Anda di halaman 1dari 8

BAB III

PERHITUNGAN PELAT LANTAI DAN TANGGA BETON

3.1 Perhitungan Struktur Pelat Lantai Beton


375
300
375
300

600 600 600 600 600 600 600 600 600

4800

Gambar Struktur Pelat Lantai Beton


3.1.1 Perhitungan Pembebanan dan Mekanika
a. Data Perencanaan
a. Fungsi bangunan : Bangunan Rumah Sewa
b. Mutu beton (fc) : 25 Mpa
c. Mutu baja (fy) : 240 Mpa
d. Beban hidup bangunan : 250 kg/cm2 (PMI’83)

b. Menentukan Syarat dan Panjang Bentang


Lx adalah panjang bentang arah memendek dan Ly adalah bentang arah
memanjang. Berdasarkan SKSNI T15-03-1991 hal 66 disebutkan bahwa sistem
pelat dapat ditumpukan pada kolom atau dinding yang sudut penyebarannya
tidak lebih dari 45°.

Tipe pelat Ly (m) Lx (m) Ly/Lx Jenis Pelat


A 6,00 3,00 2,00 Satu arah
B 6,00 3,75 1,6 Dua arah

Tabel perhitungan pembebanan antara ly dan lx

46
Pelat dua arah ialah jika hasil pembagian Ly/Lx ≤ 2 dan pelat satu arah jika
hasil pembagian Ly/Lx ≥ 2 (SKSNI T15-03-1991 hal 69).

c. Perhitungan Tebal Pelat


Tebal minimum pelat dengan balok yang menghubungkan tumpuan pada
semua sisinya harus memenuhi syarat sesuai dengan ayat 3.2.5 butir 5 SKSNI
T15-03-1991 hal 18-19 :
 fy 
Ln 0,80  
h min =  1500 
36  9   

 fy 
Ln 0,80  
h max =
 1500 
36
Kontrol :
 fy 
Ln 0,80  
h=  1500 
1
36  5 (m  0,12(1  ))

dimana :
Ln = Bentang bersih arah memanjang.
Sn = Bentang bersih arah memendek.
β = Rasio bentang bersih dalam arah memanjang terhadap pelat.

Tebal minimum pelat tidak kurang dari :


Untuk αm < 2,0 → 120 mm (SKSNI T15-03-1991 hal 19 )
αm > 2,0 → 90 mm

Secara umum penentuan ukuran balok cukup dengan diperkirakan saja


(Gideon Kusuma jilid1: 104) dengan cara :

Tinggi balok ( h ) = 1 L  1 L
10 15
Lebar balok( b ) = 1h 2h
2 3

47
d. Perencanaan Dimensi Balok
Perkiraan dimensi balok anak diambil dari pelat terbesar yaitu pelat tipe A
(6,00 x 3,00) m.
Dimensi Balok
Balok Induk
Ly = 6000 mm
1
h = 1 Ly = 10 × 6000 = 600 mm = 60 cm ~ 60 cm
10

b = 1 h = 1  400 = 200 mm = 20 cm ~ 20 cm
2 2
Jadi balok induk menggunakan dimensi 60 cm x 20 cm
Balok Anak
Lx = 3000 mm
1
h = 1 Lx = 16 × 3000 = 187,5 mm ~ 25cm
16

b = 2 h = 2  265 = 166,7 mm ~ 20 cm
3 3
Jadi balok anak menggunakan dimensi 25 cm x 20 cm
Bentang Bersih Terpanjang

Ln = Ly – 2 ( 1 x lebar balok induk )


2

= 600 cm – 2 ( 1 x 20 cm)
2
= 580 cm
Bentang Bersih Terpendek

Sn = Lx – 2 ( 1 x lebar balok anak)


2

= 300 cm – 2 ( 1 x 20 cm )
2
= 280 cm
Rasio Bentang Bersih Dalam Arah Memanjang Terhadap Pelat
𝐿𝑛 580
= = = 3,22
𝑆𝑛 180

 fy 
Ln 0,80  
h min =  1500 
36  9   

48
240
580 ×(0,80+ )
1500
= 36+(9 ×3,22)

= 8,8 cm
 fy 
Ln 0,80  
 1500 
h max =
36
240
580 ×(0,80+ )
1500
= 36

= 15,4 cm

Karena tebal pelat minimum 8,8 cm


Maka dipakai tebal pelat 15,4 cm

e. Kontrol Tebal Pelat


Tebal minimum pelat tidak kurang dari :
Untuk αm < 2,0 → 120 mm (SKSNI T15-03-1991 hal 19 )
αm> 2,0 → 90 mm
Kontrol Tebal Pelat
 fy 
Ln 0,80  
h =  1500 
1
36  5 (m  0,12(1  ))

240
580 ×(0,80+ )
1500
15,4 = 1
36 +(5 ×3,22)×(𝛼𝑚−0,12 (1+ ))
3,22
556,8
15,4 = 36+16,1 (𝛼𝑚−0,15)
556,8
15,4 = 33,5+16,1𝛼𝑚
556,8 = 15,4 x (33,5 + 16,1 αm)
556,8 = 517,2 + 247,9 αm
517,2
αm = 556,8−247,9
αm = 1,6 mm
Karena αm = 1,6 < 2 maka dipakai tebal pelat 120 mm. OK
f. Pembebanan Pelat
a. Beban Pelat Lantai
Beban mati (WD): PMI Untuk Rumah Sewa ’70 hal 14
Berat sendiri pelat (tebal 12 cm) = 0,12 x 1 x 24 = 2,88 kN/m2

49
Berat spesi (tebal 2cm) = 2 x 0,21 = 0,42 kN/m2
Berat keramik per m2 = 0,1 = 0,1 kN/m2
2
Berat plafond + penggantung = (11+7)kg/m = 0,18 kN/m2+
WD = 3,58 kN/m2
Beban Hidup (WL) : PPIUG’83 hal 17.
Beban hidup pada lantai Rumah Sewa = 250 kg/m2 = 2,5 kN/m2
Beban Ultimate (WU)
Beban pelat lantai ruangan :
WU = 1,2 WD + 1,6 WL
= 1,2 (3,58 kN/m2) + 1,6 (2,5 kN/m2)
= 8,296 kN/m2
b. Tebal efektif pelat
Tebal pelat = 120 mm
Tebal selimut beton (p) = 40 mm
Tulangan Pokok = 10 mm
Tulangan Bagi = 10 mm

Tinggi efektif (Gideon hal 93)


 Arah x
dx = h – p -1/2 ø tulangan pokok
= 120 – 40 – ½ x 10 = 75 mm
 Arah y
dy = h- p – ø tulangan bagi – ½ ø tulangan pokok
=120 – 40– 10 – ½ x 10 = 65 mm

dy=65 dy=75cm
cm

P=40 cm

3.1.1 Perhitungan Tulangan Pelat Lantai


Dalam perhitungan penulangan digunakan ukuran pelat terbesar yaitu
Pelat Tipe B

Lx / Ly =600 / 375 = 1,6 ≤ 2,0 (pelat dua arah)

50
600

375

a) Menentukan koefisien moment ( Tabel Ir.Gideon IV: 26 )


Clx = 29,74
Cly = 23,42
Ctx = 57,32
Cty = 52,58
b) Menentukan Momen ( Tabel Ir.Gideon IV: 26 )
Clx = 29,73  Mlx = 0,001 Wu lx2 x Clx
= 0,001 x 8,296 x 3,752 x 29,73 = 3,56 kNm
Cly = 23,42  Mly = 0,001 Wu lx2 x Cly
= 0,001 x 8,286 x 3,752 x 23,42= 2,80 kNm
Ctx =57,32  Mtx = 0,001 Wu lx2 x Ctx
= 0,001 x 8,298 x 3,752 x 57,32= 6,86 kNm
Cty = 52,58  Mty = 0,001 Wu lx2 x Cty
= 0,001 x 8,298 x 3,752 x 52,58= 6,23 kNm
c) Menentukan Tulangan
Momen-momen yang ditimbulkan akibat gaya lentur yang bekerja pada jarak
selebar b = 1m, masing-masing momen pada arah x dan pada arah y, sesuai
dengan tipe penyaluran beban pada pelat berdasarkan metode amplop.
 Tulangan lapangan arah x  MLx = Mu = 3,56 kNm
𝑀𝑢 3,56
k = 𝑏. = = 633,3 kN/m
𝑑2 1 . 0,0752

Mencari ρhitung menggunakan table Ir.Gideon


633,3−600
ρhit = 0,0020 + . (0,0026 − 0,0020) = 0,0021
800−600

ρmin teoritis untuk fc’ = 34 Mpa dan fy’ = 360 Mpa adalah 0,00389
Dengan syarat jika :
ρmin > ρhit  digunakan ρmin
ρmin < ρhit  digunakan ρhit

51
Dalam perhitungan diatas diperoleh ρmin > ρhit  digunakanρmin = 0,00389
Aslx = 0,00389 x 1000 x 75 = 291,67 mm2
Dipakai tulangan 10 – 250 (As = 314 mm2)
 Tulangan lapangan arah y  MLy = Mu = 2,8 kNm
𝑀𝑢 2,8
k = 𝑏. = = 498,8 kN/m
𝑑2 1 . 0,0752

Mencari ρhitung menggunakan table Ir.Gideon


498,8−400
ρhit = 0,0013 + . (0,0020 − 0,0013) = 0,00164
600−400

ρmin teoritis untuk fc’ = 34 Mpa dan fy’ = 360 Mpa adalah 0,00389
Dengan syarat jika:
ρmin > ρhit  digunakan ρmin
ρmin < ρhit  digunakan ρhit
Dalam perhitungan diatas diperoleh ρmin> ρhit  digunakan ρmin =0,00389
Asly = 0,00389 x 1000 x 75 = 291,7 mm2
Dipakai tulangan 10 – 250 ( As = 314 mm2)
 Tulangan tumpuan arah x  Mtx = Mu = 6,87 kNm
𝑀𝑢 7,87
k = 𝑏. = = 1220,6 kN/m
𝑑2 1 . 0,0752

Mencari ρhitung menggunakan table Ir.Gideon


1220,6 −1200
ρhit = 0,0040 + . (0,0046 − 0,0040) = 0,00406
1400−1200

ρmin teoritis untuk fc’ = 34 Mpa dan fy’ = 360 Mpa adalah 0,00389
Dengan syarat jika :
ρmin > ρhit  digunakan ρmin
ρmin < ρhit  digunakan ρhit
Dalam perhitungan diatas diperoleh ρmin < ρhit  digunakan ρhit = 0,00406
Astx = 0,00405 x 1000 x 75 = 304,6 mm2
Dipakai tulangan 10 – 250 (As = 314 mm2)
 Tulangan tumpuan arah y  Mty = Mu = 6,297 kNm
𝑀𝑢 6,297
k = 𝑏. = = 1119,8 kN/m
𝑑2 1 . 0,0752

Mencari ρhitung menggunakan table Ir.Gideon


1119,8−1000
ρhit = 0,0033 + . (0,0040 − 0,0033) = 0,00372
1200−1000

ρmin teoritis untuk fc’ = 34 Mpa dan fy’ = 360 Mpa adalah 0,00389

52
Dengan syarat jika :
ρmin > ρhit  digunakan ρmin
ρmin < ρhit  digunakan ρhit
Dalam perhitungan diatas diperoleh ρmin < ρhit  digunakan ρhit = 0,00389
Asty = 0,00389 x 1000 x 75 = 291,7 mm2
Dipakai tulangan 10 – 250 = (As = 314 mm2)

a) Perhitungan Tulangan Susut dan Tulangan Bagi


a. Tulangan susut
Dalam SKSNI – T15 – 1991 – 03 pasal 3.16.12 halaman 155, disebutkan
bahwa rasio luas tulangan untuk menentukan luas tulangan (As susut) dalam
segala hal tidak boleh kurang dari 0,0014 maka:
As susut = 0,0014 x b x h
= 0,0014 x 1000 x 120
= 168 mm2
Maka digunakan tulangan 6 – 150 = 188 mm2
b. Tulangan bagi
Dalam buku dasar-dasar perencanaan beton I ’94 hal 78, dalam arah tegak
lurus terhadap tulangan utama harus disediakan tulangan pembagi. Luas
tulangan pembagi bagi untuk fy = 400 Mpa dapat dicari dengan rumus
sebagai berikut:
0,25 . 𝑏 . ℎ 0,25 . 1000 . 120
As bagi = = = 300 mm2
100 100

Maka digunakan tulangan bagi 6 – 75 = 377 mm2

Kesimpulan : Perletakan tulangan susut diletakkan pada daerah sudut pelat


yang membagi tulangan bagi. Jadi untuk tulangan susut dan tulangan bagi
disamakan dan dipilih luasan bagi karena As bagi > As susut, maka tulangan
susut dan tulangan bagi dipakai 6 – 75 untuk semua jenis pelat.

53

Anda mungkin juga menyukai