DISUSUN OLEH :
KELAS B
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM PROFESI AKUNTANSI
MAKASSAR
2022
Warrant and Convertible
Warrant
Warrant adalah sekuritas yang memberikan hak kepada pemegang, bukan kewajiban,
untuk membeli saham biasa langsung dari perusahaan pada harga tetap dan jangka waktu
tertentu. Setiap warrant dapat menentukan bagi pemegangnya untuk jumlah saham yang
dapat dibeli, harga kesepakatan, dan tanggal expired.
Dari uraian tersebut maka warrant mirip dengan call option. Perbedaannya lebih
kepada kontraktual antara warrant dan call option. Misalnya adalah warrant memiliki
tanggal batas waktu lagi (maturity date) bahkan beberapa warrant tidak pernah memiliki
batas waktu. Warrant tersebut biasanya karena ekuitas dikeluarkan dalam kombinasi dengan
obligasi yang ditempatkan secara pribadi. Dalam kebanyakan kasus seperti itu, warrant yang
melekat pada obligasi dalam perjanjian/kesepakatannya dinyatakan dilepas dari ikatan atau
bisa dijual secara terpisah.
Harga warrant sama dengan faktor-faktor yang mempengaruhi menentukan nilai call
option, yaitu tergantung dari:
v. Harga kesepakatan
Dari sudut pandang pemegang, warrant mirip dengan call option pada saham biasa.
Surat perintah warrant seperti call option yaitu memberikan hak kepada pemegangnya untuk
membeli saham biasa pada harga tertentu. Warrant biasanya memiliki tanggal expired,
meskipun dalam banyak kasus warrant memiliki waktu yang lebih lama dari pada call option.
Dari sudut pandang perusahaan, warrant sangat berbeda dengan call option. Perbedaannya
adalah jika call option dikeluarkan oleh individu namun jika warrant diterbitkan oleh
perusahaan. Ketika warrant dilaksanakan/disepakati, maka perusahaan harus mengeluarkan
saham baru. Setiap kali warrant dilaksanakan/disepakati, maka jumlah saham yang beredar
meningkat.
Nilai perusahaan bersih dikurangi nilai hutang - harga kesepakatan Jumlah saham
yang beredar
Nilai perusahaan bersih dikurangi nilai hutang + harga kesepakatan x jumlah nilai
warrant = Harga kesepakatan Jumlah saham yang beredar baru setelah adanya
warrant
Jumlah nilai warrant = Nilai perusahaan bersih dikurangi nilai hutang - harga
kesepakatan Jumlah saham beredar jumlah saham beredar tanpa warrant adanya
warrant
Convertible bonds
Sebuah obligasi konversi mirip dengan warrant. Perbedaan paling penting adalah
warrant sekuritas yang ikatannya dapat dipisahkan menjadi efek yang berbeda tetapi obligasi
konversi tidak bisa dipisahkan. Sebuah obligasi konversi memberikan pemegang, hak untuk
menukarnya dengan sejumlah saham tertentu kapan saja sampai tanggal jatuh tempo obligasi.
Saham preferen sering dapat dikonversi menjadi saham biasa. Sebuah saham preferen yang
dikonversi sama seperti obligasi konversi kecuali jika memilki tanggal jatuh tempo yang tak
terbatas.
Convertible bonds hampir sama dengan obligasi biasa. Bedanya obligasi konversi bisa
ditukar dengan sejumlah saham biasa setelah memenuhi syarat tertentu. Salah satu contoh
syarat tersebut adalah suatu obligasi konversi baru dapat ditukar menjadi tiga lembar saham
biasa setelah 1 Januari pada tahun tertentu.
Obligasi konversi biasanya memberikan bunga kupon yang lebih rendah dari obligasi
non-konversi. Keuntungan bagi pemegang obligasi konversi adalah kesempatan menukar
obligasinya menjadi saham biasa perusahaan penerbitnya. Dengan dikonversikannya obligasi
menjadi saham biasa, maka utang akibat obligasi akan berubah menjadi penyertaan modal
(equity). Dari sisi penerbit obligasi konversi, maka keuntungan yang diperolehnya yaitu
pembayaran bunga yang lebih rendah, namun sebagai kompensasi keuntungan tersebut maka
penerbit juga akan mengalami dilusi saham sewaktu pemegang obligasi melakukan konversi
obligasinya ke saham baru.
Nilai Konversi
Nilai obligasi konversi tergantung pada nilai konversi. Nilai konversi adalah apa yang
akan bernilai jika obligasi segera dikonversi menjadi saham biasa. Biasanya, nilai konversi
dihitung dengan mengalikan jumlah saham biasa yang akan diterima pada saat obligasi
dikonversi dengan harga saat ini dari saham biasa.
Pada tanggal 1 November 1993, masing-masing obligasi konversi Seagate diubah
menjadi 23,53 saham biasa dan dijual seharga $ 22,625. Dengan demikian, nilai konversi
adalah 23,53 x $ 22,625 = $ 532,37Sebuah konversi tidak bisa menjual kurang dari nilai
konversinya. Arbitrage mencegah hal ini terjadi. Jika konversi Seagate dijual kurang dari $
532,37, investor akan membeli obligasi dan mengubahnya menjadi saham biasa dan menjual
sahamnya. Keuntungan yang didapat akan berbeda antara nilai saham yang dijual dengan
nilai konversi obligasi.
Dengan demikian, obligasi konversi memiliki dua nilai minimum: straight bond
value dan conversion value . Nilai konversi ditentukan oleh nilai perusahaan yang mendasari
saham biasa. Ketika nilai saham biasa naik harga konversi naik dan jika nilai saham biasa
turun, harga konversi turun juga. Ketika nilai saham biasa Seagate meningkat sebesar $ 1,
nilai konversi obligasi konversi meningkat sebesar $ 23,53.
Nilai Opsi
Nilai dari obligasi konversi umumnya akan melebihi kedua straight bond value dan
conversion value. Hal ini terjadi karena pemegang obligasi konversi tidak perlu segera
mengkonversi obligasinya. Sebaliknya, dengan menunggu dikonversi, pemegang obligasi
dapat mengambil keuntungan dari mana yang lebih besar di masa depan antara straight bond
value atau conversion value. Ketika nilai perusahaan rendah, nilai obligasi konversi yang
paling signifikan dipengaruhi oleh nilai yang mendasari mereka sebagai straight debt.
Namun, ketika nilai perusahaan sangat tinggi, nilai obligasi konversi sebagian besar
ditentukan oleh nilai konversi yang mendasarinya
Bagian bawah gambar menunjukkan bahwa nilai dari obligasi konversi adalah maksimum
dari straight bond value dan nilai konversi, ditambah dengan nilai opsinya:
• Obligasi konversi (convertible bond) adalah obligasi yang dapat ditukar atau diubah
menjadi saham biasa atas kehendak pemegang obligasi pada kondisi yang telah
ditentukan sebelumnya. Obligasi konversi pada dasarnya sama dengan obligasi biasa
ditambah hak untuk mengubah obligasi ke saham. Sama halnya seperti pemegang
waran, pemegang obligasi konversi dapat ikut menikmati kenaikan harga saham
(capital gain). Mereka cenderung mempertimbangkan untuk mengubah obligasinya
menjadi saham jika nilai atau harga saham perusahaan meningkat.
• Waran dapat berupa detachable, dapat dipisahkan dengan Efek yang mendasarinya,
dan dapat diperdagangkan; sedangkan hak konversi pada obligasi konversi tidak dapat
dipisahkan dari Efek yang mendasarinya (undetachable).
• Waran dapat diterbitkan dengan kas atau penukaran utang pada nilai nominal;
sedangkan pada obligasi konversi, obligasinya yang digunakan untuk menerbitkan
hak.
• Meskipun waran dan obligasi konversi nampak mirip dari segi penyediaan
kesempatan bagi pemegang obligasi untuk ikut menikmati capital gain, namun ada
perbedaan utama antara keduanya. Pertama, jika obligasi konversi diubah menjadi
saham, hutang perusahaan dihilangkan dan biaya bunga berkurang; sedangkan saat
waran ditukar menjadi sejumlah saham, hutang dan biaya bunga tidak berubah.
Kedua, jika obligasi konversi ditukar dengan saham, tidak ada dana baru yang masuk
ke perusahaan. Yang terjadi hanya sekedar perubahan status dari hutang menjadi
modal sendiri; sedangkan saat waran ditukar dengan sejumlah saham, ada dana baru
yang masuk ke perusahaan.
• Tingkat suku bunga yang lebih rendah dibandingkan dengan tingkat suku bunga yang
dapat diberikan oleh emiten untuk utang nonkonversi
• Dalam situasi dimana sejumlah dana tertentu dibutuhkan, penerbitan efek Obligasi
Konversi memungkinkan diterbitkan jumlah saham biasa yang lebih sedikit, dalam
hal terjadi konversi atau penukaran, dibandingkan kalau dana diperoleh langsung dari
penerbitan saham biasa. Ini membawa konsekuensi bahwa dampak dilusi bagi
pemegang saham lama menjadi lebih rendah.
Call waran dapat digunakan untuk menarik modal yang diinvestasikan di saham. Dengan
menjual saham yang dimiliki dan membeli call waran yang sesuai pada fraksi harga
tertentu, anda dapat meraih keuntungan dari kenaikan harga saham induk ketika menarik
modal dari saham.
Dari penelitian diketahui bahwa perusahaan yang menerbitkan obligasi konversi yang
berbeda dari perusahaan yang lain. Berikut adalah beberapa perbedaannya :
1. Peringkat obligasi perusahaan yang menerbitkan obligasi konversi lebih rendah
dibandingkan perusahaan lainnya.
2. Obligasi konversi cenderung digunakan oleh perusahaan-perusahaan kecil dengan
tingkat pertumbuhan yang tinggi
3. Obligasi konversi biasanya subordinasi dan tidak aman.
Jenis perusahaan yang menggunakan obligasi konversi memberikan petunjuk
mengapa mereka mengeluarkan obligasi konversi .Beberapa penjelasan yang masuk
akal adalah :
Ada satu aspek dari obligasi konversi yang telah kita dihilangkan sejauh ini.
Perusahaan sering diberikan call option atas obligasi. Ketika call option atas obligasi
dilakukan, pemegang obligasi memiliki sekitar 30 hari untuk memilih antara lain:
1. Mengkonversi obligasi menjadi saham biasa pada rasio konversi.
2. Menyerahkan obligasi dan menerima harga call option secara tunai.
Apa yang harus pemegang obligasi lakukan? Ini harus jelas bahwa jika nilai konversi
obligasi lebih besar dari call price.
Apa yang harus dilakukan manajer keuangan? call option tidak mengubah nilai
perusahaan secara keseluruhan. Namun, kebijakan penerbitan yang optimal dapat bermanfaat
bagi pemegang saham atas biaya dari pemegang obligasi.
Kebijakan call option sangat sederhana:
Pemegang obligasi akan senang ketika para pemegang saham melakukan call option ketika
nilai di bawah call price. Pemegang Saham akan memberikan pemegang obligasi tambahan
nilai. Atau, jika nilai obligasi naik di atas call price, pemegang obligasi akan senang ketika
pemegang saham tidak melakukan call option, karena pemegang obligasi akan diizinkan
memegang aset berharga. Hanya ada satu kebijakan yang tersisa. Ini adalah kebijakan yang
memaksimalkan nilai pemegang saham dan meminimalkan nilai pemegang obligasi.
Call the bond when its value is equal to the call price.
Ini adalah teka-teki bahwa perusahaan tidak selalu menerbitkan convertible bonds ketika nilai
konversi mencapai call price. Ingersoll meneliti kebijakan panggilan 124 perusahaan antara
tahun 1968 dan 1.975. Dalam kebanyakan kasus ia menemukan bahwa perusahaan
menunggu untuk menerbitkan obligasi sampai nilai konversi itu jauh lebih tinggi dari call
price. Perusahaan menunggu sampai nilai obligasi konversi adalah 44 persen lebih tinggi dari
call price. Salah satu alasannya adalah bahwa jika perusahaan berusaha untuk menerapkan
strategi yang optimal di atas, tidak mungkin benar-benar optimal. karena pemegang obligasi
memiliki waktu 30 hari untuk memutuskan apakah akan mengkonversi obligasi atau untuk
menyerahkan obligasi untuk call price secara tunai. Pada 30 hari, harga saham bisa drop,
memaksa nilai konversi di bawah call price. Jika demikian, konversi adalah "out of the
money" dan perusahaan yang memberikan uang. Perusahaan akan memberikan uang tunai
untuk umum senilai saham jauh lebih sedikit. Karena kemungkinan ini, perusahaan-
perusahaan di dunia nyata biasanya menunggu sampai nilai konversinya jauh di atas call
price sebelum mereka menerbitkan obligasi.
Daftar Pustaka
Ross, Westerfield, Jaffe. 2003. Corporate Finance-Sixth Edition. Mc Graw Hill: United
States of America.
http://michaelorstedsatahi.wordpress.com/2011/05/09/retirement-of-financial-liabilities/
http://books.google.co.id/books
http://arumii.blogspot.com/2014/03/convertible-securities.html