Anda di halaman 1dari 4

Anion merupakan ion yang bermuatan negatif dan tertarik ke anoda (elektroda positif), sedangkan

kation merupakan ion yang bermuatan positif dan tertarik ke katoda (elektroda negatif) (Asmah, 2020).
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengidentifikasi adanya kation dan anion. Prinsip dasarnya yaitu
identifikasi kation dan anion terhadap suatu sampel dengan analisis kualitatif berdasarkan perubahan
warna dan terbentuknya endapan. Adapun prinsip kerjanya yaitu pencampuran, pemanasan, penetesan,
penimbangan, dan pengamatan

Pada percobaan digunakan beberapa alat dan bahan yang memiliki fungsi yang berdeda. Pipet tetes
berfungsi untuk memindahkan larutan dalam jumlah yang sedikit, tabung reaksi berfungsi sebagai
wadah untuk mereaksikan larutan. Rak tabung untuk menyimpan tabung reaksi. Kaca arloji untuk
meletakkan bahan yang akan ditimbang. Gelas kimia sebagai wadah larutan, spatula untuk mengambil
bahan dalam bentuk padatan, kawat platinum digunakan untuk uji nyala, serta bunsen yang digunakan
untuk memanaskan.

Adapun bahan yang digunakan yaitu NaNO3, NaNO2, CuSO4, FeCl3, PbNO4, NaOH, NaCl, BaCl, Na2S2O3,
KI, Metilen biru, fehling, CH3COOH, HCl, NH4OH, CaCl, H2SO4, AgNO3, dab indikator universal. Dalam uji
kation golongan I, digunakan sampel AgNO3 dan PbNo3 serta HCl, NaOH dan KI berfungsi sebagai
pereaksinya. Dalam uji kation golongan II, FeCl3 dan CuSO4 digunakan sebagai sampel, dan NaOH serta
NH4OH digunakan sebagai pereaksinya. Pada uji kation golongan III, digunakan sampel BaCL dan CaCl
dengan pereaksi NaOH dan NH4OH. Dalam uji anion golongan I, digunakan samoel Na2S2O3 dengan
pereaksi BaCl dan HCl. Dalam uji anion golongan III, digunakan sampel NH4OH dan HCl serta H2SO4
sebagai pereaksinya.

Berdasarkan percobaan, adapun hasil yang diperoleh yaitu :

1. Uji pendahuluan
a. Uji organoleptik
Uji organoleptik dilakukan untuk mengetahui bentuk, bau, dan warna pada tiap sampel.
Pada percobaan, sampel padatan ditimbang terlebih dahulu pada kaca arloji dan diamati
warna dan baunya. Berdasarkan pengamatan diketahui bahwa padatan NaNO3, NaNO2,
PbNo3, NaCl, BaCl2, NaOH berwarna putih, padatan CuSO4 berwarna biru, dan padatan
FeCl3 berwarna coklat. Lalu padatan Na2S2O3 berwarna bening. Sedangkan untuk
sampel larutan KI berwarna ungu, metilen biru dan fehling berwarna biru, dan asam
asetat berwarna bening. Untuk bau, sampel BaCl, NaOH, dan NaNO3 tidak berbau.
Metilen biru dan CH3COOH baunya menyengat.
b. Uji sifat larutan
Uji sifat larutan dilakukan untuk mengetahui apakah larutan sample bersifat asam, basa,
dan netral. Berdasarkan percobaan adapun hasil dari tiap sampel yang diuji
menggunakan pH universal yaitu CuSO4 memiliki pH 2 yang sifatnya asam, BaCl memiliki
pH 5 yang sifatnya asam, CaCl3 memiliki pH 5 yang sifatnya asam, NaNO3 memiliki pH 5
yang sifatnya asam, NaOH memiliki pH 14 yang sifatnya basa, Na2S2O3 memiliki pH 6
yang sifatnya asam, KI memiliki pH 8 yang sifatnya basa. PbNo3 memiliki pH 2 yang
sifatnya asam, fehling memiliki pH 4 yang sifatnya asam, CH3COOH memiliki pH 3 yang
sifatnya asam. Menurut Satrio (2014), sifat asam basa dari suatu larutan dapat
ditunjukkan dengan mengukur pHnya. pH adalah suatu parameter yang digunakan
untuk menyatakan tingkat keasaman larutan. Larutan asam mempunyai pH lebih kecil
dari 7. Larutan basa mempunyai pH lebih besar dari 7,sedangkan larutan netral
mempunyai pH 7.
c. Uji nyala
Uji nyala yaitu pemeriksaan sampel dengan membakarnya pada nyala oksida atau
reduksi pembakar bunsen, dan tiap-tiap senyawa akan memberi warna nyala yang khas.
Adapun hasil dari percobaan yang dilakukan yaitu : NaNO3 menghasilkan warna kuning
pada nyala apinya, NaNO3 menghasilkan warna kuning, CuSO4 menghasilkan warna
nyala hijau, FeCl3 menghasilkan warna nyala biru, CaCl2 menghasilkan warna kuning,
NaOH menghasilkan warna kuning, BaCl2 menghasilkan warna kuning, NaCl
menghasilkan warna kuning terang, dan Na2S2O3 menghasilkan warna kuning. Pada
pengujian terhadap sampel yang hasilnya tidak sesuai dengan teori, menurut Clare
(2015) warna merah atau orange yang dihasilkan CaCl2 menunjukkan bahwa adanya
kation ion Ca2+, hal ini tidak sesuai dengan teori karena pada pengujian CaCl2
menghasilkan warna kuning. Adapun hasil yang sesuai dengan teori yaitu NaNO3,
NaNO2, NaOH, dan NaCl serta Na2S2O3 yang berwarna kuning. Hal ini sudah sesuai
dengan teori, menurut Clare (2005) unsur natrium (Na+) menghasilkan warna kuning
terang.

Pada pengujian FeCl3 dan BaCl2 tidak sesuai dengan teori, karena menurut teori, ion Fe (III) atau besi
(III) hasilnya menghasilkan warna coklat atau jingga, tetapi pada pengujian menghasilkan warna
kekuningan. Hal ini bisa terjadi karena pada saat kawat platina dicuci hasil cuciannya tidak optimal
sehingga mempengaruhi sampel sisa analisis sampel sebelumnya.

2. Uji langsung
1) Uji kation
a. Uji kation golongan I
Pada percobaan kation golongan 1 menggunakan AgNO3 dan PbNo3
yang direaksikan dengan HCL dan KI. Pbno3 yang ditambahkan dengan
HCL akan menghasilkan larutan yang berwarna putih dan endapan putih
titik fungsi penambahan HCL yaitu untuk memisahkan kation golongan
klorida. Adapun persamaan reaksinya yaitu :

Lalu ditambahkan dengan NaOH yang menghasilkan larutan bening dan


terbentuknya endapan berwarna putih. Reaksinya yaitu :

Selanjutnya untuk larutan pbno3 yang ditambahkan dengan KI


menghasilkan larutan berwarna kuning tanpa endapan, lalu dipanaskan
akan menghasilkan larutan kuning dengan reaksi :

Kemudian pada tabung reaksi lain dimasukkan larutan AgNO3 yang


berwarna bening Kemudian ditambahkan dengan larutan HCL yang
menghasilkan larutan bening dengan endapan, Adapun reaksinya yaitu :

Lalu ditambahkan dengan NaOH dan KI menghasilkan larutan putih dan


endapan berwarna putih, dengan reaksi :
Menurut Mahidin (2009) kation golongan I membentuk endapan yang
berwarna putih. Hal ini berarti pada percobaan sudah sesuai dengan
teori.
b. Uji kation golongan II
Pada uji kation golongan 2 menggunakan FeCl3 dan CuSO4 dan NaOH serta nh4oh
sebagai reaksinya. Pada tabung pertama yaitu FeCl3 yang berwarna coklat kemudian
diteteskan larutan NaOH menghasilkan larutan berwarna coklat tua dengan endapan,
Adapun reaksinya yaitu :

Pada tabung lain, larutan FeCl3 yang ditambahkan nh4oh menghasilkan larutan bening
tanpa endapan, Adapun reaksinya yaitu :

Selanjutnya untuk larutan CuSO4 yang berwarna biru yang ditambahkan larutan NaOH
menghasilkan larutan biru dan endapan, dengan reaksi :

Pada tabung lain larutan CuSO4 yang ditambahkan nh4oh menghasilkan larutan biru
bening tanpa endapan dengan reaksi :

Berdasarkan hasil percobaan yang didapatkan, sudah sesuai dengan teori, bahwa
menurut Anwar (2009) kation golongan II tidak bereaksi dengan asam klorida tetapi
membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam.
c. Uji kation golongan III
Pada uji Kation golongan 3 menggunakan cacl2 dan bacl2 serta NaOH dan nh4oh sebagai
pereaksinya. Pada tabung pertama yaitu cacl2 yang berwarna bening yang ditambahkan
dengan larutan NaOH menghasilkan warna putih tidak membentuk endapan, lalu
ditambahkan nh4oh dan menghasilkan warna larutan bening dan endapan putih,
Adapun reaksinya :

Selanjutnya larutan bacl2 yang ditambahkan NaOH menghasilkan warna putih dan
ditambahkan nh4oh menghasilkan warna keruh bening dengan endapan. Adapun
reaksinya yaitu :

Pada hasil percobaan telah sesuai dengan teori, menurut Hajadi (1990) Kation golongan
III diendapkan dengan adanya amilum klorida dan hidrogen sulfida dari larutan yang
telah basa dengan larutan.
2 uji anion
a. Anion golongan I
Pada percobaan ini menggunakan bahan na2 S2 O3 serta bacl2 dan HCL sebagai
pereaksinya. Pada tabung pertama yaitu na2 S2 O3 yang direaksikan dengan BaCl2
menghasilkan warna keruh, Lalu setelah ditambahkan HCL larutan berwarna kuning. Adapun
reaksinya yaitu :
Selanjutnya na2 S2 O3 ditambahkan HCL pada tabung lain menghasilkan warna kuning.
Adapun reaksinya yaitu :

Hal ini telah sesuai dengan teori Purnama (2004) , bahwa anion Golongan 1 membentuk
endapan kuning.
b. Anion golongan III
Percobaan ini menggunakan larutan nano3 dengan HCL dan H2 so4 sebagai pereaksinya.
Pada tabung pertama yang diisi dengan larutan nano3 yang ditambahkan larutan HCl
menghasilkan larutan bening dan tidak membentuk endapan. Adapun reaksinya yaitu :

Pada tabung lain, nano3 yang ditambahkan larutan H2so4 menghasilkan warna bening
tanpa endapan. Adapun reaksinya :

Dengan penguraian ion :

Berdasarkan hasil percobaan, senyawa yang digunakan dapat dikatakan sebagai anion
karena mengandung ion negatif di dalamnya. Hal ini telah sesuai dengan teori ramlawati
(2021) yang mengatakan bahwa anion adalah ion yang bermuatan negatif.

Anda mungkin juga menyukai