Anda di halaman 1dari 4

Implementing Accounting Analysis for Financing and Operating Activities

Referensi:
Healy, Palepu, and Bernard (2013), chapter 4
K. R. Subramanyam (2014), chapter 3 dan chapter 6
Thomas R. Robinson, Hennie Van Greuning, Elaine Henry, Michael A. Broihahn, (2020)

"Implementing Accounting Analysis for Financing and Operating Activities" berkaitan dengan cara
menganalisis laporan keuangan perusahaan untuk memahami bagaimana perusahaan mendanai
aktivitas operasionalnya serta bagaimana aktivitas operasional tersebut memengaruhi kinerja
keuangan. Analisis ini penting dalam konteks manajemen keuangan dan evaluasi kinerja perusahaan.
Materi ini dapat digambarkan melalui beberapa konsep yang ada dalam referensi:
Analisis Laporan Keuangan:
Analisis laporan keuangan adalah langkah awal dalam menganalisis aktivitas pendanaan dan
operasional perusahaan. Ini melibatkan pembacaan dan penafsiran laporan keuangan seperti
neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas.
Tujuan dari analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut:
 Memahami kinerja keuangan perusahaan dan mengidentifikasi tren dan pola yang mungkin
ada.
 Mengukur profitabilitas dan likuiditas perusahaan.
 Menilai risiko keuangan dan stabilitas perusahaan.
 Membantu dalam pengambilan keputusan investasi, kredit, atau manajemen.
 Memberikan informasi kepada pemegang saham, investor, kreditor, dan pihak terkait lainnya.
Analisis laporan keuangan melibatkan perbandingan angka-angka yang ada di laporan keuangan,
perhitungan rasio keuangan, dan pemahaman atas konteks bisnis perusahaan. Hasil dari analisis ini
membantu pemangku kepentingan dalam membuat keputusan yang lebih baik terkait dengan
perusahaan dan memahami dampak aktivitas pendanaan dan operasional terhadap kinerja
keuangan.

Pendanaan:
Materi ini mencakup cara perusahaan mendapatkan dana untuk operasinya. Ini bisa melibatkan
pembiayaan ekuitas (saham) atau utang (hutang) dan dapat diidentifikasi melalui neraca
perusahaan.
Pilihan pendanaan yang tepat akan bervariasi tergantung pada situasi dan tujuan perusahaan.
Terkadang, perusahaan mungkin memilih kombinasi pendanaan ekuitas dan utang untuk mencapai
struktur modal yang optimal. Pendanaan yang baik harus sejalan dengan strategi bisnis dan
kemampuan perusahaan untuk mengelola risiko keuangan.

Biaya Modal:
Biaya modal adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan modal. Ini termasuk
biaya bunga yang harus dibayar atas hutang, serta biaya ekuitas yang harus dibayarkan kepada
pemegang saham.
Modal ini dapat berasal dari dua sumber utama: ekuitas (saham) dan utang (hutang). Biaya modal
mencerminkan pengorbanan yang diperlukan oleh perusahaan untuk memperoleh dana dari
pemegang saham dan pemberi pinjaman. Ada dua komponen utama dalam biaya modal:
Biaya Modal Ekuitas (Cost of Equity):
Biaya modal ekuitas mengukur pengembalian yang diharapkan oleh pemegang saham sebagai
kompensasi atas investasi mereka dalam perusahaan. Ini disebut juga sebagai tingkat
pengembalian yang diharapkan atau tingkat diskonto ekuitas.
Biaya modal ekuitas tidak bersifat tetap seperti bunga pada utang. Ini adalah tingkat
pengembalian yang diharapkan berdasarkan tingkat risiko yang dihadapi oleh pemegang saham.
Semakin tinggi risiko, semakin tinggi biaya modal ekuitas.
Biaya Modal Utang (Cost of Debt):
Biaya modal utang adalah biaya bunga yang harus dibayar perusahaan kepada kreditur atau
pemegang obligasi sebagai imbalan atas pinjaman yang diterima. Ini merupakan biaya tetap yang
harus dibayar oleh perusahaan dalam jangka waktu tertentu.
Biaya modal utang biasanya lebih rendah daripada biaya modal ekuitas karena utang memiliki
prioritas pembayaran yang lebih tinggi dalam struktur modal dan dianggap sebagai pengorbanan
yang lebih rendah oleh perusahaan.
Perusahaan sering menggunakan kombinasi ekuitas dan utang dalam struktur modal mereka. Oleh
karena itu, biaya modal keseluruhan perusahaan adalah rata-rata tertimbang dari biaya modal
ekuitas dan biaya modal utang.

Struktur Modal:
Analisis struktur modal mengacu pada perbandingan antara utang dan ekuitas dalam modal
perusahaan. Ini adalah elemen penting dalam memahami bagaimana perusahaan memutuskan
untuk mendanai operasinya.
Ekuitas (Saham):
Ekuitas dalam struktur modal mencakup dana yang diperoleh perusahaan dari pemegang saham.
Ini mencakup penjualan saham biasa atau preferen kepada pemegang saham dalam bentuk
kepemilikan perusahaan.
Saham memberi pemegang saham hak atas keuntungan perusahaan dalam bentuk dividen dan
hak suara dalam pengambilan keputusan perusahaan.
Utang (Hutang):
Utang dalam struktur modal mencakup dana yang diperoleh perusahaan melalui peminjaman
dari pihak ketiga, seperti bank atau pemberi pinjaman lainnya. Utang ini harus dikembalikan
dengan pembayaran bunga sesuai perjanjian.
Pemegang utang tidak memiliki hak kepemilikan perusahaan seperti pemegang saham, tetapi
mereka memiliki klaim atas aset perusahaan dalam situasi likuidasi.
Konsep struktur modal penting karena berdampak langsung pada kinerja keuangan dan nilai
perusahaan. Beberapa poin penting terkait struktur modal meliputi:
Optimalisasi Struktur Modal:
Manajemen keuangan perusahaan bertanggung jawab untuk mencari struktur modal yang
optimal. Ini berarti mencari keseimbangan yang tepat antara ekuitas dan utang untuk mencapai
biaya modal terendah dan risiko yang dikelola dengan baik.
Biaya Modal:
Struktur modal mempengaruhi biaya modal perusahaan. Biaya modal ekuitas lebih tinggi
daripada biaya modal utang, sehingga semakin banyak ekuitas dalam struktur modal, semakin
tinggi biaya modal keseluruhan (WACC - Weighted Average Cost of Capital).
Risiko Keuangan:
Struktur modal juga mempengaruhi risiko keuangan perusahaan. Semakin tinggi proporsi utang
dalam struktur modal, semakin tinggi risiko finansial karena perusahaan harus membayar bunga
pada utang terlepas dari kondisi bisnisnya.
Pajak dan Struktur Modal:
Pajak juga memainkan peran dalam pemilihan struktur modal. Biasanya, bunga utang dapat
dikurangkan dari penghasilan kena pajak, mengurangi beban pajak perusahaan. Ini bisa menjadi
insentif untuk menggunakan utang dalam struktur modal.
Pemegang Saham dan Pemberi Pinjaman:
Struktur modal juga dapat memengaruhi hubungan antara perusahaan, pemegang saham, dan
pemberi pinjaman. Semakin banyak utang, semakin besar risiko yang ditanggung pemberi
pinjaman, yang bisa mempengaruhi hubungan perusahaan dengan pemberi pinjaman dan
pemegang saham.

Analisis Rasio Keuangan:


Penggunaan rasio keuangan adalah alat utama dalam menganalisis hubungan antara berbagai
komponen laporan keuangan. Contoh rasio keuangan termasuk rasio utang terhadap ekuitas, rasio
lancar, dan rasio laba bersih terhadap penjualan.
Beberapa poin penting tentang analisis rasio keuangan adalah sebagai berikut:
Rasio Keuangan:
Rasio keuangan adalah angka atau perbandingan antara dua item dalam laporan keuangan
perusahaan. Mereka memberikan informasi penting tentang kesehatan keuangan dan kinerja
perusahaan. Beberapa contoh rasio keuangan yang umum digunakan meliputi:
Rasio Utang terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio): Ini mengukur seberapa besar utang
perusahaan dalam hubungannya dengan ekuitas. Rasio yang tinggi dapat menunjukkan tingkat
leverage yang tinggi dan risiko keuangan yang lebih besar.
Rasio Lancar (Current Ratio): Ini mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar utang
lancar dengan aset lancar. Rasio yang lebih tinggi biasanya menunjukkan likuiditas yang lebih
baik.
Rasio Laba Bersih terhadap Penjualan (Net Profit Margin): Ini mengukur profitabilitas
perusahaan dengan membandingkan laba bersih dengan pendapatan penjualan. Semakin tinggi
rasio ini, semakin efisien perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari penjualan.
Rasio Likuiditas (Quick Ratio): Ini adalah variasi dari rasio lancar yang mengukur kemampuan
perusahaan untuk membayar utang lancar tanpa harus menjual persediaan. Ini memberikan
gambaran yang lebih ketat tentang likuiditas.
Rasio P/E (Price to Earnings Ratio): Ini digunakan oleh investor untuk menilai valuasi saham
perusahaan dengan membandingkan harga saham dengan laba per saham. Ini membantu dalam
menentukan apakah saham perusahaan dihargai secara wajar.
Rasio ROE (Return on Equity): Ini mengukur tingkat pengembalian yang diterima oleh pemegang
saham atas ekuitas mereka dalam perusahaan. Rasio ini menunjukkan seberapa baik perusahaan
menghasilkan keuntungan dari modal yang diberikan oleh pemegang saham.
Analisis Perbandingan:
Analisis rasio keuangan melibatkan perbandingan rasio perusahaan dengan rasio sejenis dari periode
sebelumnya, perusahaan sejenis di industri yang sama, atau standar industri. Ini membantu
mengidentifikasi tren dan membandingkan kinerja perusahaan dengan pesaingnya.
Pemahaman Terhadap Kinerja:
Rasio keuangan membantu pemegang saham, investor, manajemen, dan pihak lain untuk
memahami bagaimana perusahaan mengelola risiko, menghasilkan keuntungan, dan mengelola
sumber daya finansialnya. Mereka juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi masalah potensial
dan peluang perbaikan.
Keputusan dan Perencanaan:
Hasil dari analisis rasio keuangan sering digunakan dalam pengambilan keputusan, perencanaan
strategis, dan perbaikan operasional. Misalnya, hasil analisis rasio dapat memengaruhi kebijakan
manajemen tentang struktur modal, alokasi sumber daya, dan strategi bisnis.

Operasi:
Materi ini juga mencakup analisis operasional, termasuk analisis terhadap laba bersih, marjin laba
kotor, dan efisiensi operasional perusahaan.
Analisis operasional adalah bagian penting dari manajemen perusahaan karena membantu dalam
mengoptimalkan operasi, meningkatkan profitabilitas, dan mencapai tujuan bisnis. Ini juga dapat
membantu perusahaan untuk mengambil keputusan strategis yang lebih baik dan memahami
dampak dari aktivitas operasional terhadap kinerja keuangan keseluruhan.

Manajemen Arus Kas:


Arus kas adalah elemen kunci dalam menganalisis operasi perusahaan. Ini melibatkan pemantauan
arus kas masuk dan keluar yang dihasilkan oleh operasi perusahaan.
Arus kas adalah jumlah uang yang masuk dan keluar dari perusahaan dalam periode waktu tertentu,
dan manajemen arus kas adalah proses yang dirancang untuk memastikan perusahaan memiliki
cukup likuiditas (kas dan setara kas) untuk memenuhi kewajiban finansialnya dan menjalankan
operasinya dengan lancar.
Manajemen arus kas yang efektif penting untuk menjaga keberlanjutan operasi perusahaan,
menghindari masalah keuangan, dan menjaga kesehatan keuangan yang baik. Tanpa manajemen
arus kas yang baik, perusahaan dapat menghadapi kesulitan dalam memenuhi kewajiban
finansialnya, bahkan jika laba bersihnya positif. Oleh karena itu, pemahaman dan praktik manajemen
arus kas yang cermat adalah kunci untuk kesuksesan keuangan perusahaan.

Analisis Perubahan Modal:


Ini melibatkan pemahaman perubahan dalam ekuitas pemegang saham selama periode waktu
tertentu, termasuk pengaruh dari keuntungan bersih, distribusi dividen, dan transaksi ekuitas
lainnya.
Analisis perubahan modal membantu dalam memahami bagaimana kebijakan keuangan dan
aktivitas perusahaan berdampak pada kepemilikan dan nilai ekuitas pemegang saham. Ini adalah
komponen penting dalam pemantauan kesehatan keuangan perusahaan dan pemahaman tentang
bagaimana kebijakan keuangan perusahaan memengaruhi pemegang saham dan investor.

Anda mungkin juga menyukai