Anda di halaman 1dari 37

BAB III

KAJIAN PERMASALAHAN PERMUKIMAN


Berisi Kajian Kebijakan Kota, Kajian Akar Permasalahan Permukiman, Kajian Daya
Dukung dan Daya Tampung, Kajian Pengelolaan Dampak Lingkungan dan Sosial
Kajian Livelihood

3.1. Kajian Kebijakan Kota Somba Opu.


3.1.1. Kajian Tata Ruang i. Lokasi TPST sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di Kabupaten Gowa,
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gowa 2012-2032 berada di Kawasan Perkotaan Sungguminasa Kecamatan Somba Opu;
1. Rencana Struktur Ruang j. Jalur dan ruang evakuasi bencana digunakan untuk tempat keselamatan
Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Gowa meliputi, pusat-pusat dan tempat berlindung jika terjadi bencana terdapat di ruas jalan KH.
kegiatan, system jaringan prasarana utama dan system jaringan prasarana Wahid Hasyim di Kecamatan Somba Opu.
lainnya. 2. Rencana Pola Ruang
a. Kecamatan Somba Opu termasuk dalam PKN Perkotaan Mamminasata. Rencana polar uang wilayah Kabupaten Gowa dengan tujuan
b. Pusat Pelayanan Kawasan Kecamatan Somba Opu adalah Kelurahan mengoptimalkan pemanfaatan ruang sesuai dengan peruntukannya sebagai
Sungguminasa kawasan lindung dan kawasan budidaya berdasarkan daya dukung dan daya
c. Jaringan jalur kereta api KSN Perkotaan Mamminasata di Kabupaten Gowa tampung lingkungan. Rencana pola ruang wilayah meliputi rencana
meliputi jalur lintasan rel kereta api Kecamatan Somba Opu peruntukan kawasan lindung dan rencana peruntukan kawasan budidaya
d. Jaringan transmisi dan prasarana tenaga listrik di Kecamatan Somba Opu a. Sebagian wilayah Kecamatan Somba Opu termasuk dalam rencana hutan
memiliki sebaran Gardu Induk (GI) Sungguminasa dengan kapasitas 20 perkotaan dengan luasan 112 Ha.
(dua puluh) MVA. b. Sebagian wilayah Kecamatan Somba Opu termasuk dalam rencana TPU
e. Sistem jaringan telekomunikasi dilayani oleh Sentral Telepon Otomat dengan luasan 15 Ha
(STO) Gowa di Kecamatan Somba Opu. c. Sebagian wilayah Kecamatan Somba Opu termasuk dalam kawasan
f. Sistem jaringan sumber daya air meliputi Embung, yaitu Embung Mawang peruntukan pertanian tanaman pangan lahan basah dan perkebunan
dan Embung Tonjong di Kecamatan Somba Opu. d. Sebagian wilayah Kecamatan Somba Opu termasuk dalam kawasan
g. Unit produksi air minum SPAM Instalasi Pengolahan Air minum (IPA) di budidaya minapadi dan budidaya kolam
Kecamatan Somba Opu. e. Sebagian wilayah kawasan Kecamatan Somba Opu termasuk dalam
h. Sistem jaringan air limbah terpusat pada kawasan industry, kawasan rumah kawasan peruntukan industri rumah tangga ditetapkan.
sakit dan permukiman padat dilayani oleh IPAL Somba Opu di Kecamatan f. Kecamatan Somba Opu termasuk dalam kawasan permukiman

RENCANA PENATAAN
RPLP LINGKUNGAN PERMUKIMAN III-51
perkotaan sepanjang koridor jalan Tun Abdul Razak. yang Berkualitas, Mandiri dan Berdaya Saing dengan Tata Kelola
g. Sebagian wilayah kecamatan Somba Opu termasuk dalam kawasan Pemerintahan yang Baik”.
peruntukan pemerintahan skala kecamatan. 2. Misi
h. Kawasan peruntukan perdagangan modern ditetapkan di sebagian wilayah Misi Kabupaten Gowa Tahun 2016-2021 sebagai berikut :
Kecamatan Somba Opu. a. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia berbasis pada hak-hak dasar,
i. Kawasan peruntukan pelayanan pendidikan tinggi ditetapkan di sebagian kesetaraan gender, nilai budaya dan agama.
wilayah Kecamatan Somba Opu b. Meningkatkan perekonomian daerah berbasis pada potensi unggulandan
j. Kawasan peruntukan pelayanan kesehatan ditetapkan di sebagian wilayah ekonomi kerakyatan.
Kecamatan Somba Opu c. Meningkatkan pembangunan infrastruktur berorientasi pada
k. Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan meliputi Kantor Komando interkoneksitas antar wilayah dan sektor.
Rayon Militer 1409 dan Kepolisian Resort Gowa di Kecamatan Somba d. Meningkatkan pengembangan wilayah kecamatan, desa dan kelurahan.
Opu. e. Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik, bersih dan
demokratis.
3. Penetapan Kawasan Strategis
3. Arah Kebijakan
a. Kecamatan Somba Opu termasuk dalam Kawasan Strategis Nasional
Tujuan penataan ruang Kabupaten Gowa sesuai dengan Peraturan Daerah
(KSN) dari sudut kepentingan ekonomi
Kabupaten Gowa Nomor 15 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang
b. Sebagian wilayah Kecamatan Somba Opu termasuk dalam kawasan
Wilayah (RTRW) Kabupaten Gowa Tahun 2012-2032 adalah mewujudkan
strategis provinsi dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi.
ruang wilayah Kabupaten Gowa yang terkemuka, aman, nyaman, produktif,
c. Sebagian wilayah Kecamataan Somba Opu termasuk dalam kawasan
berkelanjutan, berdaya saing dan maju di bidang pertanian, industry, jasa,
Pendidikan tinggi sebagai KSK dari sudut kepentingan sosial budaya.
perdagangan dan wisata melalui inovasi, peningkatan kualitas sumber daya
d. Kecamatan Somba Opu termasuk dalam kawasan Perdangangan Pasar
manusia secara berkelanjutan dan mendukung fungsi Kawasan Strategis
Regional Gowa sebagai KSK dari sudut kepentingan pertumbuhan
N a s i o n a l ( K S N ) P e r k o t a a n M a m m i n a s a t a ( M a k a s s a r- M a r o s
ekonomi Hasyim di Kecamatan Somba Opu.
–Sungguminasa-Takalar).
Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Gowa,
Rencana Pembangunan Jangka Menengah daerah Kabupaten Gowa.
maka ditetapkan kebijakan penataan ruang wilayah meliputi:
1. Visi
· Peningkatan aksesibilitas layanan pendidikan secara merata dan
Visi Kabupaten Gowa tahun 2016 – 2021 yaitu “Terwujudnya Masyarakat
proporsional.
RENCANA PENATAAN
RPLP LINGKUNGAN PERMUKIMAN III-52
· Peningkatan mutu dan pemerataan pendidik dan tenaga · Peningkatan kualitas perdagangan berbasis pasar rakyat.
pendidikan. · Peningkatan fasilitas perlengkapan jalan dan jaringan irigasi
· Peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan melalui · Pengembangan taman tematik dan perluasan Ruang Terbuka Hijau
penambahan jumlah tenaga peningkatan dan pembangunan sarana (RTH) public.
dan prasarana pelayanan kesehatan. · Peningkatan kualitas air baku menjadi air minum.
· Penataan perumahan dan permukiman layak huni. · Gerakan Gowa Bersih.
· Peningkatan peluang dan kesempatan kerja. · Peningkatan aksesibilitas sanitasi.
· Peningkatan produktivitas tenaga kerja. · Peningkatan kualitas pelayanan administrasi terpadu kecamatan
· Peningkatan keamanan, ketentraman dan ketertiban umum. · Peningkatan kapasitas dan peran lembaga kemasyarakatan desa dan
· Penanganan bencana dan kebakaran. kelurahan serta lembaga adat dan sosial budaya masyarakat.
· Peningkatan penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang · Pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan
(MKJP) dan pemakaian kontrasensi (CPR) baik laki-laki maupun · Optimalisasi penggunaan dan pengawasan keuangan desa.
perempuan. · Pembangunan desa tertinggal dan transmigrasi.
· Peningkatan kemandirian para fakir miskin komunitas adat terpencil · Optimalisasi pemanfaatan kawasan strategis
dan PMKS. · Pengembangan kawasan perdesaan.
· Penguatan kelembagaan organisasi kepemudaan dan fasilitasi cabang · Pembinaan perencanaan pembangunan daerah dalam penyusunan,
olahraga. pengendalian dan evaluasi rencana pembangunan daerah yang
· Pemeliharaan nilai-nilai budaya masyarakat. berkualitas dan tepat waktu.
· Peningkatan pemahaman dan pengamalan nilai-nilai keagamaan. · Pengembangan perangkat daerah sesuai dengan kewenangan,
· Peningkatan pemenuhan sarana dan prasarana pertanianm peternakan kebutuhan dan kemampuan keuangan daerah.
dan perikanan. · Peningkatan sarana dan prasarana pemerintahan secara efektif dan
· Peningkatan pengawasan dan pemantauan status baku mutu air. efisien.
· Pemenuhan penyelesain kasus lingkungan. · Pengembangan ketatalaksanaan, kearsipan, persandian, sistem dan
· Pemberdayaan dan perlindungan koperasi dan UMKM. budaya kerja perangkat daerah berbasis teknologi informasi.
· Fasilitasi pengembangan ekonomi kreatif. · Pengembangan SDM aparatur, pembinaan karier berbasis
· Peningkatan perluasan informasi barang dan jasa serta peluang kompetensi.
investasi daerah yang dapat dikembangakan.

RENCANA PENATAAN
RPLP LINGKUNGAN PERMUKIMAN III-53
Gambar 3.1. Peta Rencana Struktur Ruang

RENCANA PENATAAN
RPLP LINGKUNGAN PERMUKIMAN III-54
Gambar 3.2. Peta Rencana Pola Ruang

RENCANA PENATAAN
RPLP LINGKUNGAN PERMUKIMAN III-55
Gambar 3.3. Peta Rencana Kawasan Strategis

RENCANA PENATAAN
RPLP LINGKUNGAN PERMUKIMAN III-56
3.1.2. Kajian Sektoral 64,85 Ha.
1) Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh 2) Buku Putih Sanitasi Kabupaten Gowa
Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Gowa Tahun 2016. Tujuan disusunnya Buku Putih Sanitasi Kabupaten Gowa adalah untuk
Penyelenggaraan permukiman kumuh perkotaan memerlukan perencanaan menyediakan dasar dan acuan untuk dimulainya pekerjaan pengembangan
yang berkesinambungan dan terstruktur sebagai acuan pelaksanaan sanitasi yang lebih terintegrasi. Disamping itu, buku putih sanitasi juga
pembangunan untuk mewujudkan kota tanpa permukiman kumuh. nantinya dapt menjadi panduan kebijakan pemerintah Kabupaten Gowa
Pemerintah Kabupaten sebagai nahkoda harus didorong untuk memiliki dalam kegiatan pengelolaan sanitasi, termasuk didalamnya adalah penetapan
dokumen perencanaan sebagai dasar pengembangan kawasan permukiman prioritas dalam pengembangan sanitasi yang mencakup strategi sanitasi,
sehingga penyelenggaraan pembangunan permukiman kumuh perkotaan rencana tindak serta anggaran perbaikan maupun peningkatan sanitasi.
berada pada arah yang tepat menuju permukiman yang layak huni dan Dengan adanya Buku Putih Sanitasi ini beberapa manfaat yang dapat
berkelanjutan. Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman, Ditjen diperoleh adalah sebagai berikut :
Cipta Karya melalui Subdit Perencanaan Teknis memberikan fasilitasi a. Untuk mengetahui kondisi menyeluruh sanitasi kota saat ini yang
berupa pendampingan dalam penyusunan RP2KPKP sebagai bentuk meliputi PHBS dan sanitasi dasar (Air Limbah Domestik, Drainase,
pembinaan kepada Pemerintah Daerah dalam Menyusun rencana Persampahan, jamban) untuk menjadi masukan penting bagi
penanganan permukiman kumuh di Kabupaten Gowa. Tujuan yang ingin penyusunan prioritas pembangunan sanitasi;
dicapai dari pelaksanaan kegiatan penyusunan RP2KPKP ini adalah : b. Sebagai pedoman pelaksanaan pengembangan sanitasi yang lebih jelas
· Pencegahan terhadap tumbuh dan berkembangnya perumahan kumuh dan tepat sasaran;
dan permukiman kumuh baru di Kabupaten Gowa, melalui pengawasan c. Sebagai acuan strategi sanitasi kota karena Buku Putih Sanitasi juga
dan pengendalian serta pemberdayaan masyarakat. menjadi dasar bagi penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK);
· Peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman d. Sebagai rekomendasi bagi perencanaan pembangunan daerah khususnya
kumuh yang didahului dengan penetapan lokasi perumahan kumuh dan di bidang PHBS dan sanitasi dasar (Air Limbah Domestik, Drainase,
permukiman kumuh dengan pola-pola penanganannya. Persampahan, jamban) dan PHBS;
Lingkup kegiatan penyusunan RP2KPKP dimulai dengan persiapan e. Sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan investasi di bidang
kemudian melakukan verifikasi kawasan kumuh. Hasil verifikasi tim Tahun sanitasi;
2016 bahwa Kelurahan Sungguminasa, Kelurahan Pandang-Pandang, dan f. Sebagai pedoman untuk mengukur sejauh mana pencapaian
Kelurahan Bonto-Bontoa menjadi satu kawasan kumuh yaitu kawasan pembangunan di bidang sanitasi.
kumuh Sungguminasa dengan tingkat kekumuhan sedang dan tinggi seluas Berdasarkan tujuan dan manfaat Buku Putih Sanitasi Kabupaten Gowa

RENCANA PENATAAN
RPLP LINGKUNGAN PERMUKIMAN III-57
selanjutnya direncanakam program untuk peningkatan sanitasi di Kabupaten
Gowa yang dapat dirincikan sebagai berikut :
a. Kegiatan Promosi Higiene dan Sanitasi
· Penyuluhan PHBS
· Saka Bakti Husada
· Kegiatan Investigasi Data Bangunan Gedung, Jalan Lingkungan,
Drainase, Air Bersih, dan Sanitasi
b. Kegiatan Peningkatan Pengelolaan Air Limbah Domestik
· Program peningkatan pengendalian pousi
· Pengujian kadar polusi limbah padat dan limbah cair
· Kegiatan pengadaan tempat pengolahan limbah cair
c. Kegiatan Peningkatan Pengelolaan Persampahan
· Pengadaan mobil dump truck arm roll
· Program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan
Gambar 3.4. Peta Jaringan PDAM Kabupaten Gowa
· Pengadaan dan perbaikan container
d. Kegiatan Peningkatan Jaringan Drainase Lingkungan berdasarkan dari gambar peta diatas Kelurahan Bonto-Bontoa di lalui
· Perbaikan Drainase Jl. Melati Kel. Bonto-Bontoa saluran pipa 200 sepanjang Jl. Andi tonro dengan panjang 1,1 Km, yang
· Pembuatan Drainase BTN Minasa Indah Kel. Bonto-Bontoa dapat langsung mengakses ke permukiman
e. Peningkatan Komponen Terkait Sanitasi (Air Bersih, Air Limbah Industri
Rumah Tangga, Limbah Medis)
· Pengadaan Air Bersih Bontoa
· Program pengembangan dan pengelolaan air bersih/air minum
· Biaya operasional pembangunan sarana dan prasarana Air Minum
· Pembangunan sarana dan prasarana jaringan pipa distribusi PDAM

RENCANA PENATAAN
RPLP LINGKUNGAN PERMUKIMAN III-58
3.2. Kajian Akar Permasalahan Permukiman
3.2.1. Kajian Akar Masalah Keteraturan Bangunan

Masalah Ketidakteraturan
Bangunan
Kepadatan Kebijakan Pengaturan
bangunan Bangunan Belum Tegas

Keterbatasan Kurangnya Sosialisasi


Lahan Rumah Tidak Perilaku aturan pendirian bangunan
Layak Huni Masyarakat

Pertumbuhan penduduk
semakin tinggi dan padat Bangunan tidak sesuai Adat mengenai hadap Tidak ada bentuk
persyaratan teknis muka rumah pengawasan pemerintah
setempat
Masyarakat
Kurangnya
berpenghasilan
Sosialisasi
aturan pendirian
rendah bangunan Kurang pengetahuan
Kondisi bangunan tentang bangunan sehat
sudah tua

Tingkat pendidikan
rendah

Masalah Fisik

Masalah Non Fisik


Bagan 3.1. Kajian Akar Masalah Keteraturan Bangunan

RENCANA PENATAAN
RPLP LINGKUNGAN PERMUKIMAN III-59
3.2.2. Kajian Akar Masalah Jalan Lingkungan

Jalan Rusak dan


tidak terawat

Perkerasan Jalan Penyempitan Jalan tidak


Rusak Jalan terawat

hamur nkontruksi
anugnaB Sebagian ruas
Bangunan jalan
rumah Bangunan rumah Kurangnya
Bangunansosialisasi
rumah
Kualitas struktur permukaannya tentang pentingnya
nalaj naburuk
dab nakamem memakan badan jalan
masih tanah
memakan badan jalan memakan badan jalan
perawatan infrastruktur

dilalui kendaraan yang Tidak ada saluran air Keterbatasan Kurangnya kesadaran
masyarakat untuk
tidak sesuai beban jalan samping jalan/drainase lahan merawat infrastruktur

Kebijakan aturan Kurangnya


akses belum jelas pendanaan

Tidak ada bentuk


pengawasan pemerintah
Belum ada inisiatif Masalah Fisik
pengajuan pembangunan
setempat
Masalah Non Fisik
Bagan 3.2. Kajian Akar Masalah Jalan Lingkungan

RENCANA PENATAAN
RPLP LINGKUNGAN PERMUKIMAN III-60
3.2.3. Kajian Akar Masalah Penyediaan Air Minum

Sarpras dan sistem pengelolaan


air minum, mandi, cuci tidak sesuai
persyaratan dan standar teknis

Tidak mampu mencukupi


kebutuhan air minum, mandi, Air sumur bau
cuci seluruh masyarakat dan keruh

Jaringan perpipaan tidak Sumber air berdekatan


semua melayani permukiman dengan septictank dan rawa

Kurangnya Kurangnya swadaya


pendanaan masyarakat

Belum ada realisasi Masyarakat berpenghasilan


pengadaan perpipaan rendah
Lorem ipsum
dolor sit amet.

Belum ada usulan/ Kurangnya modal


Pengangguran usaha dan
inisiatif pengajuan
pembangunan keterampilan
Masalah Fisik

Masalah Non Fisik


Bagan 3.3. Kajian Akar Masalah Penyediaan Air Minum

RENCANA PENATAAN
RPLP LINGKUNGAN PERMUKIMAN III-61
3.2.4. Kajian Akar Masalah Drainase Lingkungan

Drainase rusak dan


tidak terawat

Adanya genangan Saluran


air di jalan tersumbat

Kualitas kontruksi Tidak tersedia Dimensi saluran Sedimentasi Saluran tidak


kurang baik saluran tidak menampung pada saluran terkoneksi

Buangan limbah tercampur Adanya tumpukan


Kurangnya Kurangya swadaya sampah
pendanaan masyarakat

Masyarakat tidak Saluran tidak terpisah Kurangnya


Belum ada inisiatif memilki tangki septic/ dengan saluran perawatan/
pengajuan pembamnguan pembersihan berskala
septitank pembuangan limbah

Keterbatasan lahan Kurangnya sosialisasi Kurangnya kesadaran


pentingnya pola hidup masyarakat menjaga
bersih dan sehat infrastruktur
lingkungan sekitar

Kurangnya kesadaran
masyarakat tentang
lingkungan yang sehat
Masalah Fisik

Masalah Non Fisik


Bagan 3.4. Kajian Akar Masalah Drainase Lingkungan

RENCANA PENATAAN
RPLP LINGKUNGAN PERMUKIMAN III-62
3.2.5. Kajian Akar Masalah Pengelolaan Air Limbah

Sarpras dan sistem pengelolaan


air limbah tidak sesuai
persyaratan dan standar teknis

Ipal tidak berfungsi


maksimal

Rumah tangga tidak Saluran limbah rumah


tangga bercampur dengan
memiliki jamban sendiri drainase lingkungan

Tidak memiliki
Kurangnya kesadaran septictank
pola hidup bersih
dan sehat

Kurangnya swadaya Kurangnya


masyarakat pendanaan

Masyarakat Belum ada usulan/


inisiatif pengajuan
berpenghasilan rendah pembangunan

Masalah Fisik Kurangnya modal usaha


Pengangguran dan keterampilan
Masalah Non Fisik
Bagan 3.5. Kajian Akar Masalah Pengelolaan Air Limbah
RENCANA PENATAAN
RPLP LINGKUNGAN PERMUKIMAN III-63
3.2.6. Kajian Akar Masalah Pengelolaan Persampahan

Sarpras dan sistem pengelolaan


persampahan tidak sesuai
persyaratan dan standar teknis

Penumpukan
sampah

Permukiman yang Perilaku


Tidak tersedia tong sempit di jangkau
sampah tiap rumah motor sampah masyarakat

Kurangnya inisiatif Lebar jalan yang Membuang sampah


pengadaan dan tidak memadai untuk
pemeliharaan bukan pada tempatnya
mobil kebakaran

Kurangnya kesadaran
Masalah Fisik pola hidup bersih
dan sehat
Masalah Non Fisik
Bagan 3.6. Kajian Akar Masalah Pengelolaan Persampahan

RENCANA PENATAAN
RPLP LINGKUNGAN PERMUKIMAN III-64
3.2.7. Kajian Akar Masalah Proteksi Kebakaran

Masalah sarana dan sistem


pengelolaan proteksi kebakaran

Permukiman sulit Tidak ada hidran atau


dijangkau oleh mobil
Jarak antar bangunan
sumber air untuk
pemadam kebakaran pemadam kebakaran terlalu padat

Lebar jalan yang Kurangnya pengetahuan


tidak memadai untuk tentang standar jarak
mobil kebakaran antar bangunan dalam IMB

Kurangnya tingkat
Belum ada realisasi pembangunan
proteksi kebakaran
pendidikan dan sosialisasi

Belum ada usulan/


inisiatif pengajuan
pembangunan
Masalah Fisik

Masalah Non Fisik


Bagan 3.7. Kajian Akar Masalah Proteksi Kebakaran

RENCANA PENATAAN
RPLP LINGKUNGAN PERMUKIMAN III-65
Tabel 3.1. Kajian Akar Penyebab Permasalahan Permukiman Kelurahan Bonto-Bontoa

Gambar 3.5. Ketidakteraturan Bangunan


di Kelurahan Bonto-Bontoa

Gambar 3.6. Kondisi Jalan di Kelurahan


Bonto-Bontoa

Gambar 3.7. Prasarana Air Bersih di


Kelurahan Bonto-Bontoa

RENCANA PENATAAN
RPLP LINGKUNGAN PERMUKIMAN III-66
Gambar 3.8. Jaringan Drainase di
Kelurahan Bonto-Bontoa

Gambar 3.9. Jaringan Air Limbah


di Kelurahan Bonto-Bontoa

Gambar 3.10. Jaringan Persampahan


di Kelurahan Bonto-Bontoa

RENCANA PENATAAN
RPLP LINGKUNGAN PERMUKIMAN III-67
Gambar 3.11. Prasarana Proteksi
Kebakaran di Kelurahan Bonto-Bontoa
Sumber : Hasil Analisis Data 2020

3.3. Kajian Daya Dukung dan Daya Tampung 3.3.1. Proyeksi Daya Dukung dan Daya Tampung Kelrahan
3.3.1. Proyeksi Penduduk Untuk mengetahui daya dukung dan daya tampung suatu wilayah
Dalam memproyeksi jumlah penduduk Kelurahan Bonto-Bontoa 5 tahun diketahui berdasarkan daya tampung demografi dibandingkan dengan
kedepan, kita menggunakan proyeksi ekstrapolasi. Untuk lebih jelasnya standar konsumsi lahan atau kebutuhan lahan menurut jumlah penduduk.
dapat kita lihat pada perhitungan dibawah ini : Daya dukung lahan permukiman diklasifikasikan menjadi 3 yaitu :
Pn = P0 + b∙ θ Jika nilai DDPm >1, daya dukung lahan permukiman tinggi (mampu
P2024= 16.511 + 472 (2024-2019) menampung)
= 16.511 + 2.360 Jika nilai DDPm = 1, daya dukung lahan permukiman optimal (seimbang)
= 18.871 Jiwa Jika nilai DDPm < 1, daya dukung lahan permukiman rendah (tidak dapat
Dari hasil analisis proyeksi penduduk 5 tahun kedepan yaitu pada tahun menampung penduduk)
2024 jumlah penduduk Kelurahan Bonto-Bontoa sebanyak 18.871 Jiwa. Jumlah penduduk yang terus bertambah menandakan makin padat jumlah
2
penduduk tiap 1 km disertai dengan meningkatnya kebutuhan akan lahan
hunian dan lahan pakai serta kebutuhan akan sumber daya alam yang

RENCANA PENATAAN
RPLP LINGKUNGAN PERMUKIMAN III-68
3.3.1. Proyeksi Daya Dukung dan Daya Tampung Kelrahan Kelurahan
tersedia. Jumlah penduduk yang terus bertambah juga berpengaruh pada
A. Proyeksi Sarana Kelurahan
daya dukung dan daya tampung lingkungan. Agar tidak menjadi beban
1) Analisa Kebutuhan Fasilitas Pendidikan Kelurahan Bonto-Bontoa
lingkungan atau mengganggu daya dukung dan daya tampung lingkungan
Tahun 2024
maka jumlah penduduk harus seimbang dengan batas ambang lingkungan.
Mengacu pada SNI 03-1733-2004 maka dilakukan analisis untuk kebutuhan
Karena jika melebihi batas daya dukung dan daya tampung lingkungan
fasilitas pendidikan di Kelurahan Bonto-Bontoa pada Tahun 2024 dengan
akan berdampak pada lingkungan seperti banjir, kekurangan air bersih dan
menggunakan hasil proyeksi penduduk tahun 2024. Untuk lebih jelasnya
minum, penumpukan sampah, penurunan kualitas hunian permukiman
dapat dilihat pada tabel berikut.
serta dampak lainnya. Oleh karena itu perlu adanya informasi megenai
Tabel 3.2. Kebutuhan Fasilitas Pendidikan Kelurahan Bonto-Bontoa 2024
daya dukung dan daya tampung di Kelurahan Bonto-Bontoa. No. Jenis Sarana Standar Jumlah Penduduk Jumlah Sarana Jumlah Sarana Jumlah
Pendidikan (Jiwa Per Unit) Tahun 2024 Eksisting Sesuai Standar Tambahan
Tabel 3.2. Status Daya Dukung dan Daya Tampung (Jiwa) (Unit) (Unit) Kebutuhan
Sarana
di Kelurahan Bonto-Bontoa (Unit)
1. TK 1250 7 15 8
2. Sekolah Dasar 1600 8 11 3
3. SMP 4.800 18.871 3 4 1
4. SMA 4.800 6 4 0
5. Taman Bacaan 2.500 0 7 7
Sumber : Hasil Analisis 2020
Berdasarkan hasil analisis, kebutuhan sarana pendidikan di Kelurahan
Sumber : Hasil Analisis 2020
Bontoa-Bontoa yaitu TK sebanyak 15 unit, SD sebanyak 11 unit, SMP
Berdasarkan hasil analisis daya dukung dan daya tampung lingkungan
sebanyak 4 unit, SMA sebanyak 4 unit, dan Taman Bacaan sebanyak 7 unit.
permukiman di Kelurahan Bonto-Bontoa diketahui bahwa Kelurahan
Jumlah tambahan kebutuhan sarana pendidikan di Kelurahan Bontoa-
Romangpolong berstatus mampu menampung. Artinya bahwa jumlah
Bontoa tahun 2024 yaitu TK sebanyak 8 unit, SD sebanyak 3 unit, SMP
penduduk di Kelurahan Bonto-Bontoa tidak melampaui batas ambang
sebanyak 1 unit, dan Taman Bacaan sebanyak 2 unit.
lingkungan.
2) Analisa Kebutuhan Fasilitas Peribadatan Kelurahan Bonto-Bontoa
Tahun 2024
Mengacu pada SNI 03-1733-2004 maka dilakukan analisis untuk
kebutuhan fasilitas peribadatan pada Tahun 2024 dengan menggunakan
hasil proyeksi penduduk tahun 2024. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel berikut.

RENCANA PENATAAN
RPLP LINGKUNGAN PERMUKIMAN III-69
Tabel 3.3. Kebutuhan Fasilitas Peribadatan Kelurahan Bonto-Bontoa 2024
No. Jeni s Sarana Standar Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah yang dibutuhkan yaitu posyandu sebanyak 11 unit dan tempat dokter praktek
Pendidikan (Jiwa Per Penduduk Sarana Sarana Tambahan 2 unit.
Unit) Tahun 202 4 Eksisting Sesuai Kebutuhan
4) Analisa Kebutuhan Fasilitas Perdagangan dan Jasa Kelurahan Bontoa-
(Jiwa) (Unit) Standar Sarana
(Unit) (Unit) Bontoa Tahun 2024
1. Mushollah 250 18.871 2 75 73 Mengacu pada SNI 03-1733-2004 maka dilakukan analisis untuk kebutuhan
2. Mesjid Warga 2500 13 7 0
Sumber : Hasil Analisis 2020 fasilitas perdagangan dan jasa pada Tahun 2024 dengan menggunakan hasil
Berdasarkan hasil analisis, kebutuhan sarana peribadatan di Kelurahan proyeksi penduduk tahun 2024. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
Bontoa-Bontoa yaitu Mushollah sebanyak 75 unit dan Mesjid Warga berikut.
Tabel 3.5. Kebutuhan Fasilitas Perdagangan dan Jasa Kelurahan
sebanyak 7 unit. Jumlah tambahan kebutuhan sarana peribadatan di Bonto-Bontoa 2024
No. Jenis Fasilitas Standar Jumlah Penduduk Jumlah Sarana Jumlah Sarana Jumlah
Kelurahan yaitu 73 unit Mushollah. Perdagangan dan (Jiwa Per Unit) Tahun 2024 Eksisting Sesuai Standar Tambahan
Jasa (Jiwa) (Unit) (Unit) Kebutuhan
3) Analisa Kebutuhan Fasilitas Kesehatan Kelurahan Bontoa-Bontoa Sarana
(Unit)
Tahun 2024 1. Mini Market 6.000 2 3 1
2. Bank 120.000 18.871 2 - 0
Mengacu pada SNI 03-1733-2004 maka dilakukan analisis untuk 3.
4.
Koperasi Pegawai
Warung/Toko
6.000
250
1
280
3
75
2
0
kebutuhan fasilitas kesehatan pada Tahun 2024 dengan menggunakan hasil Sumber : Hasil Analisis 2020

proyeksi penduduk tahun 2024. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Berdasarkan hasil analisis, kebutuhan sarana Perdagangan dan Jasa di
tabel berikut. Kelurahan Bontoa-Bontoa pada tahun 2024 yaitu Toko/Warung sebanyak
Tabel 3.4. Kebutuhan Fasilitas Kesehatan Kelurahan Bonto-Bontoa 2024 280 unit, Koperasi Pegawai 3 unit, dan Mini Market 3 unit. Jumlah tambahan
No. Jenis Sarana Standar Jumlah Penduduk Jumlah Sarana Jumlah Sarana Jumlah
Kesehatan (Jiwa Per Unit) Tahun 2024 Eksisting Sesuai Standar Tambahan jenis sarana perdagangan dan jasa yang dibutuhkan yaitu mini market
(Jiwa) (Unit) (Unit) Kebutuhan
Sarana sebanyak 1 unit dan koperasi pegawai 2 unit.
(Unit)
1. Posyandu 1250 4 15 11
2. Tempat Dokter 5000 1 4 2
5) Analisa Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Kelurahan Bonto-Bontoa
Praktek 18.871
2. Poliklinik 30000 1 - - Tahun 2024
3. Apotek 30000 1 - -
Sumber : Hasil Analisis 2020 Mengacu pada SNI 03-1733-2004 maka dilakukan analisis untuk kebutuhan
Berdasarkan hasil analisis, kebutuhan sarana Kesehatan di Kelurahan fasilitas ruang terbuka hijau pada Tahun 2024 dengan menggunakan hasil
Bontoa-Bontoa pada tahun 2024 yaitu posyandu sebanyak 15 unit dan tempat proyeksi penduduk tahun 2024. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
praktek dokter sebanyak 4 unit. Jumlah tambahan jenis sarana Kesehatan berikut.

RENCANA PENATAAN
RPLP LINGKUNGAN PERMUKIMAN III-70
Tabel 3.6. Kebutuhan Fasilitas Ruang Terbuka Hijau Kelurahan 2) Jaringan Drainase
Bonto-Bontoa 2024 Analisis jaringan drainase untuk merumuskan strategi yang dibutuhkan
No. Jenis Fasilitas Standar Jumlah Penduduk Jumlah Sarana Jumlah Sarana Jumlah
RTH (Jiwa Per Unit) Tahun 2023 Eksisting Sesuai Standar Tambahan
(Jiwa) (Unit) (Unit) Kebutuhan untuk memecahkan permasalahan yang ada. Untuk permasalahan dan
Sarana
(Unit) strategi terkait jaringan drainase di Kelurahan Bonto-Bontoa dapat dilihat
1. Taman 250 18.871 1 75 74
2. TPU 120.000 - - - pada tabel berikut.
Sumber : Hasil Analisis 2020
Tabel 3.8. Analisa Jaringan Drainase di Kelurahan Bonto-Bontoa
Berdasarkan hasil analisis, kebutuhan sarana Ruang Terbuka Hijau di Permasalahan Analisa
 Terdapat sumbatan di saluran drainase Telah terdapat rencana normalisasi saluran drainase
Kelurahan Bonto-Bontoa pada tahun 2024 yaitu Taman sebanyak 75 unit  Drainase lingkungan lebih rendah dari drainase
sekunder
sehingga diperlukan penambahan taman sebanyak 74 unit.  Saluran tidak terkoneksi
 Kualitas konstruksi kurang baik
B. Proyeksi Prasarana Kelurahan  Terdapat permukiman yang belum dilalui saluran
drainase
1) Jaringan Jalan Sumber : Hasil Analisis 2020
Untuk proyeksi jaringan jalan dilihat dari kondisi eksisting jaringan jalan
Berdasarkan analisis didapatkan bahwa prasarana jaringan drainase masih
berdasarkan fungsi jalan di Kelurahan Bonto-Bontoa. Kondisi eksisting yang
terdapat permasalahan seperti belum adanya saluran, jaringan drainase yang
dinilai dari segi kondisi perkerasan dan kondisi pedestrian. Yang selanjutnya
tersumbat sehingga kapasitasnya tidak mampu menampung air, dan
berdasarkan pemaparan kondisi eksisting maka dilakukan analisis untuk
konstruksi yang kurang baik. Untuk menghadapi permasalahan tersebut
menentukan strategi untuk mengatasi permasalahan yang ada.
telah tertuang dalam kajian sektoral buku putih sanitasi Kabupaten Gowa
Tabel 3.7. Analisa Jaringan Jalan di Kelurahan Bonto-Bontoa
Panjang Kondisi Eksisting yang telah diprogramkan dan sementara dilaksanakan normalisasi drainase
Fungsi Jalan Analisa
Jalan Perkerasan Pedestrian
66.935 Perkerasan baik Tidak ada Terdapat di mensi jalan yang tidak sesuai dengan standar teknis di beberapa ruas saluran samping jalan di Kelurahan Bonto-Bontoa.
namun masih ada (,1.5 m)
beberapa Perlu adanya pengadaan jalan lingkungan dibeberapa kawasan 3) Jaringan Air Minum
Jalan lingkungan perkerasan Perlu adanya perbaikan jalan dibeberapa ruas jalan yang
kondisi buruk mengalami kerusakan Sumber air dalam pemenuhan kebutuhan air bersih penduduk Kelurahan
Perlu adanya peningkatan konstruksi jalan dibeberapa ruas
jalan yang belum memiliki perkerasan Bonto-Bontoa yaitu sistem perpipaan yang dikelola oleh PDAM dan air
Sumber : Hasil Analisis 2020
tanah melalui sumur dangkal dan sumur pompa dangkal. Untuk sistem
Berdasarkan analisa diketahui bahwa perlu adanya peningkatan saluran
perpipaan dikelola oleh PDAM Kabupaten Gowa. Sedangkan untuk
samping dan pengadaan pedestrian serta perlu adanya pengadaan, perbaikan,
kebutuhan air bersih non perpipaan pelayanan kebutuhan air bersih
dan peningkatan perkerasan pada beberapa ruas jalan yang berada di
dilakukan secara komunal pada tiap rumah tangga. Untuk kebutuhan air
Kelurahan Bonto-Bontoa.
bersih sistem perpipaan, sumber air baku untuk sarana air bersih berasal dari

RENCANA PENATAAN
RPLP LINGKUNGAN PERMUKIMAN III-71
air tanah. Seiring bertambahnya jumlah penduduk di Kelurahan Bonto- Berdasarkan proyeksi buangan limbah di Kelurahan Bonto-Bontoa tahun
Bontoa tentunya disertai dengan meningkatnya jumlah kebutuhan air bersih. 2024 diketahui bahwa buangan limbah rumah tangga di Kelurahan Bonto-
Untuk kebutuhan air bersih Kelurahan Bonto-Bontoa 5 tahun mendatang Bontoa sebesar13210 liter/hari. Sedangkan untuk buangan limbah
dijabarkan sebagai berikut : perumahan sebesar 6227 liter/hari, sosial ekonomi sebesar 7548 liter/hari
dan industry sebesar 5095 liter/hari, sehingga total buangan limbah
Tabel 3.9. Analisa Kebutuhan Air Bersih di Kelurahan Bonto-Bontoa
Kebut uhan Non Rumah Tangga keseluruhan sebesar 32080 liter/hari.
Kebutuhan (liter/hari) Kehilangan
Jumlah Rumah Tangga
Sosial
Industri dan Air
Kebutuhan Debit Air Jumlah buangan limbah di Kelurahan Bonto-Bontoa yang terus
Penduduk Perdagangan
Total (liter/detik)
(2024) 20% dari 70% dari 25% dari bertambah setiap tahunnya sesuai dengan pertambahan jumlah penduduk
60 (liter/hari) kebutuhan kebutuhan kebutuhan

18.871 1132260
rumah tangga
226452
rumah tangga
792582
rumah tangga
283065 2434359 28,17
perlu diimbangi dengan pemenuhan dan pengelolaan limbah rumah tangga
Sumber : Hasil Analisis 2020 terpadu, ramah lingkungan dan berkelanjutan, berupa pembuangan limbah
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan air bersih di Kelurahan Bonto-Bontoa komunal kedalam septiktank biofill karena selain dari segi ramah lingkungan
diketahui memiliki kebutuhan air bersih rumah tangga sebesar 1132260 juga lahan yang dibutuhkan juga disesuaikan dengan jumlah kepala rumah
liter/hari dengan kebutuhan non rumah tangga untuk sosial sebesar 226452 tangga.
liter/hari dan industri dan perdagangan sebesar 792582. Adapun kehilangan 5) Persampahan

air di Kelurahan Bonto-Bontoa sebesar 283065 liter/hari. Dengan kebutuhan Pertambahan penduduk juga berdampak pada meningkatnya volume
total air bersih yaitu 2434359 liter/hari. Sehingga besaran debit air yang persampahan di Kelurahan Bonto-Bontoa. Oleh karena itu diperlukan suatu
dibutuhkan di Kelurahan Bonto-Bontoa sebesar 28,17 liter/detik/hari. proyeksi terhadap volume buangan sampah 5 tahun mendatang.
Tabel 3.11. Analisa Buangan Sampah di Kelurahan Bonto-Bontoa
4) Sanitasi Volume Buangan Sampah
Analisis sanitasi dilakukan untuk melihat jumlah buangan limah rumah Perdagangan Fasilitas Umum
Jumlah Jalan (10% dari
Rumah Tangga (25% dari (5% dari Total (liter/hari)
Penduduk sampah rumah
tangga di Kelurahan Bonto-Bontoa 5 tahun mendatang berdasarkan hasil (2 liter/hari) sampah rumah sampah rumah
tangga)
tangga) tangga)
proyeksi penduduk 2024. 18871 37742 9435 3774 1887 52838
Sumber : Hasil Analisis 2020
Tabel 3.10. Analisa Buangan Limbah di Kelurahan Bonto-Bontoa
Buangan Limbah Buangan Limbah Berdasarkan hasil analysis diketahui bahwa total buangan sampah di
Jumlah 70% dari Perumahan Sosial Ekonomi Industri
Penduduk Tahun Kebutuhan Air Total (liter) Kelurahan Bonto-Bontoa diperkirakan sebesar 52838 liter/hari sehingga
2024 Bersih Rumah 33% 40% 27%
Tangga perlu adanya peningkatan pengelolaan persampahan yang memadai seperti
18871 13210 6227 7548 5095 32080
Sumber : Hasil Analisis 2020 penyediaan alat/kendaraan pengangkutan sampah yang cepat, efisien dan
terorganisir.

RENCANA PENATAAN
RPLP LINGKUNGAN PERMUKIMAN III-72
3.1. Kajian Pengelolaan Dampak Lingkungan dan Sosial 3.4.2. Pengelolaan Dampak Sosial
3.3.1. Kajian Pengelolaan Dampak Lingkungan

RENCANA PENATAAN
RPLP LINGKUNGAN PERMUKIMAN III-73
3.4.1. Kajian Infrastruktur For All

RENCANA PENATAAN
RPLP LINGKUNGAN PERMUKIMAN III-74
3.5. Kajian Livelihood
Pentagonal Assets adalah salah satu alat yang digunakan masyarakat untuk
menggali potensi mereka. Pentagonal assets terdiri dari lima aspek, yaitu Natural
Capital(Sumber Daya Alam), Physical Capital(Infrastruktur),Human
Capital(Sumber Daya Manusia), Social Capital(Kelembagaan) dan Financial
Capital(Keuangan). Dalam Skoring pentagonal asset MBR ini akan diketahui
penilaian dari masing-masing asset pada MBR. Masing-masing asset memiliki
indikator penilaian yang berbeda yang selanjutnya akan di skoring sesuai indikator
tersebut. Berdasarkan hasil Skoring Pentagonal Assets Skala Kelurahan Bonto-
Bontoa maka dapat diketahui bahwa nilai tertinggi adalah pada aspek sosial yaitu :
lembaga yang aktif di kelurahan > 3 lembaga dan sudah ada Aturan Bersama yang
dijalankan, serta aspek infrastruktur yaitu terdapat tempat (bangunan pasar
permanen). Kebutuhan pengembangan program-program Livelihood kedepan
dapat masuk melalui aspek kelembagaan karena kondisinya lebih maju dan dapat
berguna sebagai modal untuk pembangunan aspek pentagonal lainnya.

3.5.1. Kajian Livelihood Kelurahan


Tabel 3.12. Tabel Rekap Pentagonal Aset Kelurahan Bonto-Bontoa

RENCANA PENATAAN
RPLP LINGKUNGAN PERMUKIMAN III-75
Gambar 3.12. Grafik Rekap Pentagonal Asset
Kelurahan Bonto-Bontoa

Sumber : Hasil Analisis 2020

Tabel 3.13. Tabel Analisis Pentagonal Aset Kelurahan Bonto-Bontoa

Sumber : Hasil Analisis 2020

RENCANA PENATAAN
RPLP LINGKUNGAN PERMUKIMAN III-76
RENCANA PENATAAN
RPLP LINGKUNGAN PERMUKIMAN III-77
Tabel 3.14. Tabel Rekap Pentagonal Aset Lokasi Kumuh

Sumber : Hasil Analisis 2020

Berdasarkan hasil skoring pentagonal aset Kelurahan Bonto-Bontoa diketahui


bahwa nilai skoring tertinggi dari segi sosial dan keuangan maka setelah
dilakukan analisis pentagonal aset diketahui bahwa kebutuhan sosial di
Kelurahan Bonto-Bontoa berupa pentingnya motor penggerak untuk
menjalankan roda organisasi agar secara bersama-sama masyarakat bergerak
maju bersama, penyadaran terhadap masyarakat pentingnya aturan dan taat
hukum demi terwujudnya kehidupan masyarakat yang aman, nyaman, damai
dan sejahtera dan perlu adanya lembaga atau keterlibatan pemerintah setempat
untuk mengorganisisr wirausaha lokal . Dari segi keuangan berupa perlu
adanya penambahan modal baik hibah maupun pinjaman yang lunak, syarat
mudah dan tidak merepotkan.
3.5.1. Kajian Livelihood Deleniasi Kumuh
Untuk kajian livelihood deleniasi kumuh digunakan skoring pentagonal asset
berdasarkan 7 aspek kekumuhan yaitu aspek bangunan, jalan lingkungan,
drainase, air minum, sanitasi, persampahan dan proteksi kebakaran yang dinilai
dari 5 aset lingkungan yaitu aset sumber daya manusia, sosial, sumber daya
alam, keuangan, dan infrastruktur. Masing-masing asset memiliki indikator
penilaian yang berbeda yang selanjutnya akan di skoring sesuai indikator
tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

RENCANA PENATAAN
RPLP LINGKUNGAN PERMUKIMAN III-78
Gambar 3.13. Grafik Rekap Pentagonal Asset
Lokasi Kumuh

Sumber : Hasil Analisis 2020

Berdasarkan hasil skoring indikator pentagonal aset didapatkan bahwa aset


dengan nilai tertinggi adalah asset sumber daya alam dan infrastruktur. Hal
tersebut bisa dikembangkan menjadi potensi wilayah dalam mendukung
peningkatan kualitas lingkungan. Selanjutnya asset tersebut dikaitkan dengan 7
indikator kekumuhan yaitu aspek bangunan, jaringan jalan, drainase, air
minum/bersih, jaringan limbah/sanitasi, persampahan dan proteksi kebakaran.
Untuk mengetahui skoring dari asset tersebut jika dikaitkan dengan 7 indikator
kekumuhan maka dilakukan skoring kualitatif-kuantitatif, untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel berikut :

Sumber : Hasil Analisis 2020

RENCANA PENATAAN
RPLP LINGKUNGAN PERMUKIMAN III-79
Tabel 3.15. Tabel Skoring Pentagonal Asset berdasarkan Aspek Kumuh Kelurahan Bonto-Bontoa

Sumber Daya Sumber Daya Gambar 3.3. Grafik Pentagonal AssetAspek


Aspek Sosial Keuangan Infrastruktur BangunanKelurahanBonto-Bontoa
Manusia Alam
Bangunan Pengetahuan Penyebab konflik Kelestarian alam Pengeluaran untuk Infrastruktur
mengenai bangunan sosial terabaikan biaya pemeliharaan
layak huni bangunan
Sangat Paham (5) Tidak berdampak Tidak berdampak Biasa saja (5) Sangat Mendukung
Indikator (5) (5) (5)
Paham (4) Sedikit berdampak Sedikit berdampak Tidak memberatkan Mendukung (4)
(4) (4) (4)

Kurang Paham (3) Kurang berdampak Kurang Sedikit Kurang Mendukung


(3) berdampak (3) memberatkan (3) (3)

Tidak Paham (2) Berdampak (2) Berdampak (2) Memberatkan (2) Tidak Mendukung
(2)
Sangat Tidak Paham Sangat berdampak Sangat berdampak Sangat Sangat Tidak
(1) (1) (1) memberatkan (1) mendukung (1)
Penilaian 3 4 2 2 4

Sumber Daya Sumber Daya Gambar 3.4. Grafik Pentagonal AssetAspek


Aspek Sosial Keuangan Infrastruktur
Manusia Alam Jalan LingkunganKelurahanBonto-Bontoa
Pengetahuan Kelestarian Aksesibilitas u/
Jalan
mengenai Kerja bakti alam keg. ekonomi Infrastrruktur
Lingkungan
standar teknis terabaikan masyarakat
Tidak berdampak Sangat Mendukung
Sangat Paham (5) Rutin setiap hari (5) Biasa saja (5)
(5) (5)
Rutin satu kali Sedikit berdampak Tidak menghambat
Paham (4) Mendukung (4)
seminggu (4) (4) (4)

Rutin satu kali Kurang Sedikit menghambat Kurang Mendukung


Indikator Kurang Paham (3)
sebulan (3) berdampak (3) (3) (3)

Tidak Mendukung
Tidak Paham (2) Tidak rutin (2) Berdampak (2) Menghambat(2)
(2)

Sangat Tidak Paham Sangat berdampak Sangat menghambat Sangat Tidak


Tidak pernah (1)
(1) (1) (1) mendukung (1)

Penilaian 2 2 1 4 4

RENCANA PENATAAN
RPLP LINGKUNGAN PERMUKIMAN III-80
Sumber Daya Sumber Daya Gambar 3.5. Grafik Pentagonal AssetAspek
Aspek Sosial Keuangan Infrastruktur
Manusia Alam Drainase KelurahanBonto-Bontoa
Kesadaran dan Menyebabkan Sumur sebagai Pengeluaran
Drainase Infrastruktur
PHBS penyakit sumber untuk biaya
Tidak berdampak Tidak mencemari Sangat Mendukung
Sangat Paham (5) Biasa saja (5)
(5) (5) (5)
Sedikit berdampak Sedikit mencemari Tidak memberatkan
Paham (4) Mendukung (4)
(4) (4) (4)
Kurang berdampak Kurang Sedikit Kurang Mendukung
Indikator Kurang Paham (3)
(3) mencemari(3) memberatkan (3) (3)
Tidak Mendukung
Tidak Paham (2) Berdampak (2) Mencemari(2) Memberatkan (2)
(2)
Sangat Tidak Paham Sangat berdampak Sangat mencemari Sangat Sangat Tidak
(1) (1) (1) memberatkan (1) mendukung (1)

Penilaian 3 2 3 1 3

Sumber Daya Sumber Daya Gambar 3.6. Grafik Pentagonal AssetAspek


Aspek Sosial Keuangan Infrastruktur
Manusia Alam Air MinumKelurahanBonto-Bontoa
Sumber Daya Sumber Daya
Aspek Sosial Keuangan Infrastruktur
Manusia Alam
Air Minum Kesadaran dan Menyebabkan Sumur sebagai Pengeluaran
Infrastruktur
/ Air Bersih PHBS penyakit sumber untuk biaya
Tidak berdampak Sangat mencukupi Sangat Mendukung
Sangat Paham (5) Biasa saja (5)
(5) (5) (5)
Sedikit berdampak Tidak memberatkan
Paham (4) Mencukupi(4) Mendukung (4)
(4) (4)
Kurang berdampak Kurang Sedikit Kurang Mendukung
Indikator Kurang Paham (3)
(3) mencukupi(3) memberatkan (3) (3)
Tidak mencukupi Tidak Mendukung
Tidak Paham (2) Berdampak (2) Memberatkan (2)
(2) (2)
Sangat Tidak Paham Sangat berdampak Sangat tidak Sangat Sangat Tidak
(1) (1) mencukupi(1) memberatkan (1) mendukung (1)
Penilaian 2 3 3 2 3

RENCANA PENATAAN
RPLP LINGKUNGAN PERMUKIMAN III-81
Sumber Daya Sumber Daya Gambar 3.7. Grafik Pentagonal AssetAspek
Aspek Sosial Keuangan Infrastruktur
Manusia Alam Sanitas Kelurahan Bonto-Bontoa
Kesadaran dan Menyebabkan Laut/sempadan Pengeluaran
Sanitasi Infrastruktur
PHBS penyakit sungai/jar.drai untuk biaya
Tidak berdampak Tidak mencemari Sangat Mendukung
Sangat Paham (5) Biasa saja (5)
(5) (5) (5)
Sedikit berdampak Sedikit mencemari Tidak memberatkan
Paham (4) Mendukung (4)
(4) (4) (4)
Kurang berdampak Kurang Sedikit Kurang Mendukung
Indikator Kurang Paham (3)
(3) mencemari (3) memberatkan (3) (3)
Tidak mencemari Tidak Mendukung
Tidak Paham (2) Berdampak (2) Memberatkan (2)
(2) (2)
Sangat Tidak Paham Sangat berdampak Sangat mencemari Sangat Sangat Tidak
(1) (1) (1) memberatkan (1) mendukung (1)

Penilaian 2 1 4 2 3

Sumber Daya Sumber Daya Gambar 3.8. Grafik Pentagonal AssetAspek


Aspek Sosial Keuangan Infrastruktur
Manusia Alam Persampahan Kelurahan Bonto-Bontoa
Kesadaran
Persampahan Kerja bakti Lahan Iuran sampah Infrastruktur
masyarakat
Sangat Mendukung
Sangat Paham (5) Rutin setiap hari (5) Ada “Legal” (5) Biasa saja (5)
(5)
Rutin satu kali Ada “Tidak Tidak memberatkan
Paham (4) Mendukung (4)
seminggu (4) Legal” (4) (4)
Rutin satu kali Tidak ada “Legal” Sedikit Kurang Mendukung
Indikator Kurang Paham (3)
sebulan (3) (3) memberatkan (3) (3)
Tidak ada “Ilegal” Tidak Mendukung
Tidak Paham (2) Tidak rutin (2) Memberatkan (2)
(2) (2)
Sangat Tidak Paham Sangat Sangat Tidak
Tidak pernah (1) Tidak ada (1)
(1) memberatkan (1) mendukung (1)
Penilaian 2 2 2 3 3

RENCANA PENATAAN
RPLP LINGKUNGAN PERMUKIMAN III-82
Sumber Daya Sumber Daya Gambar 3.9. Grafik Pentagonal AssetAspek
Aspek Sosial Keuangan Infrastruktur
Manusia Alam Proteksi KebakaranKelurahanBonto-Bontoa
Proteksi Kesadaran Menyebabkan Usaha industri
Lahan Infrastruktur
Kebakaran masyarakat penyakit rumahan
Tidak berdampak Sangat Mendukung
Sangat Paham (5) Ada “Legal”(5) Biasa saja (5)
(5) (5)
Sedikit berdampak Ada “Tidak
Paham (4) Tidak merugikan(4) Mendukung (4)
(4) Legal” (4)
Kurang berdampak Tidak ada “Legal” Sedikit merugikan Kurang Mendukung
Indikator Kurang Paham (3)
(3) (3) (3) (3)
Tidak ada “Ilegal” Tidak Mendukung
Tidak Paham (2) Berdampak (2) Merugikan (2)
(2) (2)
Sangat Tidak Paham Sangat berdampak Sangat merugikan Sangat Tidak
Tidak ada (1)
(1) (1) (1) mendukung (1)
Penilaian 3 3 1 3 2

Sumber : Hasil Analisis 2020

Tabel 3.16. Analisis Pentagonal Asset Berdasarkan Aspek Kumuh Kelurahan Bonto-Bontoa

RENCANA PENATAAN
RPLP LINGKUNGAN PERMUKIMAN III-83
RENCANA PENATAAN
RPLP LINGKUNGAN PERMUKIMAN III-84
Sumber : Hasil Analisis 2020

RENCANA PENATAAN
RPLP LINGKUNGAN PERMUKIMAN III-85
Tabel 3.17. Analisis SWOT

RENCANA PENATAAN
RPLP LINGKUNGAN PERMUKIMAN III-86
Sumber : Hasil Analisis 2020

RENCANA PENATAAN
RPLP LINGKUNGAN PERMUKIMAN III-87

Anda mungkin juga menyukai