DOSEN PENGAMPU:
3SK1 / KELOMPOK 4
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah berjudul “Estimasi
Kematian Bayi dengan Menggunakan Metode Trussel Provinsi Jawa Tengah, Tahun
2010”.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teknik Demografi II
yang membahas tentang langkah-langkah menghitung angka kematian bayi dan analisis
tingkat kematian bayi di Jawa Tengah pada tahun 2010 yang dibagi menurut pedesaan,
perkotaan, serta gabungan pedesaan dan perkotaan.
Pada penulisan makalah ini, berbagai permasalahan telah penulis alami. Oleh karena
itu, terselesaikannya makalah ini tentu saja bukan karena kerja keras penulis semata. Namun
karena adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak.
Dalam menyusun makalah ini, penulis sangat menyadari banyaknya kekurangan yang
terdapat di dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
dari berbagai pihak agar makalah ini lebih baik lagi dan bisa bermanfaat untuk orang banyak.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................................ ii
BAB 2:
Pembahasan...................................................................................................................13
Daftar Pustaka............................................................................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Angka Kematian Bayi merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk
menggambarkan status kesehatan masyarakat. WHO mengestimasi bahwa 5 juta anak
berusia di bawah satu bulan meninggal setiap tahunnya. Hal ini sering terjadi di negara
berkembang. Penyebab kematian bayi ini sangat sulit dijelaskan, karena di negara
berkembang para ibu enggan untuk memeriksakan anaknya ke balai – balai kesehatan
masyarakat.
Menurut Badan Pusat Statistik (2018), Angka Kematian Bayi (AKB) adalah angka yang
menunjukkan banyaknya kematian bayi usia 0 tahun dari setiap 1000 kelahiran hidup pada
tahun tertentu atau dapat dikatakan juga sebagai probabilitas bayi meninggal sebelum
mencapai usia satu tahun (dinyatakan dengan per seribu kelahiran hidup).
Dalam beberapa dekade terakhir, Indonesia telah mengalami kemajuan dalam upaya
penurunan angka kematian bayi. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), angka
kematian bayi di Indonesia terus mengalami penurunan yang signifikan. Pada data tahun
2007, AKB Indonesia adalah 39 per 1000 kelahiran hidup. Sementara pada tahun 2010
angka tersebut turun menjadi 26 per 1000 kelahiran penduduk.
Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu dari beberapa Provinsi di Pulau Jawa yang
masih memiliki tugas yang berat dalam upaya penurunan jumlah kematian bayi.
4
Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik, jumlah kematian bayi tertinggi di
Jawa Tengah terjadi di Kabupaten Grobogan dengan jumlah kasus sebanyak 384 kematian.
Angka Kematian Bayi di Indonesia khususnya di Provinsi Jawa Tengah yang masih tinggi
menyebabkan perlu dilakukannya pembahasan dan analisis lebih lanjut mengenai hal
tersebut. Oleh karena itu, pada pembahasan kali ini, akan dilakukan perkiraan Angka
Kematian Bayi di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010 dengan menggunakan metode
Trussel.
5
neonatal) adalah kematian bayi yang terjadi antara usia satu bulan atau sapai satu tahun
terakhir disebabkan oleh faktor yangberkaitan dengan pengaruh lingkungan
(Sundriyanto, 2011 dalam Kusuma, 2012)
3. Anak lahir hidup
Anak Lahir Hidup adalah semua anak yang waktu lahir memeperlihatkan tanda-tanda
kehidupan, walaupun sesaat, seperti adanya detak jantung, bernafas, menangis dan
tanda-tanda kehidupan lainnya.
4. Anak masih hidup
Anak masih hidup adalah semua anak yang dilahirkan hidup yang pada saat
pencacahan masih hidup, baik tinggal bersama orang tuanya maupun yang tinggal
terpisah.
6
Asumsi dalam metode Trussell : ‘Perubahan periode mortalitas dapat dimodelkan
sebagai gerakan melalui tingkatan yang lebih tinggi (atau lebig rendah) secara
beruntun dari suatu set model life table, sehingga kohort life table dapat diperoleh
dengan mengaitkan secara bersama tingkat mortalitas yang dialami oleh kohort hidup
yang sebenarnya melalui periode yang berbeda.
Seperti halnya dengan menggunakan metode Brass, data yang dibutuhkan dalam
melakukan penghitungan perkiraan AKB dengan menggunakan metode Trussell
adalah:
1. Rata-rata anak yang dilahirkan hidup menurut kelompk umur ibu 15-49 tahun
2. Rata-rata anak yang masih hidup menurut kelompok umur ibu 15-49 tahun
3. Coele-Demeny model life table (West Regional Life Table) untuk menghitung
angka kematian bayi (AKB) dan rata-rata harapan hidup waktu lahir (e00).
Untuk keperluan perhitungan ini tidak diperlukan perapihan atau evaluasi terhadap
kualitas data.
7
40-44
45-49
1. Kelompok Umur
Kelompok umur wanita dalam masa – masa reproduksi yang biasanya terjadi dalam
kelompok umur 15 – 49 tahun.
Contoh:
8
Rata – rata ALH (15 - 19) =
9
Rata – rata AMH(15-19) =
( 74303 x 0 ) + ( 48382 x 1 ) + ( 1417 x 2 ) + ( 111 x 3 ) + ( 24 x 4 )+ ( 0 x 5 ) +…+(0 x 10)
= 0,4157
124337
Rata−Rata AMH
1−
Rata−Rata ALH
5. Faktor Pengali
a b c
1,1415 -2,707 0,7663
1,2563 1,2563 -0,2637
1,1851 1,1851 -0,4177
1,172 1,172 -0,4272
1,1865 1,1865 -0,4452
10
1,1746 1,1746 -0,4537
1,1639 1,1639 -0,4435
7. Nilai τ x
Sama seperti dalam life table maka nilai τ x didapat dari:
τ x ¿ 1−q ( x ) x 100.000
Nilai konstanta merupakan radix (dasar hitungan) yang biasanya digunakan
8. Periode Acuan
a b c
1,097 5,628 -1,9956
1,3062 5,5677 0,2962
1,5305 2,5528 4,8962
1,999 -2,4261 10,4282
2,7632 -8,4065 16,1787
11
4,3468 -13,2436 20,199
7,5242 -14,2013 20,0162
9. Level Kematian
Level I1 I2 I3 I5
(1) (2) (3) (4) (5)
1 60.722 52.597 48.996 44.897
3 67.118 59.709 56.425 52.688
5 72.392 65.798 62.877 59.551
7 76.857 71.112 68.567 65.670
9 80.709 75.813 73.646 71.177
11 84.080 80.019 78.220 76.173
13 87.088 83.901 82.489 80.881
15 89.740 87.421 86.389 85.205
17 92.137 90.584 89.862 88.999
19 94.144 93.453 93.011 92.455
21 96.396 96.020 95.822 95.560
23 98.162 98.040 97.970 97.876
Level kematian dapat dicari dengan cara interpolasi atau ektrapolasi dari nilai τ x yang
sudah didapat.
12
Dengan mengacu pada level kematian yang sudah ada, maka tahapan selanjutnya
adalah mencari nilai IMR (Infant Mortality Rate) dan juga AHH (Angka Harapan
Hidup) yang dapat dicari dengan penghitungan interpolasi melalui angka – angka yang
tertera pada life table.
1.
13
BAB 2
PEMBAHASAN
Jumlah
Rata - Rata – Proporsi Level
Kelompo Faktor Prob. Anak yang Periode
Rata Rata Anak yang Kematia
k Umur Pengali Mati Masih Acuan
ALH AMH Mati n
Hidup
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
15-19 0,4228 0,4140 0,0207 0,1269 0,0027 99732,7500 2,9150 24,7779
20-24 0,7627 0,7486 0,0185 0,7908 0,0147 98533,8900 4,5803 23,4878
25-29 1,2027 1,1803 0,0186 0,9553 0,0178 98223,9100 6,0505 23,2355
30-34 1,7756 1,7379 0,0212 1,0309 0,0219 97810,6500 7,2674 22,9437
35-39 2,2780 2,2210 0,0251 1,0749 0,0269 97307,1100 8,3633 -
40-44 2,6798 2,5892 0,0338 1,0706 0,0362 96380,5400 9,8151 -
45-49 2,9997 2,8633 0,0455 1,0595 0,0482 95184,4900 12,3458 -
24,779+23,4878+23,2355+22,9437
Rata – rata level kematian: = 23,6112
4
Rata – rata level kematian 23,6112 berada pada level 23 (e 0= 73,1) dan level 24 (e 0=75,7 ¿
maka AHH =
1
( AHH−73,1 ¿ x =75,7−73,1
0,6612
( AHH−73,1 ¿ x 1,6361=2,6
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa di daerah perkotaan di Jawa Tengah, rata – rata
anak lahir hidup dengan nilai yang paling kecil dimiliki oleh ibu dengan kelompok umur 15 –
19 tahun. Hal ini menandakan semakin muda usia ibu maka resiko untuk mengalami kematian
bayi saat melahirkan akan semakin meningkat. Selain itu, berdasarkan tabel diatas, pada
kolom (8) nilai τ x yang ada menunjukkan banyaknya bayi yang bertahan hidup sampai dengan
14
level usia tertentu. Seperti pada kelompok umur 15 – 19 nilai τ 1 adalah 99732 hal ini berarti
banyaknya penduduk 0 tahun yang berhasil survive (tetap hidup) hingga mencapai umur 1
tahun adalah sebanyak 99732 jiwa. Selanjutnya pada kelompok umur 20 – 24 nilai τ 2 adalah
98533 yang bermakna bahwa banyaknya penduduk 0 tahun yang berhasil survive (tetap hidup)
hingga mencapai umur 2 tahun adalah sebanyak 98533 jiwa. Interpreatasi yang sama
dilakukan hingga kelompok umur 45 – 49.
Angka harapan hidup pada daerah perkotaan di Provinsi Jawa Tengah adalah sebesar 74,68
yang artinya bayi – bayi yang dilahirkan menjelang tahun 2010 akan dapat bertahan hidup
sampai dengan usia 74 – 75 tahun.
24,4428+21,1069+21,2356+21,1304
Rata – rata level kematian: = 21, 97
4
Rata – rata level kematian 21,97 berada pada level 21 (e 0= 68,01) dan level 22 (e 0=70,53 ¿
maka AHH =
15
1
( AHH−68,01 ¿ x =70,53−68,01
0,97
( AHH−68,01 ¿ x 1,0309=2,52
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa di daerah perkotaan di Jawa Tengah, rata – rata
anak lahir hidup dengan nilai yang paling kecil dimiliki oleh ibu dengan kelompok umur 15 –
19 tahun. Hal ini menandakan semakin muda usia ibu maka resiko untuk mengalami kematian
bayi saat melahirkan akan semakin meningkat. Selain itu, berdasarkan tabel diatas, pada
kolom (8) nilai τ x yang ada menunjukkan banyaknya bayi yang bertahan hidup sampai dengan
level usia tertentu. Seperti pada kelompok umur 15 – 19 nilai τ 1 adalah 99436 hal ini berarti
banyaknya penduduk 0 tahun yang berhasil survive (tetap hidup) hingga mencapai umur 1
tahun adalah sebanyak 99436 jiwa. Selanjutnya pada kelompok umur 20 – 24 nilai τ 2 adalah
96128 yang bermakna bahwa banyaknya penduduk 0 tahun yang berhasil survive (tetap hidup)
hingga mencapai umur 2 tahun adalah sebanyak 96128 jiwa. Interpreatasi yang sama
dilakukan hingga kelompok umur 45 – 49.
Angka harapan hidup pada daerah pedesaan di Provinsi Jawa Tengah adalah sebesar 70,45
yang artinya bayi – bayi yang dilahirkan menjelang tahun 2010 akan dapat bertahan hidup
sampai dengan usia 70 - 71 tahun.
Jumlah anak
Rata – Rata – Proporsi Level
Faktor Peluang yang hidup Periode
Umur rata rata anak yang Kematia
Pengali Kematian sampai tahun Acuan
ALH AMH mati n
x
15-19 0,4245 0,4152 0,0218 0,2094 0,0046 99544,0184 2,7422 24,56
20-24 0,8069 0,7899 0,0210 0,8039 0,0169 98311,6882 4,4253 23,26
25-29 1,2567 1,2294 0,0217 0,9502 0,0207 97934,0949 6,0169 22,50
30-34 1,8318 1,7859 0,0251 1,0209 0,0256 97442,1689 7,4180 22,21
35-39 2,3175 2,2468 0,0305 1,0627 0,0324 96756,8407 8,7280 -
40-44 2,7012 2,5880 0,0419 1,0577 0,0443 95565,6453 10,3481 -
16
45-49 3,0020 2,8351 0,0556 1,0470 0,0582 94179,6480 12,9043 -
24,56+23,26+22,50+22,21
Rata – rata level kematian: = 23,1325
4
Rata – rata level kematian 23,1325 berada pada level 23 (e 0= 73,1) dan level 24 (e 0=75,7 ¿
maka AHH =
1
( AHH−73,1 ¿ x =75,7−73,1
0,1325
( AHH−73,1 ¿ x 7,5471=2,6
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa di daerah perkotaan + pedesaan di Jawa Tengah,
rata – rata anak lahir hidup dengan nilai yang paling kecil dimiliki oleh ibu dengan kelompok
umur 15 – 19 tahun. Hal ini menandakan semakin muda usia ibu maka risiko untuk mengalami
kematian bayi saat melahirkan akan semakin meningkat. Selain itu, berdasarkan tabel diatas,
pada kolom (8) nilai τ x yang ada menunjukkan banyaknya bayi yang bertahan hidup sampai
dengan level usia tertentu. Seperti pada kelompok umur 15 – 19 nilai τ 1 adalah 99544 hal ini
berarti banyaknya penduduk 0 tahun yang berhasil survive (tetap hidup) hingga mencapai
umur 1 tahun adalah sebanyak 99544 jiwa. Interpretasi yang sama dilakukan hingga kelompok
umur 45 – 49.
Angka harapan hidup pada daerah perkotaan dan pedesaan di Provinsi Jawa Tengah adalah
sebesar 73,44 yang artinya bayi – bayi yang dilahirkan menjelang tahun 2010 akan dapat
bertahan hidup sampai dengan usia 73 – 74 tahun.
17
BAB 3
KESIMPULAN
Angka Kematian Bayi merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk menggambarkan
status kesehatan masyarakat, salah satu cara untuk memperkirakannya adalah dengan
menggunakan metode Trussel. Penulis memilih provinsi Jawa Tengah untuk dianalisis karena
jumlah kematian bayi di Jawa Tengah yang cukup tinggi. Setelah dilakukan analisis
menggunakan metode Trussel, dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:
1. Dilihat dari rata-rata anak lahir hidup yang dilahirkan pada setiap kelompok umur ibu,
di pedesaan, perkotaan maupun seluruhnya, kelompok umur 15-19 tahun yang paling
rendah dan rata-rata anak lahir hidup meningkat seiring bertambahnya kelompok umur.
Hal ini menunjukkan bahwa risiko kematian pada bayi akan semakin besar seiring
dengan semakin muda nya umur ibu saat mengandung dan melahirkan.
2. Jumlah penduduk yang berhasil survive mengalami penurunan seiring dengan
meningkatnya umur ibu, yang berarti jumlah penduduk yang berhasil bertahan hingga
umur x semakin berkurang
3. Angka harapan hidup di daerah perkotaan di Jawa Tengah lebih tinggi daripada daerah
pedesaan Jawa Tengah. Salah satu faktor yang menyebabkan hal ini terjadi
dikarenakan fasilitas kesehatan di perkotaan jauh lebih baik dibanding yang ada di
pedesaan.
4.
18
DAFTAR PUSTAKA
Baqi, Ahmad Iqbal. 2013. Estimasi Tingkat Kematian Bayi dan Harapan Hidup Bayi Provinsi
--------------Lampung Tahun 2005. E-Journal: Universitas Andalas
BPS. 2010. Penduduk Indonesia Hasil Sensus Penduduk 2010. Jakarta
https://sp2010.bps.go.id/index.php/site?id=33&wilayah=Jawa-Tengah. Diakses pada 14
Januari 2020
19