Anda di halaman 1dari 11

NILAI PERUSAHAAN

NANA HIDAYAT
15620058
Pengertian Lembaga Keuangan Bank
Badan usaha yang kegiatannya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kredit atau dalam bentuk lain kepada masyarakat guna meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

PENGERTIAN

Nilai ini merupakan penghargaan masyarakat atas kinerja perusahaan dan prestasi yang
diraih dalam melayani masyarakat atau para pemangku kepentingan. Bagi pemilik dan
calon pemilik nilai perusahaan ini sangat diperhatikan karena menunjukan kemampuan
perusahaan meningkatkan kesejahteraan pemiliknya.
Jenis-jenis Nilai Perusahaan
Terdapat lima jenis nilai perusahaan berdasarkan metode perhitungan yang digunakan, yaitu (Yulius
dan Tarigan, 2007:3):
1. Nilai Nominal. Nilai nominal adalah nilai yang tercantum secara formal dalam anggaran dasar
perseroan, disebutkan secara eksplisit dalam neraca perusahaan, dan juga ditulis secara jelas
dalam surat saham kolektif.

2. Nilai Pasar. Nilai pasar sering disebut kurs adalah harga yang terjadi dari proses tawar menawar di
pasar saham. Nilai ini hanya bisa ditentukan jika saham perusahaan dijual di pasar saham.

3. Nilai Intrinsik. Nilai intrinsik merupakan konsep yang paling abstrak, karena mengacu kepada
perkiraan nilai riil suatu perusahaan. Nilai perusahaan dalam konsep nilai intrinsik ini bukan sekedar
harga dari sekumpulan aset, melainkan nilai perusahaan sebagai entitas bisnis yang memiliki
kemampuan menghasilkan keuntungan di kemudian hari.

4. Nilai Buku. Nilai buku adalah nilai perusahaan yang dihitung dengan dasar konsep akuntansi.
Secara sederhana dihitung dengan membagi selisih antar total aset dan total utang dengan
jumlah saham yang beredar.

5. Nilai Likuidasi. Nilai likuidasi adalah nilai jual seluruh aset perusahaan setelah dikurangi semua
kewajiban yang harus dipenuhi. Nilai likuidasi dapat dihitung dengan cara yang sama dengan
menghitung nilai buku, yaitu berdasarkan neraca performa yang disiapkan ketika suatu
perusahaan akan dilikuidasi.
Pengukuran Nilai Perusahaan

a. Price Earning Ratio (PER)

Price earning ratio (PER) menunjukkan berapa banyak jumlah uang yang rela dikeluarkan oleh para
investor untuk membayar setiap dolar laba yang dilaporkan (Brigham dan Houston, 2006:110).

Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar perbandingan antara harga saham perusahaan
dengan keuntungan yang diperoleh oleh para pemegang saham.

Kegunaan price earning ratio adalah untuk melihat bagaimana pasar menghargai kinerja perusahaan
yang dicerminkan oleh earning per share nya. Price earning ratio menunjukkan hubungan antara pasar
saham biasa dengan earning per share.

Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur Price earning ratio (PER) adalah sebagai berikut:
b. Price to Book Value (PBV)

Price to Book Value (PBV) adalah rasio yang menunjukkan apakah harga saham yang
diperdagangkan overvalued (di atas) atau undervalued (di bawah) nilai buku saham tersebut
(Fakhruddin dan Hadianto, 2001).

Price to Book Value (PBV) menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham
suatu perusahaan. Makin tinggi rasio ini, berarti pasar percaya akan prospek perusahaan
tersebut. PBV juga menunjukkan seberapa jauh suatu perusahaan mampu menciptakan nilai
perusahaan yang relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan

Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur Price to Book Value (PBV) adalah sebagai
berikut:
C. Penilaian Sac. Tobin’s Q

Alternatif lain yang digunakan dalam mengukur nilai perusahaan adalah dengan menggunakan
metode Tobin’s Q yang dikembangkan oleh James Tobin. Tobin’s Q dihitung dengan
membandingkan rasio nilai pasar saham perusahaan dengan nilai buku ekuitas perusahaan
(Weston dan Copeland, 2001).

Rasio Q lebih unggul daripada rasio nilai pasar terhadap nilai buku karena rasio ini fokus pada
berapa nilai perusahaan saat ini secara relatif terhadap berapa biaya yang dibutuhkan untuk
menggantinya saat ini.

Adapaun rumus Tobin’s Q adalah sebagai berikut:


Struktur Modal

Teori struktur modal menjelaskan apakah ada pengaruh perubahan struktur modal terhadap nilai
perusahaan, apabila keputusan investasi dan kebijakan dividen dipegang konstan. Dengan kata
lain, seandainya perusahaan mengganti sebagai modal sendiri dengan hutang (atau sebaliknya)
apakah harga saham akan berubah, apabila perusahaan tidak merubah keputusan-keputusan
keuangan lainnya. Jika perubahan struktur modal tidak merubah nilai perusahaan, bearti bahwa
tidak ada struktur modal yang terbaik. Tetapi jika dengan mengubah struktur modal ternyata nilai
perusahaan berubah, maka akan diperoleh struktur modal yang terbaik
Faktor yang Mempengaruhi struktur Modal

1. Profitabilitas
Menurut Sartono (2001) profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh laba
dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.

2. Stabilitas Penjualan
Stabilitas penjualan dan rasio-rasio utang berhubungan satu sama lain secara langsung. Dengan
stabilitas yang lebih besar dalam penjualan dan laba, suatu perusahaan dapat mengambil beban
tetap utang dengan risiko yang lebih sedikit daripada bila penjualan dan labanya mengalami
penurunan secara periodik dalam hal yang disebut terakhir perusahaan akan menghadapi kesulitan
dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya.

3. Struktur Saingan
Kemampuan pelayanan utang tergantung pada kemampuan untuk memperoleh laba dan juga
volume penjualan. Oleh karena itu, stabilitas margin laba adalah sama pentingnya dengan stabilitas
penjualan. Artinya, perusahaan baru memasuki industri dan kemampuan perusahaan yang bersaing
untuk memperluas kapasitas mempengaruhi margin laba.

4. Struktur Aktiva
Struktur aktiva mempengaruhi sumber-sumber pembelanjaan dalam beberapa cara. Perusahaan
dengan aktivaaktiva tetap yang berumur panjang, terutama bila permintaan untuk keluaran /
outputnya secara relatif dijamin.
5. Sikap Manajemen
Sikap manajemen yang paling banyak mempengaruhi secara langsung pilihan pembelanjaan
adalah hal-hal yang menyangkut pengendalian (control) perusahaan dan risiko.

6. Sikap Pemberi Pinjaman


Lepas dari analisis-analisis menajemen atas faktor-faktor leverage yang tepat bagi perusahaan-
perusahaan mereka, tidak terdapat permasalahan kecuali bahwa sikap para pemberi
pinjaman (lender) sering dianggap sebagai determinan penting kadang-kadang sangat
penting (faktor yang menentukan) dari struktur-struktur modal.
Menurut Brigham (2006), ada empat faktor yang mempengaruhi keputusan struktur modal, yaitu:

1. Risiko Bisnis
Yakni risiko yang melekat pada operasi perusahaan apabila perusahaan tidak menggunakan
utang, makin besar risiko bisnis perusahaan maka makin rendah rasio utang yang optimal.

2. Posisi Pajak Perusahaan


Yakni dalam menggunakan utang maka biaya bunga dapat dikurangkan dalam perhitungan
pajak sehingga menurunkan biaya utang yang sesungguhnya.

3. Fleksibilitas Keuangan
Yakni kemampuan untuk menambah modal dengan persyaratan yang wajar dalam keadaan
yang memburuk, para manajer dana perusahaan mengetahui bahwa modal yang kuat
diperlukan untuk operasi yang stabil dan pemilik modal lebih suka menanamkan modalnya pada
perusahaan dengan posisi neraca yang baik bila keadaan perekonomian stabil.

4. Konservatisme atau Agresivitas Manajemen


Yakni ada sebagian manajer lebih agresif dari yang lain, sehingga sebagian perusahaan lebih
cenderung menggunakan utang untuk meningkatkan laba, dimana hal ini tidak mempengaruhi
struktur modal yang optimal, tetapi akan mempengaruhi struktur modal yang ditargetkan.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai