Anda di halaman 1dari 9

BAB III

SAMBUNGAN PAKU KELING (RIVETED JOINTS)


3.1

Pendahuluan
Paku keling adalah sejenis pasak atau paku yang digunakan untuk mengikat
suatu sabungan dan bersifat permanen, maksudnya pada bagian-bagian
konstruksi yang telah diikat dengan paku keling itu tidak boleh bergerak
sedikitpun, dan juga tidak untuk dilepas-lepas seperti ikatan dengan sekerup /
baut. Oleh karena itu sambungan tersebut dikatakan sambungan permanen.
Bahan paku keling dari logam yang ulet / ductil, seperti aluminium, tembaga,
atau perunggu, karena selain mudah dalam membentuk kepala keling, juga
mudah untuk melepas ikatan kelingan dengan cara merusak paku keling.
Keuntungan menggunakan sambungan ini : lebih murah, sederhana, umum,
dan lebih ringan konstruksinya.

3.2

Macam bentuk kepala paku keling


a.

Jenis kepala radius (konstruksi jembatan, bangunan,


ketel, dll.)

b.

Jenis kepala radius lebih tinggi untuk keperluan


khusus

c.

Jenis kepala konis (konstruksi yang tidak boleh bocor


: tangki ketel uap, bak minyak,dll.)

d.

Jenis kepala konis yang lebih tinggi (konstruksi yang


menghendaki lebih kuat, misal kapal-kapal)

e.

Jenis kepala countersunk banyak dipakai pada


konstruksi sambungan benam

f.

Jenis kepala countersunk beradius, untuk sambungan


kuat pada kapal-kapal (sebagian kepala tenggelam)
Gambar 3.1 : Bentuk-bentuk Kepala Paku Keling

20

3.3

Macam-macam sambungan
a. Kampuh berimpit (Lap Joint), cara
menyambung

paling

sederhana

(hanya mengimpitkan 2 pelat)

b. Kampuh

Bilah

menyambung

(Butt
yang

Joint),

cara

menggunakan

bantuan satu atau dua lembar bilah


yang diikat bersama bagian yang
disambung

Kampuh bilah tunggal

Kampuh bilah ganda

a. Kampuh bilah tunggal

b. Kampuh bilah ganda


Gambar 3.2 : Macam-macam Sambungan
3.4

Macam-macam Ikatan Paku Keling


a. Ikatan

tunggal

atau

dikeling

tunggal (sambungan hanya diikat


oleh satu baris paku keling)
b. Ikatan rangkap dua atau dikeling
ganda (sambungan diikat oleh dua
baris paku keling parallel)

c. Ikatan ganda dengan letak paku


tidak sejajar / zig-zag / berliku-liku

Gambar 3.3 : Macam-macam Ikatan Paku Keling

21

3.5

Macam-macam contoh sambungan


a. Sambungan dari permukaan yang
tidak datar parallel (permukaan
bagian yang disambung harus
sejajar)
b. Jarak antara paku keling dengan
tekukan harus cukup panjang
c. Jarak antara paku keling dengan
tepi harus cukup panjang (agar
tidak mudah sobek)
d. Sambungan pada pelat yang tidak
sama tebal, kepala keling terletak
pada pelat yang tipis
e. Sambungan pada logam lunak
(bukan logam), diberi bantalan ring
Gambar 3.4 : Macam-macam Contoh Sambungan

3.6

Cara mengeling
a. Mengeling pada bagian-bagian yang
sederhana, kepala keling
dipukul
dengan

dengan

palu

perantara

besi

cukup
atau

pembentuk

kepala radius
b. Untuk kepala-kepala keling radius,
kita harus menggunakan landasan
yang sepasang dengan pembentuk
kepala tersebut
c. Selain cara di atas, ada cara lain
menggunakan mesin press yang
bekerja secara hidraulik (lebih baik
dibanding dipukul)
Gambar 3.5 : Cara Mengeling

22

Untuk jenis ikatan paku keling dengan lubang yang tidak tembus.
(biasanya untuk mengikat pelat nama pada mesin), paku keling dipasang
dengan cara dipukul atau ditekan (paling praktis dan kuat)

Gambar 3.6 : Paku Keling Dengan Lubang


3.7

Kerusakan Pada Sambungan Paku Keling


Sobek pada plat pada bagian ujungnya
Sobek pada plat arah melintang
Geser pada paku keling
Desakan pada paku keling

3.7.1

Sobek Pada Plat Bagian Ujungnya

A (m 0,5 . d
Ft g .A
F

Ft (m 0,5 d ) . t . g
Keterangan :
A Luas yang tergeser (mm 2 )

Gambar 3.7 : Sobek Pada Ujung Plat

d Diameter paku (mm)


t Tebal plat (mm)
Ft Gaya tarik izin pada plat ( N )

g Tegangan geser plat ( N / mm 2 )


3.7.2

Sobek pada pelat arah melintang

Al n. d
Ft t . A

Ft (l n . d ) . t . t

Keterangan :
A Luas plat yang tergeser ( mm 2 )
n Jumlah paku

Gambar 3.8 : Sobek Pada Plat


Arah Melintang

t Tebal plat ( mm)


Ft Gaya tarik izin pada plat ( N )

t Tegangan tarik izin plat ( N / mm 2 )


23

3.7.3

Geser Pada Paku Keling


F

2
.d
4
Fg g . A

Fg . d 2 . n g ( si.ngle)
4

2
Fg
. d 2 . n . g (double)
4
A

Keterangan :
F

A Luas paku yang tergeser ( mm 2 )


n Jumlah paku

Gambar 3.9 : Geser Pada Paku Keling

d Diameter paku ( mm)


Fg Gaya geser yang diizinkan ( N )

g Tegangan geser izin paku ( N / mm 2 )

3.7.4

Desakan Pada Paku Keling


F
F

A d .t .n
Fd d . A

Fd d . t . n d
Gambar 3.10 : Desakan Pada Paku
Keling

Keterangan :
A Luas permukaan yang terdesak (mm 2 )
n Jumlah paku
d Diameter paku (mm)
t Tebal plat ( mm)
Fd Gaya desak izin paku ( N )

d Tegangan desak izin paku ( N / mm 2 )


3.8

Efisiensi Sambungan Paku Keling


Efisiensi : perbandingan gaya terkecil yang terjadi pada paku keling terhadap
kekuatan pelat antara sambungan paku keling
Gaya terkecil yang terjadi pada paku Ft, Fg, atau Fd (terkecil)
Kekuatan (gaya) tarik pelat antara paku keling Ft = p . t . t

24

Efisiensi

Ft , atau Fg , atau Fd (diambil yang terkecil)


p . t . t

Keterangan :

Keterangan :
p Pitch sambungan paku (mm)
t Tebal plat (mm)

t Tegangan
tarik Sambungan
izin plat ( N /Paku
mm Keling
)
Tabel
3.1 : Efisiensi
2

Tabel 3.1 : Diameter Paku Keling Standar

3.9

Beban Eksentrik Pada Sambungan Paku Keling

G = Centre Gravity

E = jarak gaya ke Centre Gravity


F = Beban atau Gaya Eksternal

x1 , x 2 , x3 , x 4 jarak tiap paku ke 0Y


Y1 , Y2 , Y3 , Y4 jarak tiap paku ke 0Y
Gambar 3.11 : Beban Eksentrik Pada
Paku Keling

25

Gambar 3.12 : Uraian Gaya-gaya Pada Paku Keling


Prosedur :
a.

A1 . X 1 A2 . X 2 A3 . X 3 .......... A . X 1 A . X 2 A . X 3 ..........

n. A
A1 A2 A3 ..........

X 1 X 2 X 3 ..........
n

Y1 Y2 Y3 ..........
n jumlah paku
n

b. Pada G ( Centre Gravity ) terdapat 2 proses gaya F1 dan F2 .


c. Asumsikan semua paku sama ukurannya

F1 F , berakibat geser pada paku


FS

F
n

Fs = Fg = Gaya geser (N/mm2)

d. F ' 2 F mengakibatkan momen di titik e F . e yang memutar melalui pusat


G, bila: l1 , l 2 , l3 , .......... jarak radial F1 , F2 , F3 terhadap G, asumsikan bahwa :

F1 l1 ; F2 l 2 ; F3 l 3

F1 F2 F3

..........
l1
l2
l3

F2 F1 .

Jumlah momen harus = 0

F . e F1 . l1 F2 . l 2 F3 . l 3 ..........

26

l2
,
l1

F3 F1 .

l3
l1

F1 . l1 F1 .

l2
l
F
2
2
2
. l 2 F1 . 2 .......... 1 .{ l1 l 2 l 3 ..........}
l1
l1
l1

e. Resultan Gaya

R F 2 F3 2 F . FS . cos
2

sudut antara gaya geser langsung dan gaya geser sekunder.


Contoh :
Konstruksi sambungan paku keeling sebagai berikut :

66 . 10 3 ( N )

210 ( mm )

g 16 ( Kg
Hitunglah

mm 2

diameter

paku

keling

yang dperlukan ! Apabila diketahui


gravitasi = 9,81 (m/det2), jumlah
paku = 6 (buah).
Gambar 3.13 : Konstruksi Paku Keling
Penyelesaian :

Fs

F 66 .10 3

11.10 3 ( N )
n
6

l1 l3 l 4 l 6

60 40 2

72,1 ( mm )

l2

l5 60 ( mm )

F .e

Gambar 3.14 : Uraian Gaya-gaya

27

F1
2
2
2
2
2
2
. ( l1 l2 l3 l4 l5 l6 )
l1
F1
2
2
. ( 4.l1 2.l2 )
l1

66 .10 3 . 210

F1
. { 4 ( 72 .1) 2 ( 2 . 60 2 ) }
72 .1

F1 35,7 . 40 3 ( N )

F2 F1 .

l2
60
35,7 .
29,7 . 10 3 ( N )
72,1
l1

R1 F1 Fs 2 . F1 . Fs . cos
2

cos

60
0,832
72,1

R1 (35,7 . 10 3 ) 2 (11 . 10 3 ) 2 2 . (35,7 . 10 3 ) . (11 . 10 3 ) . 0,832


R1 127.10 7 121.10 6 653.10 6 204.10 7 45166,36 ( N )
R2 F2 Fs 29,7.10 3 11.10 3 40700 ( N )
Gaya terbesar terjadi pada R1

. d . g R1 . d 2 . 16 . 9,81 45166,36
4
4
d 366,2363544 19,137
Untuk menentukan diameter paku keeling, lihat table (Khurmi, 2005 : 297)
Adalah d = 20 (mm)

Tabel 3.2 : Diameter Paku Keling Standar

(Khurmi, 2005 : 297)

28

Anda mungkin juga menyukai