I dan m masing-masing adalah tebal kayu tepi dan kayu tengah dalam cm.
Untuk kayu klas-kuat dibawah III jarang digunkan sehingga tidak diberikan perumusannya.
Perencanaan sambungan dengan alat sambung baut harus memperhatikan syarat-syarat yang
berlaku sesuai dengan PKKI 1961
BAB III
SAMBUNGAN DAN ALAT-ALAT SAMBUNG
III.2. Sambungan dengan Paku
Kekuatan paku untuk sambungan tampang satu dapat dilihat pada lampiran-1 . Apabila
pada sambungan digunakan paku yang memenuhi syarat untuk sambungan tampang dua, maka
kekuatan paku dalam lampiran 1 dapat dikalikan dua.
Panjang paku untuk sambungan tampang satu biasanya diambil sebagai berikut :
IP ≥ 2,5 . I ( I = tebal kayu muka )
Sedangkan untuk sambungan tampang dua ,
IP ≥ 2.m + I ( m = tebal kayu tengah )
Dari lampiran-1 tampak bahwa tebal kayu muka tempat awal paku masuk dibatasi 2-
4cm . sehingga apabila tebal kayu muka lebih dari 4cm, maka kekuatan paku tidak dapat
dihitung berdasarkan lampiran-1 tersebut
Jadi apabila tidak menggunakan lampiran-1, kekuatan paku dapat juga dihitung dengan
rumus sbb :
Tampang satu : P = 0,5 . d . I . Tk untuk 1 ≤ 7 . d
P = 3,5 . d² . Tk untuk 1 ≥ 7 . d
Tampang dua : P = d . m . Tk untuk m ≤ 7 . d
P = 7 . d² . Tk untuk 1 ≥ 7 . d
Harga Tk dapat dilihat pada lampiran-1 sesuai dengan Bj-kayu yang bersangkutan.
Dalam perencanaan, sambungan dengan alat sambung paku harus memperhatikan syarat-syarat
dalam PKKI 1961.
Sambungan dengan pasak kayu hanya digunakan untuk sambungan tampang dua saja.
Arah serat kayu pada pasak dibuat sejajar dengan arah serat kayu pada batang yang
disambung(batang asli)
Syarat-syarat ukuran pasak sebagai berikut :
Tinggi pasak , 2t : t ≥ 1,5 cm
Panjang pasak : a : 10 cm ≤ a ≤ 15 cm
a ≥ 5t
Tegangan-tegangan yang terjadi pada pasak dan batang asli tidak boleh melebihi tegangan-
tegangan ijinnya .
Alat sambung ini dapat digunakan untuk sambungan tampang dua atau lebih. Kekuatan pasak
Kubler dapat dilihat pada lampiran-2 untuk kayu dengan Bj= 0,6 . Untuk Bj-lainnya maka angka-angka
dalam lampiran-2 tersebut harus diberi faktor pengali sebanding dengan Bj-nya, yaotu Bj/0,6.
BAB III
SAMBUNGAN DAN ALAT-ALAT SAMBUNG
Apabila arah gaya membentuk sudut 𝛼 terhadap arah serat kayu, maka kekuatan pasak
berkuran sbb :
Kekuatan cincin belah Keugers perpasang dapat dilihat pada lampiran-3 untuk kayu dengan
Bj=0,6 . Untuk Bj lain harus diberi faktor pengali sebanding dengan Bj-nya.
Cincin belah ini sebaiknya digunakan untuk sambungan tampang dua atau lebih dan pada satu
sambungan dibatasi maksimal ada 3 (tiga) pasang cincin belah.
Apabila arah gaya membentuk sudut 𝛼 terhadap arah serat kayu maka kekuatan cincin belah
berkurang sbb .
Kekuatan kokot Bulldog dapat dilihat pada lampiran-4 untuk kayu dengan Bj=0,5 . Untuj Bj-lain
harus diberi faktor pengali sebanding dengan Bj-nya .
Apabila arah gaya membentuk sudut 𝛼 terhadap arah serat kayu, maka kekuatan kokot bulldog
berkurang sbb :
Soal-15
1 x 8/14
1 x 10/16 °45
Penyelesaian :
→ Sambungan golongan II , tampang satu , digunakan baut 𝜃 ½” (=1,27 cm) . Pasal 14 . 3 PKKI
P = 40 . I . d . ( 1 – 0,60 . Sin 𝛼)
→ 5d = 7 cm
7d = 8,9 cm → 10 cm
3d = 3,8 → 6 cm
BAB III
SAMBUNGAN DAN ALAT-ALAT SAMBUNG
Soal-16
Batang vertical meneruskan gaya tarik 1050kg. Kayu mahoni , konstruksi terlindung dan gaya
akibat beban tetap. Rencanakanlah sambungan tersebut dengan alat sambung baut.
Penyelesaian :
→ Sambungan golongan III , tampang dua , digunakan baut ∅ 5/8" ( = 1,59 cm) , 𝛼 = 90°
P = 60 . m . d . ( 1 – 0,60 . Sin 𝛼)
3d = 4,77 6 cm
2d = 3,18 4 cm
7d = 11,13 12cm
BAB III
SAMBUNGAN DAN ALAT-ALAT SAMBUNG
Soal-17
Batang vertical V dihubungkan dengan batang mendatar H dengan plat baja berukuran
0,5 x 6 cm. Baut ∅ 5/8" , ditambah dengan baut lekat ∅ 3/8" . Kayu Mahoni , konstruksi
terlindung dan beban permanen . Berapakah S yang diijinkan ?
Penyelesaian :
Karena sambungan menggunakan plat baja, maka antara plat baja dengan batang vertical
adalah sambungan tampang satu dengan 𝛼 = 0° dan jumlah baut n=2 untuk ½ S , baut lekat
tidak diperhitungkan , jadi jumlah baut untuk S adalah n=4 .
5
→ Sambungan golongan III , tampang satu , baut ∅ ” ;
8
P = 25 . I . d . ( 1 – 0,60 . Sin 𝛼)
= 25 . 4 . 1,59 . 1 = 159kg
= 198,75 kg
𝑆
n= → S = 4 . 198,75 = 795 Kg
𝑃𝑟
→ Kontrol tegangan desak pada batang mendatar akibat desakan melalui plat baja ,
Kayu klas-kuat III , daftar IIa PKKI 1961
→ ᵟ ͩ ˢ⊥ = 15Kg/cm²
𝑆 795
ᵟ ͩ ˢ⊥= = = 16,56 kg/cm² > ᵟ ͩ ˢ⊥ = 15kg/cm²
𝐹 8 .6
= 720 kg
Soal-18
Direncanakan batang kayu jati pada suatu konstruksi kuda-kuda meneruskan gaya S = 6000kg .
Ukuran kayu 2 x 6 / 16 . Apabila batang tersebut akan disambung, dan dihitung terhadap beban
tetap + angina , hitung dan gambar sambungan tersebut dengan alat sambung baut.
Penyelesaian :
𝛽 = 1 , 𝛾 = 5/4
6d = 9,54 10
3d = 4,77 6
2d = 3,18 5
Soal 19
BAB III
SAMBUNGAN DAN ALAT-ALAT SAMBUNG
Sebuah batang tarik berukuran 2 x 3 / 12 dari sebuah kuda-kuda menahan gaya tarik 2,5ton
yang disebabkan oleh beban permanen + beban angina . Apabila batang tersebut menggunakan
kayu Meranti Merah , hitung dan gambar rencana sambungan untuk batang tersebut dengan
alat sambung baut .
Penyelesaian :
𝛽 = 1 , 𝛾 = 1 , 𝐾𝑎𝑦𝑢 𝑀𝑒𝑟𝑎𝑛𝑡𝑖 𝑀𝑒𝑟𝑎ℎ − 𝐿𝑎𝑚𝑝𝑖𝑟𝑎𝑛 𝐼 𝑃𝐾𝐾𝐼 𝐵𝑗 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎, 𝐾𝑙𝑎𝑠 − 𝑘𝑢𝑎𝑡 𝐼𝐼𝐼
𝛼 = 0°
6d = 5,7 6
3d = 2,85 3
2d = 1,9 3
BAB III
SAMBUNGAN DAN ALAT-ALAT SAMBUNG
Soal-20
Sebuah titik buhul kuda-kuda dalam keadaan seimbang dari bangunan sementara . Kayu dari kayu
keruing, ketentuan seperti gambar 11.
S₂ = + 1500 kg S₁ = - 1100 kg
Apabila direncanakan pada beban tetap , hitung dan gambarlah sambungan titik buhul tersebut dengan
alat sambung baut .
Penyelesaian
𝛽 = 1 ,𝛾 = 1
𝛼 = 45°
3d = 3,81 6 cm
7d = 8,89 10 → 10 . 1 / 2 . √2 = 7 cm
Soal-21
Sebuah konsol kayu seperti pada gambar 12 . Kayu klas kuat II , Bj-nya = 0,5 , batang AC dari kayu
ukuran 2 x 3 / 12 , BC dan AB dari kayu ukuran 1 x 6 / 12 . Konstruksi tidak terlindung beban tetap .
Rencanakanlah sambungan pada joint C dengan baut .
BAB III
SAMBUNGAN DAN ALAT-ALAT SAMBUNG
Penyelesaian :
Soal-22
Direncanakan kuda-kuda dari kayu dengan Bj= 0,6 , Mutu B menahan beban seperti pada gambar 14,
gaya-gaya yang bekerja sudah termaksud berat sendiri, serta dihitung pada beban tetap . Apabila
tengah-tengah bentang CD serta titil buhul F terdapat sambungan dengan alat sambung baut :
Penyelesaian :
Σ MC = 0
( 3-0,75 ) . 3 – PFG . 1,5 = 0
𝛽 = 1 ,𝛾 = 1
Kayu mutu B , Bj = 0,6
ᵟ ͩ ˢ // = ᵟtr // = 150 . 0,6 . 0,75 = 67,5 kg/cm²
a). PCD = 3,35 ton (desak)
1/6 . 𝑏 4 = 1879,769
335
𝜆 = = 115,92 → 𝜔 = 4,2036
2,89
3350 .4,2036
ᵟͩ ˢ =
10 .ℎ
≤ ᵟ ͩ ˢ // = 67,5 kg/cm²
h ≥ 20,86 cm → h = 22 cm
→ b . h = 10,22 = 220cm
BAB III
SAMBUNGAN DAN ALAT-ALAT SAMBUNG
Dicoba dengan b = 12
335
𝜆 = = 96,6 → 𝜔 = 2,81
3,468
3350 . 2,81
ᵟͩ ˢ =
12 .ℎ
≤ ᵟ ͩ ˢ // = 67,5 kg/cm²
h ≥ 11,6 cm → h = 12 cm
→ b . h = 12 . 12 = 144cm
𝑝
ᵟ = ≤ ᵟ ͩ ˢ //
𝐹𝑛𝑡
4500
Fnt ≥ = 66,7 cm²
67,5
66,7
Fbr ≥ = 83,4 cm²
0,80
3,5d = 4,4 cm → 5 cm
6d = 7,6 8
2d = 2,54 4
3d = 3,81 4
d) . Gaya batang CF = 0
4500
n= = 6,5 → digunakan 8 baut
693,55
SOAL-23
Sebuah batang tarik berukuran 2 x 2 / 12 terbuat dari kayu pinus dengan Bj=0,6 . Gaya yang
didukung 2,2 ton akibat beban permanen . Konstruksi tidak terlindung . Sambungan batang
tersebut dengan alat sambung paku .
Penyelesaian :
𝛽 = 5/6 , 𝛾 = 1
→ Dari lampiram-1 dipilih paku 21 / 2” BWG 11 (31/63) dengan Ip=6,3 cm,sehingga memenuhi
syarat untuk sambungan tampang dua . Dengan tebal kayu muka 2 cm dan Bj = 0,6 kg → untuk
tampang dua , P=2 . 46 = 92 kg
BAB III
SAMBUNGAN DAN ALAT-ALAT SAMBUNG
2200
n= = 28,7 → digunakan 30 paku
92 .5/6
10d = 3,1 4
SOAL-24
H₁ = 3 ton
H₁ dan H₂ = 2 x 3/14
Bila konstruksinya terlindung dan bebannya tidak permanen serta kayu Damar, sambunglah
titik buhul tersebut dengan alat sambung paku.
Penyelesaian :
BAB III
SAMBUNGAN DAN ALAT-ALAT SAMBUNG
𝛽 = 1 , 𝛾 = 5/4
Hubungan V dengan H
P = 50kg
640
n= = 10,24 → digunakan 12 paku ( masing-masing sisi 6 )
50 .5/4
Hubungan D dengan H
S = 900 kg
900
n= = 14,4 → digunakan 16 paku ( masing-masing sisi 8 )
50 .5/4
10d = 3,1 5
BAB III
SAMBUNGAN DAN ALAT-ALAT SAMBUNG
→ 1,7 . 1/2 . √2 = 12 cm → 3 cm
SOAL-25:
Hitunglah beban tarik maksimal(S) yang dapat di dukung oleh batang tersebut., apabila kayu
yang digunakan termasuk klas-kuat II dan pasak persegi dari kayu klas-kuat I. Konstruksi
tersebut untuk jembatan dan dinding pada beban permanen ukuran pasak : a=15cm , b=20cm ,
t=2cm .
BAB III
SAMBUNGAN DAN ALAT-ALAT SAMBUNG
Penyelesaian :
𝜆 = 1 , 𝛽 = 5/6
𝑆
ᵟ ͩ ˢ //r = , S = 108,33 . 160 = 17332,8 kg
Ads
Diketahui kayu klas-kuat II, dengan ukuran 10/20 menahan gaya tarik S=6ton . Apabila kayu
tersebut akan disambung dengan pasak dari kayu klas-kuat I, serta menggunakan plat sambung
ukuran 2 x 7,5/20 , untuk konstruksi tidak terlindungi dan beban permanen, rencanakanlah
sambungan tersebut dengan pasak persegi-panjang.
Penyelesaian :
𝛾 = 1 , 𝛽 = 5/6
𝑆 6000
ᵟ ͩ ˢ //r = , Ads = = 55,3863 kg
Ads 108,33
55,3863
Luas desak , Ads = n . t . b . n . t = = = 2,77cm
20
Jika dipakai satu pasang pasak ( n=2), t=1,4cm
→ digunakan t = 15cm
6000
𝜏= = 15 kg/cm²< 𝜏 ∕∕ 𝑟 = 16,67kg/cm²
2 .10 .20
BAB III
SAMBUNGAN DAN ALAT-ALAT SAMBUNG
Kontrol tegangan pada batang asli :
Kayu klas-kuat II,
ᵟ ͩ ˢ //r = 85 . 5/6 = 70,83kg/cm²
𝜏 ∕∕ r = 12 . 5/6 = 10 kg/cm²
S 6000
ᵟ ͩ ˢ //r = = = 100kg/cm² > ᵟ ͩ ˢ //r = 70,83 kg/cm²
Ads 2 . 15 . 20
→ Dicari dimensi pasak kayu :
6000
Ads = = 84,71 cm²
70,83
84,74
n.t= = 4,24 cm
20
Jika dipakai satu pasang pasak , t = 2,12cm → t = 2,5 cm , a = 5t = 10cm
Karena t = 2,5 > t = 1,5 cm (semula),
Maka tidak perlu control tegangan desak pada pasak lagi .
Catatan: Dari contoh tersebut diatas tampak bahwa perencanaan dimensi pasak
sebaiknya dimulai dari kayu yang mempunyai klas-kuat lebih rendah.
BAB III
SAMBUNGAN DAN ALAT-ALAT SAMBUNG
SOAL-27
Sebuah batang tarik berukuran 8/16 mendukung gaya S=6 ton . Kayu Damar dengan Bj =
0,5 . Konstruksi terlindung dan beban tidak permanen . Diminta menyambung batang
tersebut dengan alat sambung :
a. Paku
b. Pasak kayu bulat kubler
c. Cincin belah kreugres
d. Kokot bullog
Penyelesaian :
𝛽 = 1 , 𝛾 = 5/4
a. Paku
Tebal kayu muka = 4cm , S = 6000kg (sangat besar)
Maka digunakan paku 4 1/2” BWG 6 52 / 114 dengan Ip = 11,4 cm
Sehingga memenuhi syarat sambungan tampang satu .
d. Kokot Bulldog
Ukuran kayu minimum = 4/16
Maka dipakai kokot Bulldog persegi 10 x 10 cm
(syarat kayu minimum pada lampiran-4 untuk kokot 10 x 10 cm adalah 3,81/11,43
cm).
Dengan digunakan baut ∅ 5/8” , P = 1500kg (Bj=0,5)
6000
n= = 3,2→ digunakan 4 kokot (2 pasang).
1500 .5/4
Kayu muka = 11 cm
Jarak antar baut = 17cm
BAB III
SAMBUNGAN DAN ALAT-ALAT SAMBUNG