Anda di halaman 1dari 5

NO.

Aspek Potensi Masalah


1. Kebijakan, Kelembagaan - - Kabupaten Pangandaran merupakan Pusat - Masih lemahnya kapasitas kelembagaan
dan Pembiayaan Kegiatan Wilayah (PKW). pemerintah
Kabupaten Pangandaran diarahkan sebagai - Belum terdapat Badan Promosi Parwisata
pengembangan baru sebagai revitalisasi dan percepatan Daerah yang merupakan Strategi Kebijakan
pengembangan Kota-Kota pusat Pertumbuhan Pembangunan Pemasaran Pariwisata yang
Nasional. pengembangannya diarahkan untuk tercantum pada RIPPARPROV
mendorong pertumbuhan ekonomi bagi kawasan - Masih tidak adanya dana cadanngan di beberapa
tersebut dan kawasan di sekitarnya. Sektor desa yang berada di kecamatan sidamulih dan
unggulannya adalah pertanian, industri, perkebunan, kecamatan pangandranan
pariwisata, dan perikanan
- Kabupaten Pangandaran merupakan
Kawasan Andalan Pariangan Timur –
Pangandaran
pengembangannya diarahkan untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi bagi kawasan tersebut dan
kawasan di sekitarnya. Sektor unggulannya adalah
pertanian, industri, perkebunan, pariwisata, dan
perikanan
- Kabupaten Pangandaran dalam RTTRW
Provinsi Jawa Barat termasuk dalam WP
Priangan Timur-Pangandaran
sebagai penjabaran dari Kawasan Andalan Priangan
Timur-Pangandaran dengan kesetaraan fungsi dan
peran kawasan di KSN Pacangsanak (Pangandaran-
Kalipucang-Segara Anakan) yang antisipatif terhadap
perkembangan pembangunan wilayah perbatasan,
meliputi Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya,
Kota Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, dan Kota Banjar
-Kabupaten Pangandaran dalam RTRW Provinsi
Jawa Barat termasuk kedalam KSP Pangandaran
dan sekitarnya yang diprioritaskan menjadi kawasan
yang dapat mendorong perekonomian dan mengurangi
ketimpangan perekonomian Jawa Barat dengan fungsi :
- Mengembangkan kegiatan wisata pesisir dan minat
khusus
- Menjaga kelestarian lingkungan pantai
-Berdasarkan RTRW Provinsi Jawa Barat
Pangandaran ditetapkan sebagai PKNp, yang
mempunyai fungsi tertentu dengan skala pelayanan
internasional, nasional atau beberapa provinsi
-Berdasarkan RTRW Provinsi Jawa Barat
Pangandaran ditetapkan sebagai PKNp, yang
mempunyai fungsi tertentu dengan skala pelayanan
internasional, nasional atau beberapa provinsi
-Kabupaten Pangandaran pada RIPPARPROV
ditetapkan sebagai pusat DPP daerah Destinasi
Pariwisata Pangandaran-Tasikmalaya-Garut-
Cianjur
yang berfungsi sebagai:
- pintu masuk utama;
- pusat pelayanan pariwisata;
- pusat informasi terpadu;
- pusat pemasaran terpadu;
- penyebar pergerakan wisatawan ke KSPP dan KPPP di
wilayahnya; dan
pendorong pertumbuhan pariwisata di KSPP dan KPPP
di wilayahnya.
Meningkatkan aksesibilitas dan sarana penunjang
wisata
- Peningkatan profesionalisme kelembagaan
aparatur pemerintah daerah dan desa
- Koordinasi antar kelembagaan yang baik
dalam pengembangan pariwisata
-
2. Fisik - Kawasan Perkotaan Pangandaran memiliki - Pada kawasan perkotaan pangandaran Terdapat Rawan
kemampuan pengembangan lahan yang agak tinggi Banjir Rob di Kawasan selatan yang memiliki pantai
dengan luasan tertinggi yang mencapai 6791,67 Ha setiap tahunnya
sebesar 71,99%. Kemampuan pengembangan Lahan - Pada kawasan perkotaan pangandaran di desa
Kawasan Perkotaan Pangandaran memiliki pangandaran sendiri yang memiliki kemampuan
kemampuan lahan yang agak tinggi menunjukkan pengembangan lahan yang tinggi masih terdapat
bahwa penggunaan lahan yang tersedia cocok dan kemampuan pengembangan lahan yang rendah juga
dapat digunakan dengan penggunaan lahan yang baik. yaitu sebesar 8,85 Ha, sehingga desa pangandaran tidak
- Dengan adanya memiliki Kawasan Lindung Sempadan semua nya bisa dijadikan kawasan perkotaan.
Pantai dengan panjang 3,59 Km yang terdapat pada - Kawasan Perkotaan Pangandaran memiliki kemampuan
desa cikembulan, sukaresik, babakan, pananjung, lahan terhadap bencana yang kurang dengan luas
pangandaran dan wonoharjo maka Kawasan Perkotaan 8606,68 Ha dan persentase sebesar 91,23% hal ini
Pangandaran berpotensi membangkitkan kegiatan disebabkan Kawasan Perkotaan Pangandaran
perkotaan yang mampu mengundang wisatawan. merupakan daerah rawan bencana terutama yaitu
- Kawasan Peruntukan Pemukiman di Wilayah Kawasan bencana gempa bumi, tsunami dan banjir.
Perkotaan Pangandaran didominasi oleh Kawasan
kawasan peruntukan pemukiman yang sesuai yaitu
seluas 1948,88 Ha atau 99,55% dari luas total
Kawasan Peruntukan Pemukiman Wilayah Perkotaan
Pangandaran.
- Kawasan Perkotaan Pangandaran memiliki kondisi
kestabilan lereng yang tinggi dengan di dominasi
82,48% atau 7776,96 Ha. Dimana kondisi yang
kestabilan lereng yang tinggi maka sangat cocok
dijadikan wilayah pengembangan untuk kegiatan
perkotaan.
3. Tata Guna Lahan - Terdapat hutan bakau seluas 26,89 Ha atau sebesar - Terdapat ketidaksesuain KDB dan KDH di beberapa
40,92% dari total penggunaan lahan hutan bakau, bangunan komersil yang ada di Kawasan Perkotaan
yang dapat berpotensi menjadi wisata baru karena Pangandaran yang seharusnya dalam aturan secara
lokasinya yang berdekatan dengan jalur nelayan. umum untuk peruntukan komersil memiliki KDB 40-
- Memiliki luas lahan perkebunan terbesar yaitu 60% dan KDH 40%, seperti Hotel Paluvi yang dimana
seluas 4.009,76 Ha atau sebesar 42,50% dari total KDB-nya 90% dan KDH-nya 10%.
seluruh jumlah penggunaan lahan yang ada di - Terdapat perubahan penggunaan lahan dari kawasan
Kawasan Perkotaan Pangandaran sehingga terdapat lindung menjadi kawasan budidaya sebesar 21,89 Ha
potensi menjadi lahan terbangun atau sebesar 2,6% dari total penggunaan lahan kawasan
(Permukiman,perumahan atau komersil) lindung di Kawasan Perkotaan Pangandaran
4. Kependudukan - - Masih dijalankannya Kegiatan budaya (hajat laut, - Pengembangan budaya lokal yang belum tertata
budaya seni, kuda lumping, reog, calung dan budaya dengan baik seperti halnya ketika peringatan hari
peninggalan leluhur) yang mampu menarik wisatawan Pangandaran di sana kegiatannya masih kurang.
dan mempengaruhi pergerakan wisatawan, para pekerja Padahal budaya dari
seni, dan pedagang. - pangandaran pun masih banyak. Masuk dan
berkembangnya budaya luar mempengaruhi sosial dan
- Didominasi oleh desa dengan kepadatan penduduk budaya lokal masyarakat.
rendah. - Adanya prostistusi, yang menyebabkan keresahan
warga setempat.
- Adanya peningkatan jumlah penduduk kawasan - Memiliki laju pertumbuhan sangat tinggi (0,13) namun
perkotaan pangandaran hasil proyeksi penduduk kepadatan penduduknya dinilai tidak padat (21,16)
dari tahun 2019-2039.

- Adanya migrasi masuk yang tinggi menandakan


banyaknya daya tarik yang ada di Kasawasan
Perkotaan Pangandaran
5. Ekonomi - Terdapat sektor unggulan di Kawasan Perkotaan Terdapat beberapa Desa di Kawasan Perkotaan
Pangandaran dengan nilai terbesar terdapat pada Pangandaran yang memiliki tingkat perkembangan yang
komoditas kerbau dan itik di Desa Sidomulyo rendah, diantaranya Desa Pejaten , Desa Cikalong, Desa
dengan nilai 48,00. Sukaresik, Desa Pagergunung, dan Desa Sukahurip
- Terdapat perkembangan komoditas yang memilki dengan klasifikasi sangat rendah.
potensi untuk dikembangkan di Kawasan Perkotaan
Pangandaran dengan nilai terbesar 6,02 dapa
komoditas kolam air tenang di Desa Cikembulan,
Desa Pejaten, Desa Cikalong, Desa Sidamulih, dan
Desa Sukaresik.
- -Tingkat perkembangan tertinggi berada di Desa
Sidomulyo dengan klasifikasi sangat tinggi.

6. Sarana dan Prasarana Sudah terlayaninya prasarana telekomunikasi dan Belum tersebarnya sarana-sarana secara merata di
listrik di kawasan perkotaan pangandaran. kawasan perkotaan pangandaran. Serta belum
terlayaninya prasarana air bersih, air limbah, dan
persampahan dengan baik di kawasan perkotaan
pangandaran, sehingga mengakibatkan masyarakat
menggunakan caranya sendiri
7. Transportasi - Dominasi Desa-desa di Kawasan Perkotaan - Desa-desa di Kawasan Perkotaan di dominasi oleh
Pangandaran yang memiliki sistem kegiatan tingkat Aksesibilitas dan Mobilitas yang rendah.
Pariwisata,serta komersil(Perdagangan dan Jasa ) - Dalam RTRW Kabupaten Pangandaran adanya
yang dilalui jalan Nasional sehingga mendukung pengembangan jalur reaktivitasi jaringan jalur kereta
sistem pergerakan yang ada Pada Kawasan Perkotaan api dan stasiun di kecamatan Pangandaran tetapi hasil
Pangandaran survey lapangan penyediaan stasiun dan rel kerata api
- Berdasarkan RIPPDA Provinsi Jawa Barat bahwa belum terealisasikan secara maksimal.
kawasan rekreasi pantai Pangandaran merupakan - Kurangnya terminal dan halte yang menghambat
Kawasn Pariwisata unggulan, hal ini di dukung oleh aksesibilitas di kawasan Perkotaan Pangandaran,serta
adanya jalan nasional yang melalui kawasan rekreasi tidak tersedianya fasilitas pendukung seperti marka
di pantai pangandaran. jalan,penerangan ,dll.
8. Perumahan dan Komersial - Minimnya backlog di Kawasan Perkotaan - Masih banyaknya kawasan kumuh di Kawasan
Pangandaran, Di Kawasan Perkotaan Pangandaran Perkotaan Pangandaran. Kawasan Kumuh pada
proyeksi jumlah unit perumahan dalam 20 tahun Kawasan Perkotaan Pangandaran terutama di Kecamatan
kedepan masih terpenuhi, karena dilihat dari masih Pangandaran seluas 295,3 Ha (Sumber: Rencana
banyaknya potensi lahan terbangun di Kawasan Pencegahan Peningkatan Kawasan Permukiman Kumuh
Perkotaan Pangandaran. perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pangandaran).
- Kepadatan Perumahan di Kawasan Perkotaan - Masih terdapat backlog tinggi di Kawasan Perkotaan
Pangandaran masih rendah, Di Kawasan Perkotaan Pangandaran. Masih terdapat Backlog tertinggi di
Pangandaran memiliki kepadatan perumahan rendah, Kawasan Perkotaan Pangandaran khususnya di Desa
karena. Pananjung sebanyak -2231 unit.

Anda mungkin juga menyukai