Anda di halaman 1dari 10

PENINJAUAN KEMBALI (PK) RTRW

KAB. MUSI BANYUASIN 2016-2036

BAB 1
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Musi Banyuasin diselenggarakan dan
disahkan pada tahun Tahun 2016 dan berlaku dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2036
yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2016. Dalam era perkekembangan
wilayah di Kabupaten Musi Banyuasin selama kurun waktu tersebut, laju pertumbuhan
pembangunan berjalan masih belum merata di setiap bagian wilayah yang pada akhirnya
terjadi ketimpangan wilayah dimana terdapat wilayah yang sangat pesat pembangunannya
dan ada juga yang sangat lambat.

Berdasarkan hal tersebut berimbas terhadap penyediaan infrastrukturyang tidak merata


berdasarkan fungsi dan peran dari masing-masing bagian wilayah. Pada akhirnya dengan
adaya RTRW yang memiliki fungsi dan kedudukan sebagai pedoman pembangunan seluruh
sektor, agar tetap berjalan dan seimbang perlu dilakukan peninjauan kembali terhadap
dokumen (RTRW) Kabupaten Musi Banyuasin tahun Tahun 2016 yang tentunya mengikuti
dan mempertimbangkan kondisi perubahan lingkungan perubahan kebijakan yang
mempengaruhi pembangunan/ pemanfaatan ruang kota dan/atau internal kota.

Sesuai dengan pasal 23 ayat (4) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang menyatakan bahwa rencana tata ruang wilayah provinsi ditinjau kembali 1 (satu) kali
dalam 5 (lima) tahun. Begitu pula dengan kondisi yang terdapat di Kabupaten Musi
Banyuasin yang mana pada kondisi tersebut memerlukan peninjauan kembali terhadap
(RTRW) Kabupaten Musi Banyuasin pada tahun Tahun 2016.

Peninjauan Kembali (PK) rencana tata ruang merupakan upaya melihat kesesuaian antara
rencana tata ruang dan kebutuhan pembangunan yang memperhatikan perkembangan
lingkungan strategis dan dinamika internal serta pelaksanaan pemanfaatan ruang. Dalam hal

Laporan Antara 1 ‫ﺍ‬-1


PENINJAUAN KEMBALI (PK) RTRW
KAB. MUSI BANYUASIN 2016-2036
ini, hasil peninjauan kembali rencana tata ruang wilayah berisi rekomendasi tindak lanjut
sebagai berikut:

perlu dilakukan revisi karena adanya perubahan kebijakan dan strategi Nasional yang
mempengaruhi pemanfaatan ruang wilayah provinsi dan/atau terjadi dinamika internal
provinsi yang mempengaruhi pemanfaatan ruang provinsi secara mendasar;

tidak perlu dilakukan revisi karena tidak ada perubahan kebijakan dan strategi Nasional dan
tidak terjadi dinamika internal provinsi yang mempengaruhi pemanfaatan ruang provinsi
secara mendasar.

Oleh karena itu, pada tahun anggaran 2021 Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin melalui
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang perlu melakukan kegiatan kajian dan evaluasi
melalui kegiatan Peninjauan Kembali tentang RTRW Kabupaten Musi Banyuasin. Yang
mana kegiatan peninjauan kembali (PK) atau evaluasi yang dilakukan dalam rangka menilai
kinerja penataan ruang, yang pada kenyataannya masih terdapat penyimpangan-
penyimpangan baik terkait struktur maupun pola ruang serta perkembangan wilayah yang
sangat pesat.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dalam menyusun PK RTRW Kabupaten Musi Banyuasin yaitu menyusun suatu
dokumen evaluasi dan kajian terhadap kinerja pelaksanaan RTRW Kabupaten Musi
Banyuasin yang berkualitas, responsif dan partisipatif sesuai peraturan perundang-undangan
dan kebijakan serta dinamika internal di Kabupaten Musi Banyuasin

Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah :

a. Melakukan Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten Musi Banyuasin tahu2016 yang


didasarkan atas Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang serta
peraturan pelaksanaannya.

b. Melakukan evaluasi RTRW Kabupaten Musi Banyuasin .

c. Melakukan pengumpulan data yang akan digunakan dalam Peninjauan Kembali RTRW
Kabupaten Musi Banyuasin.

d. Melakukan pengkajian pelaksanaan penataan ruang Kabupaten Musi Banyuasin.

e. Melakukan penilaian terhadap PK RTRW Kabupaten Musi Banyuasin.

Laporan Antara 1 ‫ﺍ‬-2


PENINJAUAN KEMBALI (PK) RTRW
KAB. MUSI BANYUASIN 2016-2036
f. Membuat rekomenasi hasil PK RTRW Kabupaten Musi Banyuasin.

1.3 Sasaran
1. Dilaksanakannya proses dan prosedur Peninjauan Kembali yang didasarkan atas Undang-
Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang serta peraturan pelaksanaannya;

2. Teridentifikasinya kebijakan penataan ruang terhadap perubahan struktur dan pola


pemanfaatan ruang;

3. Teridentifikasinya simpangan pelaksanaan penataan ruang;

4. Dapat dirumuskannya komponen rencana, pemanfaatan dan pengendalian RTRW yang


perlu disempurnakan;

5. Tersusunnya kajian peninjauan kembali RTRW Kabupaten Musi Banyuasin;

6. Tersusunnya evaluasi dan penilaian terhadap RTRW Kabupaten Musi Banyuasin dan
penerapannya; dan

7. Terumuskannya rekomendasi hasil peninjauan kembali RTRW Kabupaten Musi


Banyuasin.

1.4 Dasar Hukum


1) Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan;

2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang


Nasional Tahun 2005-2025;

3) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

4) Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;

5) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan


Lingkungan Hidup;

6) Undang-undang no 41 tahu 2009 tentang perlindungan lahan pertanian pangan


berkelanjuan;

7) Undang-Undang No 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya;

8) Undang-Undang Nomor 1 tahun 2011 tentang perumahan dan kawasan permukiman;

Laporan Antara 1 ‫ﺍ‬-3


PENINJAUAN KEMBALI (PK) RTRW
KAB. MUSI BANYUASIN 2016-2036
9) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial;

10) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-


Undangan;

11) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

12) Undang-Undang Cipta Kerja No 11 Tahu 2020 Dalam Lingkup Penataan Ruang;

13) Peraturan pemerintah nomor 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dn
pengendalian pencemaran air;

14) Pertauran pemerintah no 16 tahun 2004 tentang penatagunaan tanah;

15) Peraturan pemerintah no 44 tahun 2004 tentang perencanaan kehutanan;

16) Pertauran pemerintah no 16 tahun 2005 tentang pengembangan system penyediaan air
minum;

17) Peraturan pemerintah no 20 tahun 2006 tentang irigasi;

18) Paraturan penerintah no 34 tahun 2006 tentang jalan;

19) Peraturan pemerintah no 6 tahu 2007 tentang tata hutan dan penyusunan rencan
pengelolaan hutan serta pemanfaatan hutan;

20) Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penye1enggaraan Penataan Ruang;

21) Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran
Masyarakat Dalam Penataan Ruang;

22) Peraturan Menteri Dalarn Negeri Nornor 47 Tahun 2012 tentang Pedornan Penyusunan
Peraturan Daerah Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten/Kota;

23) Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang / Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 8
Tahun 2017 tentang Pedoman Pemberian Persetujuan Substansi Dalam Rangka Penetapan
Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Provinsi dan Rencana Tata Ruang
Kabupaten/Kota;

24) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 116 Tahun 2017 tentang Koordinasi Penataan
Ruang Daerah;

25) Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang / Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1
Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota;

Laporan Antara 1 ‫ﺍ‬-4


PENINJAUAN KEMBALI (PK) RTRW
KAB. MUSI BANYUASIN 2016-2036
26) Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis
Nasional;

27) Peraturan Menteri ATR No. 14 Tahun 2020 Tentang Pedoman Basis Data Rencana Tata
Ruang;

28) Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin No 9 Tahun 2008 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2005-2025;

29) Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin No 8 Tahun 2016 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016-2036;

30) Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan No 11 Tahun 2016 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016-2036;

31) Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin No 11 Tahun 2017 Tentang RPJMD
Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2017-2022;

1.5 Ruang Lingkup Kegiatan


1.5.1 Lingkup Lokasi

Lokasi kegiatan Pekerjaan PK RTRW berada di wilayah administrasi Kabupaten Musi


Banyuasin.

1.5.2 Lingkup Kegiatan

 Tahap Persiapan

Tahap persiapan diawali dengan pertemuan dalam rangka penyempurnaan kerangka


acuan kerja. Penyempurnaan KAK akan sangat mempengaruhi pekerjaan selanjutnya,
dengan target penentuan metode pengumpulan data, metode pengolahan data, metode
analisis, muatan utama yang menjadi isu peninjauan kembali RTRW Kabupaten Musi
Banyuasin (sebagai bahan awal untuk tahap pengumpulan data dan informasi yang
dilanjutkan dengan penentuan pihak yang akan dikunjungi dalam koordinasi dan
konsultasi), dan rencana kerja terstruktur berdasarkan jangka waktu pekerjaan.

Laporan Antara 1 ‫ﺍ‬-5


PENINJAUAN KEMBALI (PK) RTRW
KAB. MUSI BANYUASIN 2016-2036
 Tahapan Pengumpulan dan Evaliasi Data

1) Melakukan kajian terhadap RTRW Nasional, RPJP Nasional, RTRW Provinsi,


RPJPD Provinsi dan Rancangan RPJMD Provinsi serta dokumen perencanaan terkait
lainnya;

2) Melakukan kajian terhadap dokumen Kajian dan Evaluasi Perda RTRW Provinsi.

3) Melakukan koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi
dan/atau OPD/instansi lainnya untuk memperoleh data/informasi awal dan arahan-
arahan pokok terkait pelaksanaan kegiatan; dan

4) Menyusun rencana kerja rinci, metodologi pendekatan, daftar kebutuhan


data/informasi/peta dan perangkat survei.

5) Profil Keabsahan Rencana yang mana pada bagian ini mencakup tinjauan terhadap
proses dan muatan rencana yang disusun dibandingkan dengan kebutuhan yang
diarahkan dalam pedoman.

6) Profil simpangan (strategi pengembangan, besaran dan lokasi) pelaksanaan


pemanfaatan dan pengendalian tata ruang: review terhadap data dan informasi
mengenai pemanfaatan dan struktur ruang kota yang sudah berlangsung dan
dibandingkan dengan strategi dan rencana struktur dan pola pemanfaatan ruang kota
yang diarahkan RTRW. Pada bagian ini, data (minimal 3 tahun terakhir) yang
direview meliputi kebijakan, program jangka pendek dan menengah, kependudukan,
perekonomian, sarana dan fasilitas kota, penggunaan lahan dan prasarana.

7) Perubahan-perubahan kebijaksanaan eksternal: kebijaksanaan yang diperkirakan


mempengaruhi penataan ruang dan belum ada saat RTRW disusun. Kemudian kajian
untuk evaluasi adanya perubahan terhadap asumsi faktor-faktor eksternal yang ada,
serta kajian mengenai pengaruhnya terhadap strategi, struktur dan pola pemanfataan
ruang

 Tahap Analisis dan Penilaian, yaitu menentukan rumusan rekomendasi hasil pelaksanaan
PK berdasarkan hasil kajian dan evaluasi sebelumnya, melalui metode kuantitatif atau
kualitatif. Tahap penilaian menghasilkan:

1) Tingkat kualitas RTRW.

2) Tingkat kesesuaian dengan peraturan perundang-undangan.

Laporan Antara 1 ‫ﺍ‬-6


PENINJAUAN KEMBALI (PK) RTRW
KAB. MUSI BANYUASIN 2016-2036
3) Kesesuaian pemanfaatan ruang yang berlangsung dengan rencana struktur ruang dan
pola ruang dalam rencana tata ruang;

4) Kajian kebijakan internal dan eksternal;

5) Kajian terhadap RTRW dan pelaksanaan pemanfaatan ruang (penyimpangan


pelaksanaan RTRW)

6) Analisis tingkat permasalahan pemanfaatan ruang berupa simpangan-simpangan


pemanfaatan ruang dengan RTRW

7) Masukan dan rekomendasi untuk penentuan/perumusan rekomendasi hasil peninjauan


kembali (revisi atau penertiban) atau penyempurnaan RTRW di Kabuoaten Musi
Banyuasin pada tahapan selanjutnya.

8) Dilaksanakannya kegiatan FGD (Focus Group Discussion) sebagai dasar dan acuan
penjaringan informasi terkait dengan kebutuhan kajian PK RTRW Kabupaten Musi
Banyuasin

 Penentuan Tipologi Peninjauan Kembali

Tipologi peninjauan kembali, yaitu :

a) RTR sah, simpangan kecil, faktor eksternal tetap

b) RTR sah, simpangan kecil, faktor eksternal berubah

c) RTR sah, simpangan besar, faktor eksternal berubah

d) RTR sah, simpangan besar, faktor eksternal tetap

e) RTR tidak sah, simpangan kecil, faktor eksternal berubah

f) RTR tidak sah, simpangan kecil, faktor eksternal tetap

g) RTR tidak sah, simpangan besar faktor eksternal berubah

h) RTR tidak sah, simpangan besar faktor eksternal tetap

Ciri masing-masing tipologi adalah :

a) Tipologi I

RTR berlaku untuk digunakan sebagai acuan pembangunan dan memenuhi ketentuan
prosedur dan proses penyusunan rencana dan terpenuhi substansi RTR. Simpangan

Laporan Antara 1 ‫ﺍ‬-7


PENINJAUAN KEMBALI (PK) RTRW
KAB. MUSI BANYUASIN 2016-2036
yang terjadi pada prinsipnya tidak merubah/mempengaruhi perubahan tujuan, strategi
serta struktur dan pola pemanfataan ruang.

b) Tipologi II

Terjadi perubahan signifikan pada faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja


RTR sehingga tidak dapat sepenuhnya dijadikan acuan pembangunan karena tidak
dapat mengakomodasi perkembangan yang ada. Secara mendasar, RTR ini
memerlukan perubahan dalam tujuan, sasaran, strategi serta struktur dan pola
pemanfataan ruang.

c) Tipologi III

Terjadi simpangan-simpangan yang menyalahi ketentuan yang diinginkan dalam RTR


yang disebabkan oleh pengaruh faktor-faktor eksternal secara signifikan. Dalam hal
ini perlu dilakukan perubahan tujuan, sasaran, strategi serta struktur dan pola
pemanfataan ruang.

d) Tipologi IV

Terjadi simpangan dalam pemanfataan dan pengendalian yang tidak sesuai dengan
ketentuan dalam RTR, walaupun kondisi RTR sendiri telah memenuhi prosedur dan
ketentuan penyusunannya.

e) Tipologi V, VI, VII dan VIII

Keempat tipologi ini pada dasarnya memiliki kondisi yang sama, yaitu RTR yang
bersangkutan tidak sah. Oleh karena itu, pada keempat tipologi ini perlu dilakukan
penyempurnaan RTR atau perubahan tujuan, sasaran, strategi serta struktur dan pola
pemanfataan ruang wilayah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam pedoman
penyusunan rencana, dan sesuai dengan perubahan yang diakibatkan oleh faktor
eksternal. 4. Evaluasi Simpangan pelaksanaan pemanfaatan dan pengendalian tata
ruang: hasil yang diperoleh dari tahap sebelumnya perlu dielaborasi sehingga dapat
dikenali faktor-faktor penyebab terjadinya simpangan-simpangan baik secara
kuantitatif maupun kualitatif. Efektivitas rencana tata ruang akan dievaluasi sehingga
dihasilkan rumusan komponen rencana-rencana yang harus disempurnakan dan
tindakan yang dilakukan untuk menanggulangi penyimpangan yang terjadi. Hasil ini
nantinya akan menjadi dasar untuk kegiatan tahap revisi RTRW Kabupaten.

Laporan Antara 1 ‫ﺍ‬-8


PENINJAUAN KEMBALI (PK) RTRW
KAB. MUSI BANYUASIN 2016-2036
 Tahap Perumusan Rekomendasi Hasil Pelaksanaan PK RTRW. Tahap ini menghasilkan:

1) Tidak perlu dilakukan revisi terhadap RTRW; atau

2) Perlu dilakukan revisi terhadap RTRW.

 Tahap Tindak Lanjut Rumusan Rekomendasi Hasil Pelaksanaan PK RTRW:

1) Menyusun dokumen rencana perubahan RTRW.

2) Hasil perhitungan dokumen rencana perubahan RTRW ditindaklanjuti melalui:

a) Perubahan Perda RTRW Kabupaten Musi Banyuasin; atau

b) Pencabutan Perda RTRW Kabupaten Musi Banyuasin.

1.6 Sistematika Pelaporan


Sistematika pembahasan dari Kegiatan Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Kabupaten
Musi Banyuasin adalah sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

Berisi mengenai Latar Belakang, Landasan Hukum, Maksud dan Tujuan, Sasaran, Lokasi
Kegiatan, Lingkup Kegiatan, Keluaran dan Sistematika Pembahasan.

BAB 2 TINJAUAN KEBIJAKAN

Berisi mengenai tinajaun kebijakan spasial dan sektoral mulai dari tingkat provinsi sampai
dengan kabupaten.

BAB 3 GAMBARAN UMUM

Berisi mengenai gambaran umum wilayah Kabupaten Musibanyuasin, meliputi: Letak


Geografis, Kondisi Fisik, Kondisi Penggunaan Lahan, Kondisi Kependudukan, Kondisi
Ekonomi, Kondisi Transportasi, Kondisi Sarana dan Prasarana, dan Realisasi Kegiatan
Pembangunan Kabupaten Musibanyuasin Tahun 2016-2021.

BAB 4 PENGKAJIAN

Laporan Antara 1 ‫ﺍ‬-9


PENINJAUAN KEMBALI (PK) RTRW
KAB. MUSI BANYUASIN 2016-2036
Berisi mengenai tahapan pengkajian RTRW yang terdiri dari matriks dinamika
pembangunan, matriks realisasi program dan matriks rekapitulasi hasil pengkajian RTRW
Kabupaten.

BAB 5 EVALUASI

Berisi mengenai tahapan evaluasi terhadap RTRW yang terdiri dari kelengkapan dan
kedalaman materi muatan RTRW, ketentuan data minimal yang harus digunakan dalam
penyusunan RTRW Kabupaten, Kesesuaian antara RTRW dengan peraturan Perundang-
undangan, evaluasi terhadap pelaksanaan pemanfaatan ruang, serta kelengkapan dan
kedalaman muatan RTRW.

Laporan Antara 1 ‫ﺍ‬-10

Anda mungkin juga menyukai