BAB IV
ANALISIS BEBAN GEMPA
KELOMPOK 9 21
PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL I (HSKB 631)
Dari tabel diatas maka didapat nilai percepatan puncak batuan dasar ‘g’ =
0,25 Percepatan puncak muka tanah Ao (‘g’)
Dari tabel 4.1 diketahui data wilayah gempa 5 dengan tanah keras, maka
didapat nilai percepatan puncak muka tanah Ao (‘g’) = 0,28
Dari tabel diatas maka didapat nilai koefisien pembatas waktu getar
fundamental (ҫ) = 0,16
KELOMPOK 9 22
PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL I (HSKB 631)
Dari tabel diatas diambil tipe struktur rangka beton pemikul momen, maka
didapat nilai Ct = 0,0466 dan x = 0,9.
KELOMPOK 9 23
PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL I (HSKB 631)
KELOMPOK 9 24
PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL I (HSKB 631)
Dari tabel diatas untuk rangka pemikul momen khusus beton (SRPMB)
didapat nilai R = 3,5.
Lantai 1
Berat balok = (((panjang balok induk melintang x dimensi balok induk
melintang)+(panjang balok induk memanjang x dimensi
balok induk memanjang))+((panjang balok anak melintang
x dimensi balok anakmelintang)+(panjang balok anak
memanjang x dimensi balok anak memanjang)) x berat jenis
beton
= (((96m x 0,4m x 0,5m)+(78m x 0,3m x 0,4m)) + ((96m x
0,15m x 0,2m)+(78m x 0,15m x 0,2m))) x 2400 kg/m3
= 81072 Kg
Berat pelat = tebal pelat x panjang pelat x lebar pelat x berat jenis beton
KELOMPOK 9 25
PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL I (HSKB 631)
= 1494,05 KN
KELOMPOK 9 26
PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL I (HSKB 631)
30 % Elemen
Balok Pelat Jumlah
Tingkat Reduksi Vertikal
kN kN kN kN kN
4,00 Dak 810,72 1347,84 140,40 0 2298.96
Kontrol Pembatasan T
C1 I 0,665 x 1,0
V1= x W t= x 14044 , 45=268,844 KN
R 3,5
KELOMPOK 9 27
PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL I (HSKB 631)
Hi Wi Wi x hi Fi x-y Vi
Tingkat
M kN kN.m kN kN
4,00 Dak 14,80 2298,96 8046,36 41,34 41,34
3,00 Lantai 11,30 3870,94 13548,29 69,61 110,95
2,00 Lantai 7,8 3870,94 14709,57 75,58 186,53
1,00 Lantai 4 4003,61 16014,44 82,29 268,82
Total 14044,45 52318,662
T 1 =6,3
√ ∑ Wi .di 2
i=1
n
g ∑ Fi . di
i=1
Besarnya T yang dihitung sebelumnya, tidak boleh menyimpang lebih dari 20%
hasil T rayleigh.
Untuk menghitung besarnya T rayleigh, mula-mula dilakukan analisis struktur
dilakukan secara 3 Dimensi menggunakan bantuan program SAP 2000 dengan
asumsi yang digunakan sebagai berikut:
a) Tiap balok didefinisikan sebagai balok T
b) Pertimbangan adanya retak sepanjang bentang komponen, maka komponen
struktur direduksi Momen Inersia sbb.:
KELOMPOK 9 28
PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL I (HSKB 631)
14011,190
T1 = 6,3
√ 9800 x 235,47
= 0,490 dt
24893,306
T1 = 6,3
√ 9800 x 314,86
= 0,565 dt
KELOMPOK 9 29
PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL I (HSKB 631)
KELOMPOK 9 30
PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL I (HSKB 631)
KELOMPOK 9 31
PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL I (HSKB 631)
∆s antar
Menurut Ps 8.1.2, untuk memenuhi syarat kinerja batas layan, jika drift
0,03
xh
tingkat tidak boleh lebih besar dari R i
SNI 1726 menetapkan ini untuk membatasi terjadinya pelelehan baja dan
peretakan beton yang berlebihan, di samping untuk mencegah kerusakan non
struktural dan ketidaknyamanan penghuni. Perlu di ketahui bahwa UBC 1997
tidak mengadakan pembatasan ini. Tapi mensyaratkan dilakukan perhitungan
efek P- (untuk zone 3 dan 4 yang setara WG 5 dan 6) bila drift antar tingkat
melebihi 0,02 hi / R.
KELOMPOK 9 32
PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL I (HSKB 631)
∆ m=ζ ×∆ s=2,45 ∆ s
untuk memenuhi syarat kinerja batas layan, jika drift ∆s antar tingkat tidak
0,03
xh
boleh lebih besar dari syarat drift Δs = R i
untuk memenuhi syarat kinerja batas layan, jika drift ∆m antar tingkat tidak
KELOMPOK 9 33
PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL I (HSKB 631)
KELOMPOK 9 34
PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL I (HSKB 631)
untuk memenuhi syarat kinerja batas layan, jika drift ∆s antar tingkat tidak
0,03
xh
boleh lebih besar dari syarat drift Δs = R i
untuk memenuhi syarat kinerja batas layan, jika drift ∆m antar tingkat tidak
KELOMPOK 9 35