Anda di halaman 1dari 4

2.5.1.

Diameter Inti Ulir Baut


Karena baut berbentuk bulat dan panjang, maka baut mempunyai diameter. Untuk menetukan diameter baut dapat diketahui melalui rumus : d1 ..(Sularso, 1983)

Keterangan :

F = Gaya pada baut

(N)

2.5.2. Gaya yang terjadi pada baut


d1 F ..(Sularso, 1983) . d1 Keterangan : d1 = diameter ulir

2.5.3. Tinggi Mur


Rumus : h (0,8 - 1,0)d..................................(Sularso, 1983)

2.5.4. Tegangan Geser yang terjadi


Baut pengikat mempunyai tegangan geser akibat beban, untuk menentukan tegangan geser dapat diketahui melalui rumus sebagi berikut :

................................ (Sularso, 1983)

tinggi baut dapat diketahui melalui rumus :

keterangan :

= Tegangan geser

(N/mm2) (N) (mm) (mm)

F = Gaya pada baut dl = Diameter ulir luar h = Tinggi kepala baut

2.5.5. Tegangan geser yang di izinkan


a= .........................................................................

(Sularso, 1983)

keterangan :

2.5.7. Jumlah mur


Rumus : z = Keterangan : ...................,.................(Sularso, 1983) h = Tinggi Mur P = Jarak Bagi Ulir

2.5.6. Jumlah Ulir Mur Keseluruhan


Rumus : z .......................................(Sularso, 1983)

Keterangan :

d2 = Diameter efektif (mm) H1 = Tinggi kaitan (mm)

2.5.8. Gaya Pengencangan Baut


Untuk menentukan gaya pengunci baut harus menggunakan kunci momen untuk menentukan kekuatan pengencangan. Untuk mengetahui berapa gaya maksimal beban pengunci maka dapat diketahui melaui : Fd = ...............................................(Sularso, 1983) Keterangan : Fd = Gaya pengencangan baut dl = Diameter ulir luar F = Gaya pada baut L = Panjang Tuas Kunci (N) (mm) (N) (mm)

2.5.9. Gaya Pengencangan Terhadap Kemungkinan Dol Ulir


Rumus : Q= .........................(Umar Sukirno, 1984) Keterangan : Ulir segitiga : (mm) (mm)

Ulir segiempat :

2.6.0. Tegangan geser akar ulir baut


b

................................ (Sularso, 1983) : b = Tegangan geser akar ulir baut K = Tebal akar ulir baut F = Gaya pada baut (N)

P = pitch = Jumlah ulir

(mm)

2.6.1. Tegangan geser akar ulir mur


n

................................ (Sularso, 1983) : n = Tegangan geser akar ulir mur J = Tebal akar ulir mur F = Gaya pada baut P = pitch = Jumlah ulir (N) (mm)

Anda mungkin juga menyukai