Anda di halaman 1dari 19

BAB III f.

Sistem jaringan telekomunikasi dilayani oleh


Sentral Telepon Otomat (STO) Gowa di
Kajian Permasalahan Permukiman
Kecamatan Somba Opu.
3.1. Kajian Kebijakan Kota g. Sistem jaringan sumber daya air meliputi Embung,
3.1.1. Kajian Tata Ruang yaitu Embung Romangpolong dan Embung
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gowa 2012- Tonjong di Kecamatan Somba Opu.
2032 h. Unit produksi air minum SPAM Instalasi
1. Rencana Struktur Ruang Pengolahan Air minum (IPA) di Kecamatan Somba
Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Gowa Opu.
meliputi, pusat-pusat kegiatan, system jaringan i. Sistem jaringan air limbah terpusat pada kawasan
prasarana utama dan system jaringan prasarana lainnya. industry, kawasan rumah sakit dan permukiman
a. Kecamatan Somba Opu termasuk dalam PKN padat dilayani oleh IPAL Somba Opu di
Perkotaan Mamminasata. Kecamatan Somba Opu
b. Pusat Pelayanan Kawasan Kecamatan Somba Opu j. Jalur dan ruang evakuasi bencana digunakan untuk
adalah Kelurahan Sungguminasa tempat keselamatan dan tempat berlindung jika
c. Ruas jalan Mustafa Dg. Bunga sepanjang 0,95 (nol terjadi bencana terdapat di ruas jalan KH. Wahid
koma sembian puluh lima) kilometer termasuk Hasyim di Kecamatan Somba Opu.
dalam jaringan jalan kolektor primer K2 yng
2. Rencana Pola Ruang
merupakan system jaringan jalan provinsi yang ada
di Kabupaten Gowa Rencana polar uang wilayah Kabupaten Gowa dengan
d. Jaringan jalur kereta api KSN Perkotaan tujuan mengoptimalkan pemanfaatan ruang sesuai
Mamminasata di Kabupaten Gowa meliputi jalur dengan peruntukannya sebagai kawasan lindung dan
lintasan rel kereta api Kecamatan Somba Opu kawasan budidaya berdasarkan daya dukung dan daya
e. Jaringan transmisi dan prasarana tenaga listrik di tampung lingkungan. Rencana pola ruang wilayah
Kecamatan Somba Opu memiliki sebaran Gardu meliputi rencana peruntukan kawasan lindung dan
Induk (GI) Sungguminasa dengan kapasitas 20 rencana peruntukan kawasan budidaya
(dua puluh) MVA.
a. Sebagian wilayah Kecamatan Somba Opu termasuk
dalam rencana hutan perkotaan dengan luasan 112
Ha.

Kelurahan Romangpolong 1
b. Sebagian wilayah Kecamatan Somba Opu termasuk l. Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan
dalam rencana TPU dengan luasan 15 Ha meliputi Kantor Komando Rayon Militer 1409 dan
c. Kawasan Romangpolong termasuk dalam kawasan Kepolisian Resort Gowa di Kecamatan Somba
rawan banjir Opu.
d. Sebagian wilayah Kecamatan Somba Opu termasuk
3. Penetapan Kawasan Strategis
dalam kawasan peruntukan pertanian tanaman
pangan lahan basah dan perkebunan a. Kecamatan Somba Opu termasuk dalam Kawasan
e. Sebagian wilayah Kecamatan Somba Opu termasuk Strategis Nasional (KSN) dari sudut kepentingan
dalam kawasan budidaya minapadi dan budidaya ekonomi
kolam b. Sebagian wilayah Kecamatan Somba Opu termasuk
f. Sebagian wilayah kawasan Kecamatan Somba Opu dalam kawasan strategis provinsi dari sudut
termasuk dalam kawasan peruntukan industry kepentingan pertumbuhan ekonomi.
rumah tangga ditetapkan. c. Sebagian wilayah Kecamataan Somba Opu
g. Kecamatan Somba Opu termasuk dalam kawasan termasuk dalam kawasan Pendidikan tinggi sebagai
permukiman perkotaan sepanjang koridor jalan Tun KSK dari sudut kepentingan sosial budaya.
Abdul Razak. d. Kecamatan Somba Opu termasuk dalam kawasan
h. Sebagian wilayah kecamatan Somba Opu termasuk Perdangangan Pasar Regional Gowa sebagai KSK
dalam kawasan peruntukan pemerintahan skala dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi
kecamatan. Rencana Pembangunan Jangka Menengah daerah
i. Kawasan peruntukan perdagangan modern Kabupaten Gowa.
ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Somba 1. Visi
Opu. Visi Kabupaten Gowa tahun 2016 – 2021 yaitu
j. Kawasan peruntukan pelayanan pendidikan tinggi “Terwujudnya Masyarakat yang Berkualitas,
ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Somba Mandiri dan Berdaya Saing dengan Tata Kelola
Opu Pemerintahan yang Baik”.
k. Kawasan peruntukan pelayanan kesehatan 2. Misi
ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Somba Misi Kabupaten Gowa Tahun 2016-2021 sebagai
Opu berikut :

Kelurahan Romangpolong 2
a. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia  Peningkatan penggunaan Metode Kontrasepsi
berbasis pada hak-hak dasar, kesetaraan gender, Jangka Panjang (MKJP) dan pemakaian
nilai budaya dan agama. kontrasensi (CPR) baik laki-laki maupun
b. Meningkatkan perekonomian daerah berbasis pada perempuan.
potensi unggulandan ekonomi kerakyatan.  Peningkatan kemandirian para fakir miskin
c. Meningkatkan pembangunan infrastruktur komunitas adat terpencil dan PMKS.
berorientasi pada interkoneksitas antar wilayah dan  Penguatan kelembagaan organisasi kepemudaan
sektor. dan fasilitasi cabang olahraga.
d. Meningkatkan pengembangan wilayah kecamatan,  Pemeliharaan nilai-nilai budaya masyarakat.
desa dan kelurahan.  Peningkatan pemahaman dan pengamalan nilai-
e. Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan yang nilai keagamaan.
baik, bersih dan demokratis.  Peningkatan pemenuhan sarana dan prasarana
3. Arah Kebijakan pertanianm peternakan dan perikanan.
 Peningkatan aksesibilitas layanan pendidikan  Peningkatan pengawasan dan pemantauan status
secara merata dan proporsional. baku mutu air.
 Peningkatan mutu dan pemerataan pendidik  Pemenuhan penyelesain kasus lingkungan.
dan tenaga pendidikan.
 Pemberdayaan dan perlindungan koperasi dan
 Peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan UMKM.
kesehatan melalui penambahan jumlah tenaga
 Fasilitasi pengembangan ekonomi kreatif.
peningkatan dan pembangunan sarana dan
 Peningkatan perluasan informasi barang dan jasa
prasarana
serta peluang investasi daerah yang dapat
pelayanan kesehatan.
dikembangakan.
 Penataan perumahan dan permukiman layak huni.
 Peningkatan kualitas perdagangan berbasis pasar
 Peningkatan peluang dan kesempatan kerja.
rakyat.
 Peningkatan produktivitas tenaga kerja.
 Peningkatan fasilitas perlengkapan jalan dan
 Peningkatan keamanan, ketentraman dan ketertiban jaringan irigasi
umum.
 Pengembangan taman tematik dan perluasan Ruang
 Penanganan bencana dan kebakaran. Terbuka Hijau (RTH) public.

Kelurahan Romangpolong 3
 Peningkatan kualitas air baku menjadi air minum.
 Gerakan Gowa Bersih. 3.1.1. Kajian Sektoral
 Peningkatan aksesibilitas sanitasi.
 Peningkatan kualitas pelayanan administrasi
terpadu kecamatan
 Peningkatan kapasitas dan peran lembaga
kemasyarakatan desa dan kelurahan serta lembaga
adat dan sosial budaya masyarakat.
 Pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan
 Optimalisasi penggunaan dan pengawasan
keuangan desa.
 Pembangunan desa tertinggal dan transmigrasi.
 Optimalisasi pemanfaatan kawasan strategis
 Pengembangan kawasan perdesaan.
 Pembinaan perencanaan pembangunan daerah
dalam penyusunan, pengendalian dan evaluasi
rencana pembangunan daerah yang berkualitas dan
tepat waktu.
 Pengembangan perangkat daerah sesuai dengan
kewenangan, kebutuhan dan kemampuan keuangan
daerah.
 Peningkatan sarana dan prasarana pemerintahan
secara efektif dan efisien.
 Pengembangan ketatalaksanaan, kearsipan,
persandian, sistem dan budaya kerja perangkat
daerah berbasis teknologi informasi.
 Pengembangan SDM aparatur, pembinaan karier
berbasis kompetensi.

Kelurahan Romangpolong 4
3.2. Kajian Akar Permasalahan Permukiman
3.2.1. Kajian Akar Masalah Keteraturan Bangunan

Masalah Ketidakteraturan
Bangunan

Kepadatan bangunan Kebijakan pengaturan


Rumah tidak layak huni Perilaku masyarakat
cukup tinggi bangunan belum tegas

Bangunan tidak sesuai Kurangnya wawasan


Keterbatasan lahan tentang bangunan sehat
dengan persyaratan Kurangnya sosialisasi
dan PHBS Tidak ada disinsentif /
teknis aturan pendirian sanksi bagi pelanggar
bangunan
Pertumbuhan penduduk
semakin tinggi dan Tingkat pendidikan
padat rendah Tidak ada bentuk
Kondisi bangunan pengawasan pemerintah
sudah tua setempat
Masyarakat
berpenghasilan rendah

Kurangnya modal usaha


Pengangguran
dan keterampilan

Masalah Fisik
Masalah Non Fisik
Bagan 3.1. Kajian Akar Masalah Keteraturan Bangunan

Kelurahan Romangpolong 5
3.2.2. Kajian Akar Masalah Jalan Lingkungan

Jalan Rusak dan Tidak


Terawat

Kondisi jalan rusak Jalan sempit Jalan tidak terawat

Bangunan rumah Kurangnya sosialisasi


Kualitas konstruksi Beberapa ruas jalan
menggunakan ruang tentang pentingnya
buruk struktur permukaannya perawatan infrastruktur
milik jalan
masih tanah

Kurangnya pengawasan Kurangnya sosialisasi Kurangnya kesadaran


Jalan tanpa dilengkapi
saat pembangunan tahap mengenai aturan masyarakat untuk
drainase
konstruksi tersebut merawat infrastruktur
lingkungan sekitar

Kurangnya pendanaan

Masalah Fisik

Masalah Non Fisik

Bagan 3.2. Kajian Akar Masalah Jalan Lingkungan

Kelurahan Romangpolong 6
3.2.3. Kajian Akar Masalah Penyediaan Air Minum

Sapras dan Sistem Pengelolaan Air


Minum, Mandi, Cuci Tidak Sesuai
Persyaratan dan Standar Teknis

Tidak mampu mencukupi


kebutuhan air minum, mandi, Air sumur bau dan keruh
cuci seluruh masyarakat

Jaringan perpipaan tidak Sumber air berdekatan


melayani semua permukiman dengan septictank atau
rawa

Kurangnya swadaya
Kurangnya pendanaan
masyarakat

Belum ada realisasi Masyarakat


pengadaan perpipaan berpenghasilan rendah

Belum ada usulan /


inisiatif pengajuan Pengangguran Kurangnya modal
pengadaan perpipaan usaha dan keterampilan

Masalah Fisik

Masalah Non Fisik

Bagan 3.3. Kajian Akar Masalah Air Minum

Kelurahan Romangpolong 7
3.2.4. Kajian Akar Masalah Drainase Lingkungan
Drainase Rusak dan
Tidak Terawat

Drainase Tidak Terjadi genangan di jalan


Drainase Rusak Terkoneksi atau banjir periodik

Drainase tersumbat / Drainase lingkungan


Kualitas konstruksi Tidak tersedia saluran Dimensi saluran tidak tidak lancar lebih rendah dari
yang kurang baik drainase menampung drainase sekunder

Drainase tersumbat /
Kurangnya pendanaan tidak lancar

Banyaknya tumpukan Sedimen pada saluran


sampah pada saluran drainase
drainase

Kurangnya perilaku
hidup bersih

Kurangnya kesadaran
Masalah Fisik masyarakat
membuang samapah
Masalah Non Fisik pada tempatnya

kurangnya pengawasan
pemerintah setempat

Bagan 3.4. Kajian Akar Masalah Drainase

Kelurahan Romangpolong 8
3.2.5. Kajian Akar Masalah Pengelolaan Air Limbah

Sapras dan Sistem Pengelolaan Air


Limbah Tidak Sesuai Persyaratan
dan Standar Teknis

IPAL tidak berfungsi


maksimal

Rumah tangga tidak


memiliki jamban sendiri Saluran limbah rumah
tangga bercampur dengan
drainase lingkungan

Kurangnya kesadaran Pola


Hidup Bersih dan Sehat Tidak memiliki septic
tank

Kurangnya swadaya
masyarakat Kurangnya pendanaan

Masyarakat Belum ada realisasi


berpenghasilan rendah pembangunan

Belum ada usulan /


Pengangguran Kurangnya modal inisiatif pengajuan
Masalah Fisik usaha dan keterampilan pembangunan

Masalah Non Fisik

Bagan 3.5. Kajian Akar Masalah Air Limbah

Kelurahan Romangpolong 9
3.2.6. Kajian Akar Masalah Pengelolaan Persampahan

Sapras dan Sistem Pengelolaan Air


Limbah Tidak Sesuai Persyaratan
dan Standar Teknis

Penumpukan sampah

Tidak tersedia tong Permukiman yang sulit


sampah ditiap rumah terjangkau motor sampah Perilaku masyarakat

Membuang sampah
Kurangnya inisiatif Jalan sempit bukan pada tempatnya
pengadaan dan
pemeliharaan
Kurangnay kesadaran
Pola Hidup Bersih

Kurangnay keterampilan
daur ulang sampah

Masalah Fisik

Masalah Non Fisik


Bagan 3.6 Kajian Akar Masalah Persampahan

Kelurahan Romangpolong 10
3.2.1. Kajian Akar Masalah Proteksi Kebakaran

Masalah Sarana dan Sistem


Pengelolaan Proteksi Kebakaran

Tidak ada hidran atau


Pemukiman sulit sumber air untuk Jarak antar bangunan
dijangkau oleh mobil pemadaman kebakaran yang terlalu padat
pemadam kebarakan

Kurangnya
pengetahuan tentang
Jalan Sempit
standar jarak antar
bangunan dalam IMB

Belum ada realisasi Kurangnya tingkat


pembangunan Pendidikan dan
sosialisasi

Belum ada usulan atau


inisiatif pengajuan
pembangunan

Masalah Fisik

Masalah Non Fisik


Bagan 3.7 Kajian Akar Masalah Proteksi Kebakaran

Kelurahan Romangpolong 11
Tabel 3.1. Kajian Akar Penyebab Permasalahan Permukiman Kelurahan Romangpolong

Skenario “Do Nothing” :


Apa yang akan terjadi
Fenomena Penyebab Akar Masalah bila perkembangan kota
dibiarkan secara organik,
tanpa intervensi apapun?
Masalah  Kepadatan bangunan  Keterbatasan lahan  Tercipta dan
Ketidakteraturan cukup tinggi  Pertumbuhan penduduk tinggi peningkatan tingkat
Bangunan  Rumah tidak layak huni  Masyarakat berpenghasilan kekumuhan
 Perilaku masyarakat rendah  Lingkungan tidak layak
 Kebijakan pengaturan  Pengangguran huni
bangunan belum tegas  Kurangnya modal usaha dan  Lingkungan tidak aman
keterampilan  Lingkungan yang tidak
 Bangunan tidak sesuai dengan sehat
persyaratan teknis  Lingkungan yang tidak
 Kondisi bangunan sudah tua bersih dan tidak estetik
 Kurangnya wawasan tentang
bangunan sehat dan PHBS
 Tingkat Pendidikan rendah
 Kurangnya sosialisasi aturan
pendirian bangunan
 Tidak ada disinsentif sanksi bagi
pelanggar
 Tidak ada bentuk pengawasan
pemerintah setempat
Jalan Rusak dan Tidak  Kondisi permukaan jalan  Kualitas konstruksi buruk  Aksesibilitas
Terawat rusak  Kurangnya pengawasan saat masyarakat terhambat
 Jalan sempit pembangunan tahap konstruksi  Dapat menyebabkan
 Jalan tidak terawat  Bebrapa ruas jalan struktur kecelakaan lalulintas
permukaannya masih tanah  Kurang mendukung
 Jalan tanpa dilengkapi drainase bagi masyarakat yang
 Kurangnya pendanaan memiliki usaha

Kelurahan Romangpolong 12
Skenario “Do Nothing” :
Apa yang akan terjadi
Fenomena Penyebab Akar Masalah bila perkembangan kota
dibiarkan secara organik,
tanpa intervensi apapun?
 Bangunan rumah menggunakan rumahan
ruang milik jalan  Menyulitkan kendaraan
 Kurangnya sosialisasi mengenai sampah maupun
aturan pendirian bangunan pemadam dalam
 Kurangnya sosialisasi tentang mengakses lokasi
pentingnya perawatan permukiman dengan
infrastruktur jalanan yang sempit
 Kurangnya kesadaran
masyarakat untuk merawat
infrastruktur lingkungan sekitar
Sapras dan Sistem  Tidak mampu mencukupi  Jaringan perpipaan tidak  Masyarakat kesulitan
Pengelolaan Air Minum, kebutuhan air minum, melayani semua permukiman akses air bersih
Mandi, Cuci Tidak mandi, cuci seluruh  Kurangnya pendanaan  Menimbulkan penyakit
Sesuai dengan masyarakat  Belum ada realisasi pengadaan
Persyaratan dan Standar  Air sumur bau dan keruh perpipaan
Teknis  Belum ada usulan inisiatif
pengajuan pengadaan perpipaan
 Kurangnya swadaya masyarakat
 Masyarakat berpenghasilan
rendah
 Pengangguran
 Kurangnya modal usaha dan
keterampilan
 Sumber air berdekatan dengan
septictank atau rawa
Drainase Rusak dan  Kualitas konstruksi  Beberapa ruas jalan tidak  Terjadi banjir
Tidak Terawat kurang baik memiliki saluran drainase  Lingkungan yang bau

Kelurahan Romangpolong 13
Skenario “Do Nothing” :
Apa yang akan terjadi
Fenomena Penyebab Akar Masalah bila perkembangan kota
dibiarkan secara organik,
tanpa intervensi apapun?
 Drainase tidak terkoneksi  Kurangnya pendanaan  Lingkungan yang kotor
 Perilaku masyarakat  Drainase saluran tidak  Sumber penyakit
menampung
 Terjadi genangan di jalan atau
banjir periodic
 Drainase lingkungan lebih
rendah dari drainase sekunder
 Drainase tersumbat / tidak
lancar
 Banyak tumpukan sampah pada
saluran drainase
 Sedimen pada saluran drainase
 Kurangnya perilaku hidup
bersih
 Kurangnya kesadaran
masyarakat
 Kurangnya pengawasan
pemerintah setempat
Sapras dan Sistem IPAL tidak berfungsi dengan  Rumah tangga tidak memiliki  Lingkungan tidak
Pengelolaan Air Limbah maksimal jamban sendiri sehat dan nyaman
Tidak Sesuai Persyaratan  Saluran limbah rumah tangga  Penyebab timbulnya
dan Standar Teknis bercampur dengan drainase penyakit
lingkungan
 Tidak memiliki septic tank
 Kurangnya swadaya masyarakat
masyarakat berpenghasilan
rendah

Kelurahan Romangpolong 14
Skenario “Do Nothing” :
Apa yang akan terjadi
Fenomena Penyebab Akar Masalah bila perkembangan kota
dibiarkan secara organik,
tanpa intervensi apapun?
 Pengangguran
 Kurangnya modal usaha dan
keterampilan
 Kurangnya pendanaan
 Belum ada realisasi
pembangunan
 Belum ada inisiatif usulan
pembangunan
 Kurangnya kesadaran pola
hidup bersih dan sehat
Sapras dan Sistem  Tidak tersedia tong  Kurangnya inisiatif pengadaan  Penumpukan sampah
Pengelolaan sampah di tiap rumah dan pemeliharaan  Timbulnya lokasi baru
Persampahan Tidak  Permukiman yang tidak  Jalanan sempit penumpukan sampah
Sesuai dengan terjagkau motor sampah  Perilaku masyarakat membuang  Lingkungan yang bau
Persyaratan dan Standar sampah bukan pada tempatnya  Lingkungan yang kotor
Teknis  Kurangnya kesadaran Pola  Lingkungan yang tidak
Hidup Bersih dan Sehat sehat
 Kurangnya keterampilan daur  Timbul berbagai macam
ulang sampah penyakit
 Tidak estetik
Masalah Sarana dan  Tidak ada hidran dan  Belum ada realisasi  Rendahnya proteksi
Prasarana Pengelolaan sumber air untuk pembangunan proteksi kebakaran lingkungan
Proteksi Kebakaran pemadam kebakaran kebakaran  Lingkungan menjadi
 Jarak antar bangunan  Belum ada usulan atau inisiatif rawan kebakaran
terlalu padat pengajuan pengadaan proteksi
 Keterjangkauan kebakaran
lingkungan permukiman  Kurangnya pengetahuan tentang

Kelurahan Romangpolong 15
Skenario “Do Nothing” :
Apa yang akan terjadi
Fenomena Penyebab Akar Masalah bila perkembangan kota
dibiarkan secara organik,
tanpa intervensi apapun?
standar jarak antar bangunan
dalam IMB
 Kurangnya tingkat Pendidikan
dan sosialisasi
 Jalanan sempit

3.3. Kajian Daya Dukung dan Daya Tampung


3.3.1. Proyeksi Penduduk
Proyeksi penduduk dibutuhkan dalam perencanaan suatu wilayah untuk memperkirakan pertumbuhan penduduk pada skala
waktu tertentu serta untuk memperkirakan kebutuhan sarana dan prasarana lingkungan beberapa tahun kedepan berdasarkan
perkiraan jumlah penduduk dalam kurun waktu tertentu. Proyeksi penduduk Kelurahan Romangpolong 5 tahun kedepan
menggunakan proyeksi ekstrapolasi, yaitu :
Pn = P0 + b∙ θ
P2025 = 6129 + 254 (2025-2020)
= 6129 + 1270
= 7399 Jiwa
Dari hasil analisis proyeksi penduduk 5 tahun kedepan yaitu pada tahun 2025 jumlah penduduk Kelurahan Romangpolong
sebanyak 7399 Jiwa.
3.3.2. Proyeksi Daya Dukung dan Daya Tampung Kelurahan
3.3.1. Proyeksi Kebutuhan Pelayanan, Sarana dan Prasarana

Kelurahan Romangpolong 16
1) Analisa Kebutuhan Fasilitas Pendidikan Kelurahan Romangpolong Tahun 2025
Mengacu pada SNI 03-1733-2004 maka dilakukan analisis untuk kebutuhan fasilitas pendidikan di Kelurahan Romangpolong
pada Tahun 2025 dengan menggunakan hasil proyeksi penduduk tahun 2025. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 3.2. Kebutuhan Fasilitas Pendidikan Kelurahan Romangpolong Tahun 2025

Jumlah
Jumlah Penduduk Jumlah Sarana Jumlah Sarana Tambahan
Jenis Sarana Standar
No. Tahun 2025 Eksisting Sesuai Standar Kebutuhan
Pendidikan (Jiwa Per Unit)
(Jiwa) (Unit) (Unit) Sarana
(Unit)
1. TK 1250 3 5 2
6.152
2. Sekolah Dasar 1600 2 4 2
Berdasarkan hasil analisis, kebutuhan sarana pendidikan di Kelurahan Romangpolong yaitu TK sebanyak 5 unit dan SD
sebanyak 4 unit. Sehingga tambahan kebutuhan sarana pendidikan TK dan SD masing-masing 2 unit.

2) Analisa Kebutuhan Fasilitas Peribadatan Kelurahan Romangpolong Tahun 2025


Mengacu pada SNI 03-1733-2004 maka dilakukan analisis untuk kebutuhan fasilitas peribadatan pada Tahun 2025 dengan
menggunakan hasil proyeksi penduduk tahun 2025. Jumlah eksisting sarana peribadatan di Kelurahan Romangpolong tahun
2020 yaitu sebanyak 17 unit masjid sehingga kebutuhan sarana peribadatan di Kelurahan Romangpolong sudah terpenuhi
sesuai standar.
3) Analisa Kebutuhan Fasilitas Kesehatan Kelurahan Romangpolong Tahun 2025

No. Jenis Sarana Standar Jumlah Penduduk Jumlah Sarana Jumlah Sarana Jumlah
Kesehatan (Jiwa Per Unit) Tahun 2025 Eksisting Sesuai Standar Tambahan

Kelurahan Romangpolong 17
Kebutuhan
(Jiwa) (Unit) (Unit) Sarana
(Unit)
1. Posyandu 1250 3 5 2
2. Pustu 30000 6.152 2 - -
3. Apotek 30000 2 - -

3.4.1. Analisa Kebutuhan Fasilitas Perdagangan dan Jasa Kelurahan Romangpolong Tahun 2025

Jumlah
Jenis Fasilitas Jumlah Penduduk Jumlah Sarana Jumlah Sarana Tambahan
Standar
No. Perdagangan Tahun 2025 Eksisting Sesuai Standar Kebutuhan
(Jiwa Per Unit)
dan Jasa (Jiwa) (Unit) (Unit) Sarana
(Unit)
1. Toko 250 25 25 -
2. Bengkel - 6.152 7 - -
3. Warung Makan 250 10 25 15

3.5.1. Analisa Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Kelurahan Romangpolong Tahun 2025

No. Jenis Fasilitas Standar Jumlah Penduduk Jumlah Sarana Jumlah Sarana Jumlah
RTH (Jiwa Per Unit) Tahun 2025 Eksisting Sesuai Standar Tambahan
(Jiwa) (Unit) (Unit) Kebutuhan

Kelurahan Romangpolong 18
Sarana
(Unit)
1. Taman 250 6.152 25

3.4. Kajian Pengelolaan Dampak Lingkungan dan Sosial


3.6.1. Kajian Pengelolaan Dampak Lingkungan
3.4.2. Pengelolaan Dampak Sosial
3.4.1. Kajian Infrastruktur For All
3.5. Kajian Livelihood
3.5.1. Kajian Livelihood Kelurahan
3.5.2. Kajian Livelihood Deleniasi Kumuh

Kelurahan Romangpolong 19

Anda mungkin juga menyukai