Anda di halaman 1dari 14

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi

LAPORAN ANTARA
Kawasan Pariwisata Kecamatan Licin

BAB 1
Pendahuluan

Rencana Detail Tata Ruang dan


Peraturan Zonasi
Kawasan Pariwisata Kecamatan Licin
Kabupaten Banyuwangi Tahun 2019-2039

pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan
maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan
hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu (H.Kodhyat (1983:4).
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi

LAPORAN ANTARA
Kawasan Pariwisata Kecamatan Licin

1.1 Pendahuluan
Perkembangan suatu kawasan merupakan hal yang akan selalu terjadi dari
adanya dampak aktivitas manusia yang ada. Aktivitas manusia yang teridiri dari
ekonomi, sosial budaya, pendidikan, perdagngan, pemerintahan dll selalu
memberi dampak secara periodik terhadap proses pertumbuhan suatu kawasan.
Tentunya, perkembangan suatu kawasan/kota merupakan hal yang sangat
diharapkan sebagai penanda semakin maju peradaban manusia yang ada, tetapi
sering kali perkembangan yang ada bersifat bebas dan dinamis sehingga
menyebabkan timbulnya permasalahan jangka panjang. Salah satu elemen
utama dalam proses perkembangan suatu kawasan adalah ruang. Ruang
merupakan segala hal yang berkaitan dengan keseluruhan permukaan bumi yang
ada yang dimanfaatkan ataupun tidak dimanfaaatkan. Keberadaaan ruang di
suatu kawasan yang berkembangan sangatlah berharga karena ruang secara
dasar merupakan aspek yang tidak dapat di produksi ataupun ditambah
keberadaaanya. Keberadaaan peemanfaatan ruang utamanya kawasan
perkotaaan sering kali tidak seimbang khusnya dari segi ekologi atau lingkungan.
Sudah menjadi paradigma umum bahwa kota yang mengalami perkembangan
pesat akan berbaanding terbalik dengan kondisi ekologi yang ada.

Perencanaan merupakan upaya dalam mengoptimalkan berbagai sumber daya


alam maupun manusia dengan mempertimbangkan berbabgai aspek termasuk
potensi dan permasalahan di suatu wilayah. Salah satu bentuk dari upaya
perencanaan suatu wilayah adalah dengan pembuatan dokumen pentaan ruang.
Dokumen-dokumen penataan ruang tersebut berfungsi sebagai arahan serta
acuan dalam pemanfaatan yang terdiri dari ruang darat, ruang laut dan ruang
udara. Berdasarkan ketentuan Pasal 59 Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun
2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, setiap RTRW (Rencana Tata
Ruang Wilayah) kabupaten/kota harus menetapkan bagian dari wilayah
kabupaten/kota yang perlu di susun RDTR (Rencana Detail Tata Ruang)-nya.
Menurut Rencana Detail Tata Ruang yang kemudian disingkat RDTR adalah
rencana secara terperinci tentang tata ruang wilayah kabupaten/kota yang
dilengkapi dengan peratuaran zonasi kabupaten/kota.

Banyuwangi merupakan salah satu kabupeten yang terletak di kawasan tapal


kuda Provinsi Jawa Timur. Kabupaten Bayuwangi terletak pada bagian paling
timur Pulau Jawa dan berbatasan langsung dengan selat Bali. Dalam
menjalankan fungsi panataan ruang berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten
Bayuwangi Nomor 08 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Bayuwangi telah disusun serta diperdakan. Oleh karena itu dalam
mewujudkan ketentuan Pasal 59 Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010
tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang disusunlah Rencana Detail Tata
Ruang (RDTR) dan Peraturan Zonasi (PZ).
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi

LAPORAN ANTARA
Kawasan Pariwisata Kecamatan Licin

Kecamatan Licin merupakan kecamatan yang terletak di bagian barat Kabupaten


Bayuwangi. Kematan Licin memliki delapan desa yaitu desa desa Banjar, Gumuk,
Jelun, Klucing, Licin, Pakel, Segobang dan Tamansari. Berdasarkan RTRW
Kabupaten Bayuwangi Tahun 2012-2032 mentapkan bahwa Kecamatan Licin
adalah salah satu dari kawasan strategis kabupaten. Kawasan strategis di
Kecamtan Licin meliputi sebagai kawasan strategis Ekonomi dan Pariwisata.
Kawasan strategis ekonomi berupa adanya kawasan hutan produksi dan
perkebunan sedangkan dari segi strategis pawirisata Kacamtan Licin termasuk
kedalam Wilayah Pengembangan Pariwisata andalan yaitu Kawah Ijen. Dalam
rangka mewujudakan pemanfaatan ruang yang ideal di Kecamtan Licin oleh
karena itu disusunlah Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan Zonasi
(PZ).

1.2 Tujuan, Sasaran dan Manfaat Penyusunan Rencana


Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan Zonasi
Secara umum, tujuan dari penyusunan RDTR tidak dapat terlepas dari adanya
tujuan dari dokumen RTRW (rencana tata ruang wilayah) yang menetapkan
kawasan-kawasan yang perlu memiliki RDTR. Adapun secara kontent, tujuan dari
penyusunan RDTR adalah untuk merumuskan serta mewujudkan tujuan
penataan ruang, kebijakan, strategi, struktur ruang, pola ruang, kawasan
strategis, arahan pemanfaatan ruang dan ketentuan pengendalian ruang di suatu
wilayah kabupaten/kota. Secara karakteristik wilayah perencanaan kawasan
pariwisata Kecamatan Licin tujuan dari penyusunan RDTR meliputi:
1. Sebagai acuan dalam proses dan pelaksanaan perencanaan wilayah di Kec.
Licin
2. Sebagai bahan kajian dalam upaya perwujudan pembangunan berkelanjutan
3. Sebagai penentu perizinan dalam penggunaan ruang di Kec. Licin
4. Sebagai perwujudan dalam pembagian pola ruang dan perencanaan struktur
ruang di Kec. Licin
5. Sebagai acuan dalam penyusunan RTBL (Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan).

Sasaran dalam penyusunan RDTR meliputi:


1. Terumuskannya visi dan misi (tujuan penetaan ruang) kawasan yang ideal
dengan mempertimbangan fakta analisis dan isu strategis kawasan.
2. Terpenuhinya dokumen terkait perencanaan ruang
3. Terwujudnya upaya dalam proses dan perlaksanaan pembangunan
berkelanjutan melalui perencanaan struktur ruang dan perencanaan pola
ruang.
4. Terselesaikanya berbagai permasalahan terkait keruangan.
5. Terwujudnya upaya dalam pengendalian pemanfaatan ruang.
6. Terwujudnya arahan dalam pandangan perencanaan di KecamatanX

Adapun manfaat dalam penyusunan RDTR meliputi:


Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi

LAPORAN ANTARA
Kawasan Pariwisata Kecamatan Licin

1. Penentu lokasi berbagai kegiatan yang mempunyai kesamaan fungsi dan


lingkungan permukiman dengan karakteristik tertentu;
2. Alat operasionalisasi dalam sistem pengendalian dan pengawasan
pelaksanaan pembangunan fisik kabupaten/kota yang dilaksanakan oleh
Pemerintah, pemerintah daerah, swasta, dan/atau masyarakat;
3. Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang untuk setiap bagian wilayah sesuai
dengan fungsinya di dalam struktur ruang kabupaten/kota secara
keseluruhan;
4. Ketentuan bagi penetapan kawasan yang diprioritaskan untuk disusun
program pengembangan kawasan dan pengendalian pemanfaatan ruangnya
pada tingkat BWP atau Sub BWP.

1.3 Dasar Hukum Rencana Detail Tata Ruang dan


Peraturan Zonasi
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan
Dasar Pokok-pokok Agraria;
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1974 tentang
Pengairan;
3. Undang-undang Repulik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi
Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya;
4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 1999 tentang
Telekomunikasi;
5. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah daerah;
6. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
7. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang;
8. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah;
9. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang
Kepariwisataan;
10. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu
Lintas Angkutan Jalan;
11. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah;
12. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2009 tentang
Ketenagalistrikan;
13. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
14. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2009 tentang
Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
15. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar
Budaya;
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi

LAPORAN ANTARA
Kawasan Pariwisata Kecamatan Licin

16. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 tentang


Perumahan dan Kawasan Permukiman;
17. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2014 tentang
Perindustrian;
18. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah;
19. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 tentang
Tata Pengaturan Air;
20. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2002 tentang
Hutan Kota;
21. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2004 tentang
Penatagunaan Tanah;
22. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2006 tentang
Irigasi;
23. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 tentang
Kawasan Industri;
24. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2009 tentang
Pedoman Pengelolaan Kawasan Perkotaan;
25. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang;
26. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2010 Tentang
Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat Dalam Penataan Ruang
27. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 Tentang
Penetapan dan Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
28. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2011 tentang
Sungai;
29. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2013 tentang
Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang;
30. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1990 tentang
Pengelolaan Kawasan Lindung;
31. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 1990 tentang
Pengelolaan Kawasan Budidaya;
32. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 tahun 1998 tentang Tata Cara
Peran Serta Masyarakat dalam Proses Perencanaan Tata Ruang di Daerah;
33. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 494/PRT/M/2005 tentang
Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Perkotaan;
34. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5/PRT/M/2008 tentang Pedoman
Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan;
35. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 12/PRT/M/2009 tentang
Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Non Hijau di Wilayah
Perkotaan;
36. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang No. 1 Tahun 2018 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota;
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi

LAPORAN ANTARA
Kawasan Pariwisata Kecamatan Licin

37. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2006 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Timur Tahun 2005 –
2020;
38. Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Dan Peraturan Zonasi
Kabupaten/Kota

1.4 Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan


Peraturan Zonasi
Dalam melakukan tahap penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan
Zonasi Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi dilakukan berdasarkan acuan
dari Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang. Adapun beberapa penjelasan mengenai
penyusunan Rencana Detail Tata Ruang sebagai berikut:

 Pengertian Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi


Menurut Permen ATR No. 16 tahun 2018 Rencana Detail Tata Ruang yang
selanjutnya disingkat RDTR dan adalah rencana secara terperinci tentang tata
ruang wilayah kabupaten/kota yang dilengkapi dengan peraturan zonasi
kabupaten/kota. Masa berlaku Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) berlaku
selama jangka waktu 20 tahun dan Peninjauan kembali RDTR dapat dilakukan
lebih dari 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun apabila terjadi perubahan lingkungan
strategis berupa bencana alam skala besar dan perubahan batas wilayah daerah.

 Kedudukan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi


Sesuai ketentuan Pasal 59 Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang, setiap RTRW kabupaten/kota harus
menetapkan bagian dari wilayah kabupaten/kota yang perlu disusun RDTR-nya.
Bagian dari wilayah yang akan disusun RDTR tersebut merupakan kawasan
perkotaan atau kawasan strategis kabupaten/kota. Kawasan strategis
kabupaten/kota dapat disusun RDTR apabila merupakan:

a. kawasan yang mempunyai ciri perkotaan atau direncanakan menjadi kawasan


perkotaan; dan
b. memenuhi kriteria lingkup wilayah perencanaan RDTR yang ditetapkan dalam
pedoman ini.
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi

LAPORAN ANTARA
Kawasan Pariwisata Kecamatan Licin

Gambar. Hierarkhi Dokumen Perencanaan Ruang di Indonesia

Kedudukan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi terletak dibawah
RTRW Kabupaten atau Kota. Rencana detail tata ruang dan peraturan zonasi
berbentuk penjbaran dari RTRW Kabupaten dalam lingkup kawasan yang lebih
kecil dan detail. Adapun dari segi hunungan RDTR dan Peraturan Zonasi
terhadap RTBL (Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan) berfungsi sebagai
aturan dasar dalam perumusan RTBL. RTBL disusun berdasarkan ketentuan-
ketentuan yang terdapat pada RDTR yang ditampilkan secara detail bangunan.

Gambar. Hubungan antara RTRW Kabupaten/Kota, RDTR, dan RTBL serta


Wilayah Perencanaannya

 Muatan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi


Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi

LAPORAN ANTARA
Kawasan Pariwisata Kecamatan Licin

Berdasarkan Lampiran I Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang Tahun 2018
tentang pedoman penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi
Muatan Rencana Detail Tata ruang terdiri dari:

1. Tujuan Penataan BWP


Tujuan penataan BWP merupakan nilai dan/atau kualitas terukur yang akan
dicapai sesuai dengan arahan pencapaian sebagaimana ditetapkan dalam RTRW
kabupaten/kota dan merupakan alasan disusunnya RDTR tersebut, serta apabila
diperlukan dapat dilengkapi konsep pencapaian. Tujuan penataan BWP berisi
tema yang akan direncanakan di BWP. Tujuan penataan BWP berfungsi:

a. sebagai acuan untuk penyusunan rencana pola ruang, penyusunan rencana


struktur ruang, penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya,
penyusunan ketentuan pemanfaatan ruang, penyusunan peraturan zonasi;
dan
b. untuk menjaga konsistensi dan keserasian pengembangan kawasan
perkotaan dengan RTRW kabupaten/kota.

2. Rencana Struktur Ruang


Rencana struktur ruang merupakan susunan pusat-pusat pelayanan dan sistem
jaringan prasarana di BWP yang akan dikembangkan untuk mencapai tujuan
dalam melayani kegiatan skala BWP. Rencana struktur ruang berfungsi sebagai:

a. Pembentuk sistem pusat pelayanan di dalam BWP;


b. Dasar perletakan jaringan serta rencana pembangunan prasarana dan utilitas
dalam BWP sesuai dengan fungsi pelayanannya; dan
c. Dasar rencana sistem pergerakan dan aksesibilitas lingkungan
d. dalam RTBL dan rencana teknis sektoral.

3. Rencana Pola Ruang


Rencana pola ruang merupakan rencana distribusi zona pada BWP yang akan
diatur sesuai dengan fungsi dan peruntukannya. Rencana pola ruang berfungsi
sebagai:

a. Alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial budaya, ekonomi, serta


b. kegiatan pelestarian fungsi lingkungan dalam BWP;
c. Dasar penerbitan izin pemanfaatan ruang;
d. Dasar penyusunan RTBL dan rencana teknis lainnya; dan
e. Dasar penyusunan rencana jaringan prasarana.

4. Penetapan Sub BWP yang Diprioritaskan


Penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya merupakan upaya
dalam rangka operasionalisasi rencana tata ruang yang diwujudkan ke dalam
rencana penanganan Sub BWP yang diprioritaskan. Penetapan Sub BWP yang
diprioritaskan penanganannya bertujuan untuk mengembangkan, melestarikan,
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi

LAPORAN ANTARA
Kawasan Pariwisata Kecamatan Licin

melindungi, memperbaiki, mengkoordinasikan keterpaduan pembangunan,


dan/atau melaksanakan revitalisasi di kawasan yang bersangkutan, yang
dianggap memiliki prioritas tinggi dibandingkan Sub BWP lainnya. Sub BWP yang
diprioritaskan penanganannya merupakan lokasi pelaksanaan salah satu program
prioritas dari RDTR. Penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya
berfungsi sebagai:

a. dasar penyusunan RTBL dan rencana teknis pembangunan sektoral; dan


b. dasar pertimbangan dalam penyusunan indikasi program prioritas RDTR.

5. Ketentuan Pemanfaatan Ruang


Ketentuan pemanfaatan ruang dalam RDTR merupakan upaya mewujudkan
RDTR dalam bentuk program pengembangan BWP dalam jangka waktu
perencanaan 5 (lima) tahunan sampai akhir tahun masa perencanaan
sebagaimana diatur dalam pedoman ini. Ketentuan pemanfaatan ruang berfungsi
sebagai:

a. dasar pemerintah dan masyarakat dalam pemrograman investasi


pengembangan BWP;
b. arahan untuk sektor dalam penyusunan program;
c. dasar estimasi kebutuhan pembiayaan dalam jangka waktu 5 (lima) tahunan
dan penyusunan program tahunan untuk setiap jangka 5 (lima) tahun; dan
d. acuan bagi masyarakat dalam melakukan investasi.

1.5 Ruang Lingkup Wilayah


Ruang lingkup merupakan batasan secara oprasional dan admistratis secara
proses penyusunan dan penetapan cakupan RDTR dan Peraturan Zonasi. Ruang
lingkup dalam penyusunan RDTR dan Peraturan Zonasi Kecamtan Licin terdapat
di lima desa yaitu Desa Gumuk, Jelun, Segobang, Banjar, Licin dan Tamansari.
Adapun perbatasan dari kawasan deliniali meliputi:

Sebelah Utara : Kabupaten Bondowoso, Kecamtan Wongsorejo


Sebelah Timur : Kecamatan Glagah dan Kalipuro
Sebelah Selatan : Kecamtan Kabat
Sebelah Barat : kecamtan Licin (Desa Kluncing dan Pakel) dan
Kecamatan
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi

LAPORAN ANTARA
Kawasan Pariwisata Kecamatan Licin
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi

LAPORAN ANTARA
Kawasan Pariwisata Kecamatan Licin

Gambar. Orientasi BWP Terhadap Kabupaten Banyuwanngi


Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi

LAPORAN ANTARA
Kawasan Pariwisata Kecamatan Licin

Gambar. Bagian Wilayah Perencanaan Kecamatan Licin

1.6 Pendekatan Perencanaan


 Top Down
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi

LAPORAN ANTARA
Kawasan Pariwisata Kecamatan Licin

Pendekatan Top Down merupakan pendekatan yang berarti dari atas menuju
bawah. Atas menuju bawah dalam konteks ini berarti pendekatan yang
melakukan kajian terhadap perencanaan yang dibuat oelh pemerintah lalu
diturunkan terhadap dokuman RDTR ini. Pedekatan top down dilakukan sebagai
upaya untuk menjalankan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya dan
menjaga supaya perencanaan ini tidak keluar dari konsep perencanaan yang
telah ada.

 Bottom Up Planning
Bottom Up merupakan konsep yang bermula dari bawah menuju ke atas dalam
artian melibatkan aspirasi masyarakat. Aspirasi masyarakat digalih untuk
mengetahui pendapat, kebutuhan dan saran kepada masyarakat terkait konsep
perencanaan. Dengan pendekatan Bottom Up Planning harapan yang diusahakan
adalah terwujudnya konsep perencanaan yang sejalan dengan aspirasi
masyarakat selaku pihak terbesar yang terdampak terhadap perencanaan.

 Transparansi dan Persepsi Bersama


Transparansi dan Persepsi bersama dalam perencanaan memiliki artian behwa
setiap hal yang terkait perencanaan dilakukan tanpa adanya kepintingan pihak
dari pihak lain dan semata-mata hanya berdasarkan persepsi bersama untuk
mewujudkan pembangunan yang ideal dan berkelanjutan.

1.7 Sistematika Dokumen Pendahuluan


BAB I PENDAHULUAN
Pada penjelasan pendahuluan ini mencakup beberapa pembahasan, yakni latar
belakang, maksud, tujuan, sasaran RTBL, ruang lingkup, dan sistematika
pelaporan.

BAB II TINJAUAN KEBIJAKAN


Bab ini berisi tentang tinjauan kebijakan serta teori yang berkaitan dengan
wilayah perencanaan.

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH


Bab ini menguraikan tentang gambaran umum wilayah perencanaan antara lain
ditinjau dari kondisi fisik dasar, penggunaan lahan, sumberdaya manusia
(kependudukan), sistem transportasi, sistem utilitas, fasilitas pelayanan umum,
serta kondisi, jenis, dan tipe bangunan di wilayah perencnaan.

BAB IV Analisis Kawasan Perencanaan


Pada bab ini berisi fakta analisis pada BWP Kecamatan Licin yang bertujuan
untuk mengeatahui potensi dan permasalahan terkait proses perumusan konsep
perencaan.

BAB V Konsep Dasar


Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi

LAPORAN ANTARA
Kawasan Pariwisata Kecamatan Licin

Pada bab ini berisis konsep dasar perencanaan BWP Kecamatan Licin yang terdiri
dari Tujuan penataan ruang, konsep dasar rencana struktur ruang, konsep dasar
rencana pola ruang dan konsep dasar kawasan yang diprioritaskan.

Anda mungkin juga menyukai