Anda di halaman 1dari 23

PROFITA

ISSN :2086-7662

0
MERCUBUANA
KOMUNIKASI ILMIAH
gffimY**v
ISO 9001 : 2000 Lic no : QEC 25538

Ei
AKUNTANSI & PERPAJAKAN Vol : 1 Edisi : ll Oktober 2010
\.1

Pengaruh Kepemilikan Manajemen, Kebijakan Hutang


dan Kebijakan Dividen terhadap Resiko : Studi
empiris pada emitem Bursa Efek Jakarta (BEJ)
penerima penghargaan corporate social
responsibility (CSR) 2006
Suharmadi

Pengaruh Return on Assets (ROA) dan Size


Perusahaan terhadap Kesempatan Pertumbuhan
Perusahaan yang Diukur dengan Pendekatan
Investment Opportunity Set (lOS)
Nurul Hidayah

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Dan Kepatuhan


Wajib Pajak Terhadap Peningkatan Penerimaan Pajak
Arissetyanto Nugroho, Caturida Meiwanto D., Herman

Perencanaan Strategi untuk Tercapainya,


Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
Syahril Djaddang
ISSN:2086-7662
PROFITA EDISI II - OKTOBER 2O1O

PROFITA
IIgMUNI(AS| ILMIAH
^, _,
A K u N TA n pnin r<n r,r
l!,i t*,f,E

Pengoruh KeRemifiko.l Monojerior,


Dividen lerhodop Resiko r
srrii .Kebijokon Hurong don Kebijokon
(BEJ) penerimo pengttorgoon-.o .,'ii.n
".piris.ptao rlro"=nr,o Burso
Efek Jokorro
.
i,.i"ti;;;l ,ity (csR) 2006
Suhormadi

Pengoruh Return o.n Assefs


(RoA) don size perusohoon
; d;;. n v o n s D u k u r d e n
-P
. rerhodop
[?::tr 1 I #;j;
H#iT " s o n i n l. t-o*r o n
i

"
. Nurul Hidayoh

i:l'ilti,ff i:T:,',*:: :i'Jl:f ' Do n Ke p o| u h o n woj ib pojo


k Te rh o d o p
' Arissetyanto Nugroho, caturida
Meiwanto Doktorafina, Herman 34
Perenconoon Slroregik unruk
Tercopoinyo, Akunrobifiros NrlrerJo
. syahrir Djaddang remeri
'\r) Kinerjo pemerinroh
s7

pEMBINA
: Dro. yuli HorwoniMM
DEWAN REDAKST : Nurut niO"V"f-, ii'"oo.Si. ot
REDAKTUR
n,."r'.,"f*"ri, Lionoh, Fitri Indriowoti
: Hesri
Reviewer: Dr.'ELAKSANA
Wiwiek UtomiSf.. Uri, At, Sro.r,
yudhi Hertionsyoh Alom SE., M.Si, Ak,
SE., M.Si, Ak, oon DR. Hermiyeti
SIRKULASt : Anwor SE

Jr Rovo Meruvcr
)^{iillli;?:::"", Jokorro-r
t6 Ext.5342, ilox. oZt_sltt3tz 650
Tetp. 02t_.5B4OB r

Penerbit : Fokurtos Ekonomiu^r!r"i.t Mercu Buono


- Jokorro
..PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN
KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP
PENINGKATAN PENERIMAAN PAJAK''

r oF,h :

Arissetyanto Nugroho, Caturida Meiwanto Doktoralina, Herman


Dosen Tetap Universitas Mercubuana Jakarta

ABSTRACT

The purpose of this research is to determine the effect of economic growth and taxpayer
complaince toward tax collection, especially income tax and value added tax. The data
obtained from 1993 until 2008. Some variables included in this research such as;
consumption, investment, goverment expenditure and import, and taxpayer complaince in
paying faxes fo the state to so-called effective-tax. The analyzing tools with used rb fhe
normally test, analyzing of variance, and goodness of flt and the t-test. The result of the
analysis finds that (1) the taxpayer complaince have a significant effect to improve tax
collection and value added tax, (2) economic growth have a significant effect to improve tax
collection and value added tax, and (3) taken together economic growth and tax complaince
have a significant effect to improve tax collection and value added tax
Keywords : economics growth, ax payer compliance, income tax, value added tax, and tax
collection

1. PENDAHULUAN
Sejak tahun 1990-an struktur rencana penerimaan pajak lebih
dan komposisi penerimaan Negara pasti, jika pertumbuhan ekonomi
mengalami perubahan yang yang ditandai dengan kenaikan
mendasar. lndonesia tidak lagi PDB setiap tahun. Hal ini akan
mengandalkan penerimaan Negara menjadi suatu pedoman dalam
untuk membiayai belanja Negara penyusunan APBN, khususnya
dari Penerimaan Migas dan Utang mengenai penerimaan perpajakan.
Luar Negeri, tetapi perlu atau Semenjak reformasi perpajakan di
menggali potensi dari sumber Indonesia, yang sebelumnya masih
lainnya. Sumber penerimaan menggunakan sistem peninggalan
Negara yang penting dan dominan zaman Belanda telah terjadi
salah satunya dari Penerimaan kenaikan yang cukup signifikan
Negara yang bersumber dari Pajak. dalam penerimaan pajak, hal ini
Penerimaan pajak
dapat ditunjukkan oleh pertumbuhan
dikatakan telah meningkat seiring rasio penerimaan pajak terhadap
dengan peningkatan PDB PDB (fax ratio) yang pesat seperti
Pemerintah dapat menetapkan terlihat pada gambar 1.

36
iiriii{iriiititlffiiilliiiiiiiii::iiiiii:iii:iiiiiii:iii:;::.:i:ffiiiii:fftiiXifi*of-r.,t*ifiF.f$t:l"f;id,R g

Gambar l. Tax Ratio

14
I
\2
t0
8

i-"_"i _t.'._-i --i_--i

1983 1985 1987 1989 1991 1993 1995 1997 1999 2001 2003 2004 2006 2008

Sumber: Data yang diolah dari Departemen Keuangan Republik Indonesia, 2009

Walaupun data yang akurat Undang Perpajakan dan Eksten-


menilai berapa jumlah tax gap sifikasi Perpajakan sehingga tax
lndonesia belum tersedia, namun effort tinggi dan akan mem-bentuk
dengan mengutip laporan Badan masyarakat patuh pajak.
Pemeriksa Keuangan dan Sejak tahun 2000 Direktorat
Pembangunan tentang audit kinerja Jenderal Pajak telah memulai
Direktorat Jenderal Pajak, bahwa langkah reformasi administrasi
Indonesia mempunyai tax gap yang perpajakan (tax
administration
cukup signifikan. Dengan reform) yang menjadi landasan
memperhatikan fax ratio lndonesia terciptanya administrasi perpajakan
tahun 2001 - 2006 yang yang modern, efisien dan
memperoleh persentase terendah dipercaya oleh
masyarakat.
dikawasan ASEAN yaitu hanya Langkah reformasi yang signifikan
12,2 - 13,5oh dan memperhatikan adalah pembentukan Kantor Wajib
rasio pajak akhir 2008 yang belum Pajak Besar dengan tujuan
bergerak dari realisasi 2004 yang memberikan pelayanan dan
mencapai 13,1o/o terhadap PDB. pengawasan yang lebih baik
lndonesia menetapkan tax ratio terhadap Wajib Pajak besar yang
(ratio pajak terhadap produk memberikan kontribusi yang relatif
domestik brutoiPDB) sebesar 13.5- besar terhadap penerimaan pajak,
14% atau Rp 567-588 triliun Pada Kantor Pelayanan pajak
dengan asumsi PDB Indonesia Wajib Pajak besar tersebut
pada 2008 mencapai Rp 4.200 dibentuk Account Representative
triliun. Untuk meningkatkan hal (AR) yang bertujuan untuk
tersebut maka diperlukan mengetahui segala tingkah laku,
perbaikan dan pelayanan ruang lingkup bisnis dan segala
perpajakan, pelaksanaan Undang sesuatu yang berkaitan dengan

37
hak dan kewajiban perpajakan dalam penelitian memberikan
Wajib Pajak yang diawasinya penjelasan, bahwa perilaku tidak
(knowing your taxpayef dan patuh (noncompliance) Wajib pajak
pelayanan kepada Wajib pajak sangat dipengaruhi oleh variable
dapat dilakukan secara tuntas pada sikap, norma subyektif, dan kontrol
satu meja dan peningkatan keperilakuan yang dipersepsikan.
pelayanan terhadap Wajib pajak Elia Mustikasari (2007) melakukan
dilakukan dengan on-line sysfem penelitian lanjutan yang
yang menyangkut pembayaran menjelaskan perilaku Wajib pajak
pajak (e-payment), pendaftaran badan dan dari penelitian terse6ut
Nomor Pokok Wajib pajak (e- diperoleh bahwa iklim keorga_
Registration) serta pelaporan SpT nisasian, kondisi keuangan dian
(e-Filing) Selain itu, reformasi fasilitas perusahaan terbukti secara
pengawasan terhadap pemenuhan signifikan berpengaruh terhadap
kewajiban perpajakan dilakukan ketidakpatuhan Wajib pajak badan.
meliputi: pertama pembentukan Herman (2002) melakukan
bank data (alat pengawasan). penelitian mengenai pertumbuhan
Kedua, mengembangkan E- ekonomi dan tax ratio. Hasil
mapping dan smart-mapping dan penelitiannya menyimpulkan bah-
ketiga melakuka n law enforcement wa Pajak Penghasilan dan pajak
antara lain penyanderaan (gejzling)
dan penyidikan.
Pertambahan Nilai signifikan
mempengaruhi peningkatan tax
Kepatuhan dan hal-hal yang ratio.
menyebabkan ketidakpatuhan Atas dasar latar belakang
serta upaya meningkatkannya dimaksud, maka rumusan masalah
menjadi salah satu agenda penting penelitian ini meliputi : (a) Apakah
yang secara terus menerus pertumbuhan ekonomi berpe_
dipelajari dan diperlukan langkah- ngaruh secara signifikan terhadap
langkah perbaikan yang dilaliukan o_eningkatan penerimaan pajak
oleh regulator. Mengingat (Pajak Penghasilan dan pajak
kesadaran dan kepatuhan Wajib Pertambahan Nitai) ? (b) Apakah
Pajak merupakan faktor penting kepatuhan Wajib pajak berpenga_
bagi peningkatan penerimaan ruh. secara signifikan terhadlp
pajak, maka secara intensif dikaji o_eningkatan penerimaan pajak
tentang faktor-faktor yang (Pajak Penghasilan dan pajak
mempengaruhi Wajib pajak dalam .
Pertambahan Nitai) ? (c) Apakah
membayar pajak. Beberapa peneliti pertumbuhan ekonomi dan kepa_
mengunakan Theory of planned tuhan Wajib Pajak secara bersama-
Behaviour untuk menjelaskan sama berpengaruh secara sig-
perilaku kepatuhan Wajib pajak nifikan terhadap peningkatan
orang pribadi (Blanthorne 2000; penerimaan pajak (pajak peng_
Bobek 2003). Modet Theory of hasilan dan Pajak pertambahan
Planned Behaviour yang digunakan Nilai) ?.

3B
r
r:r::,l:ii:r:i:iriiiiiiiiii'i:il,;tilii,,ifdiilI*i'iliiilitiliiri+i*'lftilillii+itiltfriiitiiiliillitlf*.Sf,, i*fliSK.tg$.F$l*io.*$;

2. LANDASAN TEORI masih dibutuhkan kebijakan-


L Pengertian Pertumbuhan Eko- kebijakan dalam mengimbangi
nomi kelemahan struktural, seperti
Pertumbuhan ekonomi adalah penegakan hukum yang dapat
proses dimana terjadi kenaikan menjamin kepastian usaha.
1
produk nasional bruto riil atau
pendapatan nasional riil. Per- Model Pertumbuhan
ekonomian dikatakan tumbuh atau Pertumbuhan ekonomi yang tinggi
berkembang bila terjadi partum- dan berkelanjutan merupakan
buhan output riil. Definisi salah satu kondisi utama bagi
pertumbuhan ekonomi yang lain kelangsungan pembangunan
1-
adalah bahwa pertumbuhan ekonomi di
Indonesia. pertum-
ekonomi terjadi bila ada kenaikan buhan ekonomi tersebut bersumber
output perkapita. Pertumbuhan dari sisi permintaan agregat atau
r ekonomi menggambarkan dan sisi penawaran agregat (AD)
kenaikan taraf hidup diukur dengan dan kurva penawaran agregat (AS)
) output riil per orang. Dengan disebut suatu titik keseimbangan
adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi yang menghasilkan suatu
ekonomi akan meningkatkan jumlah output agregat tertentu dan
sumber penerimaan, yang sangat suatu tingkat harga umum tertentu.
bermanfaat bagi pemerintah untuk Output agregat yang dihasilkan
meningkatkan penerimaan pajak. dalam suatu ekonomi (misalnya
suatu Negara) disebut dengan
Menurut Soesastro (2004), produk domestic bruto (PDB) yang
Pertumbuhan ekonomi adalah selanjutnya membentuk penda-
kenaikan kapasitas dalam jangka patan nasional. Bila pada periode
panjang dari negara yang awal (t=0), output = Yo, maka yang
bersangkutan untuk menyediakan dimaksud dengan pertumbuhan
berbagai barang ekonomi kepada ekonomi adalah bila pada periode
penduduknya. Kenaikan kapasitas berikutnya output= Y1
itu sendiri ditentukan atau
dimungkinkan oleh adanya
kemajuan atau penyesuaian Permintaan dan pertumbuhan
teknologi, institusional (kelem- ekonomi
bagaan), dan ideologis terhadap Sisi permintaan agregat
berbagai tuntutan keadaan yang (penggunaan PDB) terdiri dari
ada" empat komponen, yaitu konsumsi
Selanjutnya menurut Gultom rumah tangga (C), Investasi
(2005), bahwa kebijakan fiskal dan domestic bruto (l), Konsumsi atau
moneter sangat penting dan pengeluaran pemeintah (G), dan
diperlukan tetapi tidak cukup untuk ekspor neto, yaitu ekspor barang
meraih pertumbuhan yang tinggi dan jasa (X) minus impor barang
bagi ekonomi Indonesia. Untuk itu dan jasa (M) Sisi permintaan

39
t*,*Sf,*il#iH$.ts*i-t"r;ig"ffiHfiF:rxoil$iiili:i':ftiixrii{*i:iiifililiiffirirlliiii:.:liiinii iiriiliiffiriii#,:i

agregat didalam perekonomian tertentu; t-1


= tahun sebelumnya.
lndonesia bila digambarkan dalam Rumus ini digunakan untuk
suatu model ekonomi makro dari menghitung laju pertumbuhan
Keynes sebagai berikut : ekonomi, misalnya tahun 2008
terhadap tahun 2007.
PDB = C + to + G + (X_M).. (1)
Tingkat Pertumbuhan Ekonomi
Persamaan (1) menggambarkan dengan Penerimaan Perpajakan
keseimbangan antara sisi AS (total Banyaknya variable eksternal
outpuUPDB) dan sisi yang AD yang mempengaruhi pertumbuhan
terdiri dari empat komponen ekonomi, seperti pertumbuhan
tersebut. Dari persamaan ini
penduduk, partisipasi dalam
dijelaskan bahwa jumlah barang pekerjaan dan efisiensi kerjanya
dan jasa yang tersedia (jumlah yang dapat mempengaruhi variable
penawaran agregat) di pasar dalam
kebijakan pertumbuhan ekonomi
negeri adalah : yaitu kebijakan fiskal dan kebijakan
moneter. Konsep dasar konfigurasi
PDB +M = C." lo+ G +X... (2) ekonomi dalam kaitannya dengan
Jumlah permintaan agregat terdiri penerimaan pajak dapat dijabarkan
dari persamaan (2) pengeluaran sebagai berikut:
konsumsi dalam negeri (C+15+G)
dan pengeluaran konsumsi luar Y (Pendapatan) = E (Expenditure)
negeri (X). Bila bagian kiri dari Dan berdasarkan uraian beberapa
persamaan (2) lebih kecil daripada teori, maka secara konkrit per-
bagian kanannya, dengan demikian samaan yang diestimasi adalah
permintaan agregat lebih besar Yz = f (Xr), dimana Yz adalah
daripada penawaran agregat, penerimaan Pajak Pertambahan
ekonomi dalam negeri dikatakan Nilai, sedangkan X zadalah C + l+
tidak seimbang atau terdapat akses G+M.
permintaan.Hal ini dapat
mengakibatkan inflasi. Sebaliknya Menurut Pajak
akses penawaran terjadi bila Pengertian penghasilan
bagian kiri dari persamaan (2) lebih menu-rut pasal 4 (1) Undang-
besar daripada bagian kanannya; Undang Republik Indonesia Nomor
ini mengakibatkan penurunan 36 tahun 2008 tentang pajak
tingkat inflasi yang disebut deflasi. penghasilan adalah: ...setiap
Terdapat tiga metode dalam tambahan kemampuan ekonomis
menghitung laju pertumbuhan yang diterima atau diperoleh Wajib
ekonomi, yaitu : Pajak, baik yang berasal dari
APDB (t) = [PDB(I) - PDB (t-1) / lndonesia maupun luar Indonesia,
PDB (t-1)l x 100% yang dapat dipakai untuk konsumsi
Dimana APDB(I) = laju atau untuk menambah kekayaan
pertumbuhan ekonomi tahun (t) Wajib Pajak yang bersangkutan,
40
I

dengan nama dan dalam bentuk Pajak penghasilan adalah sejumlah


L apapun. kontribusi yang harus dibayarkan
Pajak Penghasilan oleh pembayar pajak kepada
Negara, setelah penghasilan
Menurut Jones (2002), pajak dihitung berdasarkan undang-
dapat didefinisikan sebagai undang yang berlaku. Tarif untik
I pembayaran untuk mendukung masing-masing penghasilan
pengeluaran pemerintah, berbeda-beda sesu ai dengan jenis
Pembayar Pajak adalah orang penghasilan yang diperoteh.
pribadi atau badan yang menurut
undang-undang/hukum
di atas lebih
Dalam definisi
memfokuskan pada fungsi
l- berkewajiban untuk membayar budgeter dari pajak, sedangkan
pajak, Pelaksanaan pajak adalah pajak masih mempunyai
pembayaran pajak kepada pihak fungsi
pemerintah yang dilakukan oleh
lainnya yaitu fungsi
mengatur.Apabila memperhatikan
pembayar pajak baik secara coraknya, dalam memberikan
langsung maupun melalui pihak batasan pengertian pajak dapat
ketiga, Pengawasan pajak dibedakan dari berbagai macam
diartikan sebagai instasi yang ragamnya yaitu dari segi ekonomi,
menghubungkan antara pembayar segi hukum, segi sosiologi, dan lain
pajak dengan pemerintah, yang sebagainya. Hal ini juga mewarnai
mana instansi ini dapat berdiri titik berat yang diletakkannya
karena adanya kedua pihak sebagai contoh penghasilan, segi
tersebut. daya beli, namun kebanyakan lebih
Menurut Rochmat Soemitro bercorak pada ekonomi.
Brotodihardjo (2003) pajak adatah Dari pengertian tersebut dapat
iuran rakyat kepada kas negara disimpulkan, bahwa ciri-ciri yang
berdasarkan u ndang-undang (yang m-elekat pada pengertian pajak
dapat dipaksakan) dengan tidak (Waluyo: 2008:3) :
mendapat jasa timbal batik 1. Pajak dipungut berdasarkan
(kontrapresfasf yang langsung undang-undang serta aturan
dapat ditunjukkan, dan. yang pelaksanaannya yang sifatnya
digunakan untuk membayar dapat dipaksakan.
pengeluaran umrJm.
Definisi tersebut kemudian
2. Dalam pembayaran pajak
disempurnakan, sehingga tidak dapat ditunjukkan
berbunyi: Pajak adalah peratihan
adanya kontra prestasi
individual oleh pemerintah.
kekayaan dari pihak rakyat kepada 3. Pajak dipungut oleh negara
kas negara untuk membiayai baik pemerintah pusat
pengeluaran rutin dan "srtrplus"nya maupun pemerintah daerah.
digunakan untuk public saving 4. Pajak diperuntukkan bagi
yang merupakan sumber utama pengeluaran pemerintah, yang
membiayai public investment. bila dari pemasukannya masih

4L
j::iii::iii:::::i:i:i:::ili:::i:::::i::i:::::::::::::::::::i:i:::::::iiij:i:::i:i:;|i::::.:::i::t|:|.j'::till:i::::::ii:::i:it:!j
i$sg$r#*iF8lStii-s$id"t{f$$tni;lb:*tt:,r:::::::iltil:ii:::i.

terdapat surplus, dipergunakan Pertambahan Nilai sebesar 10o/o


untuk membiayai public atas barang dan jasa tersebut. Atas
investment. pengenaan pajak tersebut tidak
5. Pajak dapat pula mempunyai menyebabkan harga sebesar
tujuan selain budgeter, yaitu Rp 1 ,10, tetapi hanya menjadi
mengatur. sebesar Rp 1,05. Jumlah yang
diterima oleh produsen adalah
Stiglitz (1988) menjelaskan tetap Rp 0,10, dan yang menjadi
bahwa pengaruh penerapan pajak
sangat berarti terhadap jumlah beban konsumen adalah Rp.10,50.
barang atan jasa yang akan Hal ini terjadi karena produsen
diminta oleh konsumen, seperti akan berusaha untuk mengurangi
dalam grafik berikut: keuntungannya demi untuk dapat
Dalam pasar persaingan menjual barangnya dengan harga
sempurna, jumlah permintaan atas yang dapat bersaing dengan
barang dan jasa adalah sebesar pesaingnya sebesar Rp 0,95,
Qo, dan harga yang ditawarkan namun total yang harus
adalah Rp 1. Asumsikan dibayarkan ke pemerintah.
pemerintah memajaki Pajak
Gambar 2. : Pengaruh Pajak terhadap Permintaan Barang dan Jasa
Price Supply curve
after tax
Supply curve
Price paid before tax
by consumer
after tax

Price paid before


tax

Price Received Demand


by tinn curve
after tax

o Q a Quantitv

Sumber: Stiglitz (1988)

Menurut Pandiangan (2001), besarnya Pajak Pertambahan Nilai


dalam menghitung potensi yaitu:
penerimaan Pajak Pertambahan
Potensi Pajak Perlambahan Nilai =
Nilai, secara formulatif adalah Tarif x Dasar Pengenaan Pajak
sama dengan menghitung

42
ili!tiiiiiiiiiii:iiii:iii.iiiitiii:iiilii:{:iiiiiiiiiiii:liitliii#ii:ifii:iilii:i:liiiiiiiiiiiiixi$liiiiil.,:i:,':..,.bll$;igt*.$'$rl*l*lo'*0j

Kepatuhan Wajib Pajak laku. (Petkova Ajzen & Driver,


1995). Kata kekuatan melibatkan
Kepatuhan adalah perilaku untuk
beberapa faktor keektriman atau
mengerjakan atau tidak menger-
jakan aktivitas tertentu sesuai
intensitasdari sebuah sikap
(seberapa kuat reaksi emosional
dengan kaidah dan aturan yang
berlaku. Kepatuhan Wajib Pajak yang berhasil diyakinkan dari
adalah perilaku Wajib Pajak dalam obyek sikap tertentu), kepen-
memenuhi kewajiban
tingan (sejauh mana individu
perpajakannya sesuai dengan peduli dan
secara pribadi
peraturan yang berlaku. Kejadian dipengaruhi oleh sikap tersebut)
sikap dan tingkah laku pada dan kemudahan diakses
kenyataannya sangat dipengaruhi
(semudah apa sikap tersebut
oleh beberapa aspek dari sikap itu diterima oleh akal sehat dalam
sendiri. Beberapa aspek penting berbagai situasi, Petty &
dari sikap dikemukakan oleh Krosnick, 1995). Penelitian
Baron(2000: 1 33-1 35) yaitu :
mengidikasikan bahwa semua
komponen ini memainkan peian
dalam kekuatan sikap dan saling
a. Sumber suatu sikap (Attitude
Origins).Faktor ini mempenga- berkaitan (Krosnick, dkk, 1993).
ruhi bagaimana pertama kali
Sebegitu pentingnya kekuatan
sikap terbentuk. Bukti yang ada sikap dalam menentukan sejauh
mengidikasikan bahwa sikap mana sikap berhubungan
yang terbentuk berdasarkan
dengan tingkah laku yang
pengalaman lang-sung' sering tampak sehingga kekuatan sikap
kali memberikan pengaruh yang perlu diteliti lebih jauh pada
lebih kuat pada tingkah laku komponen-komponen yang
daripada sikap yang terbentuk mempengaruhinya (Kraus,
1995).
berdasarkan pengala-man tidak
langsung atau pengalaman c. Kekhususan sikap (attitude
orang lain. Tampak-nya, sikap specificity). Yaitu sejauhmana
yang terbentuk berdasarkan sikap tersebut terfokus pada
pengalaman lang-sung lebih objek tertentu atau situasi
mudah diingat, dan hal ini tertentu atau situasi
meningkatkan dampak mereka dibandingkan hal yang umum.
terhadap tingkah laku. Contohnya adalah, seseorang
b. Kekuatan sikap (Attitude mungkin memiliki sikap umum
Strength). Faktor lain-salah satu terhadap keyakinan agama
faktor yang paling penting- (contohnya, anda percaya
bahwa penting bagi setiap orang
melibatkan apa yang disebut
sebagai kekuatan sikap yang untuk memiliki agama tertentu
dipertanyakan. Semakin kuat daripada tidak memiliki sama
sikap tersebut, semakin kuat sekali). Sebagai tambahan
pula dampaknya pada tingkah terhadap sikap umum ini, anda

43
iHniff,*f$jiE:HI$ti*ll;iglf.ffih*Rinu{;Criiiitii:i.:fi:illiiiiiiiiifiifiiii,:,':;.,: i:i:r',''lliiil#iliii.'ii:i: iiiiffili':ii:#iriit+

mungkin memiliki sikap khusus mendaftarkan, mengisi SPT


tambahan terhadap berbagai dengan jujur, baik dan benar
aspek agama-sebagai contoh, sampai dengan melunasi pajak
perlunya pergi ke gereja setiap terutang tepat pada waktunya.
minggu (penting atau tidak Walaupun sudah tersedia
penting). Hasil penelitian ancaman hukuman administratif
menunjukkan bahwa hubungan maupun ancaman hukum pidana
antara sikap dan tingkah laku bagi Wajib Pajak yang tidak
lebih kuat ketia sikap dan memenuhi kewajiban perpajakan-
tingkah laku diukur pada tingkat nya, akan tetapi masih banyak
kekhususan yang sama. Disisi Wajib Pajak yang tidak atau belum
lain, kita mungkin dapat sepenuhnya memenuhi kewaji-
memprediksikan secara lebih bannya. Hal ini
ikhwal dari
akurat tentang kehendak anda kepatuhan perpajakan atau tax
dalam mengambil tindakan compliance. Dan ketidakpatuhan
untuk melindungi kebebasan secara bersamaan dapat menim-
beragama berdasarkan sikaP bulkan upaya menghidarkan pajak
umum anda terhadaP agama secara melawan hukum atau tax
dibandingkan sikap
anda evasion.
terhadap penggunaan asesoris Perilaku Wajib Pajak yang
religious (Fazio&Roskos- tidak sepenuhnya memenuhi
Ewoldsen,1994). kewajiban perpajakannya menurut
Kesimpulannya adalah sikaP (Bernard P.
Herber dalam
memang mempengaruhi tingkah Nurmantu 2003:150) dibedakan
laku (Petty &
Krosnick,1995). menjadi tiga yakni tax evasion, tax
Namun-hambatan situasional yang avoidance dan fax delinquency :
mengizinkan atau tidak mengi- Tax evasion involves a
zinkan kita menampilkan ekspresi fraudulent or deceitful effort by
lahiriah dari sikap kita, begitu pula effort by a taxpayer to escape his
aspek dari
sikap sendiriitu tegal tax obligation. This is a direct
(sifatnya, kekuatan dan kekhusus- violation of both the "spirit" or
annya dibandingkan yang lain). ' "intent" and the "lettef' of tax law.
Dalam hal lainberkenaan On the other hand, tax avaoidance
dengan sikap dan tingkah laku may involve a violation of the spirit
yang dapat kita pahami secara of tax law, but it does not violate
mendalam dan
berhubungan the letter of the law.....Tax
dengan pajak, syarat terutangnya avaoidance is lawful, while tax
pajak adalah adanya subjek pajak evasion is Tax unlawful.
dan ojek pajak. Jika kedua syarat delinquency refer to the failure to
terpenuhi, maka sistem se/f pay the tax obligations on the date
assessmenf Wajib Pajak harus aktif when it is
due. Ordinarily, tax
memenuhi kewajiban delinquency is assoctafed with the
perpajakannya mulai dari
44
inability to pay a tax because of rikan penuh kepada Wajib pajak
I, inadequate funds. untuk melaksanakan kegotong-
Dari penjelasan tentang royongan nasional melalui sistem
kepatuhan Wajib Pajak diatas menghitung, membayar dan mela-
dapat diikhtisarkan bahwa prinsip porkan sendiri pajak yang terutang,
utama yang diinginkan oleh sehingga melalui sistem ini
pemerintah sebagai stakeholders administrasi perpajakan diha-
yang harus dipenuhi oleh Wajib rapkan dapat dilaksanakan dengan
Pajak sebagai agent dalam rapi, sederhana dan mudah untuk
memenuhi kepatuhan dibidang dipahami oleh anggota masyarakat
perpajakan adalah tepat waktu Wajib Pajak.
l- pelaporan, tepat waktu pemba- Seseorang atau suatu badan
yaran, pengungkapan yang merupakan subjek pajak, tetapi
memadai, dan objektivitas laporan bukan berarti orang atau badan itu
keuangan baik fiskal maupun punya kewajiban pajak. Subjek
komersil. pajak dikategorikan sebagai Wajib
Kerangka Pemikiran Pajak apabila telah memperoleh
penghasilan. Setelah menjadi
Dalam sistem se/f assessment Wajib Pajak terdaftar seseorang
pemberdayaan masyarakat adalah /badan mempunyai kewajibai
I hal yang pokok, dimana prinsip untuk melaporkan penerimaannya
itikad baik merupakan tuntunan kepada Negara. Atas dasar hal
t moral menyelenggarakan pembu- tersebut, penulis melihat pertum-
kuan untuk keperluan . pajak. buhan ekonomi dan kepatuhan
Berdasarkan ini pula setiap Wajib Wajib Pajak dalam melaporkan dan
Pajak harus (1) mendaftarkan diri membayar pajak akan berpengaruh
pada kantor pajak untuk dicatat terhadap peningkatan penerimaan
L sebagai Wajib Pajak dan pajak. Pertumbuhan ekonomI
mendapatkan Nomor Pokok Wajib dipengaruhi oleh perilaku Wajib
Pajak, (2) kewajiban memahami Pajak yang patuh. Semakin tingi
peraturan yang berlaku, (3) tingkat kepatuhan Wajib pajak
menyelenggarakan pe;nbukuan akan berpengaruh terhadap
atau pencatatan untuk keperluan peningkatan penerimaan pajak.
administrasi pajak dengan disertai Untuk itu diilustrasikan dalam
oleh moral dan etika yang gambar 3 berikut .
bertanggungjawab. Maksud dibe-

45

]
I,
ignoFlr#::n

Gambar 3. Kerangka Pemikiran


Pr€xlkdu @vrywe'1.ffi, Brruot€)
1-

I \l
t rl
I rl
I rl
t rl
€l
#t t{
6f
t i$
T

E It
g t* in
I ig
I
t
I
t
il
F6q{!?de Ewms€ffi! @fl!}fu

Hipotesis Penelitian
Berdasarkan teori dan riset Hs = Secara bersama-sama
yang pernah dilakukan sebelumnya Pertumbuhan Ekonomi dan
maka hipotesis penelitian yang Kepatuhan Wajib pajak ber-
diajukan adalah : pengaruh terhadap peningkat_
Hr = Pertumbuhan Ekonomi an penerimaan pajak (pajak
berpengaruh secara signifikan
terhadap peningkatan pene-
Penghasilan dan pajak
Pertambahan Nilai).
rimaan pajak (pajak pengha-
silan dan Pajak pertambahan 3. DESAIN DAN METODE
Nilai).
Hz = Kepatuhan Wajib pajak PENELITIAN
berpengaruh terhadap pe_ Pengukuran Variabel
ningkatan penerimaan pajak
.(Pajak Penghasilan dan pajak
Berikut dijelaskan Variabel.
dimensi, indikator, pengukuran
Pertambahan Nilai). serta skala yang digunakan
sebagai berikut :

46
Tabel 1
Pengukuran Variabel

Variabel Dimensi Indikator Pengukuran Skala


/ Produk Domestik Pertumbuhan Meningkatnya Rasio
I
Bruto (PDB) Ekonomi kesejahteraan Y:C+I+G+(X-M)
l^ Xr ekonomi
masyarakat
Kepatuhan Wajib Wajib Pajak Meningkatnya Rasio
Pajak ) X2 Jumlah Wajib X 100
Pajak
l. Peningkatan Tax Ratio Meningkatnya Tax Revenue PPh Rasio
Penerimaan Pajak Ratio (Pajak GDB
(Pajak L TaxRevenuePPh
Penghasilan dan
AGDB
Penghasilan & PAJAK
TaxRevenue PPN
PAJAK PERTAMBAHAN
PERTAMBAHAN CIGM
NILAI)
NrLAr) Y ) L,TaxRevenuePPN
L,C+l +G+M

Metode Analisis Data agar dimasa mendatang pemeri-


I Metode Analisis data dilaku- maan pajak dapat ditentu-kan
kan dengan (1) mengestimasi PDB secara pasti. (2) dilakukan Analisis
t yang menjadi potensi untuk regresi dengan persamaan sebagai
menaikkan penerimaan negara berikut :

Yr =ct+FrXr +!zXz*e........... ................(l)


t dimana:
Y1: Peningkatan penerimaan pajak Pajak Penghasilan & Pajak Pertambahan Nilai
: Konstanta
ct
:
B Slope atau koefisien regresi atau intersep
PDB-(Xr) : Produk Domestik Bruto (PDB)
Kepatuhan (Xz) : Jumlah wajib Pajak Terdaftar yang efektif melaporkan
e: error
4.PEMBAHASAN pengujian. Untuk itu data yang
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi akan dianalisis dari tahun 1gg3
terhadap Penerimaan Pajak sampai dengan tahun 2008 akan
Penghasilan (Pajak Penghasilan) diolah terlebih dahulu sesuai
Analisis pengaruh Produk dengan jenis pengujiannya. Data
Domestik Bruto terhadap pene- yang disajikan ini dapat dikelom-
rimaan Pajak Penghasilan akan pokkan dalam dua kategori, yaitu
dilakukan beberapa jenis Produk Domestik Bruto dan

47

t,
i$*gE#AiHfi....$$.I$tFiHf-r..'..f,1$H#Hi:Ls*sjiIiiilli.jfii::iiiiiii::iii::::i::i:i::l::i::i:iil.:#I;Iiiiiii:i:ltiii:i:iii:iiiii;iiI:l1lilii

Pajak Penghasilan dalam angka konversi atas harga konstan yang


nominal, maksudnya data tersebut terjadi perubahan dalam tahun
diperoleh dari Badan Pusat dasar, kemudian dikonversikan
Statistik berdasarkan harga berla- data tersebut dengan tahun dasar
ku. Begitu juga dengan Produk 2000. Tabel 5. berikut ini adalah
Domestik Bruto dan Pajak data yang akan dipakai dalam
Penghasilan dalam angka riil, masing-masing pengujian.
didapat dengan cara melakukan

Tabel 2. Produk Domestik Bruto dan Penerimaan Pajak Penghasilan

Pajak Pajak
Penghasilan Penghasilan
Tahun PDB Nominal Deflator PDB RiiI Nominal Deflator Riil
1993 329,775.80 0.2864 1,151,490.33 14,758.90 0.2864 51,534.20

1994 382,2t9.70 0.3087 1,238,312.37 18,764.10 0.3087 60,791.78

r995 4s2.380.90 0.3376 1,340,101.74 2t,012.00 0.3376 62,244.49

1996 532,568. I 0 0.3686 1,444,873.40 27,062.10 0.3686 73,420.30


t99'7 627,695.40 0.4149 1,512,780.70 34,3 88.30 0.4149 82,877.71
r 998 972,513.52 0.7406 |,313,073.25 55,944.30 0.7406 75,535.16
1999 |,099,73t.70 0.8302 1,324,599.13 72,729.00 0.8302 87,600.25
2000 r,264,918.90 0.9102 1,389,770.30 57,073.00 0.9t02 62,706.28
2001 t.684.280.50 |.1672 1,442,984.60 94,576.00 1.t672 81,026.71
2002 1,863,274.70 1 .237 | |,506,124.40 101,873.50 1.2371 82,346.sr
2003 2,045,853.50 1.2952 I,579,559.00 I 14,832.00 1.2952 88,659.29
2004 2,295,862.00 1.3860 I,656,516.80 133,300.00 1.3860 96,178.99
200s 2,774,281.10 1.5846 1,750,815.20 175,400.00 1.5846 110,692.82
2006 3,339,2t6.80 1.8076 t,847,292.90 213.698.00 l.8076 t18,220.18
2007 3,949,321.40 2.0109 | ,963,947 .30 251,748.00 2.0109 t25,191.08
2008 4,954,028.90 4.8371 1,024,t64.60 325,700.00 4.8371 67 ,333.16

Catatan: Disa.iikan dalam miliar rupiah.


Tahun 1993 s.d. 1999, menggunakan T.A. dari tanggal 0l April dan berakhir 3l Maret
Tahun 2000, menggunakan T.A. dari 0l April sampai dengan 3l Desember.
Tahun 2001 s.d. 2008, menggunakan T.A. 0l Januari sampai dengan 3 I Desember.

4B
ffiiiiiiiiiiiiiiiii'j':ji,i.:i,:::iii.i liliiirii'r i*itii:j',ffiii' nffi:'j, :iiir:::i::iiiiiiliiiiiiliiiiiiiiip.n$f'If#;
I
Estimasi Pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB) dan Kepatuhan Wajib
Pajak terhadap Peningkatan Penerimaan Pajak (Pajak Penghasilan & Pajak
Pertambahan Nilai ) Nominal
Model Summaryo

Adjusted R Std. Error of the


Vlodel R R Square Square Estimate Durbin-Watson
I .997" .994 .993 12734.15519 1.267
a. Predictors: (Constant), kepatuhan, pdb_nominal
b.b. Dependent Variable: YPPhPPN_n

Dari tampilan outpu! SPSS oleh variabel PDB. Sebesar (100%


besarnya Adjusted R' adalah - 99.4oh = 0.6%) dijelaskan oleh
0,994, hal ini berarti 99,4o/o variabel sebab-sebab lain diluar model.
Pajak Penghasilan dapat dijelaskan

ANOVAO
Vodel Sum of Squares Df Mean Square F sig.
1 Regression 3.588E11 z 't.794E11 1106.211 000'
Residual 2.1 08E€ I 't.622E8

Total 3.609E11 'l

a. Predictors: (Constant), kepatuhan, pdb_nominal


b. Deoendent Variable: YPPhPPN n

Uji ANOVA atau F test, didapat F (Pajak Penghasilan dan Pajak


hitung sebesar 1106.211 dengan Pertambahan Nilai) nominal atau
tingkat probabilitas 0,000 (sig- dapat dikatakan bahwa PDB
nifikan). Oleh karena itu nominal berpengaruh terhadap
probabilitas jauh lebih kecil dari peningkatan penerimaan pajak
0,05, maka regresi dapat (Pajak Penghasilan dan Pajak
digunakan untuk memprediksi Pertambahan Nilai) nominal.
peningkatan penerimaan pajak
Coefficientsa
Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients Collinearitv Statistics
Vlodel B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -25640.1 85 5372.026 -4. 773 .00c

pdb_nominal .093 .006 .82e 16.495 .00c .175 5.58€


kepatuhan .013 .003 .18: 3.691 .003 .175 5.58€
a. Dependent Variable: YPPhPPN n

49
::::::;:r::::::::ii:::::::::::::::::::::!lj:::::il:i::::::i::ii:::::::::::::::::::::::::::i:lr:::::::::,:::,:i:::::::::iil::::i:::::::
:::!:i:i:;:::;:j:i:i:::j:::::i:::::::::j:i:::::::;:::::::::::::::::::::::::::::::::::l:::::::::::::::::::::r:::r:::::::::::i:i::::::::::::

Dengan melihat Variance lnflation terdapat multikolonieritas atas


Factor (VlF) 5,580 dan < 10, maka variabel independen yang
dapat disimpulkan bahwa tidak digunakan.

Model Summaryo
Adjusted R Std. Error of the
vlodel R R Square Square Estimate Durbin-Watson
1 .998' 997 .99€ 5.43091E9 1.175
a. Predictors: (Constant), Pth_Model2, PDB-N-Model2
b. Dependent Variable: Y_N_Model2

Dengan memperhatikan tampilan maka dapat disimpulkan bahwa


output menunjukkan nilai R2 model yang benar adalah linier.
sebesar 0.997 dengan jumlah n Berdasarkan Uji t, PDB dan
observasi 16, maka besarnya nilai konstanta signifikan pada 0,05,
c2 hitung= 16x 0.997 = 15.952. maka dapat disimpulkan bahwa
Nilai ini bila dibandingkan dengan variabel Peningkatan Penerimaan
c2 tabel dengan df=13 dan tingkat Pajak (Pajak Penghasilan dan
signifikasi 0.05 diperoleh nilai c2 Pajak Pertambahan Nilai)
tabel 19.81. Oleh karena nilai c2 dipengaruhi oleh PDB. Model
hitung lebih kecil dari c2 tabel diproxikan sebagai berikut:

Y(PPhPPN)nom= -25640.185 x 0,0493PD8 Nom x 0,013kepatuhan


Peningkatan penerimaan pajak dapatan yang diperoleh tidak dapat
(Pajak Penghasilan dan Pajak menutupi biaya atau penghasilan
Pertambahan Nilai) akan naik yang diperoleh pekerja tidak
sebesar 0,093 miliar bila PDB naik melebihi PTKP, sehingga tidak
sebesar satu miliar diikuti dengan memiliki Pajak Penghasilan
peningkatan kepatuhan terutang. Pajak Pertambahan Nilai
masyarakat dalam melaporkan tidak dapat dipungut, karena
pajak kepada Negara sebesar sebagian besar kebutuhan pokok
0,013 juta orang. Konstanta adalah terutang Pajak Pertam-
menunjukkan negatif, artinya dalam bahan Nilai dan ditanggung Pro-
kondisi tertentu pada PDB, dusen. Seperti: sebagian besar
Kepatuhan Wajib Pajak dalam pangan, kebutuhan sandang dan
melaporkan pajak kepada Negara papan.
belum dapat terealisir dalam Estimasi Pengaruh Produk
meningkatan penerimaan pajak Domestik Bruto (PDB) dan
(Pajak Penghasilan dan Pajak Kepatuhan Wajib Pajak terhadaP
Pertambahan Nilai). Kejadian Peningkatan Penerimaan Pajak
disebabkan oleh beberapa hal, (Pajak Penghasilan& Pajak
seperti perusahaan tidak mem- Pertambahan Nilai) dalam
peroleh keuntungan, karena pen- Variabel Riil.
50
ii:::i::l:iii{i'.$lii:i#i$iii:iii;:;iiiiii:i::iliii::::i:iiiiii::::i;i::::::iiiii;'iiiii!i:::iiiii:i$i:iil:iiiliii:iiii[itfiiIiiiiiii#

Pengujian berikutnya dilakukan penghasilan yang diperoleh saat ini


dengan menggunakan data mempunyai tingkat kesejahteraan
Peningkatan Penerimaan pajak yang berbeda bila dibandingkan
yang diperoleh dari pajak penerimaan sama pada beberapa
Penghasilan riil dan pajak tahun yang lalu. Seperti dalam
Pertambahan Nilai riil dengan pDB
riil. Konversi Pajak penghasilan
-
tabel 4.4 4.O. tahun 2000
dijadikan sebagai tahun dasar,
dari variabel nominal menjadi sehingga sama dengan satu.
variabel riil dilakukan dengan Harga barang dan jasa yang sama
menggunakan faktor Gross di tahun 2000 sebesar Rp.1,00, jika
Domestic Product (GDp) deflator, pada tahun 1993 hanya cukup
lndeks Harga Konsumen (HK) dan dengan uang sebesar Rp.O,12 atau
Konsumsi, Investasi pemerintah, telah terjadi kenaikan harga barang
Pengeluaran pemerintah dan dan jasa sebesar Rp.1,00 -
lmpor (CIGM). Pengukuran pajak Rp.0,12 = Rp.0,88. Kesejahteraan
Penghasilan dimaksudkan menin- yang diterima saat ini akan lebih
jau dari sisi kesejahteraan yang berharga, jika dibandingkan
diperoleh faktor produksi. Deflator dengan beberapa tahun
adalah sebagai indikator atas mendatang.
Ilodel Summarvb
t4odel R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
I .959^ .920 .908 0004.87046
r 2.202
a. Predictors: (Constant), kepatuhan, pdlriil
b. Dependent Variable: ypphppN riil

Dari tampilan output SPSS CIGM dapat dijelaskan oleh


besarnya Adjusted R2 adalah variabel PDB dan Kepatuhan Wajib
0,920, hal ini berarti g2oh variabel Pajak dalam melaporkan pene-
Peningkatan Penerimaan pajak rimaannya kepada Negara.
Penghasilan yang dipengaruhi dari
deflator dan Pajak pertambahan
Sebesar (100% - 92% = B%)
dijelaskan oleh sebab-sebab lain
Nilai yang dipengaruhi dari oleh diluar model.
ANovAb
Surn of Squares

a. Predictors: (Constant), kepatuhan, pdb_

b. Dependent Variable: YpphppN r

51
lsRdf'ff#iE:b'j$*ii{IJ*:ig|r:f$.HtFjlo*$;;1;;;;i1;;:iili:if:ii;iii:iii:i::iiiiliiiiiiii;iiilIiii*::iiiix:i::ii:::iii

Uji ANOVA atau F


test, Penghasilan. dan Pajak Pertam-
didapat F hitung sebesar 74,827 bahan Nilai) riil atau dapat
dengan tingkat probabilitas 0,000 dikatakan bahwa PDB riil ber-
(signifikan). Oleh karena itu pengaruh terhadap peningkatan
probabilitas jauh lebih kecil dari penerimaan pajak (Pajak Peng-
0,05, maka regresi dapat digu- hasilan dan Pajak Pertambahan
nakan untuk memprediksi pe- Nilai) riil.
ningkatan penerimaan pajak (Pajak

Coefficients"
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sio Tolerance VIF
I (Constant) -23873.651 15760.861 -1.515 154

pdb-riil .09t .010 ,7tr 9.068 000 1.00c t.00(


kepatuhan .01( .001 .655 8.35? 000 1.00( 1.00(

a. Dependent Variable: YPPhPPN_r


Dengan melihat Variance lnflation terdapat multikolonieritas atas
Factor (VlF) 1,000 dan < 10, maka variabel independen yang
dapat disimpulkan bahwa tidak digunakan.

Model Summaryo
Adjusted R Std. Error of the
vlodel R R Square Square Estimate Durbin-Watson
.977' .95 .94i 2.25786E9 2.34t
a. Predictors: (Constant), Pth_Model2, Model2_PDB_ntl
b. Dependent Variable: Model2_Y_riil

Dengan memperhatikan tampilan Berdasarkan Uji t, PDB dan


output yang menunjukkan nilai R2 konstanta signifikan pada 0,05,
sebesar 0.954 dengan jumlah n maka dapat disimpulkan bahwa
observasi 16, maka besarnya nilai variabel Peningkatan Penerimaan
c2 hitung = 16 x 0.954 = 15.264. Pajak (Pajak Penghasilan dan
Nilai ini bila dibandingkan dengan Pajak Pertambahan Nilai) di-
c2 tabel dengan df=13 dan tingkat pengaruhi oleh PDB dan
signifikasi 0.05 diperoleh nilai c2 Kepatuhan Wajib Pajak dalam
tabel 19.81. Oleh karena nilai c2 melaporkan pajak yang menjadi
hitung lebih kecil dari c2 tabel kewajibannya kepada Negara.
maka dapat disimpulkan bahwa Model diproxikan sebagai berikut:
model yang benar adalah linier.

Y(PPhPPN)rill : -23873.65 x 0,094PDB riil x 0,l0kepatuhan

52
Itliiiiiiitt:iiiiiLitiiii*ii'iiiliiiiilitiiiir*r,i::iii:i:iiiiiiiiiii:i:i:i:i:iiiiiiiii:iii;:il;i::iiiii:1.-i#,P-,S$+fifF.[#ii*$fllf$,qSjFj$:

Peningkatan penerimaan pajak Pajak Pertambahan Nilai tidak


(Pajak Penghasilan dan Pajak dapat dipungut, karena sebagian
Pertambahan Nilai) riil akan naik besar kebutuhan pokok adalah
sebesar 0,094 persen bila PDB terutang Pajak Pertambahan Nilai
naik sebesar satu milyar dan dapat dan ditanggung Produsen. Seperti:
meningkatkan kepatuhan masya- sebagian besar pangan, kebutuhan
1, rakat dalam melaporkan pajak sandang dan papan. Padahal
kepada Negara sebesar 0.10 sesungguhnya Pajak Pertambahan
persen. Konstanta menunjukkan Nilai adalah pajak atas konsumsi
I negatif, artinya dalam kondisi barang dan jasa yang harus dipikul
tertentu pada PDB, Kepatuhan oleh pihak konsumen. Akibatnya
t Wajib Pajak dalam melaporkan harga jual menjadi lebih rendah
pajak kepada Negara dapat dibandingkan dengan kondisi
terealisir dalam meningkatan pene- sesungguhnya, maka ada sebagian
rimaan pajak (Pajak Penghasilan kerugian pajak yang dialami oleh
dan Pajak Pertambahan Nilai). pemerintah. Sedangkan pada
Pada Penerimaan Pajak Peng- Pajak Pertambahan Nilai riil yang
I hasilan riil kejadian disebabkan dipengaruhi CIGM dalam batasan
oleh beberapa hal, seperti peru- tertentu inflasi akan menyebabkan
sahaan tidak memperoleh keun- daya beli turun. Akibatnya pene-
tungan, perusahaan masih belum rimaan Pajak Pertambahan Nilai
dapat menutupi biaya serta jumlah akan turun mengingat konsumen
I gaji dan upah yang diperoleh akan mengalihkan ke barang
sebagai imbalan faktor produksi subtitusi yang bukan objek Pajak
I
tenaga kerja belum melebihi PTKP. Pertambahan Nilai.

5.PENUTUP kepada kenaikan dan penurunan


SIMPULAN PDB.
Kepatuhan Wajib Pajak mem-
Peningkatan produk domestik bruto punyai hubungan positif dengan
mempunyai hubungan positif dalam penerimaan pajak. Tetapi masih
meningkatkan penerimaan Pajak terdapat kendala dalam perpajakan
Penghasilan dan Pajak Pertam- mengingat sistem se/f assesment
bahan Nilai. Jumlah kenaikan atau berkaitan kepada attitude dari
penurunan produk domestik bruto Wajib Pajak secara individu
dalam suatu perekonomian sehingga pemerintah perlu memi-
dijelaskan dari sisi penerimaan kirkan hal-hal lain yang dapat
faktor produksi merupakan objek membuat Wajib Pajak taat dan
Pajak Penghasilan, sedangkan patuh dalam menyampaikan
pada sisi pengeluaran dalam PDB Penghasilan Kena Pajak atas diri
merupakan objek Pajak Pertam- dan usahanya.
bahan Nilai dan Kepatuhan Wajib Produk Domestik Bruto dan
Pajak dapat memberikan nilai lebih kepatuhan Wajib Pajak mempunyai

53
hubungan positif dalam mening- Elia Mustikasari (2007) yang
katkan penerimaan Pajak menjelaskan bahwa semakin
Penghasilan dan Pajak Pertam- rendah persepsi atas kontrol yang
bahan Nilai. Pendekatan rasio dimiliki tax professional maka akan
peningkatan penerimaan pajak mendorong tax professional tidak
atas Pajak Penghasilan dan Pajak patuh dalam melaksanakan
Pertambahan Nilai terhadap PDB kewajiban perpajakan badan yang
merupakan estimasi yang diwakilinya.
mendekatkan tarif efektif pajak
SARAN
dengan tarif nominal yang telah
ditetapkan menurut undang- Penelitian ini memiliki keterbatasan
undang dengan jumlah PDB dalam dan kemungkinan untuk
satu periode sebagai dasar perkembangan penelitian
pengenaan pajak. Uji data dikarenakan beberapa hal berikut :
berdasarkan rasio baik dalam (1) Sampel yang digunakan dalam
angka nominal maupun angka riil penelitian ini hanya terbatas
telah menunjukkan korelasi antara pada Pajak Penghasilan dan
PDB dengan Pajak Penghasilan Pajak Pertambahan Nilai
yang sangat erat, yaitu tingkat sehingga belum mengakomodir
korelasi mendekati 1 00o/o. Pajak Pusat lainnya seperti
IMPLIKASI PENELITIAN
Pajak Bumi dan Bangunan,
Bea Materai dan Bukti
Hasil penelitian ini membuktikan Pemilikan Hak atas Tanah dan
bahwa (1) Pertumbuhan Ekonomi Bangunan (BPHTB).
berpengaruh positif
terhadap Diharapkan peneliti mendatang
Peningkatan penerimaan Pajak dapat memperluas atau
yang membatasi pada Pajak menambah sampel penelitian
Penghasilan dan Pajak per provinsi di seluruh
Pertambahan Nilai Penelitian ini lndonesia.
mendukung penelitian yang (2) Dalam penelitian initidak
dilakukan Herman (2007) yang memberikan secara rinci
menyatakan Pertumbuhan informasi sebenarnya
Ekonomi berpengaruh signifikan mengenai Wajib Pajak efektif
terhadap Peningkatan Pajak. (2) yaitu Wajib Pajak yang
Kepatuhan Wajib Pajak yang melaporkan tanpa terkena
dipengaruhi oleh sikap dalam denda oleh pemerintah atas
melaporkan penghasilan Kena keterlambatan pelaporan
Pajak kepada Negara berpengaruh penghasilan kena pajak
signifikan terhadap peningkatan kepada Negara. Oleh karena
penerimaan pajak yang membatasi itu perlu dilakukan pendataan
pada Pajak Penghasilan dan Pajak Wajib Pajak dengan kriteria
Pertambahan Nilai. Penelitian ini mengambil data dari surat
mendukung penelitian sebelumnya ketetapan pajak yang
(A
J+
iiii:ii:rii:liffiiliitii::iiit:iiiiiiir+l':liiriiijiLi:i:iillli:. :l11iir:iiiiiiiiiiiifili:iilii iii:rtr:ii: nitn*p.r*ftH$ijt*;i$.1$[ggF;Rj*o.*o

dikeluarkan DJP sehubungan fiscal dapat membaca situasi


dengan pemeriksaan terhadap dalam perekonomian untuk
Wajib Pajak yang menurut menetapkan jumlah penerima_
Undang-Undang KUp bahwa an pajak, khususnya pajak
salah satu pemeriksaan ini Penghasilan dan pajak
adalah untuk menguji Pertambahan Nilai. pada
kepatuhan Wajib Pajak. akhirnya pajak penghasilan
dan Pajak pertambahan Nilai
(3) Penelitian ini hanya dilakukan yang diterima bermanfat untuk
pada tahun 1993 200g, pembangunan.
sehingga belum dapat
memberikan gambaran yang (5) Melihat kecilnya prosentase
komprehensif terkait partum- Wajib Pajak dibandingkan
buhan ekonomi dan pening- jumlah penduduk produktif di
katan penerimaan pajak secara Negara Republik
lndonesia
keseluruhan. Dengan menggu- sudah seharusnya E-mapping
nakan data times series yang dan smart-mapping, penye-
lebih lama akan member lidikan, pengawasan pajak
dampak yang lebih nyata. diterapkan dengan sungguh-
(4) Berdasarkan model penelitian
sungguh oleh
pemerintah.
tersebut, peng'ambil kebijakan

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Indonesia. Tahun r9g3 sampai dengan


Tahun 2005. cv
Gading Komunikatama, Jakta.
Beck L' and I. Ajzen,(I991). Predicting Dishonest Actions
Using The Theory of
Planned Behavior. Journal of Research personality,25 (3).
Bobek' D., Richard C. Hatfield,(2003). An Investigation of Theory
of planned Behavior
and the Role of Moral Obligation in Tax Compliance . Behavioral
Research in
Accounting, 15.
Data statistic (2009). Populotibn projection b),tlge Grottp
antl Sex Male+ Female
) era"' Diirkses 22 .luni 2t)09. Dari http://q.vwr,.clatastatisrik-irrdnncciq
Direktorat Jenderal pajak (200g), Tarif pajak. fikr* ^^-
ht t p : 1/i.vi.vr.v.
rr aj ak. eo i d / i n d e x p hp?o p ti o n:co rn
.
tent
.
article&id:
6&ltemid:167.
Fazio-, R.H., & Roskos-Ewoldsen,
R.H.- &. Rnskr D.R. (1994). Acting as we feer: when and how
attitudes guide behavior. In S. shavitt & T.c. Bick (Eds), persuasion
93). Boston: Allyn & Bacon.
ipp.lt_
Gultom, Miranda (2005). "Mengapa stabilitas makro telah tercapai,
namun sangat
lambat dalam menggerakkan pertumbuhan ekonomi,,.

55
tHSS"S-:f# n*i-I"fiir,6-. c.*:i:e.0ltfi:iifiif::::::itiifiiiixiiiiii+iii:::i::i:iiii:i;:i:iiii::iii:iiiiiixiiiiiiiiiiiiif:::iiiiil;f:ii#iiiiif

)
Herman, (2007 ), Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap. penerimaan Paj ak
Penghasilan dan Pajak Pertambahan Nilai, Media Riset Akuntansi, Auditing &
Informasi, Volume 7 No. l, Universitas Trisakti, Jakarta (83-105)
Krosnick, J.A. (1989). Attitude importance and attitude accessibility. Personality
and social Psycholog,, Bulletin, 15, 297-308.
Mustikasari, Elia (2007), "Kajian Empiris tentang Kepatuhan Wajib Pajak Badan di
Perusahaan Industri Pengolahan di Surabaya", Seminar Nasional Akuntansi X
Makassar.
Nurmatu, Safri. 2003, Pengantar Perpajakan. Jakarta : Kelompok Yayasan Obor
Petkova, K.G., Ajzen,I., & Driver, B.L. (1995). Salience of anti abortion beliefs and
commitment to an attitudinal position: On the strength, structure, and
predictive validity of anti-a bortion attitudes. Journal of Applied Social
Psychology ; 25, 463 -484.
Petty, R.E., & Cacioppo, J.T. (1981). Attitudes and persuasion: Classic and
contemporary qpproaches. Dubuque, IA: Wm. C. Brown.
Republik Indonesia, 1945. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia.
Nomor 34 Tahun 2004 tentartg Perubahan atas Undang-Undang Republik
Indonesia No.l8 Tahun 1997 Tentang Pajak dan retribusi Daerah. Nomor 18
Tahun 2000 tentang Perubahan kedua. Atas Undang-undang Nomor 8 tahun
1983 tentang pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan barang mewah.
Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan.
Soesastro, Hadi, 2005. Pemikiran dan permasalahan Ekonomi di Indonesia dalam
setengah Abad Terakhir, ISEI, Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia.
Stiglitz, Joseph E. (1988) Economics of The Public Sector. 2nd, United States of
America.

56

Anda mungkin juga menyukai