Anda di halaman 1dari 34

SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN KONSTRUKSI
PAKET Optimalisasi SPAM IKK Kota Bau-Bau
ID SIRUP 30964624
SATUAN KERJA Pelaksanaan Prasarana Permukiman Provinsi Sulawesi Tenggara
PPK Air Minum
TAHUN ANGGARAN 2022

A. Ruang Lingkup Pekerjaan Konstruksi


A.1 Gambaran Umum
Dengan masih belum optimalnya jaringan layanan air minum pada SPAM eksisting di kecamatan
Batu Putih, masyarakat masih kesulitan dalam memperoleh akses air minum. Sebagian besar
sumber air masyarakat yang digunakan di Kota Bau-Bau adalah sumur gali dan sumur bor serta
SPAM desa tanpa adanya pengolahan, akibat dari pelayanan pelanggan yang masih terbatas
karena jaringan yang belum terjangkau. Dengan kualitas airnya kurang memenuhi syarat kesehatan
(keruh) sehingga hanya dapat digunakan untuk Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) dan bila musim
kemarau sumur-sumur tersebut kering. Sebagian besar penduduk Kota Bau-Bau bekerja sebagai
petani, berkebun, swasta dan PNS.
Salah satu kebutuhan yang mendesak adalah pelayanaan Air Minum yang memadai dan
berkesinambungan. Untuk mendukung pelayanan air minum kepada masyarakat, pembangunan
infrastruktur air minum yang sangat penting dan mendasar adalah Jaringan Pipa guna mengalirkan
air dari Sumber ke Reservoir dan dari Reservoir langsung kepada masyarakat. Belum terjangkaunya
pelayanan jaringan pipa yang ada saat ini sangat mempengaruhi akan keberlanjutan
pengembangan SPAM dan kinerja keseluruhan penyelenggaraan SPAM di Kota Bau-Bau. Jaringan
Pipa yang memadai akan secara langsung menjamin keberlangsungan penyelenggaraan
pelayanan air minum.
Sejalan dengan peran Pemerintah Pusat sebagai fasilitator dalam era otonomi daerah dan dalam
kaitan dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah No. 121 Tahun 2015 tentang Pengusahaan
Sumber Daya Air, Pemerintah telah menerbitkan produk pengaturan setingkat peraturan pemerintah
yang memberikan pedoman, baik kepada pemerintah kabupaten/kota dan pihak lainnya yang terkait
dengan penyelenggaraan pelayanan air minum maupun kepada masyarakat sebagai pengguna
layanan air minum, yaitu Peraturan Pemerintah No. 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan
Air Minum (SPAM). Adapun wewenang dan tanggung jawab pemerintah dalam penyelenggaraan
pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) adalah meliputi: (i) menetapkan kebijakan
dan strategi nasional, (ii) menetapkan norma, standar, pedoman, dan manual (NSPM), (iii)
memfasilitasi pemenuhan kebutuhan air baku.
A.2 Ruang Lingkup Pekerjaan Dan Biaya
Ruang lingkup kegiatan adalah perluasan SPAM Kabupaten/Kota.
Kegiatan ini dilaksanakan melalui mekanisme Kontrak Tahun Tunggal (SYC), dengan total perkiraan
biaya atau pagu sebesar Rp. 5.050.000.000,- (Lima Milyar Lima Puluh Juta Rupiah) yang
bersumber dari dana APBN Tahun Anggaran 2022.

A.3 Lokasi pekerjaan


Lokasi pekerjaan berada di Kota Bau-Bau.

B. Standar rujukan
Daftar standar rujukan spesifikasi teknis pekerjaan sebagai berikut:

SNI 03 – 2847 - 2002 Tata cara perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung
SKBI – 1.4.53.1988 Pedomen Beton 1989
SNI 06-4829-2005 Pipa polietilena untuk air minum – bagian 1 & 2
SNI 06-4821-1998 Metode pengujian dimensi pipa polietilena (PE) untuk air
minum
SNI 06-4829-2005 Pipa polietilena untuk air minum
ASTM test B-1557 atau Metode Pemadatan tanah
modified AASHO.
PBI 1971 NI.2. Pekerjaan beton bertulang
SNI 03-2847-2002 Tata cara pengukuran struktur beton
SNI 2049:2015 Semen Portland
SII.0457-81 Agregat Beton, Cara Uji Butiran Ringan
SII.0052-80 Agregat Beton Mutu dan Cara Uji
SII.0456-81 Agregat Kasar Untuk Beton, Cara Uji Butiran Pipih dan
panjang
SII.0087-75 Agregat Kasar Untuk Beton, Cara Penentuan Daya Aus
Gesek, Mempergunakan Bejana Los Angeles
SII.0051-74 Agregat Untuk Aduk Beton, Cara Penentuan Besar Butiran
SII 0013-81 Mutu dan Cara Uji Semen Portland
PUBI-1082 Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia, Th 1982
SNI 6889:2014 Tata Cara Pengambilan Contoh Uji Agregat
SNI 2052:2014 Baja Tulangan Beton
SII.0077-75 Agregat Halus Aduk Beton, Cara Menentukan Kadar Organik
SII.0076-75 Agregat Halus Aduk Beton, Cara Penentuan Butir Halus
Lebih Kecil Dari 50 Mikron.
SII 0784-83 Jaringan Kawat Baja Las untuk Tulangan Beton
SNI 2458:2008 tata cara pengambilan contoh beton segar
ASTM C-33 Standart Specification for Concrete Agregates.
C. Persyaratan Bahan
Spesifikasi bahan yang disyaratkan untuk pekerjaan dalam spesifikasi teknis ini diuraikan sebagai berikut:
Jenis Produk Sumber produk Acuan
No. Nama Bahan Spesifikasi Bahan spesifikasi
(Olahan/Alam) (Lokal/Impor)

Item Pekerjaan Tanah


Pasir Urug Material pasir urug harus pasir yang bersih dari akar-akar, kotoran-kotoran, tidak Alam Lokal dalam
1.
mengandung tanah dan tidak mengandung kimia yang dapat merusak bahan negeri
bangunan lainnya.
Air Kerja Air yang digunakan harus bersih dan tidak mengandung minyak, asam alkali dan Alam Lokal dalam
2.
bahan organis lainnya, serta dapat diminum. Sebelum digunakan air harus negeri
diperiksa dilaboratorium pemeriksaan bahan yang sah. Jika hasil uji ternyata
tidak memenuhi syarat, maka kontraktor wajib mencari air kerja yang memenuhi
syarat.
Bahan Urugan Tanah bekas Galian dapat dipertimbangkan untuk digunakan jika memenuhi Alam Lokal dalam
3.
syarat untuk digunakan. negeri
a. Material urugan harus memenuhi syarat dan harus bersih serta tidak
mengandung akar-akar, kotoran dan bahan-bahan organik lain.
b. Penyedia harus menjamin bahwa semua material bekas galian yang akan
dipergunakan kembali ditempatkan secara terpisah dan dilindungi dari segala
pengotoran-pengotoran seperti bahan-bahan yang dapat merusak beton atau
pipa, akar dari pohon, kayu dan sebagainya.
c. Berbagai jenis material sebaiknya diletakkan terpisah, misalnya material yang
sifatnya keras dipisahkan dari yang sifatnya lembek, seperti lempung dan
sebagainya.
Jenis Produk Sumber produk Acuan
No. Nama Bahan Spesifikasi Bahan spesifikasi
(Olahan/Alam) (Lokal/Impor)
Jika tanah urug didatangkan dari luar, maka tanah urug tersebut harus
memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Gumpalan gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan tersebut harus
dalam kondisi lepas agar mudah dipadatkan.
b. Secara umum bahan tersebut berupa sirtu / pasir batu yang sebelum
mendatangkan harus sudah mendapat persetujuan Konsultan pengawas.
Pengurugan dengan bahan-bahan lain, misalnya dengan gravel, pecahan batu
merah, dan sebagainya harus dilaksanakan menurut gambar rencana. Bahan-
bahan tersebut harus bersih, bebas dari kotoran-kotoran, serta mempunyai
gradasi yang sesuai dengan yang diperuntukan.

Item pekerjaan beton


Semen a. Semen harus berupa semen portland (PC) biasa yang sesuai dengan Acuan Olahan Lokal dalam SNI 2049:2015
1.
Normatif SNI 15-2049-2015. negeri
b. Semua semen yang berasal dari pabrikan yang sudah disetujui oleh Direksi
Teknis/Lapangan dan harus dikirim ke lapangan dalam kantong yang tertutup
atau dalam tempat lain dari pabrikan yang sudah disetujui.
c. Bilamana dikehendaki oleh Direksi Teknis/Lapangan, Penyedia harus
memberikan pada Direksi Teknis/Lapangan, satu faktur untuk tiap pengiriman
semen, dimana tertera nama pabrikan, jenis dan jumlah semen yang dikirim,
bersama dengan sertifikat pengujian dari pabrikan yang menyatakan bahwa
semen yang dikirim sudah diuji dan dianalisa dalam segala hal sesuai dengan
Acuan Normatif.
Jenis Produk Sumber produk Acuan
No. Nama Bahan Spesifikasi Bahan spesifikasi
(Olahan/Alam) (Lokal/Impor)
d. Semua semen harus diangkut dan disimpan dalam tempat yang tidak tembus
air serta dilindungi dari kelembaban sampai saat pemakaian, semen yang
membatu atau menggumpal atau yang rusak kantongnya akan ditolak.
e. Semen harus menjalani pengujian tambahan yang sesuai dengan Acuan
Normatif bila dianggap perlu oleh Direksi Teknis/Lapangan. Direksi
Teknis/Lapangan berhak untuk menolak semen yang tidak memuaskan,
sekalipun sudah terdapat sertifikasi dari pabrikan.
f. Semua semen yang ditolak harus segera disingkirkan dari lapangan atas
biaya Penyedia. Penyedia harus menyediakan semua contoh pengujian dan
memberikan bantuan yang mungkin diperlukan oleh Direksi Teknis/Lapangan
untuk melakukan pengujian.
g. Penyedia harus menjamin agar setiap saat terdapat persediaan semen dalam
jumlah yang cukup di lapangan sehingga kemajuan kerja tidak terganggu dan
memberikan waktu yang cukup untuk pelaksanaan pengujian.
Agregat Halus a. Mutu agregat halus: butir-butir tajam, keras, bersih, dan tidak mengandung Olahan/Alam Lokal dalam SNI 03-2847-
2.
(Pasir) lumpur dan bahan-bahan organis. Jumlah prosentase dari segala macam negeri 2002
substansi yang merugikan beratnya tidak boleh lebih dari 5 %
b. Ukuran agregat halus: Sisa diatas ayakan 4 mm harus minimum 2% berat;
sisa diatas ayakan 2 mm harus minimum 10% berat; sisa ayakan 0,25 mm
harus berkisar antara 80% dan 90% berat.
c. Penyimpanan: pasir harus disimpan sedemikian rupa sehingga terlindung dari
pengotoran oleh bahan- bahan lain.
d. Segala pasir yang akan dipakai untuk produksi beton dengan spesifikasi ini
harus pasir alam dan bila dikehendaki harus campuran dalam proporsi
(bandingan) yang tepat dari pasir alam. Pasir harus mempunyai “modulus
kehalusan butir” anatara 2 sampai 32 atau jika diselidiki dengan Saringan
Jenis Produk Sumber produk Acuan
No. Nama Bahan Spesifikasi Bahan spesifikasi
(Olahan/Alam) (Lokal/Impor)
Standar, sesuai dengan Standar Indonesia untuk beton PBI 1971 dan PBI
1997 atau dengan ketentuan sebagai berikut:
Prosentase Satuan Timbangan
Saringan No.
Tertinggal di Saringan
4 0 - 15
8 6 - 15
16 10 - 25
30 10 - 30
50 15 - 35
100 12 - 30
PAN 3-7
Jika prosentase satuan tertinggal dalam saringan No. 16 adalah 20 % atau
kurang, batas maksimum untuk prosentase atau dalam saringan N0. 8 dapat
naik sampai 20 %.
Agregat Kasar a. Mutu agregat kasar: butir-butir keras, bersih dan tidak berpori, batu pecah Olahan/Alam Lokal dalam SNI 03-2847-
jumlah butir-butir pipih maksimum 20% bersih, tidak mengandung zat-zat aktif negeri 2002
alkali. Jumlah prosentase dari segala macam substansi yang merugikan
beratnya tidak boleh lebih dari 5 %
b. Ukuran agregat kasar: sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 0% berat; sisa
diatas ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90% dan 98% berat, selisih antara
sisa-sisa kumulatif diatas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60%
dan minimum 10% berat.
c. Penyimpanan: kerikil atau batu pecah harus disimpan sedemikian rupa
sehingga terlindung dari pengotoran oleh bahan- bahan lain.
Air Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak,
asam alkali, garam-garam, bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat
Jenis Produk Sumber produk Acuan
No. Nama Bahan Spesifikasi Bahan spesifikasi
(Olahan/Alam) (Lokal/Impor)
merusak beton serta baja tulangan atau jaringan kawat baja. Untuk mendapatkan
kepastian kelayakan air yang akan dipergunakan, maka air harus diteliti pada
laboratorium yang disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan.
Baja Tulangan a. Batang-batang baja yang digunakan untuk tulangan harus bersih, bebas dari Olahan Lokal dalam SNI 03-2847-
karat, kotoran, material lepas, gemuk, cat, lumpur, kulit giling serta bahan lain negeri 2002 dan SNI
yang melekat. Batang-batang baja tulangan harus disimpan ditempat yang 2052:2014
terlindung, ditumpuk dan tidak bolehmenyentuh tanah dan dilindungi terhadap
karat atau rusak karena cuaca.
b. Besi Beton harus selalu menggunakan besi beton ulir (deformed bars) untuk
tulangan utama dan besi polos (undeformed bars) untuk sengkang kecuali
ditentukan lain dalam gambar.
c. memenuhi ketentuan spesifikasi acuan SNI 03-2847-2002 dan SNI
2052:2014
d. bebas dari kotoran-kotoran, karat, cat, kulit giling serta bahan lain yang akan
mengurangi daya lekat terhadap beton
e. Mutu sesuai dengan yang ditentukan
f. Mempunyai penampang yang rata dan seragam sesuai dengan toleransi.
g. Besi beton harus bertuliskan SNI.
h. Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimun 1 mm
yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak tersepuh seng.
Admixtures Dalam keadaan tertentu boleh dipakai bahan campuran tambahan untuk Olahan Lokal dalam
4
Material Tambahan memperbaiki sifat suatu campuran beton. Jenis, Jumlah bahan yang negeri
ditambahkan dan cara penggunaan bahan tambahan harus dapat dibuktikan
melalui hasil uji. Hasil uji ini dengan menggunakan bahan semen dan agregat
yang akan dipakai pada proyek ini. Bahan campuran tambahan yang berfungsi
Jenis Produk Sumber produk Acuan
No. Nama Bahan Spesifikasi Bahan spesifikasi
(Olahan/Alam) (Lokal/Impor)
untuk mengurangi jumlah air pencampur, memperlambat atau mempercepat
pengikatan dan atau pengerasan beton harus memenuhi “Specification for
Chemical Admixtures for Concrete“ (ASTM C494) atau memenuhi standart
Umum Bahan Bangunan Indonesia.

Item Pekerjaan Bekisting


Bekisting a. Bekisting untuk pekerjaan kolom dan lain-lain pekerjaan beton harus Olahan/Alam Lokal dalam
1
menggunakan multiplek 18 mm, papan tebal minimum 2,5 cm, balok 5/7, 6/10, negeri
8/10 dolken 8 - 12 cm atau bahan lain yang disetujui oleh Direksi
Teknis/Lapangan.
b. Semua bekisting harus diperkuat dengan klem dari balok kecil dan harus yang
kuat serta cukup jumlahnya untuk menjaga agar tidak terjadi distorsi ketika
beton dicorkan, dipadatkan dan mengeras. Bekisting dari kayu harus dibuat
dari kayu yang sudah diolah dengan baik, semua sambungan harus cukup
kencang agar tidak terjadi kebocoran
c. Tiang penyangga baik yang vertikal/miring harus dibuat sebaik mungkin untuk
memberikan penunjang yang dibutuhkan tanpa menimbulkan perpindahan
tempat, kerusakan dan overstress pada beberapa bagian konstruksi. Struktur
dari tiang-tiang penyangga harus ditempatkan pada posisi sedemikian rupa
sehingga konstruksi bekisting benar-benar kuat dan kaku untuk menunjang
berat sendiri dari beban-beban lain yang berada diatasnya selama
pelaksanaan, bila perlu Penyedia membuat perhitungan besar lendutan dan
kekuatan dari bekisting tersebut.
d. Untuk bekisting dinding vertikal diharuskan menggunakan alat (plastic cone)
untuk memastikan bahwa bekisting tersebut tidak mengalami lendutan.
Jenis Produk Sumber produk Acuan
No. Nama Bahan Spesifikasi Bahan spesifikasi
(Olahan/Alam) (Lokal/Impor)
e. Pembongkaran cetakan dan acuan harus dilaksanakan sedemikian rupa agar
f. keamanan konstruksi tetap terjamin dan disesuaikan dengan persyaratan
P.B.I. 1971 NI-2.
g. Semua permukaan beton yang terbuka harus licin dan halus, maka bekisting
harus dilapisi dengan triplek bermutu tinggi yang sudah disetujui oleh Direksi
Teknis/Lapangan.
h. Bekisting yang sudah selesai dibuat dan sudah disiapkan untuk pengecoran
beton, akan diperiksa oleh Direksi Teknis/Lapangan, beton tidak boleh dicor
sebelum bekisting disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan. Untuk menghindari
kelambatan dalam mendapatkan persetujuan, sekurang - kurangnya 24 jam
sebelumnya, penyedia harus memberitahukan Direksi Teknis/Lapangan.

Item Pekerjaan Perpipaan dan Aksesoris


Pipa GI a. Pipa Galvanis dan asesoriesnya, sesuai dengan SNI 0039:2013 Tipe
1.
Medium dengan panjang 6 Meter atau sesuai arahan direksi
b. Pipa Galvanis merupakan pipa baja paduan yang dibuat dengan cara dilas
tahanan listrik (Electric Resistance Welding - ERW) atau las busur rendam
(Submerged Arc Welding - SAW) baik dengan sambungan lurus
(longitudinal) maupun sambungan melingkar (helical), dan dilapisi seng (Zn)
untuk lapisan tahan karat.
c. Ujung-ujung Pipa GI harus polos (tidak memiliki drat)
d. Pipa-pipa baja yang akan dipasang diatas tanah dapat dilas menumpu atau
disambung dengan flens menurut pilihan kontraktor atau sesuai arahan
direksi pekerjaan.
Jenis Produk Sumber produk Acuan
No. Nama Bahan Spesifikasi Bahan spesifikasi
(Olahan/Alam) (Lokal/Impor)
e. Pelapisan Pipa Perlindungan Luar Untuk Pipa Galvanis.
a. Pipa dilapis seng dengan cara dicelup ke dalam larutan seng panas (hot
dip galvanizing) atau tanpa lapisan yang digunakan untuk penyaluran air.
b. Permukaan lapisan seng pada Pipa Galvanis harus merata dan tidak boleh
ada yang tidak terlapisi dan harus memperlihatkan warna seng yang
seragam.
c. Untuk pipa yang dilapis seng, komposisi kimia bahan baku pelapis harus
berkadar seng (Zn) minimum 98,5%.
f. Untuk Diameter Pipa kecuali ditentukan lain, pipa dengan ukuran diameter
nominal berikut ini harus mempunyai ukuran diameter luar dan ketebalan
dinding minimum sebelum dilapisi pelindung dalam dan luar sebagai berikut:

Ketebalan Dinding Minimum


Diameter Nominal Diameter Luar
(mm)
(mm) (mm)

100 114,3 4,5


150 168,3 5,0
200 219,1 5,8
250 273,0 6,4
300 323,8 6,4
350 355,6 6,4
400 406,4 6,4
+ 10
Toleransi tebal untuk pipa tipis adalah %
-8
Jenis Produk Sumber produk Acuan
No. Nama Bahan Spesifikasi Bahan spesifikasi
(Olahan/Alam) (Lokal/Impor)
g. Penandaan
Pada bagian luar untuk setiap pipa dan accessories harus ditandai dengan:
a. Logo/merek pabrik pembuat
b. Kelas (Lgh = tipis, Med = medium dan Hvy = tebal)
c. Diameter nominal
d. Panjang
2. Aksesoris dan a. Spesifikasi Valve
Fitting Setiap katup pada dasarnya badannya terdiri dari besi cor atau besi ductile
dengan dudukan karet, piringan (disc), sebuah lubang katup dan penggerak
mekanik, dan harus dalam segala hal memenuhi persyaratan “Standards for
Rubber - Seater Butterfly Valves” (AWWA Designation C 504) atau standar
International yang lain yang diakui yang menjamin kwalitas yang sama atau
lebih tinggi dari standar yang disebutkan di sini dan harus direncanakan untuk
tekanan kerja tidak kurang dari 12 bars. Atau disesuikan dengan kondisi
lapangan.
b. Spesifikasi flange, blind flange, elbow/reducer/tee dan flange adaptor sesuai
tabel dibawah:
Spesifkasi Assesories
Flange
 Material flange Steel

 Standard Presssure Rating PN 10 atau PN 16


Blind Flange
 Material Blind Flange Steel
Jenis Produk Sumber produk Acuan
No. Nama Bahan Spesifikasi Bahan spesifikasi
(Olahan/Alam) (Lokal/Impor)
 Standard Presssure Rating PN 10 atau PN 16
Elbow/Reducer/Tee
 Material Steel

 Standard ASTM A-53


Flange Adaptor
 Material Cast Iron atau Ductile Iron

 Standard Pressure Rating PN 10 atau PN 16

c. Spesifikasi aksesoris dan fitting lain yang tidak disebutkan disesuaikan


dengan SNI atau setara.
d. Pipa, fitting dan accessories harus disimpan oleh pemasok tidak langsung
bersentuhan dengan permukaan tanah, dan harus diberi penopang.
e. Apabila ada item barang yang harus disimpan mempunyai keawetan yang
terbatas atau mengharuskan untuk disimpan di tempat tertentu, maka cara
penyimpanannya harus sesuai dengan instruksi pabrik.
h. Lahan penyimpanan disediakan oleh Pihak Penyedia Jasa dan harus
menjamin keamanannya.
3 Pipa HDPE a. Produk Pipa HDPE yang digunakan dalam proyek ini adalah pipa dengan Olahan Lokal dalam SNI 4829.1:2015
diameter 250 mm (10 inch). negeri dan
b. Pipa HDPE harus memiliki kualitas sebagai berikut: SNI 4829.2:2015
1. Kelas : PE 100
2. Seri Pipa : S-5
Jenis Produk Sumber produk Acuan
No. Nama Bahan Spesifikasi Bahan spesifikasi
(Olahan/Alam) (Lokal/Impor)
3. Rasio Dimensi Standar Pipa : SDR 11
4. Tekanan Nominal : PN 16
Serta persyaratan lain yang sesuai dengan yang disyaratkan dalam SNI
4829.2:2015
c. Bahan baku untuk membuat pipa HDPE harus sesuai dengan SNI 4829.1,
bahan baku pipa untuk saluran air minum terbuat dari material polietilena
bermassa tinggi, baik natural atau kompon.
d. Pemasok bertanggung jawab bila ada kegagalan dalam pengujian unsur
bahan pipa yang dilaksanakan oleh laboratorium independen.
e. Panjang efektif pipa adalah 6 (enam) meter. Ketebalan minimum dinding
pipa sesuai dengan SNI 4829.2:2015.
f. Lahan penyimpanan disediakan oleh Pihak Penyedia Jasa dan harus
menjamin keamanannya.
4. Aksesoris dan a. Spesifikasi aksesoris dan fitting untuk pipa HDPE disesuaikan dengan SNI Olahan Lokal dalam SNI 4829.1:2015
Fitting a. Spesifikasi aksesoris dan fitting lain yang tidak disebutkan disesuaikan negeri dan
dengan SNI atau setara. SNI 4829.2:2015
b. Apabila ada item barang yang harus disimpan mempunyai keawetan yang
terbatas atau mengharuskan untuk disimpan di tempat tertentu, maka cara
penyimpanannya harus sesuai dengan instruksi pabrik.
f. Lahan penyimpanan disediakan oleh Pihak Penyedia Jasa dan harus
menjamin keamanannya.
Catatan:
Untuk Spesifikasi atau Persyaratan Bahan pada item pekerjaan yang belum tercantum pada tabel di atas, akan mengacu pada Spesifikasi teknis terlampir.
D. Persyaratan Pengujian Bahan Dan Hasil Produk Serta Kriteria Kinerja Produk
No. Jenis pekerjaan Persyaratan pengujian mutu
Pekerjaan Beton 1. Beton
1.
a. Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah benda uji
kubus beton 15 x 15 x 15 cm.
b. Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump, dimana nilai
slump harus dalam batas-batas yang disyaratkan dalam PBI 1971, kecuali
ditentukan lain oleh Direksi Teknis/Lapangan.
c. Benda uji dari satu adukan dipilih acak yang mewakili suatu volume rata-
rata tidak lebih dari 10 m3 atau 10 adukan atau 2 truck dump (diambil yang
volumenya terkecil). Disamping itu jumlah maksimum dari beton yang dapat
terkena penolakan akibat setiap satu keputusan adalah 30 m3, kecuali bila
ditentukan lain oleh Direksi Teknis/Lapangan.
d. Hasil uji untuk setiap pengujian dilakukan masing-masing untuk umur 7, 14
dan 28 hari.
e. Hasil pengujian beton harus diserahkan sesaat sebelum tahapan
pelaksanaan akan dilakukan, yaitu khususnya untuk pekerjaan yang
berhubungan dengan pelepasan perancah dan penarikan baja prategang.
Sedangkan untuk pengujian di luar ketentuan pekerjaan tersebut, harus
diserahkan kepada Direksi Teknis/Lapangan dalam jangka waktu tidak lebih
dari 3 hari setelah pengujian dilakukan.
f. Pembuatan benda uji harus mengikuti ketentuan PBI 71, dilakukan di lokasi
pengecoran dan harus disaksikan oleh Direksi Teknis/Lapangan. Untuk
pengecoran di lokasi yang tinggi atau sulit dijangkau digunakan metoda
pembetonan dengan menggunakan pompa (concrete pump), maka
pengambilan contoh segala macam jenis pengujian lapangan harus
dilakukan dari hasil adukan yang diperoleh dari ujung pipa "concrete- pump"
pada lokasi yang akan dilaksanakan.
g. Pengujian kekuatan beton dilakukan pada laboratotrium independen yang
ditentukan oleh Direksi Teknis/Lapangan.
h. Pengontrolan Mutu Beton dan Pengujian Lapangan
Penyedia bertanggung jawab sepenuhnya untuk menghasilkan beton yang
seragam yang memiliki kekuatan serta sifat-sifat lain sebagaimana
ditetapkan. Untuk ini Penyedia harus menyediakan dengan biaya sendiri
serta menggunakan alat penimbang yang akurat, sistem volumetrik yang
akurat untuk mengukur air, peralatan yang sesuai untuk mengaduk dan
mengecor beton serta peralatan dan fasilitas lain yang diperlukan untuk
pengujian sebagaimana yang diuraikan di sini atau menurut petunjuk Direksi
Teknis/Lapangan.
2. Baja tulangan
a. Setiap jumlah pengiriman 20 Ton baja tulangan harus diadakan pengujian
periodik minimal 4 contoh yang terdiri dari 3 benda uji untuk uji tarik, dan 1
benda uji untuk uji lengkung untuk setiap diameter batang baja tulangan.
Pengambilan contoh baja tulangan, akan ditentukan oleh Direksi
Teknis/Lapangan.
b. Semua pengujian tersebut di atas meliputi uji tarik dan lengkung, harus
dilakukan di laboratorium yang direkomendasi oleh Direksi Teknis/
Lapangan dan minimal sesuai dengan SNI 2052:2014 atau SII-0136-84.
Semua biaya pengetesan tersebut ditanggung oleh Penyedia.
c. Atau Penyedia dapat membuktikan dengan sertifkat uji dari pabrikan
(Sertifikat Pabrik)
3. Agregat Kasar
Tata cara pengambilan sampel uji Agregat mengacu pada SNI 6889:2014
tentang tata cara pengambilan contoh uji agregat, atau sesuai aturan yang
berlaku.
Pekerjaan 1. Pengujian pipa GI berdasarkan SNI 0039:2013 tentang Pipa GI untuk Saluran
Perpipaan Air Minum.
a. Uji dimensi pipa
b. Uji ovalitas
c. Uji panjang pipa
d. Uji ketahanan hidrostatik
e. Uji kuat tarik
f. Uji stabilitas panas
g. Uji nilai perubahan arah panjang
2. Pengujian pipa HDPE berdasarkan SNI 06-4829-2005 tentang Pipa HDPE
untuk Saluran Air Minum.
h. Uji dimensi pipa
i. Uji ovalitas
j. Uji panjang pipa
k. Uji ketahanan hidrostatik
l. Uji kuat tarik
m. Uji stabilitas panas
n. Uji nilai perubahan arah panjang
3. Pengujian dilakukan di Laboratorium Independen, dan semua biaya pengujian
pipa ditanggung oleh Penyedia. Atau dapat mengajukan Sertifikat Pabrik.
E. Tata Cara Pengukuran Dan Pembayaran
Uraian tata cara pengukuran dan pembayaran hasil pekerjaan adalah sebagai berikut:
No. Jenis pekerjaan Tata cara pengukuran dan pembayaran
1. Pekerjaan Tanah a. Tata cara pengukuran
Jumlah yang akan dibayar, adalah jumlah kubikasi dalam m3 dari tanah galian
yang diukur dalam keadaan asli dengan cara luas ujung rata-rata sesuai
dengan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar atau yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan. Tidak ada pengukuran tambahan atau yang lainnya yang
akan dilakukan kecuali mendapat persetujuan dari direksi teknis.
b. Tata cara pembayaran
Jumlah yang diukur dengan cara seperti tersebut di atas tanpa
mempertimbangkan cara dimana material tersebut akan dibuang, dibayar
menurut harga satuan sesuai dengan mata pembayaran.
2. Pekerjaan Beton a. Tata cara pengukuran
Beton akan diukur dengan jumlah meter kubik pekerjaan beton yang terpasang
dan diterima sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar atau yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Tidak ada pengukuran tambahan atau
yang lainnya yang akan dilakukan kecuali mendapat persetujuan dari direksi
teknis.
b. Tata cara pembayaran
Kuantitas yang diterima dari berbagai mutu beton yang ditentukan
sebagaimana yang disyaratkan di atas, akan dibayar pada harga kontrak untuk
mata pembayaran dan menggunakan satuan pengukuran yang ditunjukkan
dalam daftar kuantitas. Harga dan pembayaran harus merupakan kompensasi
penuh untuk seluruh penyediaan dan pemasangan seluruh bahan yang tidak
dibayar dalam mata pembayaran lain, termasuk "water stop", lubang sulingan,
bekisting, perancah untuk pencampuran, pengecoran, pekerjaan akhir dan
perawatan beton, dan untuk semua biaya lainnya yang perlu dan lazim untuk
penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana mestinya.
3. Pekerjaan a. Tata cara pengukuran
Perpipaan dan Pekerjaan perpipaan, di lakukan pengukuran terhadap pipa yang sudah
Aksesoris terpasang di lapangan di lakukan pengukuran atau jumlah yang terpasang
dalam satuan meter panjang atau sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan
pada Gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Pekerjaan Aksesoris dihitung sesuai dengan Aksesoris & Fitting yang
terpasang di lapangan.
Material on-site dapat diperhitungkan sesuai dengan SSKK.
b. Tata cara pembayaran
Kuantitas (Panjang pipa dan jumlah aksesoris terpasang) yang diterima dari
hasil pengukuran di lapangan, akan dibayar menurut harga satuan sesuai
dengan mata pembayaran.
F. Metode Pelaksanaan Pekerjaan
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Optimalisasi SPAM IKK Kota Bau-Bau dapat di uraikan sebagai berikut:
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1 DIREKSI KEET
a. Bangunan Sementara
Sebelum pemborong memulai pelaksanaan pekerjaan ini diharuskan menyediakan dan
mendirikan Direksi Keet berupa bangunan sementara yang berukuran minimal 12.00 m2.
b. Kelengkapan Direksi Keet
Sebagai kelengkapan direksi keet guna penyelesaian administrasi di lapangan, maka
sebelum pelaksanaan pekerjaan ini dimulai pemborong harus terlebih dahulu melengkapi
peralatan antara lain:
 Soft board menempel di dinding
 1 buah meja rapat (sederhana)
 Selesai pelaksanaan proyek ini (FHO) semua peralatan / kelengkapan tersebut dalam
ayat ini menjadi milik kontraktor, dengan demikian pembiayaannya dianggap sewa.
c. Alat-alat yang harus senantiasa tersedia di Proyek untuk setiap saat dapat digunakan oleh
direksi Lapangan adalah :
 1 buah kamera
 1 buah alat ukur panjang
 1 buah personal komputer dan printer
 1 set Alat Pelindung Diri (APD)
 1 set kotak P3K

1.2 SARANA PEKERJAAN


a. Kontraktor wajib memasukkan identifikasi tempat kerja bagi semua pekerjaan yang
dilakukan di luar lapangan sebelum pemasangan peralatan yang dimiliki serta jadwal
kerja.
b. Semua sarana kerja yang digunakan harus benar-benar baik dan memenuhi persyaratan
kerja sehingga memudahkan dan melancarkan kerja di lapangan
c. Penyediaan tempat penyimpanan bahan / material di lapangan harus aman dari segala
kerusakan hilang dan hal - hal dasar yang mengganggu pekerjaan lain yang sedang
berjalan.
1.3 PENGATURAN JAM KERJA DAN PENGERAHAN TENAGA KERJA
a. Pemborong harus dapat mengatur sedemikian rupa dalam hal pengerahan tenaga kerja
pengaturan jam kerja maupun penempatan bahan hendaknya dikonsultasikan terlebih
dahulu dengan Konsultan pengawas lapangan. Khususnya dalam pengerahan tenaga
kerja dan pengaturan jam kerja dalam pelaksanaannya harus sesuai dengan peraturan
perburuhan yang berlaku.
b. Kecuali ditentukan lain, Pemborong harus menyediakan akomodasi dan fasilitas-fasilitas
lain yang dianggap perlu misalnya (air minum, toilet yang memenuhi syarat-syarat
kesehatan dan fasilitas kesehatan lainya seperti penyediaan perlengkapan PPPK yang
cukup serta pencegahan penyakit menular)
c. Pemborong harus membatasi daerah operasinya di sekitar tempat pekerjaan tidak
melanggar wilayah bangunan-bangunan lain yang berdekatan, dan pemborong harus
melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki tempat pekerjaan
1.4 PERLINDUNGAN TERHADAP BANGUNAN / SARANA YANG ADA
a. Segala kerusakan yang timbul pada bangunan / konstruksi sekitarnya menjadi tanggung
jawab Pemborong untuk memperbaikinya, bila kerusakan tersebut jelas akibat
pelaksanaan pekejaan.
b. Selama pekerjaan berlangsung Pemborong harus selalu menjaga kondisi jalan sekitarnya
dan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat
pelaksanaan pekerjaan ini.
c. Kontraktor wajib mengamankan sekaligus melaporkan / menyerahkan kepada pihak yang
berwenang bila nantinya menemukan benda-benda bersejarah.

1.5 PEMBERSIHAN DAN PENEBANGAN POHON-POHON


a. Lapangan terlebih dahulu harus dibersihkan dari rumput, semak, akar-akar pohon.
b. Sebelum pekerjaan lain dimulai, lapangan harus selalu dijaga, tetap bersih dan rata.
c. Pemborong tidak boleh membasahi, menebang atau merusak pohon-pohon atau pagar,
kecuali bila telah ditentukan lain atau sebelumnya diberi tanda pada gambar-gambar yang
menandakan bahwa pohon-pohon dan pagar harus disingkirkan. Jika ada sesuatu hal
yang mengharuskan Pemborong untuk melakukan penebangan, maka ia harus mendapat
ijin dari Pemberi tugas.

1.6 PENJAGAAN DAN PAPAN NAMA


a. Pemborong bertanggung jawab atas penjagaan, penerangan dan perlindungan terhadap
pekerjaannya yang dianggap penting selama pelaksanaan, dan sekaligus menempatkan
petugas keamanan untuk mengatur sirkulasi / arus kendaraan keluar / masuk proyek.
b. Sebelum kontraktor mulai melaksanakan pekerjaannya, maka terlebih dahulu melihat
kondisi keamana lingkungan sekitar.
c. Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor harus memasang papan nama proyek.

1.7 PEKERJAAN PENYEDIAAN AIR BERSIH DAN DAYA LISTRIK UNTUK BEKERJA
a. Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dari PDAM. Air harus bersih, bebas dari
debu, bebas dari lumpur, minyak dan bahan-bahan kimia lainnya yang merusak.
Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan rencana.
b. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan
sementara PLN setempat selama masa pembangunan, atau penggunaan diesel untuk
pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara atas
persetujuan Konsultan pengawas. Daya listrik juga disediakan untuk mensuplai kantor
Direksi Lapangan.
c. Segala Biaya atas pemakaian daya dan air di atas adalah beban Kontraktor.
1.8 MENGADAKAN PENGUKURAN DAN PEMASANGAN BOUWPLANK
a. Pengukuran Tapak kembali.
 Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi
pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian
tanah, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang sudah ditera kebenarannya.
 Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang
sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Konsultan pengawas / Direksi untuk
diminta keputusannya.
 Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat
waterpass yang ketepatannya dapat dipertanggungjawabkan.
 Kontraktor harus menyediakan waterpass beserta petugas yang melayaninya untuk
kepentingan pemeriksaan Konsultan pengawas / Direksi selama pelaksanaan Proyek.
 Pengukuran sudut siku dengan prisma atau barang secara azas segitiga phytagoras
hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujuii oleh Direksi.
 Segala pekerjaan pengukuran dan persiapan termasuk tanggungan Kontraktor.

b. Pengukuran dan Titik Peil (0,00) Bangunan


Pemborong harus mengadakan pengukuran yang tepat berkenaan dengan letak /
kedudukan bangunan terhadap titik patok / pedoman yang telah ditentukan, siku
bangunan maupun datar (water Pass) dan tegak lurus bangunan harus ditentukan dengan
memakai alat water pass instrument / Theodolith. Hal tersebut dilaksanakan untuk
mendapatkan tegel, langit-langit dan sebagainnya dengan hasil yang baik dan siku.
Untuk mendapatkan titik Peil harap disesuaikan dengan notasi-notasi yang tercantum
pada gambar rencana (Lay Out), dan bila terjadi penyimpangan atau tidak sesuainya
antara kondisi lapangan dengan Lay Out, Pemborong harus melapor pada Konsultan
pengawas / Perencana.

c. Pemasangan Bouwplank
 Pemborong bertanggung jawab atas ketepatan serta kebenaran persiapan Bowplank /
pengukuran pekerjaan sesuai dengan referensi ketinggian, dan bench mark yang
diberikan Konsultan pengawas secara tertulis serta bertanggung jawab atas
ketinggian, posisi, dimensi, serta kelurusan seluruh bagian pekerjaan serta pengadaan
peralatan, tenaga kerja yang diperlukan.
 Bilamana suatu waktu dalam proses pembangunan ternyata ada kesalahan dalam hal
tersebut di atas, maka hal tersebut merupakan tanggung jawab Pemborong serta wajib
memperbaiki kesalahan tersebut dan akibat-akibatnya, kecuali bila kesalahan tersebut
disebabkan referensi tertulis dari Direksi Pekerjaan.
 Pengecekan pengukuran atau lainnya oleh Konsultan pengawas atau wakilnya tidak
menyebabkan tanggung-jawab Pemborong menjadi berkurang.
Pemborong wajib melindungi semua bench mark, dan lain-lain atau seluruh refferensi
dan realisasi yang perlu pada pengukuran pekerjaan ini.
 Bahan dan Pelaksanaan.
- Tiang Bowplank menggunakan kayu meranti ukuran 5/7 dipasang setiap jarak
2.00 m1, sedangkan papan bowplank ukuran 2/20 dari kayu meranti dipasang
datar Water Pass.
- Pemasangan bowplank harus sekeliling bangunan dengan jarak 2,00 m1 dari as
tepi bangunan dengan patok - patok yang kuat, bowplank tidak boleh dilepas /
dibongkar dan harus tetap berdiri tegak pada tempatnya sehingga dapat
dimanfaatkan hingga pekerjaan mencapai tahapan trasraam tembok bawah.

2. PEKERJAAN TANAH
2.1 Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pembuangan dan penimbunan kembali lapis atas (top soil), semua pekerjaan
penggalian dan penimbunan termasuk penggalian untuk pekerjaan jalan, saluran air hujan dan
gorong-gorong, pembuangan tanah kelebihan atau material-material lain yang tidak
dikehendaki keluar proyek serta pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan dengan itu yang
disesuaikan dengan gambar-gambar dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Semua penggalian dan pekerjaan tanah yang diperlukan harus dilaksanakan menurut kontrak
dan semua hal-hal yang bersangkutan dengan tersebut, harus dilaksanakan sesuai dengan
syarat-syarat dan petunjuk-petunjuk yang diberikan disini.
Syarat-syarat dan petunjuk yang diberikan disini harus diterapkan, kecuali bilamana syarat dan
petunjuk tersebut dirubah secara tertulis oleh Direksi untuk bagian-bagian pekerjaan tertentu.

2.2 Pembersihan
Semua daerah disekitar jalur yang perlu dibersihkan seperti yang ditentukan oleh Direksi
Pekerjaan, harus dibersihkan dari segala pohon-pohon, sampah dan bahan lain yang
mengganggu dan bahan-bahan itu harus dipindahkan dari tempat kerja atau dibuang, kecuali
bila ada ketentuan lain yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Umumnya hanya pohon-pohon
yang mengganggu bangunan yang dimaksudkan dalam spesifikasi ini yang harus dipindahkan,
sedang pohon-pohon yang disepanjang jalan tetap dibiarkan disuatu tempat selama tidak
mengganggu, dan/atau ditunjuk ditempat-tempat yang ditunjuk oleh Direksi disepanjang tepi
jalan atau batas tanah (right of way) dan tetap menjadi milik Employer. Pagar-pagar, dinding-
dinding, bangunan-bangunan reruntuhan dan tempat-tempat pekerjaan-pekerjaan harus
dibuang menurut persetujuan Direksi Pekerjaan. Pekerjaan dianggap disetujui sesudah semua
bahan-bahan yang tidak berguna dan peralatan dikumpulkan. Kontraktor diminta untuk memulai
pembersihan jauh sebelum pekerjaan pembangunan dimulai.
Tempat pekerjaan harus bersih dari semak-semak dan rintangan-rintangan lainnya, sedangkan
pohon-pohon atau pagar hidup tidak boleh ditebang atau disingkirkan kecuali yang ada dalam
batas penggalian atau yang jelas diberi tanda gambar bahwa pohon/pagar hidup tadi harus
disingkirkan. Bila disebabkan oleh suatu hal Kontraktor harus melakukan penebangan, maka
Kontraktor harus meminta izin/petunjuk terlebih dahulu dari Direksi Pekerjaan.
Seluruh sisa penggalian yang tidak memenuhi syarat buat penimbunan dan penimbunan
kembali, juga seluruh sisa-sisa puing, reruntuhan-reruntuhan, sampah-sampah harus
disingkirkan dari lapangan pekerjaan. Seluruh biaya untuk ini adalah tanggung jawab
Kontraktor.

3. PEKERJAAN BETON
3.1 Lingkup Pekerjaan
Semua beton yang dikehendaki untuk digunakan bagi semua bangunan dan saluran yang akan
dikerjakan dengan spesifikasi ini dan untuk semua maksud yang berhubungan dan
sebagaimana diminta oleh Direksi harus terdiri dari bahan-bahan yang diperinci disini dan
harus dicampur dengan perbandingan yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang tersebut
disini.
Setiap syarat dan ketentuan tidak termaktub disini sesuai dengan Standar Indonesia untuk
beton NI-2 PBI 1971.

3.2 Bahan
a. Semua Portland harus dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan
dalam semen Portland.
b. Semua besi beton harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang
ditetapkan tentang besi beton.
c. Semua pasir dan agregat kasar yang digunakan dalam beton, spesi/mortar dan spesi injeksi
dalam spesifikasi ini harus disediakan oleh Kontraktor sesuai dengan syarat-syarat yang
sudah diterangkan.
d. Air yang dipakai harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan didepan.

3.3 Kelas Mutu Beton


Kelas dan mutu beton harus sesuai dengan standar Beton Indonesia NI-2 dan PBI-1971,
menurut table dibawah ini.
CONTOH KATEGORI PENGAWASAN TERHADAP
’bm ’bm PENGGUNAAN DARI
KLS KUALITAS KEKUATAN
MUTU kg/cm2 S=46kg/cm2 BANGUNAN AIR BANGUNAN
AGREGAT TEKANAN
BERSIH (TUJUAN)

I BO - - - NON Periksaan dengan Tidak ada pengujian


STRUKTURAL mata

II BI - - - NON Periksaan dengan Tidak ada pengujian


STRUKTURAL teliti

K 125 125 200 Lantai Kerja Pengujian Pengujian akan


NON mendetail dengan diadakan
STRUKTURAL analisa ayakan

K 175 175 250 Trust Block, Pondasi Pengujian Pengujian akan


Jembatan Pipa mendetail dengan diadakan
STRUKTURAL analias ayakan
IPA Beton, Pengujian
K>225 >225 300 BPT, Reservoir, STRUKTURAL mendetail Pengujian akan
III Pondasi Gense- Pompa dengan analisa diadakan
ayakan

Jika tidak ditentukan lain, yang diartikan kekuatan tekan beton senantiasa ialah kekuatan tekan
yang diperoleh dari pemeriksaan benda uji kubus yang berisi 15 cm ( 0,06) pada umur 28 hari.
3.4 Pencampuran dan Pengecoran
a. Komposisi/Campuran Beton
 Beton harus dibentuk dari semen Portland, pasir, kerikil/batu pecah., air; semuanya
dicampur dalam perbandingan yang serasi dan diolah sebaik-baiknya sampai pada
kekentalan yang baik/tepat.
 Untuk beton mutu “B” campuran yang biasa untuk pekerjaan non structural dipakai
perbandingan dari semen Portland, terhadap pasir dan agregat kasar tidak boleh
kurang dari 1:8. Banyaknya semen untuk tiap m3 sedikitnya harus 225 kg.
 Untuk beton 1 : 2 : 3, campuran nominal dari semen Portland, pasir dan kerikil/batu
pecahan harus digunakan dengan perbandingan volume 1:1,5:2,5 atau banyaknya
semen untuk tiap m3 beton minimum harus sampai 325 kg.
 Untuk beton 1 : 2 : 3, mutu-mutu lainnya yang lebih tinggi harus dipakai “campuran
yang direncanakan” (job mix formula/design mix). Campuran yang direncanakan
diketemukan dari percobaan-percobaan campuran yang memenuhi kekuatan
karakteristik yang diisyaratkan. Banyaknya semen untuk tiap m3 beton paling tidak
harus 325 kg.
 Tingkat agregat yang kasar untuk kelas II-derajat K125 dan untuk kelas II-derajat K
175 – beton harus berada dalam batas yang telah ditentukan diatas dan kontraktor
harus memperoleh derajat yang patut, bila perlu akan dites oleh Direksi Pekerjaan,
dengan mengkombinasikan ukuran agregat yang proporsional agar didapat derajat
yang patut.
 Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai untuk berbagai
pekerjaan (sesuai kelas mutu) harus dipakai dari waktu selama berjalannya pekerjaan,
demikian juga pemeriksaan terhadap agregat dan beton yang dihasilkan.
Perbandingan campuran dan faktor air semen yang tepat akan ditetapkan atas dasar
beton yang dihasilkan, juga mempunyai kepadatan yang tepat, kekedapan, awet dan
kekuatan yang dikehendaki, dengan tidak memakai semen terlau banyak.
 Faktor air semen dari beton (Tidak terhitung air yang dihisap oleh agregat) tidak boleh
melampaui 0,55 (dari beratnya) untuk kelas III dan jangan melampaui 0,60 (dari
beratnya) untuk kelas lain-lainnya. Pengujian beton dilakukan Direksi Pekerjaan dan
perbandingan campuran harus diubah jika perlu untuk tujuan atau penghematan yang
dikehendaki, kegairahan bekerja, kepadatan, kekedapan, awet atau kekuatan dan
Kontraktor tidak berhak atas penambahan kompensasi disebabkan perubahan yang
demikian.

3.5 Perlengkapan Mengaduk


Kontraktor harus meneyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai ketelitian yang
cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah masing-masing bahan pembentukan beton,
yang harus mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan.
a. Mengaduk
Bahan-bahan pembentukan beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin pengaduk
beton yaitu “Batch Mixer” atau “Portable Continuous Mixer” selama sedikitnya1,5 menit
sesudah semua bahan (kecuali untuk air dalam jumlah yang penuh) ada dalam mixer.
Waktu pengadukan ditambah bila mesin pengaduk berkapasitas lebih besar dari 1,5 m3.
Direksi berwenang menambah waktu pengadukan jika gagal mendapatkan hasil adukan
dengan susunan kekentalan dan warna yang merata/seragam. Beton harus seragam dalam
komposisi dan konsistensi dari adukan ke adukan, kecuali bila dimintakan adanya
perubahan dalam komposisi atau konsistensi. Air harus dituangkan lebih dahulu dan selama
pekerjaan mencampur. Pengadukan yang berlebih-lebihan (lamanya) tidak diperkenankan.
Pencampuran dengan tangan diizinkan jika pada lokasi-lokasi tertentu sebuah Portable
Mixer tak mungkin digunakan menurut pendapat Direksi Pekerjaan. Untuk mempermudah
pencampuran ini kontraktor akan membuat beton massif dengan ketebalan tidak kurang
dari 5 cm, licin, rata dengan luas 2 cm2, diliputi dengan parapet setinggi 10 cm.
b. Suhu
Suhu beton sewaktu dicor/dituang, tidak boleh lebih dari 32 oC dan tidak kurang dari 4,5
oC. Bila suhu beton antara 27 oC dan 32 oC, beton harus diaduk ditempat pekerjaan untuk
kemudian langsung dicor. Bila lebih dari 32 oC, Kontraktor harus mengambil langkah-
langkah efektif, misalnya mendinginkan agregat dengan mencampur air dan mengecor
pada waktu malam hari bila perlu, mempertahankan suhu beton, untuk dicor pada suhu
dibawah 32 oC.
c. Pengecoran
 Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, baja tulangan beton,
penyokong dan pengikatan dan penyiapan-penyiapan permukaan yang berhubungan
dengan pengecoran yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
 Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran beton
(cetakan, lantai kerja) harus bersih dari air yang menggenang, reruntuhan atau bahan
lepas.
 Permukaan-permukaan Construction Joints harus bersih dan lembab ketika ditutup
dengan beton baru atau adukan; dibersihkan dengan cara-cara yang disetujui dan
kemudian dicuci seluruhnya dengan penyemprotan air dengan tekanan udara sebelum
pengecoran beton baru. Pembersihan dan pencucian harus dilaksanakan pada
kesempatan terakhir dari pengecoran beton. Semua genangan-genangan air harus
dibuang dari permukaan Construction Joints sebelum beton baru dicor.
 Cara-cara dan alat yang digunakan untuk pengangkatan beton harus sedemikian
sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat dibawa
ketempat pekerjaan tanpa adanya pemisahan dan kehilangan bahan yang
menyebabkan perubahan nilai slump.
 Beton dicor hanya pada waktu Direksi Pekerjaan atau wakilnya yang ditunjuk serta
pengawas Kontraktor yang setara ada ditempat kerja. Permukaan Construction Joints
harus dilapisi penutup yang terbuat dari adukan semen (air pasta semen) atau ditutup
dengan lapisan spesi/mortar harus mempunyai perbandingan semen dan pasir seperti
campuran beton yang bersangkutan kecuali ditentukan lain, demikian juga
konsistensinya.
 Beton harus segera dicor pada adukan yang baru. Dalam pengecoran beton pada
Construction Joints yang telah terbentuk, penjagaan khusus harus dijalankan dengan
pembobokan dan peralatan dengan memakai alat-alat yang cocok.
 Tidak diperkenankan pencampuran/pemotongan kembali beton. Beton yang sudah
mengeras harus dibuang dan tidak dibayar untuk pekerjaan itu. Transportasi dari
pengadukan sampai pengecoran beton jangan terlalu jauh.
 Kecuali ada penyetopan/pemotongan oleh hubungan (joints), semua penuangan beton
harus selalu kira-kira berlapis-lapis horizontal dan umumnya tebalnya tidak lebih dari 50
cm. Direksi Pekerjaan berhak mengurangi tebal tersebut apabila pengecoran dengan
tebal lapisan-lapisan 50 cm tidak dapat memenuhi spesifikasi ini.
 Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras. Selama hujan air semen
atau spesi tidak boleh dihamparkan pada construction joints dan air semen atau spesi
yang hanyut dan terhampar harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan dilanjutkan.
Suatu pengecoran tidak boleh terputus sebelum bagian tersebut selesai.
 Ember-ember/backet beton yang dipakai harus sanggup menuang dengan tepat pada
slump yang rendah dan memenuhi syarat-syarat campuran pada mana mekanisme
pembuangan harus dibuat dengan kapasitas sedikitnya 0,35 m3 sekali tuang. Ember
beton harus mudah untuk diangkat/diletakkan dengan alat-alat lainya dimana diperlukan
terutama bagi lokasi-lokasi yang terbatas.
 Keadaan construction joints harus mendekati horizontal jika tidak ada ketentuan lain dari
yang ditunjukkan pada gambar atau diperintahkan oleh Direksi.
 Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai kepadatan maksimum yang mungkin,
sehingga ia bebas dari kantong-kantong kerikil dan menutup rapat-rapat semua
permukaan dari cetakan dan material yang dilekatkan. Dalam pemadatan setiap lapisan
dari beton, kepala alat penggetar (vibrator) harus dapat menembus dan menggetarkan
kembali beton pada bagian atas dari lapisan yang terletak di bawah. Semua beton harus
dipadatkan dengan alat penggetar type immersion beroperasi dengan kecepatan paling
sedikit 7000 putaran per menit ketika dibenamkan dalam beton.

3.6 Pembukaan Cetakan dan Pemeliharaan


a. Waktu dan Cara-Cara Pembukaan Cetakan
 Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan harus dikerjakan dengan hati-
hati untuk menghindarkan kerusakan pada beton. Beton yang masih muda tidak
diijinkan untuk dibenahi. Beton yang baru dibuka cetakannya diperlihatkan kepada
Direksi untuk dinilai kualitas pengecorannya, beton yang hasilnya banyak keropos
sampai tulangan terlihat, harus mendapatkan penanganan tersendiri atas petunjuk
Direksi.
 Umumnya, diperlukan waktu min. 2 hari sebelum cetakan dibuka untuk dinding-dinding
yang tidak bermuatan dan cetakan-cetakan samping lainnya dan tujuh hari untuk
dinding-dinding pemikul dan saluran-saluran.
b. Perawatan (Curing)
 Semua beton harus dirawat (cured) dengan air. Direksi berhak menentukan cara
perawatan bagaimana yang harus digunakan pada bagian-bagian pekerjaan.
 Beton harus tetap basah paling sedikit 14 hari terus-menerus (segera sesudah beton
cukup keras untuk mencegah kerusakan) dengan menutupnya dengan bahan yang
dibasahi air atau cara-cara yang disetujui yang akan menjaga agar permukaan selalu
basah. Air yang digunakan dalam perawatan harus memenuhi spesifikasi.
c. Perlindungan (Protection)
Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan sebelum terakhir
diperiksa oleh Direksi. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar
matahari langsung paling sedikit 3 hari sesudah pengecoran.
d. Penyelesaian-penyelesaian dan Penyempurnaan
 Penyempurnaan permukaan beton harus dilaksanakan oleh tukang yang ahli dan
disaksikan oleh Direksi. Permukaan beton akan diuji/ditest oleh Direksi jika perlu.
Ketidakteraturan digolongkan sebagai sekonyong-konyong (abrupt) atau lambat laun
(gradual).
 Offset yang disebabkan oleh pemindahan atau penempatan cetakan yang salah yang
membentuk garis-garis, yang disebabkan mata kayu lepas pada cetakan atau
kerusakan lain dari kayu, akan dianggap sebagai ketidakteraturan yang sekonyong-
konyong (abrupt) dan akan diuji dengan pengukuran langsung. Semua ketidak
teraturan lainnya dapat dianggap sebagai ketidak teraturan yang gradual dan akan
diperiksa oleh Direksi. Sebelum menerima pekerjaannya, Kontraktor harus
membersihkan semua permukaan yang terbuka dari kerak-kerak dan kotoran lainnya.
e. Perbaikan Permukaan Beton
 Bila sesudah pembukaan cetakan ada beton yang tidak tercetak menurut gambar atau
permukaan tidak rata atau keropos, ternyata ada permukaan yang rusak, hal ini
dianggap tidak sesuai spesifikasi. Ketidaksesuaiannya akan mendapat penilaian
tersendiri yang akan diberikan oleh Direksi dan kalau Direksi memerintahkan untuk
dibongkar maka beton harus dibuang dan diganti oleh Kontraktor atas bebannya
sendiri kecuali bila Direksi memberikan ijinnya untuk menambal tempat yang rusak,
dalam hal mana penambalan harus dikerjakan seperti yang telah tercantum dalam
pasal-pasal berikut.
 Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang terdiri dari
sarang kerikil, kerusakan karena cetakan, lubang-lubang karena keropos, lubang-
lubang baut, ketidakrataan oleh pengaruh sambung-sambungan cetakan, dan
bergeraknya cetakan. Ketidakrataan dan bengkok harus dibuang dengan pemahat
atau dengan alat lain dan seterusnya digosok dengan batu gerinda. Semua lubang
harus terus-menerus dibasahi selama 24 jam sebelum dicor dan seterusnya
disempurnakan.
 Jika menurut pendapat Direksi hal-hal yang tidak sempurna pada bagian bangunan-
bangunan yang akan terlihat sedemikian, sehingga dengan penambalan saja tidak
memuaskan, Kontraktor diwajibkan untuk menutup seluruh dinding (dengan spesi
plester), sesuai dengan instruksi dari Direksi.
 Cacat lubang-lubang tempat cukilan dari sarang kerikil atau keropos kecil yang akan
diperbaiki, harus diisi dengan spesi/mortar tambalan yang kering yang disusun dari
satu bagian semen Portland dengan dua bagian pasir beton bersama dengan bahan
pengisi yang tidak susut, yang disetujui Direksi, dalam jumlah yang diperinci oleh
pabrik dan dengan air yang cukup sehingga sesudah bahan-bahan spesi dicampur
akan melekat satu sama lain dan apabila diremas-remas menjadi bola dan ditekan
dengan tidak akan mengeluarkan air. Spesi penambal harus dikerjakan dengan
lapisan-lapisan yang tipis dan selalu dipadatkan dengan alat yang cocok.
f. Pengukuran dan Pembayaran
Semua beton dimintakan untuk pekerjaan dalam spesifikasi ini harus tercakup dalam harga
satuan yang ditawarkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk bagian-bagian yang
sesuai dimana beton dipergunakan. Harga satuan yang ditawarkan untuk pekerjaan
semacam itu harus mencakup air, pasir dan kerikil/batu pecah, bahan penambah
(admixture), non-shrink compound, cetakan-cetakan, minyak cetakan, pengolahan
pencampuran, pemeliharaan temperatur, pengangkutan, persiapan untuk pengecoran,
pengecoran, pembukaan cetakan-cetakan, perawatan (curing), perlindungan,
penyempurnaan dan perbaikan permukaan beton, serta semua pekerjaan lainnya, sesuai
persyaratan dan keperluan yang tercakup disini.

3.7 Pengetesan Beton


a. Percobaan-Percobaan Pendahuluan
 Sebelum pekerjaan beton dimulai Kontraktor wajib mengadakan percobaan
pendahuluan untuk meguji apakah bahan yang dipakai serta campuran yang
direncanakan dapat dicapai kekuatan serta mutu yang disyaratkan.
 Bahan serta campuran yang mencapai mutu beton yang disyaratkan dipakai standar
bagi pelaksanaan dan setiap kali akan diadakan percobaan pendahuluan juga.
 Jika tidak ditentukan lain oleh direksi jumlah benda uji adalah 20 buah yang dapat
diambilkan dari beton-beton yang dicor pada tarif permulaan pekerjaan seperti untuk
bagian-bagian konstruksi non structural ataupun yang direncanakan dengan mutu BI
(yang ditegaskan dalam gambar).
 Kalau jumlah benda uji tidak mungkin diambil sebanyak itu maka harus diambil
sedemikian rupa secara random dan dengan perhitungan statistik yang sesuai.
Pemeriksaan benda-benda uji dapat dilaksanakan pada umur beton yang kurang dari
28 hari dengan memperlihatkan perbandingan kekuatan beton pada berbagai umur
seperti dibawah ini :
3 7 14 21 28
Umur beton (hari)

PC biasa 0.4 0.65 0.8 0.95 1.00

PC dengan kekua- 0.5 0.75 0.9 0.95 1.00


tan awal yang tinggi

b. Pemeriksaan Mutu Beton dan Mutu Pelaksanaan


Selama masa pelaksanaan, mutu beton harus diperiksa dengan mengambil dan memeriksa
benda-benda uji.
Apabila salah satu syarat diatas tidak dipenuhi maka Kontraktor wajib menyelidikinya
sebab-sebab dari penyimpangan serta melaporkan hasilnya kepada Direksi disertai usul-
usul mengenai perbaikan-perbaikan selanjutnya dan pengecoran beton harus segera
dihentikan.
Tindakan yang diambil bila dari pemeriksaan benda uji tidak memenuhi syarat:
 Jika pengecoran belum selesai maka pengecoran harus dihentikan dan dalam waktu
singkat diadakan percobaan non destruktif pada bagian konstruksi yang dianggap
meragukan. Untuk itu dapat dilakukan pengujian dangan concrete tester atau
mengambil benda uji dari bagian konstruksi (pada tempat-tempat yang tidak terlalu
banyak mempengaruhi kekuatan konstruksi dan harus dibawah pengawasan seorang
ahli).
 Mutu beton dianggap memenuhi syarat dan pengecoran bias dilanjutkan apabila
kekuatan tekan beton karakteristik minimal sama dengan 80 % dari nilai kekuatan
beton karakteristik yang disyaratkan.
 Apabila tidak dipenuhi persyaratan diatas maka dapat diambil percobaan pembebanan
langsung dan dianggap memenuhi syarat dan pengecoran bisa dilanjutkan bila
kekuatan beton karakteristik minimal sama dengan 70 % dari nilai yang disyaratkan.
 Apabila syarat-syarat diatas masih belum terpenuhi maka harus dicari pemecahan,
misal dengan memberikan kekuatan-kekuatan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Apabila tidak bias dilaksanakan demikian, baru bagian konstruksi yang meragukan
tersebut dibongkar.
 Semua biaya yang dikeluarkan harus ditanggung oleh Kontraktor karena hal tersebut
dianggap disebabkan oleh kesalahan Kontraktor.
3.8 Pembuatan Benda Uji
Benda uji dibuat dengan bentuk kubus (15 cm atau 20 cm) atau silinder diameter 15 cm hingga
30 cm dan perbandingan kekuatan tekan dapat dilihat sebagai berikut :

Benda Uji Perbandingan Kekuatan Tekan

Kubus 15 x 15 x 15 cm 1.00
Kubus 20 x 20 x 20 cm 0.95
Silinder 15 x 30 cm 0.83

4. PEKERJAAN PERPIPAAN DAN AKSESORIS


4.1 Pipa GI
4.1.1 Diameter Pipa
Kecuali ditentukan lain, pipa dengan ukuran diameter nominal berikut ini harus mempunyai
ukuran diameter luar dan ketebalan dinding minimum sebelum dilapisi pelindung dalam dan
luar sebagai berikut :
Diameter Luar dan Ketebalan Dinding Pipa Baja

Diameter Nominal Diameter Luar Ketebalan Dinding


(mm) (mm) Minimum (mm)

100 114,3 4,5


150 168,3 5,0
200 219,1 5,8
250 273,0 6,4
300 323,8 6,4
350 355,6 6,4
400 406,4 6,4
CATATAN:
+ 10
Toleransi tebal untuk pipa tipis adalah %
-8

4.1.2 Fitting
Semua fitting baja / steel harus dari bahan yang sama dan difabrikasi sesuai dengan
spesifikasi yang ditentukan dan harus didisain dengan kekuatan yang sama dengan pipanya.
4.1.3 Sambungan
a. Lengkungan dan pipa baja yang akan dipasang di tanah harus mempunyai satu ujung pipa
polos. Ujung pipa yang lain harus berbentuk socket menurut DIN 2461 atau mempunyai
selongsong luar yang dilas. Selongsong luar harus dari mutu Schedule 40 atau standard
yang setara. Selongsong ini boleh dipotong dari pipa yang sesuai atau dibuat dari strip
baja karbon. Tebal dinding dan panjang selongsong minimal harus sesuai dengan tebal
minimal pipa.
b. Pipa-pipa baja yang akan dipasang diatas tanah dapat dilas menumpu atau disambung
dengan flens menurut pilihan kontraktor.
4.1.4 Alat-alat Bantu
Reducer (tapers) harus bertipe konsentris kecuali untuk bagian penyedot pipa dimana harus
dipakai reducer eksentris. Panjang semua reducer minimal harus 3 x selisih diameter ujung
yang besar dengan yang kecil. Tebal dinding reducer minimal harus sama dengan diameter
pipa baja yang lurus pada ujung yang diameternya lebih besar dimana reducer dipasang.
4.1.5 Lapisan Dalam Pipa Baja
 Pelapisan Pipa Perlindungan Luar Untuk Pipa Galvanis.
a. Pipa dilapis seng dengan cara dicelup ke dalam larutan seng panas (hot dip galvanizing)
atau tanpa lapisan yang digunakan untuk penyaluran air.
b. Permukaan lapisan seng pada Pipa Galvanis harus merata dan tidak boleh ada yang
tidak terlapisi dan harus memperlihatkan warna seng yang seragam.
c. Untuk pipa yang dilapis seng, komposisi kimia bahan baku pelapis harus berkadar seng
(Zn) minimum 98,5%.
 Penandaan
Pada bagian luar untuk setiap pipa dan accessories harus ditandai dengan:
a. Logo/merek pabrik pembuat
b. Kelas (Lgh = tipis, Med = medium dan Hvy = tebal)
c. Diameter nominal
d. Panjang
4.2 Pipa HDPE
4.2.1 Kriteria Perencanaan
a. Pipa HDPE harus memiliki kualitas dengan kelas PE 100, S-5, SDR-11, PN-16 dan sesuai
dengan yang disyaratkan dalam SNI 4829.2:2015
b. Bahan baku untuk membuat pipa HDPE harus sesuai dengan SNI 4829.1, bahan baku
pipa untuk saluran air minum terbuat dari material polietilena bermassa tinggi, baik
natural atau kompon.
c. Pemasok bertanggung jawab bila ada kegagalan dalam pengujian unsur bahan pipa yang
dilaksanakan oleh laboratorium independen.
4.2.2 Sambungan
Sambungan pipa HDPE untuk saluran air minum mengacu standard SNI 4829.5.2012
tentang Sistem perpipaan plastik – Pipa polietilena (PE) dan fitting untuk sistem penyediaan
air minum bagian 5 Kessesuaian penggunaan dalam sistem.
a. Sambungan Electrofusion
Sambungan antara satu soket PE atau fiting saddle dan pipa atau fiting dengan ujung
spigot, disambungkan dengan pemanasan fiting electrofusion dengan efek joule dari
elemen pemanas yang terdapat pada permukaan sambungan, yang akan menyebabkan
bahan yang berdampingan akan meleleh dan pipa serta fiting akan menyatu.
b. Sambungan Butt Fusion
Penyambungan dilakukan dengan menempelkan ujung pipa yang rata pada pelat
pemanas sampai bahan PE mencapai suhu fusion, kemudian alat pemanas yang
dipindahkankan dan bagian pipa yang melunak ditempelkan dan ditekan satu sama lain.
c. Sambungan Saddle Fusion
Penyambungan dilakukan dengan memanaskan permukaan lengkung dari saddle dan
permukaan luar dari pipa dengan menempelkannya pada alat pemanas sampai bahan
PE mencapai suhu fusion, segera pindahkan plat pemanas dan menekankan kedua
permukaan ujung pipa yang melunak satu sama lain.
d. Sambungan Secara Mekanis
Menyambung pipa PE dengan pipa PE lainnya atau dengan elemen lainnya dalam satu
sistem perpipaan yang umumnya menggunakan kompresi dengan tujuan agar pipa
memiliki kuat tekan dan resistensi serta tidak bocor saat menahan beban akhir
e. Penandaan (Marking)
Masing-masing pipa HDPE, fitting dan accesories harus mempunyai tanda pabrik
pembuat, tahun pembuatan, diameter nominal (DN), kelas pipa dan tekanan nominalnya
(PN), kata “PE” pada bahan pipa.
f. Penyerahan
Pemasok harus menyediakan bagi Pihak Pembeli dokumen-dokumen berikut :
 Suatu catatan aktual tentang pengujian dan inspeksi yang diterima oleh Pihak
Pembeli yang hasilnya sesuai dengan standard yang diterima.
 Gambar pipa dan sambungan secara rinci (shop drawing).
 Hasil test kekerasan dan daya rentang.
 Hasil test hidrostatik.
 Laporan pengujian material gasket karet.
g. Pembayaran dan Penyerahan Barang
Harga satuan atau lump sum untuk pemasokan pipa dan fitting harus termasuk material
pelengkap seperti baut, mur, washer, rubber rings, seals, grease dan material-material
lain dalam jumlah yang cukup.

G. Jangka Waktu Pelaksanaan


Pekerjaan Optimalisasi SPAM IKK Kota Bau-Bau dilaksanakan dalam jangka waktu 180 (Seratus
Delapan Puluh) hari kalender terhitung sejak tanggal surat perintah mulai kerja (SPMK).

H. Pekerjaan Utama
Daftar item pekerjaan utama adalah sebagai berikut:

No. Nama item pekerjaan utama

Pengadaan Dan Pemasangan Jaringan Perpipaan

1 Pekerjaan Perpipaan
2 Pengadaan & Pemasangan Fitting dan Accessories
3 Pekerjaan Sambungan Rumah (SR)
4 Penyelenggaraan K3 Kontruksi
5 Pembenahan dan Pembersihan Unit Produksi
Pekerjaan Beton Thrust Block
1 Pekerjaan Beton Thrust Block (Beton Pemberat)

I. Jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal


a. Daftar peralatan utama yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan utama:

No. Jenis Peralatan Utama Kapasitas Jumlah Keterangan


1 Dump Truck 4 M3 1 Unit Milik/ Sewa/ Sewa Beli
2 Pick Up 1 M3 1 Unit Milik/ Sewa/ Sewa Beli
3 HDPE Hydrolic Welding Dia. 10” 2 Unit Milik/ Sewa/ Sewa Beli
Machine
4 Genset 10 KVa 2 Unit Milik/ Sewa/ Sewa Beli
5 Mesin Las 500 A 2 Unit Milik/ Sewa/ Sewa Beli
6 Chainblock 3 ton 1 Unit Milik/ Sewa/ Sewa Beli
b. Peralatan yang wajib dimobilisasi selain Peralatan Utama pada saat Pelaksanaan Pekerjaan:

No. Jenis Peralatan Utama Kapasitas Jumlah Keterangan


1 Pompa Air 3” 1 Unit Milik/ Sewa/ Sewa Beli
2 Meter Roll 100 M 1 Unit Milik/ Sewa/ Sewa Beli
3 Peralatan Tukang Pipa Campuran 1 Set Milik/ Sewa/ Sewa Beli
4 GPS - 1 Unit Milik/ Sewa/ Sewa Beli
5 Altimeter - 1 Unit Milik/ Sewa/ Sewa Beli

J. Personil Manajerial
Kebutuhan personil manajerial untuk pelaksanaan pekerjaan sebagai berikut:

Kualifikasi
Jumlah
Posisi
Tingkat Status Orang
Jurusan Keahlian Pengalaman
Pendidikan Tenaga
A. Tenaga Manajerial yang dipersyaratkan pada saat Pelaksanaan Pekerjaan

Pelaksanaan SMK Bangunan SKT Pelaksana 2 Tahun - 1


Lapangan Perpipaan Air Bersih
Perpipaan (TT011)
Ahli K3 Sarjana (S1) Umum
SKA K3 Konstruksi – 3 Tahun - 1
Konstruksi Muda (603) atau
atau 0 Tahun
SKA K3 Konstruksi
Madya (603)
B. Personil yang dimobilisasi selain Personil Manajerial yang dipersyaratkan pada saat Pelaksanaan
Pekerjaan *)
Tenaga Ahli
Manager Sarjana (S1) Teknik Sipil/ SKA Manajemen 3 Tahun - 1
Proyek Lingkungan Proyek – Madya (602)
*) Personil ini harus ada saat dimulainya pekerjaan

K. Item Mata Pembayaran Utama


Daftar item mata pembayaran utama adalah sebagai berikut:

No. Nama item mata pembayaran utama

Pengadaan Dan Pemasangan Jaringan Pipa

1 Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE dia 250 mm (Pergantian Jalur Laut)
2 Pengadaan dan Pemasangan Pipa GI dia 150 mm (Tapping Ke Lippo)
Pekerjaan Beton Thrust Block (Beton Pemberat)
1 Pekerjaan beton bertulang (Thrust Block)
L. Identifikasi bahaya dan penetapan risiko keselamatan konstruksi
1. Daftar jenis pekerjaan dan identifikasi bahaya

No Jenis/Tipe Pekerjaan Identifikasi Bahaya Keparahan Kekerapan Tingkat Resiko


1 Pekerjaan Perpipaan 1) Iritasi mata 1 1 1 (rendah)
2) Pekerja terperosok kedalam lubang 1 2 2 (rendah)
3) Pekerja tercangkul atau terkena peralatan 3 1 3 (rendah)
4) Tertimpa benda/material 4 2 8 (sedang)
5) Pekerja Tertimbun 1 1 1 (rendah)
1) Iritasi mata 1 1 1 (rendah)
2 Pekerjaan Beton Thrust Block (Beton Pemberat) 2) Tertusuk besi beton/benda lainnya 3 1 3 (rendah)
3) Tertimpa benda/bahan material 2 1 2 (rendah)
1) Iritasi mata 1 1 1 (rendah)
3 Pekerjaan Sambungan Rumah 2) Pekerja tercangkul atau terkena peralatan 3 1 3 (rendah)
3) Tertimpa benda/material 2 1 2 (rendah)

2. Dari uraian jenis pekerjaan dan jenis bahaya di atas, dipilih satu jenis pekerjaan dan satu identifikasi bahaya yang memiliki tingkat resiko paling tinggi
untuk menjadi persyaratan evaluasi tender sebagai berikut:
No Jenis/Item Pekerjaan Uraian Identifikasi Bahaya
1 Pekerjaan Perpipaan Tertimpa benda/material

3. Penetapan risiko keselamatan konstruksi


Untuk paket pekerjaan ini, risiko keselamatan konstruksi yang ditetapkan dengan tingkat risiko sedang. Mengacu pada tingkat risiko keselamatan
konstruksi yang ditetapkan dalam Rancangan Konseptual SMKK Perancangan Konstruksi atau sesuai ketentuan dalam Permen PUPR No. 21/2019.
M. Gambar Teknik
Gambar untuk pelaksanaan pekerjaan tertuang dalam Detailed Engineering Design (DED)
sebagaimana terlampir dan menjadi bagian dari dokumen spesifikasi teknik ini.

Uraian spesifikasi teknis ini telah direview untuk selanjutnya ditetapkan menjadi bagian dalam Dokumen
Persiapan Pengadaan.

Menyetujui Kendari, 26 Januari 2022


Kepala Satuan Kerja, PPK Air Minum
Pelaksanaan Prasarana Permukiman Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana Permukiman
Provinsi Sulawesi Tenggara Provinsi Sulawesi Tenggara

HEBER, ST EKA AGUS SUBIYANTORO, ST., M.Eng.


NIP. 19730604 200812 1 001 NIP. 198808172 01012 1 002

Anda mungkin juga menyukai