Kelurahan Romangpolong 1
b. Sebagian wilayah Kecamatan Somba Opu termasuk l. Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan
dalam rencana TPU dengan luasan 15 Ha meliputi Kantor Komando Rayon Militer 1409 dan
c. Kawasan Romangpolong termasuk dalam kawasan Kepolisian Resort Gowa di Kecamatan Somba
rawan banjir Opu.
d. Sebagian wilayah Kecamatan Somba Opu termasuk
3. Penetapan Kawasan Strategis
dalam kawasan peruntukan pertanian tanaman
pangan lahan basah dan perkebunan a. Kecamatan Somba Opu termasuk dalam Kawasan
e. Sebagian wilayah Kecamatan Somba Opu termasuk Strategis Nasional (KSN) dari sudut kepentingan
dalam kawasan budidaya minapadi dan budidaya ekonomi
kolam b. Sebagian wilayah Kecamatan Somba Opu termasuk
f. Sebagian wilayah kawasan Kecamatan Somba Opu dalam kawasan strategis provinsi dari sudut
termasuk dalam kawasan peruntukan industry kepentingan pertumbuhan ekonomi.
rumah tangga ditetapkan. c. Sebagian wilayah Kecamataan Somba Opu
g. Kecamatan Somba Opu termasuk dalam kawasan termasuk dalam kawasan Pendidikan tinggi sebagai
permukiman perkotaan sepanjang koridor jalan Tun KSK dari sudut kepentingan sosial budaya.
Abdul Razak. d. Kecamatan Somba Opu termasuk dalam kawasan
h. Sebagian wilayah kecamatan Somba Opu termasuk Perdangangan Pasar Regional Gowa sebagai KSK
dalam kawasan peruntukan pemerintahan skala dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi
kecamatan. Rencana Pembangunan Jangka Menengah daerah
i. Kawasan peruntukan perdagangan modern Kabupaten Gowa.
ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Somba 1. Visi
Opu. Visi Kabupaten Gowa tahun 2016 – 2021 yaitu
j. Kawasan peruntukan pelayanan pendidikan tinggi “Terwujudnya Masyarakat yang Berkualitas,
ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Somba Mandiri dan Berdaya Saing dengan Tata Kelola
Opu Pemerintahan yang Baik”.
k. Kawasan peruntukan pelayanan kesehatan 2. Misi
ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Somba Misi Kabupaten Gowa Tahun 2016-2021 sebagai
Opu berikut :
Kelurahan Romangpolong 2
a. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia Peningkatan penggunaan Metode Kontrasepsi
berbasis pada hak-hak dasar, kesetaraan gender, Jangka Panjang (MKJP) dan pemakaian
nilai budaya dan agama. kontrasensi (CPR) baik laki-laki maupun
b. Meningkatkan perekonomian daerah berbasis pada perempuan.
potensi unggulandan ekonomi kerakyatan. Peningkatan kemandirian para fakir miskin
c. Meningkatkan pembangunan infrastruktur komunitas adat terpencil dan PMKS.
berorientasi pada interkoneksitas antar wilayah dan Penguatan kelembagaan organisasi kepemudaan
sektor. dan fasilitasi cabang olahraga.
d. Meningkatkan pengembangan wilayah kecamatan, Pemeliharaan nilai-nilai budaya masyarakat.
desa dan kelurahan. Peningkatan pemahaman dan pengamalan nilai-
e. Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan yang nilai keagamaan.
baik, bersih dan demokratis. Peningkatan pemenuhan sarana dan prasarana
3. Arah Kebijakan pertanianm peternakan dan perikanan.
Peningkatan aksesibilitas layanan pendidikan Peningkatan pengawasan dan pemantauan status
secara merata dan proporsional. baku mutu air.
Peningkatan mutu dan pemerataan pendidik Pemenuhan penyelesain kasus lingkungan.
dan tenaga pendidikan.
Pemberdayaan dan perlindungan koperasi dan
Peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan UMKM.
kesehatan melalui penambahan jumlah tenaga
Fasilitasi pengembangan ekonomi kreatif.
peningkatan dan pembangunan sarana dan
Peningkatan perluasan informasi barang dan jasa
prasarana
serta peluang investasi daerah yang dapat
pelayanan kesehatan.
dikembangakan.
Penataan perumahan dan permukiman layak huni.
Peningkatan kualitas perdagangan berbasis pasar
Peningkatan peluang dan kesempatan kerja.
rakyat.
Peningkatan produktivitas tenaga kerja.
Peningkatan fasilitas perlengkapan jalan dan
Peningkatan keamanan, ketentraman dan ketertiban jaringan irigasi
umum.
Pengembangan taman tematik dan perluasan Ruang
Penanganan bencana dan kebakaran. Terbuka Hijau (RTH) public.
Kelurahan Romangpolong 3
Peningkatan kualitas air baku menjadi air minum.
Gerakan Gowa Bersih. 3.1.1. Kajian Sektoral
Peningkatan aksesibilitas sanitasi.
Peningkatan kualitas pelayanan administrasi
terpadu kecamatan
Peningkatan kapasitas dan peran lembaga
kemasyarakatan desa dan kelurahan serta lembaga
adat dan sosial budaya masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan
Optimalisasi penggunaan dan pengawasan
keuangan desa.
Pembangunan desa tertinggal dan transmigrasi.
Optimalisasi pemanfaatan kawasan strategis
Pengembangan kawasan perdesaan.
Pembinaan perencanaan pembangunan daerah
dalam penyusunan, pengendalian dan evaluasi
rencana pembangunan daerah yang berkualitas dan
tepat waktu.
Pengembangan perangkat daerah sesuai dengan
kewenangan, kebutuhan dan kemampuan keuangan
daerah.
Peningkatan sarana dan prasarana pemerintahan
secara efektif dan efisien.
Pengembangan ketatalaksanaan, kearsipan,
persandian, sistem dan budaya kerja perangkat
daerah berbasis teknologi informasi.
Pengembangan SDM aparatur, pembinaan karier
berbasis kompetensi.
Kelurahan Romangpolong 4
3.2. Kajian Akar Permasalahan Permukiman
3.2.1. Kajian Akar Masalah Keteraturan Bangunan
Masalah Ketidakteraturan
Bangunan
Masalah Fisik
Masalah Non Fisik
Bagan 3.1. Kajian Akar Masalah Keteraturan Bangunan
Kelurahan Romangpolong 5
3.2.2. Kajian Akar Masalah Jalan Lingkungan
Kurangnya pendanaan
Masalah Fisik
Kelurahan Romangpolong 6
3.2.3. Kajian Akar Masalah Penyediaan Air Minum
Kurangnya swadaya
Kurangnya pendanaan
masyarakat
Masalah Fisik
Kelurahan Romangpolong 7
3.2.4. Kajian Akar Masalah Drainase Lingkungan
Drainase Rusak dan
Tidak Terawat
Drainase tersumbat /
Kurangnya pendanaan tidak lancar
Kurangnya perilaku
hidup bersih
Kurangnya kesadaran
Masalah Fisik masyarakat
membuang samapah
Masalah Non Fisik pada tempatnya
kurangnya pengawasan
pemerintah setempat
Kelurahan Romangpolong 8
3.2.5. Kajian Akar Masalah Pengelolaan Air Limbah
Kurangnya swadaya
masyarakat Kurangnya pendanaan
Kelurahan Romangpolong 9
3.2.6. Kajian Akar Masalah Pengelolaan Persampahan
Penumpukan sampah
Membuang sampah
Kurangnya inisiatif Jalan sempit bukan pada tempatnya
pengadaan dan
pemeliharaan
Kurangnay kesadaran
Pola Hidup Bersih
Kurangnay keterampilan
daur ulang sampah
Masalah Fisik
Kelurahan Romangpolong 10
3.2.1. Kajian Akar Masalah Proteksi Kebakaran
Kurangnya
pengetahuan tentang
Jalan Sempit
standar jarak antar
bangunan dalam IMB
Masalah Fisik
Kelurahan Romangpolong 11
Tabel 3.1. Kajian Akar Penyebab Permasalahan Permukiman Kelurahan Romangpolong
Kelurahan Romangpolong 12
Skenario “Do Nothing” :
Apa yang akan terjadi
Fenomena Penyebab Akar Masalah bila perkembangan kota
dibiarkan secara organik,
tanpa intervensi apapun?
Bangunan rumah menggunakan rumahan
ruang milik jalan Menyulitkan kendaraan
Kurangnya sosialisasi mengenai sampah maupun
aturan pendirian bangunan pemadam dalam
Kurangnya sosialisasi tentang mengakses lokasi
pentingnya perawatan permukiman dengan
infrastruktur jalanan yang sempit
Kurangnya kesadaran
masyarakat untuk merawat
infrastruktur lingkungan sekitar
Sapras dan Sistem Tidak mampu mencukupi Jaringan perpipaan tidak Masyarakat kesulitan
Pengelolaan Air Minum, kebutuhan air minum, melayani semua permukiman akses air bersih
Mandi, Cuci Tidak mandi, cuci seluruh Kurangnya pendanaan Menimbulkan penyakit
Sesuai dengan masyarakat Belum ada realisasi pengadaan
Persyaratan dan Standar Air sumur bau dan keruh perpipaan
Teknis Belum ada usulan inisiatif
pengajuan pengadaan perpipaan
Kurangnya swadaya masyarakat
Masyarakat berpenghasilan
rendah
Pengangguran
Kurangnya modal usaha dan
keterampilan
Sumber air berdekatan dengan
septictank atau rawa
Drainase Rusak dan Kualitas konstruksi Beberapa ruas jalan tidak Terjadi banjir
Tidak Terawat kurang baik memiliki saluran drainase Lingkungan yang bau
Kelurahan Romangpolong 13
Skenario “Do Nothing” :
Apa yang akan terjadi
Fenomena Penyebab Akar Masalah bila perkembangan kota
dibiarkan secara organik,
tanpa intervensi apapun?
Drainase tidak terkoneksi Kurangnya pendanaan Lingkungan yang kotor
Perilaku masyarakat Drainase saluran tidak Sumber penyakit
menampung
Terjadi genangan di jalan atau
banjir periodic
Drainase lingkungan lebih
rendah dari drainase sekunder
Drainase tersumbat / tidak
lancar
Banyak tumpukan sampah pada
saluran drainase
Sedimen pada saluran drainase
Kurangnya perilaku hidup
bersih
Kurangnya kesadaran
masyarakat
Kurangnya pengawasan
pemerintah setempat
Sapras dan Sistem IPAL tidak berfungsi dengan Rumah tangga tidak memiliki Lingkungan tidak
Pengelolaan Air Limbah maksimal jamban sendiri sehat dan nyaman
Tidak Sesuai Persyaratan Saluran limbah rumah tangga Penyebab timbulnya
dan Standar Teknis bercampur dengan drainase penyakit
lingkungan
Tidak memiliki septic tank
Kurangnya swadaya masyarakat
masyarakat berpenghasilan
rendah
Kelurahan Romangpolong 14
Skenario “Do Nothing” :
Apa yang akan terjadi
Fenomena Penyebab Akar Masalah bila perkembangan kota
dibiarkan secara organik,
tanpa intervensi apapun?
Pengangguran
Kurangnya modal usaha dan
keterampilan
Kurangnya pendanaan
Belum ada realisasi
pembangunan
Belum ada inisiatif usulan
pembangunan
Kurangnya kesadaran pola
hidup bersih dan sehat
Sapras dan Sistem Tidak tersedia tong Kurangnya inisiatif pengadaan Penumpukan sampah
Pengelolaan sampah di tiap rumah dan pemeliharaan Timbulnya lokasi baru
Persampahan Tidak Permukiman yang tidak Jalanan sempit penumpukan sampah
Sesuai dengan terjagkau motor sampah Perilaku masyarakat membuang Lingkungan yang bau
Persyaratan dan Standar sampah bukan pada tempatnya Lingkungan yang kotor
Teknis Kurangnya kesadaran Pola Lingkungan yang tidak
Hidup Bersih dan Sehat sehat
Kurangnya keterampilan daur Timbul berbagai macam
ulang sampah penyakit
Tidak estetik
Masalah Sarana dan Tidak ada hidran dan Belum ada realisasi Rendahnya proteksi
Prasarana Pengelolaan sumber air untuk pembangunan proteksi kebakaran lingkungan
Proteksi Kebakaran pemadam kebakaran kebakaran Lingkungan menjadi
Jarak antar bangunan Belum ada usulan atau inisiatif rawan kebakaran
terlalu padat pengajuan pengadaan proteksi
Keterjangkauan kebakaran
lingkungan permukiman Kurangnya pengetahuan tentang
Kelurahan Romangpolong 15
Skenario “Do Nothing” :
Apa yang akan terjadi
Fenomena Penyebab Akar Masalah bila perkembangan kota
dibiarkan secara organik,
tanpa intervensi apapun?
standar jarak antar bangunan
dalam IMB
Kurangnya tingkat Pendidikan
dan sosialisasi
Jalanan sempit
Kelurahan Romangpolong 16
1) Analisa Kebutuhan Fasilitas Pendidikan Kelurahan Romangpolong Tahun 2025
Mengacu pada SNI 03-1733-2004 maka dilakukan analisis untuk kebutuhan fasilitas pendidikan di Kelurahan Romangpolong
pada Tahun 2025 dengan menggunakan hasil proyeksi penduduk tahun 2025. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 3.2. Kebutuhan Fasilitas Pendidikan Kelurahan Romangpolong Tahun 2025
Jumlah
Jumlah Penduduk Jumlah Sarana Jumlah Sarana Tambahan
Jenis Sarana Standar
No. Tahun 2025 Eksisting Sesuai Standar Kebutuhan
Pendidikan (Jiwa Per Unit)
(Jiwa) (Unit) (Unit) Sarana
(Unit)
1. TK 1250 3 5 2
6.152
2. Sekolah Dasar 1600 2 4 2
Berdasarkan hasil analisis, kebutuhan sarana pendidikan di Kelurahan Romangpolong yaitu TK sebanyak 5 unit dan SD
sebanyak 4 unit. Sehingga tambahan kebutuhan sarana pendidikan TK dan SD masing-masing 2 unit.
No. Jenis Sarana Standar Jumlah Penduduk Jumlah Sarana Jumlah Sarana Jumlah
Kesehatan (Jiwa Per Unit) Tahun 2025 Eksisting Sesuai Standar Tambahan
Kelurahan Romangpolong 17
Kebutuhan
(Jiwa) (Unit) (Unit) Sarana
(Unit)
1. Posyandu 1250 3 5 2
2. Pustu 30000 6.152 2 - -
3. Apotek 30000 2 - -
3.4.1. Analisa Kebutuhan Fasilitas Perdagangan dan Jasa Kelurahan Romangpolong Tahun 2025
Jumlah
Jenis Fasilitas Jumlah Penduduk Jumlah Sarana Jumlah Sarana Tambahan
Standar
No. Perdagangan Tahun 2025 Eksisting Sesuai Standar Kebutuhan
(Jiwa Per Unit)
dan Jasa (Jiwa) (Unit) (Unit) Sarana
(Unit)
1. Toko 250 25 25 -
2. Bengkel - 6.152 7 - -
3. Warung Makan 250 10 25 15
3.5.1. Analisa Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Kelurahan Romangpolong Tahun 2025
No. Jenis Fasilitas Standar Jumlah Penduduk Jumlah Sarana Jumlah Sarana Jumlah
RTH (Jiwa Per Unit) Tahun 2025 Eksisting Sesuai Standar Tambahan
(Jiwa) (Unit) (Unit) Kebutuhan
Kelurahan Romangpolong 18
Sarana
(Unit)
1. Taman 250 6.152 25
Kelurahan Romangpolong 19