ANALISISNYA
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Fertilitas di
Kabupaten Lembata Berdasarkan Sensus Penduduk
Tahun 2010
OLEH
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan karunia-Nya
serta pertolongan-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat waktu. Penulis
juga mau mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang secara langsung maupun
tidak langsung telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan-kekurangan dalam pembuatan makalah
ini. Untuk itu, diharapkan masukan dan kritikan yang membangun untuk memperbaiki
makalah ini.
Kupang,
September 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
i
. . ii
BAB II
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . 1
1.3
Rumusan Masalah. . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.4
Tujuan Penulisan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
1.5
Metode Penulisan. . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
PEMBAHASAN
2.1
2.2
PENUTUP
4.1
Simpulan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
4.2
Saran. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Permasalahan yang ditimbulkan akibat pertambahan penduduk yang pesat di
antaranya masalah ketenagakerjaan, kesempatan kerja yang dikaitkan dengan peluang
ekonomi yang diperoleh. Misalnya penduduk dipandang sebagai konsumen, semakin
banyak penduduk, semakin besar permintaan terhadap barang jasa. Artinya negara
yang berpenduduk jumlah besar merupakan pasar yang sangat potensial bagi
peningkatan perekonomian.
Jumlah penduduk Kabupaten Lembata berdasarkan data tahun 2004 tercatat
sebanyak 101.392 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk rata-rata 0,31% per
tahun dengan kepadatan mencapai 68 jiwa/km. Mata Pencaharian dari masyarakat
atau penduduk Lembata mayoritas adalan bertani sebanyak 74%, sisanya terdiri dari
PNS, Pensiunan, Pengusaha, Pedagang, Buruh, Pengrajin, TNI/POLRI dan Alim
Ulama atau Biarawan/ti. Sementara pendapatan per kapita penduduk Lembata ratarata per tahun Rp. 497.685,00,- pada tahun 1998. Dengan laju pertumbuhan penduduk
tersebut tidak sebanding dengan pendapatan perkapita masyarakatnya sehingga
penduduk Lembata masih dikategorikan kabupaeten dengan penduduk miskin.
Laju pertumbuhan penduduk mengacu pada angka kelahiran penduduk setiap
tahunnya. Hal tersebut yang melatarbelakangi pembuatan makalah ini terkait faktorfaktor apa saja yang berpengaruh terhadap fertiitas penduduk di kabupaten Lembata.
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1
1.2.2
1.2.3
1.3
Tujuan
1.3.1
1.3.2
1.3.3
1.4
Metode
Metode Penulisan makalah ini menggunakan metode tinjauan Pustaka dan browsing
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
2.2
LAKILAKI
PEREMPUAN
JUMLAH
PENDUDUK
RASIO
JENIS
KELAMIN
01
Sumba Barat
57 497
53 496
110 993
107.48
02
Sumba Timur
117 681
110 051
227 732
106.93
03
Kupang
156 070
148 478
304 548
105.11
04
218 396
222 759
441 155
98.04
05
114 024
115 779
229 803
98.48
06
Belu
174 138
178 159
352 297
97.74
07
Alor
93 019
97 007
190 026
95.89
08
Lembata
55 350
62 479
117 829
88.59
09
Sikka
111 494
121 111
232 605
92.06
10
Flores Timur
142 282
158 046
300 328
90.03
11
Ende
123 825
136 780
260 605
90.53
12
Ngada
72 583
142 393
96.18
148 688
292 451
96.69
58 681
119 908
104.34
111 629
221 703
98.61
30 180
62 485
107.04
17
69 810
Total Jumlah
penduduk lembata
Manggarai
143 763
meningkat dari
sensus penduduk 61 227
Rote Ndao
tahun sebelumnya
Manggarai
Baratdari 85.570 110 074
yaitu
jiwa menjadi
Sumba Tengah
32 305
117.829 jiwa di
Sumba Barat
Daya
146 722
tahun
2010.
138 181
284 903
106.18
18
Nagekeo
63 436
66 684
130 120
95.13
19
Manggarai Timur
125 374
127 370
252 744
98.43
20
Sabu Raijua
37 374
35 586
72 960
105.02
71
Kota Kupang
172 626
163 613
336 239
105.51
53
NUSA TENGGARA
TIMUR
2 326 487
2 357 340
4 683 827
98.69
13
14
15
16
2.3
bukanlah
menjadi
persoalan.
Mengurus
anak
maupun
mendidiknya bukan lagi suatu persoalan. Hal ini sudah dari zaman dulu
yang merupakan tugas rutin orang tua di lingkungan keluarga juga seperti
itu di samping mencari nafkah. Sebagian lagi ada yang tidak ambil pusing
dengan kondisi seperti itu. Mereka menyerahkan semuanya pada yang
Kuasa. Jika yang Kuasa memberinya anak banyak, diyakini rezki masingmasingnya sudah disediakan oleh yang Kuasa. Kedua orang tualah yang
mengusahakan rezkinya dengan bekerja keras membanting tulang. Jika
mereka berdoa, maka sekian pasang tangan anak-anak mereka,
menampung untuk meminta kepada yang Kuasa agar kedua orang tuanya
sehat dan rezkinya lancar.
`
2.
keluarga
Bapak terus
dilestarikan
dan
tidak
punah
ada penerus keturunan atau suku. Ini juga menjadi alas an bahwasannya
Masyarakat Lembata sebagai penganut sistem Patrilineal turut menjadi
kontribusi angka kelahiran di daerah Kabupaten Lembata.
2.3.2
BAB III
PENUTUP
3.1
Simpulan
a.
Derajat anak laki-laki lebih tinggi sebagai penerus suku jika dibandingkan
dengan anak perempuan, sehingga bagi keluarga yang belum memiliki
anak laki-laki akan berusaha untuk mempunyai anak laki-laki.
b.
3.2
Saran
Diharapkan kepada semua pihak terkait penduduk melakukan tindakan cepat
dalam penekanan angka kelahiran di Kabupaten Lembata berupa penyuluhan maupun
sosialisasi terkait pertumbuhan penduduk setiap tahunnya yang terus meningkat
sehingga tidak terjadi dampak negative yang berlebihan demi kesejaterahan hidup
masyarakat di Kabupaten Lembata Nusa Tenggara Timur
DAFTAR PUSTAKA