Anda di halaman 1dari 5

SOAL 1

Secara umum ada dua pendekatan dalam penilaian harga saham, yaitu metode fundamental dan
metode teknis.
1. Metode fundamental adalah metode penilaian saham yang lebih menitik beratkan pada hasil
operasi perusahaan daripada transaksi harga saham perusahaan, sebagaimana penggunaan
prinsip – prinsip dari analisa laporan keuangan yang dapat menggambarkan sehat tidaknya
kinerja perusahaan, lalu selanjutnya menghubungan dengan harga saham suatu perusahaan
yang layak dibeli (undervalue) dan mana yang tidak layak (overvalue).
2. Metode teknis adalah metode penilaian harga saham yang hanya didasarkan pada pergerakan
harga saham di bursa, yaitu apakah secara teknis suatu harga saham akan naik atau turun
tanpa memperhatikan fundamental atau kinerja perusahaan. Beberapa metode yang biasa
dijadikan acuan bagi investor atau analis pasar modal saat ini adalah :
1. Metode Price Earning Ratio (PER)
PER Ini digunakan untuk menentukan nilai intrinsik atau harga wajar suatu saham
dengan mengetahui berapa estimasi pengembalian jika investor membeli saham tersebut.
Secara umum PER juga dapat digunakan untuk membandingkan harga saham suatu
perusahaan dalam industri sejenis, untuk melihat apakah harga saham tersebut mahal.

EPS merupakan laba bersih per lembar saham. Misal, EPS suatu saham Rp200, maka
laba yang dihasilkan perusahaan tersebut Rp200 per lembar saham. Semakin tinggi EPS
dari waktu ke waktu, menunjukkan perusahaan tersebut tumbuh dengan baik.

2. Metode Perkiraan Pendapatan


Selain metode PER, metode estimasi laba juga bertujuan untuk mengetahui nilai intrinsik
atau nilai wajar suatu saham kemudian membandingkannya dengan setiap pergerakan
perdagangan pergerakan harga saham tersebut. Ada juga perbedaan antara metode
estimasi pendapatan dan metode PER, yaitu metode PER tidak memasukkan prediktor
pendapatan investor, sedangkan penilaian saham menggunakan metode estimasi
Pendapatan mencakup faktor seberapa besar pendapatan yang akan diperoleh investor.
dibagikan kepada investor dari pendapatan atau keuntungan perusahaan. serta faktor suku
bunga yang berlaku secara umum.

3. Metode Price To Book Value (Metode PBV)


PBV adalah output perbandingan antara harga pasar saham menggunakan nilai buku per
saham. Nilai buku per saham diperoleh menggunakan membagi semua kapital sendiri
perusahaan menggunakan semua saham yg ditempatkan & disetor penuh. PBV
mendeskripsikan seberapa besar investor pasar menilai nilai buku saham suatu
perusahaan. Dapat diartikan bahwa meningkat rasio PBV maka meningkat apresiasi pasar
terhadap prospek perusahaan, tetapi pada sisi lain peningkatan atau rasio PBV yg tinggi
pula bisa berarti peningkatan risiko bagi investor. Rumus PBV merupakan menjadi
berikut:

4. Metode Return on Equity (ROE)


ROE merupakan rasio yang menunjukan laba bersih yang dihasilkan dari modal
perusahaan. Misal, saham KLMN memiliki ROE 50%, maka dapat diartikan saham
KLMN mampu menghasilkan laba atau keuntungan sebesar 50% dari modal
perusahaannya. Maka itu, semakin tinggi ROE, perusahaan dianggap mampu mengelola
modal untuk menghasilkan laba yang besar.

5. Debt to Equity Ratio (DER)


DER merupakan rasio untuk melihat besaran utang dibandingkan dengan modal yang
dimiliki perusahaan. Apabila DER suatu saham lebih dari 1X atau 100%, berarti utang
perusahaan lebih besar dari ekuitasnya. Sedangkan, apabila DER kurang dari 1X atau
100%, berarti utang perusahaan lebih kecil dari ekuitasnya. Misal, saham KLMN
memiliki DER sebesar 0.15X atau 15%, berarti utang perusahaannya lebih kecil dari
ekuitasnya karena di bawah 1X atau 100%.
6. Dividen Yield (DY)
DY merupakan rasio yang menunjukan dividen per lembar saham dibandingkan dengan
harga sahamnya. DY menggambarkan seberapa besar dividen yang diberikan perusahaan
ke pemegang saham. Misal, saham KLMN memberikan dividen sebesar 240 rupiah per
lembar sahamnya, di mana harga saham KLMN saat ini sebesar 6.000 per lembar, maka
dividend yield KLMN ialah sebesar 4%. Jika sebuah perusahaan memiliki DY yang
tinggi, biasanya menjelang pengumuman dividen harga saham akan naik.
SOAL 2
Menghitung rasio nilai saham PT Indofood Sukses Makmur 2020-2021
1. Berdasarkan PER

Dik:
EPS2020 = 427 Harga Saham =
EPS2021 = 616

Jawab :

PER2020 = 6.400 : 427 = 14,9


PER2021 = 6.400 : 616 = 10,3

Dari nilai PER tahun 2020 & 2021 PT Indofood Sukses Makmur, disini dapat dilihat nilai
PER 2020 14,9 dan PER 2021 yang bernilai 10,3.

2. Jika dilihat secara historikal, nilai intrinsik saham tahun 2021 lebih murah dari pada nilai
saham intrinsik pada tahun 2020, hal tersebut dikarenakan nilai PER tahun 2021 lebih rendah
dari nilai PER 2021. Jadi lebih baik bagi investor untuk melakukan investasi pada tahun
2021.
3. Dik :
Jumlah saham beredar 2021 = 8.780.426.500
Ekuitas yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk 2020 = 42.374.298.000.000
Ekuitas yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk 2021 = 45.317.165.000.000
Harga Saham =
Nilai Buku Saham 2020 = 42.374.298.000.000 : 8.780.426.500 = 4.825,9
Nilai Buku Saham 2021 = 45.317.165.000.000 : 8.780.426.500 = 5.161,2

PBV2020 = 6.400 : 4.825,9= 1,32


PBV2021 = 6.400 : 5161,2 = 1,24

Berarti harga atau nilai pasar saham perusahaan adalah 1.32 kali nilai buku perusahaan pada
tahun 2020 dan 1,24 kali nilai buku perusahaan pada tahun 2021. Harga saham dikastakan
mahak karen nilai PBV diatas 1.

Anda mungkin juga menyukai