Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

IMUNOHISTOKIMIA
Anggota :

Aghnia Fauziah

135130101111002

Roddy Hawianno Rupel

135130100111013

Arief Maulana

135130101111061

Renal fibrosis terjadi karena adanya jaringan fibrosa yang banyak mengandung serat
kolagen akibat dari kerusakan sel sel epitel pada organ ginjal.berkembangnya kerusakan
ginjal dari fase akut menjadi fibrosis ginjal ditandai dengan adanya glomerulosclerosis dan
fibrosis tubulointerestitial serta penurunan ekspresi e-cadherin.tujuan penelitian ini untuk
mengetahui ekspresi e-cadherin dan gambaran histopathologi ginjal pada tikus renal
fibrosis.E-cadherin adalah senyawa glikoprotein yang memegang peranan penting dalam
agregasi sel. E-chaderin ditemukan pada wilayah intercellular space antar sel.ekspresi ecadherin terdapat pada sel intestinal,ginjal dan pada hampir semua sel-sel epitel.penurunan
ekspresi e-cadherin akan menyebabkan EMT ( epithelial to Mesenchymal Transition)
sehingga terjadi peningkatan matriks ekstra seluler yang akan memicu terjadinya fibrosis
ginjal.e- chaderin diketahui dengan penggunaan mouse anti e-chaderin.Rabbit anti mouse IgG
berlabel biotin digunakan sebagai antibody sekunder.

1. Tentukan Dan Beri Penjelasan Istilah Istilah Yang Anda Anggap Asing Dari
Pernyataan Diatas (Terutama Istilah Dengan Cetakan Tebal)!
Renal fibrosis adalah terbentuknya jaringan ikat pada ginjal.
Jaringan fibrosa adalah merupakan jaringan terdiri dari kekuatan tinggi, dan cukup
elastis. Serat ini terutama terdiri dari kolagen, air, dan helai kompleks karbohidrat yang
disebut polisakarida.
Serat kolagen , Kolagen adalah salah satu protein yang menyusun tubuh.
Keberadaannya adalah kurang lebih mencapai 30% dari seluruh protein yang terdapat di
tubuh. Dia adalah struktur organik pembangun tulang, gigi, sendi, otot, dan kulit.
Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip kacang. Sebagai
bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama urea) dari darah dan
membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin.
Fase akut, akut (acute) adalah kejadian tiba-tiba, kejadian yang relatif singkat, atau
waktu yang pendek.
Cadherin (nama untuk "tergantung kalsium adhesi") adalah kelas protein tipe-1
transmembran. Mereka memainkan peran penting dalam adhesi sel, membentuk
persimpangan adherens untuk mengikat sel dalam jaringan bersama-sama. Mereka

bergantung pada kalsium (Ca2 +) ion berfungsi, maka nama mereka. adhesi sel sel dimediasi
oleh domain cadherin ekstraseluler, sedangkan intraseluler rekan ekor sitoplasmik dengan
sejumlah besar adaptor dan sinyal protein, secara kolektif disebut sebagai adhesome cadherin.
Agregasi sel , agregasi menurut kamus besar bahasa indonesia adalah pengumpulan
sejumlah benda yang terpisah-pisah menjadi satu. Agrgasi sel adalah pengumpulan bagianbagian sel.
Transisi epitel-mesenchymal (EMT) adalah proses dimana sel-sel epitel kehilangan
polaritas sel dan sel-sel adhesi mereka, dan mendapatkan sifat bermigrasi dan invasif untuk
menjadi sel batang mesenchymal; ini adalah sel-sel stroma multipoten yang dapat
berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel. EMT adalah penting untuk berbagai proses
perkembangan termasuk pembentukan mesoderm dan pembentukan tabung saraf. EMT juga
telah terbukti terjadi dalam penyembuhan luka, fibrosis organ dan dalam inisiasi metastasis
untuk perkembangan kanker.
Matriks ekstraseluler (bahasa Inggris: extracellular matrix, ECM) merupakan
komponen paling besar pada kulit normal dan memberikan sifat yang unik pada kulit dari
elastisitas, daya rentang dan pemadatannya. ECM merupakan komponen paling besar pada
lapisan kulit dermis. Matriks ekstraseluler dapat memengaruhi bentuk sel, kelangsungan
hidup sel, perkembangbiakan sel, polaritas dan kelakuan sel. Sebagian besar sel perlu melekat
ke matriks ekstraseluler untuk tumbuh dan berkembangbiak.
Antibodi sekunder, Antibodi (immunoglobulin) adalah protein yang dapat ditemukan
dalam darah atau kelenjar tubuh vertebrata lainnya, dan digunakan dalam sistem kekebalan
tubuh untuk mengidentifikasikan dan menetralisasikan bendaasing seperti bakteri dan virus.
Antibodi sekunder merupakan anti- antibodi primer, yang nantinya akan berikatan pada
antibodi primer
2. Berikan Penjelasan Berkaitan Dengan Deteksi Yang Bisa Dilakukan Untuk
Mengetahui Progresifitas Penyakit Tersebut!
Renal fibrosis merupakan salah satu penyakit yang termasuk dalam chronical renal
disease(CRD). Urinalisis dapat dilakukan untuk menapis pasien yang dicurigai
mengalami gangguan pada ginjalnya. Peningkatan ekskresi protein (proteinuria) persisten
umumnya merupakan penanda untuk kerusakan ginjal. Peningkatanekskresi albumin
(albuminuria)
merupakan
penanda
sensitif
CKD
yang disebabkan diabetes,
penyakit glomerular, dan hipertensi. Pada banyak kasus, penapisan dengan menggunakan
metode dipstick dapat diterima untuk mendeteksi proteinuria. Pasien dengan hasil tes protein
dipstick positif (+1 atau lebih) harus dikonfirmasi melalui pengukuran kuantitatif (rasio
protein terhadap kreatinin atau rasio albumin terhadap kreatinin) dalam 3 bulan. Pasien
dengan 2 atau lebih hasil tes kuantitatif positif dengan jeda waktu 1 sampai 2 minggu
harus didiagnosis menderita proteinuria persisten dan diperiksa lebih lanjut. Pada pasien
anak dengan nefropati diabetikum perlu dilakukan pemeriksaan mikroalbuminuria.
Pemeriksaan sedimen urin mikroskopis, terutama bersamaan dengan pemeriksaan
proteinuria, berguna dalam mendeteksi CKD dan mengenali jenis penyakit ginjal.

Dipstick urin dapat mendeteksi sel darah merah/hemoglobin (hematuria),


neutrophil dan eosinofil (piuria) dan bakteri (nitrit), namun tidak dapat mendeteksi sel
epitel tubular, lemak,cast di urin. dilakukan untuk mendeteksi keberadaan sel darah
merah, sel darah putih, cast, kristal, fungi dan bakteri. Pemeriksaan sedimen urin
mikrospkopis dilakukan untuk mendeteksi hal-hal yang tidak dapat dideteksi dipstick .
Pemeriksaan darah lengkap dilakukan untuk melihat kemungkinan adanya anemia sebagai
salah satu manifestasi klinis kronis CKD. Pemeriksaan kimiawi serum menilai kadar
ureum dan kreatinin sebagai yang terutama dalam diagnosis dan monitoring, sedangkan
pemeriksaan kadar natrium, kalium, kalsium, fosfat,bikarbonat, alkalin fosfatase,
hormon paratiroid, kolesterol, fraksi lipid yang berguna dalam terapi dan pencegahan
komplikasi.
Pemeriksaan pencitraan ginjal sebaiknya dilakukan pada pasien dengan CKD dan
pada individu-individu yang beresiko mengalami CKD. Hasil abnormal pada pemeriksaan
pencitraan dapat menunjukkan penyakit ginjal vaskuar, urologis atau intrinsik. Pemeriksaan
ultrasonografi merupakan pemeriksaan yang berguna pada beberapa kondisi, dan tidak
dihubungkan dengan risiko terpapar radiasi atukontras. Prosedur invasif lainnya, seperti
voiding cystourography dan biopsy ginjal dapat berguna pada kasus-kasus tertentu.
Dapat pula dilakukan pemeriksaan menggunakan metode imunohistokimia.
Imunohistokimia diartikan sebagai suatu metode untuk mendeteksi suatu molekul yang
ada di jaringan dengan menggunakan antibodi poliklonal atau monoklonal terhadap
molekul yang akan dideteksi (merupakan reaksi antigen-antibodi) dan dapat
memberikan gambaran kualitatif dari intensitas warna yang terbentuk maupun gambaran
kuantitatif. Teknik imunohistokimia dapat digunakan untuk mempelajari distribusi enzim
yang spesifik pada struktur sel intak (normal/lengkap), mendeteksikan komponen
sel, biomakromolekul seperti protein, karbohidrat.

3. Berikan Ilustrasi Deteksi Yang Dilakukan!


Prinsip dari teknik imunohistokimia adalah adanya ikatan antigen-antibodi yang digunakan
untuk mendeteksi suatu molekul dalam jaringan. Pada penelitian ini,
metode
imunohistokimia ditujukan untuk mendeteksi e-chaderin dengan menggunakan mouse
anti e-chaderin sebagai antibodi primer sehingga terbentuk kompleks antigen-antibodi.
Kemudian digunakan Rabbit anti mouse IgG berlabel biotin digunakan sebagai antibody
sekunder. Antibodi sekunder akan berikatan dengan antibodi primer yang sebelumnya telah
terlebih dahulu berikatan dengan antigen.

4. Mengapa Sistem Deteksi Tersebut Dapat Mengenali Keberadaan E-Cadherin Dalam


Jaringan!
Imunohistokimia diartikan sebagai suatu metode untuk mendeteksi suatu molekul
yang ada di jaringan dengan menggunakan antibodi poliklonal atau monoklonal

terhadap molekul yang akan dideteksi (merupakan reaksi antigen-antibodi) dan dapat
memberikan gambaran kualitatif dari intensitas warna yang terbentuk maupun gambaran
kuantitatif. Teknik imunohistokimia dapat digunakan untuk mempelajari distribusi enzim
yang spesifik pada struktur sel intak (normal/lengkap), mendeteksikan komponen
sel, biomakromolekul seperti protein, karbohidrat.
Cadherin adalah protein tipe-1 transmembran. Cadherin dikenali sebagai antigen oleh
anti-cadherin(Antibodi primer). Kemudian untuk mendapatkan hasil yang lebih spesifik dan
sensitif digunakan antibodi sekunder berupa Rabbit anti mouse IgG untuk mengenali dan
berikatan dengan antibodi primer. Ikatan yang terjadi ini akan diketahui dari warna terbentuk
pada jaringan. Dengan begitulah dapat diketahui adanya cadherin dalam jaringan
menggunakan bantuan ikatan antibodi

5. Simpulkan Hasil Diskusi Yang Saudara Lakukan!


Imunohistokimia sangatlah penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan
medis. Dengan adanya imunohistokimia kita dapat mendeteksi berbagai penyakit pada
tingkat sel. Imunohistokimia diartikan sebagai suatu metode untuk mendeteksi suatu
molekul yang ada di jaringan dengan menggunakan antibodi poliklonal atau
monoklonal terhadap molekul yang akan dideteksi (merupakan reaksi antigen-antibodi)
dan dapat memberikan gambaran kualitatif dari intensitas warna yang terbentuk maupun
gambaran kuantitatif. Teknik imunohistokimia dapat digunakan untuk
mempelajari
distribusi
enzim
yang
spesifik
pada
struktur
sel
intak (normal/lengkap),
mendeteksikan komponen sel, biomakromolekul seperti protein, karbohidrat.

Anda mungkin juga menyukai