Anda di halaman 1dari 36

RTPLP

PLPBK
DESA BINANGUN
KEC. BANYUMAS KAB. BANYUMAS

RT 03 RW 06
DESA BINANGUN
Kawasan TEMAN SEJATI
tertata mandiri sehat dan berjatidiri

RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN


URAIAN SINGKAT PROGRAM PLPBK RTPLP
Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (Neighbourhood Development) pada dasarnya merupakan bentuk stimulan bagi keberhasilan masyarakat yang telah
mampu membangun lembaga masyarakat (BKM) mencapai kualifikasi ”BKM Berdaya menuju Mandiri” atau BKM Mandiri serta telah melaksanakan kemitraan dengan Pemda atau dengan pihak lain
(channelling).
PLPBK
DESA BINANGUN
Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas secara substansi merupakan implementasi konsep kemitraan dan ”channelling” program pada skala yang lebih kecil, yakni
skala Desa/Kelurahan. Diharapkan, melalui kegiatan ini berlangsung proses pembelajaran, pengembangan dan pelembagaan kemitraan sinergis antara masyarakat, pemerintah kelurahan, KEC. BANYUMAS KAB. BANYUMAS
pemerintah desa dan kelompok peduli setempat. Prosesnya lebih mengutamakan pada keswadayaan, kemandirian dan kerja keras untuk menggalang segenap potensi sumber daya yang dimiliki
bersama dan mengakses berbagai sumber daya dari luar lainnya dalam upaya mengembangkan lingkungan permukiman yang sehat, tertib, selaras, berjatidiri dan lestari menuju cita-cita masyarakat
yang sejahtera.
Perencanaan partisipatif ini meliputi perencanaan makro (Rencana Penataan Lingkungan Permukiman) yang meliputi seluruh kawasan desa dimana didalamnya akan digali potensi dan visi
seoptimal mungkin untuk kemudian dapat dianalisa untuk menentukan kawasan prioritas terpilih yang nantinya akan didanai oleh BLM PLP-BK. Sedangkan perencanaan mikro (Rencana Tindak
Penataan Lingkungan Permukiman ) lebih pada menjabaran visi dan tema kawasan yang ditetapkan ke dalam tata ruang spasial yang lebih kecil, kemudian ditindaklanjuti dengan menyusun agenda
aksi implementasi yang dilengkapi dengan estimasi biaya dan kelengkapan teknis lainnya. Undang- Undang No 26 Tahun 2007 Tentang Ketataruangan mengatur tata cara perencanaan tata
ruang wilayah yang tergambar dalam hirarki tata ruang.

1.1 NAMA KEGIATAN


Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum. Program PLPBK (Penataan Lingkungan Permukiman
Berbasis Komunitas) merupakan kegiatan masyarakat untuk merencanakan dan membangun tatanan kehidupan warga berdasarkan visi masa depan yang dibangun bersama, untuk
mewujudkan lingkungan fisik yang sehat, tertib, selaras dan lestari, yang merupakan wujud dari budaya maju masyarakatnya (Community Based Neighbourhood Development).

1.2 TUJUAN
Secara umum, Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas bertujuan untuk mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat yang harmonis dengan lingkungan hunian yang sehat,
tertib, selaras, berjatidiri dan lestari.
Sedangkan secara khusus, PLPBK berusaha untuk mewujudkan:
a. Masyarakat yang sadar pentingnya tinggal di permukiman yang tertata selaras dengan lingkungan yanag lebih luas dan tanggap bencana.
b. Masyarakat yang berbudaya sehat, bersih, dan tertib pembangunan.
c. Masyarakat yang mampu secara kreatif dan inovatif melakukan perencanaan, dan pengelolaan pembangunan lingkungan permukiman mereka.
d. Tata kelembagaan kelurahan yang efektif dan efisien dalam menerapkan tata kepemerintahan yang baik (good governance)

1.3 HASIL AKHIR


Diakhir pelaksanaan kegiatan ini hasil yang akan dicapai di suatu desa adalah:
a. Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) desa yang didalamnya mencakup rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP) kawasan prioritas yang disusun
secara partisipatif oleh masyarakat bersama pemerintah
b. Kelembagaan pembangunan atau unit pengelola pembangunana SEL (sosial, ekonomi dan lingkungan) yang andal dan mampu berperan sebagai pusat pelayanan masyarakat
(community services) dalam memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan masyarakat di wilayahnya.
c. Terwujudnya atau terlaksananya pembangunan fisik kawasan prioritas yanag dilakukan oleh masyarakat dengan bimbingan pemerintah dan dukungan berbagai pihak dengan berbagai
sumber daya.

BAB I PENDAHULUAN
1.4 STRATEGI PELAKSANAAN
Untuk dapat mencapai hasil akhir seperti yang disebutkan di atas, maka salah satu strategi pelaksanaan yang digunakan adalah melalui pembangunan lingkungan sebagai pintu masuk untuk pembangunan RTPLP
PLPBK
manusia seutuhnya jasmaniah dan rohaniah sehingga menghasilkan warga masyarakat yang secara sosial efektif dan secara ekonomi produktif yang pada gilirannya akan membangun masyarakat adil,
maju dan sejahtera. Strategi ini akan diwujudkan dalam 3 cara utama sebagai berikut:
- Edukasi masyarakat dalam bentuk pembelajaran kritis, diskusi kelompok terarah, studi kasus, kunjungan lapangan, dll yang terkait dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat, tata
kepemerintahan/ pelayanan publik, bencana alam, dsb DESA BINANGUN
- Serangkaian musyawarah warga untuk menyepakati aturan pembangunan dan pengelolaan lingkungan, penataan ruang, penataan bangunan dan lingkungan, pelayanan publik, dsb.
- Menggunakan pembangunan lingkungan sebagai media praktek untuk pengembangan tata laku yang positif dan efektif (etika pembangunan) KEC. BANYUMAS KAB. BANYUMAS
1.5 TAHAPAN PELAKSANAAN
Terdapat empat tahapan pelaksanaan penataan lingkungan permukiman berbasis komunitas, yaitu :
1. TAHAP PERSIAPAN
Inti kegiatan dalam tahap ini adalah penetapan lokasi sasaran dan sosialisasi program melalui berbagai media dengan penekanan pada lokakarya orientasi program secara
berjenjang dari tingkat nasional, propinsi dan daerah.

2. TAHAP PERENCANAAN PARTISIPATIF


Inti kegiatan pada tahap ini adalah membangun kolaborasi perencanaan dimana antar berbagai pihak (masyarakat, pemerintah dan pelaku usaha/swasta) dapat saling terbuka
berbagi informasi, melakukan dialog dan konsultasi, dan bersepakat terhadap aturan bangunan setempat dan pokok – pokok perencanaan dan pembangunan. Para pemangku
kepentingan tersebut kemudian berupaya menyusun berbagi pengaturan yang diperlukan, dan melembagakannya melalui organisasi masing – masing untuk mewujudkan tata
kepemerintahan yang baik (good governance). Dasar pijakannya tetap konsisten pada pelembagaan nilai-nilai luhur (value based development), prinsip-prinsip kepemerintahan
yang baik (good governance) serta prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan (sustainable development).
Tahap ini akan dibagi menjadi empat kelompok kegiatan sebagai berikut:
a. Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat
b. Persiapan Proses Perencanaan Partisipatif
c. Perencanaan Lingkungan Makro yang termasuk penyusunan aturan bangunan setempat sebagai dasar perencanaan pengembangan permukiman kelurahan dan penataan
bangunan serta lingkungan kawasan prioritas berbasis komunitas, dan
d. Perencanaan Lingkungan Mikro (RTPLP)

3. TAHAP PEMASARAN KAWASAN PRIORITAS


Inti kegiatan pada tahap ini adalah melakukan proses pemasaran kawasan yang akan ditata kembali dan telah tersedia RTPLP-nya (Rencana Tindak Penataan Lingkungan
Permukiman) kepada berbagai pihak seperti antaara lain dinas / instansi pemerintah (sumber dana APBN/APBD) maupun lembaga / instansi non pemerintah seperti lembaga bisnis,
sosial, baik ditingkat nasional maupun multinasional sehingga terjadi kerjasama yang saling menguntungkan atau kontribusi sepihak seperti ”channelling” dari dinas/sektor lain.
Untuk membantu masyarakat melakukan hal tersebut diatas bila diperlukan dapat direkrut tenaga ahli pemasaran untuk mempersiapkan dan melaksanakan pemasaran kawasan
tersebut termasuk menyiapkan dokumen rencana kerja pemasaran.sebagai persyaratan untuk mencairkan BLM ke-2. Pada tahap ini juga akan dilakukan pelaksanaan
pembangunan fisik untuk mencoba dan memantapkan manajemen pembangunan oleh komunitas.

4. TAHAP PELAKSANAAN PEMBANGUNAN


Inti kegiatan pada tahap ini adalah proses pelaksanaan pembangunan fisik hasil perencanaan mikro (RTPLP) sebagai bentuk penyelesaian permasalah serta penggalian potensi
yang dimiliki kelurahan. Proses ini pun dilakukan untuk menumbuh kembangkan kemampuan serta proses bekerja dan belajar masyarakat dalam pelaksanaan dan pengelolaan
kegiatan konstruksi.
RTPLP
1.6 KRITERIA KAWASAN PRIORITAS PLPBK
DESA BINANGUN
TIPP didampingi oleh Tim Teknis Pemda dan Tim Konsultan melakukan diskusi dan rembug warga, untuk menyepakati penetapan kawasan prioritas atau penetapan kawasan
pembangunan Kelurahan/Desa berdasarkan skala prioritas. Kegiatan diskusi dan rembug warga tersebut diharapkan dapat melibatkan BKM, Perangkat Kelurahan/Desa, KEC. BANYUMAS KAB. BANYUMAS
Pokja PLP BK, Masyarakat dan pelaku pembangunan lainnya.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk memilih dan menyepakati kawasan prioritas, adalah :
1 Pertama, TIPP bersama peserta diskusi dan rembug warga perlu menyepakati pengertian kawasan ditingkat Kelurahan/Desa. Pengertian kawasan secara umum, adalah:
• Area dengan fungsi dominan tertentu, seperti: Permukiman, Industri, agrowisata dll.
• Kawasan biasanya memiliki batas-batas secara fisik (Sungai, jalan, saluran dll)
• Kawasan tidak selalu ditentukan berdasarkan batas-batas administratif RT, RW, Dusun, Desa dll.

2 Kedua, TIPP bersama Tim Teknis Pemda dan Tim Konsultan merumuskan kriteria kawasan prioritas, antara lain:
• Kawasan paling padat, kumuh dan miskin
? Kawasan yang memiliki persoalan-persoalan pembangunan (fisik, sosial dan ekonomi) yang mendesak untuk ditangani (urgent)
• Kawasan yang memiliki potensi sumberdaya lokal yang lebih tinggi / besar dibandingkan kawasan lainnya dan apabila potensi tersebut didayagunakan, diperkirakan
dapat membangkitkan perkembangan atau menjadi triger perkembangan pembangunan fisik, sosial dan ekonomi Kelurahan/Desa
• Kawasan potensi atau rawan bencana alam
• Kawasan terisolasi dan atau kawasan permukiman masyarakat miskin

3 Ketiga, TIPP bersama peserta diskusi atau rembug warga membahas dan menyepakati kawasan-kawasan diwilayah
Kelurahan/Desa yang diprioritaskan penanganan dan pembangunannya.

4 Keempat , TIPP dibawah koordinasi tenaga ahli pendamping, menyusun laporan kegiatan diskusi dan musyawarah warga dalam
menyepakati kawasan prioritas terpilih. Laporan tersebut dilengkapi berita acara kesepakatan warga.
RTPLP
PLPBK
DESA BINANGUN
KEC. BANYUMAS KAB. BANYUMAS

GAMBARAN UMUM DESA BINANGUN

GAMBARAN UMUM KAWASAN PRIORITAS

BAB II GAMBARAN UMUM


DESA DAWUHAN
KEC. BANYUMAS RTPLP
Kondisi Geografis PLPBK
Desa Binangun terletak di wilayah kerja Kecamatan Banyumas, RT 03/06
DESA BINANGUN
Kabupaten Banyumas, dengan batas–batas sebagai berikut : KEC. BANYUMAS KAB. BANYUMAS
CURUG
Sebelah Utara : Desa Dawuhan Kecamatan Banyumas LOR
Sebelah Selatan : Desa Kaliwedi Kecamatan Kebasen. RT 03/05 RT 02/06

Sebelah Timur : Desa Pasinggangan Kecamatan Banyumas


Sebelah Barat : Desa Kalisalak Kecamatan Kebasen RT 02/05 RT 01/06
CURUG KIDUL
RT 01/05
RT 03/04
JUWIRING RT 05/04

RT 01/04

Pembagian Wilayah RT 04/04


RT 02/04
Wilayah Desa Binangun secara administratif terbagi dalam 3 Dusun, 6
Rukun Warga, dan 24 Rukun Tetangga dengan perincian sebagai berikut : DESA KALISALAK
BINANGUN
DESA PASINGGANGAN
KEC. KEBASEN KEC. BANYUMAS
RW I dikenal dengan wilayah Wanasepi memiliki 5 RT RT 04/03

RW II dikenal dengan wilayah Karang Jambe memiliki 4 RT RT 02/03

RW III dikenal dengan wilayah Binangun memiliki 4 RT RT 03/03


RW IV dikenal dengan wilayah Juwiring memiliki 5 RT RT 04/02
KARANGJAMBE RT 01/01
RW V dikenal dengan wilayah Curug Kidul memiliki 3 RT RT 01/03
RT 01/02
RW VI dikenal dengan wilayah Curug Lor memiliki 3 RT RT 03/02
RT 02/01
RT 03/01
RT 02/02
WANASEPI
RT 04/01
RT 05/01
UTARA

DESA KALIWEDI
KEC. KEBASEN

GAMBARAN UMUM DESA BINANGUN


RTPLP
Pola Penggunaan Lahan PLPBK
DESA BINANGUN
KEC. BANYUMAS KAB. BANYUMAS
Luas wilayah Desa Binangun 520 Hektar.
Dari luas keseluruhan penggunaan lahannya sebagai berikut :
Pemukiman : 13,752 hektar
Perkantoran : 0,120 hektar
Lahan Kebun : 486,430 hektar
Kawasan Industri : 7,000 hektar
Sarana pendidikan : 0,480 hektar
Sarana Kesehatan : 0,020 hektar
Sarana Olahraga : 1,080 hektar
Pertokoan : 0,125 hektar
Lain-lain : 10,993 hektar

93,54 % wilayah Desa Binangun adalah lahan kebun

GAMBARAN UMUM DESA BINANGUN


Kondisi Demografis RTPLP
Penduduk Desa Binangun hingga saat ini berjumlah
MATA PENCAHARIAN PLPBK
DESA BINANGUN
4.344 jiwa yang terdiri dari laki–laki 2.201 jiwa dan KEC. BANYUMAS KAB. BANYUMAS
perempuan 2.143 jiwa,
MASYARAKAT

GAMBARAN UMUM DESA BINANGUN


TINGKAT JUMLAH KK MISKIN RTPLP
PLPBK
PENDIDIKAN PER RW DESA BINANGUN
KEC. BANYUMAS KAB. BANYUMAS

Jumlah Miskin
JIWA Prosentase Prosentase
No Nama RW Penyebaran penyebaran
KK KK (%) Jiwa (%)
L P Total

1 I 92 206 202 408 0,196 0,201


2 II 68 184 169 353 0,182 0,174
3 III 81 138 123 261 0,129 0,129
4 IV 59 132 113 245 0,101 0,121
5 V 79 143 120 263 0,132 0,130
6 VI 98 174 145 319 0,161 0,158
JUMLAH 477 1.152 872 2.024 100 100

GAMBARAN UMUM DESA BINANGUN


RTPLP
PETA DESA BINANGUN
PLPBK
DESA BINANGUN
KEC. BANYUMAS KAB. BANYUMAS

GAMBARAN UMUM KAWASAN PRIORITAS


RTPLP
Nartam
Mahrudin
Suhadi
Sutirwan
Yudi
Talam
PLPBK
DESA BINANGUN
Narsun Yasmidi
Sumaryo
Nyarmi Kartameja KEC. BANYUMAS KAB. BANYUMAS
Nadiyasa
Warsin Marsidi
Yasir
Kartanom
Samsi Tarmidi
Nawikarsa
Sanbardi Misno

Sandiarja Kirsun Wayan


Saniyem
Dasuki
Kartawi
Herman Suma Karsito
Darsim
Sanmiarto Darno
Kartasa
Kasinem Sarbini
Wasin
Witono Mahmudin
Mahmudin
Dasiman
Sanradi
Daryan Rusdi

Rosidin
Tanawi
Tampen
Kidam
Sarinah
Gimin Sandiarja
Wastam Danuri
Kastawi
Kaswan
Pami
Bangun Salim
Sukirto
Tarpin
Sandiarja
Pardiyanto Sarwan
Sarkim
Sawon
Daryati Rakam
Madrakis
Jayus Yasmidi
SEKOLAH Sutrisno
Sastro Suwito Sanwarji
MASJID Edi Sudasim Warsudi

Di kawasan prioritas terdapat 70 buah rumah yang sudah terbangun, terdapat 1 masjid dan 1 Sekolah Dasar. Sebagian besar
rumah sudah memiliki orientasi hadap rumah yang baik yaitu menghadap jalan. Sebagian tanah nonpermukiman kondisi saat
ini berupa tegalan/kebun yang ditanami aneka jenis tanaman keras.
Sebagian besar rumah memiliki lahan sisa yang tidak terbangun rata-rata 50 % dari lahan terbangun. Lahan tersebut dipakai
untuk jemuran,sumur dan kosong tanpa pemanfaatan.

PETA SEBARAN PERMUKIMAN KAWASAN PRIORITAS


RTPLP
Nartam
Mahrudin
Suhadi
Sutirwan
Yudi
Talam
PLPBK
DESA BINANGUN
Narsun Yasmidi
Sumaryo
Nyarmi Kartameja KEC. BANYUMAS KAB. BANYUMAS
Nadiyasa
Warsin Marsidi
Yasir
Kartanom
Samsi Tarmidi
Nawikarsa
Sanbardi Misno

Sandiarja Kirsun Wayan


Saniyem
Dasuki
Kartawi
Herman Suma Karsito
Darsim
Sanmiarto Darno
Kartasa
Kasinem Sarbini
Wasin
Witono Mahmudin
Mahmudin
Dasiman
Sanradi
Daryan Rusdi

Rosidin
Tanawi
Tampen
Kidam
Sarinah
Gimin Sandiarja
Wastam Danuri
Kastawi
Kaswan
Pami
Bangun Salim
Sukirto
Tarpin
Sandiarja
Pardiyanto Sarwan
Sarkim
Sawon
Daryati Rakam
Madrakis
Jayus Yasmidi
Sekolah Sutrisno
Sastro Suwito Sanwarji
Edi Sudasim Warsudi

Berdasarkan hasil musyawarah dan transek lapangan diketahui bahwa dari jumlah total rumah
sebanyak 70 buah rumah,terdapat 24 buah rumah yang tergolong tidak layak huni.
Indikator yang dipakai masyarakat adalah dari potret kondisi atap, dinding dan lantai.

RUMAH TIDAK LAYAK HUNI

PETA SEBARAN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI


RTPLP
PLPBK
DESA BINANGUN
KEC. BANYUMAS KAB. BANYUMAS

BAB III ANALISA DAN POTENSI DAN MASALAH


ZONA RENCANA
KONSERVASI MATA AIR
RTPLP
MATA AIR
DOPLANG
PLPBK
DESA BINANGUN
KEC. BANYUMAS KAB. BANYUMAS

TANAH
LABIL
PROYEKSI
PERMUKIMAN
PROYEKSI
BARU PERMUKIMAN
BARU

Permukiman akan berkembang dengan kecenderungan memilih lokasi yang strategis


diantaranya dengan mengacu kepada lokasi jalan yang terbangun dan juga lokasi yang dekat
dengan permukiman yang sudah ada sebelumnya.

Sementara terhadap lokasi yang tanahnya labil, kecenderungannya tidak akan menjadi
area permukiman baru dan akan menjadi lahan kebun biasa.

Jalan akan menjadi arah hadap rumah, rencana pembangunan jalan akan diikuti dengan
pembangunan rumah di sekitar jalan tersebut.
PERMUKIMAN
YANG SUDAH ADA Terkait tidak ada lahan milik desa atau tanah yang ruang publik, maka jalan lingkungan
akan cenderung dimanfaatkan warga sebagai ruang publik sesuai dengan rencana.

Pembangunan jalan setapak baru akan cenderung mengikuti pertumbuhan permukiman


PROYEKSI baru.
PERMUKIMAN BARU

PETA ZONASI dan PROYEKSI PENGEMBANGAN KAWASAN


RTPLP
Nartam
Mahrudin
Suhadi
Sutirwan
Yudi
Talam
PLPBK
DESA BINANGUN
Narsun Yasmidi
Sumaryo
Kartameja KEC. BANYUMAS KAB. BANYUMAS
Nyarmi
Nadiyasa MATA AIR DOPLANG
Warsin Marsidi
Yasir
satu-satunya sumber air
Samsi
Kartanom
Tarmidi
di musim kemarau
Nawikarsa
Sanbardi Misno

Sandiarja Kirsun Wayan


Saniyem
Dasuki
Kartawi
Herman Suma Karsito
Darsim
Sanmiarto Darno
Kartasa
Kasinem Sarbini
Wasin
Witono Mahmudin
Mahmudin
Dasiman
Sanradi
Daryan Rusdi

Rosidin
Tanawi
Tampen
Kidam
Sarinah
Gimin Sandiarja
Wastam Danuri
Kastawi
Kaswan
Pami
Bangun Salim
Sukirto
Tarpin
Sandiarja
Pardiyanto Sarwan
Sarkim
Sawon
Daryati Rakam
Madrakis
Jayus Yasmidi
Sekolah Sutrisno
Sastro Suwito Sanwarji
Edi Sudasim Warsudi
SAMPAH BERSERAKAN
DI SEMBARANG TEMPAT

BANYAK WARGA
BELUM MEMILIKI
JALAN SETAPAK JALAN BECEK TIDAK ADA LAHAN PEKARANGAN MCK STANDAR
TANPA PERKERASAN DAN TANPA BATAS TANPA PENGAMAN TEBING SALURAN DRAINASE BELUM TERMANFATKAN

PETA POTENSI DAN MASALAH KAWASAN PRIORITAS


RTPLP
VISI KAWASAN PLPBK
DESA BINANGUN

teman sejati
KEC. BANYUMAS KAB. BANYUMAS

tertata mandiri sehat dan berjatidiri


TERTATA : Terwujudnya lingkungan permukiman yang nyaman dan aman
dengan penzoningan area kawasan yang jelas dan sederhana

MANDIRI : Terwujudnya masyarakat yang mandiri dan sejahtera


melalui upaya pengurangan biaya hidup dan peningkatan penghasilan keluarga.

SEHAT : Terwujudnya lingkungan permukiman yang sehat dengan sistem sanitasi yang baik
dan perilaku masyarakatnya yang hidup bersih dan sehat

BERJATIDIRI : Terwujudnya masyarakat di kawasan prioritas yang berbudaya,


menghargai kearifan lokal dan menumbuhkembangkan gotong royong serta rembug warga.

BAB IV KONSEP PERENCANAAN


4.1. KETENTUAN RTBL
Dalam Peraturan Pemerintah RI No 36 tahun 2005, tentang peraturan pelaksanaan UU No 28 tahun c. Kawasan yang memiliki kesatuan karakter tematis, seperti kawasan kota lama, lingkungan sentra
2002 tentang Bangunan Gedung, dan Peraturan Menteri PU No. 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman perindustrian rakyat, kawasan sentra pendidikan, dan kawasan permukiman tradisional.
Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan, disebutkan bahwa RTBL merupakan pengaturan d. Kawasan yang memiliki sifat campuran, seperti kawasan campuran antara fungsi hunian, fungsi usaha,
bangunan dan lingkungan sebagai tindak lanjut Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/kota; fungsi sosial budaya dan/atau keagamaan serta fungsi khusus, kawasan sentra niaga (central business
dan/atau Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota/Kabupaten atau RTR Kawasan Strategis district), industri, dan kawasan bersejarah.
Kota/Kabupaten atau RTR Kawasan Perkotaan/Pedesaan/Agropolitan. RTBL merupakan panduan e. Jenis kawasan, seperti kawasan baru yang berkembang cepat, kawasan terbangun yang memerlukan
rancang bangun suatu lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan penataan, kawasan dilestarikan, kawasan rawan bencana, dan kawasan gabungan atau campuran.
ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta memuat materi pokok tentang ketentuan program
bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan 4.2. VARIABEL UNTUK PERENCANAAN KAWASAN TERPADU
pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan pengembangan lingkungan/kawasan. Beberapa variabel utama dalam perencanaan kawasan adalah sebagai berikut;
Penyusunan RTBL ini dimaksudkan untuk membuat pedoman teknis atau operasional, tanpa 1. Aspek kependudukan dan karakteristik sosialnya, yaitu mencakup potensi sosial kependudukan;
mengabaikan produk tata ruang yang mempunyai hirarki di atasnya. potensi sumber daya masyarakat, organisasi sosial masyarakat, kekuatan dalam masyarakat, dan sosial
Dalam Pasal 5 Peraturan Menteri PU No. 06/PRT/M/2007 dijelaskan bahwa dokumen RTBL disusun budaya masyarakat.
oleh Pemerintah daerah atau berdasarkan kemitraan pemerintah daerah, swasta, dan/atau masyarakat 2. Aspek kegiatan ekonomi penduduk, mencakup tipe kegiatan ekonomi kota dan wilayah, jenis dan
sesuai dengan tingkat permasalahan pada lingkungan/ kawasan yang bersangkutan. jumlah sarana prasarana ekonomi, jumlah dan jenis produksi dan konsumsi, kebutuhan lokal dan
RTBL bertujuan sebagai pengendali pembangunan dalam penyelenggaraan penataan bangunan dan ekspor, potensi dan masalah kegiatan ekonomi kota dan wilayah.
lingkungan suatu lingkungan /kawasan, agar memenuhi kriteria perencanaan tata bangunan dan 3. Aspek fisik, mencakup potensi sumber daya alam dan buatan, hubungan dan interaksi kota dan wilayah,
lingkungan yang berkelanjutan, yaitu meliputi: hubungan perdagangan kota, pusat-pusat pelayanan sosial, ekonomi dan lembaga kota dan wilayah,
1. Pemenuhan persyaratan tata bangunan dan lingkungan serta hirarki dari pusat-pusat pelayanan.
2. Peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui perbaikan kualitas lingkungan dan ruang publik
4. Aspek kelembagaan, mencakup kinerja perencanaan/penataan ruang, mencakup investasi kota dan
3. Perwujudan perlindungan terhadap lingkungan
wilayah,
4. Peningkatan vitalitas ekonomi lingkungan.
5. Aspek hubungan sosial dan ekonomi, mencakup interaksi sosial masyarakat kota dan wilayah
Penyusunan Dokumen RTBL dilaksanakan pada suatu kawasan/lingkungan, yaitu: kawasan baru
(pergerakan transportasi), potensi SDM hubungannya dengan kegiatan ekonomi kota, dan potensi fisik
berkembang cepat, kawasan terbangun, kawasan dilestarikan, kawasan rawan bencana, dan kawasan
ruang hubungannya dengan sosial masyarakat kota dan wilayah.
gabungan atau campuran dari keempat jenis tersebut. Penyusunan Dokumen RTBL berdasarkan pola
penataan bangunan dan lingkungan yang ditetapkan pada kawasan perencanaan, meliputi:
4.3. DASAR TEORI PERANCANGAN KAWASAN
a. Perbaikan kawasan, seperti penataan lingkungan permukiman kumuh (perbaikan kampung),
4.3.1 Struktur Peruntukkan Lahan
perbaikan kawasan, serta pelestarian kawasan.
Pengertian Struktur Peruntukan Lahan adalah komponen rancang kawasan yang berperan penting dalam
b. Pengembangan kembali kawasan, seperti peremajaan kawasan, pengembangan kawasan terpadu,
alokasi penggunaan dan penguasaan lahan atau tata guna lahan yang telah ditetapkan dalam kawasan
revitalisasi kawasan, serta rehabilitasi dan rekonstruksi kawasan pascabencana.
perencanaan tertentu berdasarkan ketentuan dalam rencana tata ruang wilayah.
c. Pembangunan baru kawasan, seperti pembangunan kawasan permukiman (Kawasan Siap
Komponen Struktur Peruntukan Lahan terdiri dari beberapa hal sebagai berikut:
Bangun/Lingkungan Siap Bangun/ Berdiri Sendiri), pembangunan kawasan terpadu, pembangunan
a. Peruntukan Lahan Makro. Merupakan rencana alokasi penggunaan dan pemanfaatan lahan pada suatu
desa agropolitan, pembangunan kawasan terpilih pusat pertumbuhan desa (KTP2D), pembangunan
wilayah. Peruntukan lahan makro disebut juga dengan tata guna lahan. Peruntukan ini bersifat mutlak
kawasan perbatasan, dan pembangunan kawasan pengendalian ketat (high-control zone)
karena telah diatur pada ketentuan dalam rencana tata ruang wilayah.
d. Pelestarian/pelindungan kawasan, seperti pengendalian kawasan pelestarian, revitalisasi kawasan,
b. Peruntukan Lahan Mikro. Merupakan peruntukan lahan yang ditetapkan pada skala keruangan yang
serta pengendalian kawasan rawan bencana.
lebih rinci termasuk secara vertikal berdasarkan prinsip keragaman yang seimbang dan saling
menentukan. Hal yang diatur adalah Peruntukan lantai dasar, lantai atas, maupun lantai basement serta
Penentuan batas dan luasan kawasan perencanaan (deliniasi)
peruntukan lahan tertentu.
Peruntukan lahan tertentu berkaitan dengan konteks lahan perkotaan-perdesaan, konteks bentang alam
Berdasarkan satu atau kombinasi butir-butir di bawah ini :
atau lingkungan konservasi, ataupun konteks tematikal pengaturan pada spot ruang bertema tertentu.
a. Administratif, seperti wilayah RT, RW, kelurahan, kecamatan, dan bagian wilayah kota/desa. Dalam penetapan peruntukan lahan mikro masih terbuka kemungkinan untuk melibatkan berbagai masukan
B. Non-administratif, yang ditentukan secara kultural tradisional (traditional cultural-spatial units), desain hasil interaksi berbagai pihak seperti perancang atau penata kota, pihak pemilik lahan, ataupun pihak
seperti desa adat, gampong, dan nagari. pemakai atau pengguna atau masyarakat untuk melahirkan lingkungan dengan ruang yang berkarakter
sesuai dengan konsep struktur perancangan kawasan.
Penetapan ini tidak berarti mengubah alokasi tata guna lahan pada aturan rencana tata ruang wilayah yang 4.3.3. Arsitektur dan Tata Bangunan
ada, namun berupa tata guna yang diterapkan dengan skala keruangan yang lebih rinci.
Prinsip penataan struktur peruntukan lahan adalah sebagai berikut : Pengertian Tata Bangunan adalah produk dari penyelenggaraan bangunan beserta lingkungannya sebagai wujud
a. Secara fungsional meliputi: pemanfaatan ruang, meliputi berbagai aspek termasuk pembentukan citra atau karakter fisik lingkungan,
? ? Keragaman tata guna yang seimbang saling menunjang (compatible) dan terintegrasi besaran, dan konfigurasi dari elemen blok, kaveling atau petak lahan, bangunan, serta ketinggian dan elevasi
? ? Pola distribusi jenis peruntukan yang mendorong terciptanya interaksi aktivitas lantai bangunan. Elemen tersebut ditata untuk menciptakan dan mendefinisikan berbagai kualitas ruang yang
? ? Pengaturan pengelolaan area peruntukan akomodatif terhadap keragaman kegiatan yang ada, terutama yang berlangsung dalam ruang publik.
? ? Pengaturan kepadatan pengembangan kawasan dengan pertimbangan daya dukung dan karakter Tata bangunan juga merupakan sistem perencanaan bagian dari penyelenggaraan bangunan beserta
kawasan serta variasi atau pencampuran peruntukan. lingkungannya termasuk sarana prasarana pada suatu lingkungan binaan sesuai dengan peruntukan lahan yang
b. Secara fisik meliputi: diatur dengan aturan tata ruang yang berlaku dalam RTR Kabupaten atau Kecamatan dan rencana detilnya.
? ? Estetika, karakter, dan citra kawasan Komponen Tata Bangunan yaitu :
? ? Skala ruang yang manusiawi dan berorientasi pada pejalan kaki serta aktivitas yang diwadahi a. Pengaturan Blok Lingkungan yaitu perencanaan pembagian lahan dalam kawasan menjadi blok dan jalan, di
? ? Dari sisi lingkungan meliputi keseimbangan kawasan perencanaan dengan sekitarnya, mana blok terdiri atas petak lahan atau kaveling dengan konfigurasi tertentu. Pengaturan ini terdiri atas :
keseimbangan peruntukan lahan dengan daya dukung lingkungan, serta kelestarian ekologis ? ? Bentuk dan Ukuran Blok
kawasan. ? ? Pengelompokan dan Konfigurasi Blok
? ? Ruang Terbuka dan Tata Hijau
4.3.2 Intensitas Pemanfaatan Lahan
Pengertian Intensitas Pemanfaatan Lahan adalah tingkat alokasi dan distribusi luas lantai maksimum b. Pengaturan Kaveling atau Petak Lahan yaitu perencanaan pembagian lahan dalam blok menjadi sejumlah
bangunan terhadap lahan atau tapak peruntukannya. kaveling atau petak lahan dengan ukuran, bentuk, pengelompokan dan konfigurasi tertentu. Pengaturan ini
Komponen Intensitas Pemanfaatan Lahan adalah sebagai berikut : terdiri atas :
a. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) merupakan angka persentase perbandingan antara luas seluruh lantai ? Bentuk dan ukuran kaveling
?
dasar bangunan gedung yang dapat dibangun dan luas lahan atau tanah perpetakan yang dikuasai. ? Pengelompokan dan konfigurasi kaveling
?
b. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) merupakan angka persentase perbandingan antara jumlah seluruh luas ? Ruang terbuka dan tata hijau
?
lantai seluruh bangunan yang dapat dibangun dan luas lahan atau tanah perpetakan yang dikuasai. c. Pengaturan Bangunan, yaitu perencanaan pengaturan massa bangunan dalam blok atau kaveling.
c. Koefisien Daerah Hijau (KDH) merupakan angka persentase perbandingan antara luas seluruh ruang Pengaturan ini terdiri atas :
terbuka di luar bangunan gedung yang diperuntukkan bagi pertamanan atau penghijauan dan luas tanah ? ? Pengelompokan bangunan
perpetakan yang dikuasai. ? ? Letak dan orientasi bangunan
Prinsip Penataan Intensitas Pemanfaatan Lahan adalah sebagai berikut : ? ? Sosok massa bangunan
a. Secara Fungsional meliputi : ? ? Ekspresi arsitektur bangunan
? ? Kejelasan distribusi intensitas pemanfaatan lahan. d. Pengaturan Ketinggian dan Elevasi Lantai Bangunan yaitu perencanaan pengaturan ketinggian dan elevasi
? ? Skala ruang yang manusiawi dan berorientasi pada pejalan kaki bangunan baik pada skala bangunan tunggal maupun kelompok bangunan pada lingkungan yang lebih
? ? Kejelasan skala pengembangan makro (blok atau kawasan). Pengaturan ini terdiri atas:
? ? Pengaturan kepadatan pengembangan kawasan (development density) ? ? Ketinggian bangunan
b. Secara fisik meliputi penataan estetika, karakter dan citra kawasan melalui : ? ? Komposisi garis langit bangunan
?
? Penetapan kepadatan kelompok bangunan dalam kawasan perencanaan melalui ? ? Ketinggian lantai bangunan
pengaturan besaran berbagai elemen Intensitas Pemanfaatan Lahan yang ada seperti KDB, KLB, Arsitektur Bangunan
dan KDH yang mendukung terciptanya berbagai karakter khas dari berbagai sub area. Arsitektur bangunan tradisional Jawa dengan model bangunan kampung memiliki tiga bagian bangunan, yaitu
?
? Pembentukan citra lingkungan yang tepat melalui pembatasan nilai-nilai dari elemen atap, badan bangunan, dan struktur bangunan.
?
? Intensitas Pemanfaatan Lahan untuk membentuk lingkungan yang berjatidiri. a. Atap bangunan
c. Secara Lingkungan meliputi : b. Badan bangunan
?
? Keseimbangan kawasan perencanaan dengan wilayah sekitar c. Struktur bangunan
?
? Keseimbangan dengan daya dukung lingkungan d. Elemen bangunan, meliputi bukaan, pagar, serta elemen khusus bangunan
?
? Pelestarian ekologis kawasan Pada bangunan tradisional Jawa ditemukan pembagian fungsi ruang yang jelas yang membedakan fungsi ruang
Sisi pemangku kepentingan
? publik, privat, dan servis.
4.3.4. Sistem Sirkulasi dan Jalur Penghubung ?
? Lebar badan jalan minimal 8 meter
Pengertian Sistem Sirkulasi dan Jalur Penghubung terdiri dari jaringan jalan dan pergerakan, sirkulasi ?
? Kapasitas lebih besar daripada volume lalu lintas rata-rata
kendaraan umum, sirkulasi kendaraan pribadi, sirkulasi kendaraan infromal setempat dan sepeda, sirkulasi ?
? Lalu-lintas jarak jauh tidak boleh terganggu oleh lalu-lintas ulang-alik, lalu lintas lokal dan
pejalan kaki termasuk masyarakat penyandang cacat dan lanjut usia, sistem dan sarana transit, sistem parkir, kegiatan lokal
perencanaan jalur pelayanan lingkungan, dan sistem jaringan penghubung. ? ? Jalan masuk dibatasi secara efisien
Komponen penataan sistem sirkulasi dan jalur penghubung adalah sebagai berikut : ? ? Jalan persimpangan dengan pengaturan tertentu tidak mengurangi kecepatan strategi dan
a. Sistem jaringan jalan dan pergerakan kapasitas jalan
b. Sistem sirkulasi kendaraan umum ? Tidak terputus walaupun memasuki kota
c. Sistem sirkulasi kendaraan pribadi ?
d. Sistem sirkulasi kendaraan umum informal setempat ? Persyaratan teknis jalan masuk ditetapkan oleh menteri
e. Sistem pergerakan transit 1. Jalan Kolektor Primer
f. Sistem parkir ? ? Kecepatan strategi minimal 40 km/jam
g. Sistem perencanaan jalur servis atau pelayanan lingkungan ? ? Lebar jalan minimal 7 meter
h. Sistem sirkulasi pejalan kaki dan sepeda ? ? Kapasitas sama dengan atau lebih besar daripada volume lalu lintas rata-rata
i. Sistem jaringan jalur penghubung terpadu (pedestrian linkage) ? ? Jalan masuk dibatasi, distrategikan sehingga tidak mengurangi kecepatan strategi dan kapasitas
Prinsip penataan sistem sirkulasi dan jalur penghubung adalah sebagai berikut : jalan
a. Secara Fungsional meliputi : 2. Jalan Lokal Primer
? ? Kejelasan sistem sirkulasi ? ? Kecepatan strategi minimal 20 km/jam
? ? Mobilitas publik ? ? Lebar minimal 6 meter
? ? Aksesibilitas kawasan ? ? Tidak terputus walaupun memasuki desa
b. Secara Fisik meliputi : 3. Jalan Arteri Sekunder
? ? Dimensi sirkulasi dan standar aksesibilitas ? Kecepatan strategi minimal 20 km/jam
?
? ? Estetika, citra dan karakter kawasan ? Lebar badan jalan minimum 8 meter
?
? ? Kualitas fisik ? Lalu-lintas cepat tidak boleh terganggu oleh lalu lintas lambat
?
c. Secara Lingkungan meliputi : ? Persimpangan dengan pengaturan tertentu, tidak mengurangi kecepatan dan kapasitas jalan
?
? ? Peningkatan nilai kawasan 4. Jalan Kolektor Sekunder
? ? Integrasi blok kawasan dan sarana pendukung ? ? Kecepatan strategi minimum 29 km/jam
? ? Integrasi desain kawasan yang berorientasi pada aktivitas transit (Transport Oriented ? ? Lebar jalan minimum 7 meter
Development = TOD) 5. Jalan Lokal Sekunder
Jejalur berupa jaringan jalan adalah penghubung antara komponen kegiatan dari daerah satu dengan ? ? Kecepatan strategi minimal 10 km/jam
daerah yang lain. Di samping itu jaringan jalan juga akan mempengaruhi struktur tata ruang suatu daerah. ? ? Lebar badan jalan minimal 5 meter
a. Pola Jaringan Jalan ? Lebar badan jalan tidak diperuntukkan bagi kendaraan beroda tiga atau lebih, minimal 3,5 meter
Rencana jaringan jalan merupakan penelahan pola jaringan jalan eksisting terhadap kecenderungan c. Bagian-bagian jalan :
penduduk dari kawasan lain dari hasil pengamatan dapat ditentukan kelayakan pola jaringan yang telah Daerah Manfaat Jalan (DAMAJA)
ada, penggal-penggal jalan penunjang pola jaringan jalan, serta arahan bagi bentukan jalan yang baru, - Ditetapkan oleh pembina jalan
pola jaringan yang ada pada Desa Limbasari adalah berbentuk linier organik. - Diperuntukkan bagi :
b. Hirarki jalan • median
Dalam menunjang pola pergerakan kendaraan, diperlukan jaringan jalan yang bersifat operasional. • perkerasan jalan
Untuk mendukung jaringan jalan yang operasional tersebut, diperlukan hirarki jalan yang ditentukan • jalur pemisah
berdasarkan fungsi jalan tersebut sebagai lintasan pergerakan lokal, kota maupun regional, adapun • bahu jalan
persyaratan jalan menurut perannya : • saluran tepi jalan
1. Jalan Arteri Primer • trotoar
? Kecepatan strategi minimal 60 km/jam • talud
• ambang pengaman
• timbunan dan galian Penataan ruang terbuka dimaksudkan guna memenuhi kebutuhan kawasan atas ketersediaan ruang terbuka
• gorong-gorong sehingga standar kawasan dapat terpenuhi serta memberikan pengaruh terhadap psikologis berupa bermain,
• perlengkapan jalan dan bangunan pelengkap berkumpul dan bersosialisasi.
Badan Jalan Ruang terbuka ini dilingkupi oleh pelingkup yang lunak berupa tanaman peneduh dan tamanan estetika sehingga
? Diperuntukkan bagi arus lalu-lintas dan pengaman konstruksi jalan memberikan kenyamanan thermal dan keindahan visual pada lingkungan. Batasan pola ruang umum terbuka
? Lebar, tinggi dan kedalaman ruang bebas ditentukan oleh pembina jalan adalah : bentuk dasar dari ruang terbuka diluar bangunan, dapat digunakan oleh publik (setiap orang), menampung
? Tinggi ruang bebas jalan arteri dan jalan kolektor minimal 5 meter dengan kedalaman lebih dari 1,5 meter berbagai macam jenis kegiatan. Contoh ruang terbuka adalah : jalan, pedestrian, taman, plaza, lapangan terbang
Saluran Tepi/Drainase Jalan dan lapangan olah raga.
Untuk penampungan dan penyaluran air, agar jalan bebas dari pengaruh air Komponen penataan sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau adalah sebagai berikut :
Bangunan Utilitas a. Sistem ruang terbuka umum (kepemilikan publik aksesibilitas publik)
? Pada sistem jaringan jalan primer dan sekunder dalam kawasan dapat ditempatkan dalam DAMAJA b. Sistem ruang terbuka pribadi (kepemilikan pribadi aksesibilitas pribadi)
? Untuk yang berada di atas tanah ditempatkan di luar jarak tertentu dari tepi paling luar bahu jalan atau c. Sistem ruang terbuka privat yang dapat diakses oleh umum (kepemilikan pribadi aksesibilitas publik)
perkerasan jalan sehingga tidak menimbulkan hambatan samping bagi pemakai jalan. d. Sistem pepohonan dan tata hijau
? Untuk yang berada di bawah tanah, ditempatkan di luar jarak tertentu dari tepi paling luar bahu jalan atau e. Bentang alam meliputi pantai dan laut, sungai, lereng dan perbukitan, puncak bukit dan pegunungan
perkerasan jalan, sehingga tidak mengganggu keamanan konstruksi jalan. Jarak ditentukan oleh pembina f. Area jalur hijau meliputi kawasan sepanjang sisi dalam daerah milik jalan, sepanjang bantaran sungai, sisi kiri
jalan. kanan jalur kereta, sepanjang area di bawah jaringan listrik tegangan tinggi, jalur hijau yang diperuntukkan
Pohon-Pohon sebagai jalur taman kota.
? Pada sistem jaringan primer dan sekunder dalam kota, pohon-pohon dapat ditanam di batas DAMAJA, Prinsip penataan sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau adalah sebagai berikut :
median atau di jalur pemisah a. Secara fungsional meliputi :
? Di luar ketentuan di atas harus disetujui oleh pembina jalan. ? ? Pelestarian ruang terbuka kawasan
Pengelompokan jalan menurut status/wewenang pembinaan: ? ? Aksesibilitas publik
- Jalan Nasional ? ? Keragaman fungsi dan aktivitas
- Jalan Propinsi ? ? Skala dan proporsi ruang yang manusiawi dan berorientasi bagi pejalan kaki
- Jalan Kabupaten/Kota ? ? Sebagai pengikat lingkungan atau bangunan
- Jalan Desa ? ? Sebagai pelindung, pengaman dan pembatas lingkungan atau bangunan bagi pejalan kaki.
- Jalan Khusus b. Secara Fisik dan Non-Fisik meliputi :
Pembina jalan ? ? Peningkatan estetika, karakter dan citra kawasan
- Jalan Nasional adalah Menteri Kimpraswil PU atau pejabat yang ditunjuk ? ? Kualitas Fisik
- Jalan Propinsi adalah Pemda Provinsi atau Instansi yang ditunjuk c. Dari sisi lingkungan meliputi :
- Jalan Kabupaten adalah Pemda Kabupaten atau Instansi yang ditunjuk ? ? Keseimbangan kawasan perencanaan dengan sekitar
- Jalan Kotamadya adalah Pemda Kotamadya atau Instansi yang ditunjuk ? ? Keseimbangan dengan daya dukung lingkungan
- Jalan Desa adalah Pemerintah Desa/Kelurahan ? ? Kelestarian ekologis kawasan
- Jalan Khusus adalah Pejabat atau orang yang ditunjuk ? ? Pemberdayaan kawasan
Tata hijau dapat dibagi menjadi tiga menurut fungsinya, yaitu :
4.3.5 Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau a. Tata hijau pada hutan desa
b. Tata hijau pada taman (park)
Pengertian Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau. c. Tata hijau pada ruang jalan
Merupakan komponen rancang kawasan, yang tidak sekedar terbentuk sebagai elemen tambahan ataupun 4.3.6. Tata Kualitas Lingkungan
elemen sisa setelah proses rancang arsitektural diselesaikan, melainkan juga diciptakan sebagai bagian integral Pengertian Tata Kualitas Lingkungan merujuk pada upaya rekayasa elemen kawasan yang sedemikian rupa sehingga
dari suatu lingkungan yang lebih luas. tercipta suatu kawasan atau sub-area dengan sistem lingkungan yang informatif, berkarakter khas, dan memiliki
Penataan sistem ruang terbuka diatur melalui pendekatan desain tata hijau yang membentuk karakter lingkungan orientasi tertentu.
serta memiliki peran penting baik secara ekologis, rekreatif dan estetis bagi lingkungan sekitarnya, dan memiliki Komponen penataan kualitas lingkungan terdiri dari:
karakter terbuka sehingga mudah diakses sebesar-besarnya oleh publik. Ruang terbuka digunakan sebagai a. Konsep identitas lingkungan, yaitu perancangan karakter lingkungan yang dapat diwujudkan melalui
tempat berkomunikasi dan berinteraksi antar penduduk disekitar kawasan. pengaturan dan perancangan elemen fisik dan non-fisik lingkungan atau sub-area tertentu. Pengaturan
ini terdiri dari:
? ? Tata karakter bangunan atau lingkungan 4.3.7. Sistem Prasarana dan Utilitas Lingkungan
? ? Tata penanda identitas bangunan atau lingkungan Pengertian Sistem Prasarana dan Utilitas Lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik suatu lingkungan yang
? ? Tata kegiatan pendukung secara formal dan informal (supporting activities) pengadaannya memungkinkan suatu lingkungan dapat beroperasi dan berfungsi sebagaimana mestinya.
b. Konsep orientasi lingkungan, yaitu perancangan elemen fisik dan non-fisik guna membentuk Sistem prasarana dan utilitas lingkungan mencakup jaringan air bersih dan air limbah, jaringan drainase, jaringan
lingkungan yang informatif sehingga memudahkan pemakai untuk berorientasi dan bersirkulasi. persampahan, jaringan listrik, jaringan telepon, sistem pengamanan kebakaran dan sistem jaringan jalur
Pengaturan ini terdiri atas: penyelamatan atau evakuasi. Komponen Sistem Prasarana dan Utilitas Lingkungan antara lain mencakup sektor
? ? Sistem tata informasi (directory signage system) berikut ini :
? ? Sistem tata rambu pengarah (directional signage system) a. Sistem jaringan air bersih yaitu sistem jaringan dan distribusi pelayanan penyediaan air bagi penduduk
c. Wajah Jalan yaitu perancangan elemen fisik dan non-fisik guna membentuk lingkungan berskala suatu lingkungan, yang memenuhi persyaratan bagi operasionalisasi bangunan atau lingkungan, dan
manusia pemakainya pada suatu ruang publik berupa ruas jalan yang akan memperkuat karakter terintegrasi dengan jaringan air bersih secara makro dari wilayah regional yang lebih luas.
suatu blok perancangan yang lebih besar. Pengaturan ini terdiri atas : b. Sistem jaringan air limbah dan air kotor yaitu sistem jaringan dan distribusi pelayanan pembuangan atau
? ? Wajah penampang jalan dan bangunan pengolahan air buangan rumah tangga, lingkungan komersial, perkantoran, dan bangunan umum
? ? Perabot jalan (street furniture) lainnya yang berasal dari manusia, binatang atau tumbuh-tumbuhan untuk diolah dan kemudian
? ? Jalur dan ruang bagi pejalan kaki (pedestrian) dibuang dengan cara sedemikian rupa sehingga aman bagi lingkungan, termasuk di dalamnya buangan
? ? Tata hijau pada penampang jalan industri dan buangan kimia.
? ? Elemen tata informasi dan rambu pengarah pada penampang jalan c. Sistem jaringan drainase yaitu sistem jaringan dan distribusi drainase suatu lingkungan yang berfungsi
? ? Elemen papan reklame komersial pada penampang jalan sebagai pematus bagi lingkungan yang terintegrasi dengan sistem jaringan drainase makro dari wilayah
regional yang lebih luas.
Prinsip penataan tata kualitas lingkungan adalah sebagai berikut : d. Sistem jaringan persampahan yaitu sistem jaringan dan distribusi pelayanan pembuangan atau
a. Secara Fungsional meliputi : pengolahan sampah rumah tangga, lingkungan komersial, perkantoran dan bangunan umum lainnya,
? ? Informatif dan kemudahan orientasi yang terintegrasi dengan sistem jaringan pembuangan sampah makro dari wilayah regional yang lebih
? ? Kejelasan identitas luas.
? ? Integrasi pengembangan skala mikro terhadap makro e. Sistem jaringan listrik yaitu sistem jaringan dan distribusi pelayanan penyediaan daya listrik dan jaringan
? ? Keterpaduan atau integrasi desain untuk efisiensi sambungan listrik bagi penduduk yang memenuhi persyaratan bagi operasionalisasi bangunan atau
? ? Konsistensi lingkungan dan terintegrasi dengan jaringan instalasi listrik makro dari wilayah regional yang lebih luas.
? ? Mewadahi fungsi dan aktivitas formal maupun informal yang beragam f. Sistem jaringan telepon yaitu sistem jaringan dan distribusi pelayanan penyediaan kebutuhan
? ? Skala dan proporsi pembentukan ruang yang berorientasi pada pejalan kaki sambungan dan jaringan telepon bagi penduduk suatu lingkungan yang memenuhi persyaratan bagi
? ? Perencanaan tepat bagi pemakai yang tepat. operasionalisasi bangunan atau lingkungan yang terintegrasi dengan jaringan instalasi listrik makro
b. Secara fisik dan non-fisik meliputi : dari wilayah regional yang lebih luas.
? ? Penempatan pengelolaan dan pembatasan yang tepat dan cermat. g. Sistem jaringan pengamanan kebakaran yaitu sistem jaringan pengamanan lingkungan atau kawasan
? ? Pola, dimensi dan standar umum untuk memperingatkan penduduk terhadap keadaan darurat, penyediaan tempat penyelamatan,
? ? Peningkatan estetika, karakter dan citra kawasan membatasi penyebaran kebakaran dan atau pemadaman kebakaran.
? ? Kontekstual dengan elemen penatan lain h. Sistem jaringan jalur penyelamatan atau evakuasi yaitu jalur perjalanan yang menerus termasuk jalan
? ? Kualitas fisik menyangkut kenyamanan pejalan kaki, kenyamanan sirkulasi udara, sinar matahari keluar atau koridor atau selasar umum dan sejenis dari setiap bagian bangunan gedung termasuk di
dan klimatologi. dalam unit hunian tunggal ke tempat aman yang disediakan bagi suatu lingkungan atau kawasan sebagai
? ? Kelengkapan fasilitas penunjang lingkungan seperti elemen jalan (street furniture) berupa kios, tempat penyelamatan atau evakuasi.
tempat duduk, lampu, material, perkerasan dan sebagainya Prinsip Penataan Sistem Prasarana dan Utilitas Lingkungan.
c. Secara lingkungan meliputi : a. Secara Fungsional meliputi :
? ? Keseimbangan kawasan perencanaan dengan sekitar ? ? Strategi penetapan sistem yang tepat
? ? Pemberdayaan berbagai kegiatan pendukung informal ? ? Kualitas dan taraf hidup pengguna
d. Dari sisi pemangku kepentingan meliputi : ? ? Integrasi
? Kepentingan bersama antar pelaku kota b. Secara Fisik meliputi :
? Berorientasi pada kepentingan publik ? ? Aspek estetika, karakter dan citra kawasan
? ? Efisiensi sistem jaringan dan operasi pemeliharaan
Secara Lingkungan meliputi :
? ? Lingkungan yang berkelanjutan
? ? Keseimbangan jangka waktu pembangunan
? ? Keseimbangan daya dukung lingkungan
d. Dari sisi pemangku kepentingan meliputi :
? ? Penetapan sistem yang dikelola berdasarkan kesepakatan dari, oleh dan untuk masyarakat.
? ? Penetapan kewenangan yang jelas pada saat penyediaan, pengelolaan dan perawatan yang
terkait dengan peraturan daerah dan instansi atau pun pemangku kepentingan terkait.

4.3.8. Infrastruktur dengan Konsep Hijau


Penghijauan di lingkungan kota akan meningkatkan kualitas kehidupan dalam kota karena manusia dapat
hidup erat dengan alam (melihat tumbuhnya tanaman, burung dan binatang lain serta dapat mengerti fungsi
ekosistem). Kota yang memiliki keteduhan dengan banyaknya pohon besar yang rindang dapat mengurangi
lalu lintas bermotor karena penduduk lebih bersedia jalan kaki, serta kurang berkehendak untuk keluar kota
atau ke tempat hiburan. Di samping hal-hal tersebut, penghijauan dapat pula meningkatkan produksi oksigen
yang mendukung kehidupan sehat bagi manusia, mengurangi pencemaran udara dan meningkatkan kualitas
iklim mikro.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan untuk merencanakan suatu kawasan yang alami, guna
meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan:
a. Meningkatkan kualitas udara dengan vegetasi, karena dapat mereduksi polusi udara, serupa filter debu.
Sesuai Watson (2001) pohon dapat menyerap karbon.
b. Modifikasi microclimate dengan konsep hijau, karena sangat signifikan terhadap control dan reduksi
panas. Penghijauan dengan pohon dapat berfungsi sebagai pelindung matahari. Warna hijau pada atap
dapat mereduksi panas 4oF (reduksi energi)
c. Manajemen kehilangan air dengan Infrastruktur konsep hijau, memberi dampak pada sistim hidrologi
perkotaan. Pengerasan permukaan jalan menyebabkan intensitas air mengalir dan memberi dampak pada
polusi air, atau pengikisan sungai. Sebaliknya dengan penghijauan, air masuk dalam tanah dan mengalir,
meningkatkan kualitas air tanah.
d. Mempertahankan kekayaan flora dan fauna dapat meningkatkan kualitas lingkungan setempat, oleh
sebab itu penghijauan kota dengan cara konservasi dapat mempertahankan keragaman habitat
perkotaan.
Jenis pohon yang direkomendasi adalah sesuai ukuran dan keteduhan pohon, serta sesuai dengan ruas
jalan di pusat kota, tepi kota dan kawasan spesifik serta rural.

.
TARGET SUKSESNYA PROGRAM INI :
Mengurangi biaya hidup masyarakat RTPLP
Mempunyai sumber dana untuk perawatan hasil pembangunan kawasan dan iuran listrik penerangan jalan
(Program setor sayuran untuk kas RT) PLPBK
DESA BINANGUN
KEC. BANYUMAS KAB. BANYUMAS

ZONA INTENSIFIKASI
PEKARANGAN

PROGRAM PENINGKATAN EKONOMI MELALUI INTENSIFIKASI PEKARANGAN


Pengaspalan Jalan
Pembangunan
RTPLP
Jalan SetapakBaru PLPBK
DESA BINANGUN
KEC. BANYUMAS KAB. BANYUMAS
Rabat Beton
Pembangunan
Jalan SetapakBaru

PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA JALAN dan SALURAN DRAINASE


RTPLP
PLPBK
DESA BINANGUN
MATA AIR DOPLANG
KEC. BANYUMAS KAB. BANYUMAS

SAAT MUSIM PENGHUJAN (MASIH CUKUP AIR)


Pemanfaatan Sumur Gali Milik Warga karena semua warga sudah memiliki sumur gali

SAAT MUSIM KEMARAU (KEKURANGAN AIR)


Penerapan Aturan Bersama tentang Pemanfaatan Mata Air Doplang
Perbaikan Dinding Mata Air Doplang dan Jalan Aksesnya
Inisiasi Program Sumur Bor Skala Kawasan
Optimalisasi Program PAMSIMAS Desa Binangun yang sudah ada
Salah satu kesepakatan warga adalah bahwa tidak boleh ada yang mengambil air dari mata air doplang
dengan pompa listrik/mesin. Meskipun debitnya tidak besar tapi saat musim kemarau cukup untuk memenuhi
kebutuhan air bersih masyarakat di kawasan prioritas.

PROGRAM PENYEDIAAN AIR BERSIH


Pembangunan

MATA AIR
1 buah
KM/WC Komunal
RTPLP
DOPLANG untuk Warga PLPBK
DESA BINANGUN
KEC. BANYUMAS KAB. BANYUMAS

Terdapat 60 Rumah
yang Tidak Memiliki KM/WC
Pembangunan 30 paket
Septik Tank dan Sumur Resapan
Pembangunan 60 buah Lokasinya adalah hasil kesepakatan
KM/WC untuk Warga per 2 rumah penerima.

PROGRAM SANITASI LINGKUNGAN


RTPLP
PLPBK
DESA BINANGUN
KEC. BANYUMAS KAB. BANYUMAS

Program Reuse
sampah plastik Rintisan Program
untuk polybag sayuran Bank Sampah
Penyediaan Tabung Komposter
Penghasil Pupuk Cair Organik Inisiasi Tempat Pengolahan Sampah Terpadu 3 R Skala Kawasan

PROGRAM PENANGANAN PERSAMPAHAN


REHAB RUMAH YANG MENGGUNAKAN DANA BLM PLPBK RTPLP
Nartam
Mahrudin
Suhadi
Sutirwan
Yudi
Talam
PLPBK
DESA BINANGUN
Narsun Yasmidi
Sumaryo
Nyarmi Kartameja KEC. BANYUMAS KAB. BANYUMAS
Nadiyasa
Warsin Marsidi
Yasir
Kartanom
Samsi Tarmidi
Nawikarsa
Sanbardi Misno

Wayan
Saniyem
Dasuki
Kartawi
Herman Suma Karsito
Darsim
Sanmiarto Darno
Kartasa
Kasinem Sarbini
Wasin
Witono Mahmudin
Mahmudin
Dasiman
Sanradi
Daryan Rusdi

Sandiarja Kirsun
Rosidin
Tanawi
Tampen
Kidam
Sarinah
Gimin Sandiarja
Wastam Danuri
Kastawi
Kaswan
Pami
Bangun Salim
Sukirto
Edi Sudasim
Sandiarja
Sarwan
Tarpin Sarkim
Pardiyanto Jayus Sawon
Daryati Rakam
SEKOLAH DASAR Madrakis
Yasmidi
Sastro Suwito Sutrisno
Sanwarji
MASJID Warsudi

RUMAH
TIDAK LAYAK HUNI

PROGRAM STIMULAN PEMUGARAN 24 RUMAH TIDAK LAYAK HUNI, 12 RUMAH MENGGUNAKAN BLM PLPBK

PROGRAM PERUMAHAN
Program PLPBK adalah bagian penjabaran dari Renstra DJCK.
100% Hunian miskin dikawasan prioritas telah terpenuhi pelayanan air minum,
RTPLP
0 % kawasan prioritas zero rumah tangga Kumuh.
100% Hunian miskin dikawasan prioritas telah terpenuhi pelayanan Sanitasi yang baik.. PLPBK
DESA BINANGUN
KEC. BANYUMAS KAB. BANYUMAS

100% Hunian miskin di kawasan prioritas


telah terpenuhi pelayanan air minum,
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH

0% kawasan prioritas zero rumah tangga Kumuh.

PROGRAM STIMULAN PEMUGARAN RUMAH KELUARGA MISKIN


PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA JALAN DAN SALURAN DRAINASE

100% Hunian miskin di kawasan prioritas telah terpenuhi pelayanan Sanitasi yang baik.

PROGRAM PEMBANGUNAN MCK PER RUMAH


PROGRAM PEMBANGUNAN MCK KOMUNAL
PROGRAM PEMBANGUNAN SEPTIKTANK DAN SUMUR RESAPAN
PROGRAM PENANGANAN SAMPAH KAWASAN PRIORITAS

SKENARIO PENCAPAIAN TARGET SESUAI RENSTRA DJCK


REHAB 12 RUMAH
TIDAK LAYAK HUNI RTPLP
Nartam
Mahrudin
Suhadi
Sutirwan
Yudi
Talam
PLPBK
DESA BINANGUN
Narsun Yasmidi
Sumaryo
Kartameja KEC. BANYUMAS KAB. BANYUMAS
Nyarmi
Nadiyasa MATA AIR DOPLANG
Warsin Marsidi
Yasir
DIPERBAIKI DINDINGNYA
Samsi
Kartanom
Tarmidi
+ PEMBANGUNAN
Nawikarsa WC UMUM 2 KAMAR
Sanbardi Misno

Sandiarja Kirsun Wayan


Saniyem
Dasuki
Kartawi
Herman Suma Karsito
Darsim
Sanmiarto Darno
Kartasa
Kasinem Sarbini
Wasin
Witono Mahmudin
Mahmudin
Dasiman
Sanradi
Daryan Rusdi

Rosidin
Tanawi
Tampen
Kidam
Sarinah
Gimin Sandiarja
Wastam Danuri
Kastawi
Kaswan
Pami
Bangun Salim
Sukirto
Tarpin
Sandiarja
Pardiyanto Sarwan
Sarkim
Sawon
Daryati Rakam
Madrakis
Jayus Yasmidi
Sekolah Sutrisno
Sastro Suwito Sanwarji
Edi Sudasim Warsudi
PENYEDIAAN
TABUNG KOMPOSTER

PEMBANGUNAN
PEMBANGUNAN
SEPTIK TANK MCK STANDAR
DAN UNTUK WARGA
LAHAN PEKARANGAN
PERKERASAN JALAN JALAN DIPERBAIKI SUMUR RESAPAN
MEMBANGUN SALURAN DRAINASE DI INTENSIFIKASI SAYURAN

PETA REKAPITULASI RENCANA PEMBANGUNAN


PROGRAM INTENSIFIKASI PEKARANGAN
Target Sosial : Ada kegiatan dan issue baru bagi warga di kawasan prioritas
RTPLP
Ada sekolah lapangan bidang pertanian
Ada organisasi baru yang terbentuk (eg. wanita sayur, wanita mandiri dll) PLPBK
DESA BINANGUN
Target Ekonomi : Menambah penghasilan keluarga KEC. BANYUMAS KAB. BANYUMAS
Mengurangi Biaya Hidup Warga
Memiliki sumber dana untuk kas kawasan (bayar listrik lampu jalan dll)

Target Lingkungan : Lingkungan Hijau, Lebih Bersih dan Teratur


Pemanfaatan sampah plastik untuk polybag

PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA JALAN DAN SALURAN DRAINASE


Target Sosial : Warga merasa bangga terhadap wilayahnya
Jalan terbangun sebagai media interaksi sosial (rekreasi dan kesehatan)
Organisasi kawasan (RT) lebih solid karena ada beban yang ditanggung

Target Ekonomi : Terjadi peningkatan harga tanah


Sebagai kawasan percontohan, sektor informal akan tumbuh berkembang

Target Lingkungan : Lingkungan Tertata, Indah, Sehat dan nyaman


Kejelasan arah pembangunan (jalan sebagai orientasi arah rumah)
Akses antar warga menjadi lebih mudah,aman dan nyaman

PROGRAM PEMBANGUNAN SANITASI LINGKUNGAN


Target Sosial : Warga lebih memahami PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
Warga akan lebih percaya diri menerima tamu.

Target Ekonomi : Pengurangan biaya kesehatan warga


Lebih Sehat akan lebih produktif

Target Lingkungan : Lingkungan lebih sehat, genangan terkurangi


Hilangnya Kakus kumuh di berbagai tempat, Lingkungan lebih rapi

SKENARIO PENCAPAIAN TARGET SOSIAL EKONOMI LINGKUNGAN


NO URAIAN PEKERJAAN VOLUME
HRG SATUAN

(Rp.)
JML HARGA

(Rp.) BLM PLPBK


SUMBER DANA

SWADAYA
APBD
APBN
TAHUN ANGGARAN

2014 2015 2016 2017 2018


KETERANGAN
RTPLP
1

1 PROGRAM PENYEDIAAN AIR BERSIH


2 3 4 5 6 7 8 10 11 12 13 14 15
PLPBK
DESA BINANGUN
1 Fasilitasi Pembentukan Tim Pengelolaan Air Bersih Kawasan Prioritas 1 paket 8,500,000 8,500,000 Tim Pemasaran
- KEC. BANYUMAS KAB. BANYUMAS
2 Perbaikan Dinding dan Lantai Mata Air Doplang dan WC Umum 1 paket 45,160,000 45,160,000 45,160,000 BLM PLPBK
-
Sub Total I 53,660,000 45,160,000
-
2 PROGRAM PENGEMBANGAN PERUMAHAN

1 Rehab Rumah Tidak Layak Huni Zona Primer (Dana stimulan) 12 bh 8,000,000 96,000,000 96,000,000 BLM PLPBK
-
2 Rehab Rumah Tidak Layak Huni Zona Sekunder (Dana stimulan) 12 bh 8,000,000 96,000,000 - Tim Pemasaran
-
Sub Total II 192,000,000 96,000,000
3 PROGRAM SANITASI LINGKUNGAN PERMUKIMAN

1 Pembangunan Septik Tank dan Sumur Resapan 30 paket 2,000,000 60,000,000 60,000,000 BLM PLPBK

2 Pengadaan MCK Standar tiap rumah 60 bh 1,500,000 90,000,000 90,000,000 BLM PLPBK

Sub Total III 164,000,000 164,000,000


- -
4 PROGRAM PERBAIKAN JALAN DI LINGKUNGAN PERMUKIMAN
1 Pembangunan Jalan Setapak ke Mata Air Doplang 300 m x 1 m 1 paket 66,935,000 66,935,000 66,935,000 BLM PLPBK

2 Perbaikan Jalan Setapak Lingkungan (Rabat Beton) 1 paket 65,000,000 65,000,000 - #### Tim Pemasaran

3 Pembangunan Jalan Lingkungan 280 m x 2 m 1 paket 207,000,000 207,000,000 207,000,000 BLM PLPBK

4 Pembangunan Saluran Drainase Pinggir Jalan Raya 254 m 1 paket 117,350,000 117,350,000 117,350,000 BLM PLPBK

5 Pengaspalan Jalan 1 paket 110,000,000 110,000,000 - Tim Pemasaran

Sub Total IV 693,500,000 518,500,000


5 PROGRAM INTENSIFIKASI PEKARANGAN
1 Penyediaan polibag siap rawat (stimulan) 30 bh per rumah 70 rumah 300,000 21,000,000 21,000,000 BLM PLPBK
-

2 Fasilitasi Pembentukan Kelompok Wanita Tani 1 paket 5,000,000 5,000,000 - Tim Pemasaran
-

Sub Total V 26,000,000 21,000,000


-
6 PROGRAM PENCITRAAN KAWASAN
1 Pembangunan Tugu Penanda Kawasan Prioritas 1 paket 8,500,000 8,500,000 8,500,000 BLM PLPBK

Sub Total VI 8,500,000 8,500,000


-

BAB V RENCANA INVESTASI KAWASAN


7 PROGRAM PENGELOLAAN SAMPAH
1 Fasilitasi Pembentukan Bank Sampah 1 paket 12,000,000 12,000,000
-
- Tim Pemasaran RTPLP
2

4
Pengadaan Komposter Sampah Rumah Tangga

Pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu 3 R

Penguatan Kap. Masyarakat Tentang Persampahan dan intensifikasi Pekarangan


70 rumah

1 paket
400,000

170,000,000
28,000,000

170,000,000
28,000,000

-
- BLM PLPBK

Tim Pemasaran PLPBK


DESA BINANGUN
1 paket 10,000,000 10,000,000 - Tim Pemasaran
-
Sub Total VII -
KEC. BANYUMAS KAB. BANYUMAS
220,000,000 28,000,000

Total 1,326,500,000 850,000,000 - 476,500,000

Rencana Tahapan Pembangunan


Kawasan Prioritas yang disepakati
oleh masyarakat memiliki tujuan agar
kegiatan pembangunan kawasan
prioritas mendapatkan dukungan
swadaya masyarakat yang optimal.

Sesuai dengan kesepakatan yang


telah dibuat, masyarakat siapa untuk
berswadaya tenaga dalam
mendukung pembangunan kawasan
prioritas yang didanai oleh BLM
PLPBK.

Kegiatan swadaya dan gotong


royong tersebut adalah bagian dari
skenario pencapaian visi kawasan
yang berjatidiri dan upaya nyata
menegakkan dan menggelorakan
kembali nilai-nilai luhur masyarakat.

Secara teknis pentahapan ini juga


lebih mendukung suksesnya
kegiatan tahap berikutnya, karena
akses jalannya sudah menjadi lebih
baik dalam rangka pengadaan
material yang dibutuhkan untuk
kegiatan berikutnya.
aturan bersama yang disepakati : RTPLP
Dalam rangka mensukseskan rencana penataan kawasan prioritas, warga di kawasan prioritas telah menyepakati hal-hal sebagai berikut :

A. PROGRAM PENYEDIAAN AIR BERSIH


PLPBK
DESA BINANGUN
1. Mata air doplang akan dijaga kelestariannya dengan melakukan upaya konservasi lahan di sekitar mata air, dengan menanam tanaman
baru dan melarang penebangan pohon yang telah ada.
KEC. BANYUMAS KAB. BANYUMAS
2. Air dari mata air doplang tidak boleh diambil dengan mesin pompa.
3. Perawatan mata air doplang akan dipimpin oleh Ketua RT 03 RW 06 dengan melibatkan secara penuh warga masyarakat

B. PROGRAM SANITASI LINGKUNGAN


1. Warga sepakat bahwa dengan adanya bantuan pengadaan MCK per rumah, maka tidak ada lagi Kakus di ladang dan siap berperilaku
hidup bersih dan sehat.
2. Semua warga sepakat bahwa septik tank dan sumur resapan akan dibuat untuk 2 rumah dan siap menyediakan tanah untuk lokasi
pembangunannya.
3. Perawatan MCK di sebelah mata air doplang akan dikoordinir oleh Ketua RT 03 RW 06 dengan melibatkan secara penuh warga
masyarakat secara terjadwal.

C. PROGRAM INTENSIFIKASI PEKARANGAN


1. Setiap warga bersedia merawat sayuran dalam polybag dan setiap bulan siap menambah sekurang-kurangnya 5 buah polybag/pot
sayuran
2. Warga telah sepakat membentuk paguyuban wanita tani mandiri untuk mengelola kegiatan ini.
3. Warga setuju dan siap patuh kepada paguyuban dalam mengatur kebijakan tentang pelatihan, pertemuan-pertemuan dan membantu
pemasaran sayuran secara bersama.
4. Warga sepakat bahwa sebagian dari hasil program ini akan disumbangkan untuk kas kawasan yang dikelola oleh pengurus RT 03 RW
06, yang akan digunakan untuk biaya penerangan jalan dan lainnya.

D. PROGRAM PENATAAN PERUMAHAN


1. Warga sepakat bahwa arah hadap rumah akan menyesuaikan jalan dan siap memberi jalan bagi rumah yang ada dibelakangnya.
Pembangunan rumah baru harus menyisakan lahan untuk cadangan pembangunan jalan setapak.
2. Semua warga bersedia untuk secara rutin membersihkan lingkungan di sekitar rumahnya secara berkelanjutan.
3. Semua warga sepakat tidak akan menjemur pakaian di depan rumah.

E. PROGRAM PERSAMPAHAN
1. Warga sepakat bahwa tidak akan membuang sampah secara sembarangan. Sampah akan dipilah sejak dari sumbernya.
Sampah organik akan dijadikan kompos dan sampah anorganik akan dikelola menjadi barang yang berguna lagi.
2. Semua warga sepakat untuk mengelola sampah dan bersedia mengikuti ketentuan yang ada.
3. Semua warga sepakat akan menggunakan barang bekas/sampah yang masih bisa dipakai untuk dijadikan polybag atau pot sayuran..

F. PROGRAM LAINNYA
1. Warga siap memberikan sebagian tanahnya untuk pembuatan jalan baru tanpa meminta ganti rugi.
2. Warga siap membersihkan lingkungan yang bukan rumah tinggal dengan kerja bakti setiap hari minggu.
3. Perawatan hasil pembangunan di kawasan prioritas akan diurusi oleh warga dan dikoordinir ketua RT 03 RW 06.

BAB VI KONSEP PENGENDALIAN


RTPLP
PLPBK
DESA BINANGUN
KEC. BANYUMAS KAB. BANYUMAS
LAMPU JALAN
memberikan kenyamanan bagi pengguna jalan
dan masyarakat kawasan pada khususnya

RT 03/06
memberi tanda untuk menginformasikan bahwa
kawasan prioritas ini adalah RT 03 RW 06

RUANG SPONSOR
memberi ruang yang jelas bagi kegiatan pemasaran
dan channeling program

PAVING BLOCK
kemudahan perawatan,bisa dilakukan setiap saat dan
mendukung program ramah lingkungan

JALUR REFLEKSI
sebagai jalur peningkatan kesehatan masyarakat
melalui terapi jalan refleksi.

Spot Image
RTPLP
PLPBK
DESA BINANGUN
KEC. BANYUMAS KAB. BANYUMAS

Spot Image

Anda mungkin juga menyukai