T-TEST
OLEH:
1.4. Manfaat
Adapun manfaat dalam pembuatan makalah ini adalah agar dapat menambah pengetahuan
mengenai t-test yang akan digunakan untuk meguji hipotesis deskriptif dan komparatif
sehingga dapat diaplikasikan dalam penelitian.
BAB II
PEMBAHASAN
yang mana:
t = nilai t yang dihitung, selanjutnya t disebut t hitung
x = rata-rata X
μo = nilai yang dihipotesiskan
s = simpangan baku untuk sampel
σ =simpangan baku untuk populasi
n = jumlah anggota sampel
Uji ini digunakan untuk mengetahui kebenaran pernyataan atau dugaan yang
dihipotesiskan oleh peneliti, uji t untuk satu variabel dibagi ke dalam dua kategori, yaitu:
1. Uji-t untuk satu variabel dengan satu pihak (one tail). Uji satu pihak ada dua
macam yaitu uji pihak kanan dan uji pihak kiri.
2. Uji-t untuk satu variabel dengan dua pihak (two tail).
yang mana:
n−1
X̅ = rata-rata pengamatan
(d) Menentukan nilai thitung
Rumus:
X́−μ o
thitung =
s/√n
(2) Menentukan nilai ttabel
Nilai ttabel dicari pada tabel distribusi – t dengan ketentuan db = n – 1, sehingga
ttabel (α, db).
f) Membandingkan ttabel dan thitung
Tujuan dilakukan perbandngan antara ttabel dan thitung adalah untuk mengetahui
apakah H0 ditolak atau diterima berdasarkan kaidah pengujian.
g) Mengambil keputusan
Contoh:
Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas “Z” menduga bahwa kualitas mengajar
dosen statistik paling tinggi 70% dari nilai idealnya, untuk membuktikan dugaan tersebut
dilakukan penyebaran kuisioner dengan mengambil sampel 20 orang mahasiswa untuk
mengisi kuisioner dengan jujur dan adil sesuai dengan kualitas dan profesional dosen
ketika mengajar. Jumlah pertanyaan yang diajukan dalam kuisioner ada 10 pertanyaan,
instrumen pemelitian kualitas mengajar diberi skala: (4) = sangat baik, (3) = baik, (2) =
cukup. (1) = kurang baik. Taraf signifikan α = 5%.
Data total hasil jawaban setiap mahasiswa diperoleh sebagai berikut:
40 35 40 36 39 32 39 40 32 33 38 40 40 37 37 34 40 40 40 39
Langkah-langkah uji pihak kiri:
a) Menghitung nilai idealnya
Nilai idealnya = 10 × 4 × 20 = 800
Rata-rata nilai idealnya = 800 /20 = 40
Jadi 70% dari rata-rata nilai idealnya = 0,7 × 40 = 28 atau (μo) = 28
b) Membuat hipotesis penelitian
Hipotesis penelitian dibuat dalam uraian kalimat berdasarkan dari dugaan bahwa
kualitas mengajar dosen statistik paling tinggi 70%.
H0 : Kualitas mengajar dosen statistik paling rendah atau sama dengan 70% dari
rata-rata nilai idealnya.
Ha : Kualitas mengajar dosen statistik paling tinggi 70% dari rata-rata nilai
idealnya.
c) Membuat hipotesis dalam model statistik
H0 : μ ≥ 28
Ha : μ ¿ 28
d) Menentukan risiko kesalahan (taraf signifikan)
Pada kasus ini = 5%
e) Kaidah pengujian
Jika: - ttabel (α,n-1) ¿ thitung, maka H0 diterima dan Ha ditolak
f) Menghitung ttabel dan thitung
(1) Menentukan nilai thitung
(a) Membuat tabel penolong
No. Xi X̅ (Xi - X̅)2 No. Xi X̅ (Xi - X̅)2
1 40 37,6 5,76 11 38 37,6 0,16
2 35 37,6 6,76 12 40 37,6 5,76
3 40 37,6 5,76 13 40 37,6 5,76
4 36 37,6 2,56 14 37 37,6 0,36
5 39 37,6 1,96 15 37 37,6 0,36
6 32 37,6 31,36 16 34 37,6 12,96
7 39 37,6 1,96 17 40 37,6 5,76
8 40 37,6 5,76 18 40 37,6 5,76
9 32 37,6 31,36 19 40 37,6 5,76
10 33 37,6 21,16 20 40 37,6 5,76
Ʃ Xi = 752 Ʃ(Xi - X̅)2 = 162,8
(b) Menentukan nilai rata-rata pengamatan
Ʃ Xi 752
X̅ = = 20
= 37,6
n
(c) Menghitung nilai standar deviasi (s)
2
162,8
s=
√ Ʃ ( X i − X́ )
n−1
=
√ 20−1
= 2,9272
X̅ = rata-rata pengamatan
(d) Menentukan nilai thitung
Rumus:
X́−μ o
thitung =
s/√n
(2) Menentukan nilai ttabel
Nilai ttabel dicari pada tabel distribusi – t dengan ketentuan db = n – 1, sehingga
ttabel (α, db).
f) Membandingkan ttabel dan thitung
Tujuan dilakukan perbandngan antara ttabel dan thitung adalah untuk mengetahui
apakah H0 ditolak atau diterima berdasarkan kaidah pengujian.
g) Mengambil keputusan.
Contoh:
Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas “Z” menduga bahwa kualitas mengajar
dosen statistik paling rendah 80% dari nilai idealnya, untuk membuktikan dugaan
tersebut dilakukan penyebaran kuisioner dengan mengambil sampel 20 orang mahasiswa
untuk mengisi kuisioner dengan jujur dan adil sesuai dengan kualitas dan profesional
dosen ketika mengajar. Jumlah pertanyaan yang diajukan dalam kuisioner ada 10
pertanyaan, instrumen pemelitian kualitas mengajar diberi skala: (4) = sangat baik, (3) =
baik, (2) = cukup. (1) = kurang baik. Taraf signifikan α = 5%.
Data total hasil jawaban setiap mahasiswa diperoleh sebagai berikut:
40 35 40 36 39 32 39 40 32 33 38 40 40 37 37 34 40 40 40 39
Langkah-langkah uji pihak kanan:
a) Menghitung nilai idealnya
Nilai idealnya = 10 × 4 × 20 = 800
Rata-rata nilai idealnya = 800 /20 = 40
Jadi 80% dari rata-rata nilai idealnya = 0,8 × 40 = 32 atau (μo) = 32
b) Membuat hipotesis penelitian
Hipotesis penelitian dibuat dalam uraian kalimat berdasarkan dari dugaan bahwa
kualitas mengajar dosen statistik paling rendah 80%.
H0 : Kualitas mengajar dosen statistik paling tinggi atau sama dengan 80% dari
rata-rata nilai idealnya.
Ha : Kualitas mengajar dosen statistik paling rendah 80% dari rata-rata nilai
idealnya.
c) Membuat hipotesis dalam model statistik
H0 : μ ≥ 32
Ha : μ ¿ 32
d) Menentukan risiko kesalahan (taraf signifikan)
Pada kasus ini = 5%
e) Kaidah pengujian
Jika: - ttabel (α,n-1) ¿ thitung, maka H0 ditolak dan Ha diterima.
f) Menghitung ttabel dan thitung
(1) Menentukan nilai thitung
(a) Membuat tabel penolong
No. Xi X̅ (Xi - X̅)2 No. Xi X̅ (Xi - X̅)2
1 40 37,6 5,76 11 38 37,6 0,16
2 35 37,6 6,76 12 40 37,6 5,76
3 40 37,6 5,76 13 40 37,6 5,76
4 36 37,6 2,56 14 37 37,6 0,36
5 39 37,6 1,96 15 37 37,6 0,36
6 32 37,6 31,36 16 34 37,6 12,96
7 39 37,6 1,96 17 40 37,6 5,76
8 40 37,6 5,76 18 40 37,6 5,76
9 32 37,6 31,36 19 40 37,6 5,76
10 33 37,6 21,16 20 40 37,6 5,76
Ʃ Xi = 752 Ʃ(Xi - X̅)2 = 162,8
(b) Menentukan nilai rata-rata pengamatan
Ʃ Xi 752
X̅ = = 20
= 37,6
n
(c) Menghitung nilai standar deviasi (s)
2
162,8
s=
√ Ʃ ( X i − X́ )
n−1
=
√ 20−1
= 2,9272
X̅ = rata-rata pengamatan
(d) Menentukan nilai thitung
Rumus:
X́−μ o
thitung =
s/√n
(2) Menentukan nilai ttabel
Nilai ttabel dicari pada tabel distribusi – t dengan ketentuan db = n – 1, sehingga
ttabel (α, db).
f) Membandingkan ttabel dan thitung
Tujuan dilakukan perbandngan antara ttabel dan thitung adalah untuk mengetahui
apakah H0 ditolak atau diterima berdasarkan kaidah pengujian.
g) Mengambil keputusan
Contoh:
Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas “Z” menduga bahwa kualitas mengajar
dosen statistik sama dengan 90% dari nilai idealnya, untuk membuktikan dugaan tersebut
dilakukan penyebaran kuisioner dengan mengambil sampel 20 orang mahasiswa untuk
mengisi kuisioner dengan jujur dan adil sesuai dengan kualitas dan profesional dosen
ketika mengajar. Jumlah pertanyaan yang diajukan dalam kuisioner ada 10 pertanyaan,
instrumen pemelitian kualitas mengajar diberi skala: (4) = sangat baik, (3) = baik, (2) =
cukup. (1) = kurang baik. Taraf signifikan α = 5%.
Data total hasil jawaban setiap mahasiswa diperoleh sebagai berikut:
40 35 40 36 39 32 39 40 32 33 38 40 40 37 37 34 40 40 40 39
Langkah-langkah uji dua pihak:
a) Menghitung nilai idealnya
Nilai idealnya = 10 × 4 × 20 = 800
Rata-rata nilai idealnya = 800 /20 = 40
Jadi 90% dari rata-rata nilai idealnya = 0,9 × 40 = 36 atau (μo) = 36
b) Membuat hipotesis penelitian
Hipotesis penelitian dibuat dalam uraian kalimat berdasarkan dari dugaan bahwa
kualitas mengajar dosen statistik sama dengan 90%.
H0 : Kualitas mengajar dosen statistik sama dengan 90% dari rata-rata nilai
idealnya.
Ha : Kualitas mengajar dosen statistik tidak sama dengan 90% dari rata-rata nilai
idealnya.
c) Membuat hipotesis dalam model statistik
H0 : μ ¿ 36
Ha : μ ≠ 36
d) Menentukan risiko kesalahan (taraf signifikan)
Pada kasus ini = 5%
e) Kaidah pengujian
H0 diterima, jika: -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel (α/2)
H0 ditolak, jika: thitung ¿ ttabel (α/2)
f) Menghitung ttabel dan thitung
(1) Menentukan nilai thitung
(a) Membuat tabel penolong
No. Xi X̅ (Xi - X̅)2 No. Xi X̅ (Xi - X̅)2
1 40 37,6 5,76 11 38 37,6 0,16
2 35 37,6 6,76 12 40 37,6 5,76
3 40 37,6 5,76 13 40 37,6 5,76
4 36 37,6 2,56 14 37 37,6 0,36
5 39 37,6 1,96 15 37 37,6 0,36
6 32 37,6 31,36 16 34 37,6 12,96
7 39 37,6 1,96 17 40 37,6 5,76
8 40 37,6 5,76 18 40 37,6 5,76
9 32 37,6 31,36 19 40 37,6 5,76
10 33 37,6 21,16 20 40 37,6 5,76
Ʃ Xi = 752 Ʃ(Xi - X̅)2 = 162,8
Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja pegawai swasta dengan PNS di
DKI Jakarta
H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan perbandingan antara kinerja pegawai
swasta dengan PNS di DKI Jakarta
Ha : μ1 ≠ μ2
H0 : μ1 = μ2
Rata-rata
= 81,07
= 60,37
Standar deviasi :
s1 = 16,48
s2 = 11,53
Varians
S1 = 271,59
S2 = 132,94
Korelasi r = 0,44
Mencari t hitung dengan rumus
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diperoleh t hitung sebesar 6,9. Sedangkan t tabel
dengan taraf signifikasi 5 % dan db = n1+n2-2(30+30)-2 = 58 adalah 2,004. Hal ini
berarti t hitung lebih besar dari t tabel yang berarti terdapat terdapat perbedaan yang
signifikan antara kinerja pegawai swasta dengan PNS di DKI Jakarta (H a diterima dan H0
ditolak).
Pengujian menggunakan SPSS
Tahap-tahap mengujian hipotesis dua sampel Independent dengan SPSS berdasarkan
contoh di atas adalah sebagai berikut:
1. Buka aplikasi SPSS, pilih variable view. Pada kolom name ketik Swasta dan PNS,
kemudian pada kolom label ketik Pegawai swasta dan PNS
2. Klik data view dan masukkan data skor kinerja antara pegawai swasta dan PNS (bisa
mengcopy dari excel)
3. Klik analys, Compare Means dan pilih Paired Samples T-Test
6. Klik options maka akan muncul kotak dialog berikut. Kotak dialog ini untuk
menentukan taraf kepercayaan yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis,
dimana pada pengujian inti taraf kepercayaannya adalah 95 %. Kemudian klik
Continue. Kemudian klik OK untuk melihat hasil pengujian hipotesis.
7.
8. Hasil akan berupa tabel seperti gambar berikut.
Pada gambar di atas merupakan hasil pengujian hipotesis yang disajikan dua tabel.
Tabel pertama “Paired Samples Statistic” merupakan statistik deskriptifnya, dimana
pada tabel ini dijelaskan jumlah sampel, rata-rata Skor kinerja antara pegawai swasta
dengan PNS, serta standar deviasinya. Tabel kedua “Paired Samples Correlations”
merupakan tabel yang menjelaskan hubungan kedeua sampel. Dapat dilihat nilai
signifikan 0,0l5 lebih kecil dari 0,05 yang artinya kedua variable tidak memiliki
hubungan. Tabel ketiga “Paired Samples Test” merupakan hasil pengujian hipotesis
dua sampel yang berkorelasi. Pada tabel ini dapat dilihat bahwa harga Sig (2-tailed)
< dari 0,05 yang artinya Ha diterima sedangkan H0 ditolak, dimana terdapat
perbedaan yang signifikan antara kinerja pegawai swasta dengan PNS di DKI
Jakarta. Untuk menentukan kinerja yang lebih baik antara pegawai swasta dan PNS
dapat diketahui dari rata-rata skor kedua variable. Rata-rata skor kinerja pegawai
swasta lebih besar dari PNS, oleh karena itu dapat dikatakan bahwa kinerja pegawai
swasta lebih baik dibandingkan PNS.
B. Uji-t Dua Sampel Independent (Independent Sample T-test)
digunakan rumus t-test baik untuk separated maupun polled varians. Untuk
mengetahui t-tabel digunakan dk yang besarnya dk = n1 + n2 – 2.
2. Bila n1 ≠ n2 varians homogen σ12 = σ22 2dapat digunakan t-test denan polled
varians, dk = n1 + n2 – 2
3. Bila n1 = n2 varians tidak homogen σ12 ≠ σ22, dapat digunakan rumus separated
maupun polled varians dengan dk = n1 – 1 atau n2 -1
4. Bila n1 ≠ n2 dan varians tidak homogen σ12 ≠ σ22, dapat digunakan rumus
separated varians. Harga t sebagai pengganti harga t tabel dihitung dari selisih
harga t tabel dengan dk = n1 – 1 dan dk = n2 -1, dibagi dua dan kemudin ditambah
dengan harga t yang terkecil.
Catatan:
Dalam kasus bila terbukti bahwa kedua sampel berasal dari popuasi dengan variansi yang
heterogen maka rumus peritungan yang digunakan adalah:
X́ 1− X́ 2
t=
S21 S22
√ +
n1 n2
H0 diterima bila
S21 t 1 S 22 t 2 S21 t 1 S 22 t 2
+ +
n1 n2 n1 n2
< t hit <
s21 S22 s12 S22
+ +
n1 n2 n1 n2
Rumusan masalah
Apakah terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan membaca intensif antara siswa
yang menggunakan model pembelajaran TTW dan siswa yang tidak menggunakan model
pembelajaran TTW pada siswa kelas III Semester Genap di SD Gugus X Kecamatan
Buleleng Tahun Pelajaran 2016/2017
Hipotesis penelitian
Ha : μ1 ≠ μ2 artinya terdapat perbedaan keterampilan membaca intensif Bahasa Indonesia
yang signifikan antara kelompok siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran
TTW dengan kelompok siswa yang belajar tidak menggunakan model pembelajaran
TTW.
H0 : μ1 = μ2 artinya tidak terdapat perbedaan keterampilan membaca intensif Bahasa
Indonesia yang signifikan antara kelompok siswa yang belajar menggunakan model
pembelajaran TTW dengan kelompok siswa yang belajar tidak menggunakan model
pembelajaran TTW.
2 nƩ X 2 −( ƩX )2
S=
n(n−1)
25 .1241−(173)2
S2=
25( 25−1)
31025−29929
S2 =
600
S2=1,82
Jadi varians dari skor post-test kelompok kontrol adalah 1,82
s= √ s2
s= √ 1,82
s=1,34
Jadi standar deviasi dari skor post-test kelompok kontrol adalah 1,34
Uji T
Diketahui:
X1 = 11,04
X2 = 6,92
S12= 1,56
S22= 1,82
X́ 1− X́ 2
2 2
t= ( n1 −1 ) S 1+(n2−1) S 2 1 1
√ n1 +n2 −2
+
(n n )
1 2
11,04−6,92
t= ( 22−1 ) 1,56+ ( 25−1 ) 1,82 1 1
√ 22+25−2
+
22 25( )
4,12
t= 32,76+ 43,68 47
√ 45 550( )
4,12
t=
√ 0,13
t = 11,4444
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diperoleh t hitung sebesar 11,444. Sedangkan t tabel
dengan taraf signifikasi 5 % dan db = (22+25)-2 = 45 adalah 2,000. Hal ini berarti t hitung
lebih besar dari t tabel yang berarti terdapat perbedaan signifikan keterampilan membaca
intensif Bahasa Indonesia yang signifikan antara kelompok siswa yang belajar menggunakan
model pembelajaran TTW dengan kelompok siswa yang belajar tidak menggunakan model
pembelajaran TTW (Ha diterima dan H0 ditolak)
2. Klik kolom values pada label kelas, dan akan muncul kotak dialog seperti gambar
berikut. Pada value beri kode 1 dan berikan nama eksperimen kemudian klik add.
Selanjutnya berikan kode 2 pada value dan beri nama kontrol klik add dan OK
3. Klik data view, kemudian masukkan data pada SPSS. Pada kolom skor masukan
data skor keterampilan membaca pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dimana
data skor eksperimen dimasukan lebih dulu kemudian data skor kelas kontrol di
bawahnya. Kemudian pada kolom kelas masukan kode. Pada kelas eksperimen
berikan kode 1 sedangkan pada kelas koterol berikan kode 2
8. Pada group 1 berikan kode 1 sedangkan group 2 berikan kode 2, lalu klik Continue
9. Klik options maka akan muncul kotak dialog berikut. Kotak dialog ini untuk
menentukan taraf kepercayaan yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis,
dimana pada pengujian inti taraf kepercayaannya adalah 95%. Kemudian klik
Continue
10. Untuk melihat hasil pengujian klik OK. Hasil akan berupa tabel seperti gambar
berikut.
Pada gambar di atas merupakan hasil pengujian hipotesis yang disajikan dua tabel.
Tabel pertama “Group Statistic” merupakan statistik deskriptifnya, dimana pada
tabel ini dijelaskan jumlah sampel, rata-rata nilai keterampilan membaca pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol serta standar deviasinya. Tabel dua
Índependent Samples Test” merupakan hasil pengujian hipotesis dari dua sampel
yang tidak berhubungan (independent). Pada tabel ini dapat dilihat bahwa harga
Sig (2-tailed) < dari 0,05 yang artinya Ha diterima sedangkan H0 ditolak, dimana
terdapat perbedaan keterampilan membaca intensif Bahasa Indonesia yang
signifikan antara kelompok siswa yang belajar menggunakan model pembeljaran
TTW dengan kelompok siswa yang belajar tidak menggunakan model
pembelajaran TTW. Untuk menentukan keterampilan membaca intensif Bahasa
Indonesia yang lebih baik antara kelas yang belajar menggunakan model
pembeljaran TTW (kelas Eksperimen) dengan kelas yang belajar tidak
menggunakan model pembelajaran TTW (kelas kontrol) dapat dilihat pada rata-rata
(mean). Pada pengujian ini rata-rata skor keterampilan membaca kelas eksperimen
lebih besar dari rata-rata skor keterampilan membaca kelas kontrol maka kelas
eksperimen lebih baik dari kelas kontrol dari segi keterampilan membacanya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Uji-t (t-test) termasuk dalam golongan statistika parametrik. Statistik parametrik adalah statistik
yang mempertimbangkan jenis sebaran/distribusi data yang berdistribusi normal dan memiliki varian
homogen. Jika dalam suatu penelitian datanya berjenis interval/rasio, maka yang dapat
digunakan untuk menguji hipotesisnya adalah menggunakan uji t dan uji z.
Terdapat dua macam pengujian hipotesis deskriptif yaitu dengan uji dua pihak (two tail
test) dan uji satu pihak (one tail test). Uji sat pihak ada dua macam yaitu uji pihak kanan dan
uji pihak kiri. Dalam pengujian ini variabel penelitiannya bersifat mandiri, dan sampelnya
hanya satu, oleh karena itu hipetesis berbentuk bandingan dengan nilai standar atau nilai yang
sudah ditetapkan.