Disusun oleh:
Kelompok 4
1. Karolina Ernawaty Aritonang (202407016)
2. Euneke Yohana Grace Manurung (202407022)
3. Sintya Vani Nainggolan (202407020)
4. Sondang Br Silalahi (202407068)
5. Zefanya Clarence Pasaribu (202407080)
ABSTRAK
i
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................................... i
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada akhir tahun 1990-an dunia termasuk Indonesia mengalami krisis ekonomi,
politik dan sosial yang melemparkan jutaan penduduk negara ke jurang kemiskinan
dan menjadi negara yang berpenghasilan rendah. Sehingga kemiskinan merupakan
salah satu masalah krusial dalam pembangunan di negara-negara sedang berkembang,
termasuk Indonesia. Kemiskinan adalah keadaan saat ketidakmampuan untuk
memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan,
dan kesehatan. Kemiskinan merupakan masalah global, sebagian orang memahami
istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya lagi memahami
dari sudut ilmiah yang telah mapan, dan lain-lain. Secara sederhana, miskin (absolute)
berarti tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok anggota keluarga baik berupa
pangan maupun non pangan (Tjondronegoro, 1996).
Badan Pusat Statistik menentukan garis kemiskinan berdasarkan pengeluaran
rumah tangga. Garis kemiskinan wilayah kota nilainya Rp 253016 (Maret 2011), Rp
471822 (Maret 2020). Maka disebut miskin jika pengeluarannya kurang dari sekitar
Rp 16000/hari. Jumlah penduduk miskin Indonesia menurut wilayah perkotaan 11,16
juta jiwa.
Banyak faktor penyebab kemiskinan di Indonesia. Salah satunya adalah
pengangguran. Pengangguran, setengah menganggur atau kurangnya lahan produktif
sebagai aset penghasil pendapatan merupakan hal yang akut bagi masyarakat miskin
ketika dalam memperoleh kebutuhan paling dasar untuk makanan, air dan tempat
tinggal adalah hal yang harus diperjuangkan pada setiap harinya (world bank).
Pemerintah Indonesia mengakui bahwa penangggulangan kemiskinan
merupakan tantangan terbesar. Hampir setiap daerah baik perkotaan maupun
pedesaan ditemukan kemiskinan. Dalam hal ini, penulis mengambil salah satu
Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara, yaitu Kabupaten Mandailing Natal.
1
Kabupaten Mandailing Natal juga disebut Bumi Gordang Sambilan. Kabupaten
Mandailing Natal dibentuk pada tanggal 23 November 1998. Menurut data
kependudukan dari Badan Pusat Statistik jumlah penduduk Mandailing Natal pada
tahun 2020 sebanyak 472.886 jiwa penduduk.
Mayoritas penduduk Kabupaten Mandailing natal adalah petani. Luas lahan
perkebunan karet di Mandailing Natal 64580,42 Ha dengan hasil tanaman produksi
perkebunan karet 53718,22 ton. Di kabupaten Mandailing Natal masalah kemiskinan
juga sangat besar. Tingkat kemiskinan yang naik turun di daerah Mandailing Natal
yang dipengaruhi berbagai faktor.
Salah satu analisis statistik yang dapat digunakan untuk menganalisis hubungan
sebab akibat dari beberapa variabel adalah analisis jalur (Path Analysis). “Path
analysis merupakan teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang inheren
antar variabel yang disusun berdasarkan urutan temporer dengan menggunakan
koefisien jalur sebagai besaran nilai dalam menentukan besarnya pengaruh variabel
independen exogenous terhadap variabel dependen endogonus. (Jonathan Sarwono,
2011).
2
1.3 Batasan Masalah
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
4
2. Analisis jalur merupakan pengembangan langsung bentuk regresi berganda
dengan tujuan untuk memberikan estimasi tingkat kepentingan (magnitude) dan
signifikansi (significance) hubungan sebab akibat hipotepikal dalam
seperangkat variabel. (Paul Webley, 1997).
3. Analisis jalur merupakan model perluasan regresi yang digunakan untuk
menguji keselarasan matriks korelasi dengan dua atau lebih model hubungan
sebab akibat yang dibandingkan oleh peneliti. (David Garson, 2003).
Maka dapat disimpulkan bahwa Analisis jalur adalah perluasan dari analisis regresi
berganda. Analisis jalur merupakan teknik analisis yang digunakan untuk
mempelajari hubungan kausal anatar variabel bebas dan variabel tak bebas.
Dengan demikian analisis jalur adalah sarana untuk menganalisis hubungan
kausal antara variable independen dengan variabel dependen baik itu secara
langsung maupun tidak langsung.
5
2.1.3 Manfaat Analisis Jalur
Dalam analisis jalur dikenal beberapa konsep dan istilah dasar yaitu:
a. Model jalur: suatu digaram yang menghubungkan antara variabel bebas,
perantara dan terikat. Pola hubungan ditunjukkan dengan menggunakan anak
panah.
b. Jalur penyebab untuk suatu variabel yang diberikan.
c. Anak panah ganda mneunjukkan korelasi antara pasangan variabel-variabel
exogenous.
d. Variabel exogenous merupakan semua variabel yang dalam diagram tidak ada
anak panah yang menuju ke arahnya.
e. Variabel endogenous merupakan semua variabel yang mempunyai anak panah
yang menuju ke arahnya. Variabel yang termasuk di dalamnya ialah mencakup
semua variabel perantara dan terikat.
f. Koefisien jalur ( adalah koefisien regresi standar yang menunjukkan
pengaruh langsung dari suatu variabel bebas terhadap variabel terikat dalam
suatu model jalur tertentu.
6
2.1.5 Model Analisis Jalur
Beberapa model analisis jalur (path analysis) mulai dari yang sederhana sampai
dengan yang lebih rumit:
2. Model Kompleks
Model ini merupakan model yang lebih kompleks yaitu variabel secara
langsung mempengaruhi variabel dan melalui variabel secara tidak langsung
mempengaruhi , sementara variabel juga dipengaruhi oleh variabel .
4. Model Mediasi
variabel X terhadap Z.
7
3. Model Kombinasi
Merupakan model kombinasi regresi berganda dengan model mediasi, yaitu
variabel X berpengaruhi terhadap variabel Z secara langsung dan secara tidak
langsung mempengaruhi variabel Z melalui Y.
8
a. Model persamaan satu jalur
9
2.1.6 Diagram jalur dan persamaan Struktural
Diagram yang dimaksud adalah diagram jalur (Path Analysis), dan bentuknya
ditentukan oleh proposis teoritik yang berasal dari kerangka pikir tertentu.
Keterangan:
adalah variabel eksogenus untuk itu selanjutnya variabel penyebab disebut sebagai
variabel eksogenus. adalah endogenus sebagai akibat dan ε adalah variabel residu.
Persamaan Struktural atau juga disebut model struktural yaitu apabila setiap
variabel endogen keadaannya ditentukan oleh seperangkat variabel eksogen. Jadi,
persamaan ini , , ) dan ( , , ,Y) merupakan persamaan
struktural karena setiap persamaan menjelaskan hubungan kausal yaitu variabel
eksogen , , dan terhadap variabel endogen Y dan Z.
Diagram jalur untuk model strukturalnya sebagai berikut
10
Maka,langkah awal untuk mengerjakan atau penerapan model analisis jalur yaitu
dengan merumuskan persamaan structural dan diagram jalur terlebih dahulu.
11
3. Identifikasi sub-struktur dan persamaan yang akan dihitung koefisien jalurnya.
Misalkan dalam substruktur yang telah diidentifikasikan terdapat k buah variabel
eksogen dan sebuah varibael endogen yang dinyatakan oleh persamaan:
Dimana:
= variabel eksogen
=1,2,..,k
= variabel endogen
= eror dan untuk menghitung koefisien dihitung dengan:
= Variabel eksogen
= Variabel endogen
= Error
Kemudian hitung matriks korelasi antar variabel eksogen yang menyusun sub struktur
tersebut:
Di mana:
= Koefisien jalur variabel
12
2.1.8 Besarnya pengaruh Variabel Eksogen Terhadap Variabel Endogen
Menghitung pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung serta pengaruh total
variabel eksogen terhadap variabel endogen secara parsial dapat dilakukan dengan
rumus:
1. Direct effect (DE) yaitu besar pengaruh langsung variabel eksogen ( )
terhadap variabel endogen ( ).
DE=
2. Besar pengaruh tidak langsung variabel eksogen ( ) terhadap variabel
endogen ( ) melalui hubungan korelasi dari variabel.
3. Indirect Effect (IE) yaitu besar pengaruh tidak langsung variabel ( ) terhadap
variabel ( melalui variabel ( )
IE=
4. Besar pengaruh total adalah pengaruh langsung dijumlahkan dengan variabel
tidak langsung.
Pengaruh Total = DE+IE
5. Besar pengaruh simultan variabel eksogen terhadap variabel endogen adalah:
13
2. Gunakan statistik uji yang tepat, yaitu:
a. Untuk menguji setiap koefisien jalur
t=
Keterangan:
i = 1,2,…,k
k = Banyaknya variabel eksogen yang dalam sub-struktur yang diuji
n = mengikuti tabel distriusi t, dengan derajat kebebasan= n-k-1
Kriteria pengujian: Ditolak jika nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel
( dan sebaliknya
Cara mencari :
Nilai (dk=k) atau disebut nilai pembilang
Nilai (dk=n-k-1) atau disebut nilai penyebut.
14
2.2 Kemiskinan
2.2.1 Pengangguran
Pengangguran adalah orang yang digolongkan dalam angkatan kerja secara
aktif sedang mencari pekerjaan pada tingkat upah tertentu, tetapi belum mendapatkan
pekerjaan yang sesuai dengan apa yang diinginkan.
Terdapat pengaruh pengangguran terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia
dengan pendekatan analisis Indeks Forrester Greer,” Hasil penelitiannya
menyimpulkan bahwa kenaikan angka pengangguran mengakibatkan peningkatan
atas angka kemiskinan, sebaliknya semakin kecil angka pengangguran akan
menyebabkan semakin rendahnya tingkat kemiskinan di
Indonesia”.
Konsep yang dimaksudkan adalah persentasi tingkat pengangguran terbuka.
Pengangguran terbuka terdiri dari: penduduk yang tak punya pekerjaan dan mencari
pekerjaan, penduduk yang tak punya pekerjaan dan mempersiapkan usaha, penduduk
yang tak punya pekerjaan dan tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin
mendapatkan pekerjaan, penduduk yang punya pekerjaan tapi belum mulai bekerja.
15
dalam rumah tangga tersebut. Konsumsi rumah tangga dibedakan atas konsumsi
makanan maupun bukan makanan tanpa memperhatikan asal barang dan terbatas
pada pengeluaran untuk kebutuhan rumah tangga saja, tidak termasuk
konsumsi/pengeluaran untuk keperluan usaha atau yang diberikan kepada pihak lain.
pertanian adalah suatu kegiatan manusia dalam memanfaatkan sumber daya hayati
untuk dapat menghasilkan bahan pangan, sumber energi, bahan baku industri dan
untuk mengelola lingkungannya. Sektor pertanian merupakan sektor yang
mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional.
Variabel ini dipilih karena penulis melakukan penelitian di daerah yang seluruh
penduduknya bergerak di bidang pertanian dan perkebunan.
16
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
17
3.4 Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Rata-rata Pengeluaran
Rata-rata Pengeluaran yang dinotasikan dengan adalah banyaknya rata rata
konsumsi setiap masyarakat, baik itu melalui pembelian, pemberian maupun produksi
sendiri dengan banyaknya anggota keluarga dalam rumah tangga tersebut.
2. Sektor Pertanian
Sektor Pertanian yang dinotasikan dengan adalah kegiatan pemanfaatan sumber
daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku
industri atau sumber energi serta untuk mengelola lingkungannya.
3. Jumlah Penduduk
Penduduk yang dinotasikan dengan adalah orang yang mendiami suatu tempat
baik itu kampung, pulau dan negara. Indonesia adalah penduduk terbesar nomor
empat di dunia.
4. Pengangguran (Y)
Pengangguran yang dinotasikan dengan Y adalah sebuah golongan angkatan kerja
yang belum melakukan suatu kegiatan yang menghasilkan uang. Dalam penelitian ini
Variabel Penganguran sudah diolah ke dalam bentuk persen.
5. Tingkat Kemiskinan
Tingkat Kemiskinan yang dinotasikan dengan Z merupakan sebuah kondisi yang
mana seseorang itu tidak mampu dalam memenuhi kebutuhan dasarnya seperti
misalnya tempat tinggal, pangan, sandang, kesehatan yang layak.
18
2. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data untuk keperluan penelitian dilakukan penulis dengan
menggunakan data sekunder. Data sekunder adalah data primer yang diperoleh oleh
pihak lain yang umumnya disajikan dalam bentuk tabel-tabel maupun diagram.
3. Metode Pengolahan Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis jalur yang dilakukan secara sistematis melalui beberapa tahapan sebagai
berikut:
A. Menentukan variabel eksogen dan endogen
B. Menentukan model dan menggambar diagram jalur
C. Merumuskan persamaan struktural
D. Menentukan matriks korelasi
E. Menghitung koesfisien jalur
F. Menghitung besarnya pengaruh langsung dan tidak langsung dari variabel
eksogen
G. Membuat kesimpulan.
19
BAB 4
20
4.2.2 Menentukan dan Menggambar Model Diagram Jalur
Keterangan:
= Rata-Rata Pengeluaran
= Sektor Pertanian
= Jumlah Penduduk
= Pengangguran
= Tingkat Kemiskinan
21
4.2.3 Menghitung Korelasi Antar Variabel
Dalam menghitung setiap korelasi antara variabel adalah Product Momen Pearson
dengan menggunakan rumus:
Ini diartikan bahwa rata-rata pengeluaran dan sektor pertanian memiliki hubungan
yang kuat dan bersifat negatif, artinya jika rata-rata pengeluaran meningkat maka
sektor pertanian menurun.
Ini diartikan bahwa rata-rata pengeluaran dan jumlah penduduk memiliki hubungan
yang kuat dan bersifat positif, artinya jika rata-rata pengeluaran meningkat maka
jumlah penduduk juga meningkat.
22
Menghitung Korelasi dan
Ini diartikan bahwa rata-rata pengeluaran dan pengangguran memiliki hubungan yang
sangat lemah dan bersifat negatif.
Ini diartikan bahwa rata-rata pengeluaran dan tingkat kemiskinan memiliki hubungan
yang kuat dan bersifat negatif, artinya jika rata-rata pengeluaran meningkat maka
tingkat kemiskinan menurun.
23
Ini diartikan bahwa sektor pertanian dan jumlah penduduk memiliki hubungan yang
kuat dan bersifat negatif, artinya jika sektor pertanian meningkat maka jumlah
penduduk menurun.
Ini diartikan bahwa sektor pertanian dan pengangguran memiliki hubungan yang
lemah dan bersifat negatif.
Ini diartikan bahwa sektor pertanian dan tingkat kemiskinan memiliki hubungan yang
kuat dan bersifat positif, artinya jika sektor pertanian meningkat maka tingkat
kemiskinan meningkat juga.
24
Menghitung Korelasi dan
Ini diartikan bahwa jumlah penduduk dan pengangguran memiliki hubungan yang
sangat lemah dan bersifat negatif.
25
Perhitungan dalam software SPSS
Correlations
N 10 10 10 10 10
** **
-.812 1 -.793 -.133 .622
Sektor Pearson
Pertanian Correlation
N 10 10 10 10 10
** **
.947 -.793 1 -.053 -.588
Jumlah Pearson
Penduduk Correlation
N 10 10 10 10 10
-.051 -.133 -.053 1 -.419
Pengangguran Pearson
Correlation
N 10 10 10 10 10
-.630 .622 -.588 -.419 1
Tingkat Pearson
Kemiskinan Correlation
N 10 10 10 10 10
26
Korelasi antara Variabel Endogen dan Eksogen
Rata-Rata Sektor Jumlah Pengangguran Tingkat
Pengeluaran Pertanian Penduduk (Y) Kemiskinan
( ) ( ) ( ) (Z)
Rata-Rata 1 -0.812 0.947 -0.051 -0.630
Pengeluaran
( )
Sektor -0.812 1 -0.793 -0.133 0.622
Pertanian
( )
Jumlah 0.947 -0.793 1 -0.053 -0.588
Penduduk
( )
Pengangguran -0.051 -0.133 -0.053 1 -0.419
(Y)
27
4.2.5 Menghitung Koefisien Jalur
Keterangan:
= Pengangguran
= Rata-Rata Pengeluaran
= Sektor Pertanian
= Jumlah Penduduk
= Error
28
B. Matriks Korelasi Antar Variabel
Keterangan:
Det (A) =
Untuk menghitung dilakukan dengan cara
1. Menghitung Determinan A
29
2. Menghitung Kofaktor A
3. Membuat Adjoin A
Adjoin A =
Maka
30
D. Menghitung Koefisien Jalur Antara Variabel Eksogen Terhadap Variabel
Endogen
Pengujian di SPSS
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model
B Std. Error Beta t Sig.
31
Dari persamaan tersebut, koefisien Residu ( diperoleh dengan rumus:
Pengujian di SPSS
ANOVAa
Total 10.801 9
a. Dependent Variable: Tingkat Kemiskinan
b. Predictors: (Constant), Pengangguran, Rata-Rata Pengeluaran, Sektor Pertanian, Jumlah
Penduduk
32
4.2.6 Pengaruh Variabel Eksogen Terhadap Variabel Endogen
Keterangan:
33
1. Menghitung pengaruh langsung antara variabel eksogen terhadap variabel
endogen
a) Besar pengaruh langsung variabel Rata-Rata Pengeluaran ( ) terhadap
Pengangguran (Y)
34
2. Menghitung Pengaruh Tidak Langsung antara Variabel eksogen terhadap
Variabel Endogen
a) Besar pengaruh tidak langsung antara Variabel Rata-Rata Pengeluaran ( )
terhadap variabel Tingkat Kemiskinan (Z) melalui variabel Pengangguran (Y)
35
b) Besar pengaruh total Sektor Pertanian ( ) terhadap Tingkat Kemiskinan (Z)
36
2. Pengaruh simultan terhadap variabel Y
1. Sub Struktur 1
37
B. Menentukan Taraf Siginifikan Taraf Signifikan = 0.05
ditolak jika
diterima jika
38
2. Sub Struktur II
39
D. Uji Statistik F dengan rumus:
40
Kriteria pengujiannya adalah jika diterima jika dan ditolak
41
Kriteria pengujiannya adalah jika diterima jika dan ditolak
42
D. Pengujian koefisien jalur hubungan Pengangguran dan tingkat kemiskinan di
Kab. Mandailing Natal.
artinya tidak terdapat pengaruh Pengangguran terhadap tingkat
kemiskinan di Kab. Mandailing Natal.
artinya terdapat pengaruh Pengangguran terhadap tingkat
kemiskinan di Kab. Mandailing Natal.
43
BAB 5
5.1 Kesimpulan
44
4. Dari penelitian diperoleh nilai sebesar dan sebesar 4.76 hal
ini berarti , maka diterima. Yang berarti tidak ada pengaruh
Rata-rata Pengeluaran , Sektor Pertanian , Jumlah Penduduk
terhadap Pengangguran (Y) di Kab. Mandailing Natal.
5. Dari penelitian ini diperoleh sebesar dan sebesar 5.19 hal ini
berarti , maka diterima. Yang berarti tidak ada pengaruh
Rata-rata Pengeluaran , Sektor Pertanian , Jumlah Penduduk serta
Pengangguran (Y) terhadap Tingkat Kemiskinan (Z) di Kab. Mandailing Natal.
5.2 Saran
Berdasarkan uraian dan kesimpulan yang telah disebutkan, penulis memberikan
saran yang diharapkan dapat bermanfaaat bagi semua pihak. Beberapa saran tersebut
adalah sebagai berikut:
45
DAFTAR PUSTAKA
Engkos. (2012). Cara Mudah menggunakan dan memakai Path Analysis (Analisis
jalur). Jakarta : Rajawali Press.
Indikator Kemiskinan Provinsi Sumatera Utara 2020 , Badan Pusat Statistik Provinsi
Sumatera Utara 2020 (2020).
Mandailing Natal dalam Angka2021 (Badan Pusat Statistik Mandailing Natal 2020).
Raharjo, S. (2019). SPSS Indonesia. Dipetik Juni 10, 2021, dari spssindonesia:
https://www.spssindonesia.com/
46