SUPERCRITICAL CO2
SEMINAR
BIMA SETYAPUTRA
NPM 1406604664
DEPOK
JANUARI 2021
i
Universitas Indonesia
Diajukan sebagai salah satu syarat lulus mata kuliah Metodologi
Penelitian dan Seminar
Seminar ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik
yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
NPM : 1406604664
Tanda Tangan :
iii
Universitas Indonesia
HALAMAN PENGESAHAN
DEWAN PENGUJI
iv
Universitas Indonesia
KATA PENGANTAR/UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat- Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar
Sarjana Teknik, Jurusan Teknik Kimia pada Fakultas Teknik Universitas
Indonesia. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah
sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terima kasih kepada:
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.
Penulis
v
Universitas Indonesia
ABSTRAK
Propolis adalah salah satu produk dari hasil produksi lebah yang akhir akhir
ini menjadi sangat popular baik dikalangan peneliti maupun konsumen di
Indonesia dan bahkan di dunia karena khasiat dari produk ini bagi kesehatan.
Dalam seminar ini digunakan teknik ekstraksi dengan menggunakan
Supercritical CO2. Proses ini memisahkan satu atau lebih komponen dari
komponen lainnya menggunakan supercritical CO2 sebagai senyawa
ekstraksi.
Studi yang dilakkukan terhadap ekstraksi propolis menggunakan supercritical
CO2 extraction (S-CO2) mampu menghasilkankan ekstrak propolis sebesar 14.4%
(Boy Arief Facri et al., 2019) sampai 41% (Chen C. R. et al., 2008).
Desain pabrik pengolahan propolis dalam studi ini didasarkan atas Google Patens
No. CN102429140B yang menghasilkan rata-rata ekstrak propolis 30% dengan
waktu ekstrak selama 4 Jam.
Kata kunci:
Air limbah batik, COD, BOD, Color, Membrane
vi
Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL............................................................................ i
HALAMAN JUDUL .............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................. iv
KATA PENGANTAR............................................................................. v
ABSTRAK............................................................................................... vi
DAFTAR TABEL................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR............................................................................... x
vii
Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
Halaman
viii
Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
Halaman
ix
Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
Propolis adalah salah satu produk dari hasil produksi lebah yang akhir
akhir ini menjadi sangat popular baik dikalangan peneliti maupun konsumen di
Indonesia dan bahkan di dunia karena khasiat dari produk ini bagi kesehatan.
Propolis merupakan bahan resin yang dikumpulkan lebah dari eksudat tanaman
disekitarnya yang kemudian dicampur dengan air liur lebah dan lilin. Propolis
yang dihasilkan oleh lebah ini kemudian dikumpulkan untuk melindingi sarang
mereka. Selain untuk melindungi sarang mereka dari cuaca dingin maupun
hujan, propolis juga mampu untuk menjerat serangga atau hewan lain dan
digunakan juga untuk mencegah serangga tersebut membusuk. Itulah kenapa
Propolis juga disebut lem lebah. Kata Propolis sendiri dalam Bahasa Latin
berarti pintu gerbang kedalam kota.
1
Universitas Indonesia
mempengaruhi permeabilitas membrane seluler mikroorganime dan produksi
adenosin trifosfat (ATP) serta menurunkan mobilitas bakteri (Bueno-Silva et.
Al., 2016).
Di Eropa, propolis biasanya diambil dari spesies lebah bernama Apis sp,
sebaliknya di Asia, Apis tidak menghasilkan propolis. Di Indonesia, spesies
lebah bernama Trigona sp, diketahui memproduksi lebih banyak propolis dengan
sedikit madu (Fatoni et al, 2008). Di Indonesia, Trigona sp. Banyak didapatkan
dibeberapa wilayah seperti Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Lombok
(Hasan et al, 2014, Rasmussen and Cameron, 2010). Sebuah penelitian berhasil
menemukan komposisi bioactive dari Trigona sp, seperti Flavanoids (myretin,
pinobanksin, quercetin, kaempfenol, galangin, chrysin), phenolic acids (ferulic
acid, p-coumaric acid, caffeic acid, cinnamic acid) dan ester (caffeic acid phenyl)
(boy Arief Fachri et al, 2019)
4
Universitas Indonesia
Dipihak lain, ultrasonic extraction (UAE) diklaim sama cepatnya dengan
baik metoda MAE amupun SFE dalam ekstraksi popolis. Energi ultrasonik yang
ada dihasilakan mampu menghasilkan ekstrak bioktif secara cepat. Teknologi ini
mampu mengurangi waktu proses ekstraksi dan meningkatkan hasil ekstraksi.
Keuntungan pemakaian teknologi UAE adalah memberikan persentase yang
lebih tinggi untuk mendapatkan senyawa phenolic dibandingkan dengan MAE.
Dengan memakai ultrasonic menghasilkan 50% phenolic setelah 30 menit
periode ekstraksi, sedangkan dengan memakai teknik MAE menghasilkan 40%
phenolic setelah melakukan 2x 10 detik radiasi gelombang microwave. Metode
ini terbukti mengurangi waktu proses ekstraksi (Trusheva et al, 2007).
6
Universitas Indonesia
Trigona sapiens (Boy Arief Fachri et al., 2019). Hasil dari penelitian tersebut
bisa dilihat di Table 1.2
7
Universitas Indonesia
Ethyl Acetate (99.9%), n-hexane (99.9%), Methanol (99%), air, acetic acid
(99.8%) dan silica gel untuk digunakan sebagai alat pemurnian lebih lanjut.
8
Universitas Indonesia
BAB 2
9
Universitas Indonesia
3. Menyalakan peralatan supercritical CO2 dengan mengatur tekanan dan
suhu sehingga propolis bisa diekstraksi dengan CO2 dalam kondisi
supercritical dalam bentuk cair didalam tabung ekstraksi.
4. Menambahkan bubuk kakao kedalam propolis yang telah diekstraksi dan
dimurnikan dalam proporsi yang berbeda-beda. Kakao ditambahkan
untuk menambah mineral dan vitamin seperti B2, kalium, magnesium,
kalsium dan zat besi.
5. Propolis yang dihasilkan berbentuk kotak yang kemudian digiling dan
diaduk rata agar propolis menjadi berbentuk tepung.
6. Metode patent ini merupakan metode pemisahan fisik murni dan tidak
menggunakan zat pembawa seperti ethanol sehingga bahan aktif propolis
akan tetap sama.
7. Proses dengan metode ini akan menghasilkan ekstrak propolis 30% dari
propolis mentah dalam jangka pemrosesan 4 jam.
1. Ekstraktor CO2
10
Universitas Indonesia
2. Separator Tank
3. Distillation Column
4. Pompa CO2 Bertekanan Tinggi
5. Pompa Entrainer
6. Chiller
7. Heat Exchanger
8. Purifier System
9. Pressure Stabilizing System dari Ketel Ekstraksi
10. CO2 Storage Tank
11. Flow Meter
12. Temperature Gauge
13. Pressure Control (protection) system
Secara sederhana proses ekstraksi superficial CO2 extraction bisa dilihat pada
Gambar 2.1, adapun desain layout peralatan ekstraksi propolis bisa
digambarkan dalam Gambar 2.2 dan layout pabrik seperti pada gambar 2.3.
11
Universitas Indonesia
Gambar 2.2. Layout Peralatan Superficial CO2 Extraction
12
Universitas Indonesia
Untuk bisa memproduksi ekstrak propolis dengan kapasitas 20 ton per tahun atau
56 kg per hari dibutuhkan spesifikasi peralatan sebagai berikut:
1. Ketel ekstraksi
Dimana propolis mentah ditempatkan. Dengan asumsi 1 kg propolis
mentah yang telah digiling mempunyai volume 1 liter maka dibutuhkan ketel
ektraksi dengan volume minimal 93.5 ltr dalam 1 kali production cycle hal ini
ukuran ditetapkan 100 L atau canister ukuran 50L x 2. Ketel yang dibutuhkan
juga mampu digunakan ditekanan sebesar 20 -36 Mpa yang merupakan
tekanan yang dibutuhkan untuk ekstraksi memakai metode superficial CO 2
extraction.
2. Ketel separator
Ukuran disesuaikan dengan ukuran ketel ekstraksi, dalam hal ini ukuran
Separator ditetapkan sebesar 20L x 2 yang mampu digunakan pada tekanan
maksimum 30 Mpa. Bahan-bahan yang efektif akan diendapkan di dasar
pemisah.
4. Sistem Pendingin
Dilengkapi dengan kompresor untuk memenuhi untuk mencegah
sistem over-heating. Satu set mesin pendingin air dan tangki penyimpanan air
dipasang agar proses ekstraksi CO2 berjalan dengan sukses.
13
Universitas Indonesia
Ekstraktor, pemisah, dan kolom distilasi dilengkapi dengan sistem
pemanas dan pendingin serta sistem kontrol suhu independen. Untuk kisaran
suhu sirkulasi air: suhu kamar - hingga 85 ℃; Kisaran suhu sirkulasi oli: suhu
kamar hingga 150 ℃; Untuk akurasi cairan CO2 adalah ± 1 ℃ menggunakan
pengukur suhu digital.
8. Mesin grinder
9. Perpipaan
14
Universitas Indonesia
Yang termasuk disini adalah, wadah kontainer, valves, fitting, pipa, pipe
fitting dan pipa-pipa. Semua alat perpipaan dibuat dari bahan stainless steel.
Adapun perincian alat dan jumlah masing-masing item bisa dilihat di Table 2.1
Biaya -biaya yang timbul dalam investasi dan operasional ini hanya dihitung
berdasarkan perkiraan biaya kapital dan biaya operasional bulanan tidak termasuk
biaya bahan mentah seperti propolis mentah, kokoa dll.
1. Tempat Usaha
15
Universitas Indonesia
No Uraian Harga/Bulan
1 Sewa Tempat Rp 4,000,000
Rp 4,000,000
2. Peralatan
a. Peralatan kerja
No Uraian Vol Satuan Harga/Sat Jumlah Rp.
1 CO2 Ext Machine 1 Unit Rp 1,400,000,000 Rp 1,400,000,000
Tabung gas CO2 12
2 kg 4 bh Rp 4,000,000 Rp 12,000,000
Peralatan Lain-Lain
3 (hoist,komputer dll) bh Rp 30,000,000 Rp 30,000,000
Rp
Satua
3. DATA OPERASI Vol n
Kapasitas produksi/hari 56 Kg
Hari kerja perbulan 24 hari
4. Biaya Operasi
Kebutuhan bahan
a. baku
Vol. Jumlah
No Uraian bahan Satuan Harga /sat Total Jumlah Total
1 Propolis Mentah 187 kg Rp Rp
16
Universitas Indonesia
2 Kokoa 5 kg Rp Rp
Jumlah biaya bahan baku Rp Rp
b. Pembantu
Vol. Jumlah
No Uraian bahan Satuan Harga /sat Total Jumlah Total
4 Plastik 200 bh Rp Rp
5 Kemasan karton 10 bh Rp Rp
Jumlah biaya bahan
pembantu Rp Rp
Kebutuhan Opersional
Vol. Jumlah
No Uraian bahan Satuan Harga /sat Total Jumlah Total
DAFTAR PUSTAKA
17
Universitas Indonesia
3. Popova, M.P., Graikou, K., Chinou, I., Bankova, V.S., 2010. GC-MS profiling of
diterpene 629 compounds in mediterranean propolis from Greece. J. Agric. Food
Chem. 58, 3167–3176.
4. Marcucci, M.C.; Rodriguez, J.; Ferreres, F.; Bankova, V.; Groto, R.; Popov, S.
Chemical Composition of Brazilian Propolis from Sao Paulo State. Zeitschrift für
Naturforsch. C 1998, 53, 117–119. [CrossRef]
5. Boy Arief Fachria,∗, Puspita Sarib, Sih Yuwantib, Erna Subroto “Experimental
study and modeling on supercriticalCO2extraction of Indonesian raw propolis
usingresponse surface method: Influence of pressure,temperature and CO2mass
flowrate on extraction yield” Elsevier 2019
7. Almutairi, S., Edrada-Ebel, R., Fearnley, J., Igoli, J.O., Alotaibi, W.,Clements,
C.J., Gray, A.I., Watson, D.G., 2014. Isolation ofditerpenes and flavonoids from a
new type of propolis from Saudi Arabia.
http://dx.doi.org/10.1016/j.phytol.2014.08.022.
9. Chen, C.R., Lee, Y.N., Chang, C.M.J., Lee, M.R., Wei, I.C., 2007.Hot-pressurized
fluid extraction of flavonoids and phenolicacids from Brazilian propolis and their
cytotoxic assay invitro. J. Chinese Inst. Chem. Eng. 38, 191–196,
10. Chen, C.R., Lee, Y.N., Lee, M.R., Chang, C.M.J., 2009. Supercriticalfluids
extraction of cinnamic acid derivatives from Brazilianpropolis and the effect on
growth inhibition of colon cancercells. J. Taiwan Inst. Chem. Eng. 40, 130–135,
11. Cunha, I.B.S., Sawaya, A.C.H.F., Caetano, F.M., Shimizu, M.T.,Marcucci, M.C.,
Drezza, F.T., Povia, G.S., Carvalho, P.D.O., 2004.Factors that influence the yield
and composition of Brazilianpropolis Brazilianpropolis extracts. J. Braz. Chem.
Soc. 15, 964–970,
12. de Funari, C.S., de Oliveira Ferro, V., Mathor, M.B., 2007. Analysisof propolis
from Baccharis dracunculifolia DC (Compositae) andits effects on mouse
fibroblasts. J. Ethnopharmacol. 111,206–
13. Pietta, P. G. (2000). Flavonoids as antioxidants. Journal of Natural Products, 63(7), 1035-
1042.
14. Pietta, P. G., Gardana, C., & Pietta, A. M. (2002). Analytical methods for quality
control of propolis. Fitoterapia, 73, S7-S20
15. You, G.S., Lin, S.C., Chen, C.R., Tsai, W.C., Chang, C.J., 2002. Supercritical
carbon dioxide extraction enhances flavonoids in water-soluble propolis. J.
Chinese Inst. Chem. Eng. 33, 233–241.
18
Universitas Indonesia
16. Popova, M.; Giannopoulou, E.; Skalicka-Wo´zniak, K.; Graikou, K.; Widelski, J.;
Bankova, V.; Kalofonos, H.; Sivolapenko, G.; Gaweł-B˛eben, K.; Antosiewicz, B.;
et al. Characterization and biological evaluation of propolis from Poland.
Molecules 2017, 22, 1159. [CrossRef] [PubMed]
17. Patel, J.; Ketkar, S.; Patil, S.; Fearnley, J.; Mahadik, K.R.; Paradkar, A.R.
Potentiating antimicrobial ecacy of propolis through niosomal-based system for
administration. Integr. Med. Res. 2014, 4, 94–101. [CrossRef]
18. Farida, S.; Sahlan, M.; Rohmatin, E.; Adawiyah, R. The beneficial e
ect of Indonesian propolis wax from Tetragonula sp. as a therapy in limited vaginal
candidiasis patients. Saudi J. Biol. Sci. 2020, 27, 142–146.
19. Bueno-Silva, B.; Marsola, A.; Ikegaki, M.; Alencar, S.M.; Rosalen, P.L. The e
ect of seasons on Brazilian red propolis and its botanical source: Chemical
composition and antibacterial activity. Nat. Prod. Res. 2016, 31,1318–1324.
[CrossRef]
19
Universitas Indonesia