Anda di halaman 1dari 2

Pemilihan Material untuk Pipa

Pemilihan material menggunakan logam ( metal ) sudah mulai diterapkan secara umum
sejak tahun 1950-an berdasarkan standar API Code 5L tentang pemilihan material pipa. Pada
akhir 1980-an berdasar kode API pula, sudah ada beberapa macam tipe material pipa, yaitu A25,
A, B, X42, X46, X52, X56, X60, X64, X70 dan X80. Setiap tipe material mempunyai
karakteristik zat dan material penyusun masing-masing. Spesifikasi material baja yang
digunakan tergantung pada komposisi kimiawi, kekuatan material, dan toleransi pipa dalam
industri dan manufaktur.
Beberapa material harus ditentukan untuk mendapatkan material pipa yang tepat sesuai
kebutuhan sistem perpipaan. Kriteria kriteria dibawah ini dapat digunakan dalam pemilihan
material untuk pipa :

Mechanical properties, termasuk ketahanan untuk menahan static load, dynamic


load, dan elastisitas dalam proses manufaktur

Weld ability, kemudahan dan kekuatan material pipa dalam proses pengelasan.

Corrotion resistance, kemampuan material dalam menahan korosi.

Cost, berhubungan dengan biaya yang harus dikeluarkan per satuan ukuran material.

Availability, terkait dengan ketersediaan dan suplai material pada pasaran, sebagai
pertimbangan untuk volume cadangan dan biaya
Material yang yang sering digunakan dalam dunia migas, industri, dan manufaktur terdiri

dari dua, yaitu :

Carbon Steel
Material pipa jenis ini adalah yang paling banyak digunakan, spesifikasinya banyak

ditemukan dalam ASTM ( American Society of Testing and Materials ) dan ASME ( American
Society of Mechanical Engineering ).
Ada 3 jenis pipa material ini yang paling sering digunakan :
1. ASTM A106. Terbagi dalam 3 grade, tergantung Tensile Strengh nya; Grade A ( 48 ksi ),
Grade B ( 60 ksi ), dan Grade C ( 70 ksi ).
2. ASTM A53. Material pipa ini yang biasanya dilapisi oleh zinc ( galvanized ), yang
biasanya merupakan alternatif dari ASTM A106. Material ini juga terbagi dalam 3 Grade,

A, B dan C, dan memilik 3 tipe; Tipe E ( Electrical Resistance Weld ), Tipe F ( Furnace
Butt Weld ), dan Tipe S ( Seamless ). Grade A dan B pada ASTM 106 memiliki Tensile
Strength yang sama dengan Grade A dan B pada ASTM A53.
3. ASTM A333. Material ini biasa digunakan pada fluida yang memiliki temperatur rendah,
mulai dari -50 derajat Fahrenheit.

Stainless Steel
Material pipa ini dinamakan austenitic stainless steel. Namun secara umum biasanya

disebut stainless steel. Stainless steel mempunyai grade 108, tetapi yang biasa digunakan adalah
tipe 304L. Sesuai kode L dibelakang nama 304L, tipe ini mengandung cukup sedikit campuran
karbon daripada tipe 304, tetapi memiliki kekuatan yang tinggi dan ketahanan terhadap korosi
yang cukup baik.
Pada dunia industri yang sebenarnya, ada dua jenis pipa stainless steel yang paling sering
dipakai, yaitu:
1. ASTM A312, untuk pipa berukuran dibawah 8 inci.
2. ASTM A358, untuk pipa berukuran diatas 8 inci.
Selain 2 tipe material diatas ( Carbon Steel dan Stainless Steel ), masih banyak lagi
material yang dipakai dalam dunia perpipaan, walaupun jarang digunakan, yaitu :

Chrome-Moly Pipe ( Chromium-Molybdenum Alloy Pipe ), yang terdiri dari 10 grade,


merujuk pada kode ASTM A335.

Nickel and Nickel Alloy Pipe, contoh penggunaan secara luas adalah Inconel, Incoloy
dan Monel.

Piping Cast Iron ( pipa besi )

Copper Piping ( pipa tembaga )

Plastic Pipe ( pipa plastik )

Concrete Pipe ( pipa beton ).

Anda mungkin juga menyukai