Anda di halaman 1dari 20

Pupuk Organik Cair

Oleh :
Putry Apriyani

Sumber Sampah
77,4% dari rumah
tangga (domestik),
14,5% sampah pasar
7,9 % sampah dari
perkantoran dan
fasilitas umum,
0,015% sampah
berasal dari
penyapuan jalan dan
taman.

Sampah yang tertangani oleh dinas


kebersihan pertamanan (terangkut ke
TPA) tahun 2013 rata-rata 300 ton per
hari atau sekitar 1.335 m3 per hari
(tahun 2012 sekitar 1.200 m3/hari).
Karena itu, upaya pengelolaan sampah
yang terdesentralisasi sangat membantu
dalam meminimalisasi sampah yang
harus dibuang ke tempat pembuangan
akhir. Sebab, tempat pembuangan akhir
belum bisa diandalkan sebagai tempay
akhir penyelesaian sampah.

Berbagai Alternatif Pengelolaan


Sampah
Penumpukan
Pembakaran (Inceneration)
Sanitary Landfill
Pengomposan

Pupuk Organik Cair


Pupuk organik cair adalah pupuk yang bahan
dasarnya berasal dari hewan atau tumbuhan
yang sudah mengalami fermentasi dan bentuk
produknya berupa cairan.
Pupuk organik cair selain dapat memperbaiki sifat
fisik, kimia, dan biologi tanah, juga membantu
meningkatkan produksi tanaman, meningkatkan
kualitas
produk
tanaman,
mengurangi
penggunaan pupuk anorganik dan sebagai
alternatif pengganti pupuk kandang (Djuarnani
dkk, 2005).

Metode Pengolahan
Pupuk Organik Cair
Kondisi aerobik dan kondisi anaerob sangat berperan
dalam tahap-tahap penguraian bahan organik. Secara
umum penguraian aerobik menghasilkan unsur C dalam
bentuk CO2 dan penguraian anaerobik menghasilkan unsur
C dalam bentuk alkohol. Karbon digunakan sebagai
sumber energi dan nitrogen sebagai sumber protein untuk
perkembangan dan pertumbuhan mikroorganisme. Pada
kondisi aerob karbon diubah menjadi CO2 dan sel bakteri,
sedangkan dibawah kondisi anaerobik karbon diubah
menjadi CO2 metana dan senyawa produksi lainnya
Secaraaerob
sederhana
reaksi
terjadi
adalah
: C organik
+ Oyang
C5H7O2N
+ CO2 sebagai
Kondisi
2
berikut:

Kondisi

: C organik teroksidasi + asam organik

anaerob

mikroba + metana + CO2 + alkohol

sel

Lanjutan....

Pembuatan Pupuk Organik Cair

ungan C/N dari berbagai sumber bahan organik

Faktor-faktor yang mempengaruhi


pembentukan pupuk organik
Perbandingan karbon/nitrogen (C/N) bahan

baku pupuk organik


Ukuran bahan
Komposisi Bahan
Jumlah Mikroorganisme
Kelembaban
Suhu
pH

Lanjutan...
Selulose merupakan penyusun utama dinding

sel tanaman. Selulose tersedia dalam bentuk


terikat
dengan
polisakarida
lain
seperti
hemiselulosa, pektin, dan lignin.
Mikroorganisme selulotik mengeluarkan enzim
selulose yang dapat mempercepat hidrolisis
selulosa dan polisakarida lain yang terdapar
dalam bahan baku. Perombakan bahan baku
akan melepaskan beberapa unsur hara seperti
N, P, K dan S. Unsur hara yang terlepas ini akan
di manfaatkan oleh mikroorganisme untuk
metabolisme tubuhnya.

Lanjutan...
Aktivitas mikroorganisme akan meningkat

dan proses perombakan bahan akan


semakin cepat. Sebagian karbon di
lepaskan dalam bentuk gula sederhana
yanh
diambil
oleh
mikroorganisme.
Sementara sisa karbon dilepaskan ke
lingkungan
dalam
bentuk
gas
CO2
sehingga kandungan karbon bahan menjadi
turun

Hasil Pengolahan
Pupuk
cair
dikatakan
bagus
dan
siap
diaplikasikan jika tingkat
kematangannya sempurna
sempurna. Pengomposan
yang
matang
bisa
diketahui
dengan
memperhatikan
keadaan
bentuk fisiknya, dimana
fermentasi yang berhasil
ditandai dengan adanya
bercak
putih
pada
permukaan cairan.

Standar Kualitas Pupuk Organik


Cair Berdasarkan SNI 19-7030-2004

Lanjutan...
Saat pengaplikasian pupuk cair, pH harus
berkisar pada derajat keasaman netral (pH 68) sehingga aman untuk diaplikasikan baik
pada tanamanan maupun tanah. Unsur hara
pada pH normal akan tersedia dalam jumlah
normal. Pada pH tinggi diatas 8 maka unsurunsur N, Fe, Mn, Cu, dan Zn tersedia dalam
jumlah relatif sedikit, sedangkan P kurang
tersedia
karena
terikat
oleh
Carbon.
Sedangkan pH rendah, kurang dari 6, maka
ketersediaan unsur P, K, Ca dan Mg berkurang
dengan cepat. Bila pH sangat rendah maka
ion Fe yang terkandung akan mengikat fosfat

Bioaktivator
Bioaktivator adalah bahan aktif biologi yang
digunakan untuk menungkatkan aktivitas proses
komposting.
Bioaktivator
bukanlah
pupuk,
melainkan
bahan
yang
mengandung
mikroorganisme efektif yang secara aktif dapat
membantu :
Mendekomposisi dan memfermentasi sampah
organik, limbah ternak,
Menghambat pertumbuhan hama dan penyakit
tanaman dalam tanah,
Membantu meningkatkan kapasitas fotosintesis
tanaman,
Menyediakan
nutrisi
bagi
tanaman
serta
membantu proses penyerapan dan penyaluran
hara dari akar kedaun,

EM4
Larutan

effective mikroorganisme 4 (EM4)


ditemukan pertama kali oleh prof. DR.Teruo
Higa dari universitas Ryukyus Jepang.
Adapun penerapanya di Indonesia banyak
dibantu oleh Ir.Gede Ngurah Wididana,M.Sc.
Larutan
EM4
ini berisi mikroorganisme
fermentasi. Jumlah mikroorganisme fermentasi
didalam EM4 sangat banyak, sekitar 80 genus.
Dari sekian banyak mikroorganisme ada lima
golongan pokok yang menjadi komponen
utama, yaitu bakteri fotosintetik, laktobassilus
sp,streptomyces sp,ragi

Biosca
Biosca yang berisi mikroba yang berperan
dalam penguraian atau dekomposisi limbah
organik hingga dapat menjadi pupuk.
Mikroba tersebut yaitu mikroba lignolitik,
mikroba
selulolitik,
mikroba
pretiolitik,
mikroba lipolitik, mikroba aminolitik, dan
mikroba fiksasi nitrogen non-simboitik.
Mikroba di dalam Biosca diperoleh dari isolasi
tanah lembab di hutan, akar rumputrumputan,dan kolon sapi (indriani, 2005).
Pupuk yang diproses dengan penambahan
Biosca
mempunyai
beberapa
keunggulan,antara lain:
Bebas dari biji-biji tanaman liar (gulma)

Video Pembuatan Pupuk Kompos


Cair

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai