Anda di halaman 1dari 5

Pengertian Analisa Laporan Keuangan

Analisa laporan keuangan adalah kegiatan menganalisa laporan keuangan. Yang lahir dari suatu konsep
dan sistem akutansi keuangan. Dengan memahami sifat dan konsep akutansi keuangan maka akan lebih
mengenal sifat dan konsep laporan keuangan sehingga dapat menjaga kemungkinan salah tafsir
terhadap informasi yang diberikan melalui laporan keuangan sehinggakesimpulan yang disapat akan
lebih akurat.

Tujuan Analisa Laporan Keuangan

Untuk mengetahui perubahan posisi keuangan perusahaan pada satu periodetertentu baik aktiva,
kewajiban, dan harta maupun hasil usaha yang telahdicapai untukbeberapa p

Untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan apa saja yang dimiliki oleh perusahaan.

Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukankedepan yang berkaitan
dengan posisi keuangan saat ini.

Untuk melakukan penilaian atau evaluasi kinerja manajemen kedepan,apakah perlu penyegaran atau
tidak karena sudah dianggap berhasil atau

Teknik Analisa Laporan Keuangan.

Metode Komparatif.

Metode ini digunakan dengan memanfaatkan angka-angka laporan keuangan danmembandingkan


dengan angka-angka laporan keuangan lainnya. Misalnyaperbandingan dalam beberapa tahun
contohnya, laporan keuangan tahun 2001dibandingkan dengan laporan keuangan tahun 2002, atau
perbandingan dengan budget (anggaran perusahaan).

Metode Analisis.

Analisis ini harus menggunakan teknik perbandingan laporan keuangan beberapa tahundan dari sini
digambarkan trendnya. Trend analysis ini biasanya dibuat melalui grafik.Dan untuk itu perlu dibantu
oleh pengetahuan statistik misalnya menggunakan linear programming , rumuschi square, rumus y = a +
bx.
Common Size Financial Statement (Laporan bentuk awam).

Metode ini merupakan metode analisis yang menjadikan laporan keuangan dalambentuk presentasi.
Presentasi itu biasanya dikaitkan dengan suatu jumlah yang dinilaipenting, misalnya asset untuk neraca,
penjualan untuk laba rugi.

Metode Index Time Series.

Metode ini dihitung dengan indeks dan digunakan untuk mengkonversikan angka-angkalaporan
keuangan. Biasanya ditetapkan tahun dasar yang diberi indeks 100. Untuk menghitung indeks maka
digunakan rumus sebagai berikut :

Indeks 2001 = Angka Laporan Keuangan 2001 X 100%

Angka Dasar

Rasio Laporan Keuangan

Rasio laporan keuangan adalah perbandingan antara pos-pos tertentu dengan pos lain yang memiliki
hubungan signifikan (berarti). Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan hubungan antara pos
tertentu dengan pos lainnya. Adapun rasio keuangan yang popular adalah :

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan
semua kebutuhan jangka pendek. Adapun yang termasuk dalam rasiolikuiditas adalah :

Rasio Lancar adalah kemampuan untuk membayar kewajiban yang segera harus dipenuhi denganaktiva
lancar. Apabila rasio lancar ini 1 : 1 atau 100 %, berarti aktiva lancar dapat menutupi semua hutang
lancar.

Rasio Cepat (Quick ratio), Rasio ini menunjukan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu
menutupi hutang lancar. Semakin besar rasio ini maka semakin baik, rasio ini disebut juga dengan acid
test ratio. Angka rasio ini tidak harus 100 % atau 1 : 1.

Rasio Kas atas Aktiva Lancar, Rasio ini menunjukan porsi jumlah kas dibandingkan dengan total aktiva
lancar.
Rasio Kas atas Hutang Lancar, Rasio ini menunjukan porsi jumlah kas yang dapat menutupi hutang
lancar.

Rasio Aktiva Lancar dan Total Aktiva, Rasio ini menunjukan porsi aktiva lancar atas total aktiva.

Aktiva Lancar dan Total Hutang, Rasio ini menunjukan porsi aktiva lancar atas total kewajiban
perusahaan.

2. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang
atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio solvabilitas antara lain :

1. Rasio Hutang atas Modal.

Rasio ini menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang-hutang kepada
pihak luar. Semakin kecil rasio ini semakin baik.

2. Debt Service Ratio.

Rasio ini menggambarkan sejauh mana laba setelah dikurangi bunga dan penyusutan serta biaya nonkas
dapat menutupi kewajiban bunga dan pinjaman. Semakin besar rasio ini semakin besar perusahaan
dapat menutupi semua hutang-hutangnya.

3. Rasio Hutang atas Aktiva.

Rasio ini menunjukan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva, lebih besar rasionya maka lebih
aman, supaya aman porsi hutang terhadap aktiva harus lebih kecil.

3. Rasio Profitabilitas.

Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba melalui semua
kemampuan dan sumber yang ada, seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan dan
sebagainya. Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba disebut juga
operating ratio. Rasio profitabilitas antaralain :
Profit Margin. Angka ini menunjukan berapa besar presentase pendapatan bersih yang diperoleh dari
setiap penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam
mendapatkan laba cukup tinggi.

Return On Total Assets. Rasio ini menunjukan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur
dari nilai aktiva.

Return On Investment. Rasio ini menunjukan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari
modalpemilik. Semakin besar maka akan semakin baik.

Operating Ratio. Menunjukan biaya operasi per rupiah penjualan, semakin besar rasio ini berarti
semakin buruk.

4. Rasio Aktivitas.

Rasio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik
dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya. Rasio ini menunjukan bagaimana sumber
daya telah dimanfaatkan secara optimal, kemudian dengan cara membandingkan rasio aktivitas dengan
standar industri, maka dapat diketahui tingkat efisiensi perusahaan dalam industri. Yang termasuk
dalam rasio ini adalah :

1. Receivable Turn Over

Rasio ini menunjukan berapa cepat penagihan piutang. Semakin besar semakin baikkarena penagihan
piutang dilakukan dengan cepat.

2. Inventory Turn Over.

Rasio ini menunjukkan seberapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksinormal. Semakin
besar rasio ini semakin baik karena dianggap bahwa kegiatan penjualan berjalan cepat.

3. Fixed Asset Turn Over.

Rasio ini menunjukkan berapa kali nilai aktiva berputar jika diukur dari nilai penjualan. Semakin tinggi
rasio ini semakin baik artinya kemamapuan aktiva tetap menciptakan penjualan tinggi.

4. Total Asset Turn Over.


Rasio ini menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan dengandengan kata lain
seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik.

5. Periode Penagihan Piutang.

Angka ini menunjukkan berapa lama perusahaan melakukan penagihan piutang. Semakin pendek
periodenya semakin baik. Rasio ini sejalan dengan informasi yang digambarkan receivable turn over.

Anda mungkin juga menyukai