Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dengan kemajuan teknologi yang pesat maka perluasan kesempatan kerja serta
pemanfataan mutu dan perlindungan tenaga kerja merupakan kebijakan pokok yang sifatnya
menyeluruh disemua sektor. Hal ini berarti bahwa kesempatan kerja dan perlindungan
tenaga kerja merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh kebijakan pembangunan.
Kenyataan bahwa ekonomi umumnya dan sektor industri khususnya yang sangat cepat
disertai dengan penggunaan tehnologi yang sangat canggih berarti pula peningkatan jumlah,
jenis dan intensitas sumber bahaya di tempat kerja.

Kecelakaan kerja merupakan Suatu kejadian yang tidak diinginkan yang dapat
berakibat cedera, gangguan kesehatan hingga kematian pada manusia, kerusakan properti,
gangguan terhadap pekerjaan (kelancaran proses produksi) atau pencemaran. Jika hal
tersebut terjadi pada pekerja, tentu saja bisa menimbulkan kerugian besar bagi pekerja,
keluarga, termasuk perusahaan.

Investigasi kecelakaan adalah suatu cara untuk mencari fakta-fakta yang berkaitan
dengan kecelakaan, penyebab-penyebabnya dan mengembangkan langkah-langkah untuk
mengatasi serta upaya untuk mengendalikan resikonya. Investigasi atau menyelidiki
kecelakaan dilakukan guna mencari sebab-sebab dasar dari suatu kecelakaan sehingga
kecelakaan serupa tidak terulang kembali. Investigasi biasanya dilakukan dengan melakukan
wawancara terhadap korban, saksi-saksi serta rekonstruksi atau pengulangan kejadian guna
mendapatkan data-data proses terjadinya kecelakaan dimana data-data tersebut akan
digunakan sebagai bahan untuk menganalisa dalam mencari sebab dasar dari suatu
kecelakaan.

i
Accident investigation adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mencari penyebab utama terjadinya suatu kecelakaan dan menentukan dengan tepat tindakan
perbaikan yang dilakukan setelah ditemukan fakta sebenarnya dari kecelakaan yang terjadi
dan penyebab kecelakaan tersebut. Berdasarkan definisi kecelakan yang ada, accident
investigators harus melihat secara cermat rangkian peristiwa yang terjadi dan faktor apa saja
yang terlibat saat terjadinya kecelakaan, (Covan, 1995).

Setiap kecelakaan tentu terjadi secara tidak sengaja atau tidak dikehendaki dan pasti
terdapat penyebab dari kecelakaan tersebut. Oleh karenanya, sebab-sebab kecelakaan harus
diteliti dan ditemukan agar kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari. Investigasi yang
efektif memerlukan pendekatan metodis dan sistematis terhadap pengumpulan, pemeriksaan,
dan analisis informasi. Hasil temuan investigasi ini yang akan dijadikan dasar untuk
menentukan program pencegahan dan tindakan perbaikan agar kecelakaan yang sama tidak
terulang kembali.

Sehubungan dengan perlindungan tenaga kerja, pemerintah telah mengeluarkan


kebijakan dan perundang-undangan serta peraturan-peraturan sebagai berikut :

1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1969 tentang Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga


Kerja

3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 05/MEN/1996 mengenai Sistem Management


Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-03/MEN/1998 tentang Tata

Cara Pelaporan dan Pemeriksaan

Kecelakaan Investigasi Kecelakaan merupakan analisa dan perkiraan terhadap


kecelakaan berdasarkan hasil penyelidikan yang teliti dari seluruh informasi yang
dikumpulkan dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kecelakaan.

2
1. 2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian investigasi kecelakaan kerja?


2. Bagaimana menyelidiki dan mendekripsikan Investigasi kecelakaan kerja?
3. Apakah Tujuan di lakukan investigasi kecelakaan dilakukan?

4. Apa saja langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam investigasi kecelakaan?

1.3 TUJUAN

1.3.1 Tujuan Umum :

a. Mahasiswa dapat mengetahui defenisi investigasi kecelakaan


b. Mahasiswa dapat mengetahui tahapan investigasi Kecelakaan Kerja
c. Untuk memenuhi Tugas mata Kuliah K3

1.3.2 Tujuan Khusus :

a. Untuk Mengidentifikasi Penyebab Kecelakaan Kerja berdasarkan pendekatan sistem dan


perilaku.
b. Untuk mengetahui faktor – faktor penyebab Kecelakaan Kerja
c. Untuk mencegah Kecelakaan berulang.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 SISTEM INVESTIGASI KECELAKAAN

2.1.1 Pengertian Investigasi Kecelakaan

Investigasi kecelakaan adalah suatu cara untuk mencari data dan fakta yang
berhubungan dengan kecelakaan kerja yang mengakibatkan korban jiwa atau kerugian harta
benda. Investigasi kecelakaan dilakukan guna mencari akar penyebab dari kecelakaan agar
kejadian serupa tidak terulang kembali.

Investigasi atau menyelidiki kecelakaan dilakukan guna mencari sebab-sebab dasar


dari suatu kecelakaan sehingga kecelakaan serupa tidak terulang kembali. Investigasi
biasanya dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap korban, saksi-saksi serta
rekonstruksi atau pengulangan kejadian guna mendapatkan data-data proses terjadinya
kecelakaan, dimana data-data tersebut akan digunakan sebagai bahan untuk menganalisa
dalam mencari sebab dasar dari suatu kecelakaan. (Permatasari, 2009).

Adapun definisi investigasi kecelakaan antara lain :

 Menurut Bird (1990) Investigasi kecelakaan merupakan upaya atau tindakan untuk
memperkaya informasi tentang kejadian kecelakaan, mencari penyebab, hal
terpenting dalam suatu kejadian dan menemukan kesalahan yang terjadi sehingga
menimbulkan kecelakaan.
 Menurut National Safety Council, 1985 Investigasi kecelakaan dilakukan untuk
mengetahui penyebab dari kecelakaan kemudian membuat bagaimana agar
kecelakaan yang terjadi dapat dikurangi dan dihilangkan

2.1.2 Tujuan Investigasi Kecelakaan

Adapun tujuan investigasi kecelakaan:

 Mengidentifikasi dan mendeskripsikan kejadian sebenarnya (apa, di mana, dan


kapan).

4
 Mengidentifikasi penyebab langsung dan akar atau faktor penyebab kecelakaan
(mengapa).
 Membantu manajemen untuk mengidentifikasi tindakan perbaikan yang efektif
dan praktis.
 Memperbaiki sistem manajemen K3.
 Mencegah kecelakaan kerja yang sama terulang kembali dan menciptakan
lingkungan kerja yang aman bagi pekerja.
 Untuk menemukan dan menentukan akar penyebab kecelakaan serta memberikan
rekomendasi saran untuk Tindakan perbaikan.
 Untuk mendapatkan rekonstruksi kejadian secara utuh dan benar sesuai dengan
fakta sehingga akan sangat membantu anda didalam melakukan proses analisa
untuk menentukan faktor-faktor penyebab atau yang berkontribusi terhadap
terjadinya kecelakaan.
 Bagian dari upaya perbaikan agar tidak terulang kecelakaan/ kejadian yang sama.
 Perlindungan terhadap aset atau properti perusahaan.
 Persyaratan didalam HSE dan peraturan perundang undangan K3.
 Jadi menurut pendapat saya Investigasi kecelakaan secara metodik mencakup
metode pengujian terhadap event/kejadian dimana aktivitas dari investigasi
diarahkan pada penetapan fakta, penetapan penyebab dan penentuan
pengendalian.

2.1.3 Langkah-langkah Investigasi Kecelakaan


1. “Memperoleh fakta-fakta” Hal ini secara nyata tidak memungkinkan untuk mencapai
menetapkan sumber (akar) penyebab-penyebabnya dan pada akhirnya memperoleh
fakta-fakta yang akurat terlebih dahulu mengenai apa yang terjadi sebenarnya.

2. “Tidakan-tindakan dan kondisi apa saja yang seharusnya berbeda?”


Ini merupakan permulaan dari analisinya. Penilai perlu dibuat berkenaan dengan
penyebab langsung dari kecelakaan tersebut. Ini biasanya disebut sebagai tindakan yang
tidak aman (Unsafe Acts), dan juga, penilai perlu dibuat berkenaan dengan tempat kerja
yang seperti apa yang mungkin berbeda atau lebih baik. Ini biasanya disebut sebagai
kondisi yang tidka aman (Unsafe Condition). Memberitahu bagaimana menanyakan
“Apa yang harus berbeda atau lebih baik?” menuju ke tempat yang berbeda
dibandingkan menanyakan “Apa sajakah tindakan yang tidak aman?”

5
3. “faktor-faktor pokok apa saja yang mendasari tindakan-tindakan dan kondisi-
kondisi tersebut?” Ini membawa analisis ke tempat melampaui tingkat “bertindak
lebih hati-hati”. Memahami mengapa orang yang terluka tersebut seperti itu dan
mengapa kondisi tempat kerja yang seperti itu memicu secara langsung akan tindakan-
tindakan pencegahan yang butuh dilakuakn oleh orang tersebut sebagaimana halnya apa
yang seharusnya dilakukan oleh organisasi tersebut.

4. “Apakah langkah-langkah (tindakan-tindakan) pencegahan yang terbaik?”


Mengetahui sekarang apa faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan orang tersebut
atau kondisi tempat kerja mengarakan secara kangsung dalam hal menetapkan langkah-
langkah pencengahan terbaik. Sebagai contoh, jika orang tersebut sebelumnya tidak
mengetahui peraturan atau prosedurnya, suatu program pelatihan diusulkan. Jika orang
tersebut tidak memiliki kemampuan yang memadai untuk mengikuti prosedur tersebur,
maka peningkatan keahlian kerja (on-the-job skills) mungkin merupakan jawabannya.
Semua informasi akan dipilih dalam beberapa bentuk urutan secara logis untuk
mendapatkan fakta-fakta tentang investigasi dengan persfektif yang tepat, urutan
selanjutnya penyelidik harus mempunyai cara kerja sebagai berikut:

 Jika memungkinkan bicarakan kecelakaan dengan karyawan yang cidera.


 Menentukan tindakan yang sudah dicari olehnya sebagai kewajiban tetapnya
 Menentukan para pekerja yang cidera, diperintahkan bagaimana sepantasnya
melakukan pekerjaan
 Menentukan tugas yang dilakukan sesuai perintah
 Menentukan kegiatan-kegiatan dan ketidakgiatan para karyawan sebagai penyebab
kecelakaan.

2.1.4 Pendekatan dalam Investigasi Kecelakaan Kerja


Ketika kecelakaan kerja terjadi, kita sering memfokuskan perhatian pada individu
(pekerja) dan kesalahan yang ia lakukan sebagai penyebabnya. Namun perlu Anda
pahami, hal itu bukanlah satu-satunya cara untuk melihat hubungan antara kecelakaan
kerja dengan kesalahan manusia (human error) atau Perilaku ( Unsafe Act ) tapi bisa
saja terjadi karena Sistem (Unsafe Condition ) atau Regulasi dari perusahaan itu sendiri.

6
Grafik 2.1
Penyebab kecelakaan menurut Heinrich

Dengan menganggap manusia (pekerja) sebagai akar masalah, tidak sedikit pemimpin yang
memberlakukan prosedur kerja yang ketat, sehingga pekerja harus mengikuti aturan tersebut
dan tidak boleh melanggarnya. Bila satu kelalaian terjadi, inilah yang dianggap sebagai
sebuah Unsafe act dan 'manusia' dianggap sebagai akar penyebabnya.

2.1.4.1 Pendekatan Sistem

Yang dimaksud pendekatan sistem ini adalah dimana Para investigator melakukan telusur
penyebab kecelakaan dengan mengelompokan penyebabnya berdasarkan Sistem ( Unsafe
Condition ). Sebagai contoh, kondisi yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja yang termasuk
pendekatan Sistem adalah seperti berikut:

1. Tata ruang yang tidak ergonomi


2. Keadaan bising yang ada dan/atau timbul di lingkungan kerja
3. Alur kerja yang tidak sesuai dengan SOP
4. Penempatan bahan yang tidak sesuai tempatnya, berlaku juga untuk penempatan limbah sisa
pekerjaan
5. Alat kerja yang tidak dalam kondisi siap pakai atau prima
6. Instalasi listrik yang terkadang terabaikan
7. Tidak diperhatikannya tekanan dari alat
7
8. Menggunakan bahan kimia yang tidak seharusnya
9. Penyulutan api yang tidak pada tempat dan waktu yang sesuai; dan lain-lain.

2.1.4.2 Pendekatan Perilaku

Yang dimaksud pendekatan Perilaku ini adalah dimana Para investigator melakukan telusur
penyebab kecelakaan dengan mengelompokan penyebabnya berdasarkan Perilaku dari pekerja
itu sendiri ( Unsafe Act ). Sebagai contoh, kondisi yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja yang
termasuk pendekatan Perilaku adalah seperti berikut:

1. Ketidakserasian atau ketidakcocokan manusia dengan lingkungan kerja, biasanya dengan


mesin yang ia hadapi.
2. Kurangnya pengetahuan atau keterampilan, biasanya tidak memperhatikan ketika
penyuluhan berlangsung.
3. Fisik dan mental yang kurang sesuai dengan keadaan pekerjaan.
4. Kurangnya motivasi dan/atau kesadaran dalam bekerja, dsb.

Gambar 2.1 Perilaku Tidak Aman menurut Rundo dan Hale (2003)

Rundmo dan Hale (2003) melakukan studi terhadap sikap (attitude) manajemen
terhadap keselamatan dan pencegahan terjadi kecelakaan. Hasil studi menunjukkan bahwa
perilaku
dipengaruhi oleh sikap. Sikap yang ideal untuk manajemen adalah:
• Komitmen yang tinggi.
• Kefatalan rendah.
8
• Toleransi terhadap pelanggaran rendah.
• Emosi dan kekhawatiran tinggi.
• Tunakuasa rendah.
• Prioritas keselamatan tinggi.
• Penguasaan dan kesadaran tinggi.

2.1.5 Metode Investigasi Kecelakaan

Dari berbagai faktor penyebab kecelakaan akibat kerja yang ada, tidak boleh hanya satu atau
dua faktor saja yang diperhatikan. Untuk menghindari kecelakaan akibat kerja, semua faktor
harus seraya diperhatikan dan dilaksanakan demi tercapainya tujuan dari K3. Berikut metode
yang sering dilakukan tim Investigasi guna mengevaluasi Kecelakaan Kerja.

2.1.5.1 Systematic Cause Analysis Techniqus (SCAT)

Systematic Cause Analysis Technique (SCAT) adalah sebuah alat atau metode yang
dikembangkan International Loss Control Institute (ILCI), yang digunakan untuk
menyelidiki dan mengevaluasi kecelakaan kerja dengan menggunakan bagan SCAT.
Tahapan metode SCAT meliputi:

1. Deskripsi atau gambaran suatu kejadian. Misalnya, keracunan gas, defisiensi oksigen,
terjepit mesin bergerak, atau jatuh dari ketinggian.
2. Faktor pemicu timbulnya kecelakaan atau berbagai hal yang menyebabkan kecelakaan.
Misalnya, pekerja (korban) kontak dengan gas beracun atau kontak dengan peralatan
bertenaga.
3. Penyebab langsung, terdiri dari perilaku tidak aman (unsafe action) dan kondisi tidak
aman (unsafe condition).

9
Descriptyion Categoris of Meidate Basic cause A activities for a
of incident contact that cause succesful loss
could have led control program
to the incident

2.1 Tabel SCAT

Tindakan Tidak Aman Kondisi Tidak Aman

 Bekerja tanpa disertai izin kerja


 Tidak peduli pada peringatan
 Kegagalan untuk bekerja dengan
 Pengaman/ pembatas di area kerja
aman
tidak memadai
 Mengoperasikan peralatan melebihi
 APD tidak memadai/ tidak sesuai
kecepatan yang ditentukan
dengan jenis pekerjaan
 Tidak menggunakan perangkat
 Peralatan rusak/ cacat
keselamatan
 Ruang kerja sempit/ terbatas
 Menggunakan peralatan yang rusak/
 Tanda peringatan/ rambu K3 tidak
tidak layak
memadai
 Penggunaan peralatan tidak tepat
 Bahaya kebakaran dan ledakan
 Menggunakan APD yang tidak layak/
 Tata graha (housekeeping) tidak
tidak memakai APD
memadai
 Cara memuat material tidak tepat
 Paparan bahan kimia berbahaya dan
 Penempatan material/ alat bukan di
beracun
tempat semestinya
 Paparan kebisingan
 Teknik pengangkatan tidak tepat
 Paparan radiasi
 Posisi kerja tidak ergonomis
 Paparan suhu ekstrem
 Mengoperasikan peralatan yang
 Kurangnya pencahayaan dan ventilasi
sedang diperbaiki/ dipelihara
 Di bawah pengaruh alkohol/ obat-
obatan terlarang
 Bercanda ketika kerja

10
4. Penyebab dasar, terdiri dari faktor individu, faktor pekerjaan, dan faktor manajemen.

Faktor Individu Faktor Pekerjaan Faktor Manajemen

 Program K3 tidak
memadai/ tidak
 Kurangnya
efektif
pengawasan/
 Standar operasional
kepemimpinan yang
prosedur (SOP) tidak
lemah
sesuai
 Kurangnya kepatuhan
 Kemampuan fisik  Rekayasa teknik
terhadap standar
dan mental pekerja tidak memadai
 Kurangnya pelatihan
tidak memadai  Peralatan kerja
 Tidak ada inspeksi
 Kurangnya tidak memadai
dan evaluasi
pengetahuan  Perawatan
 Tidak ada audit
 Kurangnya peralatan yang tidak
 Budaya keselamatan
keterampilan memadai
yang apatis
 Stres akibat kerja  Prosedur bekerja
 Manajemen bersikap
 Kurangnya aman tidak memadai
acuh tak acuh
motivasi kerja  Peralatan yang
 Komunikasi K3 yang
rusak/ aus tetap
buruk
digunakan
 Investigasi
 Penyalahgunaan
kecelakaan yang
peralatan
buruk dan dangkal,
dll.

5. Tindakan perbaikan/ pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengendalikan kecelakaan.


Misalnya, menyediakan APD yang memadai, prosedur kerja diperjelas, atau menyediakan
peralatan kerja yang memadai.

Pada metode investigasi SCAT, setiap faktor penyebab kecelakaan dibuat semacam
daftar (sesuai tabel di atas) sebagai panduan untuk memudahkan penyelidik dalam menemukan
akar penyebab kecelakaan yang terjadi.

11
Keuntungan menggunakan metode SCAT :

• Metode yang tepat dan sederhana untuk memeriksa efektivitas investigasi kecelakaan

• Sebuah sistem untuk menganalisis dan mengevaluasi penyebab kecelakaan

• Sebuah sistem untuk mengembangkan efektivitas pengendalian kecelakaan

2.1.6 Analisa Investigasi Kecelakaan

Penyebab kecelakaan dan tindakan yang tepat untuk mencegah terjadinya


kecelakaan yang berulang dan untuk dapat diketahui secara pasti dengan investigasi yang
tepat dan semua faktor-faktor yang berhubungan dengan kecelakaan secara langsung dan
tidak langsung. Penyelidik memberikan gambaran secara seksama dan efektif dengan
berbagai informasi yang telah dikumpulkan dan dianalisa. Setelah investigasi selesai,
penyelidik mempunyai dua tujuan yaitu:

 Untuk mengetahui apa yang terjadi dan bagaimana hal tersebut dapat terjadi.
 Untuk mencegah kejadian yang berulang.

Analisa kecelakaan kerja yang efektif harus dapat:

 Menggambarkan apa yang sebenarnya terjadi

 Menentukan sebab yang sebenarnya

 Mengukur resiko

 Mengembangkan tindakan kontrol

 Menentukan kecenderungan (trend)

 Menunjukan peran serta

2.1.7 Wawancara dalam Investigasi


Salah satu metode pengumpulan informasi dalam investigasi adalah wawancara. Tujuan
utama melakukan wawancara adalah untuk memperoleh hasil laporan dan wawancara dari
seseorang secara akurat dan menyeluruh serta berhubungan dengan fakta-fakta, penafsiran,

12
dan pendapat-pendapat yang berhubungan dengan kecelakaan berdasarkan investigasi.
Tujuannya dalah untuk mendengar dan mencatat sehingga dapat memberikan informasi.

2.1.8 Pedoman Untuk Mengadakan Wawancara dalam Investigasi

Pada beberapa investigasi kecelakaan, wawancara merupakan sumber utama dalam


investigasi. Berikut pedoman dalam melakukan wawncara dianjurkan untuk:

 Mempunyai perencanaan dan mengetahui dimana dilakukan wawancara


 Meyakinkan anda untuk mengerti tentang teknologi dari peralatan atau proses yang
berhubungan dengan kecelakaan.
 Mengadakan wawancara secara pribadi, untuk menghindari gangguan
 Tempatkan seseorang akan diwawancarai pada tempat yang aman.
 Hindari pertanyaan yang terlalu banyak
 Mengakhiri wawancara secara sopan, dan tetap bersikap ramah, mendorongnya untuk
member kesaksian jika ada informasi yang ada dalam pikirannya.

2.1.9 Pertanyaan Penting Dalam Wawancara

Sediakan pertanyaan utama untuk membuka investigasi danmemberikan dasar yang


dapat dikembangkan. Berikut pertanyaan yang perlu dipakai dalam investigasi kecelakaan:

 Siapa yang mengalami kecelakaan?


 Apa yang terjadi?
 Dimana kecelakaan itu terjadi?
 Kapan terjadinya kecelakaan?
 Bagaimana kecelakaan bisa terjadi?
 Mengapa kecelakaan bisa terjadi?

Administrasi kesehatan dan keselamatan kerja berwenang untuk menyelidiki


kecelakaan ditempat kerja dengan tujuan untuk menentukan:

 Jika ditempat kerja terjadinya pelanggaran peraturan pemerintah tentang keselamatan


dan standar kesehatan.

 Apakah ada kebutuhan standar revisi.

13
 Apakah ada kebutuhan standar pembangunan.

Untuk kebenaran sebuah investigasi, sebuah kecelakaan harus memenuhi kriteria


sebagai berikut:

 Satu atau lebih kematian, lama atau cepat karyawan masuk rumah sakit dalam sebuah
kecelakaan atau yang lebih dari itu.
 Kelakaan yang sering terjadi yang bersifat dasar.
 Kecelakaan atau pristiwa yang penting menyangkut masyarakat luas yang bersifat
merugikan dan menyebabkan kematian atau kecelakaan yang parah.
 Kecelakaan tersebut terjadi disebuah industri pokok dengan program pemerintah
secara khusus.
 Kecelakaan bersifat penting bagi masyarakat.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Investigasi kecelakaan adalah suatu cara untuk mencari fakta-fakta yang berkaitan dengan
kecelakaan, penyebab-penyebabnya dan mengembangkan langkah-langkah untuk mengatasi serta
upaya untuk mengendalikan resikonya. Setiap kecelakaan kerja tentu terjadi secara tidak sengaja
atau tidak dikehendaki dan pasti terdapat penyebab dari kecelakaan tersebut. Oleh karenanya
Investigasi atau menyelidiki kecelakaan dilakukan guna mencari sebab-sebab dasar dari suatu
kecelakaan sehingga kecelakaan serupa tidak terulang kembali.

3.2 SARAN

Dalam menghadapi Kecelakaan Kerja sebaiknya pemerintah juga dimasukkan ke dalam faktor
penyebab kecelakaan akibat kerja? Bukan hanya dari Individu ataupun Sistem diperushaan. Yang
dimaksud pemerintah disini bukan tindak langsung dari para personil pemerintah melainkan
kebijakan atau peraturan yang dibuat oleh pemerintah yang meliputi berbagai bidang. Contohnya:

 Di bidang pendidikan, apakah K3 mendapat perhatian khusus? Misalnya dimasukkannya


dan diwajibkannya materi K3 ke dalam kurikulum, sehingga para lulusan ketika mulai
memasuki dunia kerja sudah tahu dan paham pentingnya K3.
 Di bidang politik, bagaimana peran organisasi perburuhan? Sejauh mana tindakan mereka
dalam memperjuangkan perlindungan bagi para pekerja dan pegawai.
 Di bidang hukum, bagaimana peraturan perundang-undangan mengenai K3? Sudahkah
dilakukan dan diterapkan dengan baik dan benar.

Sebagaimana ketiga contoh diatas, peran pemerintah juga mempengaruhi terjadi tidaknya
kecelakaan akibat kerja. Misalkan ketiga contoh diatas sangat diperhatikan oleh pemerintah, maka
kecelakaan akibat kerja bisa diminimalisir atau bahkan bisa saja menghilang dan tentu akan menjadi
sebuah prestasi tersendiri bagi perusahaan dan pemerintah jika sebuah pekerjaan memiliki nilai nol
kecelakaan akibat kerja.
15
16

Anda mungkin juga menyukai