Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

BUDAYA MELAYU JAMBI


“Jumlah Penduduk, Bahasa, dan Suku Bangsa

Dosen Pengampu :
Kemas A Somad, S.H, M.H

Nama : Fitri Handayani


NIM : 2200874201067

FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
UNIVERSITAS BATANGHARI
2022
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum. wr.wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Budaya Melayu
jambi tentang “Jumlah Penduduk, Bahasa, dan Suku Bangsa”. Makalah ini dibuat atas dasar
memenuhi tugas mata kuliah Budaya Melayu Jambi dari dosen pengampu.
Terima kasih kepada Bapak Kemas A Somad selaku dosen pengampu mata kuliah
Budaya Melayu Jambi.
Semoga makalah ini dapat memberi motivasi bagi yang membaca. Kami mengetahui
bahwa di dunia ini tidak ada yang sempurna seperti pepatah mengatakan “ tak ada gading yang
tak retak, tak ada sungai yang tak bermuara”. Apabila memang banyak terdapat kesalahan dalam
penulisan makalah ini, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.
Wassalamu’alaikum. wr.wb

                                                                                                    Jambi,       November 2022

                                                                                                              Penulis

ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang.................................................................................................................................1
B.    Rumusan masalah..........................................................................................................................1
C.    Tujuan Masalah..............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A.   Pengertian Penduduk.....................................................................................................................3
B.    Jumlah Penduduk Jambi.............................................................................................................3
C.    Bahasa Melayu Jambi...................................................................................................................3
D.   Suku Bangsa yang mendiami Jambi........................................................................................8
a. Suku Kubu.....................................................................................................................................8
b. Suku kerinci..................................................................................................................................9
c. Suku Bajau....................................................................................................................................9
d. Suku penghulu.............................................................................................................................10
e. Suku batin......................................................................................................................................10
f. Suku melayu jambi.....................................................................................................................11
g. Suku Pindah..................................................................................................................................12
BAB III PENUTUP
A.   Kesimpulan....................................................................................................................................................13
B.    Saran...............................................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Indonesia adalah salah satu negara kepulauan yang memiliki banyak wilayah yang
terbentang di sekitarnya. Ini menyebabkan keanekaragaman suku, adat istiadat dan kebudayaan
dari setiap suku di setiap wilayahnya. Hal ini sungguh sangat menakjubakan karena biarpun
Indonesia memiliki banyak wilayah, yang berbeda suku bangsanya, tetapi kita semua dapat hidup
rukun satu sama lainnya.
Namun, sungguh sangat disayangkan apabila para generasi penerus bangsa tidak
mengetahui tentang kebudayaan dari setiap suku yang ada. Kebanyakan dari mereka hanya
mengetahui dan cukup mengerti tentang kebudayaan dari salah satu suku yang ada di Indonesia,
itu juga karena pembahasan yang sering dibahas selalu mengambil contoh dari suku yang itu-itu
saja.          
Sejak ratusan tahun lalu provinsi jambi dihuni oleh etnis melayu, seperti suku Kerinci,
Suku Batin, suku Bangsa Dua Belas, suku Penghulu, dan suku Anak dalam. Namun juga ada
etnis pendatang. Perjalanan sejarah yang dialami etnis melayu telah melatar belakangi budaya
melayu di Jambi.
Setiap kebudayaan itu bersifat dinamis akan perubahan  bahkan mungkin hilang sama
sekali. Penyebabnya adalah perkembangan kebudayaan, pengaruh budaya luar, kurangnya
kesadaran masyarakat, dan lemahnya jiwa kebudayaan para remaja sebagai generasi penerus
nilai-nilai kebudayaan bahkan itu mungkin dan telah terjadi di provinsi jambi.
Dalam penulisan makalah ini kami akan membahas tentang kebudayaan melayu Jambi
yang dibatasi pada jumlah penduduk, bahasa, dan suku bangsa yang mendiami jambi. Setidaknya
dapat memberikan gambaran tentang kebudayaan melayu Jambi.

B.    Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Jumlah penduduk yng mendiami provinsi Jambi
2. Bahasa melayu jambi

1
3. Suku Bangsa yang mendiami Jambi

C.    Tujuan Masalah


Setelah mempelajari materi yang ada dalam makalah ini, secara
khusus pembaca diharapkan dapat:          
1.Mengetahui berapa jumlah penduduk yang mendiami Jambi
2.Mengetahui  Bahasa-bahasa melayu jambi
3.Mengetahui macammacam suku yang mendiami jambi 

2
BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian Penduduk


Penduduk adalah orang-orang yang berada di dalam suatu wilayah yang terikat oleh aturan-
aturan yang berlaku dan saling berintraksi satu sama lain secara terus menerus/kontinu. dalam
sosiologi penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang
tertentu. Penduduk suatu Negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua:
1. Orang yang tinggal di daerah tersebut
2. Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut.
Dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal disitu. Misalkan bukti
kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di daerah lain. Kecepatan penduduk di hitung dengan
membagi jumlah penduduk dengan luas area dimana mereka tinggal.

B.      Jumlah Penduduk Jambi


Jumlah penduduk Provinsi Jambi mencapai 3.168.637 jiwa. Angka ini diperoleh dari
pendataan yang dilakukan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
Provinsi Jambi tahun 2012 lalu.
Dikatakan Edward, Kepala Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN Perwakilan Provinsi
Jambi, angka jumlah penduduk ini meningkat jika dibandingkan tahun sebelumnya.Peningkatan
dapat dilihat dari angka kematian beserta angka kelahiran, serta jumlah imigran yang keluar dan
masuk ke Provinsi Jambi.
Terkait data sementara jumlah penduduk yang telah dihimpun yakni, Batanghari sejumlah
231,416 jiwa, Bungo 302,263 jiwa, Kerinci 253,229 jiwa, Tanjung Jabung Barat 291,815 jiwa,
Merangin 336,888 jiwa, Kota Jambi 536,337 jiwa, Muaro Jambi 357,511 jiwa, Tebo 303,748
jiwa, Tanjung Jabung Timur 211,892 jiwa, Sarolangun 258 jiwa, dan Sungai Penuh 85,184 jiwa.

C.     Bahasa Melayu Jambi

3
Bahasa Melayu Jambi atau Baso Jambi adalah salah satu anak cabang bahasa Austronesia
yang dituturkan khususnya di wilayah Jambi, bagian selatan provinsi Riau serta tersebar di
berbagai kota di seluruh Indonesia.
Jambi adalah salah satu pemakai asli Bahasa Melayu. Hal ini dapat dilihat dari hasil
penelitian kepurbakalaan dan sejarah. Bahasa Jambi dalam arti kata bahasa-bahasa yang ada di
Jambi, selain Bahasa Indonesia, pada dasarnya juga berasal dari bahasa Melayu yang telah
mengalami perkembangan-perkembangan dan perubahan-perubahan sesuai dengan pengaruh
yang diterimanya dari bahasa-bahasa lain. Di lain pihak bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
juga berasal dari bahasa Melayu yang telah pula mengalami proses perkembangan dan perubahan
sebab akibat dari masuknya anasir-anasir bahasa lain. Dengan demikian bahasa Jambi dan Bahasa
Indonesia mempunyai dasar yang sama, ialah bahasa Melayu.
Dialek-dialek yang ada suatu aspek pemakain bahasa oleh setiap kelompok persukuan
dalam sautu daerah, seringkali menunjukkan adanya perbedaan yang besar secara horizontal.
Dalam bahasa Jawa misalnya, jelas ada perbedaan-perbedaan antara bahasa Jawa yang diucapkan
di Purwokerto, dan Tegal, dan Kebumen, di Surakarta atau Surabaya. Begitu pula dengan bahasa
Jambi yang diucapkan di Lingkungan daerah Kerinci berbeda dengan bahasa Jambi diucapkan di
daerah Suku Anak Dalam (Kubu), atau di Lingkungan daerah Melayu Jambi dan sebagainya.
Bahasa yang berbeda secara horizontal itulah yang kita sebut dengan istilah dialek.
Dialek-dialek yang dikenal di daerah Jambi dapat dikategorikan ke dalam beberapa macam,
yaitu: dialek Suku Anak Dalam, dialek Melayu Jambi, dialek Kerinci, dialek orang Batin, dialek
Suku Pindah, Dialek orang-orang Penghulu, dan dialek Bajau.
Suku Anak Dalam, dalam berbahasa, Melayu Tua, mereka mengenal dan paseh
menggunakan bunyi sengau atau ucapan ke pangkal lidah dan hidung.

Contoh: Rumah = ghumah


Parang = Paghang
Kemari = Kemaii (diucapkan agak Paniang)

Dalam pembicaraan sehari-hari pada umumnya ucapan huruf dalam suatu kata atau
perkataan berubah, misalnya huruf kedua (a) berubah menjadi (e) dan huruf terakhir kedua dari
akhir (a) berubah menjadi (0).

4
Contoh : Batang =Betong
Makan = Mekon
Berjalan = Bejelon
Kemana = Kemeno
Bapak = Bepok

Karena suku Anak Dalam tidak dapat menyebut huruf “r’ (er) maka huruf ‘y’ (er) diganti
dengan ‘gh’ atau ‘ik’ (yik) atau berubah sama sekali.

Contoh: Air =Ayik


Sendiri =Dewek
Rokok =Ngudut

Di daerah Kotamadya Jambi, Kabupaten Batang Hari dan Kabupaten Tanjung Jabung
dipergunakan bahasa Melayu yang lazim disebut bahasa Melayu Jambi dengan dialeknya yang
disebut dialek Melayu Jambi. Kata-kata yang berakhiran vocal “a’ dalam bahasa Indonesia
menjadi “o” dalam bahasa Melayu Jambi.

Contoh : Mata = Mato


Saya = Sayo
Lada = Lado
Rimba = Rimbo
Kita = Kito
Berapa = Berapo
Apa = Apo

Disamping itu ada beberapa kata yang tidak berubah dan merupakan pengecualian:

Contoh : Sepeda = Sepeda (bukan Sepedo)


Bola = Bal (bukan Bolo)

5
Dialek Melayu Jambi dengan perubahan atau pertukaran bunyi seperti di atas tadi dipakai
di daerah-daerah Kotamadya Jambi, Kabupaten Batanghari dan di Muaro Tebo Kabupaten Bungo
Tebo. Dialek Melayu itu hampir sama dengan Melayu Palembang. Oleh karena mungkin sekali
dialek Melayu-Jambi mempengaruhi dialek Palembang.
Didaerah kabupten Tanjung Jabung, kata-kata yang berakhiran Vokal “a” berubah menjadi
“e” dan dalam beberapa hal kata a berubah menjadi i.

Contoh:
Siapa =Siape
Apa =Ape

Ditilik dari segi bunyi dialek Melayu Jambi di Kabupaten Tanjung Jabung itu mirip benar dengan
bahasa Malayu Riau atau Semenanjung Malaya/Malaysia.
Orang-orang Kerinci yang mendiami daerah Kabupaten Kerinci menggunakan bahasa
Kerinci. Dalam bahasa Kerinci banyak sekali dialek-dialeknya. Setiap dusun atau Kampung
mempunyai dialek tersendiri yang berbeda dengan dialek dusun atau kampung lain. Secara umum
perubahan bunyi dalam bahasa Kerinci terletak pada suku akhir.

Contoh: Tebu =Tebeu


Timun =Timaung

Jadi di dalam suku kata biasanya konsonsn “t” pada akhir kata berubah menjadi “K”.

Contoh: Lalat =Lalak


Huruf “i” pad akhir suku kata berubah menjadi “oi”
Contoh: Besi =Besoi
Padi =Padoi
Lagi =Agoi

6
Disamping itu kita jumpai juga perubahan huruf “u” pada akhri kata selalu diawali huruf “a” atau
berubah menjadi “au”
Contoh: Kutu =Kutau
Aku =Akau

Pada umumnya keragaman dialek orang Batin ditandai oleh adanya perubahan pada akhir
suku kata (at) menjadi (ek).

Contoh : Membuat = Mbuek


Darat =Darek
Tempat =Tempek

Dilain pihak dijumpai juga perubahan akhir suku kata, “as” menjadi “eh”.

Contoh: Lepas =Lepeh


Lekas = Lekeh
Pedas = Pedeh
Panas = Paneh
Deras = Dereh

Dari contoh-contoh dialek orang Batin itu dapat disimpulkan bahwa dialek orang Batin
agaknya menjadi pengaruh anasir dialek Mingkabau. Hal ini dapat dipahami karena daerah orang
Batin sangat dengan daerah Minagkabau.
Sesuai dengan asal usul mereka, dialek suku Pindah adalah banyak dipengaruhi dialek suku
Rawa, di mana kesamaannya nampak pada penggantian huruf vocal “a” pada akhir suku kata
menjadi “e”.

Contoh:
Ada =Ade
Apa =Ape
Kemana =Kemane

7
Begitu pula beberapa dialek yang spesifik Rawas Juga merupakan dialek suku Pindah.
contoh:

Ini = Ikak
Air = Aya

Karena Faktor asal usul orang penghulu yang diperkirakan berhubungan erat dengan
Minangkabau, maka dialek orang-orang Penghulu adalah kebanyakan memakai dialek
Minangkabau yang bercampur dengan dialek Melayu Jambi.

D.    Suku Bangsa yang mendiami Jambi


Penduduk asli Provinsi Jambi terdiri dari beberapa suku bangsa, antara lain Melayu Jambi,
Batin, Kerinci, Penghulu, Pindah, Anak Dalam (Kubu), dan Bajau. Suku bangsa yang disebutkan
pertama merupakan penduduk mayoritas dari keseluruhan penduduk  Jambi, yang bermukim di
sepanjang dan sekitar pinggiran sungai Batanghari.
1. Suku Kubu
Suku Kubu atau Anak Dalam dianggap sebagai suku tertua di Jambi, karena telah
menetap terlebih dahulu sebelum kedatangan suku-suku yang lain. Mereka
diperkirakan merupakan keturunan prajurit-prajurit Minangkabau yang bermaksud
memperluas daerah ke Jambi. Ada sementara informasi yang menyatakan bahwa suku
ini merupakan keturunan dari percampuran suku Wedda dengan suku Negrito, yang
kemudian disebut sebagai suku Weddoid.
Orang Anak Dalam dibedakan atas suku yang jinak dan liar. Sebutan “jinak”
diberikan kepada golongan yang telah dimasyarakatkan, memiliki tempat tinggal
yang tetap, dan telah mengenal tata cara pertanian. Sedangkan yang disebut “liar”
adalah mereka yang masih berkeliaran di hutan-hutan dan tidak memiliki tempat
tinggal tetap, belum mengenal sistem bercocok tanam, serta komunikasi dengan dunia
luar sama sekali masih tertutup.

8
Suku-suku bangsa di Jambi pada umumnya bermukim di daerah pedesaan dengan
pola yang mengelompok. Mereka yang hidup menetap tergabung dalam beberapa
larik (kumpulan rumah panjang beserta pekarangannya). Setiap desa dipimpin oleh
seorang kepala desa (Rio), dibantu oleh mangku, canang, dan tua-tua tengganai
(dewan desa). Mereka inilah yang bertugas mengambil keputusan yang menyangkut
kepentingan hidup masyarakat desa.

2. Suku kerinci
Suku Kerinci adalah suku bangsa yang mendiami wilayah kabupaten Kerinci provinsi
Jambi. Populasi suku Kerinci pada sensus tahun 1996 berjumlah sekitar 300.000
orang. Suku Kerinci adalah suatu bangsa yang tergolong dalam kelompok Melayu,
tetapi menurut dugaan para peneliti sejarah, bahwa suku Kerinci ini justru lebih tua
dari suku-suku Melayu lainnya yang pada umumnya mendominasi wilayah Sumatra
mulai dari provinsi Riau hingga Sumatra bagian selatan. Naskah Melayu tertua
ditemukan di Kerinci, dan pada abad ke-14 Kerinci menjadi bagian dari kerajaan
Malayu dengan Dharmasraya sebagai ibu kota. Setelah Adityawarman menjadi
maharaja maka ibu kota dipindahkan ke Saruaso dekat Pagaruyung di Tanah Datar.
Suku Kerinci berbicara dalam bahasa Kerinci yang masih berkerabat erat dengan
bahasa Minangkabau dan bahasa Melayu Jambi. danau Kerinci
Asal usul suku Kerinci sendiri tidak diketahui secara pasti darimana berasal, beberapa
cerita mengatakan bahwa suku Kerinci adalah dahulunya para perantau
Minangkabau, yang membuka pemukiman di daerah Kerinci, hidup sekian lama dan
terbentuklah suku Kerinci seperti sekarang.

3. Suku Bajau
Suku Bajau Jambi, adalah salah satu suku petualang laut yang hidup di pesisir pantai
provinsi Jambi. Dahulu Suku Bajau Jambi ini adalah suku bangsa petualang laut yang
menjelajah laut dari satu tempat ke tempat yang lain. Mereka sebenarnya tersebar
hampir di seluruh wilayah Indonesia. Dari Sumatra-Riau, Sulawesi Selatan dan
Tenggara, Kalimantan, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sumenep
Madura hingga ke wilayah Filipina, Malaysia dan beberapa tempat di Indochina.

9
Hanya saja di tempat-tempat baru mereka tersebut, kemungkinan mereka memiliki
sebutan lain untuk nama kelompok mereka.
Asal-usul suku Bajau ini menimbulkan banyak pendapat, salah satunya mengatakan
suku Bajau berasal dari Kepulauan Sulu di Filipina Selatan. Suku Bajau Jambi ini
hidup sangat sederhana, dari segi ekonomi dan pendidikan masih jauh dari baik. Suku
ini hidup di rumah-rumah di atas air. Mereka hidup dan melakukan aktifitas rumah
tangga dan keluarga di rumah-rumah mereka yang terbuat dari papan yang berada di
atas permukaan air laut dekat dengan pesisir pantai laut.
Orang Bajau masih percaya terhadap hal-hal takhyul seperti percaya bahwa laut itu
berpenghuni. Kehidupan masyarakat suku Bajau Jambi ini hanya menggantungkan
hidup dari profesi sebagai nelayan di laut.

4. Suku penghulu
Suku penghulu merupakan salah satu suku yang ada di Provinsi Jambi. Mereka
merupakan salah satu kelompok etnik yang digolongkan sebagai “penduduk asli”
yang mendiami wilayah Propinsi Jambi. Kelompok ini kononnya berasal dari
Minangkabau Sumatera Barat yang datang ke wilayah Jambi sekitar abad ke-15 yang
kedatangannya sebagai pencari emas di hulu sungai Batanghari. Masyarakat ini
berdiam di sekitar wilayah Jambi seperti Sungai Batang Asai, Pangkalan Jambu,
Limun Tinting, Nibung, Ulu Tabir dan banyak berdiam di Kecamatan Sarolangun.
Sesuai dengan asal usulnya bahasa yang mereka gunakan adalah bahasa
Minangkabau dan Melayu Jambi.
Kegiatan menambang emas sudah tidak banyak dilakukan lagi, mungkin dikarenakan
sudah habis sumbernya. Mata pencaharian pokok mereka adalah bercocok tanam di
ladang dan di sawah. Selain menanam padi mereka juga menanam karet, kopi dan
kayu manis.
Orang Penghulu biasanya hidup mengelompok di sepanjang jalan atau pinggir sungai.
Beberapa kampung membentuk satu kesatuan setingkat desa yang
disebut marga. Agama yang mereka anut pada umumnya adalah Agama
Islam. parian.

10
5. Suku batin
Suku Batin berdiam di sekitar Pegunungan Bukit Barisan, Kabupaten  Bangko dan
Bungo Propinsi Jambi. Wilayah tempat tinggal orang Batin meliputi Kecamatan
Jangkat, Muara Siau, Bangko, Tabir, dan Muara Bungo. Selain suku Batin, wilayah
Jambi juga sudah lama didiami oleh suku-suku lain, yaitu suku Kubu, suku Melayu
Jambi dan suku Kerinci. Menurut cerita rakyat setempat, nenek moyang orang Batin
adalah suku bangsa Kerinci yang pindah dari kaki Gunung Kerinci ke daerah tempat
tinggal mereka sekarang ini. Kebudayaan Minangkabau yang sangat mempengaruhi
suku Kerinci ke daerah tempat tinggal mereka sekarang ini. Kebudayaan
Minangkabau yang sangat mempengaruhi suku Kerinci ini juga terlihat pada
kehidupan orang Batin.
Orang Batin suka hidup berpindah-pindah dan berjiwa gotong royong. Sifat gotong
royong yang sangat menonjol juga terlihat di antara dua kampung yang berbeda, di
mana hubungan antara kepala kampung yang satu dengan lainnya sangatlah baik.
Ada 5 (lima) mata pencaharian utama suku Batin, yaitu bertani, berkebun,
mengumpulkan hasil hutan, mendulang emas dan sebagai nelayan. Ladang mereka
disebut umo talang, ditanami dengan padi, palawija, karet dan kopi.
Kebudayaan orang Batin merupakan perpaduan unsur-unsur kebudayaan
Minangkabau dan Melayu Jambi. Suku Batin memiliki ciri khas dalam mendirikan
bangunan tempat tinggal mereka. Persiapan pembangunan sebuah rumah baru
dimulai pada saat lahirnya seorang puteri dalam keluarga tersebut. Rumah tersebut
biasanya berbentuk bangsal dengan ukuran 9x12 m dan biasanya juga dilengkapi
dengan tempat penyimpanan hasil panen dan barang-barang pusaka. Bangunan itu
biasanya juga dipenuhi dengan ukiran-ukiran dari kayu yang bermotifkan tumbuh-
tumbuhan dan binatang. Bangunan tempat tinggal suku Batin itu biasanya disebut
dengan istilah Kajang Lako.

6. Suku melayu jambi


Suku Melayu Jambi, adalah merupakan penduduk asli yang tersebar di seluruh
kabupaten di provinsi Jambi. Populasi suku Melayu Jambi ini diperkirakan sebesar
1.170.000 orang.

11
Dusun-dusun mereka saling berjauhan dengan rumah-rumah yang dibangun di
pinggiran sungai besar atau sungai kecil. Pada umumnya suku Melayu Jambi
bermukim di dataran rendah dengan hutan yang padat, rawa-rawa, di tepi sungai-
sungai yang mengalir dari sungai Batang Hari dan cabang-cabangnya  Kehidupan di
tepi sungai sangatlah penting, karena sungai menjadi sarana transportasi dan sebagai
sumber kehidupan mereka. Orang Melayu Jambi mayoritas adalah pemeluk agama
Islam. Tradisi adat dan budaya suku Melayu Jambi, selain didominasi oleh budaya
Melayu, mirip juga dengan budaya suku Minangkabau. Hal ini, kemungkinan antara
suku Melayu Jambi dan suku Minangkabau terjadi hubungan kekerabatan pada masa
lalu, atau bersumber dari asal-usul dan nenek moyang sama. Orang Melayu Jambi
pada umumnya bermata pencaharian sebagai nelayan.

7. Suku Pindah
Suku Pindah, adalah suatu suku yang terdapat di provinsi Jambi. Populasi suku
Pindah ini diperkirakan lebih dari 20.000 orang. Suku pindah ini bagi masyarakat
Jambi dianggap sebagai penduduk asli yang tergolong dalam rumpun Melayu. Suku
Pindah ini tersebar di kabupaten Batang Hari, tepatnya di desa Pauh dan desa
Mandiangin, juga terdapat pemukiman suku Pindah di kabupaten Sarolangun Bangko
yaitu di desa Sarolangun. Asal usul suku Pindah ini tidak diketahui secara pasi, tapi
beberapa berpendapat mereka dahulunya adalah para perantau yang berasal dari
daerah Kerinci. Tapi dari sisi bahasa, justru mereka sepertinya lebih dekat dengan
suku Melayu Palembang di Sumatra Selatan
Suku Pindah berbicara dalam bahasa Melayu yang mirip dengan bahasa Palembang
tapi dalam pengucapan dialek tetap dalam dialek bahasa Pindah. Masyarakat suku
Pindah bermatapencaharian pada bidang pertanian, terutama pada tanaman padi di
sawah dan ladang. Pada masa kini banyak yang menjadi buruh pada perusahaan
perkebunan dan penebangan hutan yang banyak terdapat di wilayah dekat
pemukiman suku Pindah. Mereka juga menanam tanaman keras seperti pohon karet
dan kopi. Selain itu kehidupan sebagai nelayan juga ditekuni oleh sebagian dari
masyarakat suku Pindah.

12
BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Jambi adalah salah satu suku di Indonesia yang terletak di kepulauan Sumatra. Banyak
yang tidak mengetahui bahwa Jambi juga mempunyai banyak hal-hal menarik yang dapat
dijadikan ”berita utama”, tetapi amat disayangkan bahwa yang sering sekali di ekplorasi adalah
wilayah-wilayah tetangganya; seperti Sumatra Barat (Padang) dan Sumatra Utara (Batak).
 Provinsi Jambi yang memiliki penghuni berlatar Melayu. Memilki kebudayaan yang
sangat khas. Merupakan pengaruhnya adalah latar belakang sejarah jambi itu sendiri. Ada
berbagai unsur kebudayaan yang dirasa perlu untuk dilestarikan. Sebagai bentuk kesadaran akan
kebudayaan yang ada pada tanah air kita, agar dapat bersaing dengan kebudayaan luar.
Penduduk asli Provinsi Jambi terdiri dari beberapa suku bangsa, antara lain Melayu Jambi,
Batin, Kerinci, Penghulu, Pindah, Anak Dalam (Kubu), dan Bajau. Suku bangsa yang disebutkan
pertama merupakan penduduk mayoritas dari keseluruhan penduduk Jambi, yang bermukim di
sepanjang dan sekitar pinggiran sungai Batanghari.

B.    Saran
Adapun saran yang dapat pemakalah berikan adalah kita sebagai masyarakat Jambi
bagaimana cara untuk melestarikan atau memperkenalkan budaya Jambi itu sendiri, bahwa
banyaknya terdapat unsur-unsur kebudayaan itu sendiri yang sangat menarik dan bisa untuk
dijadikan berita utama.
Baiklah, sebagai penutup tentu masih banyak terdapat kekurangan dalam makalah ini,
untuk itu kami merasa perlunya kritik dan saran yang membangun untuk koreksi makalah ini,
karena sesuatu itu terdapat kekurangan.

13
14
DAFTAR PUSTAKA

Mengenal Adat Jambi Dalan Perspektif Modern” Penulis: H.Kemas Arsyad Somad, SH.MH
Tahun 2003
http://protomalayans.blogspot.com/2012/09/html
http://permatabangsa.web.id/?s=suku+batin+di+jambi
http://jambikota.bps.go.id/?hal=publikasi_detil&id=1

Anda mungkin juga menyukai