Anda di halaman 1dari 27

BAB III

SAMBUNGAN DAN ALAT-ALAT SAMBUNG


III.1. Sambungan dengan Baut

Sambungan dengan baut dibagi dalam 3 (tiga) golongan sebagai berikut :

- Golongan 1 untuk kayu klas-kuat I dan kayu Rasamala ,


Sambungan tampang satu : P = 50 . I . d . ( 1 – 0,60 . sin𝛼)
P = 240 . d² . ( 1 – 0,35 . sin𝛼)

Sambungan tampang dua : P = 125 . m . d . ( 1 – 0,60 . sin𝛼)


P = 250 .I . d . ( 1 – 0,60 . sin𝛼)
P = 280 . d² . ( 1 – 0,35 . sin𝛼)

- Golonga dua untuk kayu klas-kuat II dan kayu jati ,


Sambungan tampang satu : P = 40 . I . d . ( 1 – 0,60 . sin𝛼)
P = 215 . d² . ( 1 – 0,35 . sin𝛼)

Sambungan tampang dua : P = 100 . m . d . ( 1 – 0,60 . sin𝛼)


P = 200 .I . d . ( 1 – 0,60 . sin𝛼)
P = 430 . d² . ( 1 – 0,35 . sin𝛼)

- Golongan tiga untuk kayu klas-kuat III


- Sambungan tampang satu : P = 25 . I . d . ( 1 – 0,60 . sin𝛼)
P = 170 . d² . ( 1 – 0,35 . sin𝛼)
- Sambungan tampang dua : P = 60 . m . d . ( 1 – 0,60 . sin𝛼)
P = 120 .I . d . ( 1 – 0,60 . sin𝛼)
P = 340 . d² . ( 1 – 0,35 . sin𝛼)

P adalah kekuatan ijin baut dalam kg dan diambil yang terkecil.

I dan m masing-masing adalah tebal kayu tepi dan kayu tengah dalam cm.

d adalah diameter baut dalam cm

𝛼 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑔𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑎𝑦𝑢

Untuk kayu klas-kuat dibawah III jarang digunkan sehingga tidak diberikan perumusannya.

Perencanaan sambungan dengan alat sambung baut harus memperhatikan syarat-syarat yang
berlaku sesuai dengan PKKI 1961
BAB III
SAMBUNGAN DAN ALAT-ALAT SAMBUNG
III.2. Sambungan dengan Paku

Kekuatan paku untuk sambungan tampang satu dapat dilihat pada lampiran-1 . Apabila
pada sambungan digunakan paku yang memenuhi syarat untuk sambungan tampang dua, maka
kekuatan paku dalam lampiran 1 dapat dikalikan dua.
Panjang paku untuk sambungan tampang satu biasanya diambil sebagai berikut :
IP ≥ 2,5 . I ( I = tebal kayu muka )
Sedangkan untuk sambungan tampang dua ,
IP ≥ 2.m + I ( m = tebal kayu tengah )

Dari lampiran-1 tampak bahwa tebal kayu muka tempat awal paku masuk dibatasi 2-
4cm . sehingga apabila tebal kayu muka lebih dari 4cm, maka kekuatan paku tidak dapat
dihitung berdasarkan lampiran-1 tersebut
Jadi apabila tidak menggunakan lampiran-1, kekuatan paku dapat juga dihitung dengan
rumus sbb :
Tampang satu : P = 0,5 . d . I . Tk untuk 1 ≤ 7 . d
P = 3,5 . d² . Tk untuk 1 ≥ 7 . d
Tampang dua : P = d . m . Tk untuk m ≤ 7 . d
P = 7 . d² . Tk untuk 1 ≥ 7 . d
Harga Tk dapat dilihat pada lampiran-1 sesuai dengan Bj-kayu yang bersangkutan.
Dalam perencanaan, sambungan dengan alat sambung paku harus memperhatikan syarat-syarat
dalam PKKI 1961.

III.3. Sambungan dengan Pasak Kayu Persegi

Sambungan dengan pasak kayu hanya digunakan untuk sambungan tampang dua saja.
Arah serat kayu pada pasak dibuat sejajar dengan arah serat kayu pada batang yang
disambung(batang asli)
Syarat-syarat ukuran pasak sebagai berikut :
Tinggi pasak , 2t : t ≥ 1,5 cm
Panjang pasak : a : 10 cm ≤ a ≤ 15 cm
a ≥ 5t
Tegangan-tegangan yang terjadi pada pasak dan batang asli tidak boleh melebihi tegangan-
tegangan ijinnya .

III.4. Sambungan dengan Pasak Kayu Bulat Kubler

Alat sambung ini dapat digunakan untuk sambungan tampang dua atau lebih. Kekuatan pasak
Kubler dapat dilihat pada lampiran-2 untuk kayu dengan Bj= 0,6 . Untuk Bj-lainnya maka angka-angka
dalam lampiran-2 tersebut harus diberi faktor pengali sebanding dengan Bj-nya, yaotu Bj/0,6.
BAB III
SAMBUNGAN DAN ALAT-ALAT SAMBUNG
Apabila arah gaya membentuk sudut 𝛼 terhadap arah serat kayu, maka kekuatan pasak
berkuran sbb :

P 𝛼 = P// . ( 1 – 0,25 . Sin 𝛼)


Cara memilih ukuran pasak dengan memperhatikan ukuran kayu minimum. Misal pasak akan
diletakan setangkup dengan kebar kayu 14 cm, maka dapat diambil pasak ∅ 10 cm atau yang lebih kecil
lagi sesuai dengan kebutuhan kekuatan pasak . Pada prinsipnya jumlah pasak yang terpasang/digunakan
semakin sedikit akan semakin baik karena menghemat panjang plat sambung.

III.5. Sambungan dengan Cincin Belah Kreugers

Kekuatan cincin belah Keugers perpasang dapat dilihat pada lampiran-3 untuk kayu dengan
Bj=0,6 . Untuk Bj lain harus diberi faktor pengali sebanding dengan Bj-nya.

Cincin belah ini sebaiknya digunakan untuk sambungan tampang dua atau lebih dan pada satu
sambungan dibatasi maksimal ada 3 (tiga) pasang cincin belah.

Apabila arah gaya membentuk sudut 𝛼 terhadap arah serat kayu maka kekuatan cincin belah
berkurang sbb .

P 𝛼 = P// . ( 1 – 0,30 . Sin 𝛼)


Cara memilih cinci belah tersebut berturut-turut dengan memperhatikan lebar kayu minimum,
tebal kayu tengah minimum , tebal kayu tepi minimum dan jarak kayu muka yang direncaanakan .

III.6. Sambungan dengan Kokok Bulldog

Kekuatan kokot Bulldog dapat dilihat pada lampiran-4 untuk kayu dengan Bj=0,5 . Untuj Bj-lain
harus diberi faktor pengali sebanding dengan Bj-nya .

Apabila arah gaya membentuk sudut 𝛼 terhadap arah serat kayu, maka kekuatan kokot bulldog
berkurang sbb :

P 𝛼 = P// . ( 1 – 0,25 . Sin 𝛼)


Cara memilih kokot bulldog tersebut dengan memperhatikan lebar kayu minimum, tebal kayu
muka minimum, serta diameter baut yang direncanakan .
BAB III
SAMBUNGAN DAN ALAT-ALAT SAMBUNG
III.7. Contoh soal dan Penyelesaian

Soal-15

1 x 8/14

1 x 10/16 °45

Penyelesaian :

Konstruksi terlindung ,𝛽=1

Beban tetap angina , 𝛾= 5/4

Kayu dengan Bj = 0,6 Klas-kuat II

→ Sambungan golongan II , tampang satu , digunakan baut 𝜃 ½” (=1,27 cm) . Pasal 14 . 3 PKKI

P = 40 . I . d . ( 1 – 0,60 . Sin 𝛼)

= 40 . 8 . 1,27 . ( 1 - 0,60 . sin45°) = 233,98 kg

P = 215 . d² . ( 1 – 0,35 . Sin 𝛼)

= 215. 8 . 1,27² . ( 1 . 0,35 . sin45°) = 260,95 kg

Pr = 233,98 . 1 . 5/4 = 292,5 kg

Jumlah baut n = 600/292,5 = 2,05 → digunakan 4 baut

Jarak-jarak baut : Untuk 0° < 𝛼 < 90°→ 5d – 6d

Untuk 𝛼 = 45° → dengan interpolasi linier

→ 5d = 7 cm

2d = 2,54 < 7 . ½ . √2 = 4,9 cm

7d = 8,9 cm → 10 cm

3d = 3,8 → 6 cm
BAB III
SAMBUNGAN DAN ALAT-ALAT SAMBUNG

Soal-16

Batang vertical meneruskan gaya tarik 1050kg. Kayu mahoni , konstruksi terlindung dan gaya
akibat beban tetap. Rencanakanlah sambungan tersebut dengan alat sambung baut.

Penyelesaian :

𝛽 = 1 , 𝛾 = 1 , 𝐾𝑎𝑦𝑢 𝑀𝑎ℎ𝑜𝑛𝑖 − 𝐿𝑎𝑚𝑝𝑖𝑟𝑎𝑛 𝐼 𝑃𝐾𝐾𝐼 , 𝐾𝑙𝑎𝑠 − 𝑘𝑢𝑎𝑡 𝐼𝐼𝐼

→ Sambungan golongan III , tampang dua , digunakan baut ∅ 5/8" ( = 1,59 cm) , 𝛼 = 90°

P = 60 . m . d . ( 1 – 0,60 . Sin 𝛼)

= 60 . 14 . 1,59 . 0.4 = 534,24 kg

P = 340 . d² . ( 1 – 0,35 . Sin 𝛼)

= 340. 8 . 1,59² . 0,65 = 558,71 kg


1050
n= = 1,97 → digunakan 2 baut
534,24

Jarak-jarak baut : 5d = 7,95 cm → 8 cm

3d = 4,77 6 cm

2d = 3,18 4 cm

7d = 11,13 12cm
BAB III
SAMBUNGAN DAN ALAT-ALAT SAMBUNG

Soal-17

Batang vertical V dihubungkan dengan batang mendatar H dengan plat baja berukuran

0,5 x 6 cm. Baut ∅ 5/8" , ditambah dengan baut lekat ∅ 3/8" . Kayu Mahoni , konstruksi
terlindung dan beban permanen . Berapakah S yang diijinkan ?

Penyelesaian :

𝛽 = 1 , 𝛾 = 1 , 𝐾𝑎𝑦𝑢 𝑀𝑎ℎ𝑜𝑛𝑖 − 𝐿𝑎𝑚𝑝𝑖𝑟𝑎𝑛 𝐼 𝑃𝐾𝐾𝐼 , 𝐾𝑙𝑎𝑠 − 𝑘𝑢𝑎𝑡 𝐼𝐼𝐼

→ Sambungan golongan III

Karena sambungan menggunakan plat baja, maka antara plat baja dengan batang vertical
adalah sambungan tampang satu dengan 𝛼 = 0° dan jumlah baut n=2 untuk ½ S , baut lekat
tidak diperhitungkan , jadi jumlah baut untuk S adalah n=4 .

5
→ Sambungan golongan III , tampang satu , baut ∅ ” ;
8

P = 25 . I . d . ( 1 – 0,60 . Sin 𝛼)

= 25 . 4 . 1,59 . 1 = 159kg

P = 170 . d² . ( 1 – 0,35 . Sin 𝛼)

= 170. 1,59² . 0,65 = 429,8 kg


BAB III
SAMBUNGAN DAN ALAT-ALAT SAMBUNG
Karena salah satu dari baja, maka : Pr = 1,25.159

= 198,75 kg
𝑆
n= → S = 4 . 198,75 = 795 Kg
𝑃𝑟

→ Kontrol tegangan desak pada batang mendatar akibat desakan melalui plat baja ,
Kayu klas-kuat III , daftar IIa PKKI 1961

→ ᵟ ͩ ˢ⊥ = 15Kg/cm²

𝑆 795
ᵟ ͩ ˢ⊥= = = 16,56 kg/cm² > ᵟ ͩ ˢ⊥ = 15kg/cm²
𝐹 8 .6

Ternyata S = 795 kg tidak memenuhi ,

Dicari S yang memenuhi → S = ᵟ ͩ ˢ⊥ . F = 15 . 8 . 6

= 720 kg

` ∴ S yang diijinkan = 720 kg .

Soal-18

Direncanakan batang kayu jati pada suatu konstruksi kuda-kuda meneruskan gaya S = 6000kg .
Ukuran kayu 2 x 6 / 16 . Apabila batang tersebut akan disambung, dan dihitung terhadap beban
tetap + angina , hitung dan gambar sambungan tersebut dengan alat sambung baut.

Penyelesaian :

𝛽 = 1 , 𝛾 = 5/4

Kayu jati termaksud sambungan golongan II


BAB III
SAMBUNGAN DAN ALAT-ALAT SAMBUNG
Sambungan direncanakan menggunakan satu plat sambungan 6/16 . Sehingga sambungan menjadi
sambungan tampang dua , digunakan baut 𝜙 5/8” , 𝛼 = 0°;

P = 100 . m . d . ( 1 – 0,60 . Sin 𝛼)

= 100 . 6 . 1,59 . 0.4 = 954 kg

P = 430 . d² . ( 1 – 0,35 . Sin 𝛼)

= 430. 8 . 1,59² . 1 = 1087 kg

Pr = 954 . 5/4 . 1 = 1192,5 kg


6000
n= = 5,03 → digunakan 6 baut
1192,5

Jarak-jarak baut : 7d = 11,13 cm → 12 cm

6d = 9,54 10

3d = 4,77 6

2d = 3,18 5

Soal 19
BAB III
SAMBUNGAN DAN ALAT-ALAT SAMBUNG
Sebuah batang tarik berukuran 2 x 3 / 12 dari sebuah kuda-kuda menahan gaya tarik 2,5ton
yang disebabkan oleh beban permanen + beban angina . Apabila batang tersebut menggunakan
kayu Meranti Merah , hitung dan gambar rencana sambungan untuk batang tersebut dengan
alat sambung baut .

Penyelesaian :

𝛽 = 1 , 𝛾 = 1 , 𝐾𝑎𝑦𝑢 𝑀𝑒𝑟𝑎𝑛𝑡𝑖 𝑀𝑒𝑟𝑎ℎ − 𝐿𝑎𝑚𝑝𝑖𝑟𝑎𝑛 𝐼 𝑃𝐾𝐾𝐼 𝐵𝑗 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎, 𝐾𝑙𝑎𝑠 − 𝑘𝑢𝑎𝑡 𝐼𝐼𝐼

→ Sambungan golongan III

Digunakan 3 buah plat sambung 3 x 3 / 12 sehingga sambungan menjadi 2 x tampang dua,


digunakan baut ∅ 3/8” ( = 0,95 cm ),

𝛼 = 0°

P = 60. m . d = 60 . 3 . 0,95= 171 kg

P = 120 . I . d = 120 . 3 . 0,95 = 342 kg

P = 340 . d² = 340 . (0,95)² = 306,85 kg

Pr = 171. 5/4 . 1 = 213,75 kg


2500
n= = 5,8 → digunakan 6 baut
427,5

Jarak-jarak baut : 7d = 6,5 cm → 10 cm

6d = 5,7 6

3d = 2,85 3

2d = 1,9 3
BAB III
SAMBUNGAN DAN ALAT-ALAT SAMBUNG
Soal-20

Sebuah titik buhul kuda-kuda dalam keadaan seimbang dari bangunan sementara . Kayu dari kayu
keruing, ketentuan seperti gambar 11.

S₂ = + 1500 kg S₁ = - 1100 kg

Apabila direncanakan pada beban tetap , hitung dan gambarlah sambungan titik buhul tersebut dengan
alat sambung baut .

Penyelesaian

𝛽 = 1 ,𝛾 = 1

𝐾𝑎𝑦𝑢 𝐾𝑒𝑟𝑢𝑖𝑛𝑔 − 𝐿𝑎𝑚𝑝𝑖𝑟𝑎𝑛 𝐼 𝑃𝐾𝐾𝐼 1961, 𝐾𝑙𝑎𝑠 − 𝑘𝑢𝑎𝑡 𝐼𝐼

→ Sambungan golongan III , tampang dua

- Batang oleh S₂ dengan batang mendatar , 𝛼 = 45°digunakan baut ∅ 1/2),

P = 100 . m . d . ( 1 – 0,60 . Sin 𝛼)

= 100 . 8 . 1,27 . 0,567 = 585,216 kg

P = 430 . d² . ( 1 – 0,35 . Sin 𝛼)

= 430. 1,27² . 0,7525 = 521,89 kg


1500
n= = 2,87 → digunakan 4 baut
521,89

- Batang oleh S₁ dengan batang mendatar , 𝛼 = 45°digunakan baut ∅ 1/2),

P = 100 . m . d . ( 1 – 0,60 . Sin 𝛼)

= 100 . 8 . 1,27 . 0,567 = 585,216 kg

P = 430 . d² . ( 1 – 0,35 . Sin 𝛼)


BAB III
SAMBUNGAN DAN ALAT-ALAT SAMBUNG
= 430. 1,27² . 0,7525 = 521,89 kg
1100
n= = 2,1 → digunakan 4 baut
521,89

Jarak-jarak baut : 0° < 𝛼 < 90° → 𝐷𝑖𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑝𝑜𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟𝑎 5𝑑 − 6𝑑

𝛼 = 45°

→ 5,5𝑑 = 7 𝑐𝑚 → 7 . 1/2 . √2} → 5 𝑐


2𝑑 = 2,54 4

3d = 3,81 6 cm

7d = 8,89 10 → 10 . 1 / 2 . √2 = 7 cm

Soal-21

Sebuah konsol kayu seperti pada gambar 12 . Kayu klas kuat II , Bj-nya = 0,5 , batang AC dari kayu
ukuran 2 x 3 / 12 , BC dan AB dari kayu ukuran 1 x 6 / 12 . Konstruksi tidak terlindung beban tetap .
Rencanakanlah sambungan pada joint C dengan baut .
BAB III
SAMBUNGAN DAN ALAT-ALAT SAMBUNG
Penyelesaian :

 Menghitung gaya batang :

Tg 𝛼 = 160 / 200 , 𝛼 = 38,66°


Σ 𝑉 = 0 , Sv = 800kg
SAC = 800 / Sin𝛼 = 1280,62 kg (tarik)
Σ𝐻=0
SBC = 1280,62 . cos𝛼 = 1000 kg (desak)
5
𝛽= 6
, 𝛾=1
Kayu klas-kuat II, sambungan golongan II , tampang dua , digunakan baut 𝜙 ½ “
 Batang AC terhadap BC,5 = 1280,62bkg , 𝛼 = 38,66°
P = 100 . m . d . ( 1 – 0,60 . sin 𝛼 )
= 100 . 6 . 1,27 . 0,625 = 476,25 kg
P = 430 . d² . ( 1 – 0,35 . sin 𝛼 )
= 430 . (1,27)² . 0,781 = 541,66 kg
Pr= 476,25 . 5 / 6 . 1 = 396,875 kg
1280,62
n = = 3,2 → digunakan 4 baut
396,875
 Batang BC terhadap AC , S = 1000kg, 𝛼 = 38,66°
P = 200 . I . d . ( 1 – 0,60 . sin 𝛼 )
= 200 . 3 . 1,27 . 0,625 = 476,25 kg
P = 430 . d² . ( 1 – 0,35 . sin 𝛼 )
= 430 . (1,27)² . 0,781 = 541,66 kg
Pr= 476,25 . 5 / 6 . 1 = 396,875 kg
1000
n = = 2,5 → digunakan 4 baut
396,875

Jarak-jarak baut 0° < 𝛼 < 90° → 5𝑑 → 6𝑑

𝛼 = 38,66° → 5,43𝑑 = 6,89𝑐𝑚 → 6,89 . sin 𝛼 = 4,3 } → 4,5 𝑐𝑚


2𝑑 = 2,45 3
3d = 3,81 4
2d = 2,54 4
7d = 8,89 10 → sin 𝛼 = 6,2 → 7 cm
BAB III
SAMBUNGAN DAN ALAT-ALAT SAMBUNG

Soal-22

Direncanakan kuda-kuda dari kayu dengan Bj= 0,6 , Mutu B menahan beban seperti pada gambar 14,
gaya-gaya yang bekerja sudah termaksud berat sendiri, serta dihitung pada beban tetap . Apabila
tengah-tengah bentang CD serta titil buhul F terdapat sambungan dengan alat sambung baut :

a. Rencanakanlah dimensi batang CD


b. Rencanakanlah dimensi batang FG
c. Hitung dan gambar sambungan pada batang CD
d. Hitung dan gambar sambungan pada titik buhul F

Penyelesaian :

 Menghitung gaya batang CD dan FG dengan metode potongan


BAB III
SAMBUNGAN DAN ALAT-ALAT SAMBUNG
Σ MG = 0
( 3-0,75) . 6 – 1,5 . 3 +
PCDy . 3 + PCDX . 1,5 = 0
PCDy . 3 + PCDX . 1,5 = -9
𝑃𝐶𝐷 2
.3 + . 𝑃𝐶𝐷 . 1,5 = −9
√5 √5
PCD = -3,35

Σ MC = 0
( 3-0,75 ) . 3 – PFG . 1,5 = 0

𝛽 = 1 ,𝛾 = 1
Kayu mutu B , Bj = 0,6
ᵟ ͩ ˢ // = ᵟtr // = 150 . 0,6 . 0,75 = 67,5 kg/cm²
a). PCD = 3,35 ton (desak)

Kayu Bj = 0,6 → Klas-kuat II , Imin = 50.Ptk.Itk²

Ptk = 3,35 ton .

Itk = 1 = √3² + 1,5² = 3,35 ton

Direncanakan tampang-persegi dengan h=2b

Imin = 50 . Ptk . Itk²

1/12 . b³ . h = 50 . 3,35 . (3,35)²

1/6 . 𝑏 4 = 1879,769

b = 10,31 → b = 10cm , h dicari lagi

Imin = 0,289 . b = 2,89 cm

335
𝜆 = = 115,92 → 𝜔 = 4,2036
2,89

3350 .4,2036
ᵟͩ ˢ =
10 .ℎ
≤ ᵟ ͩ ˢ // = 67,5 kg/cm²

h ≥ 20,86 cm → h = 22 cm

→ b . h = 10,22 = 220cm
BAB III
SAMBUNGAN DAN ALAT-ALAT SAMBUNG
Dicoba dengan b = 12

Imin = 0,289 . b = 3,468

335
𝜆 = = 96,6 → 𝜔 = 2,81
3,468

3350 . 2,81
ᵟͩ ˢ =
12 .ℎ
≤ ᵟ ͩ ˢ // = 67,5 kg/cm²

h ≥ 11,6 cm → h = 12 cm

→ b . h = 12 . 12 = 144cm

∴ Ternyata lebih ekonomis dengan dimensi 12/12

b). PFG = 45 ton (tarik)

Sambungan dengan baut , FP = 20%

𝑝
ᵟ = ≤ ᵟ ͩ ˢ //
𝐹𝑛𝑡
4500
Fnt ≥ = 66,7 cm²
67,5

66,7
Fbr ≥ = 83,4 cm²
0,80

∴ Digunakan ukuran 8/12 , Fbr = 96cm² > 83,4cm²

C). Dimensi Batang CD = 12/12

PCD = 3,35 ton (desak)

Kayu klas-kuat II, sambungan golongan II, digunakan plat sambung 2 x 6 / 12


disamping kiri dan kanan , sehingga sambungan tampang dua, digunakan baut
∅ 1/2" , 𝛼 = 0;

P = 100 . m . d = 100 . 12 . 1,27 = 1524 kg

P = 430 . d² = 430 . (1,27)² = 693,55 kg


3350
n= = 4,8 → digunakan 6 baut
693,55
BAB III
SAMBUNGAN DAN ALAT-ALAT SAMBUNG
Jarak-jarak baut :

3,5d = 4,4 cm → 5 cm

6d = 7,6 8

2d = 2,54 4

3d = 3,81 4

d) . Gaya batang CF = 0

Jadi cukup memperhatikan sambungan batang AG dengan FG (ukuran 8/12) .

P = 4,5 ton (tarik)

Digunakan plat sambung di samping kiri dan kanan 2 x 4 / 12

P = 100 . m . d = 100 . 8 . 1,27 = 1016kg

P = 430 , d2 = 430 . (1,27)² = 693,55 kg

4500
n= = 6,5 → digunakan 8 baut
693,55

Jarak-jarak baut = 7d = 8,9 → 10 cm

Jarak lainnya sama dengan c


BAB III
SAMBUNGAN DAN ALAT-ALAT SAMBUNG
Dimensi batang CF dapat diambil sembarang asalkan dapat disambung dengan
baik dan sesuai dengan arsitekturnya .

SOAL-23

Sebuah batang tarik berukuran 2 x 2 / 12 terbuat dari kayu pinus dengan Bj=0,6 . Gaya yang
didukung 2,2 ton akibat beban permanen . Konstruksi tidak terlindung . Sambungan batang
tersebut dengan alat sambung paku .

Penyelesaian :

𝛽 = 5/6 , 𝛾 = 1

Kayu dengan Bj=0,6

Digunakan plat sambung 1 x 2 / 12

→ Dari lampiram-1 dipilih paku 21 / 2” BWG 11 (31/63) dengan Ip=6,3 cm,sehingga memenuhi
syarat untuk sambungan tampang dua . Dengan tebal kayu muka 2 cm dan Bj = 0,6 kg → untuk
tampang dua , P=2 . 46 = 92 kg
BAB III
SAMBUNGAN DAN ALAT-ALAT SAMBUNG
2200
n= = 28,7 → digunakan 30 paku
92 .5/6

Jarak paku = 5d = 1,55 cm → 2 cm (bisa 5 baris)


12d = 3,72 4

10d = 3,1 4

SOAL-24

Pada sebuah titik buhul bertemu batang-batang D , V , H₁ dan H₂

Gaya D = + 0,9 ton

H₁ = 3 ton

H₂ dan V masih harus dicari.

Ukuran-ukurannya : D = 1 x 4/14 , V = 1 x 4/14

H₁ dan H₂ = 2 x 3/14

Bila konstruksinya terlindung dan bebannya tidak permanen serta kayu Damar, sambunglah
titik buhul tersebut dengan alat sambung paku.

Penyelesaian :
BAB III
SAMBUNGAN DAN ALAT-ALAT SAMBUNG

V = -0,9 . 1/2 . √2 = -0,64 ton

H₂= 3 – 0,64 = +2,36 ton

𝛽 = 1 , 𝛾 = 5/4

Kayu Damar → lempira I PKKI 1961 , Bj rata-rata = 0,5

 Hubungan V dengan H

S = 640 kg , dengan kayu muka = 3 cm


Lihat lampitan-1
Syarat tampang dua = 2m + 1 = 2 . 4 + 3 = 11cm > 10,2cm
Syarat tampang satu = 2,51 = 2,5 x 3 = 7,5 < 7,6 cm
Maka digunakan Paku 3” BWG 10(34/76) dengan Ip = 7,6 cm .

P = 50kg

640
n= = 10,24 → digunakan 12 paku ( masing-masing sisi 6 )
50 .5/4

 Hubungan D dengan H
S = 900 kg
900
n= = 14,4 → digunakan 16 paku ( masing-masing sisi 8 )
50 .5/4

 Penampang Paku sbb.

V dengan H : = 5d = 1,7 cm → 3,5 cm (bisa 3 baris)


12d = 4,1 5,5

10d = 3,1 5
BAB III
SAMBUNGAN DAN ALAT-ALAT SAMBUNG

D dengan H : = 5d = 1,55 cm → 2,8 cm (bisa 4 baris)

→ 1,7 . 1/2 . √2 = 12 cm → 3 cm

12 d = 4,1 → 4,1 . 1/2 . √2 = 2,9 cm → 6 cm

10d = 3,4 → 3,4 . 1/2 . √2 = 2,4 cm → 5 cm

SOAL-25:

Hitunglah beban tarik maksimal(S) yang dapat di dukung oleh batang tersebut., apabila kayu
yang digunakan termasuk klas-kuat II dan pasak persegi dari kayu klas-kuat I. Konstruksi
tersebut untuk jembatan dan dinding pada beban permanen ukuran pasak : a=15cm , b=20cm ,
t=2cm .
BAB III
SAMBUNGAN DAN ALAT-ALAT SAMBUNG
Penyelesaian :

𝜆 = 1 , 𝛽 = 5/6

 Pasak , kayu klas-kuat I ,


ᵟ ͩ ˢ //r = 130 . 5/6 = 108,33 kg/cm²

𝜏 ∕∕ r = 20 . 5/6 = 16,67 kg/cm²

Luas desak , Ads = n . t . b = 4 . 2 . 20 = 160 cm²

𝑆
ᵟ ͩ ˢ //r = , S = 108,33 . 160 = 17332,8 kg
Ads

 Kontrol tegangan geser pasak :


𝑆
𝜏= , Agsr = n . a . b = 4 . 15 . 20 = 1200 cm²
Ads
17332,8
𝜏= = 14,44 kg/cm² < 𝜏 ∕∕ r = 16,67 cm²
1200
 Kontrol tegangan pada batang asli :
ᵟ ͩ ˢ //r = 85 . 5/6 = 70,83kg/cm²
𝜏 ∕∕ r = 12 . 5/6 = 10 kg/cm²
S 17332,8
ᵟ ͩ ˢ //r = = = 108,33 kg/cm² > ᵟ ͩ ˢ //r = 70,83 kg/cm²
Ads 4 . 2 . 20
→ Ternyata S tidak memenuhi , dicari harga S baru ,
𝑆 = 70,83 . 4 . 2 . 20 = 11332,8 kg
 Kontrol tegangan geser pada batang asli :
11332,8
𝜏= = 7,1 kg/cm² < 𝜏 ∕∕ r = 10 cm²
4 .20 .20
 Kontrol kuat tarik pada batang asli :
𝜏 ∕∕ r = 70,83 kg/cm²
Ant = ( 10 . 2 . 2 ) . 20 = 120cm²
S 11332,8
ᵟtr // = = = 94,44 kg/cm² > ᵟ tr //r = 70,83 kg/cm²
Ads 120
→ Ternyata S = 11332,8 kg juga tidak memenuhi , dicari harga S baru lagi,
𝑆 = 70,83 . 120 = 8499,6 kg

∴ S maksimum yang diijinkan = 8499,6 kg


BAB III
SAMBUNGAN DAN ALAT-ALAT SAMBUNG
𝑆𝑂𝐴𝐿 − 26

Diketahui kayu klas-kuat II, dengan ukuran 10/20 menahan gaya tarik S=6ton . Apabila kayu
tersebut akan disambung dengan pasak dari kayu klas-kuat I, serta menggunakan plat sambung
ukuran 2 x 7,5/20 , untuk konstruksi tidak terlindungi dan beban permanen, rencanakanlah
sambungan tersebut dengan pasak persegi-panjang.

Penyelesaian :
𝛾 = 1 , 𝛽 = 5/6

 Pasak , kayu klas-kuat I ,


ᵟ ͩ ˢ //r = 130 . 5/6 = 108,33 kg/cm²

𝜏 ∕∕ r = 20 . 5/6 = 16,67 kg/cm²

𝑆 6000
ᵟ ͩ ˢ //r = , Ads = = 55,3863 kg
Ads 108,33

55,3863
Luas desak , Ads = n . t . b . n . t = = = 2,77cm
20
Jika dipakai satu pasang pasak ( n=2), t=1,4cm

→ digunakan t = 15cm

a = 5t = 7,5 cm → digunakan a = 10cm

 Kontrol tegangan geser pasak :

6000
𝜏= = 15 kg/cm²< 𝜏 ∕∕ 𝑟 = 16,67kg/cm²
2 .10 .20
BAB III
SAMBUNGAN DAN ALAT-ALAT SAMBUNG
 Kontrol tegangan pada batang asli :
Kayu klas-kuat II,
ᵟ ͩ ˢ //r = 85 . 5/6 = 70,83kg/cm²
𝜏 ∕∕ r = 12 . 5/6 = 10 kg/cm²
S 6000
ᵟ ͩ ˢ //r = = = 100kg/cm² > ᵟ ͩ ˢ //r = 70,83 kg/cm²
Ads 2 . 15 . 20
→ Dicari dimensi pasak kayu :
6000
Ads = = 84,71 cm²
70,83
84,74
n.t= = 4,24 cm
20
Jika dipakai satu pasang pasak , t = 2,12cm → t = 2,5 cm , a = 5t = 10cm
Karena t = 2,5 > t = 1,5 cm (semula),
Maka tidak perlu control tegangan desak pada pasak lagi .

 Kontrol tegangan geser pada batang asli :


S 6000
𝜏//𝑟 = , Agsr = 10 = 600cm²
Agsr
Agsr = n . a₁ . b = 2 . a₁. 20 = 600
a₁ = 15 cm
 Kontrol kuat tarik pada batang asli :
𝜏 ∕∕ r = 70,83 kg/cm²
Ant = ( 10 . 2 . 2,5 ) . 20 = 100cm²
S 600
ᵟtr // = = = 60kg/cm² < ᵟ tr //r = 70,83 kg/cm²
Ads 100

Catatan: Dari contoh tersebut diatas tampak bahwa perencanaan dimensi pasak
sebaiknya dimulai dari kayu yang mempunyai klas-kuat lebih rendah.
BAB III
SAMBUNGAN DAN ALAT-ALAT SAMBUNG
SOAL-27
Sebuah batang tarik berukuran 8/16 mendukung gaya S=6 ton . Kayu Damar dengan Bj =
0,5 . Konstruksi terlindung dan beban tidak permanen . Diminta menyambung batang
tersebut dengan alat sambung :
a. Paku
b. Pasak kayu bulat kubler
c. Cincin belah kreugres
d. Kokot bullog

Penyelesaian :

𝛽 = 1 , 𝛾 = 5/4

Kayu dengan Bj=0,5

Sebagai plat sambung digunakan kayu ukuran 2 x 4/16

a. Paku
Tebal kayu muka = 4cm , S = 6000kg (sangat besar)
Maka digunakan paku 4 1/2” BWG 6 52 / 114 dengan Ip = 11,4 cm
Sehingga memenuhi syarat sambungan tampang satu .

Pr = 118 . 5/4 . 1 = 147,5 kg


6000
n= = 40,7 → digunakan 42 paku ( masing-masing 21 paku)
147,5

Jarak paku = 5d = 2,6 cm → 4 cm (bisa 3 baris)


10d = 5,2 5,5

12d = 6,2 6,5


BAB III
SAMBUNGAN DAN ALAT-ALAT SAMBUNG

b. Pasak kayu bulat Kubler


Dengan ukuran kayu 8/16 dan plat sambung 2 x 4/16 terdapat lebar kayu 16cm,
maka lampiran-2 digunakan pasak dengan diameter D=10 cm .

Untuk Bj = 0,6 → P = 1700 kg


Pr = 1700 . 5/4 . 1 . 0.5/0,6 = 1770,83 kg
6000
n= = 4,3 → digunakan 4 pasak (2 pasang)
1770,83

c. Cincin belah Kreugers


Ukuran kayu : Lebar = 16 cm
Tebal kayu tepi = 4 cm
Tebal kayu tengah = 8 cm
Maka dari lampiran-3 dipilih cincin belah 125/5dan dengan kayu muka 12,5 cm ,
P=3000 kg/pasang.
Pr = 3000 . 5/4 . 1 . 0,5/0,6 = 3125kg
6000
n= = 1,92 → digunakan 2 pasang
3125
BAB III
SAMBUNGAN DAN ALAT-ALAT SAMBUNG

d. Kokot Bulldog
Ukuran kayu minimum = 4/16
Maka dipakai kokot Bulldog persegi 10 x 10 cm
(syarat kayu minimum pada lampiran-4 untuk kokot 10 x 10 cm adalah 3,81/11,43
cm).
Dengan digunakan baut ∅ 5/8” , P = 1500kg (Bj=0,5)
6000
n= = 3,2→ digunakan 4 kokot (2 pasang).
1500 .5/4
Kayu muka = 11 cm
Jarak antar baut = 17cm
BAB III
SAMBUNGAN DAN ALAT-ALAT SAMBUNG

Anda mungkin juga menyukai