Anda di halaman 1dari 9

3 METODE KHUSUS DALAM PENYAMBUNGAN PIPA

Apakah pipa di available apartment in Jakarta Anda rusak? Hmm, sebelum memperbaikinya, alangkah
baik perhatikan dulu metode penyambungan pipa berikut ini. Pentingkah? Yap, karena dengan
mengetahui metode ini, maka kesalahan saat memasang pipa pun bisa diminimalisir. Berikut merupakan
metode tersebut, cekidot:

1. Sistem Las. Metode penyambungan pipa yang bisa Anda ikuti adalah dengan cara sistem las
atau welded system. Yang mana, pipa disambungkan dengan metode pengelasan, sehingga bisa
menyatu dengan sempurna dan bisa lebih kuat daripada biasanya. Hanya saja, untuk jenis
pipanya sendiri baiknya gunakan pada pipa yang berbahan dasar besi, tembaga, stainless.
Mengapa? Sebab, pipa jenis ini tidak akan mudah mencair, sehingga pada saat di las tidak akan
memunculkan banyak masalah.
2. Sistem Lem. Selain itu, Anda pun bisa menyambungkan pipa dengan metode sistem lem
(cemented system). Dimana, metode ini baiknya hanya dilakukan untuk pipa berbahan plastik
seperti pipa PVC, CPVC, ABS, UPVC, dan sebagainya. Sistem lem ini sendiri merupakan salah
satu metode penyambung pipa, yang menjadikan lem sebagai media untuk
menyambung fitting dan pipa. Akan tetapi, untuk pemilihan jenis lem ini harus menyesuaikan
dengan pipa yang akan dipasang.
3. Sistem Mekanikal. Lain halnya dengan sistem mekanikal (mechanical jointing system), dimana
dalam sistem ini terdapat empat bagian metode penyambungan pipa, yakni di antaranya:

 Sambungan flange. Metode ini menggunakan flange sebagai alat untuk penyambung satu pipa
dengan yang lain. Namun, pemasangan pipa dengan flange sendiri bukanlah yang bersifat
permanen, namun bisa dibongkar pasang sehingga akan semakin mudah apabila dilakukan
perawatan.
 Sambungan ulir. Sambungan ulir pun cocok dijadikan sebagai metode untuk penyambung pipa,
yang mana metode ini sangat bermanfaat manakala sistem pengelasan tidak diperbolehkan
untuk digunakan karena mengeluarkan api yang bisa membahayakan.
 Sambungan buttress end. Untuk sambungan buttress end ini dipakai untuk pipa non-metal,
namun jenis sambungan yang digunakan adalah flange tanpa pengelasan.
 Sambungan spigot. Sambungan tipe spigot ini dilakukan dengan cara memasukkan pipa yang
satu dengan lainnya, mungkin ini bisa dibilang mirip dengan soket. Biasanya, yang
menggunakan sambungan pipa ini adalah pipa yang dipasang di jalanan.
Jenis dan cara penyambungan pipa yang berbeda-beda kapal tergantung dari
jenis kapal yang mau dibangun atau diperbaiki. Pipa memiliki banyak peran
di dunia industri memiliki peran penting dengan aneka ragam ukuran yang
panjang dan bahkan beberapa jenis telah memiliki siku. Pipa sendiri
membutuhkan sambungan agar dapat menjadi sistem instalasi yang sesuai
dengan kebutuhan.

Sambungan pipa juga difungsikan sebagai penyambung dua buah pipa atau
lebih dan sering kita sebut dengan istilah fitting. Fitting ini sudah sering
digunakan dan ditemukan dalam seluruh jenis pipa, termasuk pipa baja, besi
dan sebagainya. Terdapat dua jenis tipe fitting dalam pipa yang paling
banyak digunakan.

 Welded component adalah jenis fitting yang pertama, sifatnya


adalah tetap dan tidak bisa diubah-ubah. Welded component
memiliki sifat tetap dikarenakan penyambungannya memakai cara
pengelasan sehingga akan sangat sulit jika ingin dibuka kembali
atau diubah-ubah. Fitting welded component memiliki dua jenis,
yaitu butt welded component dan socket welded component.
 Pada tipe Butt welded component, sambungan pipa menggunakan
cara pengelasan langsung dari pipa dan juga fitting pada bagian
butt. Socket welded component, sambungan pipa dilakukan melalui
cara pengelasan pada bagian fillet baik dari pipa maupun dari butt
yang mengalami pertemuan. Pipa sendiri dimasukkan ke bagian
socket dari fitting terlebih dahulu sebelum proses pengelasan
dimulai.
 Tipe fitting kedua adalah threaded Component yang biasanya juga
disebut sebagai fitting berulir karena bentuknya berulir. Pipa ini
otomatis dapat dibuka kembali sesuai dengan kebutuhan maupun
untuk perawatan. Terdapat berbagai macam jenis fitting berulir ini
yaitu terdiri dari Equal thee, Cross, Coupling, Concentric reducer,
short radius atau Long radius elbow 45-90, Short radius atau Long
radius return 180, Cap, Reducing tee, Eccentric Reducer, Half
coupling, Welding boss, Union, dan berbagai macam jenis lain. Jenis
pemasangan sambungan ini tidak membutuhkan proses pengelasan.
PENGELASAN

Pengelasan adalah suatu proses menyambung logam secara permanen dengan cara
memanaskan logam sampai mencapai titik cair, dengan atau tanpa pemakaian tekanan, dan
dengan atau tanpa penggunaan bahan pengisi. Jenis-jenis pengelasan berdasarkan proses
penyambungannya dapat diklasifikasikan menjadi: Resistance Welding, Thermal Welding,
High Energy Beam Welding dan Electric Arc Welding.

Pengelasan menggunakan electric arc welding dibagi menjadi 2 kategori berdasarkan


penggunaan jenis elektroda yaitu Consumable Electrode dan Non Consumable
Electrode. Yang dimaksud dengan Consumable Electrode adalah keadaan saat elektroda
habis terbakar dan berfungsi sebagai bahan pengisi pada logam las.
Sedangkan non Consumable Electrode adalah proses pengelasan di mana elektroda tidak ikut
terbakar. Bahan pengisi menggunakan bahan lain yang dicairkan bersamaan dengan proses
pencairan logam induk. Macam-macam pengelasan kategori Consumable
Electrode diantaranya adalah Shielded Metal Arc Welding (SMAW), Gas Metal Arc Welding
(GMAW/MIG), Submerged Arc Welding (SAW) dan Flux Core Arc Welding
(FCAW). Sementara itu, salah satu contoh pengelasan Non Consumable
Electrode adalah Gas Tungsten Arc Welding (GTAW/TIG).

Shielded Metal Arc Welding (SMAW)

Pengelasan SMAW adalah pengelasan yang menggunakan elektroda terbungkus yang ikut
mencair dan sekaligus sebagai bahan pengisi. Elektroda berfungsi sebagai kutub negatif dan
benda kerja sebagai kutub positif. Panas yang dihasilkan berasal dari adanya busur listrik
yang menyebabkan elektroda dan logam dasar melebur secara bersamaan. Pengelasan
SMAW digunakan hampir pada semua jenis material karena caranya yang sederhana, dan
biaya yang ringan.

Gas Metal Arc Welding (GMAW/MIG)

Jenis pengelasan berikutnya adalah Gas Metal Arc Welding. Ada 2 macam pengelasan jenis
ini yaitu MIG (Metal Inert Gas) dan MAG (Metal Active Gas). Perbedaan keduanya adalah
pada gas yang digunakan dalam proses pengelasan. Proses MIG memakai gas mulia saja
seperti Argon, Helium, sedangkan MAG menggunakan gas CO2 atau campuran dengan
Argon. Pengelasan GMAW biasanya digunakan pada pengelasan fabrikasi steel
structure material CS menggunakan CO2 atau campurannya. Sangat menguntungkan untuk
tonase yang besar karena kecepatannya sangat tinggi tanpa harus mengganti kawat las.

Submerged Arc Welding (SAW)

Selanjutnya ada Submerged Arc Welding (SAW). Busur listrik dan logam cair dilindungi oleh
fluks cair dan lapisan partikel fluks yg berbentuk granular. Proses pengoperasiannya
dilakukan secara mekanik bila posisi pengelasan flat dan semi otomatis bila pekerjaan
memerlukan kualitas las yang konsisten.

Flux Core Arc Welding (FCAW)


Pengelasan FCAW hampir sama dengan proses pengelasan GMAW. Proses pengelasan
FCAW menggunakan elektroda berinti sebagai pengganti solid electrode dan digunakan
untuk menyambung logam ferrous. Inti logam dapat mengandung mineral, serbuk paduan
besi dan material yang dapat berfungsi sebagai shielding gas, deoxidizer dan pembentuk slag.

Gas Tungsten Arc Welding (GTAW/TIG)

Pengelasan selanjutnya yang cukup populer adalah Gas Tungsten Arc Welding (GTAW) atau
sering disebut Tungsten Inert Gas (TIG). Dalam proses pengelasan ini, elektroda yang
digunakan (tungsten) tidak ikut melebur, yang melebur hanya bahan pengisi (filler) yang
biasa disebut welding rod. Proses pengelasan GTAW pada umumnya menggunakan
pengaturan arus secara DCSP (DCEN/ direct current electrode negative) untuk material CS,
SS, Ti. Sedangkan untuk pengelasan pengelasan Aluminium, magnesium menggunakan
DCEP (direct current electrode positive). Gas yang digunakan adalah gas mulia; argon,
helium atau campuran argon dan helium.

Kelebihan dan Kekurangan Sambungan Material


dengan Metode Pengelasan
Jenis penyambungan material dengan menggunakan metode pengelasan memiliki banyak
kelebihan kekurangan. Berikut ini beberapa uraian, baik kelebihan maupun kekurangan
penyambungan dengan pengelasan.
Uraian ini untuk seluruh jenis-jenis pengelasan yang mungkin akan digunakan. Kelebihan
sambungan dengan pengelasan diantaranya adalah:
 Efisiensi sambungan yang baik serta dapat digunakan pada konstruksi yang bekerja
di temperatur tinggi.
 Tidak ada batas ketebalan logam yang akan disambung. Namun pada beberapa
jenis pengelasan memiliki batas optimum ketebalan bahan yang disarankan.
 Geometri sambungan yang lebih sederhana dan memiliki kekedapan udara, air &
minyak yang sempurna.
 Tidak ada kemungkinan sambungan longgar.
 Fasilitas produksi lebih murah, meningkatkan nilai ekonomis, produktivitas, berat
yang lebih ringan.
 Batas mulur (yield) lebih baik.
Kekurangan sambungan dengan pengelasan diantaranya yaitu:
 Kualitas logam las (pada bagian sambungan las) berbeda dengan logam induk.
Biasanya memiliki kualitas yang lebih rendah.
 Terjadinya distorsi dan perubahan bentuk (deformasi) oleh pemanasan dan
pendinginan yang berlangsung secara cepat.
 Tegangan sisa termal dari pengelasan dapat menyebabkan kerusakan atau retak
pada bagian las.
 Kerusakan bagian dalam sambungan las sulit dideteksi, sehingga memerlukan
inspeksi yang cukup rumit. Terkait dengan pemeriksaan dan pengujian hasil las
dapat dibaca.
 Masalah dalam disassembling(pembongkaran saat sambungan itu sudah tidak
diperlukan).
Pada sebuah konstruksi, baik konstruksi bagunan maupun konstruksi
kerangka pada kendaraan atau yang lainnya pasti ada yang namanya
sambungan.

Sambungan-sambungan tersebut bisa bermacam-macam yang digunakan,


bisa dengan sambungan las, sambungan mur baut, sambungan keling dan
lain-lain.

Proses pengelasan sendiri merupakan salah satu cara yang digunakan


untuk menghubungkan atau menyambungkan logam.

Pengelasan merupakan suatu proses penyambungan dua buah logam atau


lebih dengan cara dicairkan dengan menggunakan energi panas baik
menggunakan bahan tambah maupun tanpa bahan tambah.

Panas pada proses penyambungan dengan pengelasan yang digunakan


dapat berasal dari nyala api atau dari penghantar listrik.

Hasil sambungan dari proses pengelasan membentuk sambungan yang


permanen sehingga tidak dapat dibongkar tanpa merusaknya.

Sambungan hasil las memiliki banyak keuntungan dibandingkan dengan


sambungan lainnya. Beberapa keuntungan dari penggunaan las untuk
penyambungan logam antara lain :
 Proses pengelasan akan menghasilkan hasil sambungan yang
permanen.
 Sambungan las akan lebih kuat dibandingkan dengan kekuatan bahan
awal jika saat proses pengelasan menggunakan bahan tambah atau pengisi
dan teknik pengelasan yang tepat dan sesuai.
 Pada umumnya proses penyambungan logam dengan pengelasan
lebih hemat dan ekonomis dilihat dari segi biaya dan penggunaan
materialnya.
 Pengelasan dapat digunakan atau dilakukan di lapangan, tidak hanya
digunakan dalam lingkungan pabrik saja.

Walaupun penyambungan dengan menggunakan proses pengelasan


memiliki beberapa keuntungan, namun juga memiliki beberapa keterbatasan
dan kelemahan, antara lain :
 Pengelasan yang dikerjakan atau dilakukan di lapangan umumnya
masih dilakukan secara manual sehingga membutuhkan biaya untuk
operator yang mahal.
 Pada umumnya proses pengelasan untuk mencairkan logam
membutuhkan energi panas yang sangat besar sehingga cenderung
berbahaya.
 Hasil las-lasan sulit untuk dibongkar karena hasil dari pengelasan
merupakan sambungan permanen sehingga jika kontruksi yang dilas ingin
diganti atau membutuhkan perbaikan maka las-lasan pada kontruksi
tersebut harus  dirusak.
 Sambungan pada proses pengelasan dapat menutupi atau
menyelubungi cacat pada bahan sehingga akan membuat cacat tersebut
tidak akan terlihat. Cacat yang terjadi pada bahan maka akan mengurangi
kekuatan dari bahan tersebut.

A. Pengertian Model Threaded


Model Threaded adalah model bersambungan atau model integrasi yang
memfokus pada metakurikulum yang merupakan jantung dari semua pokok
bahasan. Misalnya, perkiraan (prediction) adalah suatu ketrampilan yang
digunakan untuk memperkirakan sesuatu yang ada pada bidang ilmu
matematika, memperkirakan peristiwa masa sekarang, atau mengantisipasi
peristiwa yang ada dalam sebuah novel, dan proses membuat berbagai
macam dugaan di laboratorium IPA. Strategi mencari kesepakatan juga
digunakan untuk menyelesaikan konflik dalam segala situasi permasalahan.
Ketrampilan ini pada intinya akan dihubungkan melalui isi standar kurikulum
yang ada.  
Dengan menggunakan ide yang ada dalam metakurikulum dapat ditargetkan
serangkaian ketrampilan berpikir tertentu untuk memasukkan prioritas isi
pembelajaran yang ada. Misalnya dengan akan menggunakan kurikulum
berkelompok (cluster curriculum), pengajar (tim) mungkin akan memilih
kelompok ketrampilan analysis untuk memasukkan esensi ketrampilan
berpikir dari masing-masing kemampuan yang ada: IPA
(pengelompokkan/classify), IPS (perbandingan dan pembedaan/ compare and
contrast), bahasa dan seni (menunjukkan/attribute), matematika
(mengurutkan/sequence). Demikian juga ketrampilan social (social skills)
dan kecerdasan ganda (multiple intelligence) lainnya akan disambungkan
melalui berbagai macam disiplin ilmu.
Dalam model Threaded, ketrampilan berpikir atau ketrampilan sosial akan
digiring kearah bagian isi, dan guru akan memberikan beberapa pertanyaan:
“Bagaimana menurutmu hal itu?”, “Ketrampilan berpikir yang bagaimanakah
yang menurut anda paling berguna?”, “Seberapa baikkah kerja kelompokmu
hari ini?“, “Sudahkan kamu menggunakan kemampuan bakat musikmu hari
ini?”. Beberapa pertanyaan biasanya sangat berlawanan dengan pertanyaan
kognitif lainnya seperti, “Jawaban apa yang anda dapatkan?”, dan “Berapa
banyak yang setuju?” (Kadangkala beberapa pertanyaan tadi layaknya
pertanyaan begitu saja diajukan ke anak-anak dan seolah guru sedang
“membuang waktu”. Maka siswa pun akan mengatakan: “Baiklah,
sesungguhnya apa yang harus kami lakukan?”).
Kelebihan Model Threaded
Threaded model (Model Untaian atau Model Pasang Benang) memiliki
beberapa kelebihan diantaranya sebagai berikut:
 Konsep berputar sekitar metakurikulum yang menekankan prilaku
metakognitif sehingga peserta didik dapat belajar bagaimana
seharusnya belajar di masa datang sesuai laju perkembangan era
globalisasi.
 Materi untuk tiap mata pelajaran tetap murni untuk setiap didiplin
ilmu.
 Guru dapat memasukan keterampilan berpikir, bekerja sama dan
kecerdasan multiple dalam isi mata pelajaran.
 Peserta didik memperoleh berbagai jenis keterampilan berpikir yang
dapat di transfer menjadi kecakapan hidup.
 Keterampilan yang digunakan disesuaikan dengan perkembangan usia
siswa sehingga tidak tumpang tindih.
Kekurangan Model Threaded
Threaded model (Model Untaian atau Model Pasang Benang) memiliki
beberapa kekurangan diantaranya sebagai berikut :
 Hubungan isi atau makna dalam lintas bidang studi sama sekali tidak
ditunjukkan dengan jelas atau gamblang.
 Permukaan Metakurikulum (intinya pemindahan keterampilan hidup )
tetapi mata pelajaran tetap statis.
 Hubungan antara dan diantara pokok kajian materi sama sekali tidak
ditekankan.
 Guru umumnya masih memerlukan suatu pemahaman keterampilan
dan strateginya agar dapat menyusupkan metakurikulum melalui isi
pelajaran.
Fungsi Model Threaded
Model threaded digunakan untuk mengintegrasikan kurikulum ketika
metakurikulum menjadi fokusnya. Model ini cocok digunakan sebagai salah
satu langkah alternatif menuju integrasi mata pelajaran yang lebih intensif.
Model tersebut merupakan model yang aktif untuk yang mendorong guru
menjaga isi pelajaran tetap utuh, dan memasukkan keterampilan berfikir,
bekerja sama, dan kecerdasan multiple dalam isi mata pelajarannya.

Pada model ini, pendekatan metakurikuler digunakan untuk mencapai


beberapa keterampilan dan tingkatan logika para siswa dengan berbagai mata
pelajaran. Misalnya, guru mempunyai target untuk membuat prediksi dalam
percobaan di laboratorium Matematika, IPA, Bahasa, yang pada saat
bersamaan, guru IPS mempunyai target dalam peramalan kejadian-kejadian
saat ini, di mana keseluruhan kegiatan tersebut membentuk suatu untaian
keterampilan (membuat ramalan) yang bersumber dari lintas berbagai mata
pelajaran.
Ketepatan Penerapan Model Threaded
Model ini sangat sesuai jika digunakan sebagai salah satu alternatif untuk
menuju penyatuan pokok bahasan. Oleh karena model Threaded ini
merupakan model yang utama digunakan oleh guru jika ingin memasukkan
pemikiran, kerjasama, dan berbagai macam kecerdasan dalam isi
pembelajaran.  
Langkah-langkah Model Threaded
Langkah-langkah yang dilakukan dalam Model Pembelajaran Threaded
antara lain :
 Menetapkan keterampilan yang diuntaikan dalam pembelajaran
ketrampilan
 Memilih mata pelajaran yang cocok untuk dipadukan dengan model ini
 Mencocokkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang dapat
diuntaikan
 Merumuskan indikator pembelajaran secara terpadu
 Menetapkan ketrampilan berpikir yang akan diuntaikan

Anda mungkin juga menyukai