Anda di halaman 1dari 13

Makalah

Bahasa Indonesia
tentang
“EKONOMI ISLAM DAN
KESEJAHTERAAN UMAT”

DOSEN PEMBIMBING
Sugiharto, PhD

Disusun Oleh
Muhammad Hafizh Hanafi
64218656

UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK


FAKULTAS EKONOMI
EKONOMI SYARIAH
2018/2019

Page | 1
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmannirahim.
Mahasuci Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, atas segala Rahmat dan
karunia-Nya, Sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Penulisan
makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia yang
membahas tentang “Ekonomi Islam dan Kesejahteraan Umat”. Shalawat serta
salam mari kita curahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW,
keluarganya, para sahabat, dan orang-orang yang istiqomah di jalan Allah SWT.

Dalam penyelesaian makalah ini penyusun ingin mengucapkan terima


kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dan Bapak Dosen Sugiharto, PhD
sebagai dosen yang telah memberikan tugas ini. Dengan menyadari
ketidaksempurnaan makalah ini,penyusun sangat berharap atas kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Sebagai akhir kata mudah-
mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita semua, Aamiin

Jakarta, 18 Januari 2019

Penyusun

Page | 2
DAFTAR ISI

BAB I ............................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 4
1.3 Tujuan Pembahasan ........................................................................................ 4
1.4 Kegunaan Pembahasan ................................................................................... 4
BAB II .......................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN .......................................................................................................... 5
2.1 EKONOMI ISLAM ........................................................................................ 5
2.1.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Ekonomi Islam .......................................... 5
2.1.2 Asas Ekonomi Islam .................................................................................... 6
2.1.3 Ekonomi Islam Untuk Kesejahteraan Umat ................................................. 6
2.2 KESEJAHTERAAN UMAT .............................................................................. 7
2.2.1 Pengertian Kesejahteraan Umat ................................................................... 7
2.2.2 Konsepsi Islam Tentang Kesejahteraan Sosial ............................................ 9
2.2.3 Hakikat Kesejahteraan Sosial ..................................................................... 10
BAB III ....................................................................................................................... 12
PENUTUP .................................................................................................................. 12
3.1 KESIMPULAN ................................................................................................. 12
3.2 SARAN ............................................................................................................. 12
Daftar Pustaka ......................................................................................................... 13

Page | 3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ekonomi islam dibangun atas dasar agama Islam, karenanya ia
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari agama Islam, sebagai bagian dari
ajaran islam, ekonomi islam akan mengikuti agama Islam dalam berbagai aspeknya.
Islam adalah sistem kehidupan, dimana Islam telah menyediakan berbagai perangkat
aturan yang lengkap bagi kehidupan manusia, termasuk dalam bidang ekonomi

Manusia diciptakan Allah SWT dalam kondisi merdeka. Manusia tidak


tunduk kepada siapapun kecuali kepada-Nya. Hal ini merupakan cermin kebebasan
manusia dari ikatan-ikatan perbudakan. Bahkan misi kenabian Muhammad SAW
adalah melepaskan manusia dari beban dan rantai yang membelenggunya.

1.2 Rumusan Masalah


Seperti yang telah kami paparkan diatas, maka perlu adanya pemahaman
tentang Ekonomi Islam dan Kesejahteraan Umat itu sendiri yang dirumuskan sebagai
berikut:

1. Mengetahui secara jelas pengertian atau definisi dari Ekonomi Islam dan
Kesejahteraan Umat tersebut.
2. Mengetahui sumber dan prinsip Ekonomi Islam dan Kesejahteraan Umat.
3. Mampu mengetahui pembagian dan ruang lingkup Ekonomi Islam dan
Kesejahteraan Umat

1.3 Tujuan Pembahasan


Tujuan dari diadakan pembahasan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui secara gamblang pengertian atau definisi dari Ekonomi


Islam dan Kesejahteraan Umat
2. Mampu menjelaskan sumber dan prinsip Ekonomi Islam dan Kesejahteraan
Umat
3. Mampu menguraikan pembagian dan ruang lingkup Ekonomi Islam dan
Kesejahteraan Umat

1.4 Kegunaan Pembahasan


Kegunaan dari pembahasan ini adalah :
1. Bagi kami pembahasan ini merupakan wahana latihan pengembagan ilmu
pengetahuan dan keterampilan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah.
2. Dengan adanya pembahasan ini tentunya kami semua akan semakin
memperkaya ilmu pengetahuan kami khususnya tentang definisi, sumber
prinsip, pembagian dan ruang lingkup Ekonomi Islam dan Kesejahteraan
Umat

Page | 4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 EKONOMI ISLAM

2.1.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Ekonomi Islam

Sejak abad ke-8 telah muncul pemikiran-pemikiran ekonomi secara islam


parsial, misalnya peran negara dalam ekonomi, kaidah berdagang, mekanismen pasar
dan lain-lain, tetapi pemikiran secara komprehensif terhadap sistem ekonomi islam
sesungguhya baru muncul pertengahan abad ke-20 dan semakin sejak dua dasawarsa
terakhir.

Banyak akhli ekonomi Muslim yang mecoba mendefenisikan ekonomi


islam, setiap orang mempunyai defenisi masing-masing, tetapi pada dasarnya
mengandung makna yang sama. Pada intinya ekonomi islam adalah suatu cabang
ilmu pengetahuan yang berupaya untuk memandang, menganalisis, dan akhirnya
menyelesaikan permasalahan-permasalahan ekonomi dengan cara-cara yang islami,
yang dimaksud dengan cara-cara yang islami disini adalah cara-cara yang sesuai
dengan sumber ajaran islam, yaitu yang bersumber dari Al-quran dan Sunnah nabi.
Dengan pengertian ini maka istilah ini yang sering digunakan dalam ekonomi Islam.

Dari bebearpa definisi yang sering diutarakan oleh para ahli ekonomi
islam dapat kita simpulkan bahwa ekonomi islam bukan hanya merupakan praktik
kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh individu dan komunitas yang ada, namun juga
perwujudan prilaku ekonomi yang didasarkan pada ajaran islam. Ia mencakup cara
memandang permasalahan ekonomi, menganalisis, dan mengajukan alternatif solusi
solusi atas berbagai permasalahan ekonomi. Ekonomi islam adalah konsekuensi logis
dari implementasi ajaran islam secara kaffah dalam aspek ekonomi.

Beberapa ekonom menegaskan bahwa ruang lingkup dari ekonomi islam


adalah masyarakat muslim atau negara muslim itu sendiri. Artinya is mempelajari
prilaku ekonomi dari masyarakat atau negara muslim di mana nilai-nilai ajaran islam
dapat diterapkan. Namun ada juga pendapat lain yang tidak memberikan pembatasan
seperti ini, melainkan lebih kepada penekanan terhadap persfektif islam tentang
permaalahan ekonomi pada umunya. Dengan kata lain, titik tekan ekonomi islam
adalah pada bagaimana ekonomi islam memberikan pandangan dan solusi atas
berbagai permasalahan ekonomi yang dihadapi umat manusia secara umum.

Page | 5
2.1.2 Asas Ekonomi Islam

Prinsip Islam yang dapat dijadikan poros adalah bahwa, “kekuasaan


paling tinggi hanyalah milik Allah semata (QS, 3:26, 15:2, 67:1) dan manusia
diciptakan sebagai khalifah-Nya di muka bumi,” (QS, 2:30, 4:166, 35:39). Sebagai
khalifah-Nya, “manusia telah diciptakan dalam bentuk yang paling baik. Seluruh
ciptaan lainnya seperti matahari, bulan, langit (cakrawala), telah ditakdirkan untuk
dipergunakan oleh manusia.” Dapat dikatakan prinsip-prinsip kegiatan Ekonomi
Islam adalah sebagai berikut :

1. Kekuasaan milik tertinggi adalah milik Allah dan Allah adalah pemilik yang
absolute atas semua yang ada
2. Manusia merupakan pemipin (khalifah) Allah di bumi tapi bukan pemilik
yang sebenarnya
3. Semua yang didapaktan dan dimiliki oleh manusia adalah karena seizing
Allah, oleh karena itu saudara-saudaranya yang kurang beruntung memiliki
hak atas sebagian kekayaan yang dimiliki saudara-saudaranya yang lebih
beruntung.
4. Kekayaan tidak boleh ditumpuk terus atau ditimbun.
5. Kekayaan harus diputar.
6. Eksploitasi ekonomi dalam segala bentuknya harus dihilangkan
7. Menghilangkan jurang perbedaan antar individu dapat menghapuskan konflik
antar golongan dengan cara membagikan kepemilikan seseorang setelah
kematiannya kepada para ahli warisnya
8. Menetapkan kewajiban yang sifatnya wajib dan sukarela bagi semua individu
termasuk bagi anggota masyarakat yang miskin

2.1.3 Ekonomi Islam Untuk Kesejahteraan Umat

Nilai-nilai yang berada atau yang menjiwai ekonomi islam sangat relevan
dengan kondisi segala zaman, sangat mungkin menjadi alternati solusi ketika kita
mengetahu bahwa sistem ekonomi yang kita anut sekarang sangat jauh dari
kesejahteraan masyarakat, jangankan kesejahteraan masyarakat, negara berkembang
pun berusaha untuk mengurangi subsidi untuk masyarakatnya hanya untuk membayar
utang negara.

Dalam ekonomi islam, masalah ekonomi hanyalah merupakan satu


bagian dari aspek kehidupan yang diharapkan akan membawa manusia kepada tujuan
hidupnya. Oleh karena ada tiga pokok yang diperlukan untuk memenuhi bagaimana
mencapai tujuan hidup.

Page | 6
2.2 KESEJAHTERAAN UMAT

2.2.1 Pengertian Kesejahteraan Umat

Kesejahteraan berasal dari kata dasar sejahtera: aman sentosa dan


makmur; selamat (terlepas dari segala macam gangguan, kesukaran, dan sebagainya).
Kesejahteraan: hal atau keadaan sejahtera; keamanan, keselamatan, ketenteraman,
kesenangan hidup, dan sebagainya; kemakmuran, dalam Mu’Jam Musthalahàtu al-
Ulum al-Ijtimà’iyyah dijelaskan :

‫ ﻧﺴﻖ ﻣﻨﻈﻢ ﻣﻦ اﻟﺨﺪﻣﺎت اﻻﺟﺘﻤﺎﻋﯿﺔ واﻟﻤﺆﺳﺴﺎت‬:‫اﻟﺮﻓﺎھﯿﺔ اﻻﺟﺘﻤﺎﻋﯿﺔ‬


‫ﯾﺮﻣﻰ اﻟﻰ ﻣﺴﺎﻋﺪة اﻻﻓﺮاد واﻟﺠﻤﺎﻋﺎت ﻟﻠﻮﺻﻮل اﻟﻰ ﻣﺴﺘﻮﯾﺎت ﻣﻼ ﺋﻤﺔ‬
‫ﻟﻠﻤﻌﯿﺸﺔ واﻟﺼﺤﺔ ﻛﻤﺎ ﯾﮭﺪف اﻟﻰ ﻗﯿﺎم ﻋﻼﻗﺎت اﺟﺘﻤﺎﻋﯿﺔ ﺳﻮﯾﺔ ﺑﯿﻦ اﻻﻓﺮاد‬
.‫ﺑﺘﻨﻤﯿﺔ ﻗﺪراﺗﮭﻢ وﺗﺤﺴﯿﻦ اﻟﺤﯿﺎة اﻻﻧﺴﺎﻧﯿﺔ ﺑﻤﺎ ﯾﺘﻔﻖ ﻣﻊ ﺣﺎﺟﺎت اﻟﻤﺠﺘﻤﻊ‬

“Kesejahteraan sosial: sistem yang mengatur pelayanan sosial dan lembaga-lembaga


untuk membantu individu-individu dan kelompok-kelompok mencapai tingkat
kehidupan, kesehatan yang layak dengan tujuan menegakkan hubungan
kemasyarakatan yang setara antar individu sesuai dengan kemampuan pertumbuhan
(development) mereka, memperbaiki kehidupan manusia sesuai dengan kebutuhan-
kebutuhan masyarakat”.

Dari ragam definisi di atas, pada intinya, kesejahteraan sosial menuntut


terpenuhinya kebutuhan manusia yang meliputi kebutuhan manusia yang meliputi
kebutuhan primer (primary needs), sekunder (secondary needs) dan kebutuhan tersier.

Kebutuhan primer meliputi : pangan (makanan), sandang (pakaian),


papan (tempat tinggal), kesehatan dan keamanan yang layak.

Kebutuhan sekunder seperti : sarana transportasi (sepeda, mobil, kayak),


Informasi dan Telekomunikasi (radio, televeisi, smartphone, internet, dsb).

Kebutuhan Tersier meliputi : Rekreasi dan Entertainment.

Kebutuhan-kebutuhan ini berdasarkan tingkatan (maqàm) individu.


Artinya untuk tingkat masyarakat kelas menengah, kebutuhan akan mobil pribadi
untuk menunjang mobilitas aktivitas yang tinggi, masuk dalam kategori kebutuhan
primer. Sedangkan untuk kelompk ekonomi menengah kebawah, mobil pribadi
merupakan barang luxury dan masuk kategori kebutuhan sekunder. Tiga kategori
kebutuhan di atas bersifat materiil sehingga kesejahteraan yang tercipta pun bersifat
materil.

Page | 7
Kesejahteraan social akan tercipta dalam sistem masyarakat yang stabil,
khususnya adanya stabilitas keamanan, stabilitas social, ekonomi tidak mungkin
terjamin tanpa adanya stabilitas keamanan (termasuk di dalamnya stabilitas politik),
hal ini sebagaimana do’a Nabi Ibrahim dalam surat al-Baqarah : 126 :

‫ٱَّللِ َو ۡٱﻟﯿَ ۡﻮ ِم ۡٱل أ ِخ ِۚ ِﺮ‬


َّ ِ‫ت َﻣ ۡﻦ َءا َﻣﻦَ ِﻣ ۡﻨ ُﮭﻢ ﺑ‬ِ ‫ٱﺟﻌَ ۡل َٰ َھذَا ﺑَﻠَﺪًا َء ِاﻣ ٗﻨﺎ َو ۡٱر ُز ۡق أ َ ۡھﻠَ ۥهُ ِﻣﻦَ ٱﻟث َّ َﻤ َٰ َﺮ‬ ۡ ‫ب‬ ِ ‫َوإِ ۡذ ﻗَﺎ َل إِ ۡﺑ َٰ َﺮ ِهۧ ُم َر‬
‫ﯿﺮ‬
ُ ‫ﺼ‬ ِ ‫س ۡٱﻟ َﻤ‬ َ ‫ﺎر َوﺑِ ۡئ‬ ِ ‫ﻋذَا‬
ِ ِۖ َّ‫ب ٱﻟﻨ‬ َ ‫ط ُّﺮ أۥهُ إِﻟَ َٰﻰ‬
َ ‫ض‬ۡ َ ‫ﻗَﺎ َل َو َﻣﻦ َﻛﻔَ َﺮ ﻓَأ ُ َﻣﺘِﻌُ ۥهُ ﻗَ ِﻠ ٗﯿﻼ ث ُ َّﻢ أ‬

126. Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri
yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang
beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: "Dan
kepada orang yang kafirpun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia
menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali".

‫ﺎﻨﻣا‬، ‫ﮫﻠھﺎ ﺐﻋﺮﯾ ﻻ فﻮﺨﻟا ﻦﻣ ىﺎ‬. ‫ﻰﺒطﺮﻘﻟا‬: ‫ﺎﻨﻣا اﺪﻠﺑ‬، ‫ﻰﻨﻌﯾ‬


‫ﺶﯿﻌﻟا ﺪﻏرو ﻦﻣﻻﺎﺑ ﻢھﺮﯿﻏو‬. ‫ﺮﯿﺜﻛ ﻦﺑا‬: ‫اﺪﻠﺑ اﺬھ ﻞﻌﺟا ﺑﺮ‬
‫ﺔﻜﻣ‬، ‫ﮫﺘﯾرﺬﻟ ﺎﻋﺪﻓ‬

“Menurut Ibnu Katsir, kata-kata rabbij‘al hâdzâ baladan âminan, maksudnya adalah
aman dari rasa takut yang menyelimuti warga negeri. Sedangkan menurut al-Qurthubi,
negeri yang aman itu adalah negeri Mekah, Ibrahim berdo’a untuk keluarga dan
penduduk negeri agar tercipta stabilitas keamanan dan kenyamanan dalam kehidupan”.

Sebuah negara yang stabilitas keamanannya rawan akan berpengaruh


terhadap berbagai sektor kehidupan lainnya. Kinerja sektor ekonomi yang merupakan
faktor penyangga kesejahteraan akan terganggu bahkan terbengkelai sama sekali,
begitu pula stabilitas politik.

Fakta menunjukkan bahwa negara-negara dunia ketiga yang terus dilanda


kemelut krisis dalam negeri seperti membengkaknya hutang, angka pengangguran,
dan berseminya kawasan kumuh dan miskin disebabkan karena stabilitas keamanan
dan politik yang labil. Ironisnya, justru tingkat korupsi merajalela di negara-negara
dunia ketiga ini. Sebuah ilustrasi, dalam catatan sejarah selama lima kali suksesi
kepemimpinan nasional di Indonesia selalu didahului oleh peristiwa-peristiwa yang
mengundang kerawanan sosial, politik dan keamanan.

Kerawanan ini mengakibatkan gejolak (rush) dalam bidang ekonomi,


seperti terjadinya depresiasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, menurunnya
suku bunga SBI, menurunnya indeks perdagangan di bursa saham yang berarti
melemahnya investasi.

Page | 8
2.2.2 Konsepsi Islam Tentang Kesejahteraan Sosial

Islam sebagai ajaran sangat peduli dengan kesejahteraan social,


kesejahteraan sosial dalam Islam pada intinya mencakup dua hal pokok yaitu
kesejahteraan sosial yang bersifat jasmani dan rohani.

Manifestasi dari kesejahteraan sosial dalam Islam adalah bahwa setiap


individu dalam Islam harus memperoleh perlindungan yang mencakup lima hal:

1. Agama (al-dîn), merupakan kumpulan akidah, ibadah, ketentuan dan hukum


yang telah disyari‘atkan Allah SWT untuk mengatur hubungan antara manusia
dengan Allah, hubungan antara sebagian manusia dengan sebagian yang
lainnya.
2. Jiwa/tubuh (al-nafs), Islam mengatur eksistensi jiwa dengan men¬cip¬takan
lembaga pernikahan untuk mendapatkan keturunan. Islam juga melindungi dan
menjamin eksistensi jiwa berupa kewajiban memenuhi apa yang menjadi
kebutuhannya, seperti makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal, qishash,
diyat, dilarang melakukan hal yang bisa merusak dan membahayakan
jiwa/tubuh.
3. Akal (al-‘aql), melindungi akal dengan larangan mengkonsumsi narkoba
(khamr dan segala hal yang memabukkan) sekaligus memberikan sanksi bagi
yang mengkonsumsinya.
4. Kehormatan (al-‘irdhu), berupa sanksi bagi pelaku zina dan orang yang
menuduh zina.
5. Kekayaan (al-mâl), mengatur bagaimana memperoleh kekayaan dan
mengusahakannya, seperti kewajiban mendapatkan rizki dan anjuran
bermua‘amalat, berniaga. Islam juga memberi perlindungan kekayaan dengan
larangan mencuri, menipu, berkhianat, memakan harta orang lain dengan cara
tidak benar, merusak harta orang lain, dan menolak riba.

Kelima pilar asasi ini menjadi apresiasi, advokasi dan proteksi Islam dalam
rangka mewujudkan kesejahteraan social. Berkenaan dengan perlindungan jiwa, harta
dan kehormatan manusia, Allah berfirman dalam surat al-Hujurat ayat 11 :

ٍ‫ﺴﺎأء‬
َ ِ‫ء ِﻣﻦ ﻧ‬ٞ ‫ﺴﺎ أ‬ َ ِ‫ﺴ َٰ أﻰ أَن َﯾ ُكﻮﻧُﻮاْ خ َۡﯿ ٗﺮا ِﻣ ۡﻨ ُﮭ ۡﻢ َو َﻻ ﻧ‬ َ ‫ﻋ‬ َ ‫م ِﻣﻦ ﻗَ ۡﻮ ٍم‬ٞ ‫َٰﯾَأأَﯾُّ َﮭﺎ ٱﻟَّذِﯾﻦَ َءا َﻣﻨُﻮاْ َﻻ ﯾَ ۡﺴﺨ َۡﺮ ﻗَ ۡﻮ‬
ُ ‫ﺴ‬
‫ﻮق‬ ُ ُ‫س ٱِل ِۡﺳ ُﻢ ۡٱﻟﻔ‬ َ ‫ب ﺑِ ۡئ‬ ِ ِۖ َ‫ﺴ ُك ۡﻢ َو َﻻ ﺗَﻨَﺎﺑَ ُزواْ ﺑِ ۡٱل َ ۡﻟ َٰق‬ َ ُ‫ﺴ َٰ أﻰ أَن َﯾ ُك َّﻦ خ َۡﯿ ٗﺮا ِﻣ ۡﻨ ُﮭ ِۖ َّﻦ َو َﻻ ﺗ َ ۡﻠ ِﻤ ُز أواْ أَﻧﻔ‬ َ ‫ﻋ‬ َ
َّ َٰ ‫ٱۡلﯾ َٰ َﻤ ِۚ ِﻦ َو َﻣﻦ ﻟَّ ۡﻢ َﯾﺘ ُ ۡب َﻓأ ُ ْو َٰﻟَأ ِئ َك ُھ ُﻢ‬
َ‫ٱﻟﻈ ِﻠ ُﻤﻮن‬ ِ ۡ َ‫َﺑﻌۡ ﺪ‬
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan
kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan

Page | 9
jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang
direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan
memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah
(panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka
mereka itulah orang-orang yang zalim.” (Q.S al-Hujurat : 11)

Menghina orang lain adalah perbuatan yang tercela. Orang yang


menghina belum tentu lebih baik dari yang dihina. Seringkali ada orang menghina
orang lain karena alasan kedengkian, kecemburuan. Penghinaan juga bisa berakibat
fatal seperti adu mulut, perkelahian hingga pembunuhan. Dalam tayangan di media
massa, banyak sekali kasus perkelahian, baik perkelahian tunggal maupun
pengeroyokan hingga perkelahian massal yang mengakibatkan korban luka dan
meninggal berjatuhan, pembunuhan yang bermula dari sebuah penghinaan. Orang
yang dihina, terutama jika penghinaan itu terjadi di depan publik, bisa menuntut ke
muka pengadilan karena merasa harga dirinya direndahkan.

2.2.3 Hakikat Kesejahteraan Sosial

Kesejahteraan sosial di dunia bersifat sementara bahkan semu adanya.


Pada kurun waktu tertentu mungkin masyarakat hidup damai sejahtera. Namun dalam
waktu seketika kesejahteraan itu punah karena konflik massal yang dipicu oleh
ketidakpuasan suatu kelompok, ambisi manusia yang keluar dari konteks
kemanusiaan seperti ambisi politik, jabatan, kekuasaan, seringkali merupakan picu-
picu dalam sekam yang suatu saat bisa meledakkan konflik horizontal dan
meluluhlantakkan bangunan kesejahteraan sosial.

Dalam ranah sejarah kekhalifahan Islam, terdapat tiga generasi yang masing-masing
mempunyai ciri tersendiri:

1. Generasi yang berkorban membangun dan mengembangkan sayap


kekhalifahan, sarana suprastruktur diciptakan untuk mengatur struktur roda
pemerintahan, sarana infrastruktur dibangun untuk kesejahteraan social
2. Generasi penikmat kekhalifah, generasi ini menuai jerih payah generasi
sebelumnya dan tidak banyak mempunyai inisiatif karena kemakmuran dan
kesejahteraan social sudah mapan pada masa generasi sebelumnya.
3. Generasi perusak, khalifah hanya sibuk dalam kenikmatan dunia (hedonis),
sering berpesta pora dan lupa akan kesejahteraan rakyatnya, rakyat diperas
dengan upeti dan pajak tinggi untuk membiayai ambisi pribadi khalifah. Pada
kondisi ini khalifah dan para hulubalang lupa dengan peran dan fungsinya,
sementara kekhalifahan berada di atas ujung tanduk kehancuran

Page | 10
Di sisi lain, ada kekuatan asing yang siap mengintai lalu dan
menyerbu mereka yang sedang terkapar lemas bermandikan anggur dan minuman
keras, sebetulnya Allah SWT seringkali menjanjikan kesejahteraan bagi manusia.
Akan tetapi manusia seringkali lupa, berpaling dari kebenaran. Firman Allah :

‫ض َو َٰﻟَ ِكﻦ َﻛذَّﺑُﻮاْ ﻓَأَخ َۡذ َٰﻧَ ُﮭﻢ ﺑِ َﻤﺎ‬


ِ ‫ﺴ َﻤﺎ أ ِء َو ۡٱل َ ۡر‬ ٖ ‫ﻋﻠَ ۡﯿ ِﮭﻢ ﺑَ َﺮ َٰ َﻛ‬
َّ ‫ت ِﻣﻦَ ٱﻟ‬ ‫َوﻟَ ۡﻮ أ َ َّن أ َ ۡھ َل ۡٱﻟقُ َﺮ َٰ أ‬
َ ‫ى َءا َﻣﻨُﻮاْ َوٱﺗَّقَ ۡﻮاْ ﻟَﻔَﺘ َۡﺤﻨَﺎ‬
َ‫َﻛﺎﻧُﻮاْ ﯾَ ۡك ِﺴبُﻮن‬

“ Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan
(ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (Q.S al-
A’raf : 96)

Penduduk suatu negara yang ingkar nikmat akan menuai laknat,


kekayaan alam yang melimpah, aneka tanaman dan tumbuhan, bahan-bahan
tambang, baik di daratan maupun di lautan merupakan sumber-sumber kehidupan
yang bisa dimanfaatkan dan dibudidaya untuk kesejahteraan masyarakat. Akan
tetapi karena manusia tidak mensyukurinya lalu bertindak kerusakan sehingga
bumi menjadi gersang kering kerontang. Hujan rahmat berubah menjadi bencana
erosi dan banjir karena penggundulan hutan. Ikan-ikan di Teluk Jakarta mati
karena limbah.

Gambaran Kesejahteraan Sosial yang hakiki hanya terjadi di alam


surgawi. Sebagaimana kondisi Nabi Adam dan Istrinya, Hawa ketika berada di
surga:

َ ‫ﻓَقُ ۡﻠﻨَﺎ َٰ َﯾأـَٔﺎدَ ُم إِ َّن َٰ َھذَا‬


َ ‫ إِ َّن ﻟَكَ أ َ َّﻻ ﺗ َ ُﺠﻮ‬١١٧ ‫ُو ﻟَّكَ َو ِﻟزَ ۡو ِﺟكَ ﻓَ َﻼ ﯾ ُۡﺨ ِﺮ َﺟﻨَّ ُك َﻤﺎ ِﻣﻦَ ۡٱﻟ َﺠﻨَّ ِﺔ ﻓَﺘ َۡﺸقَ َٰ أﻰ‬ٞ ‫ﻋﺪ‬
‫ع ِﻓﯿ َﮭﺎ َو َﻻ‬
١١٩ ‫َض َﺤ َٰﻰ‬ ۡ ‫ َوأَﻧَّكَ َﻻ ﺗ َۡﻈ َﻤﺆُ اْ ِﻓﯿ َﮭﺎ َو َﻻ ﺗ‬١١٨ ‫ﺗ َﻌۡ َﺮ َٰى‬

“Maka Kami berkata: "Hai Adam, sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan
bagi isterimu, maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari
surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka. Sesungguhnya kamu tidak akan
kelaparan di dalamnya dan tidak akan telanjang, dan sesungguhnya kamu tidak akan
merasa dahaga dan tidak (pula) akan ditimpa panas matahari di dalamnya". (Q.S Ta-ha
: 117-119)

Tiada tangis yang menyayat pilu karena derita kelaparan, kemiskinan,


ketertindasan. Masyarakat penghuni surga tidak akan pernah merasa haus dan
lapar, resah dan gelisah. Tiada caci-maki, konflik yang terjadi di surga karena
kesejahteraan lahiriah dan dan batiniah menemukan bentuknya yang paling
sempurna. Tiada tayangan sumpah serapah, saling menghujat, slogan dan janji
pepesan kosong para politisi yang sedang mengincar kursi kekuasaan. Semuanya
hidup teratur, rukun tentrem kerto raharjo seraya senantiasa istighfar, bertasbih
dan berdzikir menyebut asma Allah.

Page | 11
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Ekonomi islam adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang berupaya


untuk memandang, menganalisis, dan akhirnya menyelesaikan permasalahan-
permasalahan ekonomi dengan cara-cara yang islami, yang dimaksud dengan
cara-cara yang islami disini adalah cara-cara yang sesuai dengan sumber ajaran
islam, yaitu yang bersumber dari Al-quran dan As- Sunnah.

Sedangkan Kesejahteraan adalah kondisi yang menghendaki


terpenuhimya kebutuhan dasar bagi individu atau kelompok baik berupa
kebutuhan makan, pendidikan, kesehatan, sedangkan antitesa dari kesejahteraan
adalah kesedihan (bencana) kehidupan.

3.2 SARAN

Dikarenakan pembahasan kami terbatas hanya pada definisi dan ruang


lingkup Ekonomi Islam dan Kesejahteraan Umat. Kami mohon maaf apabila ada
kesalahan dalam penulisan kata dan kalimat yang tidak jelas, mengerti, dan lugas.
Semoga bermanfaat bagi orang yang membacanya dan menambah wawasan bagi
orang yang membaca makalah ini.

Page | 12
Daftar Pustaka
An-Nabhani, T., 1996. Membangun Sistem Ekonomi Alternatif Perspektif Islam. 1st
ed. Surabaya: Risalah Gusti.
Lubis, H. D., 1995. Ekonomi Islam Suatu Pengantar, Jakarta: Kalam Mulia.
M.A S.E, I. A. K., 2001. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, Jakarta: The
International Institute of Islamic Thought Indonesi.
Munandar, A., 2013. Scribd. [Online]
Available at: https://www.scribd.com/
[Accessed 18 January 2019].

Page | 13

Anda mungkin juga menyukai