KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat serta karunia yang telah
diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah pada
mata kuliah Teknik Pondasi 2 yang berupa laporan perencanaan perhitungan tiang
pancang kelompok yang datanya berdasarkan data lapangan langsung.
Adapun maksud serta tujuan dari pembuatan makalah ini adalah merupakan tugas
yang diberikan oleh dosen sebagai salah satu syarat dalam penilaian pada mata
kuliah Teknik Pondasi 2.
Penulis menyadari akan kemampuan dan pengetahuan yang terbatas ,eshingga
penulisan makalah dari laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan kritik maupun saran yang bersifat membangun dari
pembaca nantinya.
Akhir kata penulis berharap apa yang telah penulis paparkan dalam makalah ini
dapat bermanfaat baik bagi penulis sendiri maupun yang memerlukannya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Pondasi tiang pancang adalah bagian dari suatu konstruksi yang dibuat dari kayu,
baja, atau beton yang dipakai untuk meneruskan beban beban dari struktur
bangunan atas kelapisan tanah pendukung dibawahnya pada kedalaman tertentu.
Secara umum
dasar dibawah bangunan tersebut tidak mempunyai daya dukung yang cukup untuk
memikul berat bangunan dan beban diatasnya, dan juga bila letak tanah keras yang
memiliki daya dukung yang cukup untuk memikul berat dari beban bangunan
diatasnya terletak pada posisi yang sangat dalam.
Berpijak dari itu, maka dalam mendesain pondasi tiang pancang mutlak diperlukan
data data mengenai :
1. Data tanah dimana bangunan akan didirikan.
2. Daya dukung tanah dimana bangunan tersebut akan didirikan.
3. Daya dukung dari tiang pancang tersebut ( tiang pancang kelompok).
4. Beban yang harus dipikul oleh tiang pang pancang tersebut.
5. Analisa negative skin friction.
Pondasi tiang pancang hendaknya direncanakan sedemikian rupa sehingga
gaya luar yang bekerja pada kepala tiang tidak melebihi daya dukung tiang yang
diijnkan. Adapun yang dimaksud dengan daya dukung tiang yang diizinkan adalah
meliputi aspek daya dukung tanah yang diizinkan , tegangan pada bahan tiang dan
perpindahan kepala tiang.
Disamping aspek aspek tersebut perlu diperhitungkan juga kemungkinan
adanya gaya geser negatif, dan gaya gaya lain ( perbedaan tekanan tanah aktif
dan pasif). Perhitungan serta pengevaluasian tersebut tidak saja dilaksanakan
terhadap tiang secara individu tetapu juga harus dilaksanakan terhadap tiang tiang
dalam kelompok.
Umumnya tiang pancang dapat ditinjau dari :
Jenis yang digunakan
i. Tiang pancang pracetak dari beton prategang dengan bentuk tiang persegi
450 x 450 mm dengan panjang diperkirakan antara 15 17 m dan harus mempunyai
kekuatan karakteristik tegangan tekan beton pada umur 28 hari minimum sebesar
500 kg/cm2 atau K-500 seperti yang ditunjukan dalam gambar struktur pondasi
proyek ini.
ii. Strand baja prategang harus berupa uncoated bright seven-wire dengan
mutu 270 K sesuai
standard ASTM A-416.
iii.
Pada kenyataannya seperti in daya dukung yang didapat adalah dari gesekan
antara sisi tiang dengan tanah disekelilingnya namun bukan berarti perlawanan
diujungnya kita anggap melempem atau tidak ada,tapi pada kenyataanya tumpuan
diujung ini juga memiliki andil dalam memberikan sumbangan daya dukung
walaupun itu kecil.
Hal hal yang harus diperhatikan pada pekerjaan pondasi tiang pancang :
Tiang-tiang diangkut dan diangkat harus melalui titik-titik angkat yang sudah
sebesar 2.5 kali kekuatan daya dukung izin tiang yang akan dipancang
Dalam hal tiang harus dipancang dengan menggunakan diesel hammer; maka
hammer yang akan dipakai harus mempunyai berat minimal satu per tiga kali berat
tiang yang akan dipancang atau setara diesel hammer Kobe K-45.
Jika akan dipergunakan alat pancang hydraulic hammer harus dipilih sedemikian
rupa sehingga hammernya mempunyai enerji maksimum rata-rata setara atau sama
dengan enerji dari alat pancang diesel hammer dalam butir 6B (tinggi jatuh dan jenis
hammer yang akan dipakai harus ditetapkan dan mendapatkan persetujuan tertulis
dari perencana supaya minimal mempunyai enerji ekivalen sama dengan ketentuan
BAB II
TINJAUAN PROYEK
1)
= arc tan
= arc tan
= 18,43
= 1-
= 0,858
P maks 1 kolom =
= 2600,7 ton
= 123,525 ton
Daya dukung ijin tekan ( Q ultimit ) 1 tiang berdasarkan bahan
Tiang pancang beton pra cetak
45 x 45 cm , mutu beton k-500
k-500 maka bk = 500 kg/cm dan = 0,33 x 500 = 166,6 kg/cm
maka Q ultimate 1 tiang berdasarkan 1 bahan mutu beton yaitu K-500 dengan dimensi 45 x
45 cm
= b x Ap = 166,6 x 45 x45 =337500 kg = 337,5 ton
Maka dipilih Q ultimit bedasarkan Nilai SPT dengan Q 1 tiang terkecil =123,525 ton
n tiang
=
=
= arc tan
= arc tan
= 18,43
= 1= 0,825
Kekuatan tiang
= 19x123,525x0,825
= 1936 ton < 2600,7 ton
Maka pondasi pada titik pc 18 menggunakan pondasi tiang pancang, dengan :
dimensi tiang 45x45
Jumlah tiang pancang = 6 tiang
panjang tiang 12 m
mutu beton K-500
Dikarenakan P maksimum 1 kolom pada pondasi Bor Pile lebih kecil dari P maksimum 1
kolom pada pondasi tiang pancang.
= ql
= x 0,486 x 3
= 2,2 tm
= M1 M2
= 4,96 2,2
= 2,7 tm
Mencari penulangan untuk sisi tiang yang terangkat
Fe
= 0,71 x
= 4,26 cm
Maka dipakai tulangan 4 D 12 dengan As perlu = 4,52 cm , tetapi menurut PBI jika sebuah
konstruksi dengan penampang kolo tidak di perhitungkan beban apapun maka tulangan
minimalnya 1 % dan dan maksimal 6 % dari luasan penampang ( PBI hal 96)
L
= 45 X 45
= 2025 cm
Cek tulangan As
c)
Untuk menghindari terjadi pergeseran as tiang dari koordinat yang telah ditentukan maka
gunakan titik bantu selama proses penekanan tiang kedalam tanah. Lakukanlah pengukuran
as tiang terhadap titik bantu pada kedalaman 2 meter dengan menggunakan waterpass ,
apabila terjadi penyimpangan jarak antara as tiang dan as titik bantu , apabila posisi tiang
yang tertanam amsih dapat dilakukan pengangkatan atau pencabutan dan posisikan kembali