Anda di halaman 1dari 6

PEMANFAATAN LIMBAH ORGANIK KUBIS (BRASSICA OLERACEA)

MENJADI PUPUK CAIR ORGANIK DENGAN CARA FERMENTASI


(Variabel Rasio Bahan Baku dan Lama Waktu Fermentasi)

Normalita Agustina
Jurusan Teknik Kimia, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta
normalita.agustina@gmail.com

INTISARI
Pupuk cair organik merupakan zat penyubur tanaman yang berasal dari bahan-bahan
organik. Bahan baku berasal dari bahan organik basah atau bahan organik yang mempunyai
kandungan air tinggi seperti buah-buahan dan sisa sayuran misalnya wortel, labu, sawi,
selada,kubis dan kulit jeruk. Pupuk organik mempunyai efek jangka panjang yang baik bagi tanah
yaitu dapat memperbaiki struktur kandungan organik tanah dan juga menghasilkan produk
pertanian yang aman bagi kesehatan, sehingga pupuk organik dapat digunakan untuk pupuk yang
ramah lingkungan.
Limbah organik kubis sebanyak 1500 gram dilakukan proses penyaringan kemudian diambil
filtratnya yakni sebanyak 750 mL. Filtrat yang dihasilkan akan difermentasi dengan variasi rasio
bahan baku (limbah kubis:EM4) dan variasi lama waktu fermentasi. Hasil fermentasi yang
merupakan pupuk cair organik dilakukan analisis hasil yakni analisis kadar Nitrogen dengan
metode Kjeldahl, kadar Fosfor sebagai P2O5 dianalisis dengan metode Vanadat-Molibdat dan
analisis kadar Kalium sebagai K2O serta analisis kadar C-organik dengan menggunakan metode
Walkley & Black.
Pada penelitian ini diperoleh kondisi optimum yang dicapai pada lama waktu fermentasi 25
hari dengan rasio bahan baku 2:1. Dengan menggunakan kondisi proses tersebut, diperoleh
persentase hasil kadar Nitrogen sebesar 1,5935%; kadar Fosfor sebagai P2O5 sebesar 0,08556%;
kadar Kalium sebagai K2O sebesar 0,08840% dan C-organik sebesar 1,4480%.

Kata kunci: Limbah Kubis, Fermentasi, Pupuk Cair Organik

PENDAHULUAN dimaksudkan sampah yang mempunyai


Banyaknya limbah sampah organik di kandungan air yang cukup tinggi.
pasar-pasar mengakibatkan lingkungan yang Kubis memiliki jenis yang cukup
kumuh, bau, dan banyak dihinggapi lalat banyak. Yang lazim ditanam di Indonesia,
serta dapat menjadi sarang penyakit apabila antara lain kubis, kubis bunga, brokoli, kubis
jumlahnya terlalu banyak. Kesadaran tunas, kubis rabi, dan kale. Jenis kubis-
masyarakat saat ini tergolong rendah dalam kubisan ini diduga dari kubis liar Brassica
memanfaatkan kembali sampah-sampah oleracea var. sylvestris. Sayuran ini dapat
tersebut. Tingginya tumpukan sampah di ditanam di dataran rendah maupun di
berbagai tempat lingkungan masyarakat dataran tinggi dengan curah hujan rata-rata
antara lain disebabkan karena belum adanya 850-900 mm. Daunnya bulat, oval, sampai
cara mengatasi untuk pengelolaan dan lonjong, membentuk roset akar yang besar
pemisahan sampah. Tidak banyak warga dan tebal, warna daun bermacam-macam,
masyarakat yang menggunakan tempat antara lain putih (forma alba), hijau, dan
sampah berbeda untuk memisahkan antara merah keunguan (forma rubra). Buahnya
sampah organik dan anorganik karena polong berbentuk silindris, panjang 5-10 cm,
kurangnya kesadaran dalam dan berbiji banyak.Biji berdiameter 2-4 mm,
masyarakat.Selama ini sampah yang berwarna cokelat kelabu.Umur panennya
diidentikkan tidak bermanfaat itu sebenarnya berbeda-beda, berkisar dari 90-150
dapat diolah menjadi sesuatu yang lebih hari.Kubis dapat diperbanyak dengan biji
bermanfaat.Sampah basah (organik) dapat atau setek tunas (www.iptek.net.id).
dimanfaatkan sebagai bahan pupuk cair
organik, produksi bioetanol, maupun
produksi biogas.
Menurut Purwendro (2007), sampah
organik berasal dari makhluk hidup, baik
manusia, hewan, maupun tumbuhan.
Sampah organik sendiri terbagi menjadi
sampah organik basah dan sampah organik
kering.Istilah sampah organik basah
1
Tabel 1. Kandungan Gizi Kubis Mentah (Nilai 5. Mempercepat pengomposan sampah
gizi per 100 g) organik atau kotoran hewan.
Komposisi
Nilai Gizi
Kandungan Gizi Fermentasi merupakan suatu cara
Energi 103 kJ (25 kcal) pengolahan melalui proses memanfaatkan
Karbohidrat 5,8 g - penguraian senyawa dari bahan-bahan
Gula 3,2 g - protein kompleks.
Diet serat 2,5 g - Dalam pembuatan pupuk organik cair
Lemak 0,1 g - ini proses fermentasi dilakukan untuk
Protein 1,28 mg - mendegradasi N organik menjadi senyawa
Thiamine nitrat agar dapat diserap oleh tanaman.
0,061 mg (5%) Reaksi yang terjadi dalam proses
(Vitamin B1)
Riboflavin fermentasi untuk mendapatkan hara
0,040 mg (3%) nitrogen:
(Vitamin B2)
Niacin (Vitamin B3) 0,234 mg (2%)
Protein + EProtainase TP + NADP + NH3+energi
Asam Pantotenat
0,212 mg (4%)
(Vitamin B5) NH3 + 3O2 Nitrosomonas
2HNO2 + 2H2O + energi
Vitamin B6 0,124 mg (10%)
Folat (Vitamin B9) 53 mg (13%) -
Reaksi pembentukan unsur NO3 yang akan
Vitamin C 36,6 mg (61%) diserap oleh tanaman:
Kalsium 40 mg (4%)
Nitrobacter
Besi 0,47 mg (4%) 2HNO2 + O2 2HNO3 + 2H2O + energi
Magensium 12 mg (3%)
Fosfor 26 mg (4%) Sedangkan untuk mendapatkan
Kalium 170 mg (4%) phosphate,bakteri pelarutphosphate
Seng 0,18 mg (2%) (Pseudomonas sp) memanfaatkan ATP
Sumber: USDA Nutrient Database (Adenosine triphospate) yang sebelumnya
terbentuk pada awal proses fermentasi:
Dari data pada Tabel 1 disebutkan Pseudomonas
bahwa kadar protein dalam kubis sebesar ATP + glukosa ADP + glukosa
1,28 mg per 100 gram atau setara dengan 6-fosfat
0,00128%.
Menurut Indriyani (2007), EM4 Glukosa 6-fosfat + H2O glukosa + fosfat
(Effective microorganism 4) ditemukan
pertama kali oleh Prof. Teruo Higa dari Menurut Setiawan (2002) yang
Universitas Ryukyus Jepang.Larutan EM4 ini mengatakan bahwa pupuk cair memiliki
mengandung mikroorganisme fermentasi berbagai keunggulan karena mengandung
yang jumlahnya sangat banyak, sekitar 80 unsur-unsur hara yang dibutuhkan untuk
genus dan mikroorganisme tersebut dipilih pertumbuhan, perkembangan,dankesehatan
yang dapat bekerja secara efektif dalam tanaman. Dilihat dari produknya, pupuk cair
memfermentasikan bahan organik. Dari tidak terlalu memakan tempat sehingga
sekian banyak mikroorganisme, ada lima mudah dalam transportasi dan penyimpanan.
golongan yang pokok, yaitu bakteri Kelebihan lain dari pupuk cair adalah dosis
fotosintetik, Lactobacillus sp, Saccharomyces pemberian ke tanaman dapat disesuaikan
sp, Actinomycetes, dan jamur fermentasi. dengan kebutuhan dan pemberiannya lebih
Selain berfungsi dalam proses fermentasi merata serta kepekatannya dapat
dan dekomposisi bahan organik, EM4 juga disesuaikan dengan kebutuhan tanaman.
mempunyai manfaat antara lain: Unsur hara merupakan elemen
1. Memperbaiki sifat fisik, kimia dan penting untuk menopang pertumbuhan
biologis tanah. tanaman. Tanpa unsur hara, mustahil
2. Menyediakan unsur hara yang tanaman dapat tumbuh optimal, bahkan
dibutuhkan tanaman. besar kemungkinan tanaman akan
3. Menyehatkan tanaman, meningkatkan mengalami kematian. Bisa dibilang unsur
produksi tanaman, dan menjaga hara merupakan bahan makanan utama bagi
kestabilan produksi. tanaman.Dengan unsur hara ini tanaman
4. Menambah unsur hara tanah dengan mampu mencukupi kebutuhan nutrisinya
cara disiramkan ke tanah, tanaman, (Tanijogonegoro, 2012).
atau disemprotkan ke daun tanaman. Adapun batasan masalah dalam
penelitian ini yaitu bagaimana cara
2
pembuatan pupuk cair dari limbah organik Proses fermentasi dilakukan selama waktu
kubis dengan pengaruh rasio bahan baku tertentu yaitu 5, 10, 15, 25, dan 40 hari.
dan lama waktu terhadap proses fermentasi Hasil fermentasi dianalisis kadar N
serta berapa % kandungan N, P, K dan C- kemudian pada kondisi optimum dianalisis
organik dalam limbah organik dan pupuk cair kadar P, K dan C-organik menggunakan
tersebut. metode sebagai berikut:
Penelitian ini bertujuan untuk 1. Analisa kadarnitrogen (N) dengan
mempelajari proses dan faktor-faktor yang Metode Kjeldahl.
mempengaruhi pembuatan pupuk cair dari 2. Analisa phospor sebagai P2O5 dengan
limbah kubis serta untuk mengetahui kadar Metode Vanadat-Molibdat.
unsur hara makro N, P, K dan C-organik 3. Analisa kalium sebagai K2O dengan
dalam pupuk cair tersebut. metode penguapan.
Manfaat dari penelitian ini merupakan 4. Analisa karbon organik dengan Metode
upaya untuk mengurangi tumpukan sampah Titrasi (Walkley & Black).
yang dapat mencemari lingkungan dan
menghasilkan produk akhir yang lebih
bermanfaat yakni pupuk cair organik.Dengan
upaya pengelolaan sampah menjadi pupuk
cair organik dapat menciptakan lapangan
pekerjaan baru kepada masyarakat dan
dapat digunakan sebagai dasar penelitian
selanjutnya.

METODE PENELITIAN
Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan adalah limbah
kubis, bioaktivator EM4, gula pasir dan air. Gambar 1. Skema Proses Fermentasi

Alat Penelitian Variabel Yang Diteliti


Alat yang digunakan adalah baskom, Dalam penelitian ini dilakukan variabel
botol fermentor, selang, beaker glass, pipet rasiobahan dan lama waktu fermentasi.
ukur 50 mL dan sendok makan. 1. Variabel rasio bahan baku
Proses fermentasi dilakukan dengan
Prosedur Penelitian variasi rasio bahan baku (volume
Adapun untuk tahapan penelitian ini limbahkubis :volume EM4) yaitu 1:5, 1:2,
sebagai berikut: (1) Pembuatan pupuk cair 1:1, 2:1 dan 5:1.
organik, meliputi preparasi bahan 2. Variabel lama waktu fermentasi
(pembuatan sampel dan starter) serta proses Proses fermentasi dilakukan dengan
fermentasidengan menggunakan EM4, (2) variasi lama waktu fermentasi yaitu 5,
Pengujian produk untuk analisa hasil. 10, 15, 25 dan 40 hari.
Pada proses preparasi bahan
dipersiapkan sebanyak 1500 gram limbah HASIL DAN PEMBAHASAN
kubis yang didapatkan di daerah Pasar Bahan baku berupa filtrat limbah kubis
Gamping, bioaktivator EM4, gula pasir, dan dan bioaktivator EM4 dilakukan analisis
aquadest. Mula-mula limbah kubis bahan baku yaitu kadar nitrogen dan kadar
dihaluskan, kemudian disaring untuk diambil C-organik secara kuantitatif untuk
filtratnya sehingga diperoleh 750 mL filtrat mengetahui kandungan nitrogen dan C-
kubis (sebagai sampel). Starter dibuat organik mula-mula sebelum fermentasi. Hasil
dengan mencampurkan bioaktivator EM4 analisis menunjukkan bahwa filtrat limbah
sebanyak 750 mL dan gula pasir.Filtrat kubis mempunyai kadar Nitrogen 0,3032%
limbah kubis, starter, dan botol fermentasi dan kadar C-organik 0,44%. Sedangkan
kemudian dilakukan sterilisasi yang bertujuan untuk bioaktivator EM4 hasil analisis yang
untuk mematikan mikrobia yang tidak diperoleh yaitu kadar Nitrogen 1,0266 % dan
diinginkan. Setelah itu dilakukan proses kadar C-organik 3,61%.
fermentasi dengan cara memasukkan filtrat Pembuatan pupuk organik
limbah kubis dan starter ke dalam botol cairmenggunakan bahan baku berupa 1500
fermentor dengan variasi rasio bahan baku gram limbah kubis yang disaring dan
(filtrat limbah kubis:EM4) 1:5, 1:2, 1:1, 2:1 diperoleh filtrat sebanyak 750mL, selanjutnya
dan 5:1 pada volume total bahan 60 mL. dilakukan proses fermentasi dengan variasi

3
rasio bahan baku (limbah kubis:EM4) dan Secara umum kecenderungan
waktu fermentasi. Penelitian dilakukan proses fermentasi ini pada awal proses
dengan volume total bahan baku untuk terjadi peningkatan kadar nitrogen kemudian
masing-masing sampel sebanyak 60 mL dan setelah tercapai waktu yang optimal, menjadi
penambahan gula sebanyak 1 gram. semakin menurun.
Kemudian dilakukan analisa hasil Adanya bakteri proteolitik yang
untuk mengetahui kadar Nitrogen yang terkandung dalam EM4 menyebabkan
dihasilkan dalam pembuatan pupuk cair degradasi nitrogen menjadi nitrat
organik dan mengetahui bagaimana meningkat.Perubahan kadar nitrogen yang
pengaruh waktu fermentasi dan rasio bahan teranalisis selama proses fermentasi terjadi
baku terhadap kadar nitrogen. Setelah itu atas kadar nitrogen yang telah terdegradasi
dilakukan analisa kadar P, K dan C-organik menjadi nitrat yang mudah diserap.
pada kondisi yang optimum. Analisa hasil Menurut penelitian sebelumnya
kadar nitrogen pupuk cair organik dapat Waryanti(2013), dikatakan bahwa
dilihat pada Tabel 2 di bawah ini. peningkatan kadar N total dikarenakan
bakteri nitrifikasi mengubah amonia menjadi
Tabel 2. Persentase Kadar N pada Variasi nitrat yang menyebabkan unsur nitrogen
Waktu Fermentasi dan RasioLimbah dalam fermentasi meningkat.
Kubis:EM4 (Berat Gula 1 gram, Konsentrasi Namun, setelah fermentasi mencapai
EM4 pekat) kondisi optimum, kadar nitrogen tersebut
Rasio % Kadar nitrogen pada berbagai akan mengalami penurunan dikarenakan
rasiobahan:EM4 sudah tidak adanya kadar N di dalam media
Waktu 1:5 1:2 1:1 2:1 5:1 sehingga mikroorganisme mulai banyak yang
5 0,3283 0,3518 0,2812 0,2809 0,4212 mati dan proses fermentasi berhenti serta
10 0,2339 0,4216 0,3454 0,4125 0,3470 ammonia dan nitrat yang terbentuk hilang
15 0,2556 0,4676 0,3992 1,1462 0,1162 melalui penguapan.
25 0,3969 0,5138 0,4685 1,5935 0,4908
40 0,4339 0,3973 0,3990 0,4217 0,5365 Pengaruh Rasio Bahan terhadap Kadar
Nitrogen
Dari hasil penelitian pemanfaatan Dari Tabel 2 diperoleh grafik
limbah kubis menjadi pupuk cair organik hubungan rasio bahan baku (filtrat limbah
didapatkan kondisi optimum yakni pada rasio kubis:EM4) dengan kadar nitrogen yang
bahan baku 2:1 (limbah kubis:EM4) dan ditunjukkan pada Gambar 3.
waktu fermentasi selama 25 hari maka
diperoleh kadar nitrogen paling optimum
yakni sebesar kadar N 1,5935%, kadar fosfor
sebagai P2O5 sebesar 0,08556%, kalium
sebagai K2O sebesar 0,08840% dan C-
organik sebesar 1,4480%.

Pengaruh Lama Waktu Fermentasi


terhadap Kadar Nitrogen
Dari Tabel 2 di atas dapat dibuat grafik
hubungan waktu fermentasi dengan kadar
nitrogen pada berbagai rasio limbah kubis
dengan EM4 sebagai berikut:
Gambar 2. Grafik Hubungan Waktu
Fermentasi dengan Kadar Nitrogen
Gambar 3. Grafik Hubungan Rasio Bahan
dengan Kadar Nitrogen

Melihat hasil penelitian pada Gambar


3 didapatkan kadar nitrogen yang maksimum
pada rasio bahan 2:1 (limbah kubis:EM4)
yakni sebesar 1,5935%. Semakin banyak
jumlah EM4 maka kadar nitrogen yang
diperoleh meningkat. Hal ini dapat
disebabkan karena banyaknya
mikrobamempengaruhi pertumbuhan
danmetabolisme mikroba tersebut.
4
Menurut Rachman (1989),pada Dari hasil penelitian dapat
fermentasi yang dilakukan dengan disimpulkan:
menggunakan kultur murni atau starter 1. Limbah organik kubis dapat
banyaknya mikroba (starter/inokulum) yang dimanfaatkan sebagai pupuk cair
ditambahkan berkisar antara 3–10% dari organik ramah lingkungan dengan cara
volume medium fermentasi. Penggunaan fermentasi menggunakan bioaktivator
inokulum yang bervariasi ini dapat EM4.
menyebabkan proses fermentasi dan mutu 2. Kondisi optimum dicapai pada lama
produk selalu berubah-ubah. waktu fermentasi 25 hari dengan rasio
Adapun kriteria untuk kultur mikroba bahan 2:1.
agar dapat digunakan dalam proses 3. Dengan menggunakan kondisi proses
fermentasi adalah: tersebut, diperoleh persentase hasil
1. Sehat dan berada dalam keadaan aktif nitrogen total sebesar 1,5935%, fosfor
sehingga dapat mempersingkat fase sebagai P2O5 sebesar 0,08556%, kalium
adaptasi, sebagai K2O sebesar 0,08840 % dan C-
2. Tersedia cukup sehingga dapat organik sebesar 1,4480%.
menghasilkan inokulum dalam takaran
yang optimum, SARAN
3. Berada dalam bentuk morfologi yang Dari kesimpulan yang telah dipaparkan
sesuai, maka dapat disarankan bahwa:
4. Bebas kontaminasi 1. Untuk mendapatkan hasil sesuai
5. Dapat mempertahankan kebutuhan, disarankan untuk
kemampuannya membentuk produk. menambahkan bahan organik lain ke
dalam pupuk, misalnya tanaman
Dalam penelitian ini ada beberapa kentang, ubi jalar, serbuk kayu, limbah
penyimpangan data.Hal ini dapat disebabkan cair tahu, daun kacang tanah dan lain-
oleh 2 kemungkinan yakni pada saat lain.
pengambilan sampel limbah kubis kurang 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
tepat atau karena adanya bakteri dengan berbagai variasi konsentrasi dari
decomposer yang terdapat di dalam limbah bioaktivator EM4 untuk mengetahui
kubis sehingga dapat berpengaruh terhadap pengaruh fermentasinya terhadap kadar
jumlah N yang terfermentasi. nitrogen.
Berdasarkan dari data hasil analisa 3. Perlu dilakukan tahap ekstraksi sebelum
yang diperoleh, kadar C-organik dalam fermentasi supaya kadarnitrogen yang
kondisi optimum lebih besar pada saat terdapat di dalam limbah kubis dapat
setelah difermentasi. Hal ini disebabkan ada diambil secara maksimal.
bakteri yang mengalami kematian.Bakteri
yang mengalami kematian ini tidak DAFTAR PUSTAKA
mendegradasi senyawa organik, tetapi National Nutrient Database for Standard
terukur sebagai organik sehingga kandungan Reference Cabbage (USDA Nutrient
senyawa organiknya tinggi (Winda, 2009). Database).http://ndb.nal.usda.gov(diak
Menurut Rizki Yunia (2011) unsur ses pada tanggal 13 Oktober 2013).
karbon berperan penting pada tanaman yaitu Purwendro, S., 2007,Mengolah Sampah
sebagai pembangun bahan organik, karena Untuk Pupuk Dan Pestisida Organik.
sebagian besar bahan kering tanaman terdiri Penebar Swadaya, Jakarta.
dari bahan organik. Setiawan, B.S.,2002, Membuat Pupuk
Pupuk cair mengandung unsur-unsur Kandang Secara Cepat. Jakarta:
hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, Penebar Swadaya.
perkembangan dan kesehatan Waryanti, A. dkk, 2013, Studi Pengaruh
tanaman.Adapun untuk dosis pemberian Penambahan Sabut Kelapa Pada
pupuk cair ke tanaman dapat disesuaikan Pembuatan Pupuk Cair Dari Limbah
dengan kebutuhan tanamannya. Air Cucian Ikan Terhadap Kualitas
Penambahan bahan lain dalam pembuatan Unsur Hara Makro (CNPK), Program
pupuk ini seperti sisa sayuran, ampas tebu Studi Teknik Lingkungan FT UNDIP,
(Andhika dan Dody, 2009), jerami padi atau Semarang.
batang jagung (Surtinah,2013) dapat http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.p
diberikan untuk memenuhi C-Organik sesuai hp?id=229(diakses pada tanggal 20
kebutuhan. Oktober 2013).

KESIMPULAN
5
http://www.tanijogonegoro.com/2012/12/defis
iensi-unsur-hara.html (diakses pada
tanggal 8 Oktober 2013).

Anda mungkin juga menyukai