TAKBERWUJUD
(INTANGIBLE ASSETS)
AUDITING 2
PENGERTIAN DAN SIFAT ATB
PSAK No.19
(2017) Sifat ATB
ATB adalah aktiva non Mempunyai masa
moneter teridentifikasi manfaat lebih dari
tanpa wujud fisik satu tahun;
Tidak mempunyai
bentuk, sehingga tidak
bisa dipegang/diraba
atau dilihat;
Diperoleh dengan
mengeluarkan
sejumlah uang
tertentu yang
jumlahnya cukup
material
CONTOH ATB
• Untuk memeriksa apakah perolehan, penambahan dan penghapusan ATB, didukung oleh bukti-bukti yang
2 sah dan lengkap serta diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang.
• Untuk memeriksa apakah ATB yang dimiliki perusahaan masih mempunyai kegunaan dimasa yang akan
3 datang (manfaatnya lebih dalam satu tahun).
• Untuk memeriksa apakah amortisasi ATB dilakukan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
4 Indonesia (SAK)
• Untuk memeriksa apakah hasil/ pendapatan yang diperoleh dari ATB sudah dicatat dan diterima oleh
5 perusahaan
• Untuk memeriksa apakah penyajian ATB dalam laporan keuangan sudah dilakukan dengan prinsip
6 akuntansi yang berlaku umum diIndonesia (SAK)
TUJUAN AUDIT ATB
Untuk memeriksa apakah amortisasi aktiva tak berwujud dilakukan sesua idengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (SAK)
• Jumlah yang dapat diamortisasi dari ATB harus dialokasikan secara sistematis
berdasarkan perkiraan terbaik dari masa manfaatnya.
• Pada umumnya masa manfaat suatu ATB tidak akan melebihi 20 tahun sejak tanggal aktiva
siap digunakan
• Biaya amortisasi setiap periode harus diakui sebagai beban kecuali PSAK lainnya
mengizinkan atau mengharuskannya untuk dimasukkan kedalam nilai tercatat aktiva lain.
• Terdapat berbagai metode amortisasi untuk mengalokasikan jumlah yang dapat diamortiasi
dari suatu aktiva atas dasar yang sistematis sepanjang masa manfaatnya.
• Metode-metode itu meliputi metode garis lurus, metode saldo menurun, dan
metode jumlah unit produksi
TUJUAN AUDIT ATB
Lanjutan….
• Jika auditor menyimpulkan bahwa internal control atas ATB adalah baik, maka ruang lingkup
(scope) pemeriksaan bisa dipersempit
Minta perincian ATB per tanggal neraca, yang antara lain menunjukkan:-
saldo awal, penambahan, amortisasi dan penghapusan serta saldo akhir
• Penambahan ATB bisa berasal dari pembelian (goodwill, hak patent)atau perusahaan
melakukan riset untuk membuat produk-produk baru, yang jika dianggap marketable bisa
diurus (didapatkan) hak patentnya ke Direktorat Hak Patent,sehingga perusahaan lain tidak boleh
membuat prodek yang sama, kecuali membayar royalty kepada pemegang hak patent.
Cocokkan saldo awal dan saldo akhir ke buku besar, lalu check footing dan
cross footing.
PROSEDUR AUDIT ATAS ATB
Periksa perjanjian-perjanjian yang dibuat perusahaan dengan pihak ketiga yang ingin
menggunakan hak patent, hak cipta dan franchise yang dimiliki perusahaan.
•Periksa apakah pendapatan dari perjanjian tersebut (dalam bentuk royalty fee) sudah dicatat dan diterima
perusahaan
•Perjanjian untuk menjual/menyewakan hak patent, hak cipta dan franchise milik perusahaan kepada pihak
ketiga, biasanya dilakukan dihadapan notaries, karena itu auditor harus meminta copy perjanjian tersebut untuk
permanent file. Untuk royalty yang diperoleh harus diperiksa apakah sudah dikenakan PPh 23 sesuai
dengan peraturan pajak yang berlaku
Periksa apakah penyajian ATB dalam laporan keuangan sudah sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (SAK).
•Dalam hal ini perusahaan harus mencatat perolehan/penambahan ATB sebesar harga perolehannya.
•Di neraca ATB disajikan sebagi sebesar nilai netonya, setelah diamortisasi.
•Sedangkan di catatan atas laporan keuangan harus dijelaskan antara lain: saldo ATB terdiri dari apa
saja, dengan mencantumkan nilai neto masing-maing jenis ATB, dan metode serta periode amortisasinya.
•Di kertas kerja pemeriksaan ATB, auditor harus mencantumkan kesimpulan pemeriksaannya
mengenai kewajaran saldo perkiraan ATB