan tentang

hasil penelitian yang berupa pembahasan terhadap analisis deskriptif dari data

yang diperoleh dan diolah sebelumnya. Hasil penelitian adalah jawaban atas

seluruh pertanyaan penelitian yang telah disebutkan di Bab I. Peneliti juga

menginterpretasikan hasil penelitian beserta analisis hubungan antar variabel.

Bab V merupakan bagian penutup yang berisi kesimpulan dan saran

untuk penelitian selanjutnya. Bab ini juga berisi keterbatasan dalam penelitian

untuk melengkapi analisis penelitian dimasa depan. Bab ini merupakan

kesimpulan jawaban akhir dari rumusan permasalahan dalam penelitian ini.

41
Daftar Pustaka

Abdul Halim. 2004. Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: Unit Penerbit dan
Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN.
Abuyamin, Oyok. (2013). Perpajakan Pusat & Daerah. Bandung : Humaniora.

Alfan, dkk. (2015). Analisis Efektivitas dan Kontribusi Pemungutan Pajak Restoran,
Pajak Reklame, dan Pajak Penerangan Jalan pada Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Minahasa Utara. Ejournal.unsrat.ac.id.
Darwin. (2010). Pajak Daerah & Retribusi Daerah. Jakarta: Mitra Wacana Media

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi
Ketujuh. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Halim, Abdul, Icuk Rangga Bawono dan Amin Dara. (2016). Perpajakan: Konsep,
Aplikasi, Contoh dan Studi Kasus. Jakarta: Salemba Empat.

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2016/05/12/jumlah-pendapatan-asli-
daerah-pad-di-kabupaten-aceh-tamiang-aceh-2003-2013 di akses pada tanggal
09 April 2019

Indriantoro dan Supomo. (2014). Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi &
Manajemen. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Martono, Nanang. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis
Data Sekunder. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Pahala, Marihot Siahaan. (2010). Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Yogyakarta:
Rajawali Pers.

Rochimah, Siti, Kharis Raharjo dan Abratr Oemar. (2012). PENGARUH PAJAK
HOTEL & RESTORAN, RETRIBUSI DAERAH DAN PAJAK DAERAH
TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA KABUPATEN/KOTA
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2007 – 2012. Jurnal Universitas
Pandanaran.

Sabrina, Adelia Prameka. (2015). KONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI


DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN
MALANG. Jurnal Universitas Brawijaya Malang

42
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta, Jakarta.
UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD).

Walakandou, Randy. (2013). ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK HOTEL TERHADAP


PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KOTA MANADO. Jurnal EMBA Vol.
1 No.3 Juni 2013, Hal. 722-729
Waluyo. (2012). Akuntansi Pajak. Edisi keempat. Salemba Empat, Jakarta.

Yudha, Bayu. (2014). Kontribusi Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Reklame
terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Kulonprogo tahun 2011-2013.
Eprints.uny.ac.id

43

Anda mungkin juga menyukai