Anda di halaman 1dari 48

SINTESIS BIO-OIL DARI CAMPURAN LIMBAH

TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DAN LIMBAH


KULIT DURIAN MELALUI METODE PIROLISIS
LAMBAT

Diajukan untuk memenuhi Syarat Kurikulum Tingkat Sarjana


Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

OLEH:

FAISAL AKBAR ADIN (03031181823010)

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2020
HALAMAN PENGESAHAN

SINTESIS BIO-OIL DARI CAMPURAN LIMBAH TANDAN KOSONG


KELAPA SAWIT DAN LIMBAH KULIT DURIAN MELALUI METODE
PIROLISIS LAMBAT

LAPORAN PENELITIAN

Sebagai salah satu menyelesaikan tugas akhir pada Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Sriwijaya

Oleh:
Faisal Akbar Adin.
NIM 03031181823010

telah disetujui di Palembang, tanggal 27 April 2020

Pembimbing,

Prof. Dr. Anonim, M. T


NIP XXXXXXXXXXXXXX

Mengetahui,
Koordinator Penelitian Jurusan Teknik Kimia

Dr. Fitri Hadiah, ST, MT


NIP. 19780822 2002122001
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang dengan
rahmat dan perlindunganNya kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan
penelitian. Laporan penelitian kami yang berjudul “Sintesis Bio-Oil dari
Campuran Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit dan Limbah Kulit Durian
melalui Metode Pirolisis Lambat” ditulis untuk memenuhi salah satu syarat
kurikulum di Jurusan Teknik Kimia Universitas Sriwijaya.

Semakin meningkatnya kebutuhan energi domestik, memicu berbagai


penelitian untuk mengembangkan sumber energi terbarukan yang berbasis
biomassa seperti bioetanol, biodiesel dan bio-oil. Bio-oil merupakan salah satu
bahan bakar alternatif yang memiliki berat jenis yang tinggi dibuat dari biomassa
yang mengandung lingo-selulosa, seperti limbah kehutanan dan industri hasil
hutan.

Pada umumnya, penggunaan bio-oil khususnya di dalam industri


digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel misalnya bahan bakar boiler atau
bahan bakar pembangkit listrik. Sedangkan by-product atau hasil samping dari
proses pembuatan bio-oil berupa bio-briket yang dapat digunakan sebagai bahan
bakar alternatif.

Pada penelitian ini kami menggunakan limbah tandan kosong kelapa sawit
dan limbah kulit durian sebagai bahan utama (raw material). Penggunaan
campuran limbah tersebut digunakan karena ketersediaannya yang melimpah di
Indonesia khususnya di Provinsi Sumatera Selatan. Semoga laporan penelitian ini
dapat bermanfaat bagi kemajuan pengembangan energi terbarukan di Indonesia.

Palembang, 7 Febuari 2020

Tim Penulis
ABSTRAK
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................3
ABSTRAK..........................................................................................................4
DAFTAR TABEL...............................................................................................7
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................8
DAFTAR NOTASI.............................................................................................9
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................10
SURAT PERNYATAAN..................................................................................11
BAB I................................................................................................................13
1.1 Latar Belakang.................................................................................13
1.2 Rumusan Masalah............................................................................15
1.3 Tujuan................................................................................................15
1.4 Variabel.............................................................................................15
1.5 Hipotesis............................................................................................16
1.6 Lingkup..............................................................................................16
1.7 Manfaat..............................................................................................17
BAB II...............................................................................................................18
2.1 Bio-oil.................................................................................................18
2.2 Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS)..........................................19
2.3 Kulit Durian......................................................................................21
2.4 Katalis Silika Alumina.....................................................................22
2.5 Pirolisis..............................................................................................23
2.6 Metode Analisa untuk menguji karakteristik bio-oil yang dihasilkan25
BAB III..............................................................................................................27
3.1 Waktu dan Tempat...........................................................................27
3.2 Ruang Lingkup Penelitian...............................................................27
3.3 Variabel Penelitian...........................................................................27
3.4 Matriks Penelitian............................................................................28
3.5 Diagram Alir Penelitian...................................................................30
3.6 Alat dan Bahan Penelitian...............................................................31
3.7 Prosedur Penelitian..........................................................................32
3.7.1 Perlakuan Awal /Pre-Treatment Biomassa..............................32
3.7.2 Proses Pirolisis Lambat (Syahrir, 2019)..................................33
3.8 Analisis Bio-Oil Hasil Proses Pirolisis.............................................34
BAB IV.............................................................................................................36
4.1 Pengaruh Rasio Limbah Kulit Durian dan TKKS Terhadap Total
yield yang Dihasilkan...................................................................................36
4.2 Analisa Fisika Bio-oil........................................................................38
4.3 Analisa Kimia Bio-oil.......................................................................40
BAB V.............................................................................................................43
KESIMPULAN DAN SARAN.........................................................................43
5.1 Kesimpulan........................................................................................43
5.2 Saran..................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................44
LAMPIRAN.....................................................................................................47
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR NOTASI
DAFTAR LAMPIRAN
SURAT PERNYATAAN

Perihal: Perbaikan Laporan Penelitian

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama Mahasiswa : Faisal Akbar Adin
NIM : 03031181823010
Nama Pembimbing : Prof. Dr. Anonim, M.T
Judul Penelitian : Sintesis Bio-Oil dari Campuran Limbah Tandan
Kosong Kelapa Sawit dan Limbah Kulit Durian
melalui Metode Pirolisis Lambat
Dengan ini menyatakan bahwa saya telah melakukan perbaikan laporan penelitian
sesuai dengan Seminar Penelitian yang telah dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Rabu, 15 April 2020
Pukul : 13.00 WIB
Tempat : Ruang Seminar Teknik Kimia Fakultas Teknik
Kampus Palembang
dengan sebaik-baiknya dan sesuai dengan saran yang diberikan oleh Dosen
Pembanding.

Dengan demikian surat pernyataan ini saya perbuat dengan sebenarnya dengan
harapan Bapak/Ibu dapat memakluminya. Atas perhatian Bapak/Ibu, saya ucapkan
terimakasih.

Palembang, 27 April 2020


Saya yang bermohon,

Faisal Akbar Adin,

Disetujui oleh:

Pembimbing I,

.........................

Persetujuan Dosen Penguji:

Kami sebagai Dosen Penguji mahasiswa yang tersebut namanya diatas, dapat
menerima perbaikan Laporan Penelitian yang telah dilakukan oleh mahasiswa
yang bersangkutan.
Tim Penguji:

Penguji I, Penguji II,


SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibahwa ini :


Nama Mahasiswa : Faisal Akbar Adin
NIM : 03031181823010
Nama Pembimbing: Prof. Dr. Anonim, M.T
Judul Penelitian : Sintesis Bio-Oil dari Campuran Limbah Tandan Kosong
Kelapa Sawit dan Limbah Kulit Durian melalui
Metode Pirolisis Lambat

Dengan penuh kesadaran saya menyatakan bahwa laporan penelitian ini bebas
dari segala bentuk plagiat. Apabila dikemudian hari terbukti adanya indikasi
plagiat dalam laporan penelitian ini, maka saya bersedia menerima sansi sesuai
peraturan yang berlaku.

Palembang, 27 April 2020

Yang membuat pernyataan,

Faisal Akbar Adin.


03031181823010
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) memperkirakan
kebutuhan energi di Indonesia akan meningkat secara signifikan dari 795
miliar BOE di 2016 menjadi 1,780 miliar BOE di 2030 dan melonjak
hingga 4,569 miliar BOE di tahun 2050 (Indonesia Outlook Energy, 2018).
Untuk mengantisipasi lonjakan kebutuhan energi tersebut, dalam bentuk
Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) 2025, target pemanfaatan
bentuk energi konvesional seperti energi batubara sebesar 30%, minyak
bumi 25%, gas bumi 22%, dan. EBT 23% (ESDM, 2019). Kondisi ini
mendorong penelitian mengenai sumber energi terbarukan salah satunya
mengenai bio-oil.
Bio-oil atau asap cair merupakan cairan kondensat yang
mengandung senyawa asam, fenol dan karbonil hasil pirolisis bahan yang
mengandung hemiselulosa, selulosa dan lignin (Cahyono, 2013). Bio-oil
dapat digunakan sebagai pengawet makanan. Dalam pembuatan bio-oil
digunakan metode pirolisis. Metode pirolisis adalah metode pembakaran
tertutup pada suhu yang tinggi dengan kisaran 400-600°C (Fadillah, 2015).
Berdasarkan laju pemanasannya, metode pirolisis dibagi menjadi fast/flash
pyrolysis dan slow pyrolysis (Fadillah, 2015).
Indonesia memiliki luas perkebunan kelapa sawit sebesar
12.761.586 hektar dengan produksi minyak kelapa sawit (CPO) sebanyak
36.594.813 ton (BPS, 2019). Provinsi Sumatera Selatan merupakan salah
satu dari lima produsen CPO terbesar di Indonesia yang menyumbang
8,31% produksi dari total produksi CPO pada tahun 2018. Produksi CPO
tersebut juga diiringi dengan produksi limbah TKKS sebanyak 25% dari
total produksi CPO. Jumlah TKKS yang cukup besar ini dapat mencemari
lingkungan jika tidak diolah kembali. TKKS yang dibuang ke tanah dapat
mengurangi kemampuan tanah untuk menyerap air (Wibowo, 2016).
Limbah tandan kosong kelapa sawit terdiri dari beberapa komponen
penyusun yaitu selulosa 44,21%, hemiselulosa 16,68%, lignin 35,51% dan
kadar abu 0,26% (Sarwono dkk., 2014).
Pemanfatan TKKS (tandan kosong kelapa sawit) sebagai produk
pirolisis masih terbatas pada produk arang, arang aktif dan briket arang
(Putra, dkk, 2013). Pada penelitian (Sarwono, dkk, 2016) TKKS
dimanfaatkan menjadi bio-oil melalui metode free fall pyrolysis dengan
katalis Ni/NZA. Pembuatan bio-oil dari tandan kosong kelapa sawit
diperoleh sifat fisik dan kimia bio-oil yang didominasi oleh asam asetat,
fenol dan benzena serta toluena serta terdapat beberapa senyawa golongan
hidrokarbon alkena seperti heksadekana dan hidrokarbon aromatik
naptalena (Sarwono, dkk, 2016).
Durian (Durio zibethinus) merupakan buah yang terkenal dengan
aroma dan rasanya yang khas.. Kulit durian merupakan limbah organik
yang mudah terurai oleh mikroorganisme dan menghasilkan bau busuk
yang mengganggu (Sari, 2015). Produksi buah durian pada saat musim
buah durian di Sumatera Selatan pada tahun 2018 mencapai 20.391 ton.
Dengan produksi yang cukup besar ini, akan menghasilkan limbah kulit
durian yang banyak, sehingga akan mencemari kebersihan. Dalam (Wai, et
al., 2009) dijelaskan bahwa sebagian besar senyawa penyusun kulit durian
adalah selulosa, hemiselulosa, lignin, dan pektin.
Dalam penelitian (Ismadji, 2013) proses pembuatan bio-oil dari
kulit durian dipirolisis dalam sebuah horizontal tubular reactor, reaktor
dilengkapi dengan pengontrol suhu tipe FID. Bio-oil yang dihasilkan dari
proses pirolisis kulit durian berkisar antara 20,9% sampai 49,8% pada
suhu operasi 400-700℃. Komposisi kimia dari bio-oil yang dihasilkan
secara umum dapat digolongkan dalam golongan asam organik, aldehida
dan keton, senyawa-senyawa fenol, golongan ester, alkohol, oxygenated
cyclic compounds, eter, senyawa hidrokarbon dan turunan-nya, serta
senyawa-senyawa organik lainnya yang mengandung unsur nitrogen
(Ismadji, 2013).
Kedua limbah tersebut memiliki potensi untuk mencemari
lingkungan, sehingga dibutuhkan proses lebih lanjut untuk memanfaatkan
kedua limbah tersebut agar menjadi produk yang memiliki nilai guna dan
nilai jual yang lebih tinggi seperti energi terbarukan. Salah satu
pemanfaatan yang cocok adalah menggunakan kedua limbah tersebut
menjadi bahan baku sintesis bio-oil. Hal ini dikarenakan kedua limbah
tersebut memiliki kandungan selulosa, hemiselulosa dan lignin yang
sangat cocok untuk sintesis bio-oil.
Maka dari itu, peneliti berusaha untuk menggunakan campuran
kedua limbah tersebut sebagai bahan dasar pembuatan bio-oil. Penelitian
ini diharapakan dapat meningkatkan kegunaan limbah TKKS dan limbah
kulit durian, dan diharapkan dapat menjadi salah satu pengembangan
dalam sektor energi terbarukan. Selain itu, untuk meningkatkan nilai
ekonomis kedua limbah tersebut, dan menjadi solusi permasalahan
lingkungan dengan mengurangi penumpukan limbah kedua limbah
tersebut dapat berkurang.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses sintesis bio-oil dari campuran limbah kelapa sawit
dan limbah kulit durian melalui metode pirolisis lambat?
2. Bagaimana pengaruh variasi temperatur dan variasi katalis yang
digunakan dalam proses sintesis bio-oil dari campuran limbah kelapa
sawit dan limbah kulit durian melalui metode pirolisis lambat?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui sintesis bio-oil dari campuran limbah kelapa sawit dan
limbah kulit durian melalui metode pirolisis lambat?
2. Mempelajari pengaruh suhu dalam proses sintesis bio-oil dari
campuran limbah kelapa sawit dan limbah kulit durian melalui metode
pirolisis lambat?
3. Mempelajari pengaruh katalis dalam proses sintesis bio-oil dari
campuran limbah kelapa sawit dan limbah kulit durian melalui metode
pirolisis lambat?
1.4 Variabel
1. Variabel Kontrol
a) Temperatur Proses Pirolisis (550℃)
b) Temperatur Pengovenan Bahan (200℃)
c) Waktu Pengovenan Bahan
d) Ukuran Partikel Biomassa ± 4 cm
e) Jenis Katalis Silika-Alumina Ukuran 100 mesh
f) Waktu Pirolisis 30 menit setelah mencapai temperatur pirolisis
yang diinginkan.
2. Variabel Bebas
a) Variasi % massa campuran Kulit Durian dan Tandan Kosong
Kelapa Sawit (20:80, 40:60, 50:50, 60:40, 80:20)
b) Presentase Berat Katalis (0, 2, 4, 6, 8% dari berat biomassa)
3. Variabel Terikat
a) Rendemen Bio-Oil
b) Rendemen Arang (Charcoal)
c) Rendemen Gas
1.5 Hipotesis
1. Variasi %massa campuran kulit durian dan tandan kosong kelapa sawit
yang menghasilkan %yield bio-oil tertinggi yaitu 80%massa kulit
durian dan 20%massa tandan kosong kelapa sawit.
2. Semakin tinggi presentase berat katalis yang digunakan, maka semakin
meningkat rendemen bio-oil yang dihasilkan.
1.6 Lingkup
1. Penelitian ini mempelajari proses pembuatan bio-oil dari campuran
limbah tandan kosong kelapa sawit dan limbah kulit durian melalui
metode pirolisis lambat.
2. Variasi %massa campuran Kulit Durian dan Tandan Kosong Kelapa
Sawit yang dipelajari adalah 20:80, 40:60, 50:50, 60:40, 80:20 dari total
seluruh berat campuran biomassa.
3. Presentase berat katalis yang dipelajari adalah 0, 2, 4, dan 6% dari berat
biomassa.
4. Limbah tandan kosong kelapa sawit berasal dari daerah Sumatera
Selatan.
5. Limbah kulit durian berasal dari salah satu pusat penjualan buah durian
di Palembang yaitu Pasar Kuto.
1.7 Manfaat
1. Memberikan teknologi untuk mengolah campuran limbah tandan
kosong kelapa sawit dan limbah kulit durian sebagai sumber energi
terbarukan (bio-oil).
2. Memberikan pengetahuan baru bagi mahasiswa dalam proses
pengolahan bio-oil dari campuran limbah tandan kosong kelapa sawit
dan limbah kulit durian.
3. Memberikan alternatif pengolahan campuran limbah tandan kosong
kelapa sawit dan limbah kulit durian.
4. Mengurangi limbah tandan kosong kelapa sawit dan limbah kulit durian
yang ada di lingkungan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bio-oil
Asap cair atau bio-oil adalah suatu cairan yang dihasilkan dari
proses dekomposisi biomassa yang mengandung lignoselulosa.
Lignoselulosa adalah komponen polisakarida yang terdiri atas tiga tipe
polimer, yaitu selulosa, hemiselulosa dan lignin umumnya dimiliki
tanaman yang bersifat keras seperti kulit, batang, dan tandan (Dianty,
2016). Cairan ini dapat digunakan sebagai bahan pengawet makanan
karena mempunyai senyawa antimikrobial dan antioksidan seperti aldehid,
asam karboksilat dan fenol, selain itu bio-oil dapat dimanfaatkan sebagai
bahan bakar, dan pupuk (Abdullah et al., 2018). Bio-oil dibuat dengan
metode pirolis. Metode pirolisis ini dilakukan pada suhu 400°C (Soldera,
2008).
Asap cair mengandung berbagai komponen kimia seperti fenol,
aldehid, keton, asam organik, alkohol, dan ester (Guillen et al, 2001). Sifat
asap cair dipengaruhi oleh komponen utama yaitu selulosa, hemiselulosa
dan lignin yang proporsinya bervariasi tergantung pada jenis bahan yang
akan di pirolisis (Komarayati et al. 2018). Pirolisis pertama terjadi pada
bagian hemiselulosa dari tandan kosong kelapa sawit, kemudian terjadi
pada selulosa. Pirolisa hemiselulosa menghasilkan furan, fural asam asetat
dan homolognya. Hasil pirolisa selulosa adalah asam asetat dan senyawa
karbonil seperti asetaldehid, glikosal, dan akreolin. Kemudian pirolisa
terjadi pada lignin, yang menghasilkan fenol, guaikol, siringol bersama
homolognya (Darmadji, 2002).
Bio-oil dapat menjadi alternatif pengganti bahan bakar hidrokarbon
seperti untuk mesin pembakaran, boiler, mesin diesel statis dan gas turbin
yang efektif digunakan sebagai pensubstitusi diesel, bahan bakar minyak
berat, bahan bakar minyak ringan dan natural gas untuk berbagai macam
boiler (Hambali et al, 2007).
Bio-oil hasil pirolisis minyak nabati pernah diteliti oleh Lima, et al.
Penelitian tersebut menggunakan kacang kedelai, kelapa sawit, dan jarak
kaliki sebagai bahan utamnya. Penelitian tersebut melaporkan bahwa
kandungan bio-oil yang dihasilkan setara dengan solar. Tabel 1
menunjukkan perbandingan bio-oil dan solar standar brazil.

Tabel 1. Perbandingan sifat fisik dan kimia solar standar Brazil dengan bio-oil
yang dihasilkan melalui proses pirolisis

Parameter Minyak Nabati Solar


Kacang Kelapa Jarak Kaliki
Standar
Kedelai Sawit
Brazil
Densitas 844,0 814,4 882,3 820-880
(kg/m3)
Viskositas 3,5 2,7 3,7 2,5-5,5
(cSt)
Cetane 50,1 52,7 30,9 45
Number
Sulfur 0,008 0,010 0,013 0,20
(%.wt)
(Sumber : Lima et al., 2004)

2.2 Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS)


Kelapa sawit (Elaeis Guineensis Jacq) merupakan salah satu
komoditas perkebunan yang mempunyai peranan penting di Provinsi
Sumatera Selatan. Provinsi Sumatera Selatan merupakan salah satu dari
lima produsen CPO terbesar di Indonesia yang menyumbang 8,31%
produksi dari total produksi CPO pada tahun 2018 (BPS, 2018). Kelapa
sawit banyak diolah menjadi CPO yang dapat diolah lagi menjadi berbagai
produk oleo lainnya.
Gambar 1. Tandan Kosong Kelapa Sawit

(Sumber : rumahmesin.com)

Dalam pengolahan tandan buah segar (TBS) menjadi minyak


kelapa sawit (crude palm oil atau CPO) dihasilkan limbah berupa
tempurung, serabut, dan tandan kosong kelapa sawit (TKKS). Setiap
pengolahan 1 ton TBS akan dihasilkan TKKS sebanyak 22 – 23% TKKS
atau sebanyak 220 – 230 kg TKKS, 670 kg limbah cair, 120 kg serat
mesocarp, 70 kg cangkang, dan 30 kg kernel. Jumlah limbah TKKS
seluruh Indonesia pada tahun 2004 diperkirakan mencapai 18.2 juta ton.
Jumlah yang luar biasa besar. Namun demikian potensi ini belum
dimanfatkan secara optimal (Mujiarto et al., 2013).
(Purwanto et al., 2012) telah melakukan identifikasi dan uji
pemanfaatan biomassa untuk biopelet dan bio-oil. Dari penelitian tersebut
diketahui bahwa tandan kelapa sawit sangat berpotensi untuk dikonversi
menjadi bio-oil. Kualitas dari bio-oil dipengaruhi dari kandungan selulosa,
hemiselulosa, dan lignin pada biomassa, dapat dilihat pada tabel 2 tandan
kosong kelapa sawit mengandung hampir 90%kandungan.
Tabel 2. Kandungan Biopolimer Limbah Kelapa Sawit

Bagian Kandungan (%)


Selulosa Hemiselulos Lignin Total
a
Tandan 39,0 22,0 29,0 90,00
Kosong
Serat 21,0 16,0 43,0 80,0
Cangkang 20,8 22,7 50,7 94,2
(Sumber : Purwanto et al., 2012)
2.3 Kulit Durian
Sumatera Selatan merupakan salah satu provinsi penghasil buah
durian (Durio Zibethinus). Produksi buah durian pada saat musim buah
durian di Sumatera Selatan pada tahun 2018 mencapai 20.391 ton (Data
Kementrian Pertanian, 2018). Dalam satu buah durian, 57% adalah
kulitnya. Sehingga dikhawatirkan akan terjadi penumpukan sampah
organik berupa kulit durian jika tidak dimanfaatkan (Hanum et al., 2017).
Limbah durian merupakan limbah hayati yang sulit terurai, sehingga
memerlukan pengolahan agar tidak terjadi penumpukan (Rinaldi et al.,
2015).
Kulit durian tersusun atas unsur selulosa yang tinggi (50-60%),
lignin (5%), dan pati (5%). Karena kandungan biomassa inilah, kulit
durian dapat diproses menjadi bio-oil atau asap cair melalui proses
pirolisis. Selain asap cair, hasil pirolis kulit durian akan menghasilkan
arang yang dapat diaktivasi menjadi arang aktif (Rinaldi et al., 2015).
Dengan kandungan lignoselulosa yang mencapai 65% ini, membuat kulit
durian dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan bio-oil.
Gambar 2. Kulit Durian

(Sumber : jurnalasia.com)
Yang mendasari penelitian ini untuk mengamati campuran kedua
bahan baku yang mengandung lignoselulosa yang tinggi terhadap yield
dari bio-oil. Karena, kandungan lignoselulosa kulit durian tidak setinggi
pada tandan kosong kelapa sawit, sehingga diharapkan dengan
pencampuran ini dapat meningkatkan %yield bio-oil disbanding hanya
dengan kulit durian saja. Sekaligus, dapat memanfaatkan kedua limbah ini
secara bersamaan untuk mengurangi dampak lingkungan yang
ditimbulkan.
2.4 Katalis Silika Alumina
Bio-oil yang diperoleh dari konversi limbah padat biomassa
melalui proses pirolisis biasanya mengandung kadar air, kadar oksigen
yang tinggi dan memiliki derajat keasaman, yang tinggi (Dewangan, D.
Pradhan, and R.K. Singh, 2016) sehingga tidak cocok jika langsung
digunakan sebagai bahan bakar kendaraan. Oleh karena itu, untuk
memperbaiki karakteristik bio-oil tersebut dibutuhkan katalis. Katalis
berbahan dasar zeolit telah teruji sangat efektif untuk mereduksi kadar
oksigen pada bio-oil dan berperan dalam pembentukan ikatan aromatik
rantai hidrokarbon (K. Ojha and R. Vinu, 2015).
Zeolit juga mampu menurunkan kadar air dalam bio-oil (Putun,
B.B. Uzun, and A.E. Putun, 2006). Zeolit adalah mineral kristal alumina
silikat berpori terhidrat yang mempunyai struktur kerangka tiga dimensi
terbentuk dari tetrahedral [SiO4]4- (Silika) dan [AlO4]5-(Alumina) . Zeolit
buatan atau disebut juga katalis silika alumina adalah zeolit yang dibuat
sedemikian rupa sehingga didapat karakteristik yang lebih baik dari zeolit
alam (Hanif, 2014).
Katalis silika alumina merupakan katalis asam amorf yang terdiri
atas asam Bronsted dengan kandungan ion atom hidrogen pada salah satu
sisinya. Konsentrasi asam pada katalis silika-alumina ditentukan oleh rasio
antara SiO2 dan Al2O3. Semakin besar rasio antara SiO2 dan Al2O3
menyebabkan sifat keasaman semakin besar. (Salamah, 2019).
Silika alumina juga dikenal sebagai zeolit. Indonesia merupakan
salah satu negara yang kaya akan zeolit alam yang dapat dijadikan sebagai
katalis pirolisis. Dengan ketersediaannya yang melimpah, penggunaan
zeolit dapat mengurangi biaya produksi. Komposisi kerangka
mempengaruhi stabilitas termal dan asam dari zeolit. Zeolit mempunyai
beberapa sifat antara lain mudah melepas air akibat pemanasan, tetapi juga
mudah mengikat kembali molekul air dalam udara lembab. Selain sebagai
katalis, zeolit juga banayak dimanfaatkan sebagai bahan pengering.
(Danarto et al., 2010).

2.5 Pirolisis
Pirolisis merupakan dekomposisi termal material organik pada
suasana inert (tanpa kehadiran oksigen) yang akan menyebabkan
terbentuknya senyawa volatil. Pirolisis diawali pada suhu 200 °C dan akan
bertahan pada suhu antara 450-500°C. Terdapat 3 macam pirolisis, yaitu
fast pyrolysis, Carbonization (slow pyrolysis), dan Gasification. Pirolisis
akan menghasilkan tiga macam produk, yaitu gas, cair, dan padat (char).
Jumlah dari produk ini akan bergantung pada jenis prosesnya, seperti yang
terlihat pada tabel 3. (Danarto et al., 2010).

Tabel 3. Kandungan Produk Cair, Gas, dan Padat (Char) pada Berbagai Jenis
Pirolisis

Jenis Pirolisis Komposisi


Gas Cair Padat
Fast pyrolysis 13% 75% 12%
(senyawa
organik)
Carbonization 35% 30% 35%
(air)
Gasification 85% 5% 10%
(tar)
(Sumber : Danarto et al., 2010).

Selain bio-oil, dihasilkan juga arang dan gas. Dalam produksi bio-
oil tidak dihasilkan limbah (zero waste). Seluruh bahan baku dengan
proses ini dikonversi menjadi bio-oil dan arang, sementara gas yang tidak
dapat dikondensasi dikembalikan ke dalam proses sebagai sumber energi
(Hambali . 2007). Pirolisis berlangsung dengan reaksi endotermis sehingga
dengan semakin besar temperatur maka semakin besar pula energi yang
digunakan untuk mendekomposisi bahan baku pirolisis. Proses
dekomposisi pada temperatur yang tinggi berakibat semakin besarnya laju
dekomposisi tandan kosong kelapa sawit dan kulit durian sehingga arang
yang tersisa lebih rendah (Wardana, 2016).

Tingginya temperatur juga berdampak pada turunnya kuantitas


cairan disertai dengan tingginya produk gas. Hal ini disebabkan oleh
proses secondary cracking yang memecah rantai panjang senyawa organik
dan hidrokarbon menjadi rantai yang lebih pendek sehingga tidak dapat
dikondensasikan. Secondary cracking berlangsung saat volatil baik dari
plastik maupun dari tandan kosong kelapa sawit dan kulit durian yang
terlepas dan tidak segera terjadi proses pendinginan. Proses ini terjadi di
dalam saluran antara reaktor pirolisis dan pipa pendingin. Temperatur
tinggi memicu laju reaksi secondary cracking semakin cepat sehingga
produk cairan berkurang dengan bertambahnya produk gas (Wardana,
2016).

Pada penelitian ini digunakan metode pirolisis lambat yaitu pada


temperatur 550℃, karena temperatur tersebut paling optimum dalam
pembuatan bio-oil berbahan lignoselulosa. Karena produk utama dalam
penelitian ini yaitu bio-oil yang merupakan produk cairnya. Sehingga
metode pirolisis lambat menjadi metode paling efisien karena akan
meningkatkan %yield dari bio-oil sekaligus untuk menghemat bahan bakar
yang digunakan untuk proses pirolisis.

2.6 Metode Analisa untuk menguji karakteristik bio-oil yang dihasilkan


A. Analisa Total Yield Bio-oil

Total yield bio-oil, charcoal and gas dianalisa secara kuantitatif dengan
persamaan di bawah ini (Nyoto, 2020):

weight of bio oil(g)


Yield of bio oil(%)= 𝑥 100
sample initial weight ( g)

Yield of charcoal (%)=weight of char ¿ ¿) x 100

Yield of gas (%) = 100 – (yield of char + yield of bio oil) x 100%

B. Analisa Keasaman Bio-oil


bio-oil memiliki beberapa kelemahan yang menyebabkan
penggunaannya masih terbatas hingga saat ini. Salah satu kelemahan
tersebut, yaitu keasamannya yang tinggi (pH ~2,5) (Azri et al., 2014). Bio-
oil bukanla suatu by-product.Namun bio-oil juga tidak dapat digunakan
secara langsung dikarenakan tingkat keasamannya yang tinggi, heating
value yang rendah, kelembaban yang tinggi, dan adanya inorganic
impurities (Konwar et al., 2018). Untuk itu diperlukan uji atau analisa
keasaman bio-oil agar sesuai dengan standar yang telah ditentukan.

C. Analisa Densitas Bio-oil


Bio-oil merupakan bahan bakar hasil pirolisis yang memiliki
banyak keunggulan, namun bio-oil masih memiliki kekurangan yang
membuatnya tidak dapat dijadikan bahan bakar utama. Beberapa
kekurangan yang dimiliki bio-oil ini adalah viskositas yang tinggi, densitas
yang tinggi, volatilitas rendah, serta tidak dapat bercampur dengan bahan
bakar fosil (Azri et al., 2014). Densitas yang tinggi mengakibatkan bio-oil
memiliki berat yang lebih besar dengan volume yang sama dibandingkan
fuel oil. Hal ini dapat menyebabkan bertambahnya biaya transportasi dan
distribusinya. Selain juga beresiko terhadap terjadinya kebocoran pada
pipa serta bertambahnya biaya perpompaaan karena pressure drop yang
tinggi (Sukma et al., 2014). Sehingga diperlukan uji densitas untuk
mengetahui besarnya densitas yang dimiliki oleh bio-oil.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat


Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai bulan Agustus di
Laboratorium Operasi Teknik Kimia, Program Studi Teknik Kimia,
Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya.
3.2 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian dilakukan pada proses pembuatan bio-oil yang khusus
mempergunakan bahan baku campuran limbah tandan kosong kelapa
sawit dan limbah kulit durian yang berasal dari daerah sekitar
Sumatera Selatan, untuk mengamati %yield bio-oil yang dihasilkan,
dan bio-oil yang dihasilkan lebih diperuntukkan sebagai bahan bakar
atau energi.
3.3 Variabel Penelitian
1. Variabel Kontrol
a) Temperatur Proses Pirolisis (550℃)
b) Temperatur Pengovenan Bahan (200℃)
c) Waktu Pengovenan Bahan
d) Ukuran Partikel Biomassa ± 4 cm
e) Jenis Katalis Silika-Alumina Ukuran 100 mesh
f) Waktu Pirolisis 30 menit setelah mencapai
temperatur pirolisis yang diinginkan.
2. Variabel Bebas
a) Variasi % massa campuran Kulit Durian dan
Tandan Kosong Kelapa Sawit (20:80, 40:60, 50:50, 60:40,
80:20)
b) Presentase Berat Katalis (0, 2, 4, dan 6% dari berat
biomassa)
3. Variabel Terikat
a) Rendemen Bio-Oil
b) Rendemen Arang (Charcoal)
c) Rendemen Gas
3.4 Matriks Penelitian

Berat Campuran
Berat Katalis
Biomassa
0% dari berat total campuran
biomassa
Ratio Limbah Kulit 2% dari berat total campuran
Durian:Limbah Tandan biomassa
Kosong Kelapa 4% dari berat total campuran
Sawit(20:80) biomassa
6% dari berat total campuran
biomassa
0% dari berat total campuran
biomassa
Ratio Limbah Kulit 2% dari berat total campuran
Durian:Limbah Tandan biomassa
Kosong Kelapa 4% dari berat total campuran
Sawit(40:60) biomassa
6% dari berat total campuran
biomassa
Ratio Limbah Kulit 0% dari berat total campuran
Durian:Limbah Tandan biomassa
Kosong Kelapa 2% dari berat total campuran

Sawit(50:50) biomassa
4% dari berat total campuran
biomassa
6% dari berat total campuran
biomassa
0% dari berat total campuran
biomassa
Ratio Limbah Kulit 2% dari berat total campuran
Durian:Limbah Tandan biomassa
Kosong Kelapa 4% dari berat total campuran
Sawit(60:40) biomassa
6% dari berat total campuran
biomassa
Ratio Limbah Kulit 0% dari berat total campuran
Durian:Limbah Tandan biomassa
Kosong Kelapa 2% dari berat total campuran

Sawit(80:20) biomassa
4% dari berat total campuran
biomassa
6% dari berat total campuran
biomassa
3.5 Diagram Alir Penelitian

Mulai

Feed dicuci dengan air keran yang mengalir

Feed dikeringkan di dalam oven

fFeed dipotong dengan ukuran 4 cm

dFeed ditimbang dengan rasio massa kulit durian : TKKS


20:80, 40:60, 50:50, 60:40, 80:20

Katalis ditambahkan dengan rasio 0,2,4,6 % dari massa feed

Feed dimasukkan ke dalam reaktor pirolisis

Pirolisis pada reaktor, T = 550oC, t = 30 menit

Hasil Pirolisis dimasukkan ke dalam cooler

Cooler dinyalakan

Analisa bio-oil
3.6 Alat dan Bahan Penelitian
Alat:
1. Reaktor Pirolisis
2. Tempat Umpan (Feeder)
3. Pipa Logam
4. Oil Pot
5. Tube Furnace
6. Kondenser
7. Flow meter 1,5 L/menit
8. Selang Silikon
9. Ember
10. Statif
11. Neraca Analitis
12. Tabung LPG
13. Nozzle LPG
14. Termokopel
15. Stopwatch/Timer
16. Induced draft fan (kipas penghisap)
17. Tempat Arang
18. Ruang Dekomposisi
19. Pisau
20. Oven
Gambar 3.1 Reaktor Pirolisis (Sukseswati, 2010)

Bahan :

1. Gas LPG
2. Limbah Kulit Durian
3. Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit
4. Katalis Silika-Alumina
5. Air
3.7 Prosedur Penelitian
3.7.1 Perlakuan Awal /Pre-Treatment Biomassa
Proses perlakuan awal terhadap biomassa terdiri dari
pencucian, pengeringan, dan pencacahan biomassa.
a. Pencucian
Pencucian dilakukan dengan tujuan untuk
mengurangi kotoran yang terdapat pada limbah kulit
durian dan limbah tandan kosong kelapa sawit.
Karena pengotor tersebut akan mengganggu proses
pirolisis bio-oil. Pencucian dilakukan dengan
menaruh bahan dibawah air keran yang mengalir
sambil menyikat kotoran yang terlihat.
b. Pengeringan
Hasil pencucian tersebut kemudian
dikeringkan di dalam oven untuk menghilangkan
kadar air di dalam feed sampai tidak ada lagi
kandungan airnya.
c. Pencacahan
Feed (Limbah kulit durian dan limbah
tandan kosong kelapa sawit) yang sudah dicuci dan
dikeringkan dipotong-potong menjadi bagian kecil
dengan panjang rata-rata ± 4 cm. Pemotongan feed
ini dapat dilakukan dengan menggunakan pisau.
3.7.2 Proses Pirolisis Lambat (Syahrir, 2019)
1. Menimbang dengan teliti bahan baku yaitu komposisi
limbah kulit durian dan limbah tandan kosong kelapa sawit
dengan rasio (20:80) dari %massa total campuran.
2. Selanjutnya, memasukkan limbah tandan kosong kelapa
sawit dan limbah kulit durian yang sudah ditimbang ke
dalam reaktor untuk memulai proses pirolisis.
3. Memanaskan reaktor pirolisis dengan menggunakan gas
LPG hingga temperatur mencapai 550ºC, setelah temperatur
konstan di 550℃ dijaga selama selama 30 menit, waktu
diukur dengan menggunakan stopwatch/timer.
4. Menghidupkan mesin pendingin yang berfungsi untuk
mengkondensasikan gas hasil pirolisis.
5. Setelah proses pirolisis selesai maka akan diperoleh bio-oil
hasil pirolisis tersebut, yang sudah terkondensasi untuk
ditampung pada tempat baru agar dapat digunakan untuk
proses pirolisis selanjutnya.
6. Catat data hasil pengamatan pada lembar hasil penelitian
7. Langkah 1 hingga 6 diulang untuk rasio (20:80) limbah
kulit durian dan limbah tandan kosong kelapa sawit dari
%massa total campuran dengan penambahan katalis (2,4,
dan 6)% dari berat biomassa yang dilakukan pada langkah
ke 2.
8. Langkah 1 hingga 6 diulang untuk rasio (40:60), (50:50),
dan (80:20) limbah kulit durian dan limbah tandan kosong
kelapa sawit dari %massa total campuran dengan
penambahan katalis (0, 2, 4 dan 6)% dari berat biomassa
yang dilakukan pada langkah ke 2.
9. Setelah proses pirolisis selesai dilakukan, segera matikan
gas LPG.
10. Setelah semua sampel bio-oil berhasil didapatkan maka
akan dilakukan analisa kuantitatif pada masing-masing
sampel.
3.8 Analisis Bio-Oil Hasil Proses Pirolisis

Analisa Bio-Oil dilakukan secara fisika dan kimia. Analisa densitas bio-oil
dilakukan dengan menggunakan piknometer. (Fardhyanti et al., 2017).
Analisa keasaman dilakukan untuk mengetahui tingkat keasaman bio-oil
(Sumianto et al., 2016). Total yield bio-oil, charcoal and gas dianalisa
secara kuantitatif dengan persamaan di bawah ini (Nyoto, 2020):

weight of bio oil(g)


Yield of bio oil(%)= 𝑥 100
sample initial weight ( g)

Yield of charcoal (%)=weight of char ¿ ¿) x 100

Yield of gas (%) = 100 – (yield of char + yield of bio oil) x 100%

Uji densitas dilakukan dengan piknometer, sebelum uji dilakukan


piknometer ditimbang terlebih dahulu agar mendapat berat awal.
Kemudian piknometer diisi dengan pirolisat dan ditimbang agar
mendapat berat akhirnya. Selisih dari berat awal dan berat akhir
merupakan berat sampel, kemudian dibagi dengan volume sampel
sehingga diperoleh densitas sampel.

Pengujian pH bio-oil dilakukan menggunakan alat pH meter.


Prinsip kerja uji pH (derajat keasaman) dengan pH meter menggunakan
metode pengukuran pH berdasarkan pengukuran aktivitas ion hidrogen
secara potensiometri/elektrometri. Sebelum digunakan, dilakukan terlebih
dahulu kalibrasi alat pH-meter dengan larutan buffer sesuai instruksi kerja
alat setiap kali akan melakukan pengukuran. Prosedurnya adalah sebagai
berikut:
a. Keringkan elektroda dengan menggunakan kertas tisu
selanjutnya celup elektroda ke dalam air suling, lalu keringkan lagi.
b. Bilas elektroda dengan sample.
c. Celupkan elektroda ke dalam sample sampai pembacaan pH
meter tidak mengalami perubahan.
d. Catat hasil pembacaan skala atau angka pada tampilan dari pH
meter.
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengaruh Rasio Limbah Kulit Durian dan TKKS Terhadap Total
yield yang Dihasilkan

Tabel 4 Distribusi Produk Pirolisis Campuran Kulit Durian dan TKKS

Berat Katalis
(% dari berat Hasil
Rasio Kulit Hasil Bio- Hasil
total Bio-char
Durian:TKKS Oil (%) Gas (%)
campuran (%)
biomassa)
0% 30,11% 20,23% 49,66%
2% 33,25% 18,35% 48,4%
20:80
4% 34,82% 18,88% 46,3%
6% 35,27% 20,17% 44,56%
0% 33,2% 21,5% 45,3%
2% 35,7% 25,1% 39,2%
40:60
4% 37,5% 22,7% 39,8%
6% 38,1% 21,9% 40%
0% 39,4% 22,6% 38%
2% 40,2% 23,9% 35,9%
50:50
4% 40,8% 24,3% 34,9%
6% 43,1% 23,7% 33,2%
0% 40,1% 22,8% 37,1%
2% 41,8% 22,6% 35,6%
60:40
4% 42,3% 22,5% 35,2%
6% 44,4% 22,3% 33,3%
0% 42,7% 23,4% 33,9%
2% 46,8% 23,1% 30,1%
80:20
4% 47,4% 23,1% 29,2%
6% 49,8% 23,3% 26,9%
50.00%

45.00%

40.00% 20:80(Bio-Oil)
20:80 Bio-Char
35.00%
20:80 Gas
40:60 Bio-Oil
30.00%
40:60 Bio-char
40:60 Gas
% 25.00%
50:50 Bio-Oil
yield
50:50 Bio-Char
20.00%
50:50 Gas
60:40 Bio-Oil
15.00%
60:40 Bio-Char
60:40 Gas
10.00%
80:20 Bio-Oil
80:20 Bio-Char
5.00%
80:20 Gas
0.00%
0% 1% 2% 3% 4% 5% 6%
%Katalis Silika Alumina

Grafik 4.1 Pengaruh Ratio Antara Kulit Durian dengan TKKS serta variasi
jumlah katalis silika alumina terhadap %yield bio-oil, bio-char dan gas.
Percobaan pirolisis dilakukan dengan variasi rasio antara kulit
durian dengan TKKS dan variasi jumlah katalis silika alumina yang
ditambahkan. Didapatkan hasil maksimum pada rasio kulit durian dan
TKKS pada variasi 80:20 dan penambahan 6% katalis silika alumina
dengan hasil Bio-oil sebanyak 49,8 %, Bio-char sebanyak 26,9 %, dan gas
sebesar 23,3%. Kenaikan bio-oil terjadi saat penambahan katalis dan
penambahan rasio kulit durian serta pengurangan rasio TKKS. Namun
terjadi penurunan hasil gas seiring dengan bertambahnya produk cair
pirolisis. Menurunnya hasil gas ini kemungkinan disebabkan adanya reaksi
polimerisasi produk gas menjadi senyawa dengan berat molekul yang lebih
tinggi yang dapat terkondensasi saat pendinginan sehingga memperbanyak
produk bio-oil yang dihasilkan. (Ismadji, 2012)
Penambahan katalis silika alumina juga mempengaruhi hasil bio-
oil yang didapat. Berdasarkan hasil pada table 4 diketahui bahwa semakin
banyak penambahan katalis silika alumina maka akan meningkatkan bio-
oil yang didapat. Hal ini disebabkan katalis memungkinkan reaksi
berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah
akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis menyediakan
suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis
mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi sehingga
meningkatkan jumlah produk yang dihasilkan.
4.2 Analisa Fisika Bio-oil

Tabel 5 Karakteristik Fisika Bio-oil Campuran Kulit Durian dan TKKS

Berat Katalis (%
Rasio Kulit dari berat total Hasil Bio-Oil Densitas
Durian:TKKS campuran (%) ( g/ml)
biomassa)
0% 30,11% 0,8131
2% 33,25% 0,8214
20:80
4% 34,82% 0,8531
6% 35,27% 0,8502
0% 33,2% 0,8315
2% 35,7% 0,8456
40:60
4% 37,5% 0,8512
6% 38,1% 0,8532
0% 39,4% 0,8344
2% 40,2% 0,8431
50:50
4% 40,8% 0,8523
6% 43,1% 0,8749
0% 40,1% 0,8345
2% 41,8% 0,8421
60:40
4% 42,3% 0,8580
6% 44,4% 0,8671
0% 42,7% 0,8512
2% 46,8% 0,8694
80:20
4% 47,4% 0,8845
6% 49,8% 0,8812
0.9

0.88

0.86

0.84 20 : 80 Density
Densitas 40:60 Density
(g/mL) 0.82 50:50 Density
60:40 Density
0.8 80:20 Density

0.78

0.76
0% 1% 2% 3% 4% 5% 6%
%Katalis Silika Alumina

Grafik 4.2 Pengaruh Ratio Antara Kulit Durian dengan TKKS serta variasi
jumlah katalis silika alumina terhadap densitas bio-oil

Berdasarkan Tabel 5, penambahan rasio kulit durian berpengaruh


terhadap penambahan densitas dari bio-oil. Semakin banyak penambahan
rasio kulit durian maka semakin tinggi juga densitas yang dihasilkan,
walaupun terjadi penurunan yang tidak signifikan. Penurunan ini
disebabkan karena pengurangan katalis yang digunakan. Penambahan
katalis memungkinkan senyawa dengan berat molekul tinggi dapat
terpecah menjadi senyawa dengan berat molekul yang rendah (Wibowo &
Hendra, 2015).

Untuk dapat digunakan sebagai bahan bakar mesin dibutuhkan


densitas bahan bakar yang rendah karena berat jenis bahan bakar akan
berpengaruh terhadap penyalaan bahan bakar dimana semakin tinggi
berat jenis maka bahan bakar akan semakin sulit terbakar karena nilai
kalornya semakin rendah (Wiratmaja, 2010). Selain itu bahan bakar yang
banyak mengandung senyawa karbon dengan berat molekul tinggi akan
menyulitkan proses penguapan dalam ruang bakar mesin, dan cenderung
menjadi jelagah yang tidak terbakar sempurna.

4.3 Analisa Kimia Bio-oil


Tabel 6 Karakteristik Kimia Bio-oil Campuran Kulit Durian dan TKKS

Berat Katalis (%
Rasio Kulit dari berat total Hasil Bio-Oil
pH
Durian:TKKS campuran (%)
biomassa)
0% 30,11% 2,49
2% 33,25% 2,65
20:80
4% 34,82% 2,86
6% 35,27% 2,94
0% 33,2% 2,52
2% 35,7% 2,71
40:60
4% 37,5% 2,88
6% 38,1% 2,95
0% 39,4% 2,56
2% 40,2% 2,79
50:50
4% 40,8% 2,91
6% 43,1% 2,97
0% 40,1% 2,6
2% 41,8% 2,77
60:40
4% 42,3% 2,91
6% 44,4% 2,95
0% 40,1% 2,73
2% 41,8% 2,81
80:20
4% 42,3% 2,93
6% 44,4% 3,1
3.09
3.04
2.99
2.94
2.89
2.84 20:80 pH
40:60 pH
2.79
50:50 pH
2.74 60:40 pH
80:20 pH
2.69
2.64
2.59
2.54
2.49
0% 1% 2% 3% 4% 5% 6%

Grafik 4.3 Pengaruh Ratio Antara Kulit Durian dengan TKKS serta variasi
jumlah katalis silika alumina terhadap derajat keasaman (pH) bio-oil

Tabel 6 menunjukkan bio-oil dari campuran limbah kulit durian


dan limbah tandan kosong kelapa sawit mempunyai pH antara 2,49-3,1.
Nilai pH terendah diperoleh pada ratio kulit durian:TKKS (20:80) tanpa
penambahan katalis yaitu sebesar 2,94, dan pH tertinggi diperoleh pada
ratio kulit durian:TKKS (80:20) dengan penambahan katalis 6% yaitu
sebesar 3,1. Hasil derajat keasaman yang beragam menunjukkan bahwa
ratio antara kulit durian dan katalis berpengaruh nyata terhadap pH bio-oil.
Umumnya, bio-oil memiliki pH cukup asam, memiliki pH dalam rentang
2,5-3,0 (Easterly, 2002).

Derajat keasaman bio-oil disebabkan adanya kandungan asam


organik yang dihasilkan dalam proses pirolisis. Perbedaan pH disebabkan
oleh ratio bahan baku yang berbeda sehingga kandungan asam organik
yang dihasilkan dalam proses pirolisis juga berbeda. Semakin dominan
ratio limbah tandan kosong kelapa sawit, pH yang dihasilkan juga semakin
rendah. Hal ini disebabkan komposisi lignin pada tandan kosong kelapa
sawit lebih tinggi dibandingkan dengan kulit durian.
Keasaman yang tinggi disebabkan adanya asam asetat dan asam
organic lainnya akibat proses pirolisis yang memecah
lingoselulosa(selulosa, hemiselulosa dan lignin) serta zat lainnya yang
bersifat asam. Dapat dilihat pada grafik, semakin bertambahnya katalis
menyebabkan bertambahnya pH bio-oil. Dengan perlakuan katalis (0%,
2%, 4%, dan 6%) menunjukkan pengaruh peningkatan pH bio-oil. Katalis
akan membantu penguraian lignoselulosa menjadi bio-oil, sehingga
kecenderungan penambahannya mempengaruhi pH bio-oil.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dalam penelitian ini, antara lain :

1. Proses pembuatan bio-oil dari campuran limbah tandan kosong kelapa


sawit dan limbah kulit durian telah dipelajari
2. Proses pembuatan bio-oil dengan variasi massa campuran limbah tandan
kosong kelapa sawit dan limbah kulit durian telah dipelajari
3. Proses pembuatan bio-oil dengan variasi presentase katalis zeolit telah
dipelajari
4. Semakin tinggi rasio massa limbah kulit durian yang digunakan semakin
tinggi yield bio-oil yang dihasilkan
5. Semakin tinggi rasio massa limbah tandan kosong kelapa sawit yang
digunakan semakin rendah pH bio-oil yang dihasilkan

5.2 Saran

Untuk mempelajari lebih jauh pengaruh rasio bahan terhadap kualitas


produk, ada baiknya digunakan lebih banyak variasi rasio agar mendapat data
lebih akurat
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, N. A., Novitaningrum, R., Hakim, I. I., Putra, N., & Koestoer, R. A.
(2018). Investigasi proses pirolisis pada non-sweep gas fixed-bed reactor
untuk memproduksi asap cair dengan bahan baku biomassa. Jurnal Rekayasa
Mesin, 18(1), 9–16.
Azri, R., Bahri, S., & Aman. (2014). PIROLISIS BIOMASSA PELEPAH SAWIT
MENJADI BIO-OIL DENGAN KATALIS NATURAL ZEOLIT
DEALUMINATED (NZA). Jom FTEKNIK, 1(2), 1–11.
Danarto, Y. C., Utomo, P. B., & Sasmita, F. (2010). Pirolisis Limbah Serbuk
Kayu dengan Katalisator Zeolit. Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia
“Kejuangan,” 1–6.
Easterly J.L. 2002. Assessment of bio-oil as a replacement for heating oil.
CONEG Policy Research Center, Inc.
Fardhyanti, D. S., Damayanti, A., & Larasati, A. (2017). Karakterisasi Bio-Oil
dari Hasil Pirolisis terhadap Biomasa. April, 1–7.
http://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/kejuangan/article/view/1898
Hanum, F., Gultom, R., & Simanjuntak, M. (2017). Methylene Blue Adsorption
By Durian Shell Activated Carbon Using. Jurnal Teknik Kimia USU, 6(1),
49–55.
Ismadji, S. (2012). Kulit durian sebagai bahan baku pembuatan bio-oil: sumber
energy terbarukan. Seminar Nasional Teknik Kimia Soebardjo
Brotohardjono IX.
Konwar, L. J., Mikkola, J.-P., Bordoloi, N., Saikia, R., Chutia, R. S., & Kataki, R.
(2018). Sidestreams From Bioenergy and Biorefinery Complexes as a
Resource for Circular Bioeconomy. In Waste Biorefinery. Elsevier B.V.
https://doi.org/10.1016/b978-0-444-63992-9.00003-3
Lima, D. G., Soares, V. C. D., Ribeiro, E. B., Carvalho, D. A., Cardoso, É. C. V.,
Rassi, F. C., Mundim, K. C., Rubim, J. C., & Suarez, P. A. Z. (2004). Diesel-
like fuel obtained by pyrolysis of vegetable oils. Journal of Analytical and
Applied Pyrolysis, 71(2), 987–996.
https://doi.org/10.1016/j.jaap.2003.12.008
Mujiarto, S., Ristianingsih, Y., Amrullah, A., & Khalid, A. (2013). STUDI
PROSES PIROLISIS TANDAN KOSONG SAWIT MENJADI BIO OIL
SEBAGAI. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–
1699. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Purwanto, W. W., Supramono, D., Muthia, R., & Annisa, G. (2012). Konversi
Limbah Kelapa Sawit Menjadi Bio-Oil melalui Proses Catalytic Fast
Pyrolysis dan Konversi Limbah Kelapa Sawit Menjadi Bio-Oil melalui
Proses. Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia Dan Musyawarah
Nasional APTEKINDO 2012, September, 1–10.
Rinaldi, A., Alimuddin, & Panggabean, A. S. (2015). PEMURNIAN ASAP CAIR
DARI KULIT DURIAN DENGAN MENGGUNAKAN ARANG AKTIF.
Journal of the Japanese Society of Pediatric Surgeons, 4(1), 156–157.
https://doi.org/10.11164/jjsps.4.1_156_2
Salamah, S. (2019). Recycle Limbah Polyethylene Terepthalate Melalui Proses
Pirolisis Dengan Katalis Silika-Alumina Recycling of Polyethylene
Terepthalate Waste Through Pyrolysis Process with Silica – Alumina
Catalyst. 14(1).
Sukma, A. A., Bahri, S., & Aman. (2014). KONVERSI TERMAL KAYU
KETAPANG (TERMINALIA CATAPPA L.) MENJADI BIO-OIL
DENGAN TEKNOLOGI PIROLISIS MENGGUNAKAN KATALIS
NiMo/NZA Ari. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas
Riau, 1(1), 1–14.
Sumianto, A., Bahri, S., & Khairat. (2016). PEMBUATAN BIO-OIL DARI
TANDAN KOSONG SAWIT DAN PELEPAH SAWIT DENGAN
TEKNOLOGI PIROLISIS MENGGUNAKAN KATALIS Ni/NZA. Jom
FTEKNIK, 3(2), 1–10.
Wibowo, S., & Hendra, D. (2015). KARAKTERISTIK BIO-OIL DARI
RUMPUT GELAGAH (Saccharum spontaneum Linn.) MENGGUNAKAN
PROSES PIROLISIS CEPAT. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 33(4), 347–
363. https://doi.org/10.20886/jphh.v33i4.935.347-363
Sarwono, R, Arief, H., Rizka, P., Hendris, H. K., & Fatah S. (2016). KONVERSI
LIMBAH TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT MENJADI GLUKOSA
DENGAN PROSES HIDROTERMAL TANPA MELALUI PROSES
PRETREATMENT. BIOPROPAL INDUSTRI. 7(2): 63-71.
Sukseswati, D.D. 2010. KARAKTERISTIK SIFAT FISIK DAN KIMIA
MINYAK HASIL PIROLISIS LAMBAT CAMPURAN SAMPAH
KERTAS DAN DAUN. Skripsi. Universitas Sebelas Maret.
Syahrir, M, dan Mahayati. 2019. Pengolahan Limbah Tongkol Jagung Menjadi
Asap Cair dengan Metode Pirolisis Lambat. INTEK Jurnal Penelitian. 6
(1): 69-74.
Wai, Wong Wei dkk. 2009. Optimization of Pectin Extraction from Durian Rind
(Durio zibethinus) Using Response Surface Methodology. Journal of
Food Science. 74 (8):C63.
Wardana, N.Y. Novi, C., &Thoharudin. (2016). PIROLISIS LAMBAT
CAMPURAN CANGKANG SAWIT DAN PLASTIK DENGAN
KATALIS ZEOLIT ALAM. .Jurnal Penelitian Hasil Hutan. 34(1): 61-76.
Wibowo, S. (2016). Karakteristik bio-oil dari limbah industri hasil hutan
menggunakan pirolisis cepat. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 34(1), 61–
76.
LAMPIRAN
LAMPIRAN GAMBAR
LAMPIRAN PERHITUNGAN

Anda mungkin juga menyukai