NAMA : MILLINNIA
NIM : 041252896
n
TR1−T C1
Nilai Perusahaan = ∑ [pers.1.2]
t =1 (1+ i)1
Bagian pemasaran dari suatu perusahaan bertanggung jawab besar dalam
pengelolaan penjualan. Bagian produksi bertanggung jawab dalam
pengelolaan biaya produksi. Bagian keuangan bertanggung jawab dalam
mencari dan mengelola modal untuk menunjang kegiatan-kegiatan
perusahaan serta menetapkan tingkat diskonto yang terbaik.
2) Gitman (2006:352)
Nilai Perusahaan adalah nilai aktual per lembar saham yang akan
diterima apabila aset perusahaan dijual sesuai harga saham.
3) Harmono (2009:233)
Nilai Perusahaan adalah kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh
harga saham yang dibentuk oleh permintaan dan penawaran pasar
modal yang merefleksikan penilaian masyarakat terhadap kinerja
perusahaan.
4) Sartono (2010:487)
Nilai Perusahaan adalah nilai jual sebuah perusahaan sebagai suatu
bisnis yang sedang beroperasi. Adanya kelebihan nilai jual diatas nilai
likuidasi adalah nilai dari organisasi manajemen yang menjalankan
perusahaan itu.
5) Noerirawan (2012)
Nilai Perusahaan adalah kondisi yang telah dicapai oleh suatu
perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat terhadap
perusahaan setelah melalui suatu proses kegiatan selama beberapa
tahun, yaitu sejak perusahaan tersebut didirikan sampai dengan saat
ini.
2) Nilai Pasar
Nilai pasar atau disebut kurs adalah harga yang terjadi dari proses
tawar menawar di pasar saham. Nilai pasar hanya dapat ditentukan
apabila saham perusahaan dijual di pasar saham.
3) Nilai Intrinsik
Pengertian nilai intrinsik adalah konsep terabstrak sebab mengacu
pada perkiraan nilai riil suatu perusahaan. Nilai perusahaan dalam
konsep nilai intrinsik bukan sekedar harga dari sekumpulan aset,
namun juga nilai perusahaan sebagai entitas bisnis yang memiliki
kemampuan menghasilkan keuntungan di kemudian hari.
4) Nilai Buku
Pengertian nilai buku adalah nilai perusahaan yang dihitung
berdasarkan konsep akuntansi. Sederhananya, nilai buku dihitung
dengan membagi selisih antar total aset dan total utang dengan jumlah
saham yang beredar.
5) Nilai Likuidasi
Pengertian nilai likuidasi adalah nilai jual semua aset perusahaan
setelah dikurangi semua kewajiban yang harus dipenuhi. Nilai
likuidasi dapat dihitung berdasarkan neraca performa yang disiapkan
saat perusahaan akan dilikuidasi (sama dengan menghitung nilai
buku).
Pengukuran nilai perusahaan dapat diukur dengan harga saham
menggunakan rasio yang disebut rasio penilaian. Rasio penilaian
memberikan informasi seberapa besar masyarakat menghargai perusahaan,
sehingga masyarakat tertarik untuk membeli saham dengan harga lebih
tinggi dibandingkan nilai bukunya. Berikut beberapa cara mengukur nilai
perusahaan, diantaranya yaitu :
1) Price Earning Ratio (PER)
Price Earning Ratio (PER) menunjukkan beraa banyak jumlah uang
yang rela dikeluarkan investor untuk membeyar setiap dolar laba yang
dilaporkan. Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar
perbandingan antara harga saham perusahaan dengan keuntungan
yang diperoleh pemegang saham.
Keterangan:
Q = nilai perusahaan
EMV = nilai pasar ekuitas
EBV = nilai buku dari total aktiva
D = nilai buku dari total hutang
EMV diperoleh dari hasil perkalian harga saham penutupan pada akhir
tahun (closing price) dengan jumlah saham yang beredar pada akhir
tahun sedangkan EBV diperoleh dari selisih total asset perusahaan
dengan total kewajibannya.
2. Suatu keputusan manajerial harus diselesaikan oleh perusahaan berkaitan dengan
prinsip tata kelola manajerial; mengenai Principal Agent. Jelaskan Principal Agent
Problems terkait dengan moral hazard suatu perusahaan!
Jawab : Dalam teori keagenan menjelaskan tentang dua pelaku ekonomi yang
saling bertentangan yaitu prinsipal dan agen. Hubungan keagenan
merupakan suatu kontrak dimana satu atau lebih orang (prinsipal)
memerintah orang lain (agen) untuk melakukan suatu jasa atas nama
prinsipal serta memberi wewenang kepada agen membuat keputusan yang
terbaik bagi prinsipal (Ichsan, 2013). Jika prinsipal dan agen memiliki
tujuan yang sama maka agen akan mendukung dan melaksanakan semua
yang diperintahkan oleh prinsipal.
Dalam banyak kasus, berbagai kasus korupsi dalam lembaga bisnis terjadi
karena permasalahan principal agent dan praktik moral hazard dari
pegawainya. Mengapa hal ini bisa terjadi? Jajaran manajemen maupun staf
operasional memiliki tugas yang kompleks yang disertai dengan banyak
pertemuan, perjalanan dinas, berbagai proyek kerja sama riset, serta
pembagian dan koordinasi tugas yang berlapis di mana pelaksanaanya
tidak secara detail termonitor oleh principal. Berbagai aktivitas tersebut
tampaknya dapat dipertanggungjawabkan dan perlu dibiayai. Meskipun
demikian, dibalik itu, seringkali terdapat sejumlah manipulasi anggaran
dan praktik korupsi keuangan perusahaan yang akhirnya berdampak
negatif terhadap keuangan perusahaan dan pada titik tertentu dapat
berujung pada kebangkrutan perusahaan.