Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisika Kuantum
Dosen pengampu :
1. Diah Mulhayatiah, S.Si., M.Pd.
2. Pina Pitriana, M.Si.
Oleh :
Kelompok 8
Abdul Wahid Shidik (1152070002)
Fitria Fatimatul Warda (1152070027)
Harisman (1152070031)
Kokom Komalasari (1152070039)
Semeseter VII-A
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha penyayang,
puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah fisika kuantum yang berjudul “Problem Set”.
Makalah fisika kuantum ini telah kami susun dengan sebaik-baiknya.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah sumber bacaan dan
pengetahuan mengenai materi pada fisika kuantum, serta pengalaman bagi
pembaca untuk kedepannya dapat memperbaiki maupun menambah isi makalah
ini agar menjadi lebih baik lagi.
Akhir kata, kami menyampakan ucapan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Sekilas Materi............................................................................................3
1. Persamaan Gelombang..............................................................................3
2. Persamaan Schodinger..............................................................................3
3. Operator Fisis............................................................................................3
4. Persamaan Heisenberg...............................................................................4
5. Representasi Matriks.................................................................................4
A. Kesimpulan..............................................................................................18
B. Saran........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................19
2
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat di ambil rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakan soal atau permasalahan terkait dengan persamaan
gelombang ?
2. Bagaimanakan soal atau permasalahan terkait dengan persamaan
Schodinger ?
3. Bagaimanakan soal atau permasalahan terkait dengan sifat-sifat suatu
fungsi gelombang?
4. Bagaimanakan soal atau permasalahan terkait dengan operator fisis ?
1
5. Bagaimanakan soal atau permasalahan terkait dengan persamaan
persamaan gerak Heisenberg ?
6. Bagaimanakan soal atau permasalahan terkait dengan representasi
matriks?
C. Tujuan
Adapum tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk menjawab soal dan permasalahan terkait materi persamaan
gelombang
2. Untuk menjawab soal dan permasalahan terkait materi persamaan
Schodinger
3. Untuk menjawab soal dan permasalahan terkait materi sifat-sifat fungsi
suatu gelombang
4. Untuk menjawab soal dan permasalahan terkait materi operator fisis
5. Untuk menjawab soal dan permasalahan terkait materi persamaan gerak
Heisenberg
6. Untuk menjawab soal dan permasalahan terkait materi representasi matriks
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sekilas Materi
1. Persamaan Gelombang
Tinjaulah getaran sebuah kawat halus yang diregang sepanjang sumbu-x
dengan kedua ujungnya dibuattetap. Misalkansimpangan pada sembarang
posisi dan waktu adalah ψ(x,t). Dalam teori gelombang simpangan itu
∂2 ψ ( x , t ) 1 ∂2 ψ ( x ,t )
memenuhi persamaan gelombang seperti: = 2 v
∂ x2 v ∂ t2
adalah kecepatan fasa
ψ n ( x , t ) =¿ B sin ( nπλ x) sin (ωt +δ)
2. Persamaan Schodinger
Persamaan Schrodinger 1 dimensi
∂2 ψ ( x ) 2m
+ ( E−V ) ψ ( x )=0
∂ x2 ℏ
Persamaan Schrodinger 3 dimensi
2m
∇2 ψ ( x , y , z ) + ( E−V ) ψ ( x , y , z )=0
ℏ
3. Operator Fisis
Operator pada dasarnya merupakan perangkat matematika yang
digunakan untuk memanipulasi bilangan dan atau fungsi. Penjumlahann
(+), pengurangan (-), dan penderivatif (d/dx) merupakan beberapa contoh
operator. Operasi operator terhadap suatu fungsi pada umumnya akan
menghasilkan fungsi baru [ CITATION Sut05 \l 1057 ].
Suatu partikel memiliki besaran-besaran fisis seperti posisi,
momentum dan energi. Setiap besaran fisis suatu patrtikel dikaitkan
dengan operatornya; misalnya operator bagi energi total adalah ^
H yang
di dalam ruang adalah :
3
2
^ −ℏ 2
H= ∇ +V
2m
4. Persamaan Heisenberg
Salah satu asas yang paling penting dalam Mekanika Kuantum ialah
asas Ketakpastian. Asas ini menyatakan bahwa pasangan amatan sekawan
(konjugate observables) tidak dapat kedua-duanya ditentukan dengan
pasti. Asas inilah yang dinyatakan oleh Heisenberg. Selain mempelajari
ketakpastian, Heisenberg juga mempelajari persamaan gerak suatu partikel
yang dikenal dengan sebutan Persamaan Gerak Heisenberg.
5. Representasi Matriks
Telah dikemukakan dalam paragraf 2.4 bahwa dalam fungsi-fungsi
basis {φ i } misalkan operator ^ A memiliki harga
A ij =∫ φ i (x) ^
¿
A φ j (x) dx
(
A 11 A12 … … A1 N
A = A 21
^ A22 … … A2 N
…… ………… ……
A N 1 A N 2 … … A NN
) , dalam basis
^
A , kita harus
menentukan fungsi eigennya. Cara yang biasa dipakai orang adalah dengan
mengandaikan
^
A ψ n=a n ψ n
Atau
( )
a1 0 …… 0
^
A= 0 a … … 0
2
; dalam basis { ψ i }
…… ………… ……
0 0 … … aN
Jadi, untuk memperoleh nilai-nilai eigen dari operator ^
A , harus
dilakukan transformasi dar fungsi basis {φ i } ke fungsi basis {ψ i } .
Proses transformasi itu disebut juga diagnosis matriks.
4
B. Soal dan Pembahasannya
1. Pada saat t=0 partikel berada dalam keadaan ψ yaitu ψ
ψ=π−5 /2 tan 2 x e i(4 y +z )
Jika energi partikel di ukur pada saat ¿ 0 , tentukan energi dari partikel
tersebut ! [ CITATION REi85 \l 1033 ]
Penyelesaian
Diketahui :
t=0
ψ=π−5 /2 tan 2 x e i(4 y +z )
Ditanyakan :
E pada saat t 0 = ?
Jawab :
Untuk menjawab pertanyaan ini, kita gunakan persamaan Schodinger pada
saat energi potensialnya (V =0)
Persamaan Schodinger 1 dimensi
∂ ψ (x , t) −ћ2 ∂2 ψ ( x ,t )
iћ = +V ( x , t ) ψ (x , t)
∂t 2m ∂ x2
∂ ψ ∂ −5 /2 i(4 y+z )
1¿ = (π tan 2 x e )
∂ x ∂x
¿ π −5/ 2 ( sec 2 . 2 x . 2 ) ei (4 y+ z) ¿ π−5/ 2 2 sec 2 2 x e i(4 y+z )
∂2 ∂ ∂ψ ∂
2¿ 2
=
∂x ∂x ∂x ∂x ( )
= ( π −5 /2 2 sec 2 2 x ei (4 y+ z) )
5
2 sec 2 2 x=2 u2
f ' ( 2 sec2 2 x ) =4 u du
f ' ( 2 sec 2 2 x ) =4 sec 2 x 2 tan2 x sec 2 x dx
f ' ( 2 sec 2 2 x ) =8 sec 2 x tan 2 x sec2 x dx
f ' ( 2 sec 2 2 x ) =8 sec 2 2 x tan 2 x
2
∂ ∂ ∂ψ ∂
2
=
∂x ∂x ∂x( )= ( π −5 / 2 2 sec 2 2 x ei (4 y+ z) )
∂x
2
∂ ∂ ∂ψ ∂
= ( )= (π ( 8 sec2 2 x tan 2 x ) e i(4 y +z ) )
−5/ 2
2
∂x ∂ x ∂ x ∂ x
∂2
2
=8 sec 2 2 x tan2 x π−5 /2 ei (4 y+ z)
∂x
∂ψ ∂ −5/ 2
3¿ = ( π tan 2 x ei (4 y+ z) )
∂y ∂y
∂ −5 / 2
¿ ( π tan2 x e4 iy + zi )
∂y
4 iy + zi −5/ 2
¿4ie π tan2 x
∂2 ∂ ∂ψ ∂ (
4¿ 2
= =
∂ y ∂y ∂ y ∂ y ( )
4 ie 4 iy + zi π−5/ 2 tan 2 x )
2
∂ ∂ ∂ψ ∂
6¿ 2
=
∂z ∂z ∂ z ∂z ( )
= ( ie i(4 y+ z) π −5 /2 tan 2 x )
¿ i. i ei (4 y+ z) π −5/ 2 tan2 x
6
¿ 1 ei (4 y+ z) π −5/ 2 tan2 x
¿ e i(4 y +z ) π−5 /2 tan 2 x
−ћ (
¿ ( 8 sec 2 2 x tan2 x π −5 /2 ei (4 y+ z) ) + ( 16 e4 iy + zi π−5 /2 tan 2 x ) + ( ei (4 y+ z) π−5/ 2 tan 2 x ) ) π −
2m
−ћ2 (
¿ ( 8 sec2 2 x tan2 x π −5 /2 ei (4 y+ z) ) + ( 17 e4 iy + zi π−5 /2 tan 2 x ) ) π −5 /2 tan 2 x e i(4 y+z )
2m
Dimana tan 2 x π−5 /2 ei (4 y+ z) =ψ
Sehingga persamaannya menjadi :
−ћ2 (
E ψ ( r , 0) = 8 sec 2 2 x−17 ) ψ
2m
2
−ћ [
E= 8 sec 2 2 x−17 ]
2m
2
ћ [
E= 17−8 sec 2 2 x ]
2m
Jadi, besarnya energi partikel pada waktu t=0 adalah
ћ2 [
E= 17−8 sec 2 2 x ]
2m
7
2. Fungsi gelombang suatu partikel yang bergerak sepanjang sumbu x diberikan
oleh :
ψ ( x)=C e−|x|sin αx
Tentukan konstanta C jika fungsi gelombang ternormalisasi !
[CITATION Pur01 \l 1033 ]
Penyelesaian
Diketahui :
ψ ( x)=C e−|x|sin αx
Ditanya :
C jika fungsi gelombang tersebut ternormalisasi ?
Jawab :
Suatu gelombang yang ternormalisasi akan memenuhi persamaan
∞
2
∫ |ψ (x)| dx=1
−∞
Secara eksplisit ψ ( x ) diberikan oleh
{
x
C e sin αx ,untuk x <0
ψ ( x)= −x
C e sin αx , untuk x> 0
Sehingga
{
2 2x 2
2 C e sin αx ,untuk x <0
|ψ (x)| = 2 −2 x
C e sin αx ,untuk x>0
Ingat kembali bahwa grafik untuk fungsi genap adalah simetri terhadap
sumbu y, sedangkan grafik fungsi yang ganjil akan simetri terhadap titik asal.
Jika di lihat, fungsi di atas merupakan fungsi genap. Maka grafik dari fungsi
di atas dapat diperkirakan seperti di bawah ini :
8
Mengubah fungsi sin yang ada pada persamaan di atas kedalam bentuk
eksponensial
Ingat :
1
sin x= ( eix −e−ix )
2
Maka :
−1 iax −iax 2
sin2 αx= (e −e )
4
2 −1 2 iax
sin αx= ( e −2 e iax−iax +e−2 iax )
4
−1
sin 2 αx= ( e 2 iax +e−2iax −2 )
4
Sehingga :
∞ ∞
2
∫ |ψ (x)| dx=2 C ∫ e−2 x sin2 αx dx
2
−∞ 0
∞ ∞
−∞ 0 4
∞ ∞
2 −1 2 −2 x ( 2 iax −2 iax )
∫ |ψ (x)| dx= 2
C ∫e e +e −2 dx
−∞ 0
∞ ∞
∫ |ψ (x)| dx= −1
2
C2∫ ( e (2 ai−2) x + e−(2 ai+ 2) x −2 e−2 x ) dx
−∞ 2 0
∞ ∞
∫ |ψ (x)| dx= −1
−∞
2
2
C2 |
e (2 ai−2) x e−( 2 ai+2) x −2 x
−
2 ai−2 2 ai+ 2
+e
0
|
∞
¿− C
2 [(
1 2 e (2 ai−2) ∞ e−( 2 ai+2) ∞ −2 ∞
−
2 ai−2 2 ai +2
+e −
e (2 ai−2) 0 e−( 2 ai+2) 0 −20
)( −
2 ai−2 2 ai+ 2
+e )]
∫ |ψ (x)| dx= −1
−∞
∞
2
2
C2
[ ( 0−
1
−
1
2 ai−2 2 ai+ 2
+1 )]
2ai +2−( 2 ai−2 ) +(2 ai−2)(2 ai+2)
∫ |ψ (x)| dx= 12 C 2
−∞
2
( (2 ai−2)(2 ai +2) )
∞ 2
∫ |ψ (x)| dx= 12 C 2
−∞
∞
2
( )
4+(−4 a −4)
−4 a2−4
−4 a 2
∫ |ψ (x)| dx= 12 C 2
−∞
∞
2
( )
−4 a2 −4
2
∫ |ψ (x)| dx= 12 C 2 a2a+1
−∞
2
( )
9
Karena
∞
2
∫ |ψ (x)| dx=1
−∞
Maka :
a2
1
1= C 2 2
2 a +1 ( )
C=
C=
√
2( a2+ 1)
a2
Dan fungsi gelombangnya menjadi
ψ ( x )=
√ 2(a 2+1)
a 2
e−|x| sin αx
( )
T 11 T 12 T 13
T ij = T 21 T 22 T 23
T 31 T 32 T 33
( )
⟨ U 1 ∨ ^A∨U 1 ⟩ ⟨ U 1 ∨ ^A∨U 2 ⟩ ⟨U 1 ∨ ^A∨U 3 ⟩
^
A= ⟨U2∨^ A ∨U 1 ⟩ ⟨ U 2∨ ^A ∨U 2 ⟩ ⟨ U 2∨ ^A ∨U 3 ⟩
⟨ U 3 ∨ ^A∨U 1 ⟩ ⟨ U 3 ∨ ^A∨U 2 ⟩ ⟨ U 3 ∨ ^A∨U 3 ⟩
( )
⟨ U 1 ∨2∨U 1 ⟩ ⟨ U 1∨( 3∨U 1 ⟩−i∨U 3 ⟩ ) ⟨ U 1∨−1∨U 2 ⟩
^
A= ⟨ U 2 ∨2∨U 1 ⟩ ⟨ U 2∨( 3∨U 1 ⟩−i∨U 3 ⟩ ) ⟨ U 2∨−1∨U 2 ⟩
10
( )
2 ⟨ U 1∨U 1 ⟩ 3 ⟨ U 1 ∨U 1 ⟩−i ⟨ U 1∨U 3 ⟩ −1 ⟨ U 1∨U 2 ⟩
^
A= 2 ⟨ U 1∨U 2 ⟩ 3 ⟨ U 1∨U 2 ⟩−i ⟨ U 2∨U 3 ⟩ −1 ⟨ U 2∨U 2 ⟩
2 ⟨ U 1∨U 3 ⟩ 3 ⟨ U 1∨U 3 ⟩−i ⟨ U 3∨U 3 ⟩ −1 ⟨ U 2∨U 3 ⟩
( )
2(1) 3 ( 1 ) −0 −1(0)
^
A = 2(0) 3 ( 0 )−i (0) −1(1)
2(0) 3 ( 0 )−i (1) −1(0)
( )
2 3 0
^
A = 0 0 −1
0 −i 0
11
5. Suatu electron terperangkap di dalam kotak satu dimensi dengan panjang 1A.
Hitung:
a. Energy tingkat dasar electron tersebut
1 3
b. Besar peluang untuk menemukan electron di daerah A < x< A
2 4
Jawab:
a. Energy partikel di dalam kotak L diberikan oleh
2 2
n h
E n=
8 mL 2
u ntuk tingkat dasar n = 1, maka
6,626 x 10
¿
¿−34 ¿ 2
¿
10−10 ¿ 2
¿
¿
1.¿
E1=¿
= 6,03 x 10−18 J
= 37,4 eV
1 3
b. Dari gambar 2.4, daerah A < x< A identic dengan daerah L/2 < x <
2 4
3L/4 karena itu,
3 L/ 4
L 3L
(
P1 < x <
2 4 ) L /2
2
= ∫ ¿ φ 1 ( x ) ¿ dx
2 L/ 4
2
=
L
∫
L/ 2
( πxL ) dx
sin 2
L { 2π L )} L/2
1 L 2π
= x− sin ( x ∨3 L/4
1 1
= +
4 2π
= 0,41
6. Jika fungsi radial dari atom Hydrogen deketahui seperti :
−r
4 r r 3a
R31= 6−( )
a0 a0
e 0
12
t
Karena solusi keadaan stasioner : Ψ =R Ψ e−i E nl ℏ
nlm nl lm
2
Mengingat syarat normalisasi : Ψ nlm ∫ |Ψ nlm| dτ =1
2 2 2
Maka : 1=∫ dr r |Rnl (r )| Ψ nlm ∫ d Ω|Ψ nlm|
0
Dimna : dτ=r 2 dr sin θ dθ dφ
dτ=r 2 dr d Ω
2 2 2
1=∫ dr r 2|Rnl (r )| Ψ nlm ∫ d Ω|Ψ nlm| ;|Ψ nlm| =1
0
2 2
1=∫|R nl ( r )| r dr
0
2
¿ r >¿ ∫ r . r 2|R nl ( r )| dr
0
3 2
¿ r >¿ ∫ r |Rnl (r )| dr
0
−r
4 r r 3a
Diketahui : R31=
81 √ 6 a
( 3
2
0
6−
a0 a0
e
) 0
| )|
−r
(
2
4 r r
( r )=∫ r 3 3
6 e 3 a0
− 2
dr
0 2
a0 a0
( 81 √ 6 a0 )
−2 r −2 r −2r
¿∫ r 3
0
16
812 6 a30
36
(
r 2 3a
a20
e −12
r 3 3a r 4 3a
a30
e + 4e
a0
dr 0 0 0
)
−2 r −2 r −2 r
16.36 3a 16.12 3a 16 3a
¿ 2 3 ∫ r 5 e dr− 2 6 ∫ r 6 e dr + 2 7 ∫ r 7 e dr
0 0 0
81 6 a 0 0 81 6 a0 0 81 6 a 0 0
( r )=2a 0
7. Jika A= i 1+i
1 −i ( ) Buktikan A + ( A´ ) = i 1+i
t
1 −i ( ) adalah hermitian
Jawab ;
13
´
1 −i(
A= i 1+i ) dan Á= (1́í 1+i
−́i ) (−1
= −i 1−i
i )
( 1−i −1i )
( Á ) = i
t
A + ( Á ) =( i 1+i )+ ( i
1−i i )
t −1
1 −i
A + ( Á ) =( i−i
1+1−i −i+i ) ( 2−i )
t 1+1+i = 0 2+1
0
A + ( Á ) =( 0
0 )
t 2+ 1 =B
2−i
B́=( 0 2−1 )
2+i 0
( B́ ) =( 0 2+1)
t
2−i 0
t
( B́ ) =B
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Persamaan gelombang sudah dibahas lebih detail di mata kuliah
Gelombang. Dalam teori gelombang sebuah simpangan, memenuhi persamaan
gelombang seperti:
∂2 ψ ( x , t) 1 ∂2 ψ ( x ,t )
= 2 v
∂ x2 v ∂ t2
Operator pada dasarnya merupakan perangkat matematika yang digunakan
untuk memanipulasi bilangan dan atau fungsi. Suatu partikel memiliki
besaran-besaran fisis seperti posisi, momentum dan energy. Setiap besaran
fisis suatu patrtikel dikaitkan dengan operatornya.
Heisenberg juga mempelajari persamaan gerak suatu partikel yang dikenal
dengan sebutan Persamaan Gerak Heisenberg. Persamaan akhir dari
^ṕ= 1 [ ^p , H
persamaan gerak ini yaitu : ^ ] dan ^x́= 1 [ ^x , ^
H] .
iℏ iℏ
Dalam representasi matriks, sebuah persamaan dapat diubah menjadi
(
A 11 A12 … … A1 N
dalam basis {φ i } .
B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan,
baik dari segi penyajian, penulisan, dan penggunaan tata bahasa. Untuk itu
saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak sangat penulis
harapkan sebagai proses perbaikan untuk karya tulis selanjutnya hingga
menjadi lebih baik.
15
16
DAFTAR PUSTAKA
Baharuddin. (1988). Fisika Kuantum. Jakarta: LPTK.
Eisberg, R., & R Resnick . (1985). Quantum Physics of Atom, Moleculs, Solid,
Nuclei and Particles. New York: Wiley.
Majidi, M. A. (2017). Mekanika Kuantum 1. Retrieved from Mekanika Kuantum
1.
Purwanto, A. (2001). Fisika Kuantum. Yogyakarta: Gava Media.
R Eisberg, & R Resnick. (1985). Quantum Physics Of Atom, Moleculs, Solid,
Nuclei and Particles. New York: Willey NY.
Sutopo. (2005). Pengantar Fisika Kuantum. Malang: Universitas Negeri Malang.
Wilardjo, L. (2011). Asas Ketakpastian Heisenberg: Kepanggahannya dengan
Penggetar Selaras Ratah. Techne Jurnal Ilmiah Elektroteknika Vol. 10 No.
2, 99-108.
17