Anda di halaman 1dari 3

.

Landak Mini / Landak Susu (Hedgehog)

Landak mini adalah mamalia berduri dari subfamili Erinaceinae dan ordo Erinaceomorpha. Ada sekitar 17
spesies landak mini yang tersebar di Eropa,Asia,Afrika dan New Zealand. Landak mini adalah keluarga
jauh dari Shrew (sejenis tikus tanah) dengan Gymnures (sejenis tikus besar) yang lalu berevolusi sedikit
demi sedikit sejak 15 juta tahun yang lalu. Landak mini adalah hewan nokturnal yang aktif pada malam
hari dan memakan serangga. Berbeda dengan landak hutan (porcupine),landak mini (hedgehog) memiliki
duri lembut yang melekat erat pada tubuhnya. Cara bertahan landak mini puna berbeda dengan landak
hutan, landak mini bertahan dengan cara menggulung diri menjadi bola berduri, sedangkan landak hutan
bertahan dengan cara melemparkan durinya (Farida,2011).

Tingkah laku landak mini

Makhluk hidup dalam menjalankan fungsi kehidupannya, tentu dipengaruhi


oleh lingkungan luar dan aktivitas hewan itu sendiri, sehingga akan mempengaruhi
lingkungan internal tubuh hewan. Apabila hal tersebut berubah, maka hewan harus
mempertahankan diri atau beradaptasi sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
Tingkah laku hewan merupakan suatu kondisi penyesuaian hewan terhadap
lingkungannya dan pada banyak kasus merupakan hasil seleksi alam seperti
terbentuknya struktur fisik (Craig, 1981).
Tingkah laku pada tingkat adaptasi ditentukan oleh kemampuan belajar
hewan untuk menyesuaikan tingkah lakunya terhadap suatu lingkungan yang baru.
Berdasarkan pengamatan Wardi (2009), aktivitas istirahat merupakan aktivitas yang
paling dominan dari landak yang dikandangkan. Sekitar separuh waktunya (51,71%)
dihabiskan landak untuk istirahat. Umumnya landak di habitatnya banyak waktu
digunakan untuk beristirahat di pohon yang disebut dengan istilah istirahat pohon
(Olson, 1999).
Aktivitas lain yang juga cukup tinggi adalah lokomosi (20,25%) dan
grooming (13,5%). Landak berlokomosi (berpindah atau bergerak dari suatu tempat
ke tempat yang lain) diantara waktu istirahat, lokomosi yang terbanyak adalah
lokomosi ke tempat pakan. Aktivitas grooming meliputi tingkah laku seperti
menjilati tubuhnya, bulu, dan menggigit tulang (Wardi, 2009).
Urutan keempat adalah aktivitas makan yang mempunyai nilai persentase
sebesar 9,24%. Aktivitas makan landak dilakukan dengan cara pakan diambil dan
dipegang dengan kedua kaki depan, kemudian dikunyah sebelum ditelan sambil
mengeluarkan suara seperti orang mengecap (Wardi, 2009). Bahan pakan utama
yang biasa dikonsumsi landak adalah umbi, akar, batang, kulit kayu, ranting, dan
daun-daunan (Haim et al., 1992).
Aktivitas lain seperti minum, urinasi, defekasi, dan agonistik (perilaku
persaingan antara dua satwa yang sejenis, umumnya terjadi selama musim kawin)
sangat rendah yang diindikasikan dengan persentase aktivitas yang rendah, yaitu
berturut-turut 0,36%, 1,62%, 0,11%, dan 3,2% (Wardi, 2009). Frekuensi minum
landak sangat jarang, biasanya hanya dilakukan setelah aktivitas makan selesai.
Aktivitas urinasi dan defekasi biasanya dilakukan dengan posisi setengah
mengangkat ekornya dan fesesnya selalu berada di salah satu sudut kandang dan tak
pernah berpindah. Aktivitas defekasi rata-rata diawali dengan aktivitas urinasi
(Wardi, 2009).
Selain aktivitas di atas yang dilakukan landak dalam tingkah laku hariannya
ternyata masih ada aktivitas lain, yaitu berusaha memanjat tembok dan berusaha
menggali lubang dengan cara mengais tembok. Aktivitas ini merupakan sifat dasar
landak yang ada di alam sehingga terkadang masih dilakukan di dalam penangkaran
(Wardi, 2009).
Tingkah laku dasar hewan merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir
(innate behavior), antara lain gerakan menjauh atau mendekat dari stimulus,
perubahan pola tingkah laku dengan adanya kondisi lingkungan yang berubah dan
tingkah laku akibat mekanisme fisiologis seperti tingkah laku jantan dan betina saat
estrus (Stanley dan Andrykovitch, 1984).
Perilaku satwa adalah respon atau ekspresi satwa terhadap rangsangan atau
stimulus atau agent yang mempengaruhinya. Ada dua macam rangsangan yaitu
rangsangan dalam dan rangsangan luar. Rangsangan dalam antara lain adalah faktor
fisiologis sekresi hormon dan faktor motivasi. Rangsangan luar dapat berbentuk
suara, pandangan, tenaga mekanis, dan rangsangan kimia (Mukhtar, 1986). Sebagian
besar satwa liar mempunyai berbagai pola tingkah laku yang dapat dicobakan untuk
suatu situasi, dengan demikian landak belajar menerapkan salah satu pola yang
menghasilkan penyesuaian terbaik (Alikodra, 1990).

Perilaku yang menjadi kebiasaan landak mini, diantaranya :

Membola : Takut

Duri tegak di sekujur tubuh : Takut / marah

Duri tegak di kepala : Berjaga-jaga

Duri rebah di sekujur tubuh : Merasa aman dan tenang

Annointing / Menebarkan bau :Adaptasi dengan bau lingkungan sekitar dengan mengeluarkan

busa

Berlari mengelilingi kandang : Landak sedang aktif dan membutuhkan tempat yang luas

Suara landak mini juga memiliki arti yang bervariasi,yaitu

Mendengkur : Landak mini merasa nyaman

Mendesis : Landak mini marah / takut

Meng-klik (ngeklik) : Landak mini marah dan mengancam

Bersiul (nguik-nguik) : Landak mini jantan menggoda betina (Farida,2011).


Referensi

Alikodra, H. S. 1990. Pengelolaan Satwa Liar. Jilid 1. Pusat Antar Universitas Ilmu
Hayat, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Craig, J. V. 1981. Domestic Animal Behavior : Causes and Implication For Animal
Care and Management. Prentice Hall, Inc. Englewood Cliffs, New Jersey.

Farida, W. R. 2011. Perilaku harian landak mini (Landak Susu/Hedgehog


LINNAEUS, 1758). Fauna Indonesia. Vol. 10. Bidang
Zoologi Puslit Biologi-LIPI. Cibinong, Bogor.

Haim, A., R. J. Van Aarde, & J. D. Skinner. 1992. Urinary characteristics of the cape
porcupine Hystrix africaeaustralis; effect of photoperiode and temperature. J.
Basic. Clin. Physiol. Pharmaco. 13 (2) : 166.

Mukhtar, A. S. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tingkah Laku Satwa (Ethiologi). Direktorat


Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam. Departemen Kehutanan,
Bogor.

Olson, R. 1999. Porcupine Ecology and Damage Management Techniques For Rural
Homeowners. University of Wyoming, Laramie, Wyoming.

Stanley, M., & G. Andrykovich. 1984. Living : In Introduction to Biology. Addison


Wesley Publishing Company, Inc., Michigan.

Wardi. 2009. Tingkah laku harian landak raya (Hystrix brachyura) pada siang hari di
penangkaran. Skripsi. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Anda mungkin juga menyukai