PENDAHULUAN
II.1 Finishing
Pada dasarnya pekerjaan finishing adalah pekerjaan akhir dari sebuah kegiatan
pembangunan gedung, jembatan, jalan maupun sebuah kegiatan lainnya. Pekerjaan
finishing merupakan pekerjaan yang memakan biaya yang tidak sedikit, oleh sebab
itu sebaiknya menghindari pemborosan.
Untuk mereduksi pekerjaan finishing memang tidak mudah tetapi dapat
dilakukan dengan mengurangi kesalahan dan meningkatkan kualitas produksi serta
kompetensi tenaga kerja pada pekerjaan tersebut. Pekerjaan finishing adalah upaya
untuk menghaluskan dengan menambah beberapa aksesoris sehingga bangunan
tersebut menjadi lebih indah. Dengan melihat pemahaman tersebut di atas maka dapat
disimpulka bahwa rangka menutupi, melapisi dan memperindah dari sebuah
bangunan atau konstruksi tersebut (Gavilan. Dkk, 1994).
Istilah ini biasa disebut penggarapan atau pengerjaan awal finishing produk
mebel dan keraiinan kayu. Uraian berikut dimulai untuk produk-produk yang
permukaannya datar (rata, lurus). Kegiatan yang dilakukan dimulai denan
pengetaman. Untuk pengetaman pada permukaan kayu digunakan alat atau mesin
ketarn (planer) agar diperoleh permukaan kayu yang rata, halus, lurus dan tepat tebal.
Untuk mendapatkan hasil yang sesuai biasanya dipeksa kelumsannya dengan alat
siku.
Apabila sudah sesuai, dilakukan pemeriksaan kondisi permukaan bahan atau
produk dan adanya cacat-cacat lobang, retak, pecah, lekukan dan sebagainya.
Bagianbagian yang cacat ini kemudian dilakukan pendempulan. Jika cacatnya relatif
besar bisa ditambal dengan serbuk kayu yang dicampur 1 cm kemudian digunakan
untuk mendempul. Keuntungan pendempulan dengan serbuk kayu yang dicampur
lem disamping mendapatkan ornamen permukaan yang kompak juga tidak mudah
lepas apabila sudah mengering. Jenis lem (perekat) yang digunakan dapat dibaca pada
uraian derekatan di depan.
Apabila proses pendempulan (penambalarn sudah selesai diteruskan dengan
penghalusan permukaan kayu dengan cara diampelas (sanding). Pada produk-pruduk
mebel dan kerajinan yang tidak rata permukaannya seperti ukiran, bubutan, patting,
topeng dan sebagainya pekeriaan penyiapan kondisi permukaan bisa langsung
dirnu1ai dan pendempulan langsung penghalusan (perempelasan).
Produk yang sudah rata dan halus dapat dilanjutkan untuk di finishing dengan
pemolesan atau pengecatan (Faniran. Dkk, 2007).
II.4 Amplas
II.6 Thinner
II.7 Kuas
LATAR
BELAKANG
TUJUAN
MEMPERSIAPKAN
ALAT & BAHAN
ALAT BAHAN
MELAKUKAN
PENDEMPULAN
MELAKUKAN
PENGECATAN
MELAKUKAN
ASSEMBLY
SELESAI
III.2 Penjelasan Flowchart Praktikum
1. Memulai Praktikum pada waktu yang telah ditentukan.
2. Latar Belakang dari praktikum Finishing
3. Tujuan dari Praktikum ini Finishing
4. Membaca SOP Finishing pada praktikum.
5. Mempersiapkan Alat dan Bahan yang akan digunakan selama praktikum
berlansung.
6. Alat yang digunakan yaitu:
a. Mesin Bor
b. Angel Grinder
c. Kuas
5. Bahan yang digunakan yaitu :
a. Dempul
b. Cat
c. Thinner
d. Amplas
6. Melakukan Proses Pendempulan
7. Melakukan Proses Pengecatan
8. Melakukan proses Assembly Pada Rak Buku, Dengan memasang Alas A
dan alas B, serta memasang Penutup bagian L dan R dengan
Menggunakan Sekrup
9. Pekerjaan praktikum Selesai.
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM
IV.1 Alat Utama
Tabel IV. 1 Alat Utama
No Nama Alat Kode Jumlah
1 Gerinda MT6-001 1
2 Gergaji Tangan MT6-005 1
3 Bor Tangan MT6-009 1
IV.3 Bahan
Tabel IV. 3 Bahan Utama
No Nama Material Kode Jumlah
1 Dempul MM6-001 150 gr
2 Cat (Hitam) MM5-009 525 ml
3 Thinner MM5-010 100 ml
4 Amplas MM5-011 5
5 Baut Skrup MM5-012 28
2 Pendempulan 4
Sambungan Tripleks
Pengecatan Sambungan 2
Tripleks
VI.2 Saran
Pada Praktikum ini peserta dapat memberi saran yaitu kurang sesuai alat
(Kapi) yang digunakan untuk melakukan proses pendempulan, yang mana akibat hal
itu banyak nya dempul yang masih basah bercerceran ketempat lain.
DAFTAR PUSTAKA
Amstead. B.H, F.Osatawaid, P, l.Begeman.M, Djaprie.s, 1922, Teknologi
Mekanika, Jilid I, UI- Jakarta, Erlangga,
Toyota. 1995, new step 2 Chasis group. Jakarta: PT. Toyota Astra Motor