SKRIPSI
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi
( S.Far )
i
UIN Syarif Hidayatullah
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Program Studi Farmasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ii
UIN Syarif Hidayatullah
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI
DEWAN PENGUJI
Ditetapkan di : Ciputat
iii
UIN Syarif Hidayatullah
ABSTRAK
Gelatin sebagai bahan utama kapsul saat ini masih menjadi permasalahan dari
aspek kehalalannya karena sebagian besar masih diperoleh dari sumber non-halal.
Salah satu sumber penghasil gelatin adalah kolagen dari kulit dan tulang sapi atau
babi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sumber gelatin yang digunakan
pada kapsul keras dengan menggunakan metode SDS-PAGE (Sodium Dodecyl
Sulphate Poly Acrilamide Gel Elektrophoresis). Pada tahap awal penelitian,
standar gelatin sapi dan babi dihidrolisis dengan pepsin pada pH 4,5 dan suhu
60oC selama 1 jam, 2 jam dan, 3 jam. Gelatin hasil hidrolisis dianalisis dengan
SDS-PAGE untuk menentukan waktu hidrolisis optimal. Identifikasi fragmen
gelatin hidrolisat dilakukan berdasarkan bobot molekulnya. Hasil optimasi waktu
hidrolisis diaplikasikan untuk mengidentifikasi sumber gelatin pada sampel kapsul
keras yang diperoleh dari pasaran dan dibandingkan dengan kapsul keras simulasi.
Hasil penelitian menunjukkan adanya pita spesifik pada gelatin sapi dengan bobot
molekul 11,4 kDa; 34 kDa; 47kDa dan pita spesifik pada gelatin babi dengan
bobot molekul 28 kDa; 24,7 kDa; dan 60 kDa. Hasil yang sama diperoleh pada
kapsul keras sampel dengan pita-pita fragmen protein yang identik dengan standar
gelatin sapi. Berdasarkan hasil tersebut ketiga sampel yang diuji diduga
merupakan kapsul yang terbuat dari gelatin sapi.
Kata kunci: gelatin, hidrolisis, kapsul keras, pepsin, SDS PAGE.
iv
UIN Syarif Hidayatullah
ABSTRACT
Gelatin as the main ingredient of capsules is still a problem. From the halal aspect,
gelatin remains largely derived from non-halal object. One source of gelatin is
collagen from the skin and bones of bovine and pork. The objective of this study
to determine the source of gelatin used in hard capsules using SDS-PAGE
(Sodium Dodecyl Sulphate Gel electrophoresis Poly Acrylamide). In the early
stages of research, standards bovine and pork gelatin were hydrolyzed by pepsin
at pH 4.5 and 60C for 1 hour, 2 hours, and 3 hours. Hydrolyzates gelatin were
analyzed by SDS-PAGE to determine the optimal hydrolysis time. Identification
of gelatin hydrolyzate fragments were carried by molecular weight. The results of
hydrolysis time optimization applied to identify the source of hard gelatin
capsules in the samples obtained from market and compared with the simulation
of hard capsules. The results showed the presence of specific bands of bovine
gelatin with a molecular weight of 11,4 kDa; 34 kDa; 47kDa and specific bands of
pork gelatin with a molecular weight of 24,7 kDa; 28 kDa; and 60 kDa. Similar
results were obtained on a sample of hard capsules with bands of protein
fragments that were identical to the standard bovine gelatin. Based on the above
results the three samples tested allegedly is a capsule made of bovine gelatin.
v
UIN Syarif Hidayatullah
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberika rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penelitian dan
penulisan skripsi dengan judul Aplikasi Metode SDS-PAGE (Sodium Dodecyl
Sulphate Poly Acrylamide Gel Elektrophoresis) untuk Mengidentifikasi
Sumber Gelatin pada Kapsul Keras. Shalawat serta salam selalu tercurah
kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, keluarga, para sahabat, dan
pengikutnya yang senantiasa istiqomah megikuti sunnah-Nya.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk mencapai
gelar Sarjana Farmasi (S.Far) pada Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Keberhasilan penelitian dan peyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan
dorogan semua pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, perkenankanlah penulis
menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. DR.(hc) dr. M.K Tadjudin Sp.And, selaku Dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Drs.Umar Mansur, M.Sc., Apt. selaku Ketua Program Studi
Farmasi FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Zilhadia, M.Si., Apt. selaku pembimbing I yang telah memberikan
waktu, ilmu dan bimbingan selama penulisan skripsi ini.
4. Bapak Sandra Hermanto, M.Si. sekalu pembimbing II yang telah
memberikan waktu semangat, ilmu, dan bimbingan selama penulisan
skripsi ini.
5. Kedua orang tua yang selalu memberi kasih sayang dan doa yang tidak
pernah putus di tiap tengadah tangan dan dukungan baik moril maupun
materil. Tiada apapun di dunia ini yang dapat membalas semua kebaikan,
cinta dan kasih sayang yang telah kalian berikan.
6. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan
sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Program Studi Farmasi
FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
vi
UIN Syarif Hidayatullah
7. Mbak Ayu, ibu Pipit, dan bapak Sabar atas bantuan, arahan, serta masukan
yang sangat bermanfaat selama masa penelitian di Lab Biologi Molekular
LAPTIAB BPPT.
8. Mbak Prita dan mbak Pipit selama masa penelitian di Lab Pangan PLT
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
9. Para staf dan karyawan program studi farmasi. Staf administrasi farmasi
yang telah banyak membantu selama penelitian dan penyelesaian skripsi.
10. Afifah, Fatmah, Diah dan Rendi yang banyak memberikan masukan moril
dalam penyelesaian penelitian.
11. Teman-teman satu angkatan yang tak sempat di sebut satu- persatu atas
dukungannya selama masa studi di program studi Farmasi FKIK UIN
syarif hidayatullah Jakarta.
12. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan yang turut membantu
dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih belum sempurna. Oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan
guna tercapainya kesempurnaan skripsi ini.
Penulis
vii
UIN Syarif Hidayatullah
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
untuk dipublikasikan atau ditampilkan di internet atau media lain yaitu Digital
Library Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
untuk kepentingan akademik sebatas sesuai dengan Undang-Undang Hak Cipta.
Dibuat di : Ciputat
Pada tanggal : Desember 2014
Yang menyatakan,
viii
UIN Syarif Hidayatullah
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................. iii
ABSTRAK ............................................................................................................ iv
ABSTRACT ........................................................................................................... v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................... viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................ 3
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 4
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 5
2.1 Kapsul .................................................................................................. 5
2.1.1 Pembuatan Kapsul ...................................................................... 5
2.1.2 Bahan Penyusun Kapsul ............................................................. 7
2.1.3 Karakteristik Kapsul Keras ......................................................... 7
2.2 Gelatin ................................................................................................. 7
2.2.1 Sifat Fisika dan Kimia Gelatin ................................................... 8
2.2.2 Struktur Kimia Gelatin ............................................................. 10
2.3 Pepsin................................................................................................. 11
2.3.1 Ciri-ciri dan Kinetika Pepsin .................................................... 12
2.3.2 Struktur dan Aktifitas Pepsin .................................................... 13
2.4 SDS-PAGE ........................................................................................ 16
2.4.1 SDS ........................................................................................... 16
2.5.1 Gel Poliakrilamid ...................................................................... 17
ix
UIN Syarif Hidayatullah
2.5.2 Prinsip Dasar............................................................................. 19
BAB 3 METODE PENELITIAN ...................................................................... 22
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian........................................................... 22
3.2 Alat dan Bahan .................................................................................. 22
3.2.1 Alat ........................................................................................... 22
3.2.2 Bahan ........................................................................................ 22
3.3 Tahap Penelitian ................................................................................ 22
3.3.1 Pengambilan Sampel ................................................................ 22
3.3.2 Preparasi Reagent SDS-PAGE ................................................. 22
3.3.3 Penyiapan Gel ........................................................................... 23
3.3.4 Pembuatan Kapsul Simulasi ..................................................... 23
3.3.5 Ekstraksi Gelatin....................................................................... 23
3.3.6 Hidrolisis Enzimatik ................................................................. 24
3.3.7 Elektroforesis ............................................................................ 24
3.3.8 Analisis Data............................................................................. 25
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 26
4.1 Hasil ................................................................................................... 26
4.1.1 Optimasi Kondisi SDS PAGE .................................................. 26
4.1.2 Analisis Protein Gelatin Sampel ............................................... 28
4.2 Pembahasan ....................................................................................... 30
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 37
5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 37
5.2 Saran .................................................................................................. 37
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 38
LAMPIRAN ......................................................................................................... 41
x
UIN Syarif Hidayatullah
DAFTAR GAMBAR
xi
UIN Syarif Hidayatullah
DAFTAR TABEL
xii
UIN Syarif Hidayatullah
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
UIN Syarif Hidayatullah
BAB 1
PENDAHULUAN
1
UIN Syarif Hidayatullah
2
hanya sekitar 30 jenis dan tidak ada yang berbentuk kapsul. Cangkang
kapsul keras kosong sendiri banyak dijual di pasar tanpa adanya
keterangan akan kehalalannya dari lembaga resmi pemerintah (LPPOM
MUI). Hal ini membuat timbulnya kekhawatiran pada masyarakat karena
kapsul kosong ini akan digunakan pada sediaan-sediaan herbal yang sangat
mudah ditemui dimasyarakat.
2.1 Kapsul
Kapsul dapat didefinisikan sebagai bentuk sediaan padat, dimana
satu macam bahan obat atau lebih dan atau bahan inert dimasukkan ke
dalam cangkang atau wadah kecil yang umumnya dibuat dari gelatin yang
sesuai tergantung pada formulasinya kapsul dari gelatin bisa lunak dan
bisa keras (Ansel, 2005).
Kapsul gelatin keras juga ditujukan untuk kapsul yang diisi oleh
bahanbahan dalam bentuk kering yang terdiri dari dua bagian yaitu
bagian tutup dan bagian tubuh. Biasanya cangkang kapsul ini diisi dengan
bahan padat atau serbuk, butiran atau granul. Campuran sebuk yang
cenderung meleleh atau higroskopis dapat diisikan ke dalam kapsul keras
5
UIN Syarif Hidayatullah
6
Kapsul keras harus disimpan pada tempat yang tidak lembab dan
sebaiknya disimpan di wadah yang diberi zat pengering. Ukuran cangkang
kapsul bervariasi dari nomer paling kecil 5 sampai nomor paling besar
000, kecuali cangkang untuk hewan. Umumnya ukurang terbesar 00
merupakan ukuran yang dapat di berikan kepada pasien. Ada juga ukuran
0 yang berbentuk memanjang dikenal sebagai ukuran 0el yang
memberikan kapasitas lebih besar tanpa peningkatan diameter (Syamsuni,
2006).
2.2 Gelatin
Gelatin adalah suatu zat yang diperoleh dari hidrolisis parsial
kolagen dari kulit, jaringan ikat putih dan tulang hewan. Gelatin yang
berasal dari prekusor yang diasamkan dikenal sebagai tipe A dan yang
2.3 Pepsin
Pepsin merupakan salah enzim pendegradasi protein, atau enzim
proteolitik dalam sistem pencernaan. Pepsin dianggap enzim pertama
lobus. Satu lobus adalah N-terminal yang terdiri dari 142 residu dan lobus
lainnya adalah C-terminal yang terdiri dari 123 residu.
Situs katalitik dari pepsin disorot oleh dua residu asam aspartat,
Asp 32 dan Asp 215. residu Asp terletak di kedua domain N-terminal dan
C-terminal. Kedua residu Asp terletak menjelang akhir setiap domain dan
terhubung melalui jaringan ikatan hidrogen. Situs aktif cukup kaku.
Namun, lekukan yang menjorok keluar di atas situs aktif agak fleksibel.
Lekukan ini dapat menutup sekitar inhibitor yang terikat pada situs aktif,
sehingga membatasi mobilitas (James dan Sielecki, 1982).
2.4 SDS-PAGE
Elektroforesis adalah suatu cara untuk memisahkan fraksi-fraksi
suatu campuran berdasarkkan atas pergerakan partikel koloid yang
bermuatan dibawah pengaruh medan listrik. Cara elektroforesis telah
diigunaakan untuk analisa virus, asam nnukleat, enzim, dan protein lain,
serta molekul-molekul organik dengan berat molekul rendah seperti asam
amino. (Westermeier, 2004)
Sodium Dodecyl Sulphate Polyacrilamide Gel Elektroforesis (SDS-
PAGE) adalah teknik untuk memisahkan rantai polipeptida pada protein
berdasarkan kemampuannya untuk bergerak dalam arus listrik, yang
merupakan fungsi dari panjang rantai polipeptida atau berat molekulnya.
Hal ini dicapai dengan menambahkan deterjen SDS dan pemanasan untuk
merusak struktur tiga dimensi pada protein dengan terpecahnya ikatan
disulfide yang selanjutnya direduksi menjadi gugus sulfidhihidril. SDS
akan membentuk kompleks dengan protein dan kompleks ini bermuatan
negativ karena gugus-gugus anionic dari SDS (Hemes,1998).
2.4.1 SDS
SDS adalah detergen anionik yang dapat melapisi protein, sebagian
besar sebanding dengan berat molekulnya, dan memberikan muatan listrik
2. Silver Salt Staining, memiliki sifat lebih sensitif dan akurat namun
membutuhkan proses yang lebih lama.
3.2.1 Alat
Seperangkat alat Elektroforesis SDS-PAGE (Mini-PROTEAN
Tetra Cell-BIO-RAD), Vortex, Hotplate stirrer, Setrifuge, Mikropipet,
Tip, Becker glass 100 ml, Beker glas 50 ml, Tube, Waterbath, Batang
pengaduk, dan Pinset.
3.2.2 Bahan
Pepsin (Sigma Aldrich catalog number 76218) Larutan
Akrilamid/Bis (30%T; 2,67%C); SDS 10% (w/v), Tris HCl 0,5 M pH 6,8;
Sample buffer (Tris HCl 0,5 M; Glycerol; SDS; dan Bromphenol Blue),
Larutan Running buffer (Tris basa, Glycerol, dan SDS), Amonium
Persulfat (APS) 10%, TEMED, Aseton, Larutan Pewarna (0.1% commasie
blue dalam larutan metanol : air : asam asetat (5:5:2)), Larutan Pembilas
(metanol 30% dan asam asetat 10%), air deionisasi.
22
UIN Syarif Hidayatullah
23
b) Cara pembuatan :
3.3.7 Elektroforesis
Larutan sampel yang telah dihidrolisis sebanyak 13 l ditambahkan
buffer sample 1:1, kemudian dipanaskan pada suhu 85oC selama 5 menit,
kemudian 20 l sampel dipipet dan dimasukkan ke dalam sumuran gel
akrilamid. Elektroda dipasang sesuai dengan kutubnya. Elektroforesis
dijalankan pada tegangan 200 V, 15 mA/gel selama 60 menit.
Setelah Elektrophoresis, gel diwarnai dengan 0,05% (w/v)
Coomassie blue R-250 dalam methanol 15% (v/v) dan asam asetat 5%
(v/v) dipanaskan pada microwave selama 15 detik kemudian diinkubasi
4.1 Hasil
26
UIN Syarif Hidayatullah
27
Table 4.1 Jarak pita dan log bobot molekul marker gel optimasi
No Bm Log Bm Jarak Rf (x)
(y) (r)
1 100 2 7 0,165
2 70 1,84 11,5 0,271
3 55 1,74 15 0,354
4 35 1,54 24 0,567
5 25 1,39 29,5 0,697
6 15 1,17 40 0,945
7 10 1 42,3 1
2.5
2
Log Bobot Molekul
y = 2.1569 -1.1049x
1.5 R = 0.9903
0.5
0
0 0.5 1 1.5
Nilai Rf
Table 4.3 Jarak pita dan log bobot molekul marker gel analisis kapsul
no Bm Log Jarak Rf (x)
bm (y)
1 250 2,39 3,5 0,071
2 130 2,11 6 0,122
3 100 2 8,5 0,173
4 70 1,84 12 0,244
5 55 1,74 15 0,306
6 35 1,54 23 0,469
7 25 1,39 28 0,571
8 15 1,17 40 0,816
9 10 1 49 1
2.5
Log Bobot Molekul
y = 2.258 -1.3632x
2 R = 0.9414
1.5
0.5
0
0 0.5 1 1.5
Nilai Rf
Table 4.4 Jarak pita dan bobot molekul gel analisis kapsul
No G. G. KSS KSB KSSb Sa1 Sa2 Sa3 Bm
Sapi Babi (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (kDa)
(mm) (mm)
1 - - 3,5 - - 3,5 - 3,5 146
2 - - - - - 5 5 5 132
3 - - - 7,5 - - - - 112,7
4 - - - 10 10 - - - 96
5 12 - 12 - - 12 12 12 84,5
6 13 13 13 13 13 13 13 13 80
7 17,5 - 17,5 - - 17,5 17,5 17,5 59
8 - 18,5 - 18,5 18,5 - - - 60
9 21 - 21 - - 21 21 21 47
10 22 22 - 22 22 - - - 37,6
11 - - 26 - - 26 26 26 34
12 - - - 29 - - - - 28
13 - - - 31 - - - - 24,7
14 - - - - - 35 35 35 19
15 - - - - 36 - - - 18
16 39,5 39,5 39,5 39,5 39,5 - - - 14
17 43 - 43 - - 43 43 43 11,4
18 - 45 - 45 45 - - - 10
Keterangan : KSS kapsul simulasi gelatin sapi, KSB kapsul simulasi
gelatin babi, KSSb kapsul simulasi campuran gelatin babi dan sapi, Sa1
kapsul sampel 1, Sa2 kapsul sampel 2, Sa3 kapsul sampel 3.
4.2 Pembahasan
Sebelum analisis dilakukan terhadap sampel kapsul dilakukan
terlebih dahulu optimasi kondisi SDS PAGE dengan menganalisis
perbedaan pemisahan gelatin murni dari sapi dan babi yang telah
dihidrolisis dengan enzim pepsin dengan variasi waktu 1 sampai 3 jam,
variasi ini penting mengingat aktifitas pepsin tidaklah tetap (Wu et al.,
2006). Dari optimasi diperoleh pemisahan protein pada SDS PAGE
menunjukkan pemisahan yang baik setelah dihidrolisis selama 3 jam hasil
ini berbeda dengan apa yang diperoleh Hermanto et al (2013) dimana
pemisahan sudah dapat diidentifikasi setelah hidrolisis selama 1 jam.
Perbedaan durasi ini terjadi akibat penyimpanan pepsin yang lama
sehingga aktifitas enzimatik pepsin menurun.
Pada gambar 4.1 dapat dilihat pada kolom 2 dan 3 protein gelatin
yang tidak dihidrolisis memilik bobot molekul yang sangat besar (diatas
55 kDa untuk sapi dan diatas 70 kDa untuk gelatin babi ). Perbedaan pada
pemisahan protein sebelum dihidrolisis ini terjadi karena gelatin yang
dianalissis bukanlah merupakan gelatin yang diperoleh dengan cara
ekstraksi yang sama atau dengan tipe yang sama. Gelatin sapi merupakan
gelatin tipe B dimana pada proses ekstraksi dari kolagen asalnya
menggunakan hidrolisis basa dimana bobot molekul rata-rata gelatin ini
lebih besar dibandingkan bobot molekul rata-rata gelatin yang dipeloleh
dari proses hidrolisis asam (tipe A) sedangkan babi merupakan gelatin tipe
A (Gorgieva dan Kokol, 2011), perbedaan bobot molekul rata-rata dari
kedua tipe gelatin inilah yang terlihat pada SDS PAGE.
terlihat jelas polanya, sebaliknya gelatin sapi yang memiliki molekul besar
walaupun setelah proses hidrolisis pita-pita pemisahan yang muncul
dengan BM < 50 kDa masih sangat buram dan hanya 4 pita. Perbedaan
pola pemisahan inilah yang terlihat pada hasil analisis dengan SDS PAGE.
Gambar 4.6 Analisis Pita pemisahan gelatin sapi dan babi. Keterangan : 0
protein marker, 1 pepsin, 2 gelatin sapi sebelum dihidrolisis,
3 gelatin babi sebelum di hidrolisis, 4 gelatin sapi setelah
dihidrolisis selama 1 jam, 5 gelatin babi setelah dihidrolisis
1 jam, 6 gelatin sapi setelah dihidrolisis selama 2 jam, 7
gelatin babi setelah dihidrolisis 2 jam, 8 gelatin sapi setelah
dihidrolisis selama 3 jam, 9 gelatin babi setelah dihidrolisis
3 jam.
Selanjutnya analisis terhadap gelatin dari kapsul sampel dilakukan
bersamaan dengan kapsul simulasi dari gelatin murni dan gelatin murni
tanpa diproses sebagai kapsul. Kondisi analisis disesuaikan dengan hasil
optimasi dan dihidrolisis dengan pepsin selama 3 jam. Pada tahap ini
penentuan pita spesifik dari gelatin kapsul simulasi penting untuk
Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa SDS PAGE dapat
digunakan sebagai metode untuk membedakan gelatin sapi dan babi
melalui pola pemisahan proteinnya. SDS PAGE selanjutnya juga mampu
untuk membedakan gelatin yang telah diolah menjadi produk lain seperti
kapsul. Hanya saja SDS PAGE hanya dapat melakukan pembedaan secara
kualitatif.
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Metode SDS PAGE dapat membedakan profil protein gelatin sapi dan
babi hasil hidrolisis.
2. Pemisahan protein gelatin kapsul keras yang berasal dari sapi memiliki
pita spesifik pada Bobot Molekul 47 kDa; 34 kDa; 11,4 kDa dan
protein gelatin kapsul keras yang berasal dari babi memiliki pita
spesifik pada Bobot Molekul 37 kDa; 28kDa; dan 14 kDa.
3. Dengan membandingkan pola pemisahan protein diperoleh bahwa
gelatin yang digunakan dalam kapsul sampel diduga adalah gelatin
sapi.
5.2 Saran
Perlu diadakan analisis lebih lanjut pada pita-pita hasil pemisahan
SDS PAGE dengan menggunakan LCMS sehingga dapat diketahui urutan
rantai asam amino pada masing-masing pita tersebut.
37
UIN Syarif Hidayatullah
38
DAFTAR PUSTAKA
Hafidz, R. N., Yaakob, C. M., Amin, I. and Noorfaizan, A., 2011, Chemical and
functional properties of bovine and porcine skin gelatin, International Food
Research Journal 18: 813-817.
Hemes, B.D.1998.Gel Electrophoresis of proteins. Oxford university press. New
York.
Hermanto. S., sumarlin. L. O., Fatimah.W., 2013. Differentiation of Bovine and
Porcine Gelatin Based on Spectroscopic and Electrophoretic Analysis
Journal food pharmaceutical sciences. 68-73.
Hidaka, S. & S. Y. Liu. 2002. Effect of gelatins on calcium phosphate
precipitation: a possible application for distinguishing bovine bone gelatin
from porcine skin gelatin. Journal of Food Composition and Analysis 16:
477-483.
James, M. N. and A. R. Sielecki 1986. "Molecular structure of an aspartic
proteinase zymogen, porcine pepsinogen, at 1.8 A resolution." Nature
319(6048): 33-8.
James, M. N., A. Sielecki, et al. 1982. "Conformational flexibility in the active
sites of aspartyl proteinases revealed by a pepstatin fragment binding to
penicillopepsin." Proc Natl Acad Sci U S A 79: 6137-41.
Kageyama, T. and K. Takahashi (1983). "Occurrence of two different pathways in
the activation of porcine pepsinogen to pepsin." J Biochem 93: 743-54.
Kageyama, T. and K. Takahashi. 1987. "Activation mechanism of monkey and
porcine pepsinogens A. One-step and stepwise activation pathways and
their relation to intramolecular and intermolecular reactions." Eur J
Biochem 165: 483-90.
Murray, Robert K.dkk. 2006. Biokimia Harper Edisi 27.Penerbit Buku
Kedokteran: Jakarta.
Nemati, M; Oveisi, M. R.; Abdollahi, H. and Sabzevari, O. 2004. Differentiation
of bovine and porcine gelatins using principal component analysis. Journal
of Pharmaceutical and Biomedical Analysis 34: 485-492
Rabadiya B, Rabadiya P. 2013. a review: capsule shell material form gelatin to
non animal origin material. IJPRBS 2(3):42-71.
Raraswati, M.A., Triyana. K., Triwahyudi, and Rohman. A., 2013, Defferentiation
of Bofine and Porcine in soft candy based on amino acid profiles and
chemometrics. Journal food pharmaceutical sciences 1-6.
Schriber, L.A, & C. J. Moore. 2002. Gelatine Handbook. Wiley VCH Verlag
GmbH & Co. Biocentennial.
Sielecki, A. R., A. A. Fedorov, et al. 1990. "Molecular and crystal structures of
monoclinic porcine pepsin refined at 1.8 A resolution." J Mol Biol 214:
143-70.
Syamsuni, Haji. 2005. Farmasetika dasar dan hitungan farmasi. Penebit Buku
Kedokteran EGC : Jakarta.
The Gelatin Manufacturers Institute of America, (GMIA) 2011, Raw Materials,
Production & Uses of Gelatin, didownload dari http://www.gelatin-
gmia.com/html/rawmaterials_app.html, 27 Agiustus 2011.
Venien, A., & Levieux, D. 2005. Differentiation of bovine from porcine gelatins
using polyclonal anti-peptide antibodies in indirect and competitive indirect
ELISA. Journal of Pharmaceutical and Biomedical Analysis, 39, 418424.
41
UIN Syarif Hidayatullah
42
hingga volume total 1000 ml. Larutan disimpan pada 4oC dan
dihangatkan hingga suhu ruangan sebelum digunakan.
g. 10% APS(disiapka segar sebelum pemakaian)
100 Ammonium Persulfat dilarutkan dalam 1ml air deionisasi.