Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Pada dasarnya pekerjaan finishing adalah pekerjaan akhir dari sebuah kegiatan
pembangunan gedung, jembatan, jalan maupun sebuah kegiatan lainnya. Pekerjaan
finishing merupakan pekerjaan yang memakan biaya yang tidak sedikit, oleh sebab
itu sebaiknya menghindari pemborosan.
Untuk mereduksi pekerjaan finishing memang tidak mudah tetapi dapat
dilakukan dengan mengurangi kesalahan dan meningkatkan kualitas produksi serta
kompetensi tenaga kerja pada pekerjaan tersebut. Pekerjaan finishing adalah upaya
untuk menghaluskan dengan menambah beberapa aksesoris sehingga bangunan
tersebut menjadi lebih indah. Dengan melihat pemahaman tersebut di atas maka dapat
disimpulka bahwa rangka menutupi, melapisi dan memperindah dari sebuah
bangunan atau konstruksi tersebut (Gavilan. Dkk, 1994).
Istilah ini biasa disebut penggarapan atau pengerjaan awal finishing produk
mebel dan keraiinan kayu. Uraian berikut dimulai untuk produk-produk yang
permukaannya datar (rata, lurus). Kegiatan yang dilakukan dimulai denan
pengetaman. Untuk pengetaman pada permukaan kayu digunakan alat atau mesin
ketarn (planers) agar diperoleh permukaan kayu yang rata, halus, lurus dan tepat
tebal. Untuk mendapatkan hasil yang sesuai biasanya dipeksa kelumsannya dengan
alat siku.
Apabila sudah sesuai, dilakukan pemeriksaan kondisi permukaan bahan atau
produk dan adanya cacat-cacat lobang, retak, pecah, lekukan dan sebagainya.
Bagianbagian yang cacat ini kemudian dilakukan pendempulan. Jika cacatnya relatif
besar bisa ditambal dengan serbuk kayu yang dicampur 1 cm kemudian digunakan
untuk mendempul. Keuntungan pendempulan dengan serbuk kayu yang dicampur
lem disamping mendapatkan ornamen permukaan yang kompak juga tidak mudah
lepas apabila sudah mengering. Jenis lem (perekat) yang digunakan dapat dibaca pada
uraian derekatan di depan.
Apabila proses pendempulan (penambalarn sudah selesai diteruskan dengan
penghalusan permukaan kayu dengan cara diampelas (sanding). Pada produk-pruduk
mebel dan kerajinan yang tidak rata permukaannya seperti ukiran, bubutan, patting,
topeng dan sebagainya pekeriaan penyiapan kondisi permukaan bisa langsung
dirnu1ai dan pendempulan langsung penghalusan (perempelasan).
Produk yang sudah rata dan halus dapat dilanjutkan untuk difinishing dengan
pemolesan atau pengecatan (Faniran. Dkk, 2007).

I.2 Perumusan Masalah


Adapun Rumusan Masalah pada praktikum Finishing, Yakni:
a. Bagaimana praktikan melakukan Finishing dan Perakitan Kursi ?
b. Bagaimana Praktikan Melakukan menganalisis Finishing dan perakitan Kursi ?
c. Bagaimana praktikan Membandingkan Hasil pengerjaan Kursi dengan SOP yang
diberikan ?

I.3 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dilakukannya Praktikum ini Yaitu :
a. Mampu melakukan Finishing dan Perakitan Kursi.
b. Mampu menganalisis Finishing dan perakitan Kursi
c. Mampu Membandingkan Hasil pengerjaan Kursi dengan SOP yang diberikan

I.4 Manfaat Praktikum


Adapun manfaat yang Dapat dari praktikum Finshing Yaitu :
a. Praktikan Bisa melakukan Finishing dan Perakitan Kursi.
b. Praktikan Bisa melaksanakan analisis Finishing dan perakitan Kursi
c. Praktikan Bisa Membandingkan Hasil pengerjaan Kursi dengan SOP yang
diberikan
I.5 Sistematika Penulisan
Penulisan Laporan dibagi dalam enam bab, dalam setiap bab diuraikan
sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini yang dapat diuraikan adalah mulai dari latar belakang beserta
isi, rumusan masalah beserta isi,tujuan praktikum beserta isi,manfaat dari
praktikum beserta isi dan juga sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini berisi tentang penjelasan mengenai praktikum kerja bangku
beserta alat dan bahan.
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM
Pada bab ini berisi tentang tahapan – tahapan dalam praktikum.
BAB IV HASIL PRAKTIKUM
Pada bab ini akan berisi tentang hasil pengukuran dari praktikum yang telah
dilakukan.
BAB V PEMBAHASAN
Pada bab ini akan berisi mengenai pembahasan dari alat, cara,bahan,
sampai dengan hasil dari praktikum yang telah dilakukan.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisi tentang uraian kesimpulan dan saran pada saat Praktikum.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Finishing
Pada dasarnya pekerjaan finishing adalah pekerjaan akhir dari sebuah kegiatan
pembangunan gedung, jembatan, jalan maupun sebuah kegiatan lainnya. Pekerjaan
finishing merupakan pekerjaan yang memakan biaya yang tidak sedikit, oleh sebab
itu sebaiknya menghindari pemborosan.
Untuk mereduksi pekerjaan finishing memang tidak mudah tetapi dapat
dilakukan dengan mengurangi kesalahan dan meningkatkan kualitas produksi serta
kompetensi tenaga kerja pada pekerjaan tersebut. Pekerjaan finishing adalah upaya
untuk menghaluskan dengan menambah beberapa aksesoris sehingga bangunan
tersebut menjadi lebih indah. Dengan melihat pemahaman tersebut di atas maka dapat
disimpulka bahwa rangka menutupi, melapisi dan memperindah dari sebuah
bangunan atau konstruksi tersebut (Gavilan. Dkk, 1994).
Istilah ini biasa disebut penggarapan atau pengerjaan awal finishing produk
mebel dan keraiinan kayu. Uraian berikut dimulai untuk produk-produk yang
permukaannya datar (rata, lurus). Kegiatan yang dilakukan dimulai denan
pengetaman. Untuk pengetaman pada permukaan kayu digunakan alat atau mesin
ketarn (planer) agar diperoleh permukaan kayu yang rata, halus, lurus dan tepat tebal.
Untuk mendapatkan hasil yang sesuai biasanya dipeksa kelumsannya dengan alat
siku.
Apabila sudah sesuai, dilakukan pemeriksaan kondisi permukaan bahan atau
produk dan adanya cacat-cacat lobang, retak, pecah, lekukan dan sebagainya.
Bagianbagian yang cacat ini kemudian dilakukan pendempulan. Jika cacatnya relatif
besar bisa ditambal dengan serbuk kayu yang dicampur 1 cm kemudian digunakan
untuk mendempul. Keuntungan pendempulan dengan serbuk kayu yang dicampur
lem disamping mendapatkan ornamen permukaan yang kompak juga tidak mudah
lepas apabila sudah mengering. Jenis lem (perekat) yang digunakan dapat dibaca pada
uraian derekatan di depan.
Apabila proses pendempulan (penambalarn sudah selesai diteruskan dengan
penghalusan permukaan kayu dengan cara diampelas (sanding). Pada produk-pruduk
mebel dan kerajinan yang tidak rata permukaannya seperti ukiran, bubutan, patting,
topeng dan sebagainya pekeriaan penyiapan kondisi permukaan bisa langsung
dirnu1ai dan pendempulan langsung penghalusan (perempelasan).
Produk yang sudah rata dan halus dapat dilanjutkan untuk di finishing dengan
pemolesan atau pengecatan (Faniran. Dkk, 2007).

II.2 Angel Grinder

Gambar II. 1 Angel Grinder / Gerinda Tangan


Mesin gerinda (grinding machines) merupakan sebuah alat yang digunakan
untuk proses pemotongan logam secara abrasive melalui gesekan antara material
abrasive dengan benda kerja/ logam. Selain untuk memotong logam/ benda kerja
sesuai ukuran, proses gerinda ini juga untuk finishing (memperhalus dan membuat
ukuran yang akurat pada permukaan benda kerja). Menggerinda dapat juga digunakan
untuk mengasah benda kerja seperti pisau dan pahat, serta dapat juga digunakan
untuk menyiapkan permukaan benda kerja yang akan dilas. Mesin gerinda terutama
dirancang untuk menyelesaikan suku cadang yang permukaannya silindris, datar atau
penyelesaian permukaan dalam (Amstead, 1992).
II.3 Dempul/Putty

Gambar II. 2 Dempul/putty


Dempul adalah lapisan dasar (undercoat). Digunakan untuk mengisi bagian
yang penyok dam membuat permukaan halus. Dempul digunakan langsung pada plat
mobil, Pertukangan Besi, dll. akan tetapi untuk hasil yang lebih baik sebaiknya
menggunakan cat primer terlebih dahulu (Toyota, 1995).

II.4 Amplas

Gambar II. 3 Amplas


Amplas berfungsi untuk menghaluskan permukaan dengan cara digosokkan,
halus dan kasarnya kertas amplas ditunjukan oleh angka yang tercantum dibalik
kertas amplas. Semakin besar angka yang tertulis menunjukan semakin halus dan
rapat susunan pasir amplas tersebut (Toyota, 1995).
II.5 Cat

Gambar II. 4 Cat Warna


Peranan dari cat warna atau top coat adalah memberi warna, kilap, halus
bersamaan dengan meningkatkan kualitas serta menjamin keawetan kualitas tersebut
(Toyota, 1995).

II.6 Thinner

Gambar II. 5 Thinner


Thinner atau solvent berwarna bening dan berbau khas menyengat hidung. zat
cair ini mengencerkan zat pewarna dan zat perekat hingga menjadi agak encer dan
dapat dikerjakan selama pembuatan cat. Thinner juga menurunkan kekentalan cat
sehingga mendapatkan viscositas yang tepat untuk dilakukan pengecatan (Toyota,
1995).

II.7 Kuas

Gambar II. 6 Kuas


Kuas adalah benda yang terdiri dari kayu kecil dengan salah satu ujungnya
terdapat bulu halus. Kuas biasa digunakan untuk keperluan melukis dan mengecat.
Kuas memiliki bentuk, ukuran, dan bahan yang berbeda-beda sesuai keperluan
(Anonim, 2010).

II.8 Mesin Bor

Gambar II. 7 Mesin Bor


Mesin Bor ialah alat yg dimanfaatkan guna membuat lubang, alur, peluasan,
& penghalusan dengan presisi & akurat.cara kerja mesin bor yakni dengan
memutarkan alat pemotong yg arah pemakanan mata bor hanya terhadap sumbu
mesin tersebut. Fasilitas ini amat memudahkan tugas manusia dalam kehidupan
sehari-hari ataupun dalam industri. Dalam perkembangannya mesin bor terdiri dari
beraneka type sesuai dengan kegunaan & fungsinya masing-masing (Wiryosumarto,
2000).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
III.1 Flowchart Praktikum
MULAI

LATAR
BELAKANG

TUJUAN

MEMBACA SOP FINISHING

MEMPERSIAPKAN
ALAT & BAHAN

ALAT BAHAN

1. Mesin Bor 1. Dempul


2. Angel Grinder 2. Cat
3. Kuas 3. Thinner
4. Amplas

MELAKUKAN
PENDEMPULAN

MELAKUKAN
PENGECATAN

MELAKUKAN
ASSEMBLY

SELESAI
III.2 Penjelasan Flowchart Praktikum
1. Memulai Praktikum pada waktu yang telah ditentukan.
2. Latar Belakang dari praktikum Finishing
3. Tujuan dari Praktikum ini Finishing
4. Membaca SOP Finishing pada praktikum.
5. Mempersiapkan Alat dan Bahan yang akan digunakan selama praktikum
berlansung.
6. Alat yang digunakan yaitu:
a. Mesin Bor
b. Angel Grinder
c. Kuas
5. Bahan yang digunakan yaitu :
a. Dempul
b. Cat
c. Thinner
d. Amplas
6. Melakukan Proses Pendempulan
7. Melakukan Proses Pengecatan
8. Melakukan proses Assembly Pada Rak Buku, Dengan memasang Alas A
dan alas B, serta memasang Penutup bagian L dan R dengan
Menggunakan Sekrup
9. Pekerjaan praktikum Selesai.
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM
IV.1 Alat Utama
Tabel IV. 1 Alat Utama
No Nama Alat Kode Jumlah
1 Gerinda MT6-001 1
2 Gergaji Tangan MT6-005 1
3 Bor Tangan MT6-009 1

IV.2 Alat Penunjang


Tabel IV. 2 Alat Penunjang
No Nama Alat Kode Jumlah
1 Penggaris ST6-001 1
2 Kuas ST6-002 2
3 Screw Driver ST6-003 2
4 Kapi ST6-004 2
5 Cutter ST6-005 2
6 Spidol ST6-006 1
7 Sarung Tangan ST6-007 2
8 Kacamata ST6-008 2

IV.3 Bahan
Tabel IV. 3 Bahan Utama
No Nama Material Kode Jumlah
1 Dempul MM6-001 150 gr
2 Cat (Hitam) MM5-009 525 ml
3 Thinner MM5-010 100 ml
4 Amplas MM5-011 5
5 Baut Skrup MM5-012 28

IV.4 Hasil Pendempulan


Tabel IV. 4 Hasil Pendempulan
No Nama Gambar Jumlah
1 Pendempulan 12
Sambungan Besi

2 Pendempulan 4
Sambungan Tripleks

IV.5 Hasil Pengecatan


Tabel IV. 5 Hasil Pengecatan
No Nama Gambar Jumlah
1 Pengecatan Rangka 2
Besi

Pengecatan Sambungan 2
Tripleks

IV.6 Hasil Assembly


Tabel IV. 6 Hasil Assembly
No Nama Gambar Jumlah
1 Assembly Alas A & B 2

2 Assembly Cover L & R 2

IV.7 Pengeluaran Biaya


Tabel IV. 7 Biaya Pembuatan Produk
No Material Satuan Harga
.
1 Dempul 160 gr Rp.4.800,-
2 Cat Hitam 200 ml Rp.11.700,-
3 Cat Coklat 200 ml Rp.12.500,-
4 Thinner 200 ml Rp.5.000,-
5 Tripleks 244 cm x 124 cm Rp.30.000,-
6 Besi Hollow 627 cm Rp.103.000,-
7 Karet 4 pcs Rp.8.000,-
8 Elektroda 7 pcs Rp.4,900,-
9 Sekrup 28 pcs Rp.5.600,-
10 Amplas 4 pcs Rp.7.600,-
Total Rp.193.100,-
BAB V
PEMBAHASAN

Pada Praktikum Finishing kali ini, merupakan proses terakhir dalam


Manufaktur pembuatan Kerja Bangku, Karena pada finishing merupakan proses
perbaikan dari semua pekerjaan yang telah dilakukan dan di Finishing juga langsung
dilaksanakannya Proses Assembly dari semua bahan yang telah dipersiapkan.
Untuk proses di Finishing sendiri Pengerjaan yang paling awal dilakukan
adalah melakukan Pendempulan, Tetapi hal itu tidak serta merta langsung dilakukan
terlebih dahulu di lakukan Grinding pada Bagian yang di Dempul guna
membersihkan sisa – sisa besi timbul sisa pengelasan dan Juga pengamplasan di
Setiap bagian Tripleks yang di Dempul. Setelah hal itu dilakukan maka dilanjutkan
dengan Pengerjaan Pendempulan, Untuk pendempulan itu praktikan Menggunakan
Dempul tipe Dempul Plastik untuk komposisi nya Praktikan menghabiskan sebanyak
150 gram beserta hardener nya, Dan itu digunakan disemua sisi produk.
Setelah dilakukannya Pendempulan praktikan langsung melanjutkan ke bagian
Pengecatan, Di bagian Pengecatan ini dilakukan guna menutup warna asli dari bahan
produk dan sisa dari Pendempulan baik pada bagian Besi dan Tripleks. Pengecatan
dilakukan secara merata di setiap bagian sisi produk. Untuk Cat sendiri praktikan
menggunakan sebanyak 175 ml untuk warna Coklat dan Besi, untuk Thinner nya
menggunakan sebanyak 100 ml untuk kedua warna tersebut.
Selanjutnya dilakukan proses Assembly, Pada proses ini semua bahan yang
telah disiapkan akan dirakit dimulai dengan memasang Tripleks sebagai alas Atas dan
alas Bawah pada Rangka Besi, Dilanjutkan dengan memasang penutup (Cover)
Kanan dan Kiri pada kerangka Besi. Untuk memasang semua Tripleks pada Besi
praktikan menggunakan sekrup dengan cara mengebor besi sebasar 3 mm, Banyak
Sekrup yang digunakan yaitu sebanyak 28 pcs.
BAB VI
PENUTUP
VI.1 Kesimpulan
Untuk Kesimpulan yang dapat diberikan pada Praktikum ini adalah Praktikan
dipastikan sudah Bisa melakukan Finshing dan juga perakitan benda Kerja, dan Juga
bisa melaksanakan Proses analisi pada Finshing dan juga Perkitan benda Kerja,
Praktikan juga bisa Membandingkan Hasil Pengerjaan benda Kerja dengan SOP yang
telah diberikan apakah hasilnya sudah sesuai dengan SOP.

VI.2 Saran
Pada Praktikum ini peserta dapat memberi saran yaitu kurang sesuai alat
(Kapi) yang digunakan untuk melakukan proses pendempulan, yang mana akibat hal
itu banyak nya dempul yang masih basah bercerceran ketempat lain.
DAFTAR PUSTAKA
Amstead. B.H, F.Osatawaid, P, l.Begeman.M, Djaprie.s, 1922, Teknologi
Mekanika, Jilid I, UI- Jakarta, Erlangga,

Anonim.2010.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


492/Menkes/Per/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.Jakarta:Depkes
RI.

Faniran, O.O., dan G.Caban. 1998. Minimizing Waste on Construction Project


Sites. Engineering, Construction and Architectural Management. Blackwell Science
Ltd.

Toyota. 1995, new step 2 Chasis group. Jakarta: PT. Toyota Astra Motor

Rafael M. Gavilan and Leonhard E. Bernold. (1994). Source Evaluation of


Solid Waste In Building Construction. Journal of Construction Engineering and
Management , 541-542.

Wiryosumarto. 2000. Teknologi Pengelasan Logam. Jakarta : Pradnya


Paramita.

Anda mungkin juga menyukai