Anda di halaman 1dari 12

ILMU KEPENDUDUKAN DAN TEKNIK

ANALISISNYA
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Fertilitas di
Kabupaten Lembata Berdasarkan Sensus Penduduk
Tahun 2010

OLEH

Nama : Angelius N. Matarau


NIM : 1307011076

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan karunia-Nya
serta pertolongan-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat waktu. Penulis
juga mau mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang secara langsung maupun
tidak langsung telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan-kekurangan dalam pembuatan makalah
ini. Untuk itu, diharapkan masukan dan kritikan yang membangun untuk memperbaiki
makalah ini.

Kupang,

September 2014

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

i
. . ii

KATA PENGANTAR. . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii


DAFTAR ISI. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB I

BAB II

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . 1

1.3

Rumusan Masalah. . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . 1

1.4

Tujuan Penulisan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2

1.5

Metode Penulisan. . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

PEMBAHASAN

2.1

Definisi Fertilitas Penduduk. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

2.2

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Hasil Sensus Penduduk 2010 Provinsi NTT. . . . . . . . . . . . . . .


2.3

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Fertilitas

Penduduk di Kabupaten Lembata. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .


BAB III

PENUTUP

4.1

Simpulan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8

4.2

Saran. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9

DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

ii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Permasalahan yang ditimbulkan akibat pertambahan penduduk yang pesat di
antaranya masalah ketenagakerjaan, kesempatan kerja yang dikaitkan dengan peluang
ekonomi yang diperoleh. Misalnya penduduk dipandang sebagai konsumen, semakin
banyak penduduk, semakin besar permintaan terhadap barang jasa. Artinya negara
yang berpenduduk jumlah besar merupakan pasar yang sangat potensial bagi
peningkatan perekonomian.
Jumlah penduduk Kabupaten Lembata berdasarkan data tahun 2004 tercatat
sebanyak 101.392 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk rata-rata 0,31% per
tahun dengan kepadatan mencapai 68 jiwa/km. Mata Pencaharian dari masyarakat
atau penduduk Lembata mayoritas adalan bertani sebanyak 74%, sisanya terdiri dari
PNS, Pensiunan, Pengusaha, Pedagang, Buruh, Pengrajin, TNI/POLRI dan Alim
Ulama atau Biarawan/ti. Sementara pendapatan per kapita penduduk Lembata ratarata per tahun Rp. 497.685,00,- pada tahun 1998. Dengan laju pertumbuhan penduduk
tersebut tidak sebanding dengan pendapatan perkapita masyarakatnya sehingga
penduduk Lembata masih dikategorikan kabupaeten dengan penduduk miskin.
Laju pertumbuhan penduduk mengacu pada angka kelahiran penduduk setiap
tahunnya. Hal tersebut yang melatarbelakangi pembuatan makalah ini terkait faktorfaktor apa saja yang berpengaruh terhadap fertiitas penduduk di kabupaten Lembata.

1.2

Rumusan Masalah
1.2.1

Apa yang dimaksud dengan fertilitas penduduk?

1.2.2

Berapa Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Hasil Sensus Penduduk


2010 di Kabupaten Lembata?

1.2.3

Apa saja Faktor yang mempengaruhi fertilitas penduduk di Kabupaten


Lembata?

1.3

Tujuan
1.3.1

Untuk mengetahui definisi fertilitas penduduk

1.3.2

Untuk mengetahui Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Hasil Sensus


Penduduk 2010 di Kabupaten Lembata
1

1.3.3

Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi fertilitas penduduk di


Kabupaten Lembata

1.4

Metode
Metode Penulisan makalah ini menggunakan metode tinjauan Pustaka dan browsing

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Definisi Fertilitas Penduduk


Fertilitas merupakan kemampuan berproduksi yang sebenarnya dari penduduk
(actual reproduction performance). Atau jumlah kelahiran hidup yang dimiliki oleh
seorang atau sekelompok perempuan.
Kelahiran yang dimaksud disini hanya mencakup kelahiran hidup, jadi bayi
yang dilahirkan menunjukan tanda-tanda hidup meskipun hanya sebentar dan terlepas
dari lamanya bayi itu dikandung.
Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi yang
nyata dari seseorang wanita atau sekelompok wanita. Dengan kata lain fertilitas ini
menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup. Fekunditas, sebaliknya, merupakan
potensi fisik untuk melahirkan anak. Jadi merupakan lawan arti kata sterilitas.
Natalitas mempunyai arti sama dengan fertilitas hanya berbeda ruang lingkupnya.
Fertilitas mencakup peranan kelahiran pada perubahan penduduk sedangkan natalitas
mencakup peranan kelahiran pada perubahan penduduk dan reproduksi manusia.
Istilah fertilitias sering disebut dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu
terlepasnya bayi dari rahim seorang wanita dengan adanya tanda-tanda kehidupan,
seperti bernapas, berteriak, bergerak, jantung berdenyut dan lain sebagainya.
Sedangkan paritas merupakan jumlah anak yang telah dipunyai oleh wanita. Apabila
waktu lahir tidak ada tanda-tanda kehidupan, maka disebut dengan lahir mati (still
live) yang di dalam demografi tidak dianggap sebagai suatu peristiwa kelahiran.
Pengukuran fertilitas lebih kompleks dibandingkan dengan pengukuran
mortalitas (kematian) karena seorang wanita hanya meninggal sekali, tetapi dapat
melahirkan lebih dari seorang bayi. Kompleksnya pengukuran fertilitas ini karena
kelahiran melibatkan dua orang (suami dan istri), sedangkan kematian hanya
melibatkan satu orang saja (orang yang meninggal). Seseorang yang meninggal pada
hari dan waktu tertentu, berarti mulai saat itu orang tersebut tidak mempunyai resiko
kematian lagi. Sebaliknya, seorang wanita yang telah melahirkan seorang anak, tidak
berarti resiko melahirkan dari wanita tersebut menurun.

2.2

Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota Dan Jenis Kelamin Hasil Sensus


Penduduk 2010 Provinsi NTT
KABUPATEN/KOTA

LAKILAKI

PEREMPUAN

JUMLAH
PENDUDUK

RASIO
JENIS
KELAMIN

01

Sumba Barat

57 497

53 496

110 993

107.48

02

Sumba Timur

117 681

110 051

227 732

106.93

03

Kupang

156 070

148 478

304 548

105.11

04

Timor Tengah Selatan

218 396

222 759

441 155

98.04

05

Timor Tengah Utara

114 024

115 779

229 803

98.48

06

Belu

174 138

178 159

352 297

97.74

07

Alor

93 019

97 007

190 026

95.89

08

Lembata

55 350

62 479

117 829

88.59

09

Sikka

111 494

121 111

232 605

92.06

10

Flores Timur

142 282

158 046

300 328

90.03

11

Ende

123 825

136 780

260 605

90.53

12

Ngada

72 583

142 393

96.18

148 688

292 451

96.69

58 681

119 908

104.34

111 629

221 703

98.61

30 180

62 485

107.04

17

69 810
Total Jumlah
penduduk lembata
Manggarai
143 763
meningkat dari
sensus penduduk 61 227
Rote Ndao
tahun sebelumnya
Manggarai
Baratdari 85.570 110 074
yaitu
jiwa menjadi
Sumba Tengah
32 305
117.829 jiwa di
Sumba Barat
Daya
146 722
tahun
2010.

138 181

284 903

106.18

18

Nagekeo

63 436

66 684

130 120

95.13

19

Manggarai Timur

125 374

127 370

252 744

98.43

20

Sabu Raijua

37 374

35 586

72 960

105.02

71

Kota Kupang

172 626

163 613

336 239

105.51

53

NUSA TENGGARA
TIMUR

2 326 487

2 357 340

4 683 827

98.69

13
14
15
16

Keterangan: Diolah dari hasil Sensus Penduduk 2010


BPS Provinsi NTT

2.3

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Fertilitas Penduduk di Kabupaten Lembata


2.3.1

Faktor Pendorong (Pro Fertilitas)


1.

Anggapan Bahwa Banyak Anak Banyak Rezeki


Mayoritas penduduk Lembata menganggap bahwa memiliki anak
banyak

bukanlah

menjadi

persoalan.

Mengurus

anak

maupun

mendidiknya bukan lagi suatu persoalan. Hal ini sudah dari zaman dulu
yang merupakan tugas rutin orang tua di lingkungan keluarga juga seperti
itu di samping mencari nafkah. Sebagian lagi ada yang tidak ambil pusing
dengan kondisi seperti itu. Mereka menyerahkan semuanya pada yang
Kuasa. Jika yang Kuasa memberinya anak banyak, diyakini rezki masingmasingnya sudah disediakan oleh yang Kuasa. Kedua orang tualah yang
mengusahakan rezkinya dengan bekerja keras membanting tulang. Jika
mereka berdoa, maka sekian pasang tangan anak-anak mereka,
menampung untuk meminta kepada yang Kuasa agar kedua orang tuanya
sehat dan rezkinya lancar.
`

2.

Pernikahan Usia Muda


(1)Salah satu alasan mereka melakukan perkawinan pada usia dini
antara lain karena faktor kemauan sendiri. Pada zaman dahulu banyak
pasangan yang melakukan pernikahan berdasarkan atas kehendak orang
tua atau karena hubungan kekerabatan yang sangat akrab. (2)Disamping
itu ada pula pasangan yang menikah karena faktor sulitnya kehidupan
orang tua yang ekonominya pas-pasan sehingga terpaksa menikahkan
anak gadisnya dengan keluarga yang sudah mapan dalam perekonomian.
Keputusan menikah kadang kala muncul dari inisiatif anak itu sendiri
yang ingin meringankan beban ekonomi orang tuanya dengan cara
menikah pada usia muda. (3)Selain itu faktor pendidikan juga menjadi
salah satu penyebab terjadinya perkawinan usia dini. Rendahnya tingkat
pendidikan yang bersangkutan mendorong terjadinya pergaulan bebas
karena yang bersangkutan memiliki banyak waktu luang dimana pada saat
bersamaan mereka seharusnya berada di lingkungan sekolah. Banyaknya
waktu luang yang tersedia mereka pergunakan pada umumnya adalah
5

untuk bergaul yang mengarah kepada pergaulan bebas di luar kontrol


mengakibatkan banyak terjadi kasus hamil pra nikah sehingga terpaksa
dinikahkan walaupun masih berusia sangat muda. Disamping itu adanya
pandangan orang tua bahwa apabila anak gadisnya melanjutkan sekolah
pada tingkat SLTA yang letaknya jauh dari rumah menyebabkan sulitnya
pengawasan yang dikhawatirkan terjadinya pergaulan bebas dan seringkali
berakibat pada kehamilan diluar nikah. Sehingga para orang tua
berpendapat bahwa anak gadis tidak perlu bersekolah tinggi dan akan
lebih aman jika dinikahkan walaupun dalam usia yang masih sangat muda.
Rendahnya tingkat pendidikan orang tua mendorong terjadinya percepatan
keputusan untuk segera menikahkan anak-anaknya walaupun masih
dibawah umur demi untuk mengurangi beban keluarga. (4) Adapula faktor
karena anak gadis di Lembata yang sudah hamil di luar nikah yang
terpaksa harus dinikahkan untuk menghindari aib keluarga mereka.
3.

Derajat anak laki-laki lebih tinggi sebagai penerus suku jika


dibandingkan dengan anak perempuan, sehingga bagi keluarga yang
belum memiliki anak laki-laki akan berusaha untuk mempunyai anak lakilaki.
Masyarakat Nusa Tenggara Timur Khsusunya di Kabupaten Lembata
menganut Sistem Patrilineal sebagai sistem kekeluargaan dalam hukum
adat. Sistem ini menjelaskan bahwa masyarakat sebagai suatu masyarakat
hukum, di mana para anggotanya menarik garis keturunan ke atas melalui
garis bapak, bapak dari bapak, terus ke atas, sehingga akhirnya dijumpai
seorang laki-laki sebagai moyangnya. Akibat hukum yang timbul dari
sistem patrilineal ini adalah, bahwa istri karena perkawinannya (dengan
belis), dikeluarkan dari keluarganya, kemudian masuk dan menjadi
keluarga suaminya. Anak-anak yang lahir menjadi keluarga Bapak
(Suami), harta yang ada milik Bapak (Suami) yang nantinya
diperuntukkan bagi anak-anak keturunannya. Hal ini dimaksudkan agar
suku dari

keluarga

Bapak terus

dilestarikan

dan

tidak

punah

keberadaannya. Itulah sebabnya anak laki-laki memiliki tingkatan


tersendiri di dalam hokum adat, sehingga keluarga yang belum memiliki
anak laki-laki dikatakan seperti belum memiliki anak dikarenakan tidak
6

ada penerus keturunan atau suku. Ini juga menjadi alas an bahwasannya
Masyarakat Lembata sebagai penganut sistem Patrilineal turut menjadi
kontribusi angka kelahiran di daerah Kabupaten Lembata.
2.3.2

Faktor Penghambat Kelahiran (antifertilitas)


Faktor penghambat kelahiran hanya memberikan kontribusi kecil terhadap laju
pertumbuhan penduduk terutama angka kelahiran, hal ini dikarenakan fakta di
lapangan menunjukan bahwa angka kelahiran tidak berimbang dengan angka
kematian dimana angka kelahiran terus terjadi secra bertahap dengan laju
pertumbuhan penduduk 0,31% per tahun mengakibatkan factor penghambat
pertumbuhan penduduk seperti tidak memberi kontribusi apa-apa. Berikut ini
factor penghambat kelahiran, antara lain :
1. Adanya Program Keluarga Berencana
2. Kemajuan Di Bidang Iptek Dan Obat-Obatan.
3. Adanya Peraturan Pemerintah Tentang Pembatasan Tunjungan Anak
Bagi Pns.
4. Adanya Uu Perkawinan Yang Membatasi Dan Mengatur Usia
Pernikahan.
5. Penundaan Usia Pernikahan Karena Alasan Ekonomi, Pendidikan Dan
Karir.
6. Adanya Perasaan Malu Bila Memiliki Banyak Anak

BAB III
PENUTUP
3.1

Simpulan
a.

Faktor pendororng fertilitas di Kabupaten Lembata antara lain :

Anggapan bahwa banyak anak banyak rezeki

Pernikahan usia muda

Derajat anak laki-laki lebih tinggi sebagai penerus suku jika dibandingkan
dengan anak perempuan, sehingga bagi keluarga yang belum memiliki
anak laki-laki akan berusaha untuk mempunyai anak laki-laki.

b.

Faktor penghambat fertilitas, antara lain :


1. Adanya Program Keluarga Berencana
2. Kemajuan Di Bidang Iptek Dan Obat-Obatan.
3. Adanya Peraturan Pemerintah Tentang Pembatasan Tunjungan Anak Bagi
Pns.
4. Adanya Uu Perkawinan Yang Membatasi Dan Mengatur Usia Pernikahan.
5. Penundaan Usia Pernikahan Karena Alasan Ekonomi, Pendidikan Dan
Karir.
6. Adanya Perasaan Malu Bila Memiliki Banyak Anak

3.2

Saran
Diharapkan kepada semua pihak terkait penduduk melakukan tindakan cepat
dalam penekanan angka kelahiran di Kabupaten Lembata berupa penyuluhan maupun
sosialisasi terkait pertumbuhan penduduk setiap tahunnya yang terus meningkat
sehingga tidak terjadi dampak negative yang berlebihan demi kesejaterahan hidup
masyarakat di Kabupaten Lembata Nusa Tenggara Timur

DAFTAR PUSTAKA

Badan pusat statistic NTT : ntt.bps.go.id/


Badan Pusat Statistik Kabupaten Lembata : http://lembatakab.bps.go.id/
Salut Muhidin.2010. INDONESIA DATA DEMOGRAFI Tantangan dan Peluang di
Menganalisis Kematian Dewasa (Makalah). Australia: The University of Queensland.
(Makalah ini disampaikan kepada Komite Ilmiah Penduduk Asosiasi Asia (APA) untuk
khusus sesi tentang "Kekuatan dan Kelemahan Data Demografi Asia" (Sesi No 63) pada
2010 Rapat Population Association of America (PAA), di Dallas-Texas, 15-17 April 2010)
Online (Terjemahan)
http://amirbuton.wordpress.com/2010/08/17/jumlah-penduduk-hasil-sensus-penduduk-tahun2010

Anda mungkin juga menyukai