Anda di halaman 1dari 16

SUKU BUNGA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Perbankan

Dosen Pengampu :
Binti Mutafarida, SE., MEI

Disusun oleh :

1. Rika Alip Nur Fadilah (08 / 934111719)


2. Afnan Nur Rifzikka Ahmad (11 / 934116319)
3. Faatih al Baroki (13 / 934117119)
4. Ardha Kurniatul Mufidah (22 / 934124519)

PRODI EKONOMI SYARI’AH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI

2019/2020
KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji syukur kami ucapkan kehadiran Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, khususnya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini merupakan hasil diskusi kami, yang bertujuan untuk menambah
wawasan dan pengetahuan bagi penulis maupun pembaca. Dalam terselesaikannya makalah
ini, penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada Binti Mutafarida, SE., MEI
selaku dosen mata kuliah dasar-dasar ekonomi islam, dimana telah memberikan bimbingan
kepada kami dalam pembuatan makalah.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan baik
dalam penulisan maupun penyajian materi. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun dari dosen dan teman-teman angat diharapkan penulis untuk perbaikan dan
penyempurnaan makalah pada masa mendatang.

Wassalammu’ alaikum Wr. Wb.

Kediri, 03 Maret 2020

Penulis

2 ILMU PERBANKAN
DAFTAR ISI

COVER 1

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 4

1.2 Rumusan Masalah4

1.3 Tujuan 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Suku Bunga 5

2.2 Dasar Penentuan Tingkat Bunga Kredit Bank 7

2.3 Fungsi Suku Bunga 10

2.4 Jenis-jenis Suku Bunga 10

2.5 Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga 11

2.6 Break Even Point (BEP) dan Inflasi 12

BAB III PENUTUP

4.1 Kesimpulan 15

4.2 Saran 15

DAFTAR PUSTAKA 16

3 ILMU PERBANKAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Suku bunga sangat penting bagi bank dalam penarikan tabungan maupun penyaluran
kreditnya, sebagai imbal jasa atas jasa yang diberikan dan agar bank memperoleh
keuntungan. Jika dalam penarikan dan penyaluran seimbang maka tidak akan ada
keuntungan maupun kerugian. Dan jika suatu saat terjadi inflasi maka suku bunga bisa
mengatasi dengan melalui kebijakan diskonto.
Dalam makalah ini pertama penulis ingin menjelaskan pengertian suku bunga, dasar
penentuan tigkat bunga kredit bank, fungsi bunga, jenis-jenis suku bunga, faktor yang
mempengaruhi tingkat suku bunga, sampai hubungan suku bunga dengan BEP dan
inflasi. Karena semua itu sangat penting kita ketahui, agar dapat menambah pengetahuan
dan wawasan tentang suku bunga.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahannya, sebagai
berikut :
1. Apa pengertian suku bunga ?
2. Bagaimana dasar penentuan tingkat bunga kredit bank ?
3. Apa fungsi suku bunga ?
4. Apa saja jenis-jenis suku bunga ?
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi tingkat suku bunga ?
6. Bagaimana hubungan suku bunga dengan BEP dan inflasi ?
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini antara lain :
1. Mengetahui pengertian suku bunga.
2. Mengetahui dasar penentuan tingkat bunga kredit bank.
3. Mengetahui fungsi suku bunga.
4. Mengetahui jenis-jenis suku bunga.
5. Mengetahui faktor yang mempengaruhi tingkat suku bunga.
6. Mengetahui hubungan suku bunga dengan BEP dan inflasi.

4 ILMU PERBANKAN
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Suku Bunga


Bunga merupakan hal penting bagi suatu bank dalam penarikan tabungan dan
penyaluran kreditnya. Penarikan tabungan dan pemberian kredit selalu dihubungkan
dengan tingkat suku bunganya. Bunga adalah imbal jasa atas pinjaman uang. Persentase
dari pokok utang yang dibayarkan sebagai imbal jasa (bunga) dalam suatu periode
tertentu disebut suku bunga. Bunga bagi bank bisa menjadi biaya yang harus dibayarkan
kepada penabung, tetapi dilain pihak, bunga dapat juga merupakan pendapatan bank yang
diterima dari debitor karena kredit yang diberikan.1
Dendawijaya berpendapat, tingkat suku bunga merupakan salah satu instrument
konvensional untuk mengendalikan laju inflasi, dimana inflasi yang tinggi akan
menyebabkan menurunnya profitabilitas suatu perusahaan. Menurut Kasmir (2010:40)
menjelaskan suku bunga adalah bunga yang diberikan kepada para peminjam atau
nasabah atas harga yang harus dibayar kepada pihak bank. 2
Besarnya bunga ini adalah selisih yang dikembalikan dengan yang dipinjam (kredit)
oleh debitor. Misalnya dipinjam dari bank sebesar Rp 500.000,00 untuk kemudian
dikembalikan sebesar Rp 525.000,00. Jadi, besarnya bunga adalah Rp 525.000,00- Rp
500.000,00 = Rp 25.000,00 atau sebesar 5%.
Untuk jelasnya, beberapa definisi mengenai pengertian bunga :
o Bunga adalah balas jasa atas pinjaman uang atau barang yang dibayar oleh debitor
kepada kreditor (Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan – Manajemen Perbankan, 1997: 125).
o Rate of Interest adalah harga dari penggunaan uang atau bisa juga dipandang sebagai
sewa atas penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu (Dr. Boediono – Ekonomi
Moneter, 1992: 2).

Kenapa kreditor meminta bunga atas uang yang dipinjamkannya kepada debitor?
Kenapa kredit itu dibayar bunganya? Hal ini dapat dijelaskan menurut Teori Bunga yang
dikenal, yaitu :

1
Malayu S.P. Hasibuan, Dasar-Dasar Perbankan (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001), 18
2
https://media.neliti.com/media/publications/1827-ID-tingkat-suku-bunga-dan-inflasi-pengaruhnya-terhadap-
return-on-asset-roa-pada-ind,pdf&sa (diakses 03 Maret 2020, pukul 12.47)

5 ILMU PERBANKAN
a. Teori Nilai
Teori ini didasarkan pada anggapan bahwa nilai sekarang (present value) lebih
besar daripada nilai yang akan datang (future value). Perbedaan nilai ini harus
mendapat penggantian dari peminjam atau debitor. Penggatian nilai inilah yang
dimaksudkan dengan bunga. Jadi menurut teori ini, bunga merupakan pengganti atas
perbedaan nila tersebut. Bunga adalah besarnya penggantian perbedaan antara nilai
sekarang dengan nilai yang akan datang.3
b. Teori Pengorbanan
Teori ini didasarkan pada pemikiran bahwa pengorbanan yang diberikan
seharusnya mendapatkan balas jasa berupa pembayaran. Teori ini mengemukakan
bahwa jika pemilik uang meminjamkan uangnya kepada debitor, selama uangnya
belum dikembalikan debitor atau bank, kreditor tidak dapat mempergunakan uang
tersebut. Pengorbanan kreditor inilah yang harus dibayar debitor. Pembayaran inilah
yang disebut bunga.4
c. Teori Keuntungan
Teori ini mengemukakan bahwa bunga ada karena adanya motif laba (spread
profit) yang ingin dicapai. Bank dan para pelaku ekonomi mau dan bersedia
membayar bunga didasarkan atas laba yang akan diperolehnya. Misalnya bank akan
menerima deposito dan jenis tabungan lainnya dan akan membayar bunga atas
deposito dan tabungan lainya tersebut karena bank itu akan memperoleh laba dari
pemberian kredit. 5
d. Teori Klasik
Teori ini dikemukakan oleh John Maynard Keynes dalam teori Liquidity
Preference. Teori klasik menjelaskan bahwa semakin lama jangka waktu kredit, suku
bunganya semakin besar. Hal ini disebutkan semakin singkat pinjaman maka orang
merasa semakin likuid. Teori ini pada dasarnya hanya dapat diterapkan dalam kondisi
moneter dan perbankan yang normal. Misalnya seharusnya bunga deposito berjangka
12 bulan suku bunganya lebih besar dibandingkan bunga deposito berjangka 1 bulan.
Tetapi dalam kondisi moneter dan perbankan yang kurang sehat, suku bunga deposito
berjangka 1 bulan lebih besar daripada suku bunga deposito berjangka 12 bulan. Hal

3
Malayu S.P. Hasibuan, Dasar-Dasar Perbankan (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001), 19
4
bid. hlm 19
5
Ibid. hlm 19

6 ILMU PERBANKAN
ini terjadi karena perbankan berusaha untuk mempertahankan posisi giro wajib
minimum serta batas maksimum pemberian kredit (Legal Lending Limit).6
e. Teori Kelompok Pasar
Teori kelompok pasar (The Preferred Market Habitat Theory) mengemukakan
bahwa jika permintaan pasar kelompok dana besar untuk jangka waktu 1 bulan
tingkat bunga 1 bulan akan lebih besar daripada tingkat bunga 3 bulan. Alasannya
adalah peranan harapan masuk sulit dan hubungan kelompok sangat menentukan.7
f. Teori Paritas Tingkat Bunga
Menurut teori ini, tingkat bunga penting dalam system devisa bebas. Dalam hal
ini, paritas tingkat yang sama besarnya dalam negara yang menganut devisa bebas. 8
Rumus untuk perhitungan bunga

Bunga= Pinjaman×Hari/360 × Tingkat Suku Bunga/100

2.2 Dasar Penentuan Tingkat Bunga Kredit Bank


Bank dalam operasioalnya berfungsi untuk:
1. Mengumpulkan dana dan membayar bunga (cost of fund) kepada nasabah.
2. Menyalurkan kredit dan menerima bunga (pricing credit) dari debitornya.

Oleh karena itu, pendapatan bank baru ada jika pricing kredit lebih besar dari cost of
fund. Agar bank memperoleh pendapatan, perlu ditentukan tingkat suku bunga kredit (SB
kredit). SB kredit ditentukan oleh tiga komponen yaitu: Cost of fund (COF); Overhead
Cost (OHC) dan Spread Profit (SP).9

SB Kredit – COF + OHC +SP

Cost of Fund
Cost of Fund (biaya dana) adalah suku bunga yang dipikul atas dana yang
dikumpulkan bank. Misalnya suku bunga deposito sebesar 15% bagi bank adalah
merupakan biaya dana (COF). Untuk menghasilkan suatu COF dalam persentase yang
kecil agar nantinya suku bunga kredit yang didapat tidak terlalu besar, cara-cara yang
6
Malayu S.P. Hasibuan, Dasar-Dasar Perbankan (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001), 20
7
Ibid. hlm 20
8
Ibid.hlm 20
9
Malayu S.P. Hasibuan, Dasar-Dasar Perbankan (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001), 21

7 ILMU PERBANKAN
dapat dilakukan adalah dengan memperbesar yang dipinjamkan dan memperkecil suku
bunga.
1. Memperbesar loanable fund atau dana yang dapat dipinjamkan, maksudnya jumlah
penyaluran kredit kepada masyarakat ditingkatkan sehingga tidak terdapat idle money
dan bank menerima pendapatan bunga yang lebih besar lagi.

COF= (Dana/Loanable Fund)×bunga rata-rata


Contoh : tertimbang
Total dana Rp 6 miliyar
Bunga rata-rata tertimbang 6,50%
Loanable fund yang disalurkan baru sebesar Rp 2 miliyar dan kemudian
diperbesar menjadi Rp 3 miliyar
Maka: pertama : COF= (6 M / 2 M) × 6,50% = 19,50%
setelah diperbesar : COF= (6 M / 3 M) × 6,50% = 13,00%
Jadi, jelas bahwa dengan memperbesar loanable fund persentase, COF dapat
diperkecil.
2. Memperkecil suku bunga dana pihak ketiga – SB DPK (misalnya dari 17,00%
menjadi 15,00%) maka bunga rata-rata tertimbang (BRRT)-nya pun menjadi kecil.
Contoh :
BRRT = Komposisi × SB DPK
BRRT = 0,38 × 17,00% = 6,50%
BRRT = 0,38 × 15,00% = 5,70%
COF = (6 M / 2 M) × 6,50% = 19,50%
COF = (6 M / 2 M) × 5,70% = 17,00%
Dengan demikian jelas bahwa dengan menurunkan SB DPK maka BRRT akan
turun dan pada akhirnya COF akan mengecil pula.

Overhead Cost
Overhead Cost (OHC) adalah biaya-biaya yang dikeluarkan baik yang langsung
maupun tidak langsung atas kegiatan operasional bank. Biaya-biaya yang termasuk dalam
OHC antara lain :
1. Biaya tenaga kerja
2. Biaya pemeliharaan aktiva tetap
3. Biaya penyusutan dan amortisasi
8 ILMU PERBANKAN
4. Biaya operasional lainnya
Untuk memperkecil OHC dalam persentase, efisiensi di segala bidang harus
ditingkatkan atau biaya tinggi ditekan.

Spread Profit
Spread Profit (SP) adalah suatu target laba yang ingin dicapai oleh bank pada tahun
yang bersangkutan. Dalam menetapkan target besarnya SP ini harus dilakukan secara
hati-hati dengan memperhitungkan bank-bank pesaing, kebijaksanaan moneter
pemerintah, kondisi perekonomian, inflasi, dan lain sebagainya. Tegasnya SP ini harus
ditentukan secara baik dan benar sehingga mungkin untuk direalisasikan dengan
perjuangan yang optimal.
Bagaimanakah penetapan tingkat suku bunga kredit bank ?
Contoh analisis penetapan SB Kredit Bank :
Pada tanggal 1 Januari 1999 diketahui bahwa besarnya OHC = 5% dan besarnya SP =2%
(termasuk perhitungan risiko dan pajak)
Sumber Jumlah Komposisi Tingkat R. R Bunga Kontribusi
Dana Rp Dana Dan Bunga (%) Efektif COF
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Giro 60,000 60% 7% 5% 11,66% 0,70%
Deposito 25,000 25% 17% 5% 68% 17,00%
Tabungan 15,000 15% 16% 5% 10% 1,50%
Jumlah 100,000 100% Cost of Fund 19,20%

Keterangan :
1 = sumber dana
2 = posisi pasiva neraca awal 1 Januari 2000
3 = komposisi sumber dana × 100%
4 = tingkat bunga pada bulan Januari 2000
5 = reserve requirement yang berlaku saat ini
6 = bunga efektif = (100% /(kolom 3)) × (kolom 4)
7 = (kolom 3 × kolom 6) dibagi 100

Maka besarnya Lending Rate (price rate) pada awal Januari 2000 adalah sebagai berikut :

9 ILMU PERBANKAN
COF……………………… = 19,20%
OHC……………………… = 5,00%
COM……………………… = 24,20%
SP…………………………. = 2,00%
LR………………………… = 26,20%
2.3 Fungsi Suku Bunga
Suku bunga memberikan keuntungan dari jumlah uang yang dipinjamkan kepada
pihak lain berdasarkan perhitungan waktu dan nilai ekonomi. Keuntungan tinggi dan
rendah ditentukan oleh suku bunga tinggi dan rendah. 10Berikut fungsi dari suku bunga :
 Membantu aliran tabungan menuju investasi untuk mendukung pertumbuhan
ekonomi.
 Mendistribusikan jumlah kredit yang tersedia, umumnya memberikan dana kredit
untuk proyek investasi yang menjanjikan hasil tinggi.
 Menyeimbangkan persediaan uang dengan permintaan uang dari suatu negara.
 Alat penting mengenai kebijakan pemerintah melalui pengaruhnya terhadap jumlah
tabungan dan investasi.
2.4 Jenis-jenis Suku Bunga
Menurut Novianto (2011:22), berdasarkan bentuknya, suku bunga dibagi menjadi dua
jenis, yaitu :11
 Tingkat bunga nominal adalah tingkat bunga dalam nilai uang. Suku bunga ini adalah
nilai yang dapat dibaca secara umum. Suku bunga ini menunjukkan sejumlah rupiah
untuk setiap satu rupiah yang diinvestasikan.
 Tingkat bunga riil adalah tingkat bunga yang telah mengalami koreksi karena inflasi
dan didefinisikan sebagai tingkat bunga nominal dikurangi tingkat inflasi.

Menurut Ismail (2010:132), berdasarkan sifatnya suku bunga dibagi menjadi dua jenis,
yaitu :12

 Bunga Deposito/Simpanan
Adalah tingkat harga tertentu yang dibayarkan oleh bank kepada pelanggan untuk
penghematan yang dilakukannya. Bunga deposito ini diberikan oleh bank untuk
merangsang para penabung untuk menempatkan dananya di bank.

10
https://www.academia.edu/15111910/Jurnal_Ekonomi (diakses 03 Maret 2020, pukul 17.33)
11
Ibid..
12
Ibid..

10 ILMU PERBANKAN
Beberapa bank memberikan bunga tambahan kepada pelanggan yang menempatkan
dananya dalam bentuk setoran tertentu. Ini dilakukan oleh bank sehingga pelanggan
akan selalu meningkatkan tabungan mereka.
 Bunga pinjaman/kredit
Adalah harga tertentu yang harus dibayar oleh pelanggan ke bank untuk pinjaman
yang diperoleh. Bagi bank, bunga pinjaman adalah harga jual yang dibebankan kepada
pelanggan yang membutuhkan dana.
Untuk mendapat untung, bank akan menjual dengan harga lebih tinggi dari harga beli.
Artinya, bunga pinjaman lebih tinggi dari bunga deposito.
2.5 Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga
Menurut Kasmir (2010:137-140), faktor-faktor yang mempengaruhi ukuran
penentuan suku bunga ( pinjaman dan deposito) adalah sebagai berikut:13
1. Kebutuhan Dana
Faktor kebutuhan dana dikhususkan untuk mendepositokan dana, yaitu
seberapa besar kebutuhan dana yang diinginkan. Jika bank kekurangan dana
sementara aplikasi pinjaman meningkat, hal itu dilakukan oleh bank sehingga dana
dengan cepat dipenuhi dengan meningkatkan suku bunga deposito. Namun, kenaikan
suku bunga deposito juga akan meningkatkan suku bunga pinjaman.
2. Target laba
Yang diinginkan adalah bahwa faktor ini dikhususkan untuk bunga pinjaman.
Sebaliknya, jika dana dalam deposito di bank banyak, sementara aplikasi pinjaman
kecil, maka bunga deposito akan berkurang karena ini merupakan beban.
3. Jaminan kualitas
Penjaminan kualitas juga ditunjukan untuk bunga pinjaman. Semakin banyak
jaminan yang diberikan, semakin rendah bunga kredit yang dibebankan dan
sebaliknya.
4. Kebijakan pemerintah
Dalam menentukan bunga deposito dan bunga pinjaman bank tidak boleh
melebihi batas yang ditetapkan oleh pemerintah.
5. Jangka waktu
Faktor periode waktu sangat menentukan. Semakin lama jangka waktu
pinjaman, semakin tinggi tingkat suku bunganya, hal ini disebabkan oleh

13
https://www.academia.edu/15111910/Jurnal_Ekonomi (diakses 03 Maret 2020, pukul 17.33)

11 ILMU PERBANKAN
kemungkinan besar risiko gagal bayar dimasa depan. Begitu juga sebaliknya, jika
pinjaman jangka pendek, bunganya relatif rendah.
6. Reputasi Perusahaan
Reputasi perusahaan juga menentukan tingkat bunga, terutama untuk bunga
pinjaman. Bonafiditas sebuah perusahaan yang mendapatkan kredit sangat
menentukan tingkat suku bunga yang akan dibebankan nantinya, karena biasanya
perusahaan yang bonafid kemungkinan risiko kredit macet dimasa depan relatif kecil
dan sebaliknya.
7. Produk kompetitif
Untuk produk yang kompetitif, bunga kredit yang diberikan relatif rendah
dibandingkan dengan produk yang kurang kompetitif. Ini karena produk yang
kompetitif memiliki pergantian produk yang tinggi, sehingga pembayarannya
diharapkan lancar.
8. Hubungan baik
Biasanya bunga pinjaman dikaitkan dengan faktor kepercayaan untuk
seseorang atau lembaga. Dalam praktiknya, bank mengklasifikasikan pelanggan
antara pelanggan primer dan pelanggan biasa. Klasifikasi ini didasarkan pada aktivitas
dan loyalitas pelanggan yang bersangkutan kepada bank. Pelanggan yang memiliki
hubungan baik dengan bank tentu menentukan tingkat suku bunga yang berbeda dari
pelanggan biasa.
9. Kompetisi
Dalam kondisi ketidakstabilan dan bank kekurangan dana, sementara tingkat
persaingan untuk dana simpanan cukup ketat, bank harus bersaing keras dengan bank
lain. Untuk bunga pinjaman, itu harus dibawah bunga pesaing sehingga akumulasi
dana dapat disalurkan, meskipun margin laba menyusut.
10. Jaminan pihak ketiga
Pihak yang memberikan jaminan kepada bank untuk menanggung semua
risiko yang dikenakan pada penerima kredit. Biasanya jika pihak yang memberikan
jaminan bonafid, baik dari segi kemampuan membayar, nama baik dan loyalitas
kepada bank, maka bunga yang dibebankan juga berbeda.
2.6 Break Even Point (BEP) dan Inflasi
Break Even Point
Break Even Point (BEP) atau titik impas diartikan apabila biaya-biaya yang
dikeluarkan sama dengan jumlah pendapatan yang diterima, sehingga perusahaan yang
12 ILMU PERBANKAN
bersangkutan tidak mengalami keuntungan atau kerugian. Perhitungan BEP ini bagi
perbankan perlu dianalisis secara cermat karena bermanfaat bagi :14
1. Perencanaan dan pengendalian (Planning and Controlling) baik dalam periode
jangka pendek maupun jangka panjang.
2. Untuk mendapatkan target minimal bagi unit bank secara keseluruhan maupun
secara bagian-bagian yang ada.
3. Sebagai tolak ukur tingkat efisiensi dan efektivitas kerja bank cabang maupun
bagian-bagiannya. Hal ini sangat sesuai dengan sistem perbankan yang mengarah
kepada unit banking system.
Rumus Analisis BEP

BEP= Fixed Cost/1- Variable Cost/pendapatan

Keterangan:

 Fixed Cost/ biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap tidak tergantung pada
volume kegiatan/produksi.
 Variable Cost/ biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berbanding lurus
dengan volume kegiatan/produksi.
Rumus dasar BEP ini dapat dikembangkan lebih lanjut untuk tujuan perencanaan,
misalnya:

1. Jika tingkat BEP yang harus dicapai ada perubahan volume pendapatan sebesar A
persen maka rumus BEP dimodifikasi menjadi :

BEP= Fixed Cost/1- Variable Cost A persen/pendapatan A persen

2. Tingkat BEP yang harus dicapai jika terdapat perubahan biaya tetap sebesar Z persen
maka rumus BEP dimodifikasi menjadi :

BEP = Fixed Cost Z persen/ 1- Variable Cost/pendapatan

3. Tingkat BEP yang harus dicapai jika terdapat perubahan biaya variabel sebesar Y
persen, maka rumus BEP dimodifikasi menjadi:

BEP= Fixed Cost/1- Variable Cost Y persen/pendapatan


Apersen

14
Malayu S.P. Hasibuan, Dasar-Dasar Perbankan (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001), 23

13 ILMU PERBANKAN
4. Tingkat BEP yang harus dicapai jika terdapat keinginan untuk mencapai laba sebesar
Rp B maka rumus BEP dimodifikasi menjadi :

BEP= Fixed Cost-Rp B/1- Variable Cost /pendapatan


Dengan adanya perhitungan BEP yang baik, akan terdapat gambaran tentang posisi bank
dalam menjalankan kegiatan operasionalnya sehingga bank tidak akan mengalami kerugian.
Dengan BEP pula maka dapat direncanakan laba yang dapat diterima oleh bank, selain itu
juga dapat direncanakan mengenai pemasaran dari jasa dan produk bank sebagai usaha
meningkatkan keuntungan .15

Inflasi

Inflasi adalah suatu keadaan di mana tingkat harga cenderung naik. Tingkat harga
yang dimaksud adalah bahwa barang di pasaran tentu sangat banyak dan beragam, dan
sebagian dari barang-barang tersebut mengalami kenaikan harga dalam kurun waktu tertentu.
Sebab terjadinya inflasi diantaranya demand pull inflation, cosh-push inflation, meningkatnya
jumlah uang yang beredar, berkurangnya jumlah barang di pasaran. 16

Dampak inflasi bagi perekonomian dan masyarakat adalah :

 Investasi berkurang
 Mendorong tingkat bunga
 Mendorong tindakan spekulatif
 Kegagalan pelaksanaan pembangunan
 Daya saing produk nasional berkurang
 Menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat berpenghasilan tetap
 Kerugian bagi kreditor
 Keuntungan bagi debitur
Cara mengatasi inflasi :

a. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal adalah langkah mengatasi inflasi untuk memengaruhi penerimaan
dan pengeluaran pemerintah, yaitu dengan menghemat pengeluaran pemerintah,
menaikkan tarif pajak
b. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter dilakukan bersifat mengurangi jumlah uang yang beredar
dimasyarakat, dengan cara kebijakan pasar terbuka (menjual surat sbi), kebijakan
diskonto (menaikkan tingkat suku bunga), kebijakan giro wajib minimum (bank sentral
membuat keputusan untuk meningkatkan cadangan minimum yang harus disimpan oleh
bank umum.
BAB III
15
Malayu S.P. Hasibuan, Dasar-Dasar Perbankan (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001), 25
16
Purwanti, Kupas Tuntas 1001 soal ekonomi, 84

14 ILMU PERBANKAN
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bunga adalah imbal jasa atas pinjaman uang. Persentase dari pokok utang yang
dibayarkan sebagai imbal jasa (bunga) dalam suatu periode tertentu disebut suku bunga.
Bunga bagi bank bisa menjadi biaya yang harus dibayarkan kepada penabung, tetapi
dilain pihak, bunga dapat juga merupakan pendapatan bank yang diterima dari debitor
karena kredit yang diberikan.
Pendapatan bank baru ada jika pricing kredit lebih besar dari cost of fund. Agar bank
memperoleh pendapatan, perlu ditentukan tingkat suku bunga kredit (SB kredit). SB
kredit ditentukan oleh tiga komponen yaitu: Cost of fund (COF); Overhead Cost (OHC)
dan Spread Profit (SP).
Fungsi suku bunga yaitu membantu aliran tabungan menuju investasi untuk
mendukung pertumbuhan ekonomi, mendistribusikan jumlah kredit yang tersedia,
menyeimbangkan persediaan uang dengan permintaan uang dari suatu negara, alat
penting mengenai kebijakan pemerintah melalui pengaruhnya terhadap jumlah tabungan
dan investasi.
Jenis-jenis suku bunga yaitu tingkat bunga nominal, tingkat bunga riil, bunga
deposito, dan bunga pinjaman.
Faktor yang mempengaruhi tingkat suku bunga yaitu kebutuhan dana, target laba,
jaminan kualitas, kebijakan pemerintah, jangka waktu, reputasi perusahaan, produk
kompetitif, hubungan baik, kompetisi, jaminan pihak ketiga.
BEP sebagai tolak ukur tingkat efisiensi dan efektivitas kerja bank cabang maupun
bagian-bagiannya. Hal ini sangat sesuai dengan sistem perbankan yang mengarah kepada
unit banking system. Dalam inflasi suku bunga sebagai solusinya, melalui kebijakan
diskonto (menaikkan tingkat suku bunga).
3.2 Saran
Dalam melaksanakan transaksi di bank manapun sebaiknya kita harus mengetahui apa
itu suku bunga, apa saja manfaatnya, supaya tidak menimbulkan kesalah pahaman.

15 ILMU PERBANKAN
DAFTAR PUSTAKA

S.P. Hasibuan Malayu, Dasar-Dasar Perbankan (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001)


Purwanti, Kupas Tuntas 1001 soal ekonomi, 84
https://media.neliti.com/media/publications/1827-ID-tingkat-suku-bunga-dan-inflasi-
pengaruhnya-terhadap-return-on-asset-roa-pada-ind,pdf&sa (diakses 03 Maret 2020, pukul
12.47)
https://www.academia.edu/15111910/Jurnal_Ekonomi (diakses 03 Maret 2020, pukul 17.33)
https://www.academia.edu/15111910/Jurnal_Ekonomi (diakses 03 Maret 2020, pukul 17.33)

16 ILMU PERBANKAN

Anda mungkin juga menyukai