Anda di halaman 1dari 49

REVIEW TA PENERAPAN ANALISIS JALUR DALAM

MENGANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG


MEMPENGARUHI TINGKAT KEMISKINAN DI
KABUPATEN MANDAILING NATAL

Disusun oleh:
Kelompok 4
1. Karolina Ernawaty Aritonang (202407016)
2. Euneke Yohana Grace Manurung (202407022)
3. Sintya Vani Nainggolan (202407020)
4. Sondang Br Silalahi (202407068)
5. Zefanya Clarence Pasaribu (202407080)

PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
PENERAPAN ANALISIS JALUR DALAM MENGANALISIS
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT
KEMISKINAN DI KABUPATEN MANDAILING NATAL

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan


tinggi rendahnya tingkat kemiskinan di Kabupaten Mandailing Natal. Data yang
digunakan adalah data sekunder dari tahun 2011-2020 yang diambil secara online
dari website resmi BPS. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis jalur.
Metode analisis jalur menghasilkan persamaan jalur
artinya tingkat kemiskinan
berbanding lurus dengan sektor pertanian
dan jumlah penduduk, semakin tinggi sektor pertanian dan jumlah penduduk maka
tingkat kemiskinan juga akan semakin tinggi dan sebaliknya. Sedangkan rata-rata
pengeluaran dan angka pengangguran berbanding terbalik dengan tingkat
kemiskinan, artinya semakin tinggi rata-rata pengeluaran dan angka pengangguran
maka tingkat kemiskinan akan semakin menurun. Dari hasil analisis data dalam
penelitian ini disimpulkan bahwa Rata-rata Pengeluaran, Sektor Pertanian, Jumlah
Penduduk dan Pengangguran memberi kontribusi secara bersama-sama sebesar 60.6
% terhadap Tingkat Kemiskinan. Dan dari hasil analisis data seluruh hipotesis yang
digunakan terbukti dan signifikan.

Kata kunci :Analisis Jalur, Tingkat Kemiskinan

i
DAFTAR ISI

ABSTRAK ..................................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii

1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 2

1.3 Batasan Masalah ......................................................................................... 3

1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 3

1.5 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 3

2.1 Analisis Jalur............................................................................................... 4

3.1 Jenis penelitian .......................................................................................... 17

3.2 Sumber data Penelitian ............................................................................. 17

3.3 Lokasi Penelitian....................................................................................... 17

3.4 Variabel Penelitian .................................................................................... 18

3.5 Langkah-Langkah dalam Metode Penelitian ............................................ 18

4.1 Penyajian Data .......................................................................................... 20

4.2 Pengolahan Data ....................................................................................... 20

5.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 44

5.2 Saran .................................................................................................................. 45

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 46

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada akhir tahun 1990-an dunia termasuk Indonesia mengalami krisis ekonomi,
politik dan sosial yang melemparkan jutaan penduduk negara ke jurang kemiskinan
dan menjadi negara yang berpenghasilan rendah. Sehingga kemiskinan merupakan
salah satu masalah krusial dalam pembangunan di negara-negara sedang berkembang,
termasuk Indonesia. Kemiskinan adalah keadaan saat ketidakmampuan untuk
memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan,
dan kesehatan. Kemiskinan merupakan masalah global, sebagian orang memahami
istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya lagi memahami
dari sudut ilmiah yang telah mapan, dan lain-lain. Secara sederhana, miskin (absolute)
berarti tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok anggota keluarga baik berupa
pangan maupun non pangan (Tjondronegoro, 1996).
Badan Pusat Statistik menentukan garis kemiskinan berdasarkan pengeluaran
rumah tangga. Garis kemiskinan wilayah kota nilainya Rp 253016 (Maret 2011), Rp
471822 (Maret 2020). Maka disebut miskin jika pengeluarannya kurang dari sekitar
Rp 16000/hari. Jumlah penduduk miskin Indonesia menurut wilayah perkotaan 11,16
juta jiwa.
Banyak faktor penyebab kemiskinan di Indonesia. Salah satunya adalah
pengangguran. Pengangguran, setengah menganggur atau kurangnya lahan produktif
sebagai aset penghasil pendapatan merupakan hal yang akut bagi masyarakat miskin
ketika dalam memperoleh kebutuhan paling dasar untuk makanan, air dan tempat
tinggal adalah hal yang harus diperjuangkan pada setiap harinya (world bank).
Pemerintah Indonesia mengakui bahwa penangggulangan kemiskinan
merupakan tantangan terbesar. Hampir setiap daerah baik perkotaan maupun
pedesaan ditemukan kemiskinan. Dalam hal ini, penulis mengambil salah satu
Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara, yaitu Kabupaten Mandailing Natal.

1
Kabupaten Mandailing Natal juga disebut Bumi Gordang Sambilan. Kabupaten
Mandailing Natal dibentuk pada tanggal 23 November 1998. Menurut data
kependudukan dari Badan Pusat Statistik jumlah penduduk Mandailing Natal pada
tahun 2020 sebanyak 472.886 jiwa penduduk.
Mayoritas penduduk Kabupaten Mandailing natal adalah petani. Luas lahan
perkebunan karet di Mandailing Natal 64580,42 Ha dengan hasil tanaman produksi
perkebunan karet 53718,22 ton. Di kabupaten Mandailing Natal masalah kemiskinan
juga sangat besar. Tingkat kemiskinan yang naik turun di daerah Mandailing Natal
yang dipengaruhi berbagai faktor.
Salah satu analisis statistik yang dapat digunakan untuk menganalisis hubungan
sebab akibat dari beberapa variabel adalah analisis jalur (Path Analysis). “Path
analysis merupakan teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang inheren
antar variabel yang disusun berdasarkan urutan temporer dengan menggunakan
koefisien jalur sebagai besaran nilai dalam menentukan besarnya pengaruh variabel
independen exogenous terhadap variabel dependen endogonus. (Jonathan Sarwono,
2011).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah variabel rata-rata pengeluaran, sektor pertanian, dan jumlah penduduk


mempengaruhi pengangguran di Kabupaten Mandailing Natal?
2. Apakah variabel rata-rata pengeluaran, sektor pertanian, jumlah penduduk, dan
pengangguran mempengaruhi Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Mandailing
Natal?

2
1.3 Batasan Masalah

Sehubungan dengan keterbatasan waktu serta untuk menghindari


kesimpangsiuran dalam penulisan yang sesuai dengan latar belakangnya, maka
batasan masalahnya adalah:
1) Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder kabupaten di
Sumatera Utara.
2) Penelitian ini menggunakan aplikasi SPSS guna mempermudah pengolahan data.
3) Data yang digunakan hanya data yang ada dimulai dari tahun 2011-2020

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penulisan penelitian ini adalah:


1. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan di Kab.
Mandailing Natal
2. Menerapkan ilmu statistika terutama penerapan analisis jalur dalam
menyelesaikan setiap masalah dalam kehidupan bermasyarakat.

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
1) Sebagai informasi kepada pemerintah Kab. Mandailing Natal dalam menuntaskan
masalah kemiskinan di Kab. Mandailing Natal.
2) Sebagai bahan referensi bagi pembaca, masukan dan perbandingan bagi peneliti
atau pihak lain yang akan melakukan penelitian sejenis di masa yang akan datang
dan menambah literatur Kepustakaan di bidang penelitian sejenis.

3
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Analisis Jalur

Analisis jalur merupakan pengembangan korelasi yang diurai menjadi beberapa


interpretasi akibat yang ditimbulkannya. Dan juga dikenal sebagai model sebab-
akibat (causing modelling). Analisis jalur atau yang dikenal dengan path analysis
dikembangkan pertama kali oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright pada
tahun 1920-an (Joreskog dan Sorbom, 1996; Johnson dan Wichern, 1992).
David Garson (2003) dari Carolina State University mendefenisikan analisis
jalur sebagai “Model perluasan regresi yang digunakan untuk menguji keselarasan
matriks korelasi dengan dua atau lebih model hubungan sebab akibat yang
dibandingkan oleh peneliti. Analisis jalur dapat digunakan untuk menguji model
teoritis yang menentukan hubungan antara sejumlah variabel yang diamati (Zhang,
2014).
Model analisis jalur digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar
variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung
seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen).

2.1.1 Pengertian Analisis Jalur

Menurut Sarwono (2007:1) terdapat beberapa defenisi analisis jalur, di


antaranya:
1. Analisis jalur ialah suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat
yang terjadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi
variabel terikat tidak hanya secara langsung, tetapi juga secara tidak langsung
(Robert D, 1993).

4
2. Analisis jalur merupakan pengembangan langsung bentuk regresi berganda
dengan tujuan untuk memberikan estimasi tingkat kepentingan (magnitude) dan
signifikansi (significance) hubungan sebab akibat hipotepikal dalam
seperangkat variabel. (Paul Webley, 1997).
3. Analisis jalur merupakan model perluasan regresi yang digunakan untuk
menguji keselarasan matriks korelasi dengan dua atau lebih model hubungan
sebab akibat yang dibandingkan oleh peneliti. (David Garson, 2003).

Maka dapat disimpulkan bahwa Analisis jalur adalah perluasan dari analisis regresi
berganda. Analisis jalur merupakan teknik analisis yang digunakan untuk
mempelajari hubungan kausal anatar variabel bebas dan variabel tak bebas.
Dengan demikian analisis jalur adalah sarana untuk menganalisis hubungan
kausal antara variable independen dengan variabel dependen baik itu secara
langsung maupun tidak langsung.

2.1.2 Karakteristik Analisis Jalur

Menurut pendapat yang dikemukan oleh Land, Ching, Heise, Maruya,


Schumaker, dan Lomax, Joreskog (Dalam Kusnendi, 2008 : 147-148).
Karakteristik analisis alur adalah:
a. Metode analisis data multivariate dependensi yang digunakan untuk menguji
hipotesis hubungan asimetris yang dibangun atas dasar kajian teori tertentu,
dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung atau tidak langsung
seperangkat variabel penyebab terhadap variabel akibat.
b. Menguji hipotesis hubungan asimetris yang dibangun atas kajian terori tertentu
artinya yang diuji adalah model yang menjelaskan hubungan kausal antar
variabel yang dibangun atas kajian teori-teori tertentu.

5
2.1.3 Manfaat Analisis Jalur

Manfaat model analisis jalur adalah untuk:


1. Prediksi nilai variabel terikat (Y) berdasarkan nilai variabel bebas (X) dan
prediksi dengan path analysis ini bersifat kualitatif.
2. Faktor determinan yaitu penentuan variabel bebas (X) terhadap variabel terikat
(Y), juga dapat digunakan untuk menelusuri mekanisme (jalur-jalur) pengaruh
variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
3. Pengujian model, menggunakan theory trimming, baik untuk uji reliabilitas
konsep yang sudah ada ataupun uji pengembangan konsep baru.

2.1.4 Konsep dan istilah dalam Analisis jalur

Dalam analisis jalur dikenal beberapa konsep dan istilah dasar yaitu:
a. Model jalur: suatu digaram yang menghubungkan antara variabel bebas,
perantara dan terikat. Pola hubungan ditunjukkan dengan menggunakan anak
panah.
b. Jalur penyebab untuk suatu variabel yang diberikan.
c. Anak panah ganda mneunjukkan korelasi antara pasangan variabel-variabel
exogenous.
d. Variabel exogenous merupakan semua variabel yang dalam diagram tidak ada
anak panah yang menuju ke arahnya.
e. Variabel endogenous merupakan semua variabel yang mempunyai anak panah
yang menuju ke arahnya. Variabel yang termasuk di dalamnya ialah mencakup
semua variabel perantara dan terikat.
f. Koefisien jalur ( adalah koefisien regresi standar yang menunjukkan
pengaruh langsung dari suatu variabel bebas terhadap variabel terikat dalam
suatu model jalur tertentu.

6
2.1.5 Model Analisis Jalur

Beberapa model analisis jalur (path analysis) mulai dari yang sederhana sampai
dengan yang lebih rumit:

1. Model Regresi Berganda


Model ini merupakan pengembangan regresi berganda dengan menggunakan dua
variabel eksogen, yaitu dan dengan variabel endogen Y.

2. Model Kompleks
Model ini merupakan model yang lebih kompleks yaitu variabel secara
langsung mempengaruhi variabel dan melalui variabel secara tidak langsung
mempengaruhi , sementara variabel juga dipengaruhi oleh variabel .

4. Model Mediasi

Model mediasi atau perantara dimana variabel Y memodifikasi pengaruh

variabel X terhadap Z.

7
3. Model Kombinasi
Merupakan model kombinasi regresi berganda dengan model mediasi, yaitu
variabel X berpengaruhi terhadap variabel Z secara langsung dan secara tidak
langsung mempengaruhi variabel Z melalui Y.

5. Model Rekursif dan Model Non Rekursif


Dari sisi pandang arah sebab-akibat, ada dua tipe model jalur, yaitu rekursif dan
non rekursif. Dimana :Anak panah menuju satu arah, yaitu dari 1 ke 2, 3, dan 4;
dari 2 ke 3 dan dari 3 menuju ke 4. Tidak ada arah yang terbalik, misalnya dari 4 ke
1. Hanya terdapat satu variabel eksogen, yaitu 1 dan tiga variabel endogen, yaitu 2,
3, dan 4. Satu variabel endogen dapat menjadi penyebab variabel endogen lainnya,
tetapi bukan ke variabel eksogen.

8
a. Model persamaan satu jalur

b. Model persamaan dua jalur

c. Model persamaan tiga jalur

9
2.1.6 Diagram jalur dan persamaan Struktural

Diagram yang dimaksud adalah diagram jalur (Path Analysis), dan bentuknya
ditentukan oleh proposis teoritik yang berasal dari kerangka pikir tertentu.

Keterangan:
adalah variabel eksogenus untuk itu selanjutnya variabel penyebab disebut sebagai
variabel eksogenus. adalah endogenus sebagai akibat dan ε adalah variabel residu.

Persamaan Struktural atau juga disebut model struktural yaitu apabila setiap
variabel endogen keadaannya ditentukan oleh seperangkat variabel eksogen. Jadi,
persamaan ini , , ) dan ( , , ,Y) merupakan persamaan
struktural karena setiap persamaan menjelaskan hubungan kausal yaitu variabel
eksogen , , dan terhadap variabel endogen Y dan Z.
Diagram jalur untuk model strukturalnya sebagai berikut

Persamaan model struktural nya adalah:


Y=
Z=

10
Maka,langkah awal untuk mengerjakan atau penerapan model analisis jalur yaitu
dengan merumuskan persamaan structural dan diagram jalur terlebih dahulu.

2.1.7 Koefisien Jalur

Koefisien jalur disebut sebagai suatu koefisien terstandarisasi (beta) yang


menunjukkan efek langsung dari suatu variabel independen ke dalam jalur dependen
dalam suatu model jalur. . Penulisan untuk notasi dan simbol dari koefisien jalur
sebagai berikut di mana i merupakan notasi dari variabel bebas (endogen) dan k
merupakan variabel terikat (eksogen)

Hubungan antara dan adalah hubungan korelasional. . Hubungan dan ke


adalah hubungan kausal. Besarnya nilai numerik koefisien jalur dan Koefisien
jalur menggambarkan besarnya pengaruh langsung variabel residu terhadap .

Langkah kerja untuk koefisien jalur sebagai berikut:


1. Gambarkan diagram jalurnya dengan memuat persamaan strukturalnya.
2. Menghitung matriks korelasi antar variabel

Keterangan: = Koefisien korelasi variabel dan variabel

11
3. Identifikasi sub-struktur dan persamaan yang akan dihitung koefisien jalurnya.
Misalkan dalam substruktur yang telah diidentifikasikan terdapat k buah variabel
eksogen dan sebuah varibael endogen yang dinyatakan oleh persamaan:

Dimana:
= variabel eksogen
=1,2,..,k
= variabel endogen
= eror dan untuk menghitung koefisien dihitung dengan:

= Variabel eksogen
= Variabel endogen
= Error
Kemudian hitung matriks korelasi antar variabel eksogen yang menyusun sub struktur
tersebut:

4. Menghitung matriks invers korelasi eksogen,dengan rumus berikut:

5. Menghitung semua koefisien jalur, dimana i = 1,2,…,k ;dengan rumus:

Di mana:
= Koefisien jalur variabel

12
2.1.8 Besarnya pengaruh Variabel Eksogen Terhadap Variabel Endogen
Menghitung pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung serta pengaruh total
variabel eksogen terhadap variabel endogen secara parsial dapat dilakukan dengan
rumus:
1. Direct effect (DE) yaitu besar pengaruh langsung variabel eksogen ( )
terhadap variabel endogen ( ).
DE=
2. Besar pengaruh tidak langsung variabel eksogen ( ) terhadap variabel
endogen ( ) melalui hubungan korelasi dari variabel.

3. Indirect Effect (IE) yaitu besar pengaruh tidak langsung variabel ( ) terhadap
variabel ( melalui variabel ( )
IE=
4. Besar pengaruh total adalah pengaruh langsung dijumlahkan dengan variabel
tidak langsung.
Pengaruh Total = DE+IE
5. Besar pengaruh simultan variabel eksogen terhadap variabel endogen adalah:

2.1.9 Pengujian Koefisien Jalur


Besarnya pengaruh langsung masing-masing variabel eksogen terhadap
variabel endogen, dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
1. Nyatakan hipotesis statistik yang akan diuji.
= 0, artinya terdapat pengaruh variabel eksogen ( terhadap variabel endogen
(
0, artinya tidak terdapat pengaruh variabel eksogen ( terhadap variabel
endogen (

13
2. Gunakan statistik uji yang tepat, yaitu:
a. Untuk menguji setiap koefisien jalur

t=
Keterangan:
i = 1,2,…,k
k = Banyaknya variabel eksogen yang dalam sub-struktur yang diuji
n = mengikuti tabel distriusi t, dengan derajat kebebasan= n-k-1

Kriteria pengujian: Ditolak jika nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel
( dan sebaliknya

b. Kaidah pengujian signifikan secara manual, menggunakan


tabel F

Keterangan : n = Jumlah sampel


k = jumlah variabel bebas (eksogen)

Jika , terima artinya signifikan.


Carilah nilai menggunakan tabel F dengan rumus:
= atau

Cara mencari :
Nilai (dk=k) atau disebut nilai pembilang
Nilai (dk=n-k-1) atau disebut nilai penyebut.

14
2.2 Kemiskinan

Berdasarkan Undang-Undang No. 24 Tahun 2004, kemiskinan adalah kondisi


sosial ekonomi seseorang atau sekelompok orang yang tidak terpenuhinya hak-hak
dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat.
Kebutuhan dasar yang menjadi hak seseorang atau sekelompok orang meliputi
kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih,
pertanahan, sumber daya alam, lingkungan hidup, rasa aman dari perlakuan atau
ancaman tindak kekerasan, dan hak untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan
kehidupan sosial dan politik.
Masalah kemiskinan sendiri sudah sejak lama dihadapi Indonesia. Bahkan
beberapa negara-negara di dunia. Bahkan bila suatu negara bisa dikatakan negara
maju, pasti ada saja kategori keluarga disana yang termasuk miskin. Sekarang ini kita
bahas di negara kita sendiri. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya banyak
faktor-faktor penyebab meningkatnya jumlah kemiskinan di Indonesia begitu juga
dengan kabupaten Mandailing Natal.

2.2.1 Pengangguran
Pengangguran adalah orang yang digolongkan dalam angkatan kerja secara
aktif sedang mencari pekerjaan pada tingkat upah tertentu, tetapi belum mendapatkan
pekerjaan yang sesuai dengan apa yang diinginkan.
Terdapat pengaruh pengangguran terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia
dengan pendekatan analisis Indeks Forrester Greer,” Hasil penelitiannya
menyimpulkan bahwa kenaikan angka pengangguran mengakibatkan peningkatan
atas angka kemiskinan, sebaliknya semakin kecil angka pengangguran akan
menyebabkan semakin rendahnya tingkat kemiskinan di
Indonesia”.
Konsep yang dimaksudkan adalah persentasi tingkat pengangguran terbuka.
Pengangguran terbuka terdiri dari: penduduk yang tak punya pekerjaan dan mencari
pekerjaan, penduduk yang tak punya pekerjaan dan mempersiapkan usaha, penduduk
yang tak punya pekerjaan dan tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin
mendapatkan pekerjaan, penduduk yang punya pekerjaan tapi belum mulai bekerja.

2.2.2 Rata-Rata Pengeluaran


Pengeluaran rata-rata per kapita adalah biaya yang dikeluarkan untuk konsumsi
semua anggota rumah tangga selama sebulan baik yang berasal dari pembelian,
pemberian maupun produksi sendiri dibagi dengan banyaknya anggota rumah tangga

15
dalam rumah tangga tersebut. Konsumsi rumah tangga dibedakan atas konsumsi
makanan maupun bukan makanan tanpa memperhatikan asal barang dan terbatas
pada pengeluaran untuk kebutuhan rumah tangga saja, tidak termasuk
konsumsi/pengeluaran untuk keperluan usaha atau yang diberikan kepada pihak lain.

2.2.3 Jumlah Penduduk

Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Republik


Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6
bulan tetapi bertujuan untuk menetap. Banyaknya jumlah penduduk tentunya sangat
erat kaitan nya pada tingkat kemiskinan. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) dari
tahun ke tahun jumlah penduduk di indonesia mengalami kenaikan. Hal ini tentunya
harus didukung dengan seluruh fasilitas-fasilitas. Seperti lapangan pekerjaan, tingkat
pendidikan, fasilitas kesehatan dan masih banyak hal.

2.2.4 Sektor Pertanian

pertanian adalah suatu kegiatan manusia dalam memanfaatkan sumber daya hayati
untuk dapat menghasilkan bahan pangan, sumber energi, bahan baku industri dan
untuk mengelola lingkungannya. Sektor pertanian merupakan sektor yang
mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional.
Variabel ini dipilih karena penulis melakukan penelitian di daerah yang seluruh
penduduknya bergerak di bidang pertanian dan perkebunan.

16
BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian aplikasi/terapan yaitu dengan mengambil
atau mengumpulkan data yang diperlukan dengan menganalisisnya dengan
menggunakan metode analisis jalur untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat kemiskinan di Kab. Mandailing Natal.

3.2 Sumber data Penelitian


Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat
kuantitatif diperoleh dengan cara mengambil data secara onlline dari website resmi
Badan Pusat Statistika Provinsi Sumatera Utara yaitu https://Sumut.bps.go.id. Data
sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui
perantara. Penulis memperoleh data dengan cara studi kepustakaan terlebih dahulu
yaitu dengan membaca buku-buku yang bersifat teoritis yang mendukung serta
relevan.

3.3 Lokasi Penelitian


Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara, beralamat di Jl. Asrama
No. 179, Dwi Kora, Medan Helvetia, Kota Medan. Sampel yang diambil dalam
penelitian ini adalah yang berada di Kab. Mandailing Natal dengan data yang ada
pada tahun 2020.

17
3.4 Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Rata-rata Pengeluaran
Rata-rata Pengeluaran yang dinotasikan dengan adalah banyaknya rata rata
konsumsi setiap masyarakat, baik itu melalui pembelian, pemberian maupun produksi
sendiri dengan banyaknya anggota keluarga dalam rumah tangga tersebut.
2. Sektor Pertanian
Sektor Pertanian yang dinotasikan dengan adalah kegiatan pemanfaatan sumber
daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku
industri atau sumber energi serta untuk mengelola lingkungannya.
3. Jumlah Penduduk
Penduduk yang dinotasikan dengan adalah orang yang mendiami suatu tempat
baik itu kampung, pulau dan negara. Indonesia adalah penduduk terbesar nomor
empat di dunia.
4. Pengangguran (Y)
Pengangguran yang dinotasikan dengan Y adalah sebuah golongan angkatan kerja
yang belum melakukan suatu kegiatan yang menghasilkan uang. Dalam penelitian ini
Variabel Penganguran sudah diolah ke dalam bentuk persen.
5. Tingkat Kemiskinan
Tingkat Kemiskinan yang dinotasikan dengan Z merupakan sebuah kondisi yang
mana seseorang itu tidak mampu dalam memenuhi kebutuhan dasarnya seperti
misalnya tempat tinggal, pangan, sandang, kesehatan yang layak.

3.5 Langkah-Langkah dalam Metode Penelitian


1. Metode kepustakaan
Dalam hal ini penelitian dilakukan dengan membaca dan mempelajari buku
buku ataupun literatur pelajaran yang didapat di perkuliahan ataupun umum, serta
sumber informasi lainnya yang berhubungan dengan objek penelitian.

18
2. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data untuk keperluan penelitian dilakukan penulis dengan
menggunakan data sekunder. Data sekunder adalah data primer yang diperoleh oleh
pihak lain yang umumnya disajikan dalam bentuk tabel-tabel maupun diagram.
3. Metode Pengolahan Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis jalur yang dilakukan secara sistematis melalui beberapa tahapan sebagai
berikut:
A. Menentukan variabel eksogen dan endogen
B. Menentukan model dan menggambar diagram jalur
C. Merumuskan persamaan struktural
D. Menentukan matriks korelasi
E. Menghitung koesfisien jalur
F. Menghitung besarnya pengaruh langsung dan tidak langsung dari variabel
eksogen
G. Membuat kesimpulan.

19
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penyajian Data


Data yang akan diolah dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh secara online
dari website resmi Badan Pusat Statistik provinsi Sumatera Utara. Yaitu data yang
berhubungan dengan tingkat kemiskinan.
Adapun data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara
adalah sebagai berikut:

Tingkat Rata-rata Sektor Jumlah


No Tahun Kemiskinan Pengangguran Pengeluaran Pertanian penduduk
(%) (%) (Rp) (%) (jiwa)
1 2011 11.98 4.52 566.536 64.67 408.731
2 2012 11.58 6.42 581.491 58.63 410.931
3 2013 9.62 8.02 621.889 51.1 413.475
4 2014 9.28 6.55 635.899 58.7 426.382
5 2015 11.13 5.78 682.21 56.52 430.894
6 2016 10.98 5.7 746.948 54.47 435.303
7 2017 11.02 5.75 721.203 46.16 439.505
8 2018 9.58 4.44 791.754 44.96 443.49
9 2019 9.11 6.35 865.057 48.8 447.287
10 2020 9.18 6.5 884.995 43.76 472.886

4.2 Pengolahan Data

4.2.1 Menentukan Variabel Endogen dan Variabel Eksogen

Yang menjadi variabel Endogen adalah Pengangguran dan Tingkat kemiskinan.


Sementara yang menjadi variabel Eksogen adalah Rata-Rata Pengeluaran, Sektor
Pertanian dan Jumlah Penduduk. Dan dalam hal ini data-data di atas berdasarkan data
yang ada di Kab. Mandailing Natal.

20
4.2.2 Menentukan dan Menggambar Model Diagram Jalur

Untuk model Diagram jalur nya adalah sebagai berikut

Keterangan:

= Rata-Rata Pengeluaran

= Sektor Pertanian

= Jumlah Penduduk

= Pengangguran

= Tingkat Kemiskinan

21
4.2.3 Menghitung Korelasi Antar Variabel

Dalam menghitung setiap korelasi antara variabel adalah Product Momen Pearson
dengan menggunakan rumus:

Menghitung Korelasi dan

Ini diartikan bahwa rata-rata pengeluaran dan sektor pertanian memiliki hubungan
yang kuat dan bersifat negatif, artinya jika rata-rata pengeluaran meningkat maka
sektor pertanian menurun.

Menghitung Korelasi dan

Ini diartikan bahwa rata-rata pengeluaran dan jumlah penduduk memiliki hubungan
yang kuat dan bersifat positif, artinya jika rata-rata pengeluaran meningkat maka
jumlah penduduk juga meningkat.

22
Menghitung Korelasi dan

Ini diartikan bahwa rata-rata pengeluaran dan pengangguran memiliki hubungan yang
sangat lemah dan bersifat negatif.

Menghitung Korelasi dan

Ini diartikan bahwa rata-rata pengeluaran dan tingkat kemiskinan memiliki hubungan
yang kuat dan bersifat negatif, artinya jika rata-rata pengeluaran meningkat maka
tingkat kemiskinan menurun.

Menghitung Korelasi dan

23
Ini diartikan bahwa sektor pertanian dan jumlah penduduk memiliki hubungan yang
kuat dan bersifat negatif, artinya jika sektor pertanian meningkat maka jumlah
penduduk menurun.

Menghitung Korelasi dan

Ini diartikan bahwa sektor pertanian dan pengangguran memiliki hubungan yang
lemah dan bersifat negatif.

Menghitung Korelasi dan

Ini diartikan bahwa sektor pertanian dan tingkat kemiskinan memiliki hubungan yang
kuat dan bersifat positif, artinya jika sektor pertanian meningkat maka tingkat
kemiskinan meningkat juga.

24
Menghitung Korelasi dan

Ini diartikan bahwa jumlah penduduk dan pengangguran memiliki hubungan yang
sangat lemah dan bersifat negatif.

Menghitung Korelasi dan

Menghitung Korelasi dan

25
Perhitungan dalam software SPSS

Correlations

Rata-Rata Sektor Jumlah Tingkat


Pengeluaran Pertanian Penduduk Pengangguran Kemiskinan
** **
1 -.812 .947 -.051 -.630
Rata-Rata Pearson
Pengeluaran Correlation

Sig. (2-tailed) .004 .000 .888 .051

N 10 10 10 10 10
** **
-.812 1 -.793 -.133 .622
Sektor Pearson
Pertanian Correlation

Sig. (2-tailed) .004 .006 .714 .055

N 10 10 10 10 10
** **
.947 -.793 1 -.053 -.588
Jumlah Pearson
Penduduk Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .006 .885 .074

N 10 10 10 10 10
-.051 -.133 -.053 1 -.419
Pengangguran Pearson

Correlation

Sig. (2-tailed) .888 .714 .885 .228

N 10 10 10 10 10
-.630 .622 -.588 -.419 1
Tingkat Pearson
Kemiskinan Correlation

Sig. (2-tailed) .051 .055 .074 .228

N 10 10 10 10 10

26
Korelasi antara Variabel Endogen dan Eksogen
Rata-Rata Sektor Jumlah Pengangguran Tingkat
Pengeluaran Pertanian Penduduk (Y) Kemiskinan
( ) ( ) ( ) (Z)
Rata-Rata 1 -0.812 0.947 -0.051 -0.630
Pengeluaran
( )
Sektor -0.812 1 -0.793 -0.133 0.622
Pertanian
( )
Jumlah 0.947 -0.793 1 -0.053 -0.588
Penduduk
( )
Pengangguran -0.051 -0.133 -0.053 1 -0.419
(Y)

Tingkat -0.630 0.622 -0.588 -0.419 1


Kemiskinan
(Z)

4.2.4 Matriks Korelasi Antar Variabel

27
4.2.5 Menghitung Koefisien Jalur

Diagram jalur mempunyai dua persamaan struktural yaitu , , dan


(variabel Endogen), dan Y dan Z (Variabel Eksogen).Yaitu:

1. Sub Struktur satu

Untuk Sub Struktur 1 dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:


A. Persamaan Struktural

Keterangan:
= Pengangguran

= Rata-Rata Pengeluaran

= Sektor Pertanian

= Jumlah Penduduk

= Error

28
B. Matriks Korelasi Antar Variabel

C. Matriks Korelasi Antar Variabel Eksogen dan Matriks Inversnya

Matriks Invers Korelasi variabel dihitung dengan menggunakan metode matriks


adjoin dengan rumus:

Keterangan:
Det (A) =
Untuk menghitung dilakukan dengan cara
1. Menghitung Determinan A

29
2. Menghitung Kofaktor A

3. Membuat Adjoin A

Adjoin A =

4. Menghitung Invers Matriks A

Maka

30
D. Menghitung Koefisien Jalur Antara Variabel Eksogen Terhadap Variabel
Endogen

Maka diperoleh Persamaan Jalur sebagai berikut\

Pengujian di SPSS

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model
B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 14.481 18.537 .781 .470


-.006 .009 -.649 -.703 .513
Rata-Rata
Pengeluaran

Sektor Pertanian .017 .080 .109 .214 .839

Jumlah Penduduk .005 .049 .090 .102 .923

Pengangguran -.456 .311 -.433 -1.468 .202


a. Dependent Variable: Tingkat Kemiskinan

31
Dari persamaan tersebut, koefisien Residu ( diperoleh dengan rumus:

Sebelum menghitung koefisien residu, koefisien


determinasi dapat diperoleh dengan rumus:

Koefiesien Residunya yaitu:

Pengujian di SPSS

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


b
.246
1 Regression 6.541 4 1.635 1.919

Residual 4.260 5 .852

Total 10.801 9
a. Dependent Variable: Tingkat Kemiskinan
b. Predictors: (Constant), Pengangguran, Rata-Rata Pengeluaran, Sektor Pertanian, Jumlah
Penduduk

32
4.2.6 Pengaruh Variabel Eksogen Terhadap Variabel Endogen

Berdasarkan hasil perhitungan koefisien jalur diperolah model persamaan struktural


sebagai berikut:

Keterangan:

merupakan korelasi antara dan


merupakan korelasi antara dan
merupakan korelasi antara dan
merupakan korelasi antara dan
merupakan korelasi antara dan
merupakan korelasi antara dan
merupakan korelasi antara dan
merupakan korelasi antara dan
merupakan korelasi antara dan
merupakan korelasi antara dan
merupakan korelasi antara dan

33
1. Menghitung pengaruh langsung antara variabel eksogen terhadap variabel
endogen
a) Besar pengaruh langsung variabel Rata-Rata Pengeluaran ( ) terhadap
Pengangguran (Y)

b) Besar pengaruh langsung variabel Sektor Pertanian ( ) terhadap


Pengangguran (Y)

c) Besar pengaruh langsung variabel Jumlah Penduduk ( ) terhadap


Pengangguran (Y)

d) Besar pengaruh langsung variabel Rata-Rata Pengeluaran ( ) terhadap


Tingkat Kemiskinan (Z)

e) Besar pengaruh langsung variabel Sektor Pertanian ( ) terhadap Tingkat


Kemiskinan (Z)

f) Besar pengaruh langsung variabel Jumlah Penduduk ( ) terhadap Tingkat


Kemiskinan (Z)

g) Besar pengaruh langsung antara Variabel Pengangguran (Y) terhadap variabel


Tingkat Kemiskinan (Z)

34
2. Menghitung Pengaruh Tidak Langsung antara Variabel eksogen terhadap
Variabel Endogen
a) Besar pengaruh tidak langsung antara Variabel Rata-Rata Pengeluaran ( )
terhadap variabel Tingkat Kemiskinan (Z) melalui variabel Pengangguran (Y)

b) Besar pengaruh tidak langsung antara Variabel Rata-Rata Sektor Pertanian


terhadap variabel Tingkat Kemiskinan (Z) melalui variabel Pengangguran
(Y)

c) Besar pengaruh tidak langsung antara Variabel Jumlah Penduduk terhadap


variabel Tingkat Kemiskinan (Z) melalui variabel Pengangguran (Y)

3. Pengaruh Total (Total effect) Variabel Eksogen terhadap Variabel Endogen


a) Besar pengaruh total Rata-Rata Pengeluaran( ) terhadap Tingkat
Kemiskinan (Z)

35
b) Besar pengaruh total Sektor Pertanian ( ) terhadap Tingkat Kemiskinan (Z)

c) Besar pengaruh total Jumlah Penduduk ( ) terhadap Tingkat Kemiskinan (Z)

d) Besar pengaruh total Penganggura (Y) terhadap Tingkat Kemiskinan (Z)

4.2.7 Pengujian Hipotesis Secara Simultan

1. Pengaruh simultan terhadap variabel Y

Besarnya pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen Y


adalah:

Maka, pengaruh variabel Rata-rata pengeluaran , sektor pertanian


, dan jumlah penduduk secara bersama-sama terhadap pengangguran (Y)
adalah sebesar 0.095 % dan 0.905 % dipengaruhi variabel lain di luar model jalur.

36
2. Pengaruh simultan terhadap variabel Y

Besarnya pengaruh variabel eksogen dan

Maka, pengaruh variabel Rata-rata pengeluaran , sektor pertanian


, jumlah penduduk dan Pengangguran (Y) secara bersama-sama terhadap
pengangguran (Y) adalah sebesar 60.6 % dan 39.4% dipengaruhi variabel lain di luar
model jalur.

4.2.8 Pengujian Koefisien Jalur

1. Sub Struktur 1

Menguji hipotesis secara bersama sama hubungan variabel Rata-Rata


Pengeluaran, sektor pertanian, jumlah penduduk terhadap terhadap Pengangguran di
Kab. Mandailing Natal.

A. Menentukan Hipotesa artinya tidak terdapat pengaruh


antara variabel rata-rata pengeluaran, sektor pertanian, dan jumlah penduduk
terhadap pengangguran di Kab. Mandailing Natal.

artinya terdapat pengaruh antara variabel rata-rata


pengeluaran, sektor pertanian, dan jumlah penduduk terhadap pengangguran di
Kab. Mandailing Natal.

37
B. Menentukan Taraf Siginifikan Taraf Signifikan = 0.05

Pada persamaan Struktural I, dan

C. Menentukan Kriteria Pengujian

ditolak jika
diterima jika

D. Uji Statistik F dengan rumus:

Diperoleh sebesar dan sebesar 4.76 hal ini berarti


, maka diterima. Artinya tidak ada pengaruh rata-rata pengeluaran, sektor
pertanian serta jumlah penduduk secara bersama-sama terhadap Pengangguran di
Kab. Mandailing Natal.

38
2. Sub Struktur II

Menguji hipotesis secara bersama sama hubungan variabel Rata-Rata


Pengeluaran, sektor pertanian, jumlah penduduk, pengangguran terhadap terhadap
Tingkat Kemiskinan di Kab. Mandailing Natal.

.A. Menentukan Hipotesa

artinya tidak terdapat pengaruh antara variabel rata-rata


pengeluaran, sektor pertanian, jumlah penduduk, dan pengangguran terhadap
terhadap Tingkat Kemiskinan di Kab. Mandailing Natal.

artinya terdapat pengaruh antara variabel rata-rata


pengeluaran, sektor pertanian, jumlah penduduk, dan pengangguran terhadap
terhadap Tingkat Kemiskinan di Kab. Mandailing Natal.

B. Menentukan Taraf Siginifikan Taraf


Signifikan = 0.05

Pada persamaan Struktural II, dan

C. Menentukan Kriteria Pengujian ditolak jika


diterima jika

39
D. Uji Statistik F dengan rumus:

Diperoleh sebesar dan sebesar 5.19 hal ini berarti


, maka diterima. Artinya, tidak ada pengaruh rata-rata pengeluaran, sektor
pertanian, jumlah penduduk serta pengangguran secara bersama-sama terhadap
Tingkat Kemiskinan di Kab. Mandailing Natal.

4.2.9 Pengujian Hipotesis Secara Individual

1. Pengujian koefisien jalur hubungan rata-rata pengeluaran dan tingkat kemiskinan


di Kab. Mandailing Natal.
artinya tidak terdapat pengaruh rata-rata pengeluaran terhadap
tingkat kemiskinan di Kab. Mandailing Natal.
artinya terdapat pengaruh rata-rata pengeluaran terhadap tingkat
kemiskinan di Kab. Mandailing Natal.

40
Kriteria pengujiannya adalah jika diterima jika dan ditolak

jika . Dengan maka , nilai


sehingga dapat disimpulkan bahwa = diterima, Artinya,
tidak ada pengaruh antara rata-rata pengeluaran terhadap tingkat kemiskinan di Kab.
Mandailing Natal.

B. Pengujian koefisien jalur hubungan sektor pertanian dan tingkat kemiskinan di


Kab. Mandailing Natal.
artinya tidak terdapat pengaruh sektor pertanian terhadap tingkat
kemiskinan di Kab. Mandailing Natal.
artinya terdapat pengaruh sektor pertanian terhadap tingkat
Kemiskinan di Kab. Mandailing Natal

41
Kriteria pengujiannya adalah jika diterima jika dan ditolak

jika . Dengan maka , nilai


sehingga dapat disimpulkan bahwa = diterima, Artinya tidak
ada pengaruh antara sektor pertanian terhadap tingkat kemiskinan di Kab. Mandailing
Natal.

C. Pengujian koefisien jalur hubungan jumlah penduduk dan tingkat kemiskinan di


Kab. Mandailing Natal.
artinya tidak terdapat pengaruh jumlah penduduk terhadap tingkat
kemiskinan di Kab. Mandailing Natal.
artinya terdapat pengaruh jumlah penduduk terhadap tingkat
kemiskinan di Kab. Mandailing Natal.

Kriteria pengujiannya adalah jika diterima jika dan ditolak

jika . Dengan maka , nilai


sehingga dapat disimpulkan bahwa = diterima, Atinya
tidak ada pengaruh antara jumlah penduduk terhadap tingkat kemiskinan di Kab.
Mandailing Natal

42
D. Pengujian koefisien jalur hubungan Pengangguran dan tingkat kemiskinan di
Kab. Mandailing Natal.
artinya tidak terdapat pengaruh Pengangguran terhadap tingkat
kemiskinan di Kab. Mandailing Natal.
artinya terdapat pengaruh Pengangguran terhadap tingkat
kemiskinan di Kab. Mandailing Natal.

Kriteria pengujiannya adalah jika diterima jika dan ditolak

jika . Dengan maka , nilai


sehingga dapat disimpulkan bahwa = diterima, Atinya
tidak pengaruh antara Pengangguran terhadap tingkat kemiskinan di Kab. Mandailing
Natal.

43
BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Persamaan Struktural jalur yang terbentuk adalah

Dari persamaan di atas didapat bahwa:


a. Hubungan antara Pengangguran (Y) berbanding terbalik dengan Rata-rata
Pengeluaran , Sektor Pertanian , Jumlah Penduduk . Artinya
semakin tinggi variabel Rata-rata Pengeluaran , Sektor Pertanian ,
Jumlah Penduduk maka persentase Pengangguran (Y) akan menurun di
daerah Mandailing Natal.
b. Hubungan antara Tingkat Kemiskinan (Z) berbanding terbalik dengan
Ratarata Pengeluaran dan Pengangguran (Y). Artinya semakin tinggi
variabel Rata-rata Pengeluaran dan Pengangguran (Y) maka persentase
Tingkat Kemiskinan (Z) akan menurun. Namun hubungan antara Tingkat
Kemiskinan (Z) berbanding lurus dengan variabel Sektor Pertanian dan
Jumlah Penduduk . Artinya semakin tinggi variabel Sektor Pertanian
dan Jumlah Penduduk maka persentase Tingkat Kemiskinan (Z) akan
semakin meningkat.
2. Berdasarkan penelitian variabel Rata-rata Pengeluaran , Sektor Pertanian
, Jumlah Penduduk hanya memberi kontribusi secara bersama-sama
sebesar 0.095 atau 0.95 % terhadap Pengangguran (Y) dan sisanya dipengaruhi
oleh faktor lain yang tidak diamati dalam penelitian ini.
3. Berdasarkan penelitian variabel Rata-rata Pengeluaran , Sektor Pertanian
, Jumlah Penduduk dan Pengangguran (Y) memberi kontribusi secara
bersama-sama sebesar 0.606 atau 60.6 % terhadap Tingkat Kemiskinan (Z) dan
sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diamati dalam penelitian ini.

44
4. Dari penelitian diperoleh nilai sebesar dan sebesar 4.76 hal
ini berarti , maka diterima. Yang berarti tidak ada pengaruh
Rata-rata Pengeluaran , Sektor Pertanian , Jumlah Penduduk
terhadap Pengangguran (Y) di Kab. Mandailing Natal.
5. Dari penelitian ini diperoleh sebesar dan sebesar 5.19 hal ini
berarti , maka diterima. Yang berarti tidak ada pengaruh
Rata-rata Pengeluaran , Sektor Pertanian , Jumlah Penduduk serta
Pengangguran (Y) terhadap Tingkat Kemiskinan (Z) di Kab. Mandailing Natal.

5.2 Saran
Berdasarkan uraian dan kesimpulan yang telah disebutkan, penulis memberikan
saran yang diharapkan dapat bermanfaaat bagi semua pihak. Beberapa saran tersebut
adalah sebagai berikut:

1. Dalam menganalisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Kemiskinan di Kab.


Mandailing Natal, penulis menggunakan metode Analisis Jalur. Untuk
penelitian selanjutnya alangkah lebih baik jika menggunakan metode yang
berbeda dan menambah jumlah variabel untuk menghasilkan kesimpulan atau
hasil analisis yang lebih luas.
2. Analisis dalam penelitian ini menggunakan alat bantu komputer, akan lebih
mudah untuk melihat hasil apabila menggunakan software Microsoft Excel
terbaru.
3. Dengan hasil analisis sebaiknya pemerintah daerah Kab. Mandailing Natal
lebih memperhatikan kondisi Sektor Pertanian, Jumlah Penduduk Serta
Pengangguran di Kabupaten Mandailing Natal agar tingkat kemiskinan di
daerah Mandailing Natal bisa semakin menurun.

45
DAFTAR PUSTAKA
Engkos. (2012). Cara Mudah menggunakan dan memakai Path Analysis (Analisis
jalur). Jakarta : Rajawali Press.

Indikator Kemiskinan 2020 (Badan Pusat Statistik Jakarta Pusat 2020).

Indikator Kemiskinan Provinsi Sumatera Utara 2020 , Badan Pusat Statistik Provinsi
Sumatera Utara 2020 (2020).

Mandailing Natal dalam Angka2021 (Badan Pusat Statistik Mandailing Natal 2020).

Nidjosandjojo. (2011). Metode Analisis Jalur (Path Analysisi) dan Aplikasinya .


Jakarta: Pustaka Sinar Harapan .

Raharjo, S. (2019). SPSS Indonesia. Dipetik Juni 10, 2021, dari spssindonesia:
https://www.spssindonesia.com/

Yacoub, Y. (2012). Pengaruh Tingkat Pengangguran terhadap Tingkat Kemiskinan


Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Barat. Dipetik Juli 15, 2021, dari
repositori polnep:
http://222.124.219.216/xmlui/bitstream/handle/123456789/63/06eksos%204%
20yarlina%20okt12.pdf?sequence=1

46

Anda mungkin juga menyukai